ABSTRAK
Kata Kunci: Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Bersumber dari Pajak Sarang Burung Walet.
129
ABSTRACT
Keywords : Increase of Original Regional Income Sourced from Swallow's Nest Tax.
PENDAHULUAN
1
https://dispenda.kutaikartanegarakab.go.id,
Diakses Pada Tanggal 26 Mei 2018, Pukul 10.15
130
melakukan perubahan RPJMD Kabupaten daerah, maka akan semakin besar pula
Kutai Kartanegara Tahun 2011-2015.2 kontribusinya terhadap penyelengaraan
Berdasarkan Peraturan Bupati Kutai usaha-usahanya dalam bidang keamanan,
Kartanegara Nomor 40 Tahun 2016 ketertiban umum, sosial, kebudayaan,
tersebut, kedudukan Badan Pendapatan kesejahteraan, serta pelayanan umum
Daerah merupakan unsur penunjang urusan kepada masyarakat.
pemerintahan pemerintah daerah dibidang Undang-Undang Nomor 23 Tahun
pendapatan daerah yang berkedudukan di 2014 Tentang Pemerintah Daerah dalam
bawah dan bertanggung jawab kepada Pasal 285 menyebutkan tentang sumber-
Bupati, dipimpin oleh Kepala Badan dan sumber Pendapatan Daerah meliputi :
bertanggungjawab kepada Bupati melalui (1) Sumber Pendapatan Daerah terdiri
Sekretaris Daerah. Sedangkan tugas pokok atas:
Badan Pendapatan Daerah yaitu a. Pendapatan asli Daerah meliputi:
melaksanakan tugas membantu Bupati 1. Pajak daerah;
dalam melaksanakan fungsi penunjang 2. Retribusi daerah;
urusan pemerintahan yang menjadi 3. Hasil pengelolaan kekayaan
kewenangan daerah di bidang pendapatan Daerah yang dipisahkan; dan
daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok 4. Lain-lain pendapatan asli
tersebut, Badan Pendapatan Daerah Daerah yang sah;
Kabupaten Kutai Kartanegara mempuyai b. Pendapatan transfer; dan
fungsi: c. Lain-lain pendapatan Daerah yang
(1) Penyusunan kebijakan teknis di bidang sah.
pendapatan daerah; (2) Pendapatan transfer sebagaimana
(2) Pelaksanaan tugas dukungan teknis di dimaksud pada ayat (1) huruf b
bidang pendapatan daerah; meliputi:
(3) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan a. Transfer Pemerintah Pusat terdiri
pelaksanaan tugas dukungan teknis di atas:
bidang pendapatan daerah; 1. Dana perimbangan;
(4) Pembinaan teknis penyelenggaraan 2. Dana otonomi khusus;
fungsi-fungsi penunjang urusan 3. Dana keistimewaan; dan
pemerintahan daerah di bidang 4. Dana Desa.
pendapatan daerah; dan b. Transfer antar-Daerah terdiri atas:
(5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan 1. Pendapatan bagi hasil; dan
oleh Bupati sesuai tugas dan 2. Bantuan keuangan.
fungsinya.3
Negara Republik Indonesia sebagai Semakin besarnya peranan
Negara kesatuan, saat ini sedang Pendapatan Asli Daerah (PAD) berarti
menerapkan azas desentralisasi dalam semakin sedikit ketergantungan daerah
penyelenggaraan pemerintah. Desentralisasi terhadap bantuan pusat, Pendapatan Asli
merupakan pemberian kesempatan dan Daerah (PAD) digunakan untuk membiayai
keleluasaan kepada daerah untuk pengeluaran daerah seperti : pengeluaran
menyelenggarakan Otonomi Daerah. rutin dan pengeluaran pembangunan. Dari
Melalui otonomi diharapkan daerah akan hasil penerimaan pajak sarang burung walet
lebih mandiri dalam menentukan oleh pemerintah digunakan untuk
kegiatannya untuk memajukan daerah. membiayai keperluaan daerah, baik dari
Agar daerah dapat menjalankan kewajiban segi pembangunan, keamanan, ketertiban
dengan sebaik-baiknya, perlu sumber lingkungan, dan lain-lain yang berkaitan
keuangan daerah. Semakin besar keuangan dengan daerah itu sendiri. Supaya
perkembangan daerah menjadi maju,
2
dengan ini daerah harus memiliki
Ibid.
3
Dokumen Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara Tahun 2016-2021, hal. 7.
131
4
Marohot P. Siahaan, Pajak dan Retribusi
Daerah, PT. Rajagrapindo Persada, 2016. Hal. 1
5
Darwin, Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Mitra Wacana Media, 2010, hal.180.
132
6
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
PT. Raja Grafindo Persada, 2011, hal. 69
133
sudah jatuh sebagai objek, maka sudah kecamatan. Dalam setiap kecamatan hanya
wajib atau berhak dipungut pajaknya. puluhan bahkan ada yang hanya belasan
Sejauh wajib pajak ingin menyetor kepada yang terdaftar sebagai wajib pajak.
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Sedangkan bila dilihat dilapangan dalam
Kartanegara, tim penyelenggara pungutan satu kecamatan ada raturan bangunan
pajak tetap menerima pajak yang diberikan sarang burung walet. Mulai dari bangunan
tanpa melihat atau menanyakan masalah sarang burung walet yang berdiri sendiri
ijin tersebut. Tetapi bila wajib pajak ataupun bangunan sarang burung walet
ataupun pengusaha sarang burung walet yang menjadi satu tempat dengan tempat
tidak mau menyetor kepada tim tinggal pemiliknya. Hal ini terjadi karena
penyelenggara pungutan, tidak akan terjadi kurangnya kesadaran pengusaha sarang
paksaan karena semua murni atas kemauan burung walet untuk menjadi wajib pajak
dari pengusaha dan wajib pajak. dan kurangnya monitoring tim terpadu
Penyetoran hasil pajak sarang burung kepada pengusaha sarang burung walet di
walet sudah ditentukan dalam peraturan wilayah kerjanya sendiri.
daerah dan peraturan bupati. Bila dalam Badan Pendapatan Daerah
penentuan tersebut pengusaha sarang Kabupaten Kutai Kartanegara pada saat ini
burung walet belum melakukan penyetoran hanya bisa berharap pembayaran pajak
maka akan dikenakan sanksi sebesar 2% dapat berjalan baik pada 123 wajib pajak.
sesuai dengan Peraturan Bupati Kutai Tetapi pada kenyataannya setahun setelah
Kartanegara Nomor 45 Tahun 2011 terdaftar sebagai wajib pajak, yang
Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan melakukan pembayaran pajak hanya 4
Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet orang wajib pajak saja. Dan hal ini jauh dari
sesuai dalam Pasal 14 ayat 4 poin a yang target dan harapan. Pelaksanaan pungutan
menyatakan angsuran pembayaran pajak sarang burung walet yang tidak
dilakukan secara teratur dan berturut-turut tecapai atau tidak memenuhi target terjadi
maksimal 4 kali selama-lamanya 1 tahun mulai dari tahun 2015 hingga saat ini.
sejak tanggal persetujuan Bupati, dengan Target yang ditetapkan Badan Pendapatan
dikenakan sanksi bunga 2% sebulan dari Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara tidak
jumlah pajak yang belum atau kurang pernah terpenuhi, bahkan untuk mencapai
dibayar. 10% dari target saja tidak tercapai. Dari
Kelemahan dari Peraturan Daerah trend pendapatan asli daerah yang ada. Pada
Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 2 tahun 2015 target yang ditentukan sebesar
Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah dan Rp. 10.000.000 dan yang teralisasi adalah
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor Rp. 0. Untuk tahun 2016 target yang
45 Tahun 2011 Tentang Pedoman Teknis ditentukan adalah Rp. 11.000.000 dan
Pelaksanaan Pemungutan Pajak Sarang realisasinya adalah Rp. 600.000,
Burung Walet disini ialah tidak adanya pencapaian sebesar 5,45% dari taget yang
sanksi bagi pengusaha sarang burung walet ditentukan. Ditahun 2017 target yang
yang tidak terdaftar sebagai wajib pajak. ditentukan adalah Rp. 60.000.000 dan yang
Data yang dimiliki oleh Badan Pendapatan terealisasi adalah Rp. 1.760.2502,
Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara pencapaian sebesar 2,93%. Pada tahun 2018
adalah hanya data pengusaha yang terdaftar target sebesar Rp. 50.990.000 dan yang
sebagai wajib pajak. Dari hasil daftar wajib terealisasi sejuah ini adalah Rp. 530.000,
pajak sarang burung walet periode 1 januari pencapaian sebesar 1,04%.
2016 sampai dengan 30 april 2018 yang Salah satu pengusaha sarang burung
terdaftar sebagai wajib pajak hanya walet yang berada di Kecamatan
sebanyak 123 Wajib Pajak. Hal ini tidak Tenggarong beralasan karena kesibukan
sebanding dengan keadaan di lapangan, mereka, maka tidak sempat atau tidak
banyaknya pengusaha sarang burung walet memiliki waktu untuk mendaftarkan dirinya
tidak sebanding dengan daftar wajib pajak sebagai wajib pajak. Maka dari itu dari
dimasing-masing kecamatan. Kabupaten mulai tahun 2013 sarang burung walet
Kutai Kartanegara terbagi sebelas berproduksi, pengusaha tidak pernah
135
Praja, dan Badan Pelayanan Perizinan 44.14% yang dihitung dari bulan januari
Terpadu (BP2T) Kabupaten Kutai hingga bulan juni.
Kartanegara dengan harapan dapat Dalam Peraturan Daerah Kabupaten
terintegrasi dengan baik. Dan pada saat Kutai Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011
sesampainya ditempat tujuan yaitu Desa Tentang Pajak Daerah, pada Pasal 62 ayat 1
Perian, semua jauh dari harapan. Karena disebutkan bahawa yang dimaksud dengan
tim dari Badan Pendapatan Daerah objek pajak sarang burung walet adalah
Kabupaten Kutai Kartanegara hanya bisa pengambilan dan/atau pengusahaan sarang
mendaftarkan pengusaha sebagai Wajib burung walet, dan pada ayat 2 disebutkan
Pajak dan sementara pembayaran pajak bahwa pengambilan sarang burung walet
belum bisa terealisasikan. yang telah dikenakan Penerimaan Negara
Badan Pendapatan Kabupaten Kutai Bukan Pajak tidak termasuk dalam objek
Kartanegara mempunyai prinsip tidak akan pajak sarang burung walet. Pemahaman
memeras atau memaksa masyarakat untuk lainnya yang tidak diketahui masyarakat
membayar pajak karena pemahaman dari atau pengusaha sarang burung walet yaitu
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai mengenai pajak sarang burung walet yang
Kartanegara yaitu walaupun Pendapatan berbeda jenis pajaknya dengan jenis pajak
Asli Daerah (PAD) ditingkatkan berapa yang lain. Jenis pajak lain yang dimaksud
puluh persen tidak akan signifikan dalam disini adalah Penerimaan Negara Bukan
menutupi pembiayaan pembangunan, dan Pajak (PNBP). Seperti halnya pada saat
kalaupun masyarakat dipaksa untuk pengepul sarang burung walet melakukan
membayar pajak semua, maka tidak akan pengiriman sarang burung walet yang
mempengaruhi peningkatan pendapatan asli belum dibayar pajak daerahnya, maka pada
daerah begitu besar dalam hal saat dibandara pengepul akan dikenakan
pembangunan. Tetap saja daerah Kabupaten pajak sebesar 10%. Hal tersebut membuat
Kutai Kartanegara selalu berharap dana kerugian terhadap daerah karena PNBP
yang diberikan dari pusat. Sebenarnya langsung diberikan kepada pusat dan tidak
dalam Peraturan Bupati Kabupaten Kutai dibagi ke daerah.
Kartanegara Nomor 45 Tahun 2011 Badan Pendapatan Daerah
Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Kabupaten Kutai Kartanegara tidak
Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet, melaksanakan pengawasan terhadap
Pasal 23 ayat 2 disebutkan bahwa Dispenda pemilik sarang burung walet dalam
wajib memberikan arahan kepada melaksanakan kewenangannya membayar
pengusahaan dan/atau pengambilan sarang pajak. Hal tersebut terjadi karena mereka
burung walet yang tidak berijin untuk dapat mengaanggap bukan tugas dan fungsi dari
memperoses perijinan. Maka disini sifatnya Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
tetap membina dengan cara memberikan Kartanegara. Yang dilakukan hanya sebatas
arahan sampai akhirnya pengusaha pendataan dan pendaftaran terhadap
mendapatkan ijinnya. pengusaha sarang burung walet. Dan yang
Trend Pendapatan Asli Daerah pada layak melakukan pengawasan adalah
tahun 2015 hingga 2018 bisa dikatakan Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP).
stabil dari target yang ada, walau dalam 3 Keadaan tersebut tidak sesuai dengan
tahun terakhir terjadi penurunan tetapi Peraturan Bupati Kabupaten Kutai
penurunan tersebut tidak begitu Kartanegara Nomor 45 Tahun 2011
berpengaruh. Untuk pendapatan asli daerah Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan
pada tahun 2015 pajak daerah terealisasi Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet.
sebanyak 106.05% dari target yang Dalam pasal 23 sudah jelas disebutkan
ditentukan. Di tahun 2016 terjadi bahwa pengawasan merupakan tanggung
penurunan yaitu hanya terealisasi 75.23%. jawab dari Badan Pendapatan Daerah
Di tahun 2017 pajak daerah terjadi Kabupaten Kutai Kartanegara, kalaupun
peningkatan kembali yaitu terealisasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
sebanyak 94.92%. Pada tahun 2018 ini Kartanegara menganggap pengawasan lebih
pajak daerah baru terealisasi sebesar baik ditangani oleh SATPOL PP
137
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Jum Anggraini, 2012, Hukum Administrasi
Abdul Halim, 2015, Auditing (Dasar-dasar Negara, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Audit Laporan Keuangan),
Yogyakarta, Unit Penerbit dan M. Haddin Muhjad, 2015, Hukum
Percetakan STIM YKPN. Lingkungan, Jakarta, Genta
Bastian, Indra, 2011, Akuntansi Sektor Publishing.
Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Mardiasmo, 2013, Perpajakan Edisi Revisi,
Erlangga. Yogyakarta, Penerbit Andi.
Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Marohot, 2016, Pajak dan Retribusi
Daerah, Jakarta, Mitra Wacana Daerah, Jakarta, PT. Raja grapindo
Media. Persada.
Denial A.R, 2010, Metode Penulisan Karya Riawan Tjandra, 2014, Hukum Administrasi
Ilmiah, Bandung, Universitas PKN Negara, Yogyakarta, Grasindo.
Universitas Pendidikan Indonesia. Rudy Badrudin, 2011, Ekonomi Otonomi
Diana Sari, 2013, Konsep Dasar Daerah, Yogyakarta, UPP STIM
Perpajakan, Bandung, PT. Refika YKPN.
Aditama. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011,
Dokumen Rencana Trategis (RENSTRA) Penelitian Hukum Normatif Suatu
Badan Pendapatan Daerah Tijauan Singkat, Jakarta, PT. Raja
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Grafindo Persada.
2016-2021.
Erly Suandy, 2011, Perencanaan Pajak,
Jakarta, Salemba empat.
140
Perundang-undangan :