Anda di halaman 1dari 13

128

Peran Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam


Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Bersumber Dari Pajak Sarang
Burung Walet (Di Tinjau Dari Peraturan Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah)

Megawati Hairuni dan Wahyuni Safitri


Mega_wati96@yahoo.com , wahyunibun@gmail.com
Alumni dan Dosen Fakultas Hukum
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

ABSTRAK

Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai daerah otonom telah memiliki dokumen


perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari sistem
perencanaan pembangunan Provinsi dan Nasional. Semakin besarnya peranan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) berarti semakin sedikit ketergantungan daerah terhadap bantuan pusat. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui peran Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara dalam melakukan penyelenggaraan pungutan dan melaksanakan pengawasan
terhadap pemilik sarang burung walet dalam melaksanakan kewenangannya membayar pajak
untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan Mengetahui perhitungan tarif pajak sarang
burung walet yang ditetapkan sebesar 10% berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah normatif dengan informan utama yaitu Badan Pendapatan Daerah
kabupaten Kutai Kartanegara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Kutai Kartanegara dalam penyelenggaraan pungutan dan melaksanakan pengawasan
terhadap pemilik sarang burung walet dalam melaksanakan kewenangannya membayar pajak
untuk meningkatkan pendapatan asli daerah masih belum maksimal. Seharusnya dalam
penyelenggaraan pungutan juga harus dilakukan pengawasan, agar dapat mengevaluasi
penyelenggaraan pungutan. Perhitungan tarif pajak sarang burung walet yang di tetapkan
sebesar 10% berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011
tentang Pajak Daerah sudah cukup baik namun dalam segi penerapan harus dilakukan sosialisasi
kepada pengusaha sarang burung walet.

Kata Kunci: Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Bersumber dari Pajak Sarang Burung Walet.
129

ABSTRACT

Kutai Kartanegara Regency as an autonomous region has regional development


planning documents as an integral part of the provincial and national development
planning systems. The greater role of Regional Original Revenue (PAD) means less
regional dependence on central assistance. The purpose of this study was to determine
the role of the Regional Revenue Agency of Kutai Kartanegara Regency in carrying out
levies and carry out supervision of swallow nest owners in exercising their authority to
pay taxes to increase local revenues and to determine the calculation of the swallow's
nest tax rate which was set at 10% based on the Regulation Regency of Kutai
Kartanegara Number 2 Year 2011 regarding Regional Tax. The method used in this
study is normative with the main informant namely the Regional Revenue Agency of
Kutai Kartanegara Regency. The results showed that the Regional Revenue Agency of
Kutai Kartanegara Regency in carrying out levies and carrying out supervision of
swallow bird nest owners in carrying out their authority to pay taxes to increase local
revenue is still not optimal. Supervision should also be carried out in the
implementation of levies, in order to evaluate the administration of levies. The
calculation of the tax rate for swallow's nest which is set at 10% based on the Kutai
Kartanegara Regency Local Regulation Number 2 of 2011 concerning Regional Taxes
is good enough but in terms of implementation it must be carried out to the
entrepreneur of swallow's nest.

Keywords : Increase of Original Regional Income Sourced from Swallow's Nest Tax.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kabupaten Kutai Kartanegara


Mengacu Peraturan Pemerintah (PP) sebagai daerah otonom telah memiliki
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, dokumen perencanaan pembangunan
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan daerah sebagai satu kesatuan yang tidak
Evaluasi Pelaksanaan Rencana terpisahkan dari sistem perencanaan
Pembangunan Daerah sebagai derivasi dari pembangunan Provinsi dan Nasional.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Pelaksanaan pembangunan Kutai
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Kartanegara sejak tahun 2011 berpedoman
Nasional; perencanaan pembangunan kepada Rencana Pembangunan Jangka
daerah merupakan satu kesatuan dalam Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
sistem perencanaan pembangunan nasional. Kutai Kartanegara Tahun 2011-2015 yang
Hal tersebut dilakukan pemerintah daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor
bersama para pemangku kepentingan 27 Tahun 2010 tentang RPJMD Kabupaten
berdasarkan peran dan kewenangan Kutai Kartanegara Tahun 2011-2015.
masing-masing, berdasarkan kondisi dan Dalam perjalanan pembangunan jangka
potensi yang dimiliki masing-masing menengah yang menginjak tahun ke-3,
daerah, sesuai dinamika perkembangan dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
daerah dan nasional.1 RPJMD. Berdasarkan hasil evaluasi
tersebut, maka dipandang perlu untuk

1
https://dispenda.kutaikartanegarakab.go.id,
Diakses Pada Tanggal 26 Mei 2018, Pukul 10.15
130

melakukan perubahan RPJMD Kabupaten daerah, maka akan semakin besar pula
Kutai Kartanegara Tahun 2011-2015.2 kontribusinya terhadap penyelengaraan
Berdasarkan Peraturan Bupati Kutai usaha-usahanya dalam bidang keamanan,
Kartanegara Nomor 40 Tahun 2016 ketertiban umum, sosial, kebudayaan,
tersebut, kedudukan Badan Pendapatan kesejahteraan, serta pelayanan umum
Daerah merupakan unsur penunjang urusan kepada masyarakat.
pemerintahan pemerintah daerah dibidang Undang-Undang Nomor 23 Tahun
pendapatan daerah yang berkedudukan di 2014 Tentang Pemerintah Daerah dalam
bawah dan bertanggung jawab kepada Pasal 285 menyebutkan tentang sumber-
Bupati, dipimpin oleh Kepala Badan dan sumber Pendapatan Daerah meliputi :
bertanggungjawab kepada Bupati melalui (1) Sumber Pendapatan Daerah terdiri
Sekretaris Daerah. Sedangkan tugas pokok atas:
Badan Pendapatan Daerah yaitu a. Pendapatan asli Daerah meliputi:
melaksanakan tugas membantu Bupati 1. Pajak daerah;
dalam melaksanakan fungsi penunjang 2. Retribusi daerah;
urusan pemerintahan yang menjadi 3. Hasil pengelolaan kekayaan
kewenangan daerah di bidang pendapatan Daerah yang dipisahkan; dan
daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok 4. Lain-lain pendapatan asli
tersebut, Badan Pendapatan Daerah Daerah yang sah;
Kabupaten Kutai Kartanegara mempuyai b. Pendapatan transfer; dan
fungsi: c. Lain-lain pendapatan Daerah yang
(1) Penyusunan kebijakan teknis di bidang sah.
pendapatan daerah; (2) Pendapatan transfer sebagaimana
(2) Pelaksanaan tugas dukungan teknis di dimaksud pada ayat (1) huruf b
bidang pendapatan daerah; meliputi:
(3) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan a. Transfer Pemerintah Pusat terdiri
pelaksanaan tugas dukungan teknis di atas:
bidang pendapatan daerah; 1. Dana perimbangan;
(4) Pembinaan teknis penyelenggaraan 2. Dana otonomi khusus;
fungsi-fungsi penunjang urusan 3. Dana keistimewaan; dan
pemerintahan daerah di bidang 4. Dana Desa.
pendapatan daerah; dan b. Transfer antar-Daerah terdiri atas:
(5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan 1. Pendapatan bagi hasil; dan
oleh Bupati sesuai tugas dan 2. Bantuan keuangan.
fungsinya.3
Negara Republik Indonesia sebagai Semakin besarnya peranan
Negara kesatuan, saat ini sedang Pendapatan Asli Daerah (PAD) berarti
menerapkan azas desentralisasi dalam semakin sedikit ketergantungan daerah
penyelenggaraan pemerintah. Desentralisasi terhadap bantuan pusat, Pendapatan Asli
merupakan pemberian kesempatan dan Daerah (PAD) digunakan untuk membiayai
keleluasaan kepada daerah untuk pengeluaran daerah seperti : pengeluaran
menyelenggarakan Otonomi Daerah. rutin dan pengeluaran pembangunan. Dari
Melalui otonomi diharapkan daerah akan hasil penerimaan pajak sarang burung walet
lebih mandiri dalam menentukan oleh pemerintah digunakan untuk
kegiatannya untuk memajukan daerah. membiayai keperluaan daerah, baik dari
Agar daerah dapat menjalankan kewajiban segi pembangunan, keamanan, ketertiban
dengan sebaik-baiknya, perlu sumber lingkungan, dan lain-lain yang berkaitan
keuangan daerah. Semakin besar keuangan dengan daerah itu sendiri. Supaya
perkembangan daerah menjadi maju,
2
dengan ini daerah harus memiliki
Ibid.
3
Dokumen Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara Tahun 2016-2021, hal. 7.
131

keunggulan yang dapat dihandalkan. 4 Salah 2. Bagaimana perhitungan tarif pajak


satu Pendapatan Asli Daerah (PAD) sarang burung walet yang ditetapkan
diharapkan menjadi salah satu sumber sebesar 10% berdasarkan Peraturan
pembiayaan penyelengaraan pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara
dan pembangunan daerah untuk Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak
meningkatkan dan meratakan kesejahteraan Daerah ?
masyarakat adalah dari Pajak Daerah. Pajak
daerah telah menjadi sumber penerimaan C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
yang dapat di handalkan bagi daerah. Adapun yang menjadi tujuan dalam
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran
Kutai Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011 Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
Tentang Pajak Daerah Pasal 1 Pajak Sarang Kartanegara dalam melakukan
Burung Walet adalah pajak atas kegiatan penyelenggaraan pungutan dan
pengambilan dan/atau pengusahaan sarang melaksanakan pengawasan terhadap
burung walet. Dalam meningkatkan pemilik sarang burung walet dalam
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kutai melaksanakan kewenangannya membayar
Kartanegara Pajak Sarang Burung Walet pajak untuk meningkatkan pendapatan asli
juga berperan penting. Mengingat banyak daerah. Dan untuk Mengetahui perhitungan
terdapatnya rumah sarang burung walet tarif pajak sarang burung walet yang
yang disediakan oleh pengusaha burung ditetapkan sebesar 10% berdasarkan
yang dalam hal ini memiliki potensi. Sarang Peraturan Daerah Kabupaten Kutai
Burung Walet bertujuan untuk menjaga dan Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011 tentang
melindungi kelestarian sarang burung walet Pajak Daerah.
baik dihabitat alami maupun dihabitat Adapun manfaat dari penelitian ini
buatan dari bahaya kepunahan, serta untuk adalah Menjadi salah satu bahan evaluasi
meningkatkan produksi dalam upaya Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
pemanfaatan untuk kesejahteraan rakyat. Kartanegara dalam Meningkatkan
Pajak sarang burung walet juga menjadi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kutai
handalan Pemerintah Daerah memberikan Kartanegara dan memberikan pemahaman
kontribusinya untuk Meningkat Pendapatan kepada Pengusaha Sarang Burung Walet
Asli daerah (PAD) mengingat terdapat dalam hal perhitungan pajak agar
rumah-rumah pengusahaan Sarang burung pengusaha sarang burung walet termotivasi
walet oleh pengusaha yang di jadikan untuk taat dalam melakukan pembayaran
sebagai Wajib Pajak daerah.5 pajak sarang burung walet.

B. Permasalahan METODE PENELITIAN


Berdasar pada latar belakang tersebut
diatas, maka permasalahan yang dibahas Dalam penelitian ini menggunakan
dalam penelitian adalah : metode penelitian Yuridis Normatif atau
1. Bagaimana peran Badan Pendapatan Metode Penelitian Kepustakaan yaitu
Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara motode yang dilakukan dengan cara yang
dalam penyelenggaraan pungutan dan dipergunakan dalam penelitian hukum yang
melaksanakan pengawasan terhadap dilakukan dengan cara meneliti bahan
pemilik sarang burung walet dalam pustaka yang ada. Sehingga adapun data-
melaksanakan kewenangannya data yang digunakan dalam penelitian ini
membayar pajak untuk meningkatkan meliputi :
pendapatan asli daerah ?

4
Marohot P. Siahaan, Pajak dan Retribusi
Daerah, PT. Rajagrapindo Persada, 2016. Hal. 1
5
Darwin, Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Mitra Wacana Media, 2010, hal.180.
132

a. Bahan Hukum Primer 2. Hasil penelitian


Bahan hukum primer terdiri atas a. Perbaikan Keuangan Negara Dalam
peraturan perundang-undangan Era Reformasi;
yurisprudensi, atau putusan pengadilan. b. Evaluasi Kinerja Pendapatan Asli
Bahan hukum primer adalah bahan hukum Daerah dan Kemampuan Keuangan
yang bersifat otoritatif yang artinya Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi
mempunyai otoritas. Bahan hukum primer Lampung;
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu c. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 (PAD) Terhadap Pertumbuhan
tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Ekonomi Provinsi Lampung Menurut
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Persfektif Ekonomi Islam
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan d. Analisis Kinerja Pengelolaan
Daerah. Undang-Undang Nomor 16 Tahun Keuangan Daerah Pada Era Otonomi
2009 tentang Tata Cara Perpajakan. Daeah di Kabupaten Sukoharjo
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. c. Bahan Hukum Tersier
Undang-Undang Republik Indonesia Bahan-bahan yang memberikan
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah petunjuk maupun penjelasan terhadap
Daerah. Peraturan Pemerintah Republik bahan hukum primer dan bahan hukum
Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang sekunder seperti Kamus Hukum dan Kamus
Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Besar Bahasa Indonesia dan lain
Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagainya.
Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah. Peraturan Bupati Kutai Teknik Pengumpan Data yang
Kartanegara Nomor 79 Tahun 2012 tentang digunakan dalam Penelitian ini dengan cara
Uraian Tugas Pejabat Struktural Pada Dinas melakukan Penelitian Kepustakaan dengan
Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai melihat sumber dalam media dan
Kartanegara. melakukan wawancara secara langusng
kepada Narasumber terkait dengan Judul
b. Bahan Hukum Sekunder Penelitian.
Bahan hukum sekunder adalah bahan
hukum yang dapat memberikan penjelasan Analisis Data Dalam Penelitian ini
terhadap bahan hukum primer. Bahan analisis data yang dilakukan Metode
hukum sekunder adalah: analisis data yang dilakukan adalah dengan
1. Buku-buku ilmiah yang terkait metode kualitatif dengan penarikan
a. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan kesimpulan secara deduktif. 6 Metode
Keuangan) penarikan kesimpulan pada dasarnya ada
b. Akuntansi Sektor Publik: Suatu dua, yaitu metode penarikan kesimpulan
Pengantar secara deduktif dan induktif. Metode
c. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah penarikan kesimpulan secara deduktif
d. Metode Penulisan Karya Ilmiah adalah suatu proposisi umum yang
e. Konsep Dasar Perpajakan kebenarannya telah diketahui dan berakhir
f. Perencanaan Pajak pada suatu kesimpulan (pengetahuan baru)
g. Perpajakan Edisi Revisi yang bersifat lebih khusus. Metode
h. Pajak dan Retribusi Daerah penarikan kesimpulan secara induktif
i. Hukum Administrasi Negara adalah proses berawal dari proposisi-
j. Ekonomi Otonomi Daerah proposisi khusus (sebagai hasil
k. Prosedur Penelitian Suatu pengamatan) dan berakhir pada kesimpulan
Pendekatan Praktik. (pengetahuan baru) berupa asas umum.

6
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
PT. Raja Grafindo Persada, 2011, hal. 69
133

HASIL DAN PEMBAHASAN pembayaran pajak hingga menyetor pajak.


Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
A. Peran Badan Pendapatan Daerah Kartanegara hanya membantu pengusaha
Kabupaten Kutai Kartanegara mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak,
Dalam Penyelenggaraan Pungutan pemberian NPWP, dan penjelasan ijin bila
dan Melaksanakan Pengawasan pengusaha tidak memiliki ijin sarang
Terhadap Pemilik Sarang Burung burung walet. Hal ini juga seusai dengan
Walet Dalam Melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai
Kewenangannya Membayar Pajak Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011 Tentang
Untuk Meningkatkan Pendapatan Pajak Daerah pada Pasal 89 yang
Asli Daerah. menyatakan bahwa dari Sembilan jenis
pajak yang dibayarkan sendiri oleh wajib
Peran Badan Pendapatan Daerah pajak, salah satunya adalah pajak sarang
Kabupaten Kutai Kartanegara didalam burung walet.
penyelenggaraan pungutan terhadap Pemungutan pajak tidak serta merta
pemilik sarang burung walet adalah: dilakukan. Pengusaha sarang burung walet
1. Memberikan sosialisasi kepada harus terdaftar terlebih dahulu sebagai
pengusaha sarang burung walet untuk Wajib Pajak. Hal tersebut sesuai dengan
selalu membayar pajak, Peraturan Bupati Kabupaten Kutai
2. Mendaftarkan pengusaha sebagai wajib Kartanegara Nomor 45 Tahun 2011
pajak, Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan
3. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet,
Kutai Kartanegara memberikan Nomor Pasal 6 Ayat 1 menyatakan bahwa subyek
Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) pajak harus mendaftarkan diri sebagai wajib
kepada pengusaha atau wajib pajak, pajak dengan mengisi formulir SPTPD
4. Badan Pendapatan Daerah Menunggu yang disediakan oleh Badan Pendapatan
Wajib Pajak untuk melaporkan berapa Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
pendapatan sarang burung walet dan Dalam SPTPD tersebut pengusaha harus
berapa pajak yang ingin diberikan. mengisi Nama dan alamat, letak lokasi,
nomor formulirm, jenis usaha/produksi,
Peranan Badan Pendapatan Daerah data subyek dan obyek pajak lainnya.
Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai salah Kemudian pada ayat 2 disebutkan hawa
satu cara agar pengusaha sarang burung formulir pendftaran tersebut harus diisi
walet sadar bahwa mereka memiliki secara jelas, lengkap dan benar dan harus
tanggung jawab mengenai pembayaran ditandatangani subyek pajak atau kuasanya.
pajak yang sudah diatur mulai dari Undang- hal ini dilakukan untuk mempermudah
Undang, Peraturan Daerah, hingga pengusaha terdaftar sebagai wajib pajak.
Peraturan Bupati. Peraturan Daerah yang Bila penyelenggaraan pungutan pajak
menjadi acuan yaitu Peraturan Daerah sarang burung walet bercermin pada
Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 2 Undang-Undang Republik Indonesia
Tahun 2011 Tentang Pajak daerah dan Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
kemudian turun pada Peraturan Bupati Daerah Dan Retribusi Daerah ada atau tidak
Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Pedoman adanya ijin usaha sarang burung walet tim
Teknis Pelaksanaan Pemungutan Pajak penyelenggara pungutan pajak sarang
Sarang Burung Walet. burung walet tetap wajib menerima pajak
Sistem pemungutan yang dilakukan yang diberikan oleh wajib pajak. Tetapi tim
oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten penyelenggara pungutan pajak sarang
Kutai Kartanegara yaitu Self Assessment burung walet berbenturan dengan apatur
System, dimana semua diserahkan kepada penegak hukum yang tidak mengijinkan
wajib pajak. Mulai dari melakukan melakukan pemungutan pajak yang tidak
pelaporan kepada Badan pendapatan memiliki ijin dengan alasan melegalkan
Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, yang illegal. Dalam Undang-Undang
melakukan perhitungan untuk melakukan tersebut berbunyi ketika dia (pengusaha)
134

sudah jatuh sebagai objek, maka sudah kecamatan. Dalam setiap kecamatan hanya
wajib atau berhak dipungut pajaknya. puluhan bahkan ada yang hanya belasan
Sejauh wajib pajak ingin menyetor kepada yang terdaftar sebagai wajib pajak.
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Sedangkan bila dilihat dilapangan dalam
Kartanegara, tim penyelenggara pungutan satu kecamatan ada raturan bangunan
pajak tetap menerima pajak yang diberikan sarang burung walet. Mulai dari bangunan
tanpa melihat atau menanyakan masalah sarang burung walet yang berdiri sendiri
ijin tersebut. Tetapi bila wajib pajak ataupun bangunan sarang burung walet
ataupun pengusaha sarang burung walet yang menjadi satu tempat dengan tempat
tidak mau menyetor kepada tim tinggal pemiliknya. Hal ini terjadi karena
penyelenggara pungutan, tidak akan terjadi kurangnya kesadaran pengusaha sarang
paksaan karena semua murni atas kemauan burung walet untuk menjadi wajib pajak
dari pengusaha dan wajib pajak. dan kurangnya monitoring tim terpadu
Penyetoran hasil pajak sarang burung kepada pengusaha sarang burung walet di
walet sudah ditentukan dalam peraturan wilayah kerjanya sendiri.
daerah dan peraturan bupati. Bila dalam Badan Pendapatan Daerah
penentuan tersebut pengusaha sarang Kabupaten Kutai Kartanegara pada saat ini
burung walet belum melakukan penyetoran hanya bisa berharap pembayaran pajak
maka akan dikenakan sanksi sebesar 2% dapat berjalan baik pada 123 wajib pajak.
sesuai dengan Peraturan Bupati Kutai Tetapi pada kenyataannya setahun setelah
Kartanegara Nomor 45 Tahun 2011 terdaftar sebagai wajib pajak, yang
Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan melakukan pembayaran pajak hanya 4
Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet orang wajib pajak saja. Dan hal ini jauh dari
sesuai dalam Pasal 14 ayat 4 poin a yang target dan harapan. Pelaksanaan pungutan
menyatakan angsuran pembayaran pajak sarang burung walet yang tidak
dilakukan secara teratur dan berturut-turut tecapai atau tidak memenuhi target terjadi
maksimal 4 kali selama-lamanya 1 tahun mulai dari tahun 2015 hingga saat ini.
sejak tanggal persetujuan Bupati, dengan Target yang ditetapkan Badan Pendapatan
dikenakan sanksi bunga 2% sebulan dari Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara tidak
jumlah pajak yang belum atau kurang pernah terpenuhi, bahkan untuk mencapai
dibayar. 10% dari target saja tidak tercapai. Dari
Kelemahan dari Peraturan Daerah trend pendapatan asli daerah yang ada. Pada
Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 2 tahun 2015 target yang ditentukan sebesar
Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah dan Rp. 10.000.000 dan yang teralisasi adalah
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor Rp. 0. Untuk tahun 2016 target yang
45 Tahun 2011 Tentang Pedoman Teknis ditentukan adalah Rp. 11.000.000 dan
Pelaksanaan Pemungutan Pajak Sarang realisasinya adalah Rp. 600.000,
Burung Walet disini ialah tidak adanya pencapaian sebesar 5,45% dari taget yang
sanksi bagi pengusaha sarang burung walet ditentukan. Ditahun 2017 target yang
yang tidak terdaftar sebagai wajib pajak. ditentukan adalah Rp. 60.000.000 dan yang
Data yang dimiliki oleh Badan Pendapatan terealisasi adalah Rp. 1.760.2502,
Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara pencapaian sebesar 2,93%. Pada tahun 2018
adalah hanya data pengusaha yang terdaftar target sebesar Rp. 50.990.000 dan yang
sebagai wajib pajak. Dari hasil daftar wajib terealisasi sejuah ini adalah Rp. 530.000,
pajak sarang burung walet periode 1 januari pencapaian sebesar 1,04%.
2016 sampai dengan 30 april 2018 yang Salah satu pengusaha sarang burung
terdaftar sebagai wajib pajak hanya walet yang berada di Kecamatan
sebanyak 123 Wajib Pajak. Hal ini tidak Tenggarong beralasan karena kesibukan
sebanding dengan keadaan di lapangan, mereka, maka tidak sempat atau tidak
banyaknya pengusaha sarang burung walet memiliki waktu untuk mendaftarkan dirinya
tidak sebanding dengan daftar wajib pajak sebagai wajib pajak. Maka dari itu dari
dimasing-masing kecamatan. Kabupaten mulai tahun 2013 sarang burung walet
Kutai Kartanegara terbagi sebelas berproduksi, pengusaha tidak pernah
135

membayar pajaknya. Dan pengusaha pun peminjaman permodalan kepada pengusaha


belum pernah dikunjungi oleh tim terpadu sarang burung walet bila ingin membuka
mengenai pendataan dan pendaftaran pajak. usaha sarang burung walet. Dengan alasan
Pengusaha sarang burung walet merasa burung walet tidak bisa menjadi salah satu
terbebani bila terdaftar sebagai wajib pajak. hewan yang bisa diakui kepemilikannya.
Karena merasa memiliki tanggungan Dalam Peraturan daerah Nomor 2
tambahan. Maka dari itu mereka merasa Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah, Pasal 3
biasa saja bila tidak serdaftar sebagai wajib ayat 1disebutkan bahwa tujuan dari pajak
pajak dan tidak membayar pajak. daerah itu sendiri ialah untuk
Berbeda dengan yang disampaikan penyelenggaraan otonom daerah dengan
dari pihak Badan Pendapatan Daerah menempatkan diri pada pembebanan pajak
Kabupaten Kutai Kartanegara yang selama daerah. Dalam ayat 2 menyatakan sebagai
ini melakukan pendataan diseluruh pedoman, arahan, panduan dalam rangka
Kabupaten Kutai Kartanegara melalui UPT pemungutan pajak daerah yang meliputi
yang terbagi dalam sebelas UPT tersebut. pendataan, penetapan dan penagihan. Hal
Ada hal lain yang menjadi kendala tim terpenting lainnya disini disebutkan pada
penyelenggara pungutan pajak Badan ayat 3 bahwa pajak daerah menjadi salah
Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai satu sumber pendapatan daerah. Maka bila
Kartanegara dalam melalukan pemungutan dilaksanakan dengan baiik, pendapatan asli
pajak yaitu tingkat kesadaran wajib pajak daerah pun akan meningkat.
masih rendah. Mereka selalu beralasan Banyaknya permasalahan atau
bahwa usaha yang mereka bangun selama kendala-kendala Badan Pendapatan Daerah
ini adalah usaha sendiri. Pemerintah tidak Kabupaten Kutai Kartanegara dalam
pernah berperan didalamnya. Peran menyelenggarakan pungutan pajak sarang
pemerintah yang mereka harapkan selama burung walet, maka dari itu tim
ini adalah seperti pembinaan terhadap penyelenggara pungutan pajak sarang
pengusaha dalam bentuk pelatihan atau burung walet Badan Pendapatan Daerah
bimbingan tekhnis untuk mengelola sarang Kabupaten Kutai Kartanegara diawal tahun
burung walet agar sarang burung walet 2018 membuat program baru yang bernama
yang mereka miliki selalu berproduksi Jemput Bola Pajak Sarang Burung Walet
tanpa mengenal hambatan. Sementara tim (Jebol Pak Sabu). Kemunculan program
penyelenggara pungutan Badan Pendapatan baru ini diharapkan dapat mengoptimalisasi
Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara sudah penyelenggaraan pungutan pajak di
memberikan pemahaman bahwa hasil dari Kabupaten Kutai Kartanegara. Program
pungutan pajak tidak bisa dirasakan secara jemput bola pajak sarang burung walet ini
langsung tetapi secara tidak langsung baru dilaksanakan pada Desa Perian
seperti dalam bentuk fasilitas jalan Kecamatan Muara Muntai. Pelaksanaan
kemudian bangunan sarana pendidikan, pertama pada Desa Perian bukan tanpa
sarana kesehatan yang dari semua itu alasan, melainkan salah satu dari Unit
berasal dari pungutan pajak. Tapi berbeda Pelaksana Teknis Pajak Daerah
dengan keinginan pengusaha yang berharap menginformasikan kepada Badan
hasil pungutannya dapat mereka rasakan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
secara langsung. Kartanegara Bahwa di UPT yang
Selain itu pula masalah lain ialah berkedudukan di Kecamatan Muara Muntai
harapan dari pengusaha sarang burung siap membayar pajak sarang burung walet
walet disini adalah pungutan sarang burung yang bila dihitung-hitung memiliki potensi
walet dapat dirasakan secara langsung yaitu sebesar ± Rp. 2.000.000.000. Kemudian
dengan cara membantu atau menjembatani pada saat Badan Pendapatan Daerah
memberikan pinjaman kepada bank untuk Kabupaten Kutai Kartanegara menurunkan
dapat mengembangkan usahanya. Hal ini tim ke lapangan untuk melakukan
yang menjadi alasan pengusaha sarang sosialisasi dan pelayanan pembayaran pajak
burung walet tidak ingin membayar pajak sarang burung walet dengan melibatkan
karena masalah Bank tidak memberikan Bank BPD Kaltim, Satuan Polisi Pamong
136

Praja, dan Badan Pelayanan Perizinan 44.14% yang dihitung dari bulan januari
Terpadu (BP2T) Kabupaten Kutai hingga bulan juni.
Kartanegara dengan harapan dapat Dalam Peraturan Daerah Kabupaten
terintegrasi dengan baik. Dan pada saat Kutai Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011
sesampainya ditempat tujuan yaitu Desa Tentang Pajak Daerah, pada Pasal 62 ayat 1
Perian, semua jauh dari harapan. Karena disebutkan bahawa yang dimaksud dengan
tim dari Badan Pendapatan Daerah objek pajak sarang burung walet adalah
Kabupaten Kutai Kartanegara hanya bisa pengambilan dan/atau pengusahaan sarang
mendaftarkan pengusaha sebagai Wajib burung walet, dan pada ayat 2 disebutkan
Pajak dan sementara pembayaran pajak bahwa pengambilan sarang burung walet
belum bisa terealisasikan. yang telah dikenakan Penerimaan Negara
Badan Pendapatan Kabupaten Kutai Bukan Pajak tidak termasuk dalam objek
Kartanegara mempunyai prinsip tidak akan pajak sarang burung walet. Pemahaman
memeras atau memaksa masyarakat untuk lainnya yang tidak diketahui masyarakat
membayar pajak karena pemahaman dari atau pengusaha sarang burung walet yaitu
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai mengenai pajak sarang burung walet yang
Kartanegara yaitu walaupun Pendapatan berbeda jenis pajaknya dengan jenis pajak
Asli Daerah (PAD) ditingkatkan berapa yang lain. Jenis pajak lain yang dimaksud
puluh persen tidak akan signifikan dalam disini adalah Penerimaan Negara Bukan
menutupi pembiayaan pembangunan, dan Pajak (PNBP). Seperti halnya pada saat
kalaupun masyarakat dipaksa untuk pengepul sarang burung walet melakukan
membayar pajak semua, maka tidak akan pengiriman sarang burung walet yang
mempengaruhi peningkatan pendapatan asli belum dibayar pajak daerahnya, maka pada
daerah begitu besar dalam hal saat dibandara pengepul akan dikenakan
pembangunan. Tetap saja daerah Kabupaten pajak sebesar 10%. Hal tersebut membuat
Kutai Kartanegara selalu berharap dana kerugian terhadap daerah karena PNBP
yang diberikan dari pusat. Sebenarnya langsung diberikan kepada pusat dan tidak
dalam Peraturan Bupati Kabupaten Kutai dibagi ke daerah.
Kartanegara Nomor 45 Tahun 2011 Badan Pendapatan Daerah
Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Kabupaten Kutai Kartanegara tidak
Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet, melaksanakan pengawasan terhadap
Pasal 23 ayat 2 disebutkan bahwa Dispenda pemilik sarang burung walet dalam
wajib memberikan arahan kepada melaksanakan kewenangannya membayar
pengusahaan dan/atau pengambilan sarang pajak. Hal tersebut terjadi karena mereka
burung walet yang tidak berijin untuk dapat mengaanggap bukan tugas dan fungsi dari
memperoses perijinan. Maka disini sifatnya Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
tetap membina dengan cara memberikan Kartanegara. Yang dilakukan hanya sebatas
arahan sampai akhirnya pengusaha pendataan dan pendaftaran terhadap
mendapatkan ijinnya. pengusaha sarang burung walet. Dan yang
Trend Pendapatan Asli Daerah pada layak melakukan pengawasan adalah
tahun 2015 hingga 2018 bisa dikatakan Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP).
stabil dari target yang ada, walau dalam 3 Keadaan tersebut tidak sesuai dengan
tahun terakhir terjadi penurunan tetapi Peraturan Bupati Kabupaten Kutai
penurunan tersebut tidak begitu Kartanegara Nomor 45 Tahun 2011
berpengaruh. Untuk pendapatan asli daerah Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan
pada tahun 2015 pajak daerah terealisasi Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet.
sebanyak 106.05% dari target yang Dalam pasal 23 sudah jelas disebutkan
ditentukan. Di tahun 2016 terjadi bahwa pengawasan merupakan tanggung
penurunan yaitu hanya terealisasi 75.23%. jawab dari Badan Pendapatan Daerah
Di tahun 2017 pajak daerah terjadi Kabupaten Kutai Kartanegara, kalaupun
peningkatan kembali yaitu terealisasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
sebanyak 94.92%. Pada tahun 2018 ini Kartanegara menganggap pengawasan lebih
pajak daerah baru terealisasi sebesar baik ditangani oleh SATPOL PP
137

seharusnya Badan Pendapatan Daerah maksimal, Seharusnya dalam


Kabupaten Kutai Kartanegara melakukan penyelenggaraan pungutan juga harus
koordinasi kepada SATPOL PP untuk dilakukan pengawasan, agar dapat
melakukan pengawasan. Tetapi hal tersebut mengevaluasi penyelenggaraan pungutan
belum bisa terealisasi sampai saat ini tersebut agar semua pengusaha sarang
karena berbagai macam kendala seperti burung walet dapat dilakukan pendataan
anggaran yang tidak memungkinkan dan kemudian terdaftar menjadi wajib pajak dan
waktu yang tidak cukup, karena Badan yang sudah terdaftar menjadi wajib pajak
Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai dapat taat akan kewajibannya untuk
Kartanegara tidak berfokus pada pajak membayar pajak. Dan pendapatan asli
sarang burung walet tetapi ada sepuluh daerah yang bersumber dari pajak sarang
jenis pajak lainnya. burung walet dalam hal peningkatan
Pada saat pengusaha sarang burung pendapatan tidak signifikan dari tahun
walet sudah terdaftar sebagai wajib pajak, 2015-2018.
seharusnya Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Kutai Kartanegara B. Perhitungan Tarif Pajak Sarang
memonitoring, memberikan peringatan Burung Walet Yang Di Tetapkan
kepada wajib pajak untuk melakukan Sebesar 10% Berdasarkan
pembayaran pajak. Tetapi sejauh ini Badan Peraturan Daerah Kabupaten
Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Kutai Kartanegara Nomor 2
Kartanegara hanya menunggu wajib pajak Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.
untuk membayar pajaknya. Maka dari itu
pembayaran pajak tidak bisa terealisasikan. Perhitungan tarif pajak sarang burung
Hal lain yang membuat pengawasan walet ditetapkan untuk memudahkan para
tidak berjalan yaitu karena lokasi bangunan wajib pajak menghitung besaran pajak yang
sarang burung walet yang berbeda dengan akan disetor kepada Badan Pendapatan
lokasi tempat tinggal pemilik sarang burung Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
walet. Kalaupun dilakukan pengecekan Perhitungan pajak sebesar 10%
dilapangan hanya dapat bertemu dengan diperuntukan untuk kedua jenis sarang
penjaga dari bangunan sarang busrung burung walet yaitu sarang burung walet
walet tersebut, tidak dapat bertemu alam dan sarang burung walet
langsung dengan pemilik sarang burung menggunakan habitat buatan. Hal ini pun
walet. Dan tim terpadu tidak bisa tertera dalam Peraturan Bupati Kabupaten
melakukan monitoring lapangan karena Kutai Kartanegara Nomor 45 Tahun 2011
keterbatasan waktu dan dana. Tentang Pedoman Teknis Pelaksanan
Badan Pendapatan Daerah Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet
Kabupaten Kutai Kartanegara melakukan dalam Pasal 2 ayat 1 menyatakan yang
pengawasan dengan cara memberikan dimaksud dengan objek pajak sarang
himbauan untuk taat akan pembayaran burung walet adalah kegiatan pengambilan
pajak. Tetapi pada saat penulis meminta dan/atau pengusahaan sarang burung walet
bukti laporan surat himbauan yang yang berada di habitat alami burung walet
diberikan kepada wajib pajak atau dan habitat buatan burung walet.
pengusaha sarang burung walet laporan Perhitungan pajak 10% banyak tidak
tersebut tidak ada dan pengawasan tersebut diketahui oleh semua pengusaha sarang
tidak benar-benar terjadi. burung walet karena pengusaha sarang
Menurut pendapat penulis peran burung tidak terdaftar sebagai wajib pajak,
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai terlebih pengusaha sarang burung walet
Kartanegara dalam penyelenggaraan yang baru memulai usahanya tidak
pungutan dan melaksanakan pengawasan mendapatkan sosialisasi dari Badan
terhadap pemilik sarang burung walet Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
dalam melaksanakan kewenangannya Kartanegara. Dan adapula pengusaha yang
membayar pajak untuk meningkatkan sudah menjadi wajib pajak dan memahami
pendapatan asli daerah masih belum bagaimana perhitungan pembayaran pajak
138

sebesar 10% tetapi tetap tidak ingin Menurut pendapat penulis


membayar pajaknya. perhitungan tarif pajak sarang burung walet
Bagi pengusaha sarang burung walet yang di tetapkan sebesar 10% berdasarkan
yang sudah menjadi wajib pajak pasti Peraturan Daerah Kabupaten Kutai
mengetahui apa saja yang harus dilakukan Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011 tentang
untuk membayar pajak. Bila wajib pajak Pajak Daerah sudah cukup baik namun
ingin membayar pajaknya maka wajib pajak dalam segi penerapan harus dilakukan
akan mendapatkan surat keterangan yang sosialisasi kepada pengusaha sarang burung
berisi NPWPD, nama wajib pajak, alamat walet. Agar pengusaha sarang burung walet
usaha sarang burung walet, masa petik yang memahami lebih jelas mengenai
terdiri dari tanggal dan bulan pemetikan, perhitungan pajak sarang burung walet
volume, harga jual dan hasil pemetikan. yang diperuntukan untuk kedua jenis sarang
Kemudian setelah surat keterangan tersebut burung walet.
terisi, wajib pajak menyerahkan kepada tim
pelayanan pembayaran pajak di Badan PENUTUP
Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai KESIMPULAN DAN SARAN
Kartanegara dan tim akan menuangkannya
lewat SPTDP (Surat Pemberitahuan Pajak Peran Badan Pendapatan Daerah
Daerah). Hal ini juga sudah ditetapkan Kabupaten Kutai Kartanegara dalam
sesuai Peraturan Bupati Kabupaten Kutai penyelenggaraan pungutan dan
Kartanegara Nomor 45 Tahun 2011 melaksanakan pengawasan terhadap
Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan pemilik sarang burung walet dalam
Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet, melaksanakan kewenangannya membayar
Pasal 7. Hanya tingkat kesadaran yang pajak untuk meningkatkan pendapatan asli
masih rendah, yang membuat wajib pajak daerah masih belum maksimal. Dalam
hanya sekedar mengetahui tanpa penyelenggaraan pungutan juga harus
menerapkan dengan cara membayar pajak. dilakukan pengawasan, agar dapat
Kelemahan dari perhitungan tarif mengevaluasi penyelenggaraan pungutan
pajak sarang burung walet yang ditetapkan tersebut agar semua pengusaha sarang
sebesar 10% berdasarkan Peraturan Daerah burung walet dapat dilakukan pendataan
Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 2 kemudian terdaftar menjadi wajib pajak dan
Tahun 2011 tentang Pajak Daerah yaitu yang sudah terdaftar menjadi wajib pajak
penetapan tarif pajak sebesar 10% diberikan dapat taat akan kewajibannya untuk
dengan cara sepihak tanpa mengukur membayar pajak. Dan pendapatan asli
tingkat kemampuan pengusaha sarang daerah yang bersumber dari pajak sarang
burung walet. Dan untuk kelebihan dari burung walet dalam hal peningkatan
Peraturan Daerah Kabupaten Kutai pendapatan tidak signifikan dari tahun
Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011 tentang 2015-2018.
Pajak Daerah yaitu bila ketetapan tarif Perhitungan tarif pajak sarang burung
pajak sebesar 10% dapat terlaksana maka walet yang di tetapkan sebesar 10%
Pendapatan Asli Daerah khususnya pajak berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
sarang burung walet akan meningkat. Kutai Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011
Pemungutan pajak sarang burung tentang Pajak Daerah sudah cukup baik
walet dihitung dari nilai yang dijual. namun dalam segi penerapan harus
Misalnya dalam satu bulan ada produksi 2 dilakukan sosialisasi kepada pengusaha
kg sarang burung walet. Dari 2 kg sarang sarang burung walet. Agar pengusaha
burung walet itu dihitung harga pasarannya. sarang burung walet memahami lebih jelas
Misalnya pada saat itu harga pasarannya mengenai perhitungan pajak sarang burung
adalah Rp. 20.000.000, maka Rp. walet yang diperuntukan untuk kedua jenis
20.000.000 dikali 2 kg dikali 10%. Maka sarang burung walet.
hasil dari perkalian itulah yang akan disetor
sebagai pajak.
139

Adapun saran yang disampaikan


dalam penelitian ini sebaiknya Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara lebih memaksimalkan
kinerjanya dalam melakukaan pendataan
dan pendaftaran dan merubah Self
Assessment system menjadi Official
Assessment System agar dapat membantu
wajib pajak menentukan besaran pajak yang
akan disetor. Dan meningkatkan
pengawasan dan pengendalian teknis
pemungutan pajak sarang burung walet.
Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Kutai Kartanegara perlu
melakukan sosialisasi dan melakukan
monitoring mengenai perhitungan pajak
sarang burung walet kepada pengusaha dan
wajib pajak sesuai dengan Peraturan Bupati
Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 45
Tahun 2011 Tentang Pedoman Teknis
Pelaksanaan Pemungutan Pajak Sarang
Burung Walet yang merupakan
tanggungjawabnya dan melakukan
kerjasama dengan instansi terkait agar
pengawasan dan berjalan dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Jum Anggraini, 2012, Hukum Administrasi
Abdul Halim, 2015, Auditing (Dasar-dasar Negara, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Audit Laporan Keuangan),
Yogyakarta, Unit Penerbit dan M. Haddin Muhjad, 2015, Hukum
Percetakan STIM YKPN. Lingkungan, Jakarta, Genta
Bastian, Indra, 2011, Akuntansi Sektor Publishing.
Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Mardiasmo, 2013, Perpajakan Edisi Revisi,
Erlangga. Yogyakarta, Penerbit Andi.
Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Marohot, 2016, Pajak dan Retribusi
Daerah, Jakarta, Mitra Wacana Daerah, Jakarta, PT. Raja grapindo
Media. Persada.
Denial A.R, 2010, Metode Penulisan Karya Riawan Tjandra, 2014, Hukum Administrasi
Ilmiah, Bandung, Universitas PKN Negara, Yogyakarta, Grasindo.
Universitas Pendidikan Indonesia. Rudy Badrudin, 2011, Ekonomi Otonomi
Diana Sari, 2013, Konsep Dasar Daerah, Yogyakarta, UPP STIM
Perpajakan, Bandung, PT. Refika YKPN.
Aditama. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011,
Dokumen Rencana Trategis (RENSTRA) Penelitian Hukum Normatif Suatu
Badan Pendapatan Daerah Tijauan Singkat, Jakarta, PT. Raja
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Grafindo Persada.
2016-2021.
Erly Suandy, 2011, Perencanaan Pajak,
Jakarta, Salemba empat.
140

Suharsimi Arikunto, 2010, Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta, Rinekacipta.

Perundang-undangan :

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003


tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
tentang Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara Nomor 2 Tahun 2011
tentang Pajak Daerah.
Peraturan Bupati Kabupaten Kutai
Kartanegara Nomor 45 Tahun 2011
Tentang Pedoman Teknis
Pelaksanaan Pemungutan Pajak
Sarang Burung Walet
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor
79 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas
Pejabat STruktural Pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten
Kutai Kartanegara.

Artikel / Majalah dan/atau Jurnal :


Persfektif Ekonomi Islam, Bandar
Eka Ratnawati, 2011, Perbaikan Keuangan Lampung, Universitas Islam Negeri
Negara Dalam Era Reformasi, Hasil Raten Intan.
Penelitian Universitas Atma Jaya, Safitri, 2013, Analisis Kinerja Pengelolaan
Yogyakarta. Keuangan Daerah Pada Era
Felisitas Devinta Tania, 2016, Evaluasi Otonomi Daeah di Kabupaten
Kinerja Pendapatan Asli Daerah dan Sukoharjo, Surakarta, Universitas
Kemampuan Keuangan Daerah Sebelas Maret.
Kabupaten/Kota di Provinsi
Lampung, Universitas Sebelas Maret, Website :
Solo.
Nerpi Handayani, 2017, Pengaruh https://ejurnal.untag-smd.ac.id
Pendapatan Asli Daerah (PAD) https://dispenda.kutaikartanegarakab.go.id
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Lampung Menurut

Anda mungkin juga menyukai