Anda di halaman 1dari 8

Sri Wahyuningsih et al.

, The Innovation of Village Chief in Achieving The Income Target of Property Tax in 1
2012 at Condro The Village of Pasirian Sub District in Lumajang Regency

Inovasi kepala Desa Dalam Mencapai Target Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan Tahun 2012
Di Desa Condro Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang
(The Innovation of Village Chief in Achieving The Income Target of Property Tax
in 2012 at Condro The Village of Pasirian Sub District in Lumajang Regency)

Sri Wahyuningsih, Inti Wasiati, Dina Suryawati


Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: nciii_youneee@yahoo.com

Abstrak

This research was aimed to describe the innovations of village chief in Condro Village, District of Pasirian,
Lumajang Regency in achieving revenue target of Property tax (PBB) in 2012. Based on this objective, this research
used qualitative method of descriptive type. Thus, the data collection relied on key informants determined by
purposive sampling technique for structured interviews. In addition to interview, data collection method also used
passive participant observation, documentation and library study. The research results showed that the innovation
made by the village chief was by applying “PBB Berhadiah” (Prized Property Tax) system, which could make
Condro Village find it easy to achieve the determined target and, more proudly, by the achievement of PBB target in
2012, Condro Village gained a chance to be awarded as “Desa Patuh Pajak” (Tax Obedient Village) in Lumajang
Regency in 2012.
Keywords: innovation, village chief, target

Pendahuluan Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah


mulai mempertimbangkan untuk menyerahkan
Sebagaimana dijelaskan oleh Rochmat Soemitro pengelolaan PBB ke daerah yang selanjutnya dikenal
dalam Devano (2006:22) pajak adalah iuran rakyat dengan nama PBB-P2 dari kepanjangan Pajak Bumi dan
kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor Bangunan Perkotaan Perdesaan. Keputusan untuk
partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang- mendaerahkan PBB adalah dengan tujuan agar
undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa pemerintah daerah lebih madiri sebagai daerah otonom.
timbal (tegen prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan Sehingga, tidak lagi bergantung pada transfer dana
dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. DAU dan DAK seperti selama ini terjadi. Selain itu,
Sehingga, berdasarkan pengertian tersebut, dapat pengalihan PBB menjadi PBB-P2 ini tidak hanya
dipahami bahwa pajak merupakan wujud dari gotong menjadikan pemerintah daerah lebih mandiri juga
royong masyarakat dalam pembiayaan untuk memberi keuntungan pada daerah di sektor pendapatan.
pembangunan negara. Sehingga, suksesnya penarikan Dimana ketika PBB dikelola oleh pusat, pemerintah
dan penerimaan pajak tergantung pada kerjasama daerah/kota hanya mendapat bagian sebesar 64,8%,
anatara pemerintah dengan masyarakatnya. Oleh karena setelah pengalihan semua pendapatan masuk ke dalam
itu, dari tahun ketahun pemerintah terus melakukan kas pemerintah daerah. sehingga, dapat meningktkan
upaya untuk mengoptimalkan pemasukan pajak, dan PAD, sebagaimana dilansir dari berita di
untuk mendukung tujuan tersebut diberlakukannya www.pajak.co,id salah satu daerah yang telah berhasil
peraturan yang mendukung agar realisasi penerimaan membuktikan meningkatnya PAD pasca peralihan PBB
pajak dapat tercapai. Salah satu jenis pajak yang terus adalah Pemerintah Kota Surabaya, bahwasannya pada
mengalami perbaikan adalah Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2010, PAD Kota Surabaya hanya sebesar Rp 1
hal ini dikarenakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Triliun, dan di tahun 2011, PAD Kota Surabaya menjadi
merupakan pajak yang paling potensial, mengingat Rp 2 Triliun. Kenaikan tersebeut dijelaskan Oleh
objek PBB adalah tanah dan bangunan yang ada di Walikota Surabaya adalah berasal dari PBB dan
Indonesia. PBHTB.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Sri Wahyuningsih et al., The Innovation of Village Chief in Achieving The Income Target of Property Tax in 2
2012 at Condro The Village of Pasirian Sub District in Lumajang Regency
Peralihan PBB-P2 ini paling lambat untuk mencapai target penerimaan PBBnya. Adapun
dilaksanakan mulai 1 Januari 2014, sehingga sampai manfaat yang diharapkan antara lain:
akhir tahun 2013, masih banyak kabupaten di Indonesia 1. Manfaat akademis
yang belum melaksanakan peralihan ini. Meskipun Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
demikian, seluruh kabupaten juga sudah harus kontribusi, masukan ataupun sumbangan pemikiran bagi
melakukan persiapan mulai dari produk hukum lanjutan pembaca maupun bagi siapa saja yang membutuhkan
hingga persiapan lainnya. informasi yang berhubungan dengan judul penelitian
Namun, hingga akhir tahun masa persiapan ini.
masih juga ada kabupaten yang penerimaan PBB justru 2. Manfaat praktis
mengalami penurunan, seperti yang terjadi pada Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi
Kabupaten Lumajang. Dimana pada tahun 2011 realisasi dan masukan bagi kepala desa untuk menentukan
penerimaan PBBnya sebesar 72,90% kemudaian pada langkah-langkah yang dapat meningkatkan kesadaran
tahun 2012 realisasinya hanya mencapai 64,57%. masyarakat.
Dengan jumlah uang masing-masing sebesara Rp.
7.532.063,488 dari target sebesar 10.322.722,664 di Tinjauan Pustaka
tahun 2011, sedangkan di tahun 2012 mencapai Rp.
6.734.442,038 dari target sebesar Rp. 10.429.689,004. Konsep Otonomi Daerah
Selanjutnya untuk menebus kesalahanya di tahun Di jelaskan Simanjuntak (2012:113) otonomi
2012, DPKD Kabupaten Lumajang melaksanakan bulan daerah adalah penyerahan urusan pemerintahan kepada
patuh pajak, yang pada akhirnya berkat program pemerintahan daerah yang bersifat operasional dalam
tersebut terdapat salah satu desa, yang sebelumnya tidak rangka system birokrasi pemerintahan. Tujuan yang
pernah lunas PBBnya pada tahun 2012 berhasil hendak dicapai dalam penyerahan, antara lain pelayanan
melunasi PBBnya, dan memperoleh penghargaan kepada masyarakat, dan meningkatkan daya saing dalam
sebagai salah desa patuh pajak sebagaimana diberitakan proses pertumbuhan.
harian online Bhirwa, adapun desa tersebut adalah Desa Sehingga dapat dipahami bahwa otonomi daerah
Condro di Kecamatan Pasirian, meskipun Kecamatan merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah pusat
Pasiriannya sendiri pada tahun 2012 tidak berhasil dengan berbagi tugas kepada pemerintah daerah dalam
mencapai target penerimaan PBBnya justru semakin rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna
menurun realisasinya dari target sebesar Rp pelayanan kepada masyarakat.
883.430.645 hanya tercapai 74,24% sebesar Rp
655.884.655 di tahun 2011 dan di tahun 2012 Konsep Pemerintah Daerah
realisasinya hanya tercapai 71.01% sebesar Rp Sebagaimana yang dijelaskan Allen dalam
644.607.449 dari target sebesar Rp 907.747.141 Sarundajang (1996: 30) peluang untuk berhubungan
Keberhasilan Desa Condro tersebut adalah secara langsung dengan warga masyarakat
dengan dilakukannya suatu cara yang kreatif untuk memungkinkan pimpinan daerah memperoleh lebih
mengajak masyaraktanya membayar ajak, yaitu banyak pemahaman yang spesifik mengenai kebutuhan
diberlakukannya PBB berhadiah. Berdasarkan observasi daerah, disamping fleksibilitas yang lebih tinggi dalam
awal yang dilakukan peneliti,berhadiah ini merupakan pengendalian sumberdaya, pengalokasian prioritas, dan
ide dari kepala desanya. Hal ini sejalan dengan apa partisipasi masyrakat.
yang dijelaskan Nurcholis (2011:68) bahwa kepala desa Dengan demikian, pemerintah daerah merupakan
langsung dibawah pembinaan bupati. Sehingga, kepala alat pemerintah pusat yang penting untuk menyatukan
desa juga berkewajiban untuk meningkatkan penerimaan masyarakat suatu daerah tertentu yang berfungsi saling
PBB. Hal tersebut, juga sebagaimana dijelaskan melengkapi dengan yang ada di pusat maupun dengan
Prasadja (1986:8) bahwa pembangunan dan pembuat aspirasi warga, dalam rangka pemenuhan kebutuhan
keputusan atau pemimpin memiliki hubungan yang erat, masyarakat itu sendiri.
sehingga hal tersebut juga menjelaskan bahwa suatu Disebutkan dalam UU No. 32 Tahun 2004
“pembaharuan” atau inovasi merupakan faktor yang pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau
berhubungan dengan struktur kekuasaan. walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
Berdasarkan latar belakang belang di atas, maka penyelenggara pemerintahan daerah.
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“bagimanakah inovasi Kepala Desa Condro dalam Konsep Pemerintah Desa
mencapai target penerimann PBBnya?” Nurcholis (2011: 73) menjelaskan bahwa
Tujuan penelitian ini adalah untuk Pemerintahan Desa adalah organisasi pemerintahan desa
mendeskripsikan inovasi yang dilakukan Kepala Desa yang terdiri atas:
1. Unsur pimpinan, yaitu kepala desa

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Sri Wahyuningsih et al., The Innovation of Village Chief in Achieving The Income Target of Property Tax in 3
2012 at Condro The Village of Pasirian Sub District in Lumajang Regency
2. Unsur pembantu kepala desa Sedangkan pada pasal 15 menjelaskan bahwa Kepala
a. Sekretariat desa, yaitu unsur staf atau pelayanan Desa dalam memegang jabatannya memiliki kewajiban-
yang diketahui oleh sekretaris desa; kewajiban sebagai berikut.
b. Unsur pelaksana teknis, yaitu unsur pembantu 1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang
kepala desa yang melaksanakan urusan teknis di sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Kepala Desa
lapangan seperti urusan pengairan, keagamaan, dan mempunyai kewajiban:
lain-lain; (a)memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
c.Unsur kewilayahan, yaitu pembantu kepala desa di melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
wilayah kerjanya seperti kepala dusun. Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Konsep Pemimpin Indonesia;
1. Pengertian Pemimpin (b) meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
Kartini Kartono menyebutkan arti pemimpin adalah (c)memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan (d) melaksanakan kehidupan demokrasi;
kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu (e) melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang
bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas (f) menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja
tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. pemerintahan desa;
Selanjutnya menurut Winardi bahwa pemimpin terdiri (g) menaati dan menegakkan seluruh peraturan
dari pemimpin formal (formal leader) dan pemimpin perundangundangan;
informal (informal leader). Pemimpin formal adalah (h) menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa
seorang (pria atau wanita) yang oleh organisasi tertentu yang baik;
(swasta atau pemerintah) ditunjuk (berdasarkan surat- (I) melaksanakan dan mempertanggungjawabkan
surat keputusan pengangkatan dari organisasi yang pengelolaan keuangan desa;
bersangkutan) untuk memangku sesuatu jabatan dalam (j) melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan
struktur organisasi yang ada dengan segala hak dan desa;
kewajiban yang berkaitan dengannya untuk mencapai (k) mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;
sasaran-sasaran organisasi tersebut yang ditetapkan (l) mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;
sejak semula. (m) membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai
2. Kepala Desa sosial budaya dan adat istiadat;
Kepala Desa merupakan pimpinan di desa. PP No (n) memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di
72 Tahun 2005 Pasal 14 menjelaskan tentang tugas, desa; dan
wewenang, dan hak Kepala Desa (o) mengembangkan potensi sumber daya alam dan
1)Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan melestarikan lingkungan hidup;
urusan pemerintahan, pembangunan, dan 2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada
kemasyarakatan. ayat (1) Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk
2)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan
pada ayat (1), Kepala Desa mempunyai wewenang : desa kepada Bupati/Walikota, memberikan laporan
(a) memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa keterangan pertanggungjawaban kepada BPD, serta
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD; menginformasikan laporan penyelenggaraan
(b) mengajukan rancangan peraturan desa; pemerintahan desa kepada masyarakat.
(c) menetapkan peraturan desa yang telah mendapat 3. Peran
persetujuan bersama BPD; Peran dijelaskan Horton (1996:118) diartikan sebagai
(d) menyusun dan mengajukan rancangan peraturan perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam suatu
desa mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan status tertentu. Setiap orang mungkin mempunyai
bersama BPD; sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang
(e) membina kehidupan masyarakat desa; sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu, status
(f) membina perekonomian desa; dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama.
(g)mengkoordinasikan pembangunan desa secara Status adalah seperangkat hak dan kewajiban: peran
partisipatif; adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-
(h)mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan hak tersebut.
dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai Selanjutnya, sebagaimana dijelaskan Thoha (1995:9)
dengan peraturan perundang-undangan; dan bahwa apabila kegiatan pemimpin dibatasi oleh
(i)melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan tatakrama birokrasi atau dikaitkan terjadinya dalam
perundang-undangan. suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Sri Wahyuningsih et al., The Innovation of Village Chief in Achieving The Income Target of Property Tax in 4
2012 at Condro The Village of Pasirian Sub District in Lumajang Regency
Sehingga, fungsi-fungsi manajemen juga relevan Manullang (1992:Tanpa halaman) menjelaskan
dilakukan pada setiap jenis organisasi dan setiap reporting dalam manajemen berupa penyampaian
hierarki manajemen yang ada dalam organisasi perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian
tersebut. keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan
Mengacu pada hal tersebut di atas, adapun peran dari tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih
seorang pemimpin antara lain sebagai : tinggi, baik secara lisan maupun tulisan sehingga yang
1.Mobilisator menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang
Dijelaskan dalam Hendrik (2013) mobilisator adalah pelaksanaan tugas orang yang memberi laporan.
orang yang mengarahkan atau menggerakkan untuk
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan Konsep Pajak Bumi dan Bangunan
guna kepentingan bersama. Seiring perubahan peraturan tentang Pajak Daerah,
2.Komunikator maka PBB yang semula merupakan Pajak Pusat dengan
sebagiamana Kartono (2004:144) menjelaskan bahwa diberlakukannya UU No. 28 Tahun 2009 PBB menjadi
dalam melaksanakan funsinya sebagai dinamisator dan pajak Daerah. Sehingga perubahan pengelolaan ini juga
organisator, pemimpin harus selalu berkomunikasi, baik merubah pada apa yang menjadi objek dari PBB.
melalui hubungan formal maupun informal. Seperti yang kita ketahui bahwa PBB belum
Selanjutnya,dapat dipahami dari ke dua penjelasan diberlakukan sistem self assesment, sehingga pajak
tersebut bahwa dalam hal ini pemimpin adalah seorang harus dibayar setelah ada Surat Pemberitahuan Pajak
komunikator dalam proses komunikasi. Dan proses Terutang (SPPT) atau Surat Ketetapan Pajak. Pajak
komunikasi dalam Ruslan (2002a:81) dapat diartikan terutang berdasarkan SPPT harus dilunasi selambat-
sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan dari lambatnya 6 bulan sejak tanggal diterima SPPT .
pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima
pesan sebagai komunikan. Metode Penelitian
3. Motivator
Manullang (1982:145) menjelaskan bahwa pemimpin Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
adalah orang yang mencapai hasil melalui orang lain. dengan tipe deskriptif. Lokasi penelitiannya di Desa
Berhubungan dengan itu menjadi kewajiban dari setiap Condro Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.
pemimpin agar bawahannya berprestasi. Prestasi Fokus penelitiannya pada inovasi kepala desanya.
bawahan, terutama terutama disebabkan oleh dua hal Teknik pengunpulan datanya menggunakan observasi
yait: kemampuan dan daya dorong. Daya dorong yang partisipasi pasif, wawancara terstruktur, dokumentasi
ada dalam diri seseorang sering disebut motif. Daya dan studi pustaka. Penentuan Informannya
dorong diluar diri seseorang harus ditimbulkan menggunakan metode purposive sampling, adalah teknik
pemimpin, dan pemimpin harus memilih berbagai sara pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
atau alat yang sesuai dengan orang itu. Kegiatan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang
tersebut biasa disebut motivator. tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita
4. Inovator harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
Nawawi (2006:176) menjelaskan Inovasi berarti akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi
pembaharuan atau usaha memasukkan dan yang diteliti. Sehingga informan kuncinya adalah
memperkenalkan sesuatu yang baru. Dengan kata lain petugas pemungut pajak di Desa Condro. Dengan
inovasi adalah kemampuan menemukan sesuatu yang rincian sebagai berikut:
baru berbeda dari yang sekarang ada atau yang dikenal Tabel: Nama-Nama Petugas Pemungut Pajak
sebelumnya. Sehingga, inovatpr adalah orang yang No. Nama Jabatan
mampu melakukan pembaharuan dengan sesuatu yang
baru. 1 Subur KAUR UMUM Desa
Apapun sudut pandangnya, yang jelas bahwa pemimpin Condro
adalah sesesorang yang mempunyai visi dan mampu
menjadi penggerak atau motor inovasi bagi organisasi 2 Maput KAUR Krajan
dalam menghadapi perubahan. Hal ini sejalan dengan 3 Mujianto KAUR Kebonan
yang dijelaskan oleh Prasadja (1986:8) bahwa
pembangunan dan pembuat keputusan atau pemimpin 4 Yakut Gentengan
memiliki hubungan yang erat, sehingga hal tersebut juga 5 Endahyati Pengganti Kasun Sunam
menjelaskan bahwa suatu “pembaharuan” atau inovasi sebagai petugas pemungut di
merupakan faktor yang berhubungan dengan struktur Dusun Puncah Ranggah
kekuasaan.
5.Reporting

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Sri Wahyuningsih et al., The Innovation of Village Chief in Achieving The Income Target of Property Tax in 5
2012 at Condro The Village of Pasirian Sub District in Lumajang Regency
Metode analisis datanya menggunakan model Cara pembayaran PBB yang banyak digunakan oleh
dari Milles and Huberman. Tekinik keabsahan datanya masyarakat Desa Condro adalah dengan cara
menggunakan teknik triangulasi sumber, dimana Alasan menggunakan jasa dari petugas pajak desa, dengan
peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan alasan mereka tidak mau ribet dengan urusan bayar
memanfaatkan sumber, diharapkan data yang didapatkan pajak di bank, meskipun mereka mengetahui bahwa
benar-benar valid karena suatu informasi tidak hanya untuk pembayaran PBB bisa melalui bank atau kantor
didapat dari satu sumber. pos. hal ini, mengingat bahwa sebagain besar
Sebagaiman pengertian dari triangulasi sumber pendidikan masyarakat Desa Condro masih lulusan SD.
menurut Moleong (2008:330) berarti membandingkan Dengan pertimbangan tersebut, maka Kepala Desa
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi Condro dalam membentuk Tim Pemungut desa
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda mengambil dari masing-masing kepala dusun, sehingga
dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan akses ke masyarakat lebih dekat.
jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan
dengan data hasil wawncara; (2) membandingkan apa Peran Kepala Desa
yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang Posisi sebagai pemimpin di desa karena menjabat
dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa kepala desa memiliki semacam citra atau gambaran
yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian mengenai perilaku sendiri. Citra atau gambaran
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) sedemikian ini disebut sebagai konsep peranan.
membandingkan keadaan dan persepektif seseorang 1. Peran Sebagai Mobilisator
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti Suatu organisasi sudah tentu memiliki tujuan yang
rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau hendak dicapai, dan untuk mencapai tujuan yang telah
tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) ditetapkan sebelumnya suatu organisasi melakukan
membandingkan hasil wawncara dengan isu siuatu berbagai upaya yang juga telah disepakati. Sehubungan
dokumen yang berkaitan. dengan hal tersebut, seseorang yang bisa mengarahkan
biasanya diharapkan dari seorang pemimpin, karena
Hasil Penelitian pemimpin yang kedudukannya paling tinggi dan
memiliki kewenangan untuk memerintah.
Desa Condro adalah desa yang temasuk dalam Adapun dalam hal ini kepala desa, kepala desa secara
wilayah Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. langsung bersedia memberi arahan langsung kepada tim
Apabila dari Kota Lumajang, Desa Condro memiliki pemungut pajak. Ini dilakukan dengan cara ketika
waktu tembuh selama 0,5 jam. Jarak Desa Condro dilakukan rapat atau bahkan ketika pada sehari-harinya
dengan Kecamatan Pasirian memiliki waktu tempuh beliau selalu bersedia memberi arahan kepada
0,25 jam. bawahannya.
Desa condro memiliki luas 303, 935 Ha, dengan Sehingga, dapat dipahami dalam menjalankan perannya
sebagian daerah berupa pegunungan dengan luas 10 Ha sebagai mobilisator kepala desa mencerminkannya
dan daerah berupa dataran rendah seluas 293,935 ha. melalui tindakan pemebrian arahan secara langsung.
Bentuk permukaan tanah terdiri dari daratan dan 2. Peran Sebagai Komunikator
mempunyai produktivitas tanah sedang, serta memiliki Pada hakikatnya berkomunikasi berarti mengalihkan
curah hujan 1978 mm/ tahun. Wilayah Desa Condro suatu pesan dari satu pihak kepada pihak lain. Sehingga,
terdiri dari 4 dusun, 9 RW, dan 28 RT. Keempat dusun sebagai seorang pemimpin sebagai penengah antara
tersebut adalah masyarakat dan pemerintah pusat, harus dapat
Dusun Krajan, Dusun Keboanan, Dusun Gentengan, dan menyampaiakan apa yang menjadi aspirasirakyat
Dusun Puncah Ranggah. kemudian untuk dibahas oleh pemerintah. Begitu pula
Sebagian besar penduduknya adalah lulusan SD sebaliknya, pemimpin harus menyampaikan apa yang
padahal saranan pendidikan di Desa Condro telah menjadi keputusan dari pemerintah kepada masyarakat.
dilengkapai mulai gedung bermain anak hingga SMA/ Pernannya sebagai komunikator dilakukannya dengan
sederajat dan sebagian besar bermata pencaharian cara melakukan sosialisasi formal yang dilaksanakan di
sebagai petani. Balai Desa Condro, juga selain diluar jam kerja ada
kegiatan yang juga dijadikan ajang untuk menyampaikan
Mekanisme PBB informasi kepada masyarakat dengan mendatangi acara
Tahap awal dalam PBB adalah penyampaian warga seperti pengajian. Sehingga, dari kegiatan
SPPT. SPPT PBB disampaikan oleh petugas secara tersebut Kepala Desa dapat menyampaikan apa yang
langsung kepda wajib pajak dalam kurun waktu paling menjadi ketentuan perpajakan serta dapat menampung
lama 20 hari. Selanjutnya setelah wajib pajak keluhan dari masyarakat secara langsung.
meneriman SPPT, dapat segera melakukan pembayaran.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Sri Wahyuningsih et al., The Innovation of Village Chief in Achieving The Income Target of Property Tax in 6
2012 at Condro The Village of Pasirian Sub District in Lumajang Regency
Dari uraian di atas, daat dipahami bahwa dalam Inovasi ini dilakukan oleh kepala desa mengingat selama
menjalankan perannya sebagai komunikator dilakukan ini target PBB Desa Condro tidak pernah tercapai.
dengan cara sosialisai di jam kerja maupun diluar Sehingga, berkat inovasi yang dilakukan Kepala desa ini
lingkungan kerja dan diluar jam kerja. Desa Condro berhasil mencapai targetnya di tahun 2012
3. Peran sebagai Motivator serta berkat perkembangannya tersebut Desa Condro
Setiap suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia pasti juga berkesempatan meraih penghargaan sebagai salah
ada alasan yang melatarbelakangi mengapa mereka satu desa patuh pajak di kabupaten lumajang. Adapun
melakukan kegiatan tersebut. Sehingga, dibutuhkan inovasinya adalah dengan diberlakukannya PBB
keseraian alasan antara pihak wajib pajak dengan berhadiah.
pemerintah. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin PBB Berhadiah
yang merupakan orang tertinggi di organisasinya harus PBB Berhadiah ini adalah suatu kegiatan yang
mampu memberikan energi kepada warganya untuk dilakukan Desa Condro dengan cara pemberian hadiah
memiliki alasan agar mau melaksanakan apa yang kepada wajib pajak yang telah lunas, ini dimaksudkan
menjadi kewajibannya. untuk memberikan contoh nyata dan langsung kepada
Selanjutnya Kepala Desa dalam menciptakan alasan masyarakat bahwa membayar PBB itu tidaklah menjadi
warga agar mau membayar pajak adalah dengan sia-sia karena nantinya kan kembali kepada mereka
memberikan hadiah kepada wajib pajak yang membayar dalam wujud pelayanan atau pengadaan barang publik,
tepat waktu. Sedangkan untuk menciptakan kondisi agar sehingga masyarakat mau membayar pajak. Dengan
petugas pemungut PBB selalu dapat memberikan hadiah kecil ini diharapkan masyarakat mendapatkan
pelayanan yang baik kepada wajib pajak dalam gambaran langsung tentang timbal balik dari membayar
melaksanakan tugasnya, maka Kepala desa memberikan PBB.
upah kepada petugas pemungut pajak. Adapun barang-barang yang menjadi hadiah untuk
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa seoran masyarakat antara lain seperti kambing, kipas angin,
pemimpin dalam memberikan motivasi kepada TV, DVD, sepeda, jam dinding, kaos, sembako dan lain-
masyarakatnya harus mengamati apa yang menjadi lain.
kebiasaan warganya. Kebiasaan ini lah yang nanti dapat Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terbukti dengan
dijadikan jalan untuk memotivasi warganya. adanya imbalan hadiah tersebut masyarakat menjadi
4. Peran sebagai Inovator antusias untuk membayar pajak yang kemudian target
Mengingat membayar pajak adalah suatu kewajiban PBB yang telah ditetapkan tercapai, sehingga PBB
masyarakat tanpa mendapat timbale balik langsung, berhadiah ini berjalan sesuai tujuan dan harapan.
maka banyak wajib pajak yang enggan membayarnya Uraian di atas sejalan dengan pendapat yang dijelaskan
dengan berbagai alasan.Sehingga, untuk mengatasi oleh Prasadja (1986:8) bahwa pembangunan dan
masalah tersebut dibutuhkan suatu inovasi cara pembuat keputusan atau pemimpin memiliki hubungan
pembayaran agar membayar pajak tidak lagi menjadi yang erat, sehingga hal tersebut juga menjelaskan bahwa
beban bagi wajib pajaknya. maka langkah kepala desa suatu “pembaharuan” atau inovasi merupakan faktor
adalah dengan mengadakan acara PBB berhadiah, yang berhubungan dengan struktur kekuasaan. Dimana
sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub-bab kepala desa yang berkuasa untuk memimpin memiliki
sebelumnya. inovasi, dan berkat inovasi yang dilakukan oleh kepala
Sehingga, dengan hal tersebut jelas terlihat dalam desa tersebut Desa Condro mengalami perkembangan
posisinya sebagai Kepala Desa mampu menjalankan dipenerimaan sektar PBBnya dengan mencapai target
perannya sebagai Inovator. Dimana Dilakukannya cara yang telah ditetapkan sebelumnya.
tersebut merupakan ide yang dibuat oleh Pak Supirno,
selaku kepaka desa.
5. peran sebagai reporting
Melaksanakan perannya sebagai pembuat laporan
kepada Bupati dan camat, kepala desa dengan tujuan
kemudahan, sebelumnya telah memberikan tugas kepada
masing-masing petugas pemungut untuk membuat
laporan harian mereka, sehingga berdasarakan laporan
harian tersebut kepala desa dapat dengan mudah
melakukan evaluasi yang selanjutnya dilaporkan ke
bupati dan camat.
Inovasi kepala Desa
Sehubungan dengan perannya sebagai inovator,
tentu ada inovasi yang dilakukan oleh kepala desa.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Sri Wahyuningsih et al., The Innovation of Village Chief in Achieving The Income Target of Property Tax in 7
2012 at Condro The Village of Pasirian Sub District in Lumajang Regency
yang langsung diterima oleh masyarakat, maka
DPKD LUMAJANG
dibutuhkan cara-cara lain yang menjadikan kegiatan
membayar pajak tersebut menjadi kegiatan yang
WIL KER I menarik bagi masyarakat. Terlebih inovasi tersebut
WIL KER II
merpakan ide dari kepala desanya, yang merupakan
pemimpin. Dimana pemimpin lebih memiliki kekuasaan,
WIL KER III
sehingga dengan kekuasaan yang dimilki melalui
WIL KER IV inovasinya dapat mempengaruhi anggotanya untu
bersama-sama mencapai tujuan.
KECAMATAN
Sehingga, berdasarkan kesimpulan tersebut,
KEPALA
saran yang dapat diberikan adalah mengingat pajak
DESA merupakan iuran wajib masyarakat tanpa ada imbalan
TIM PEMUNGUT langsung, maka dalam proses pemungutannya
DESA dibutuhkan suatu inovasi agar hal tersebut tidak menjadi
Koordinator:
SEKDES beban bagi masyarakat. Tidak hanya dari kepala desa
Tim pemungut: melainkan harus dari semua tim pemungut mulai dari
Perangkat desa
pusat yaitu DPKD Lumajang dan camat juga harus
memiliki kreativitas untuk menggerakkan yang ada
MASYARAKAT dipimpinnya. Sehingga, pencapainnya tidak hanya
setengah-setengah.
Daftar Pustaka
Persiapan peralihan PBB di Kabupaten Lumajang
Danamik, Siregar, Khairudin, Mufti, Siswoyo, Ningsih,
Berdasarkan gambar tersebut dapat dipahami Lubis, Antonius, dan Simanjuntak. 2012. Otonomi
bahwa pada saat PBB menjadi pajak daerah nanti akan Daerah, etnonasionalisme, dan masa depan Indonesia.
ada perbedaan mekanismenya. Jika yang sebelumnya Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
kepala desa yang bertanggung jawab untuk selanjutnya
petugas pemungut secara langsung bertanggung jawab Devano, Sony & Rahayu, S. K. 2006. Perpajakan
kepada DPKD (Dinas Pengelola Keuangan Daerah) Konsep, Teori, dan isu. Jakarta: Kencana.
melalui perwakilannya di wilayah kerjanya. Wilayah
kerja ini dulunya disebut koordinator DPKD yang ada Horton, P. B., & Hunt, C. L. 1996. Sosiologi. Jakarta:
disetiap kecamatan saat nanti PBB telah menjadi pajak Erlangga.
daerah koordinator tersebut ada satu untuk beberapa
kecamatan. Kartono, K. 2004. Pemimpin dan Kepemimpinan.
Meskipun kepala desa tidak lagi bertanggung Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
jawab atas suksessnya pungutan di desa, tetapi sebagai
pemimpin di desa perannya tetap dibutuhkan untuk Nurcholis, H. 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaraan
menggerakkan bawahannya yang merupakan perangkat Pemerintahan Desa. Jakarta: Erlangga.
desa yang juga sebagai pemungut pajak. Selain itu,
pemimpin desa juga masih bertanggung jawab atas Manullang. 1982. Manajemen Personalia. Jakarta:
masyarakat desanya, sehingga, inovasi dari kepala desa Ghalia Indonesia.
sebagai pemimpin masih diperlukan untukmencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Moleong, L. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Rosdakarya
Kesimpulan dan Saran
Nawawi, H & Hadari, M. Martini. 2006.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah
dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa Mada University Press
hal mengenai inovasi kepala desa dalam mencapai target
penerimaan PBB tahun 2012 di Desa Condro Prasadja, B. 1986. Pembangunan Desa dan Masalah
Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang. Kepemimpinannya. Jakarta: Rajawali Pers.
Berkat diberlakukannya cara yang inovatif
tersebut, dapat memudahkan dalam mencapai target Ruslan, R. 2002. Manajemen Humas & Komunikasi
yang telah ditetapkan. Mengingat membayar pajak Konsepsi & Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
adalah suatu kewajiban tanpa mendapat timbal balik Persada.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Sri Wahyuningsih et al., The Innovation of Village Chief in Achieving The Income Target of Property Tax in 8
2012 at Condro The Village of Pasirian Sub District in Lumajang Regency
Internet
Bhirwa. 2012. Perolehan PBB 2012 Tembus Rp 4M.
http://www.harianbhirawa.co.id/publik/52942-
perolehan-pbb-2012-tembus-rp4-m. [10 Oktober
2012]

Hendrik, Okta. 2013. Peran Kepla Desa Dalam


Penyelenggaraan Pembangunan Desa Tanjung
Kranjang Kecamatan Malinau Kota Kabupaten
Malinau.
http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
ontent/uploads/2013/05/eJournal-Peran %20Kepala
%20Desa%20Dalam %20Penyelengaraan
%20Pembangunan %20(Okta%20Hendrik)%20(05-20-
13-10- 09-47).pdf [11 Desember 2013]

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014

Anda mungkin juga menyukai