Disusun oleh
Kelompok 3
DIII KEPERAWATAN
TINGKAT II B
2022
6
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmatnya penulis
dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Maternitas “ Asuhan Keperawatan Ibu
Hamil Dengan Preeklamsia – Eklamsia “
Penulis
7
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisam
2. TINJAUAN TEORI
A. Tinjaun teori medis
B. Tinjauan Asuhan Keprawatan
3. TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi dan Evaluasi Kperawatan
4. PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit
yang disebabkan oleh kehamilan walaupun belum jelas bagaimana
terjadi. Diindonesia preeclampsia, eklampsia, disamping perdarahan
dan infeksi masih merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab
kematian perinatal yang tinggi. (professor dotor dokter sarwono
prawirhadjo, DSOG).
Angka kematian Ibu dan bayi saat ini masih sangat tinggi.
Terutama untuk ibu hamil yang tinggal di desa-desa, selain karena
pengetahuan ibu hamil yang kurang dan tidak begitu mengerti
tentang kesehatan juga karena perawatan dalam persalinan masih di
tangani oleh petugas non medik dan sistem rujukan yang belum
sempurna. (Prof. dr.H. Muh.Dikman Angsar, SpOG, tahun 2005).
Salah satu penyebab dari tingginya mortalitas dan morbiditas
ibu bersalin adalah hipertensi yang karena tidak di tangani dengan
benar berujung pada preeklsamsia dan eklamsia. Hipertensi dalam
kehamilan merupakan 5 — 15 % penyulit kehamilan. Oleh karena
itu, ditekankan bahwa pengetahuan tentang pengelolaan
sindroma preeklamsi ringan dengan hipertensi, odema dan protein
urine harus benar—benar dipahami dan ditangani dengan benar oleh
semua tenaga medis. (Prof. dr.H.Muh.Dikman Angsar, SpOG, tahun
2005).
Preeklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara
langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah
hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini
dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi. Preeklampsia
hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada multipara.
Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrem
9
yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih
dari 35 tahun.
Eklampsia merupakan kelainan akut pada wanita hamil,
dalam persalinan atau nifas, yang ditandai dengan timbulnya
kejang dan / atau koma. Biasanya Sebelumnya wanita hamil itu
menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia (kejang-kejang
dipastikan BUKAN timbul akibat kelainan neurologik lain).
menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia (kejang-
kejang dipastikan BUKAN timbul akibat kelainan neurologik lain).
Preeklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung
disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai
proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu
bila terjadi. Preeklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada
multipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrem
yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35
tahun.
Eklampsia merupakan kelainan akut pada wanita hamil, dalam
persalinan atau nifas, yang ditandai dengan timbulnya kejang dan / atau
koma. Biasanya Sebelumnya wanita hamil itu menunjukkan gejala-gejala
pre-eklampsia (kejang-kejang dipastikan BUKAN timbul akibat kelainan
neurologik lain)
B. Rumusan Masalah
a. Jelaskan pengertian Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
b. Sebutkan macam-macam Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
c. Jelaskan etiologi dari Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
d. Jelaskan patofisiologi dari Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
e. Sebutkan komplikasi dari Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
f. Jelaskan penatalaksanaan dari Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
g. Apa saja pemeriksaan penunjang dari
Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
10
C. Tujuan
a. Mampumenerapkan asuhan kebidanan
pasien dengan preeklampsia dan eklampsi
11
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.DEFINISI
1. Pre eklampsia
Pre-eklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang
bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein
di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami
pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul
pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada
yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah
140/90 mmHg tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu
(akhir trisemester kedua sampai trisemester ketiga) atau bisa lebih awal
terjadi. Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang
bisa menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa
kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan
bayi. Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas
preeklampsia ringan, preklampsia berat, eklampsia ringan, preklampsia
berat, eklampsia, ser eklampsia, serta superimposed hipertensi ta
superimposed hipertensi (ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah
memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan).
2. Eklampsia
12
Yunani yang berarti “halilintar“ karena gejala eklampsia datang dengan
mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Eklampsia
juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari
kehamilan ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik, biasanya
pada pasien yang telah menderita preeklampsia. (Preeklamsia dan
eklampsia secara kolektif disebut gangguan hipertensi kehamilan dan
toksemia kehamilan.) Prawiroharjo 2005.
3. Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau
masa nifas yang di tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat kelainan
saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya sudah menimbulkan gejala pre
eklampsia. (Ong Tjandra & John 2008 ).
i) Pre Eklamsia ringan, bila disertai Pre Eklamsia ringan, bila disertai
keadaan sebagai keadaan sebagai berikut: berikut:
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau
kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
b. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan
1 kg atau lebih per minggu.
c. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau
2+ pada urin kateter atau pada urin kateter atau midstream midstream
ii). Pre Eklamsi berat, bila disertai Pre Eklamsi berat, bila disertai dengan
keadaan sebagai berikut:
13
d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di
epigastrium.
1. Eklampsia gravidarum
2. Eklampsia parturientum
3. Eklampsia puerperium
1. Kejadian jarang 10 %
14
1.Berlangsung sekitar 30 detik
2.Seluruh tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat
diikuti sianosis, tangan menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah
dapat tergigit.
3. Tingkat kejang klonik
C. Etiologi
Pre-Eklampsia dan Eklampsia Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum
diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang
dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor faktor tersebut
antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim.
Pre-Eklampsia
15
ini, akan tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala yang
menyertai preeklamsi.
Sebab pre eklamasi belum diketahui :
Vasospasmus menyebabkan :
- Hypertensi
- Pada otak (sakit kepala, kejang)
- Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
- Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
- Pada hati (icterus)
- Pada retina (amourose)
Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab
preeklamsia yaitu
- Molahidatidosa
- Diabetes melitus
- Kehamilan ganda
- Hidrocepalus
- Obesitas
Eklampsia Menurut Manuaba, IBG, 2001 penyebab secara pasti belum
diketahui, tetapi banyak teori yang menerangkan tentang sebab akibat dari
penyakit ini, antara lain:
16
ditemukan pada anak wanita dari ibu penderita pre e penderita pre
eklamsia. klamsia.
2. Teori Imunologik Imunologik Kehamilan sebenarnya merupakan
hal yang fisiologis. Janin yang merupakan benda asing karena
benda asing karena ada faktor dari suami secara imunologik dapat
diterima diterima dan ditolak oleh ibu.Adaptasi dapat diterima oleh
ibu bila janin dianggap bukan benda asing dan rahim tidak
dipengaruhi oleh sistem imunologi normal sehingga terjadi
modifikasi respon imunologi dan terjadilah adaptasi.Pada eklamsia
terjadi penurunan atau kegagalan dalam adaptasi imunologik yang
tidak terlalu kuat sehingga konsepsi tetap berjalan.
3. Teori Iskhemia Iskhemia Regio Utero Placental Kejadian
eklamsia pada kehamilan dimulai dengan Kejadian eklamsia pada
kehamilan dimulai dengan iskhemia utero placenta hemia utero
placenta menimbulkan bahan vaso konstriktor yang bila memakai
sirkulasi, menimbulkan bahan vaso konstriksi menimbulkan bahan
vaso konstriksi ginjal. Keadaan ginjal. Keadaan ini mengakibatkan
ni mengakibatkan peningkatan produksi renin angiotensin dan
peningkatan produksi renin angiotensin dan aldoster
aldosteron.Renin angiotensin menimbulkan vasokonstriksi general,
termasuk oedem pada arteriol. Perubahan ini menimbulkan
kekakuan anteriolar yang meningkatkan sensitifitas terhadap
angiotensin vasokonstriksi selanjutnya akan mengakibatkan
hipoksia kapiler dan peningkat apiler dan peningkatan
permeabilitas pada membran glumerulus sehingga menyebabkan
proteinuria dan edema lebih jauh.
4. Teori Radikal Radikal Bebas Faktor yang dihasilkan oleh
ishkemia placenta adalah radikal bebas. Radikal bebas merupakan
produk sampingan metabolisme oksigen yang sangat labil, sangat
reaktif dan berumur pendek. Ciri radikal bebas ditandai dengan
adanya satu atau satu atau dua elektron dan berpasangan.Radikal
bebas ikal bebas akan tim akan timbul bila ikatan pasangan
17
pasangan elektron elektron rusak. Serusak. Sehingga elektron yang
tida yang tidak berpasangan berpasangan akan mencari elektron
lain dari atom lain dengan menimbulkan kerusakan sel.Pada
eklamsia sumber radikal bebas yang utama adalah placenta, karena
placenta dalam pre eklamsia mengalami iskhemia. Radikal
bebaskan bekerja bekerja pada asam lemak tak jenuh yang banyak
dijumpai pada membran membran sel, sehingga sehingga radikal
bebas merusak merusak sel Pada eklamsia eklamsia kadar lemak
lebih tinggi daripada kehamilan kehamilan normal dan produksi
produksi radikal radikal bebas menjadi menjadi tidak terkendali
terkendali karena kadar anti oksidan juga menurun.
5. Teori Kerusakan Kerusakan Endotel Endotel Fungsi sel endotel
adalah melancarkan sirkulasi darah, melindungi pembuluh darah
agar tidak banyak terjadi timbunan trombosit dan menghindari dan
menghindari pengaruh pengaruh vasokonstriktor.
Kerusakan Kerusakan endotel endotel merupakan merupakan
kelanjutan kelanjutan dari terbentuknya terbentuknya radikal
radikal bebas yaitu peroksidase lemak atau proses oksidase asam
lemak tidak jenuh yang menghasilkan peroksidase lemak asam
jenuh. Pada eklamsia diduga bahwa sel tubuh yang rusak akibat
adanya peroksidase lemak adalah sel endotel pembuluh
darah.Kerusakan endotel ini sangat spesifik dijumpai pada
glumerulus ginjal yaitu berupa “ glumerulus endotheliosis “.
Gambaran kerusakan endotel pada ginjal yang sekarang dijadikan
diagnosa pasti adanya pre dijadikan diagnosa pasti adanya pre
eklamsia. eklamsia.
C. PATOFISIOLOGI
1. Pre-Eklampsia
18
kerusakan vaskuler, akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme
menurunkan diameter pembuluh darah kesemua organ, fungsi-fungsi
organ seperti plasenta, ginjal, hati dan otak menurun otak menurun sampai
40-60 sampai 40-60%. Gangguan pl %. Gangguan plasenta menimbulka
asenta menimbulkan degene n degenerasi pada plasenta dan kemungkinan
terjadi IUGR dan IUFD pada fetus.
Aktivitas uterus dan sensitifitas terhadap oksitosin meningkat (Maryunani
& Yulianingsih, 2010). Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR dan
menimbulkan perubahan glomerulus, protein keluar melalui urine, asam
urat menurun, garam dan air ditahan, tekanan osmotik plasma menurun,
cairan keluar dari intravaskuler, menyebabkan hemokonsentrasi,
peningkatan viskositas darah dan edema jaringan berat dan peningkatan
hematokrit. Pada preeklamsia berat terjadi penurunan volume darah,
edema berat dan berat badan naik dengan cepat (Maryunani &
Yulianingsih, 2010). Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan
fungsi hati, edema hepar dan hemoragik sub-kapsular menyebabkan ibu
hamil mengalami nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran atas. Ruptur
hepar jarang terjadi, tetapi merupakan komplikasi yang hebat dari
preeklamsia, enzim-enzim hati seperti SGOT dan SGPT meningkat.
Vasospasme arteriola dan penurunan aliran darah ke retina menimbulkan
symtom visual skotama dan pandangan kabur. Patologi yang sama
menimbulkan edema serebral dan hemoragik serta peningkatan iritabilitas
susunan saraf pusat (sakit kepala, hiperfleksia, klonus pergelangan kaki
dan kejang serta perubahan efek). Edema paru dihubungkan dengan edema
umum yang berat, kompliksai ini biasanya disebabkan oleh dekompensasi
kordis kiri (Maryunani & Yulianingsih, 2010).
2. Eklampsia
19
garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasmus yang hebat dari
arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian
sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika
semua arteriola dalam tubuh mengalami spasmus, maka tekanan darah
dengan sendirinya akan naik sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan
tekanan perifer agar oksigenisasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan
kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan air yang
berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin
disebabkan oleh retensi air dan disebabkan oleh retensi air dan
garam,proteinuriam garam,proteinuriamungkin disebabkan oleh spasmus
ungkin disebabkan oleh spasmus Arteriola sehingga terjadi perubahan
glomerulus.
Perubahan pada organ-organ:
1. Perubahan pada otak Pada eklampsi, resistensi pembuluh darah
meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema terjadi pada
otak yang dapat menimbulkan kelainan serebral dan kelainan pada visus.
Bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.
2. Perubahan pada rahim Aliran darah menurun ke plasenta menyebabkan
gangguan plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan
karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada pre-eklampsi dan
eklampsi sering terjadi bahwa tonus rahim dan kepekaan terhadap
rangsangan meningkat maka terjadilah partus prematurus.
3. Perubahan ada ginjal Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran ke
ginjal kurang. Hal ini menyebabkan filfrasi natrium melalui glomerulus
menurun, sebagai akibatnya terjadilah retensi garam dan air. Filtrasi
glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan
lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.
4. Perubahan pada paru-paru Kematian wanita pada pre-eklampsi dan
eklampsi biasanya disebabkan oleh edema paru. Ini disebabkan oleh
adanya dekompensasi kordis. Bisa pula karena terjadinya aspires
pnemonia. Kadang-kadang ditemukan abses paru.
20
5. Perubahan pada mata Dapat ditemukan adanya edema retina spasmus
pembuluh darah. Pada eklampsi dapat terjadi ablasio retina disebabkan
edema intra-okuler dan hal ini adalah penderita berat yang merupakan
salah satu indikasi untuk terminasi kehamilan. Suatu gejala lain yang dapat
menunjukkan arah atau tanda dari pre-eklampsi berat akan terjadi eklampsi
adalah adanya diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam
retina.
6. Perubahan pada keseimbangan air dan elektrolit Pada pre-eklampsi berat
dan pada eklampsi : kadar gula darah naik sementara asam laktat dan asam
organik lainnya naik sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini
biasanya disebabkan oleh kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai zat-zat
organik dioksidasi sehingga natrium dilepas lalu bereaksi dengan karbonik
sehingga terbentuk bikarbonat natrikus. Dengan begitu ngan begitu
cadangan alkali cadangan alkali dapat kembali pulih normal.
1. Tanda Pre-Eklampsia
Selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan
darah tinggi, gejala preeklampsia yang patut tinggi, gejala preeklampsia
yang patut diwaspadai adalah :
1. Berat badan yang meningkat secara 21rastic akibat dari penimbunan
cairan dalam tubuh
2. Nyeri perut
3. Sakit kepala yang berat
4. Perubahan pada refleks
5. Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali
6. Ada darah pada air kencing
7. Pusing
8. Mual dan muntah yang berlebihan
9. Udem
21
10. Hipertensi
11. Proteinuria
2. Tanda Eklampsia
F. Penatalaksanaan
- Pencegahan
22
- Penanganan
4. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera
mungkin setelah matur atau imatur jika diketahui bahwa resiko janin atau
ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
B. Penatalaksanaan eklampsia
23
Prinsip penataksanaan eklamsi sama dengan pre-eklamsi berat dengan
tujuan menghentikan berulangnya serangan konvulsi dan mengakhiri
kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu
mengizinkan.
- Menghentikan konvulsi
- Meningkatkan diuresis
- Mencegah infeksi
- Pemberian oksigen
24
- Pemasangan kateter tetap(dauer kateter)
G. Pemeriksaan Penunjang
A. Pre Eklampsia
1. Pemeriksaan Laboratorium
25
- LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
<31 u/l )
2. Radiologi
a. Ultrasonografi
sedikit.
b. Kardiotografi
B. Eklampsia
26
Darah : Trombosit, ureum, k : Trombosit, ureum, kreatinin, SGOT,
LDH reatinin, SGOT, LDH dan bilirubin dan bilirubin
1. Pengkajian
27
3) Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas. 4) Ibu mungkin pernah
menderita penyakit ginjal kronis.
b. Riwayat kesehatan sekarang
28
BAK), gerak badan atau aktivitas, istirahat tidur, berpakaian, rasa nyaman (pasien
merasakan adanya dorongan meneran, tekanan ke anus, perinium menonjol).
Kebersihan diri, rasa aman, pola komunikasi atau hubungan pasien dengan orang
lain, ibadah, produktivitas, rekreasi, kebutuhan belajar.
h. Pemeriksaan janin: bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan janin melemah.
4. Pemeriksaan penunjang
29
a. Pemeriksaan fungsi hati.
1) Bilirubin meningkat
d. Radiologi
1) Ultrasonografi
intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, serta volume cairan ketuban sedikit.
3) Data social ekonomi, preeklamsia berat lebih banyak terjadi pada wanita serta
golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang mengonsumsi makanan
yang mengandung protein serta kurang melakukan perawatan antenatal yang
teratur. 4) Data psikologis, ibu preeklamsia berada dalam kondisi yang labil
serta mudah marah, ibu merasa khawatir dengan keadaan dirinya serta
keadaan janin dalam kandungannya, karena ibu akan merasa takut dengan
anaknya akan lahir cacat atau meninggal dan takut untuk melahirkan.
2. Diagnosis Keperawatan
30
Tabel 1
Diagnosis Keperawatan
Dari tabel diatas dapat dirumuskan diagnosis keperawatan yaitu: Risiko Cedera
pada Janin dibuktikan dengan faktor risiko usia ibu (<15 tahun atau >35 tahun),
paritas banyak, riwayat persalinan sebelumnya, pola makan yang tidak sehat,
dibuktikan dengan hipertensi (preeklamsia).
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2
31
Pada Janin
b. Status u
Antep m
32
d
setelah a
diberik l
an a
asuhan m
kepera
watan r
selama e
1 x 30 n
menit t
dihara a
pkan n
status g
antepa
rtumm n
embai o
k r
denga m
n a
kritera l
hasil:
1. Ber (
at 1
bad 0
an 0
me
mb –
aik
1)
Teka
nan
darah
33
140 b. Identifikasi riwayat
mmHg) obstetric
i nadi demografi
normal e. kehamilan.
(60 – Terapeutik
100 kali
a. Damping ibu saat merasa
per
cemas
menit)
b. Diskusikan
2. Suhu
ketidaknyamanan selama
tubuh
hamil
dalam
c. Diskusikan persiapan
rentan
persalinan dan kelahiran
g
normal Edukasi
(36,5 ⸰ Jelaskan risiko janin
34
Anjurkan melakukan
perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan
Anjurkan ibu untuk
beraktivitas dan beristirahat
yang cukup
Ajarkan mengenali tanda
bahaya
Kolaborasi
Kolaborasikan dengan
spesialis jika ditemukan
tanda dan bahaya
kehamilan
4. Implementasi Keperawatan
3
Tabel 3
Evaluasi asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklamsia berat untuk
mengatasi masalah risiko cedera pada janin
No Diagnosis keperawatan Evaluasi
b. DJJ membaik
4
a. Pertahankan kondisi pasien
apabila tujuan tercapai
b. Lanjutkan intervensi apabila
terdapat tujuan yang belum
mampu dicapai oleh pasien
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENKAJIAN
Pengkajian dilakukkan pada tanggal 26 januari 2022, jam 10.00 WITA
diruang edelweys I RS Bhayangkara
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Ny. P
Umur : 32 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
No. RM : 01245266
5
3. Riwayat penyakit pasien
6
Nyeri Gangguan rasa
nyaman
DS: pasien mengatakan
pusing seperti
tertusuktusuk, pusing
hilang timbul, pasien
juga mengatakan akan
mencoba nafas dalam
ketika pusing
DO: pasien tampak
menahan rasa sakit P:
pusing
Q: tertusuk-tusuk
S :7
R : kepala
T :hilang timbul
DS : gangguan Hipervolemia
pasien mekanisme regulasi
mengatakan minum satu
gelas air, pasien juga
mengatakan BB
sebelum hamil 55kg dan
saat hamil 74kg
DO : pasien tampak
lemah output urine
pasien 100cc
B. Diagnosa Keperawatan
Pola nafas tidak efektif b.d penurunan suplai oksigen
Gangguan rasa nyaman b.d Nyeri
7
Hipervolemia gangguan mekanisme regulasi.
C. Intervensi keperawatan
1. Keluhan kualitas,
2. Kesulitan nonfarmakologis
darah nonfarmakologis
9
28 2 1. Mengidentifikasi S : pasien mengatakan pusing
januari lokasi, O : TD :
2022 karakteristik, 190/100mmHg
2. Memberikan
P : intervensi
teknik
dilanjutkan :
nonfarmakologis
untuk 1. Monitor vital sign tiap 4
mengurangi rasa jam
nyeri 2. Observasi tanda-
3. Mengajarkan tanda eklamsia
teknik Kolaborasi dengan dokter
nonfarmakologis dalam pemberian terapi
untuk
mengurangi rasa
nyeri
4. Kolaborasi
pemberian
analgetik
10
Implementasi Dan evaluasi hari ke 2
Hari / DX Implementasi
Tanggal
kualitas, N : 86 x/menit
2. Memberikan teratasi
teknik P : intervensi
nonfarmakologis dilanjutkan :
3. Mengajarkan eklamsia
11
4. Kolaborasi
pemberian
analgetik
Implemntasi hari ke 3
12
kualitas, N : 86 x/menit
teknik dilanjutkan :
teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
4. Kolaborasi
pemberian
analgetik
30 3 1. Periksa tanda S:-
januari dan gejala O: Sudah tidak edema
2022 hipervolemia A : masalah teratasi
2. Memonitor P : Intervensi di
intake dan hentikan
output cairan
3. Membatasi
asupan cairan
dan garam
4. Mengajarkan
cara membatasi
cairan
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pre-eklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa
dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya
tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine.
14
15