Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

Pembahasan
1. Program lansia secara Teori dan dilapangan Penembangan Program Lansia di Puksesmas
Sukamerindu

Posyandu lansia/kelompok usia lanjut adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan


bersumber daya masyarakat atau UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan
inisiatif tertentu dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.
Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun ke atas.
A. Tujuan posyandu lansia
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
a. Meningkatkan jangakauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat, sehingga
terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia
lanjut.
B. Sasaran Posyandu lansia
a. Sasaran langsung
1) Kelompok prausia lanjut (45-59 tahun)
2) Kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas)
3) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
b. Sasaran tidak langsung
1) Keluarga dimana usia lanjut berada
2) Organisasi social yang bergerak dalam usia pembinaan lanjut
3) Masyarakat luas
C. Mekanisme pelayanan posyandu lansia
Berbeda dengan posyandubalita yang terdapat system 5 meja, pelayanan yang
diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan
kebijakan pelayanan kesehatan di sukamerindu. Ada yang menyelenggarakan
posyandu lansia system 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya
menggunakan system pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Meja 1 : Pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau
tinggi badan.
b. Meja 2 : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh (IMT).
Pelayanan kesehatan seperti pengobatan dan rujukan kasus juga dilakukan di meja 2
ini
c. Meja 3 : melakukan kegiatan penyuluhan atau konsling, disini juga bisa dilakukan
pelayanan pemberian makanan tambahan (PMT).
D. Kendala pelaksanaan posyandu lansia.
Beberapa kendala yan dihadapi lansia yang mengikuti kegiataan posyandu antara lain:
1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu lansia
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengqn menghadiri kegiatan posyandu,
lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan
segal keterbatasan atau malasah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan
pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia.
2. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia ke datang
posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia
apabila sudah menyediakan diri untuk mendapingi atau mengantar lansia ke posyandu,
mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala
permasalahan bersama lansia.
3. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kgiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia
cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan dn diadakan di posyandu lansia.
E. Bentuk pelayanan posyandu lansia secara teori.
Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia meliputi pemeriksiaan kesehatan fisik dan
mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan kartu menuju sehat (KMS) untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi kini) atau ancaman masalah kesehatan
yang dialami.
1. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari.
2. Pemeriksaan status mental.
3. Pengukuran tekanan darah dan penghitugan denyut nadi 1 menit.
4. Pemeriksaan status gizi.
5. Pemeriksaan gula di dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula dan ginjal.
6. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan dan atau di temukan kelainan.
7. Penyuluhan bisa di lakukan di dalam atau maupun di luar kelompk dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan.
8. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia lanjut yang
tidak dating, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.
9. Pemberian makanan tambahan, penyuluhan contoh menu makanan dengan
memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta menggunakan bahan makanan
yang berasal dari daerah tersebut.
10. Kegiatan olahraga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran.

Anda mungkin juga menyukai