Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Manajemen Kelas


Dosen pengampu: Adzimatnur Muslihasari, M.Pd.

Disusun oleh:
Ahmad Firdaus (16862060)
Cholidatul Izza (1686206038)
Dike Rinanda N (16862060)
Heny Rizki Meriana (16862060)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT
Oktober, 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah, SWT atas limpahan rahmat,
karunia, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “
Manajemen Kelas” yang akan membahas tentang “Pendekatan dalam Manajemen
Kelas” tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan YME, atas berkat rahmatnya kami masih bisa menyelesaikan tugas
makalah ini.
2. Ibu Adzimatnur Muslihasari, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Manajemen
Kelas Universitas Islam Raden Rahmat.
3. Orang tua yang telah membantu baik moril maupun materiil.
4. Rekan-rekan yang ikut berpartisipasi dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini dibuat bukan hanya untuk melengkapi tugas mata kuliah
Manajemen Kelas akan tetapi juga diharapkan dapat menjadi pedoman untuk
menambah pengetahuan tentang “Pendekatan dalam Manajemen Kelas”. Kami
menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik dari isi,
pengungkapan, serta sistematika penulisan karena keterbatasan pengetahuan serta
kemampuan yang kami miliki.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran konstruktif yang
dapat kami gunakan sebagai masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penulis
khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, 24 Oktober 2018

Penulis

MANAJEMEN KELAS SD

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Intruksional dalam Manajemen Kelas...................................3
2.2 Pendekatan Proses Kelompok dalam Manajemen Kelas..........................6
2.3 Pendekatan Sosio-Emosional dalam Manajemen Kelas...........................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

MANAJEMEN KELAS SD

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Guru perlu menyadari bahwa peranannya adalah sebagai manajerial


aktivitas yang harus bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan
manajemen kelas. Memanajemen kelas dalam proses pemecahan masalah
bukan terletak pada banyaknya macam kepemimpinan dan kontrol, tetapi
terletak pada keterampilan memberikan fasilitas yang berbeda-beda terhadap
peserta didik. Seorang guru harus memiliki, memahami, dan keterampilan
dalam menggunakan bermacam- macam pendekatan dalam manajemen kelas,
meskipun tidak semua pendekatan yang dipahami dan dimilikinya
dipergunakan sekaligus. Dalam artian, guru harus terampil memilih bahkan
merangkai pendekatan yang dianggap meyakinkan untuk mengatasi masalah
manajemen kelas dengan tepat.

Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan


pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara
optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu
kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada
hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di
sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi
diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan. Pengelolaan kelas tidak hanya
berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas.

Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan


mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar
mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi
penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat
aturan kelompok yang produktif. Pengelolaan kelas diperlukan karena dari

MANAJEMEN KELAS SD

1
hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa
selalu berubah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang kami kaji antara lain:
1. Apakah yang dimaksud pendekatan instruksional dalam manajemen
kelas?
2. Apa kelebihan dan kekurangan pendekatan instruksional?
3. Bagaimana implementasi pendekatan instruksional di Sekolah Dasar?
4. Apakah yang dimaksud pendekatan proses kelompok?
5. Apa kelebihan dan kekurangan pendekatan proses kelompok?
6. Bagaimana implementasi pendekatan proses kelompok di Sekolah
Dasar?
7. Apakah yang dimaksud pendekatan sosio-emosional?
8. Apa kelebihan dan kekurangan pendekatan sosio-emosional?
9. Bagaimana implementasi pendekatan sosio-emosional di Sekolah
Dasar?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pendekatan instruksional dalam manajemen kelas


2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan instruksional
3. Untuk mengetahui implementasi pendekatan instruksional di SD
4. Untuk mengetahui pengertian pendekatan proses kelompok
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan proses
kelompok
6. Untuk mengetahui implementasi pendekatan proses kelompok di SD
7. Untuk mengetahui pengertian pendekatan sosio-emosional
8. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan sosio-
emosional
9. Untuk mengetahui implementasi pendekatan sosio-emosional di SD

MANAJEMEN KELAS SD

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Intruksional dalam Manajemen Kelas

2.1.1 Pengertian Pendekatan Intruksional dalam Manajemen Kelas


Istilah system diartikan sebagai suatu konsep yang abstrak. Definisi
secara sederhana menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat komponen
atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan “Instruction” yang diterjemahkan menjadi “pembelajaran atau
pengajaran” dan “bahan instruksi” dalam arti perintah, oleh Saylor Alexander
(1976) diartikan sebagai pelaksanaan kurikulum atau dalam pengertian lebih
khusus “instruction” merujuk pada “proses belajar mengajar”. Jadi “sistem
instruksional” digunakan untuk menunjukkan suatu “proses belajar mengajar”
atau “proses pengajaran” atau lebih tepat lagi “proses pembelajaran”.
Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan kepada
pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat
akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas.
Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil
perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru
adalah merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik. Para
penganjur pendekatan instruksional dalam manajemen kelas cenderung
memandang perilaku instruksional guru mempunyai potensi mencapai dua
tujuan utama manajemen kelas yaitu mencegah timbulnya masalah manajerial
dan memecahkan masalah manajerial kelas.

Cukup banyak contoh yang membuktikan banwa kegiatan belajar-


mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik .adalah
merupakan faktor utama dalam pencegahan timbulnya masalah manajemen
kelas. Sebaliknya banyak kenyataan yang mendukung pendirian bahwa
kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan tidak
baik adalah penyebab utama timbulnya masalah manajemen kelas. Oleh
karena itu, para pengembang pendekatan instruksional meyakinkan guru

MANAJEMEN KELAS SD

3
dalam mengembangkan strategi menajemen kelas memperhatikan hal-hal
berikut ini:

1) menyampaikan kurikulum dan pelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai,


2) menerapkan kegiatan yang efektif,
3) menyediakan daftar kegiatan rutin kelas,
4) memberikan pengarahan yang jelas,
5) menggunakan dorongan yang bermakna,
6) memberikan bantuan mengatasi rintangan,
7) merencanakan perubahan lingkungan,
8) mengatur kembali struktur situasi.
Kunci keberhasilan manajemen kelas ialah kemampuan guru
mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar. Hal itu
akan mencegah perhatian yang kurang, kebosanan, dan perilaku menyimpang.
Guru yang berhasil ialah guru yang rnenyajikan pelajaran yang disiapkan
dengan baik, yang berlangsung dengan lancar, dan dengan tempo yang baik,
tepat dan jelas arahnya, memberikan kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan dan minat peserta didik.

2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan pendekatan intruksional


1. Kelebihan pendekatan instruksional
a. Mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik
yang kurang baik.
b. Mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas.Tujuan
itu adalah mencegah timbulnya masalah manajerial,memecahkan
masalah manajerial kelas.
c. Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil
perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru
adalah merencanakan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta
didik.
2. Kekurangan pendekatan instruksional
Pendekatan ini lebih mengutamakan kebutuhan materi peserta didik. Pada
pendekatan ini peserta didik harus mengikuti pola guru.
MANAJEMEN KELAS SD

4
2.1.3 Implementasi Pendekatan Instruksional
Penggunaan sistem instruksional dalam pembelajaran didalam kelas
dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap.
a. Tahap awal
Tahap pembelajaran awal ini adalah langkah pertama sebelum materi
pembelajaran berlangsung, yaitu memberikan pencerahan terhadap pola pikir
siswa tentang apa yang ingin diajarkan, diberikan bayangan sebelum
memasuki tahap yang serius, tahap awal ini memiliki banyak teori dan
metode yang bias digunakan diantaranya adalah mengatur tatanan kelas yang
nyaman dan efektif seperti group resume (resume kelompok) prosedurnya
dibentuk seperti :

Bagilah peserta kedalam beberapa kelompok, terdiri dari 3 sampai 6


anggota. Beritahukan kepada mereka bahwa kelas memiliki kesatuan bakat
dan pengalaman yang sangat hebat. Memberikan motivasi kepada setiap
kelompok agar aktif dan bervariasi dalam menela’ah materi.
b. Inti
Pada tahapan ini pengajar menguraikan materi yang diajarkan kepada
siswa dengan menggunakan metode dan teknik yang nyaman dan mudah
dimengerti oleh siswa sehingga siswa tidak mudah jenuh dan tidak cepat
merasa bosan Bagilah kelas menjadi empat kelompok Masing-masing
kelompok diberi tugas, kelompok pertama sebagai penanya, kelompok kedua
sebagai orang yang setuju, kelompok yang ketiga sebagai orang yang tidak
setuju, sedangkan yang terakhir sebagai pemberi contoh. Sampaikan pelajaran
yang didasarkan dengan pelajaran Suruhlah tiap-tiap tim untuk bertanya,
sepakat dansebagainya.
c. Tahap Akhir
Setelah materi diberikan kepada siswa dan waktu telah hampir habis
untuk pembelajaran maka tahapan yang paling akhir ialah bagaimana siswa
belajar agar tidak luptentunya dengan berbagai strategi yang bias digunakan
salah satunya adalah Reviewing Strategies (meninjau ulang). Salah satu cara
paling meyakinkan untuk menjadikan belajar tepat adalah menyertakan
waktu untuk meninjau apa yang telah dipelajari. Materi yang telah ditinjau
MANAJEMEN KELAS SD

5
(review) oleh peserta didik mungkin disimpan lima kali lebih banyak dari
materi yang tidak ditinjau. Hal itu karena peninjauan memudahkan peserta
didik untuk mempertimbangkan informasi dan menemukan cara-cara untuk
menyimpannya dalam otaknya.
2.2 Pendekatan Proses Kelompok dalam Manajemen Kelas
2.2.1 Pengertian Pendekatan Proses Kelompok dalam Manajemen Kelas
T.Raka Joni mengatakan bahwa proses kelompok adalah usaha
mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai
pertimbangan individual sehingga tercipta kondisi kelas yang bergairah dalam
belajar.
Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan
kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok
memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi- kondisi yang
memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, selain itu guru
juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi
kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi,
mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Proses Kelompok


1. Kelebihan Pendekatan Proses Kelompok
a. Melatih siswa dalam mengembangkan sikap kepemimpinan, kerjasama,
komunikasi.
b. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan
perbuatan.
c. Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok
untuk tampil sebagai kelompok yang terbaik.
d. Kemungkinan terjadi adanya transfer pengetahuan antar sesama
kelompok.
e. Timbul rasa kesetiakawanan sosial antar kelompok
2. Kekurangan Pendekatan Proses Kelompok

MANAJEMEN KELAS SD

6
a. Dalam kelompok biasanya akan ada siswa yang aktif, dan pasif. Siswa
yang pasif cenderung akan bersikap masa bodoh terhadap permasalahan
karena ia menggatungkan situasi kepada temannya yang aktif tersebut.
b. Persaingan yang tidak sehat akan terjadi manakala guru tidak dapat
memberikan pengertian kepada siswa
c. Sifat dan kemampuan individual kadang-kadang terasa diabaikan
d. Jika tugas yang diberikan kepada kelompok masing-masing kemudian
tidak diberi batas-batas waktu tertentu, maka cendrung tugas tersebut
diabaikan atau terabaikan
2.2.3 Implementasi Pendekatan Proses Kelompok
Dalam menerapkan pendekatan proses kelompok, guru harus mampu
menciptakan kelompok belajar yang efektif dan produktif. Oleh karena itu,
adanya model pembelajaran yang berorientasi pada kelompok akan
menunjang penerapan pendekatan proses kelompok, contohnya adalah model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini mengutamakan kerjasama
dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh
beberapa ahli antara lain Slavin (1985), Lazarowitz (1988), dan Sharan (1990
adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Langkah-langkah dalam penerapan tipe jigsaw adalah:
1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 – 6
siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda, digolongkan dari tingkat
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Kelompok ini disebut
kelompok asal. Jumlah anggota kelompok asal disesuaikan dengan
jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari sesuai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Setiap siswa dalam kelompok diberi
tugas mempelajari salah satu bagian materi tersebut. Siswa dengan
materi yang sama membentuk kelompok yang disebut kelompok ahli,
dan bekerja sama dengan kelompok tersebut untuk mendiskusikan

MANAJEMEN KELAS SD

7
materi yang sama tadi, serta menyusun cara untuk menyampaikan
kembali kepada anggotanya di kelompok asal.
2. Setelah berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,
kemudian masing-masing kelompok melakukan presentasi yang
dilakukan secara acak (pengundian) dari salah satu anggota kelompok
untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya.
3. Guru memberikan kuis pada siswa secara individual.
4. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai kuis individual.
5. Materi sebaiknya dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi
pembelajaran.
6. Perlu diperhatikan bahwa menggunakan jigsaw untuk belajar materi
baru, maka perlu disiapkan suatu tuntutan dan isi materi yang runtut
serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (number head together)
Pada umumnya tipe NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam
penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada
siswa sesuai kompetensi yang akan dicapai.
2. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar (awal).
3. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4 – 5
siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor.
4. Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam
kelompok.
5. Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor
anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban siswa tersebut merupakan
wakil jawaban kelompok.
6. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan,
dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
7. Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual.

MANAJEMEN KELAS SD

8
8. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
berdasarkan perolehan skor kuis individual.

2.3 Pendekatan Sosio-Emosional dalam Manajemen Kelas


2.3.1 Pengertian Pendekatan Sosio-Emosional dalam Manajemen Kelas
Pendekatan Sosio-Emosional merupakan pendekatan yang dipergunakan
untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, dapat menciptakan
hubungan yang positif antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan
siswa dengan mengutamakan komunikasi secara efektif, menunjukkan
keakraban dan sikap yang bersahabat terhadap siswa dan memberikan
motivasi yang dapat membangkitkan semangat baru bagi siswa untuk
berbuat.
Dalam pendekatan sosio-emosional dalam pengelolaan kelas terdapat
beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya, yaitu :
1. Menurut Carl A. Rogers
Pokok pikiran Rogers menyatakan bahwa faktor yang amat berpengaruh
terhadap peristiwa belajar adalah mutu sikap yang ada dalam hubungan
interpersonal antara guru (sebagai fasilitator) dan siswa (sebagai pelajar).
Menurut Rogers, beberapa sikap yang perlu dimiliki guru untuk membantu
siswa belajar adalah:
a. Sikap kesadaran akan diri sendiri, keterbukaan dan tidak berpura-pura.
Guru perlu mengenal dirinya dengan baik dan menampilkan dirinya
sendiri sebagai mana adanya. Guru hendaknya menyadari perasaan-
perasaannya sendiri, menerima perasaan itu dan jika perlu
mengkomunikasikan perasaan itu. Tindakan guru harus sesuai dengan
perasaan itu dan tidak pernah berpura-pura. Pengembangan hubungan
interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif amat dipengaruhi oleh
kemampuan guru menampilkan dirinya sebagaimana adanya. Menurut
Rogers, penampilan diri sebagaimana adanya merupakan sikap yang paling
penting yang mempengaruhi proses belajar.
b. Sikap menerima, menghargai, mau membantu, dan percaya.

MANAJEMEN KELAS SD

9
Penerimaan guru merupakan sikap kedua yang juga amat penting dalam
membantu siswa belajar. Penerimaan guru mengisyaratkan bahwa guru
memandang siswa sebagai individu yang berharga. Hal ini juga menandakan
adanya kepercayaan guru kepada siswa. Jika tingkah laku siswa diterima
guru, maka siswa itu akan merasa bahwa ia dipercaya dan dihormati. Dengan
demikian, guru yang menghormati dan mempercayai siswa akan mempunyai
kesempatan yang besar untuk menciptakan sosio-emosional yang dapat
membantu kesuksesan belajar siswa.
c). Sikap mau mengerti dengan penuh empati
Pengertian dengan penuh empati merupakan kemampuan guru untuk
memahami keadaan siswa sesuai dengan pandangan siswa itu sendiri.
Kemampuan ini menunjukkan kepekaan guru terhadap perasaan-perasaan
siswa dan kepekaan guru untuk tidak memberikan penilaian terhadap keadaan
siswa. Pengertian mendalam yang tanpa disertai penilaian ini perlu dilengkapi
empati dari guru terhadap siswa. Jika hal ini terjadi, maka siswa akan merasa
bahwa guru mengerti apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh siswa. Dengan
demikian, hubungan interpersonal dan sosio – emosional yang positif akan
berkembang, dan selanjutnya pengaruh besar terhadap kegiatan belajar siswa.
2. Menurut Haim C. Ginnot
Dalam pengembangan pendekatan sosio-emosional yang positif Ginot
menekankan pentingnya komunikasi yang diselenggarakan oleh guru. Jika
guru dihadapkan pada perilaku siswa yang tidak menyenangkan, guru
disarankan agar menjelaskan apa yang dilihatnya, apa yang dirasakan, dan
apa yang sebaliknya dilakukan. Sebagai tambahan, Ginot mengemukakan
sebuah daftar saran tentang cara-cara yang hendaknya dilakukan oleh guru
dalam berkomunikasi secara efektif, yaitu sebagai berikut :
a. Alternatif pembicaraan pada keadaan siswa. Janganlah menilai sifat atau
pribadi siswa, sebab hal ini dapat merendahkan martabat siswa.
b. Hilangkanlah kekerasan dengan himbauan kerjasama dan penyajian
kesempatan bagi para siswa untuk bertindak secara bebas.
c. Kenalilah, terimalah dan hormatilah ide-ide serta perasaan-perasaan siswa
yang dapat membangkitkan kesadaran akan harga diri mereka.

MANAJEMEN KELAS SD

10
d. Jelaskan prosesnya, bukan menilai hasil-hasilnya. Berikanlah bimbingan
bukan kritik.
e. Hindarilah pertanyaan-pertanyaan atau komentar-komentar yang dapat
menimbulkan kemarahan .
f. Hindarilah penggunaan kata-kata kasar, sebab hal itu dapat menghilangkan
harga diri siswa.
g. Tahanlah keinginan untuk memberi pemecahan masalah yang segera
terhadap masalah yang dihadapi siswa: pakailah waktu yang tersedia untuk
membimbing siswa sehingga mereka mampu mengatasi sendiri masalah
itu.
h. Berusahalah untuk berbicara singkat saja misalnya hindari pemberian
ceramah yang panjang- lebar dan bertele-tele karena hal itu tidak akan
memotivasi siwa.
i. Perhatikan dan amatilah pengaruh kata-kata tertentu terhadap siswa.
j. Pakailah pujian-pujian yang bersifat menghargai siswa, karena hal itu
bersifat produktif misalnya hindarilah pemakaian pujian-pujian atas
pertimbangan-pertimbangan yang tidak wajar, karena hal itu bersifat
destruktif.
k. Dengarkanlah apa yanng dikatakan para siswa dan doronglah mereka
untuk menyatakan ide- ide dan perasaan-perasaan mereka.

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Sosio-Emosional


1. Kelebihan Pendekatan Sosio-Emosional
a. Membantu siswa dalam menilai/berpendapat tentang perilakunya yang
menjadi masalah sehingga dapat terwujud perilaku yang baik
dikemudian hari.
b. Siswa merasa nyaman di kelas kerena terjalin hubungan yang baik
dengan guru.
c. Penyelesaian suatu masalah dipecahkan bersama melalui pertemuan
kelas.
d. Pelajaran diyakini akan lebih mudah diterima karena siswa merasa
nyaman, tentram dan aman dengan situasi yang ada.

MANAJEMEN KELAS SD

11
e. Terbinanya sikap demokratis.
f. Selalu ada penghargaan , jadi setiap kegagalan tidak akan membunuh
motivasi siswa.
g. Siswa belajar untuk saling menghargai teman ataupun guru.
2. Kekurangan Pendekatan Sosio-Emosional
a. Sangat bergantung pada hubungan yang positif, jadi bagaimana seorang
guru tersebut melakukan tindakan pendekatan dengan cara penyuluhan
dan hal itu kurang relevan dalam menciptakan lingkungan belajar yang
efektif.
b. Apabila hubungan siswa terlalu dekat dengan guru atau guru terlalu
baik akan menimbulkan sikap siswa yang terlalu bebas.
c. Sulit untuk memahami karakter emosi setiap siswa di kelas, maka
diperlukan ketrampilan guru yang lebih untuk membuat kelas benar-
benar kondusif.

2.3.3 Implementasi Pendekatan Sosio-Emosional


Penerapan Pendekatan Sosio-Emosional menjaga komunikasi secara
efektif, memberikan motivasi atau dorongan terhadap siswa untuk mengubah
perilaku siswa yang menyimpang. Penerapan Pendekatan Sosio-Emosional
pada kelas tinggi dengan penerapan Pendekatan Sosio-Emosional di kelas lain
adalah sama, yaitu sama-sama untuk menciptakan hubungan yang positif
antara guru dengan siswa dan siswa sesama siswa. Tapi walaupun demikian,
perbedaannya akan dapat ditemui, sebab pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikis siswa kelas tinggi berbeda dengan siswa kelas lain.
Siswa kelas tinggi pada umumnya berusia 1 1-14 tahun. Pada usia ini siswa
mengalami kegoncangan psikologis (masa pra pubertas). Yang mana masa
pra pubertas itu terjadi pada anak laki-laki mulai berumur 12-13 tahun,
sedangkan pada anak perempuan terjadi lebih awal yaitu mulai berumur 10-
11 tahun. Menurut Kroh (dalam Soemanto, 1990:66) "menyatakan bahwa
masa tersebut dinamakan dengan 'trotsperiods'.
Lebih lanjut lagi Kroh menyatakan bahwa dalam masa ini siswa
cenderung agresif dan suka melawan orang lain termasuk orang tuanya

MANAJEMEN KELAS SD

12
sendiri". Seringkali siswa pada masa perkembangan ini suka berbuat secara
negatif yang kadang-kadang hanya bermaksud untuk sekedar menarik
perhatian orang lain Sebagai seorang guru yang baik, akan dapat menanggapi
perubahan yang terjadi pada diri siswa. Maka dari itu disinilah letak
perbedaan penerapan Pendekatan Sosio-Emosional pada kelas tinggi dengan
kelas yang lain.
Dalam menghadapi siswa pada masa pra pubertas memang terasa sulit,
karena akan berperilaku menarik perhatian orang dan selalu ingin dipuji. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Maslow (dalam Rohani, 1991:28)
bahwa "salah satu dari kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk dikenal".
Jadi untuk menghadapi siswa yang seperti ini, guru dapat menerapkan
pendekatan Sosio-Emosional, yakni dengan cara menunjukkan keakraban dan
sikap yang bersahabat terhadap siswa. Karena pada siswa kelas tinggi, siswa
sudah mulai mencari identitas diri dan ingin untuk dihargai selayaknya orang
dewasa dan dalam menyampaikan pesan atau penjelasan guru menekankan
pada komunikasi yang efektif, agar perilaku siswa yang tidak dikehendaki
dapat diperbaikinya serta memberikan motivasi atau dorongan yang dapat
membangkitkan semangat baru bagi siswa urltuk berbuat. Tetapi apabila guru
tidak demikian, maka akan timbul dendam dalam diri siswa, sebab cara
berfikir siswa kelas tinggi berbeda dengan siswa kelas yang lain.
Disamping itu, dengan menerapkan Pendekatan Sosio-Emosional ini
hendaknya akan membantu perkembangan siswa kearah yang baik. Siswa
dapat menempatkan diri dalam bersosialisasi dengan temannya ataupun
dengan guru di sekolah.

MANAJEMEN KELAS SD

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di
kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola suasana kelas
menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama
mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti
pencapaian hasil yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat
tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan
menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar
dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses


pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui,
memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif
menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses
pembelajaran yang optimal. Setidaknya ada sembilan pendekatan yang bisa
dilakukan oleh guru untuk pengelolaan kelas yaitu pendekatan otoriter,
pendekatan intimidasi, pendekatan permisif, pendekatan instruksional,
pendekatan proses kelompok, pendekatan sosioemosional, pendekatan buku
masak/resep, pendekatan perubahan perilaku, pendekatan eklektik.

3.2 Saran
Dari bermacam-macamnya pendekatan dalam proses belajar mengajar,
diharapkan pendidik mampu memaksimalkan dan mempraktekkan pendekatan
itu untuk mengatasi semua permasalahan yang muncul dalam upayanya
membentuk kepribadian anak didik.Untuk itu, seorang guru harus pandai-
pandai dalam memilih dan melaksanakan pendekatan yang ada agar sesuai
dengan situasi dan kondisi kelas, sehingga nantinya memperoleh hasil yang
memuaskan dan mampu menciptakan generasi bangsa yang berkualitas.

MANAJEMEN KELAS SD

14
DAFTAR PUSTAKA

Gordon, Thomas. 1990. G~rrrrY ang Efekti'f:J akarta: Rajawali Pers.


Suharsimi Arikunto. 1993. Mnltajen?erl Ptv~gqjnrartJ. akarta: Rineka Cipta.
Mahendra, F. 2017. BAB II Landasan Teori.(online).(http://eprints.umm.ac.id/
35572/3/jiptummpp-gdl-fredimahen-47451-3-babii.pdf) diakses pada 26
Oktober 2018

Suryana, Asep. 2006. Bahan Belajar Mandiri: Manajemen Kelas. (online) (http://
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/
197203211999031ASEP_SURYANA/
Copy_(2)_of_Copy_of_MODUL_MANAJEMEN_KELAS.pdf) , diakses
pada 26 oktober 2018

Zahroh, Lailatul. 2015. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas. (online) (http://
ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/tasyri/article/view/1550/1132), 
diakses pada 26 Oktober 2018

MANAJEMEN KELAS SD

15

Anda mungkin juga menyukai