PENGOLAHAN TANAH
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Laporan ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata Saya berharap semoga makalah ilmiah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
3
DAFTAR GAMBAR
1 Kelompok praktikum 16
2 Bajak singkal 16
3 Proses engkol traktor 16
4 Proses bajak sawah 16
5 Pengukuran lahan 16
6 Lahan sebelum bajak 16
7 Lahan setelah bajak 16
4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
5
Tujuan dan Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan Lahan
6
Pengolahan Tanah dengan Alat Mesin Pertanian
7
Pembajakan Pola Tepi
Pola tepi cocok untuk dilakukan pada kondisi lahan yang memanjang dan
sempit, yang akan menghasilkan dead furrow (alur mati) yaitu alur bajakan yang
saling berdampingan satu sama lain. Pembajakan pola tepi dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1) Memperkirakan areal yang akan digunakan untuk berbelok traktor di ke dua
ujunganya (head land) dan kemudian berilah tanda di kedua ujung lahan
tersebut.
2) Panjang head land diperkirakan sekitar 1.5 kali dari panjang traktor.
Lakukanlah pembajakan pertama yang dimulai dari tepi sebelah kanan
dengan lemparan tanah hasil bajakan ke arah kanan.
3) Di ujung lahan traktor kemudian dibelokkan ke kiri dan melakukan
pembajakan ke dua pada tepi sebelah kiri.
4) Traktor dibelokkan ke kiri dan mulai pembajakan ke tiga dengan cara
membajak rapat dengan pembajakan pertama tadi kemudian di ujung lahan
belokkan traktor ke kiri untuk selanjutnya melakukan pembajakan ke
empat.
5) Pembajakan ke empat dilakukan dengan cara yang sama, yaitu traktor
dibelokkan ke kiri lagi untuk membajak rapat dengan hasil pembajakan ke
dua, demikian seterusnya.
6) Setelah pembajakan selesai, barulah dilakukan pembajakan terhadap Head
land di kedua ujung lahan.
7) Sisa lahan yang tidak bisa dibajak dengan traktor, dilakukan pengolahan
tanahnya dengan cangkul.
8) Traktor dibelokkan ke kiri dan mulai pembajakan ke tiga dengan cara
membajak rapat dengan pembajakan pertama tadi kemudian di ujung lahan
belokkan traktor ke kiri untuk selanjutnya melakukan pembajakan ke
empat.
9) Pembajakan ke empat dilakukan dengan cara yang sama, yaitu traktor
dibelokkan ke kiri lagi untuk membajak rapat dengan hasil pembajakan ke
dua, demikian seterusnya.
8
10) Setelah pembajakan selesai, barulah dilakukan pembajakan terhadap Head
land di kedua ujung lahan.
11) Sisa lahan yang tidak bisa dibajak dengan traktor, dilakukan pengolahan
tanahnya dengan cangkul.
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Praktikum
Metode Praktikum
Dalam melaksanakan praktikum pengenalan alat bantu pengolah tanah primer dan
tanah sekunder, praktikan mengamati semua alat pengolah tanah primer dan
sekunder secara mekanis. Selanjutnya menyebutkan kegunaannya, serta dapat
menggambarkan pada tempat yang tersedia.
Hasil Praktikum
Pada praktikum “Mesin dan Peralatan Tanaman Pangan” acara 1 dijelaskan
mengenai “Pengenalan Alat Pengolah Tanah” yang terdiri dari alat pengolahan
tanah pertama dan alat pengolahan tanah kedua. Pada pengolahan tanah pertama,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat pembajakan, yaitu sebagai
berikut:
a. Menjaga agar traktor berjalan lurus.
Pada saat membajak, tanah hasil bajakan akan terlempar ke arah sisi tepi
(biasanya ke kanan). Sehingga bajak akan terdorong ke kiri, dan traktor akan
terdorong dan akan berbelok ke kanan. Operator harus menahan agar traktor tetap
berjalan lurus. Untuk mengontrol agar jalannya traktor lurus, sesaat sebelum
melakukan pembajakan, operator melihat satu titik lurus di depan. Pada saat akan
mengontrol, operator dapat melihat kembali titik tadi apakah masih berada lurus
di depan.
b. Menjaga kedalaman pembajakan.
10
Pada saat membajak, tanah akan terangkat ke atas. Sehingga bajak akan terdorong
ke bawah, dan bagian depan traktor akan terangkat. Operator harus menahan agar
posisi traktor stabil. Untuk implemen yang baik, biasanya dilengkapi dengan
peralatan yang dapat menahan bajak, sehingga kedalaman bisa dijaga. Selain itu
traktor juga dilengkapi dengan pemberat yang diletakkan di bagian depan traktor.
c. Mengangkat implemen,
Apabila implemen menabrak halangan yang menimbulkan beban berat, seperti;
batu besar, tanah keras/liat, batang/tunggul pohon besar dan sebagainya. Dengan
mengangkat implemen, beban traktor akan berkurang. Selain itu juga dapat
menjaga agar implement tidak rusak
d. Menggunakan kunci differensial untuk mencegah slip.
Apabila salah satu roda traktor slip, injak pedal kunci diferensial. Kedua roda
(kiri-kanan) akan tersambung porosnya, sehingga slip bisa dikurangi. Apabila
sudah tidak slip, lepaskan pedal kunci differensisal. Pada saat pedal diinjak,
traktor tidak boleh belok.
e. Gunakan gardan depan apabila traktor Anda dilengkapi dengan gardan depan.
Dengan menggunakan gardan depan, kemampuan menarik traktor akan meningkat
(Anonim, 2003)
11
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum haruslah memakai perlengkapan
praktikum yang lengkap agar nantinya tidak terjadi kecelakan dalam praktikum
dan terhindar dari hal hal yang tidak diinginkan dan dilakukan dengan sebaik
mungkin sehingga dapat bermanfaat.
12
DAFTAR PUSTAKA
13