OLEH : KELOMPOK 1
1. ABEL AZUARI (01031382126196)
2. ANGGIA MARSHANDA PUTRI (01031382126132)
3. HASNA NIRWANA ZASKHIR (01031382126137)
4. RAHMA MAULITA SARI (01031382126134)
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia, rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat beserta salam tidak lupa
penulis sanjungkan kepada junjungan umat, Rasulullah SAW. Kami dari
kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai “Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI)” sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada bapak DRS. Nandang
Heryana, M.PD.MPK1 selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia
yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini.
Kami mengetahui bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
makalah ini. Maka dari itu kami selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang membutuhkan.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Pengertian PUEBI.................................................................................3
2.2 Ruang Lingkup......................................................................................3
2.3 Sejarah PUEBI......................................................................................4
2.4 Pemakaian Huruf..................................................................................4
2.4.1 Huruf Abjad..........................................................................................4
2.4.2 Huruf Vokal..........................................................................................6
2.4.3 Huruf Konsonan....................................................................................7
2.4.4 Huruf Diftong.......................................................................................9
2.4.5 Gabungan Huruf Konsonan..................................................................9
2.4.6 Huruf Kapital………………………………………………………….10
2.4.7 Huruf Miring.........................................................................................14
2.4.8 Huruf Tebal...........................................................................................15
2.5 Penulisan Kata......................................................................................15
2.5.1 Kata Dasar.............................................................................................16
2.5.2 Kata Berimbuhan..................................................................................16
2.5.3 Bentuk Ulang........................................................................................17
2.6 Pemakaian Tanda Baca.........................................................................17
2.7 Penulisan Unsur Serapan......................................................................19
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari PUEBI.
2. Mendeskripsikan ruang lingkup dari PUEBI.
3. Mendeprisikan sejarah dalam PUEBI.
4. Mendeskripsikan aturan penulisan huruf berdasarkan PUEBI.
5. Mendeskripsikan aturan penulisan kata berdasarkan PUEBI.
2
BAB II
PEMBAHASA
N
3
2.3 Sejarah Puebi
5
Tabel 2.4.1 Huruf abjad berdasarkan PUEBI
6
Tabel 2.2 Huruf vokal dan contoh pemakaiannya dalam kata
7
menghambat aliran udara pada salah satu tempat di saluran suara di atas glotis.
Pada pelafalan konsonan, ada tiga faktor yang terlibat: keadaan pita suara,
penyentuhan
atau pendekatan berbagai alat ucap, dan cara alat ucap itu bersentuhan atau
berdekatan (Alwi et al, 2008). Huruf-huruf konsonan pada bahasa Indonesia
dilambangkan oleh 21 huruf yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x y,
dan z.
Tabel 2.3 Huruf konsonan dan contoh pemakaiannya dalam kata
8
∗ Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu
pengetahuan. Huruf x pada posisi awal kata dilafalkan [s].
9
2.4.6 Huruf Kapital
Huruf kapital merupakan huruf yang memiliki bentuk khusus dan
berukuran lebih besar dari huruf biasa. Dalam EYD huruf kapital mencantumkan
kaidah penulisan huruf kapital sebanyak 16, sedangkan PUEBI menyederhanakan
menjadi 13, Berikut adalah ketentuan-ketentuan penggunaan huruf kapital.
1. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada setiap awal
kalimat. Misalnya:
Mengapa kita harus rajin belajar?
Dia menyelesaikan tugas itu tepat waktu.
2. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama seseorang,
termasuk julukan.
Misalnya:
Gorys Keraf
Pangeran Diponegoro
Catatan:
a. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
15 newton
ikan mujair
b. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata
yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf
pertama kata tugas (di, ke, dan, dari, yang, dan untuk).
Misalnya:
Ibrahim Aziz bin Muaz
Esther boru Simanjuntak
3. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat di dalam petikan
langsung. Misalnya:
“Apa gunanya?” tanya Tom kepada Ella.
“Katakan kepadanya,” kata Shira kepadaku, “lebih baik jujur saja.”
4. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada setiap kata nama agama,
kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
10
Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Katolik adalah lima agama yang diakui
di Indonesia.
Ya Tuhan, tolong ampuni kami.
5. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang,
termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
6. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Silakan duduk, Yang Mulia.
Terima kasih, Dokter.
7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Jusuf Kalla
Gubernur Riau
8. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
Misalnya:
bahasa Indonesia
suku Dayak
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk
dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
kebali-balian
11
9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan
hari raya atau hari besar keagamaan.
Misalnya:
bulan Juni tahun Masehi
hari Selasa hari Nyepi
10. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama peristiwa
sejarah.
Misalnya:
Agresi Militer Belanda II
Perjanjian Renville
11. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Kepulauan Seribu Sungai Siak
Kecamatan Tampan Jalan Utama
Catatan:
a. Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis
dengan huruf kapital.
Misalnya:
menyeberangi jalan
mendaki gunung
b. Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis
tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
terong belanda (Solanum betaceum)
kacang arab (Cicer arietinum)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat
dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam
kelompoknya.
Misalnya:
Ada beberapa jenis salak di Indonesia, antara lain salak ambarawa,
salak bali, salak banjarnegara, salak bongkok, salak hutan, dan
salak pondoh.
12
Contoh berikut bukan nama jenis.
Pada mata pelajaran Seni Budaya hari ini, para murid diajak
menyanyikan lagu daerah Riau, lagu daerah Sumatera Barat, dan
lagu daerah Aceh.
12. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan,
organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas.
Misalnya:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Komisi Pemberantasan Korupsi
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, makalah, nama
majalah, dan surat kabar, kecuali kata tugas, yang tidak terletak pada posisi
awal.
Misalnya:
Majalah Bobo memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak-anak.
Dia sedang membaca novel Dusta di Balik Penjelajahan Columbus.
14. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.T. sarjana teknik
Nn. nona
15. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan paman, serta kata atau ungkapan
lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Wajah Kakak terlihat pucat, apa Kakak sakit?” tanya Raisa.
Ibu berkata kepadaku, “Tolong bersihkan sayuran itu, Nak.”
Catatan:
a. Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau
pengacuan.
Misalnya:
13
Ibu saya memiliki satu orang kakak dan tiga orang adik.
Sejak kecil, dia sudah tinggal bersama dengan neneknya.
b. Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Bagaimana Anda bisa menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik?
Saya tidak tahu kalau Anda juga suka bermain basket.
14
b. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian
yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
c. Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip
secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf
miring.
15
2.5.2 Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan atau kata turunan adalah kata-kata yang sudah berubah
bentuk dan makna disebabkan pemberian imbuhan berupa awalan (afiks), akhiran
(sufiks), sisipan (infiks), atau awalan-akhiran (konfiks). Kata berimbuhan terbagi
menjadi:
1. Imbuhan yang ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya. Misalnya:
bersalah
tarikan
kemilau
persembaha
n
Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing seperti -isme, -man, -wan, atau -wi,
ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
patriotism
e budiman
sejarawan
manusiawi
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Misalnya:
adikuasa
antarnegara
dwibahasa
prakarya
Catatan:
a. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau
singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda
hubung (-).
Misalnya:
non-Asia
pan-Amerika
16
pro-Pemerintah
b. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau
sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Penyayang.
1. Sumber internal
Sumber internal yang merupakan faktor dari adanya penyerapan bahasa
yaitu swadaya bahasa dalam bahasa internalnya. Maksudnya. Pengayaan
bahasa yang dapat terwujud melalui beberapa pola, di antaranya; (a)
aktivasi kata-kata lama, (b) pembentukan kata-kata baru, ( c) penciptaan
kata-kata baru, dan (d) pengakroniman.
Contoh : pengaktifan kata-kata lama dalam bahasa Indonesia dapat dilihat
dari munculnya beberapa kata, seperti “baheula” (bahasa Sunda) yang
20
berarti zaman dahulu, atau munculnya kata-kata baru, seperti “zaman now”
untuk menyebut zaman sekarang.
2. Sumber eksternal
Sumber eksternal atau sumber luar dapat terjadi melalui perluasan dari
bahasa-bahasa serumpun, dan sebagainya. Perluasan bahasa dari bahasa lain
atau bahasa serumpun biasa terjadi lantaran adanya interaksi sosial dan
intensitas komunikasi.
Contoh: perluasan bahasa Indonesia diduga berasal dari bahasa Arab. Para
ahli bahasa memperkirakan kosakata bahasa Indonesia atau bahasa Melayu
yang diduga merupakan serapan dari bahasa Arab relatif sangat banyak,
diperkirakan sebanyak 2000-3000 kata, atau diperkirakan 10% sampai
dengan 20% dari bahasa Indonesia/Melayu keseluruhan.
Contoh Kata Serapan
Kata Serapan dari Bahasa Sansekerta :
21
1. Kawin (交寅 kau-ín)
1. Inggris (Ingles
2. jendela (janela)
3. jurnal (jornal)
1. Account – akun
2. Activist – aktivis
3. Campus – kampus
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan,
mulai dari pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan,
serta penggunaan tanda baca.
2. Ruang lingkup PUEBI adalah pemakaian huruf, penulisan kata,
pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan.
3. Sejarah PUEBI/Ejaan Bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya
Ejaan Ophuijsen dan setelahnya ada beberapa pembaharuaan ejaan
yang diubah oleh pemerintah.
4. Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang melambangkan bunyi
bahasa. Pemakaian huruf yang diatur dalam PUEBI antara lain: huruf
abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf
konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal.
5. Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri sendiri
dan tersusun dari morfem tunggal. Kata merupakan perwujudan
kesatuan perasaan dan pikiran yang digunakan dalam berbahasa, baik
diucapkan maupun dituliskan. Pedoman penulisan kata yang diatur
oleh PUEBI adalah kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, dan
lain-lain.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis menyarankan agar pembaca:
1. Memahami PUEBI dan menerapkannya dalam berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.
2. Menjadikan PUEBI sebagai patokan dalam menulis berbagai karya
ilmiah.
23
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. edisi ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Aditya, R. (2020, Desember 2). Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia dan
Perkembangannya. From Suara.com:
https://www.suara.com/news/2020/12/02/202020/sejarah-ejaan-bahasa-
indonesia-dan-perkembangannya
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia.
Murtiani, Anjar, dkk. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Araska.
Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kemendikbud.
Rahmadi, Duwi. 2017. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia &
Kesalahan Berbahasa. Solo: Genta Smart Publisher.
Salmaa. (2021, Agutstus 7). Kata Serapan: Pengertian, Cara Penulisan, dan
Contoh Lengkap. From deepublish: https://penerbitdeepublish.com/kata-
serapan/
Yanti, Prima Gusti, dkk. 2016. Bahasa Indonesia Konsep Dasar dan Penerapan.
Jakarta: PT. Grasindo
24
25