MAKALAH
Disusun oleh:
Ahmad Firdaus (16862060)
Cholidatul Izza (1686206038)
Dike Rinanda N (16862060)
Heny Rizki Meriana (16862060)
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah, SWT atas limpahan rahmat,
karunia, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “
Manajemen Kelas” yang akan membahas tentang “Pendekatan dalam Manajemen
Kelas” tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan YME, atas berkat rahmatnya kami masih bisa menyelesaikan tugas
makalah ini.
2. Ibu Adzimatnur Muslihasari, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Manajemen
Kelas Universitas Islam Raden Rahmat.
3. Orang tua yang telah membantu baik moril maupun materiil.
4. Rekan-rekan yang ikut berpartisipasi dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini dibuat bukan hanya untuk melengkapi tugas mata kuliah
Manajemen Kelas akan tetapi juga diharapkan dapat menjadi pedoman untuk
menambah pengetahuan tentang “Pendekatan dalam Manajemen Kelas”. Kami
menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik dari isi,
pengungkapan, serta sistematika penulisan karena keterbatasan pengetahuan serta
kemampuan yang kami miliki.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran konstruktif yang
dapat kami gunakan sebagai masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penulis
khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
MANAJEMEN KELAS SD
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Intruksional dalam Manajemen Kelas...................................3
2.2 Pendekatan Proses Kelompok dalam Manajemen Kelas..........................6
2.3 Pendekatan Sosio-Emosional dalam Manajemen Kelas...........................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
MANAJEMEN KELAS SD
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
MANAJEMEN KELAS SD
1
hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa
selalu berubah.
MANAJEMEN KELAS SD
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Intruksional dalam Manajemen Kelas
MANAJEMEN KELAS SD
3
dalam mengembangkan strategi menajemen kelas memperhatikan hal-hal
berikut ini:
4
2.1.3 Implementasi Pendekatan Instruksional
Penggunaan sistem instruksional dalam pembelajaran didalam kelas
dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap.
a. Tahap awal
Tahap pembelajaran awal ini adalah langkah pertama sebelum materi
pembelajaran berlangsung, yaitu memberikan pencerahan terhadap pola pikir
siswa tentang apa yang ingin diajarkan, diberikan bayangan sebelum
memasuki tahap yang serius, tahap awal ini memiliki banyak teori dan
metode yang bias digunakan diantaranya adalah mengatur tatanan kelas yang
nyaman dan efektif seperti group resume (resume kelompok) prosedurnya
dibentuk seperti :
5
(review) oleh peserta didik mungkin disimpan lima kali lebih banyak dari
materi yang tidak ditinjau. Hal itu karena peninjauan memudahkan peserta
didik untuk mempertimbangkan informasi dan menemukan cara-cara untuk
menyimpannya dalam otaknya.
2.2 Pendekatan Proses Kelompok dalam Manajemen Kelas
2.2.1 Pengertian Pendekatan Proses Kelompok dalam Manajemen Kelas
T.Raka Joni mengatakan bahwa proses kelompok adalah usaha
mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai
pertimbangan individual sehingga tercipta kondisi kelas yang bergairah dalam
belajar.
Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan
kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok
memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi- kondisi yang
memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, selain itu guru
juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi
kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi,
mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.
MANAJEMEN KELAS SD
6
a. Dalam kelompok biasanya akan ada siswa yang aktif, dan pasif. Siswa
yang pasif cenderung akan bersikap masa bodoh terhadap permasalahan
karena ia menggatungkan situasi kepada temannya yang aktif tersebut.
b. Persaingan yang tidak sehat akan terjadi manakala guru tidak dapat
memberikan pengertian kepada siswa
c. Sifat dan kemampuan individual kadang-kadang terasa diabaikan
d. Jika tugas yang diberikan kepada kelompok masing-masing kemudian
tidak diberi batas-batas waktu tertentu, maka cendrung tugas tersebut
diabaikan atau terabaikan
2.2.3 Implementasi Pendekatan Proses Kelompok
Dalam menerapkan pendekatan proses kelompok, guru harus mampu
menciptakan kelompok belajar yang efektif dan produktif. Oleh karena itu,
adanya model pembelajaran yang berorientasi pada kelompok akan
menunjang penerapan pendekatan proses kelompok, contohnya adalah model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini mengutamakan kerjasama
dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh
beberapa ahli antara lain Slavin (1985), Lazarowitz (1988), dan Sharan (1990
adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Langkah-langkah dalam penerapan tipe jigsaw adalah:
1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 – 6
siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda, digolongkan dari tingkat
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Kelompok ini disebut
kelompok asal. Jumlah anggota kelompok asal disesuaikan dengan
jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari sesuai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Setiap siswa dalam kelompok diberi
tugas mempelajari salah satu bagian materi tersebut. Siswa dengan
materi yang sama membentuk kelompok yang disebut kelompok ahli,
dan bekerja sama dengan kelompok tersebut untuk mendiskusikan
MANAJEMEN KELAS SD
7
materi yang sama tadi, serta menyusun cara untuk menyampaikan
kembali kepada anggotanya di kelompok asal.
2. Setelah berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,
kemudian masing-masing kelompok melakukan presentasi yang
dilakukan secara acak (pengundian) dari salah satu anggota kelompok
untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya.
3. Guru memberikan kuis pada siswa secara individual.
4. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai kuis individual.
5. Materi sebaiknya dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi
pembelajaran.
6. Perlu diperhatikan bahwa menggunakan jigsaw untuk belajar materi
baru, maka perlu disiapkan suatu tuntutan dan isi materi yang runtut
serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (number head together)
Pada umumnya tipe NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam
penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada
siswa sesuai kompetensi yang akan dicapai.
2. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar (awal).
3. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4 – 5
siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor.
4. Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam
kelompok.
5. Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor
anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban siswa tersebut merupakan
wakil jawaban kelompok.
6. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan,
dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
7. Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual.
MANAJEMEN KELAS SD
8
8. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
berdasarkan perolehan skor kuis individual.
MANAJEMEN KELAS SD
9
Penerimaan guru merupakan sikap kedua yang juga amat penting dalam
membantu siswa belajar. Penerimaan guru mengisyaratkan bahwa guru
memandang siswa sebagai individu yang berharga. Hal ini juga menandakan
adanya kepercayaan guru kepada siswa. Jika tingkah laku siswa diterima
guru, maka siswa itu akan merasa bahwa ia dipercaya dan dihormati. Dengan
demikian, guru yang menghormati dan mempercayai siswa akan mempunyai
kesempatan yang besar untuk menciptakan sosio-emosional yang dapat
membantu kesuksesan belajar siswa.
c). Sikap mau mengerti dengan penuh empati
Pengertian dengan penuh empati merupakan kemampuan guru untuk
memahami keadaan siswa sesuai dengan pandangan siswa itu sendiri.
Kemampuan ini menunjukkan kepekaan guru terhadap perasaan-perasaan
siswa dan kepekaan guru untuk tidak memberikan penilaian terhadap keadaan
siswa. Pengertian mendalam yang tanpa disertai penilaian ini perlu dilengkapi
empati dari guru terhadap siswa. Jika hal ini terjadi, maka siswa akan merasa
bahwa guru mengerti apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh siswa. Dengan
demikian, hubungan interpersonal dan sosio – emosional yang positif akan
berkembang, dan selanjutnya pengaruh besar terhadap kegiatan belajar siswa.
2. Menurut Haim C. Ginnot
Dalam pengembangan pendekatan sosio-emosional yang positif Ginot
menekankan pentingnya komunikasi yang diselenggarakan oleh guru. Jika
guru dihadapkan pada perilaku siswa yang tidak menyenangkan, guru
disarankan agar menjelaskan apa yang dilihatnya, apa yang dirasakan, dan
apa yang sebaliknya dilakukan. Sebagai tambahan, Ginot mengemukakan
sebuah daftar saran tentang cara-cara yang hendaknya dilakukan oleh guru
dalam berkomunikasi secara efektif, yaitu sebagai berikut :
a. Alternatif pembicaraan pada keadaan siswa. Janganlah menilai sifat atau
pribadi siswa, sebab hal ini dapat merendahkan martabat siswa.
b. Hilangkanlah kekerasan dengan himbauan kerjasama dan penyajian
kesempatan bagi para siswa untuk bertindak secara bebas.
c. Kenalilah, terimalah dan hormatilah ide-ide serta perasaan-perasaan siswa
yang dapat membangkitkan kesadaran akan harga diri mereka.
MANAJEMEN KELAS SD
10
d. Jelaskan prosesnya, bukan menilai hasil-hasilnya. Berikanlah bimbingan
bukan kritik.
e. Hindarilah pertanyaan-pertanyaan atau komentar-komentar yang dapat
menimbulkan kemarahan .
f. Hindarilah penggunaan kata-kata kasar, sebab hal itu dapat menghilangkan
harga diri siswa.
g. Tahanlah keinginan untuk memberi pemecahan masalah yang segera
terhadap masalah yang dihadapi siswa: pakailah waktu yang tersedia untuk
membimbing siswa sehingga mereka mampu mengatasi sendiri masalah
itu.
h. Berusahalah untuk berbicara singkat saja misalnya hindari pemberian
ceramah yang panjang- lebar dan bertele-tele karena hal itu tidak akan
memotivasi siwa.
i. Perhatikan dan amatilah pengaruh kata-kata tertentu terhadap siswa.
j. Pakailah pujian-pujian yang bersifat menghargai siswa, karena hal itu
bersifat produktif misalnya hindarilah pemakaian pujian-pujian atas
pertimbangan-pertimbangan yang tidak wajar, karena hal itu bersifat
destruktif.
k. Dengarkanlah apa yanng dikatakan para siswa dan doronglah mereka
untuk menyatakan ide- ide dan perasaan-perasaan mereka.
MANAJEMEN KELAS SD
11
e. Terbinanya sikap demokratis.
f. Selalu ada penghargaan , jadi setiap kegagalan tidak akan membunuh
motivasi siswa.
g. Siswa belajar untuk saling menghargai teman ataupun guru.
2. Kekurangan Pendekatan Sosio-Emosional
a. Sangat bergantung pada hubungan yang positif, jadi bagaimana seorang
guru tersebut melakukan tindakan pendekatan dengan cara penyuluhan
dan hal itu kurang relevan dalam menciptakan lingkungan belajar yang
efektif.
b. Apabila hubungan siswa terlalu dekat dengan guru atau guru terlalu
baik akan menimbulkan sikap siswa yang terlalu bebas.
c. Sulit untuk memahami karakter emosi setiap siswa di kelas, maka
diperlukan ketrampilan guru yang lebih untuk membuat kelas benar-
benar kondusif.
MANAJEMEN KELAS SD
12
sendiri". Seringkali siswa pada masa perkembangan ini suka berbuat secara
negatif yang kadang-kadang hanya bermaksud untuk sekedar menarik
perhatian orang lain Sebagai seorang guru yang baik, akan dapat menanggapi
perubahan yang terjadi pada diri siswa. Maka dari itu disinilah letak
perbedaan penerapan Pendekatan Sosio-Emosional pada kelas tinggi dengan
kelas yang lain.
Dalam menghadapi siswa pada masa pra pubertas memang terasa sulit,
karena akan berperilaku menarik perhatian orang dan selalu ingin dipuji. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Maslow (dalam Rohani, 1991:28)
bahwa "salah satu dari kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk dikenal".
Jadi untuk menghadapi siswa yang seperti ini, guru dapat menerapkan
pendekatan Sosio-Emosional, yakni dengan cara menunjukkan keakraban dan
sikap yang bersahabat terhadap siswa. Karena pada siswa kelas tinggi, siswa
sudah mulai mencari identitas diri dan ingin untuk dihargai selayaknya orang
dewasa dan dalam menyampaikan pesan atau penjelasan guru menekankan
pada komunikasi yang efektif, agar perilaku siswa yang tidak dikehendaki
dapat diperbaikinya serta memberikan motivasi atau dorongan yang dapat
membangkitkan semangat baru bagi siswa urltuk berbuat. Tetapi apabila guru
tidak demikian, maka akan timbul dendam dalam diri siswa, sebab cara
berfikir siswa kelas tinggi berbeda dengan siswa kelas yang lain.
Disamping itu, dengan menerapkan Pendekatan Sosio-Emosional ini
hendaknya akan membantu perkembangan siswa kearah yang baik. Siswa
dapat menempatkan diri dalam bersosialisasi dengan temannya ataupun
dengan guru di sekolah.
MANAJEMEN KELAS SD
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di
kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola suasana kelas
menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama
mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti
pencapaian hasil yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat
tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan
menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar
dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
3.2 Saran
Dari bermacam-macamnya pendekatan dalam proses belajar mengajar,
diharapkan pendidik mampu memaksimalkan dan mempraktekkan pendekatan
itu untuk mengatasi semua permasalahan yang muncul dalam upayanya
membentuk kepribadian anak didik.Untuk itu, seorang guru harus pandai-
pandai dalam memilih dan melaksanakan pendekatan yang ada agar sesuai
dengan situasi dan kondisi kelas, sehingga nantinya memperoleh hasil yang
memuaskan dan mampu menciptakan generasi bangsa yang berkualitas.
MANAJEMEN KELAS SD
14
DAFTAR PUSTAKA
Suryana, Asep. 2006. Bahan Belajar Mandiri: Manajemen Kelas. (online) (http://
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/
197203211999031ASEP_SURYANA/
Copy_(2)_of_Copy_of_MODUL_MANAJEMEN_KELAS.pdf) , diakses
pada 26 oktober 2018
Zahroh, Lailatul. 2015. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas. (online) (http://
ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/tasyri/article/view/1550/1132),
diakses pada 26 Oktober 2018
MANAJEMEN KELAS SD
15