Anda di halaman 1dari 18

BAB I

DEFINISI

Risk Assessment / Penilaian Resiko adalah :


a. Suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci
dan berurutan, baik kejadian yang aktual maupun yang potensial
berisiko ataupun kegagalan dan suatu yang rentan melalui proses
yang logis, dengan memprioritaskan area yang akan di perbaiki
berdasarkan dampak yang akan di timbulkan baik aktual maupun
potensial dari suatu proses perawatan, pengobatan ataupun
service yang diberikan.
b. Selain itu dapat juga diartikan sebagai suatu proses untuk
membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi,
kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko yang harus
dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yg terlibat termasuk
Pasien dan masyarakat dapat terlibat bila memungkinkan.

Tujuan
1. Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAI’s
(Healthcare Associated Infection) pada pasien, petugas dan
pengunjung di rumah sakit.
2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat
ditindak lanjuti berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.
3.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup panduan ini meliputi :


A. Program Penilaian Risiko Infeksi kontrol
B. Prosedur Kegiatan ICRA

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. Program Penilaian Risiko Infeksi kontrol


1. External :
a) Terkait dengan komunitas
b) Terkait dengan bencana
c) Persyaratan peraturan dan akreditasi
2. Internal :
a) Terkait pasien
b) Terkait petugas
c) Terkait prosedur
d) Peralatan
e) Lingkungan
f) Pengobatan
g) Sumber daya

B. Prosedur Kegiatan ICRA


1. Pra Renovasi
a) Sebelum renovasi ada rapat koordinasi antara bagian Tehnik,
Komite PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi dan Pemeliharaan.
b) Komite PPIRS melakukan pengkajian resiko dan membuat izin
renovasi.
c) Sebelum pelaksanaan pembangunan dan renovasi bangunan
Komite PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi Lingkungan
memberikan edukasi kepada pihak perencana dan pelaksana
proyek.
d) Sebelum pelaksanaan pembangunan/renovasi dan
pembongkaran bangunan, pihak pelaksana proyek harus
menutup area kerja, Komite PPIRS akan memastikan dengan
cek list ”Renovasi bangunan“ dan memastikan kontraktor
memasang informasi bahwa area tersebut sedang ada
pembangunan/renovasi dan pembongkaran bangunan sesuai
standar K3RS dan PPI.

3
e) Setelah pembangunan selesai Komite PPIRS melakukan
evaluasi kembali melalui cek list renovasi bangunan

2. Selama Renovasi
a) Selama proses pembangunan pelaksana proyek wajib
mengenakan APD sesuai K3.
b) Selama dalam proses pembangunan, Tim pengawas proyek
(Bagian Tehnik, Komite PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi
Lingkungan) melakukan monitoring terhadap pelaksanaan
pekerjaan sesuai surat kesepakatan bersama
3. Sesudah Renovasi
a) Setelah pembangunan selesai Komite PPIRS melakukan
evaluasi kembali melalui cek list renovasi bangunan

PENILAIAN PENGENDALIAN RESIKO INFEKSI


MATRIKS TINDAKAN UNTUK KONSTRUKSI & RENOVASI
TAHAP 1:
Menggunakan tabel berikut, mengidentifikasi Jenis Proyek Renovasi
Kegiatan (Type A - D)

TIPE AKTIVITAS / KEGIATAN


TIPE A Inspeksi dan Aktivitas Non-Invasif.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Pengangkatan plafon untuk inspeksi visual (terbatas untuk 1
ubin per 5m2);
 Pengecatan (tetapi bukan pengamplasan);
 Instalasi penutup dinding
 Pekerjaan listrik; Pekerjaan pipa saluran air yang ringan;
 Kegiatan apa saja yang tidak menghasilkan debu atau perlu
memotong dinding atau akses ke langit-langit, selain untuk
pemeriksaan visual.
TIPE B Skala kecil, aktivitas durasi pendek yang menimbulkan debu
minimal
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Instalasi telepon dan komputer kabel
 Akses ke ruangan

4
 Memotong dinding atau langit-langit dimana migrasi debu dapat
dikontrol.
TIPE C Pekerjaan yang menghasilkan debu sedang sampai tingkat tinggi,
memerlukan pembongkaran atau penghapusan dari setiap
komponen bangunan tetap atau rakitan
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Pembongkaran atau pengangkatan komponen bangunan
built-in atau rakitan,
 Pengamplasan dinding untuk mengecat atau memasang
lapisan dinding
 Pengangkatan lapisan lantai/wallpaper, plafon, dan casework
 Konstruksi dinding baru,
 Pekerjaan ringan saluran dan listrik di plafon
 Kegiatan perkabelan yang banyak.
 Setiap kegiatan yang tidak dapat diselesaikan dalam satu
shift kerja.
TIPE D Proyek pembongkaran dan penghancuran konstruksi bangunan
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Kegiatan/ aktivitas yang membutuhkan kerja shift
berkelanjutan.
 Memerlukan pembongkaran besar atau penghapusan sistem
kabel lengkap
 Konstruksi baru.

TAHAP 2 :
Menggunakan tabel berikut, mengidentifikasi Kelompok Resiko Pasien yang
akan terkena dampak renovasi.
Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terpengaruh, pilih kelompok risiko
tinggi :

RESIKO RESIKO SEDANG RESIKO TINGGI RESIKO SANGAT


RENDAH TINGGI
 Area  Perawatan pasien  UGD  Unit Onkologi/
Perkantora dan tidak  Radiology Kanker

5
n tercakup dalam  Recovery  Terapi Radiasi
 Tanpa Grup 3 / 4 Rooms  Area klinis
pasien/  Laundry  Ruang  Chemo Infusion
area resiko  Cafeteria Maternitas /  Transplant
rendah  Dietary/ Ruang VK  Pharmacy
yang tidak Gizi  High Admixture -
terdaftar  Manajemen Dependency Ruang bersih
dimanapun Material Unit  Kamar Operasi
 PT/OT/Speech  Kamar bayi  Departemen
 Penerimaan/  Pediatrics Proses
Pemulangan  Lab Sterilisasi
 MRI Microbiologi  Kateterisasi
 Obat-obatan  Long term Jantung
nuklir sub-acute  Kamar prosedur
 Echocardiograph units invasif pasien
y  Farmasi rawat jalan
 Laboratorium  Dialisis  Area Anastessi
tidak spesifik  Endoskopi & pompa
seperti Grup 3  Area jantung
 Koridor Umum Bronchoskopi  Newborn
(yang dilewati Intensive Care
pasien, suplai, Unit (NICU)
dan linen)  Semua
Intensive Care
Unit

TAHAP 3: Cocokkan
Kelompok Resiko Pasien (Rendah, Sedang, Tinggi dan sangat Tinggi)
dengan yang direncanakan.............................................................................
Proyek Pembangunan Tipe (A, B, C, D) pada matriks berikut, untuk
menemukan ......................................................................................................
Level Kewaspadaan (I, II, III atau IV) atau tingkat kegiatan pengendalian
infeksi diperlukan.
Kelas I-IV atau Tindakan Kode Warna yang digambarkan pada halaman
berikut

6
IC MATRIX – LEVEL KEWASPADAAN:
PROYEK PEMBANGUNAN DENGAN RESIKO INFEKSI PASIEN
JENIS PROYEK RENOVASI

KELOMPOK RESIKO TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D


PASIEN
RESIKO RENDAH I II II III / IV
RESIKO SEDANG I II III IV
RESIKO TINGGI I II III / IV IV
RESIKO SANGAT TINGGI II III / IV III / IV IV

Catatan:

Persetujuan dari Komite PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)


diperlukan pengontrolan prosedur saat Kegiatan Renovasi dan Tingkat
Risiko yang mengindikasikan bahwa Level III atau IV

Deskripsi Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi berdasarkan Level/ Kelas

LEVEL SELAMA PROYEK BANGUNAN SETELAH PENYELESAIAN


PROYEK
LEVEL 1. Melaksanakan pekerjaan Area kerja bersih setelah
I dengan metode yang pekerjaan proyek selesai.
meminimalkan debu dari lokasi
konstruksi.
2. Mengganti plafon yang
dilepaskan untuk inspeksi visual
sesegera mungkin.
LEVEL 1. Menyediakan sarana aktif untuk 1. Bersihkan permukaan
II mencegah debu terbang ke kerja dengan lap
dalam atmosfer. pembersih yang dibasahi
2. Segel pintu yang tidak terpakai dengan cairan desinfektan.
dengan lakban. 2. Pengangkutan Limbah
3. Tempatkan sampah konstruksi renovasi ditempatkan
dalam wadah yang tertutup dalam wadah tertutup
rapat sebelum dipindahkan. rapat.

7
4. Pel basah dan/atau vakum 3. Area kerja dibersihkan
dengan alat vacuum dengan dengan lap yang dibasahi
filter HEPA. cairan desinfektan ,
5. Tempatkan keset di pintu masuk penyedotan debu atau
dan keluar dari area kerja, dan HEPA Filter.
diganti atau dibersihkan ketika 4. Setelah selesai,
sudah tidak efektif. kembalikan sistem HVAC
6. Isolasi sistem HVAC pada lokasi seperti semula.
tempat berlangsungnya
pekerjaan.
7. Pembersihan area kerja dan
permukaan horizontal pada
penyelesaian proyek.
LEVEL 1. Isolasi sistem HVAC pada lokasi 1. Jangan menghilangkan
III tempat berlangsungnya hambatan dari area kerja
pekerjaan untuk mencegah sampai
kontaminasi sistem saluran. proyek selesai setelah
2. Lengkapi semua barier diperiksa oleh Tim PPI dan
konstruksi sebelum konstruksi Kepala Proyek.
dimulai. 2. Hapus penutup area
3. Pertahankan tekanan udara renovasi (terpal) secara
negatif di lokasi kerja hati-hati untuk
menggunakan unit ventilasi meminimalkan penyebaran
dengan filter HEPA atau metode debu, kotoran dan puing-
lain untuk mempertahankan puing
tekanan negatif. Keamanan bangunan.
publik akan memonitor tekanan 3. Bersihkan area kerja
udara. dengan Vacuum dan
4. Jangan menghilangkan barier disaring dengan HEPA
dari area kerja sampai proyek Filter.
selesai dibersihkan secara 4. Area renovasi segera
menyeluruh. dibersihkan dengan pel
5. Pel basah atau vakum dua kali yang dibasahi cairan
per 8 jam pada kegiatan desinfektan.
konstruksi, atau sebagaimana 5. Setelah selesai,

8
diharuskan untuk meminimalkan kembalikan sistem HVAC
pelacakan. seperti semula.
6. Buang material barier dengan
hati-hati untuk
meminimalkanpenyebaran
kotoran & debris yg terkait
dengan konstruksi. Material
barier harus diseka basah,
divacum dengan HEPA atau
disemprot air sebelum dibuang.
7. Tempatkan sampah konstruksi
dalam wadah yang tertutup
rapat sebelum dipindahkan
8. Tempatkan keset di pintu masuk
dan keluar dari area kerja, dan
diganti atau dibersihkan ketika
sudah tidak efektif.
9. Bersihkan area kerja dan
permukaan horizontal pada
penyelesaian proyek.
LEVEL 1. Isolasi sistem HVAC di area 1. Jangan melepas penutup
IV renovasi untuk mencegah area proyek sebelum
kontaminasi. pekerjaan selesai diperiksa
2. Sebelum pelaksanaan proyek, oleh Komite PPI dan
tutup area dengan penutup Komite pembangunan
plastik / bahan lain yang rapat Rumah Sakit.
sehingga tidak ada paparan 2. Lepaskan penutup area
debu, kotoran dan puing-puing renovasi (terpal, plastik
bangunan. atau seng) secara hati –
3. Menjaga tekanan udara negatif hati untuk meminimalkan
dalam tempat kerja dengan kontaminasi debu, kotoran
memanfaatkan HEPA Filter dan puing-puing
udara. bangunan.
4. Tutup semua lubang pintu, pipa, 3. Pengangkutan limbah
dan saluran. renovasi ditempatkan

9
5. Menyediakan tempat untuk dalam wadah yang tertutup
berganti pakaian , memaki APD rapat.
dan membersihkan badan 4. Area kerja dibersihkan
(mandi) sebelum dan sesudah dengan vakum dan udara
melakukan pekerjaan proyek. disaring dengan HEPA
6. Semua orang yang memasuki Filter.
area proyek wajib memakai Vacuums.
sepatu tertutup. 5. Bersiahkan area bekas
renovasi dengan kain pel
yang sudah dibasahi
cairan desinfektan.
6. Setelah selesai,
kembalikan sistem HVAC
seperti semula.

TAHAP 4 : Identifikasi daerah sekitar lokasi proyek, menilai dampak potensial

Unit Unit Samping Samping Kiri Depan Belakang


Bawah Atas Kanan

Kelp.
Resiko

TAHAP 5:
Mengidentifikasi area renovasi misalnya, kamar pasien, ruang obat, dll
-------------------------------------------------------------------------------------------------

TAHAP 6:
Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan: ventilasi, pipa ledeng, listrik
apabila diperlukan untuk dipadamkan atau ditutup.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
TAHAP 7:

10
Mengidentifikasi tindakan penahanan, menggunakan penilaian sebelumnya.
Apa jenis hambatan ? (Mis, padatan hambatan dinding); Apakah diperlukan
HEPA filter ?
---------------------------------------------------------------------------------------------------
(Catatan: daerah Renovasi / konstruksi harus diisolasi selama konstruksi
untuk meminimalisasi paparan debu, bising dll )

TAHAP 8:
Pertimbangkan potensi risiko kerusakan air. Apakah ada risiko akibat
mengorbankan integritas struktural? (misalnya, dinding, langit-langit, atap)

TAHAP 9:
Jam Kerja: Apakah pekerjaan renovasi dapat dilakukan selama jam
perawatan pasien?.............................................................................................

 
TAHA P 10 :
Apakah rencana memungkinkan untuk jumlah tekanan negatif / aliran udara
yang memadai ?

TAHAP 11 :
Apakah rencana memungkinkan untuk jumlah tenaga yang dibutuhkan &
jenis cuci tangan?
 
TAHAP 12 :
Apakah Komite PPI setuju dengan jumlah minimum untuk proyek ini?
(Verifikasi terhadap FGI Desain dan Pedoman konstruksi untuk jenis dan
area)
TAHAP 13 :
Apakah Komite PPI (Pencegahan & Pengendalian Infeksi RS) setuju dengan
rencana untuk membersihkan kotoran di kamar utilitas?

TAHAP 14 :

11
Rencanakan untuk membahas masalah penutupan area dengan tim proyek.
Misalnya, arus lalu lintas, rumah tangga, puing-puing renovasi (bagaimana
dan kapan).

Lampiran:
 Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan tanggung jawab untuk memantau proyek yang
mencakup Pencegahan & Pengendalian Infeksi di RS.
IZINICRA
 Hasil analisis KONTRUKSI PENGENDALIAN
dapat dimodifikasi sepanjang proyek. INFEKSI
 Revisi harus dikomunikasikan kepada Manajer Proyek.
No Izin :
Lokasi Proyek: Tanggal mulai Proyek:

Koordinator Proyek : Perkiraan Durasi :


Koordinator Kerja : Ijin Tanggal Kadaluarsa :

Supervisor : Telepon :
KELOMPOK
RESIKO
YA TIDAK AKTIVITAS RENOVASI YA TIDAK INFEKSI
TIPE A : Inspeksi aktifitas non Kelompok I :
    invasif     Resiko Rendah
TIPE B : Skala kecil, durasi singkat, Kelompok II :
    tingkat sedang sampai tinggi     Resiko Sedang
TIPE C : Aktifitas menghasilkan Kelompok III :
debu tingkat sedang sampai tinggi Resiko
memerlukan lebih dari 1 shift kerja Medium atau
√   untuk menyelesaikan √   tinggi
TIPE D : Durasi lama dan aktifitas Kelompok IV :
kontruksi membutuhkan shift kerja Resiko Paling
    yang berurutan     Tinggi
LEVEL I 1. Melaksanakan kerja dengan metode yang meminimalkan debu dari
lokasi konstruksi.
2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi sesegera mungkin.
3. Pembongkaran minor untuk perombakan ulang.

12
LEVEL II 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang dab migrasi
ke ruang lain.
2. Basahi permukaan kerja untuk mengontrol debu dan pemotongan.
3. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
4. Tutp dan segel ventilasi udara.
5. Seka permukaan dengan cairan desinfektan.
6. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat
sebelum memindahkan.
7. Pel basah dan/atau vakum saat meninggalkan ruangan area kerja.
8. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar pekerjaan.
9. Isolasi tempat kerja dan kembalikan seperti semula saat pekerjaan
selesai.
LEVEL III 1. Dapatkan ijin pengendali infeksi sebelum kontruksi.
2. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan
untuk mencegah kontaminasi sistem saluran.
3. Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai..
4. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai
diperiksa oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dibersihkan
secara menyeluruh oleh lingkungan.
5. Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan konstruksi,
atau sebagaimana diharuskan untuk meminimalkan pelacakan.
6. Semua personel di area kerja harus memakai APD dan baju kerja
lengan panjang dan celana panjang.
7. Buang material barier dengan hati-hati untuk
meminimalkanpenyebaran kotoran & debris yg terkait
TANGGAL dengan konstruksi. Material barier harus diseka basah, divacum
: dengan HEPA atau disemprot air sebelum dibuang.
8. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat
sebelum dipindahkan
9. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan

TTD : diganti atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif.


10.Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian
proyek.
11.Tutupi sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi.
12.Setelai selesai kembalikan sistem HVAC seperti semula pada lokasi

13
pekerjaan.
LEVEL IV 1. Mendapatkan Izin dari Komite PPI (Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi RS) sebelum konstruksi dimulai.
2. Mengisolasi sistem HVAC di daerah mana pekerjaan yang sedang
dilakukan untuk mencegah kontaminasi dari sistem saluran.
3. Pasang penutup area renovasi dan beri tanda sebelum konstruksi
dimulai.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja memanfaatkan
HEPA dilengkapi unit filtrasi udara.
5. Tutup semua lubang (pintu, angin di atas pintu), pipa, saluran air
dengan tepat.
6. Menyediakan tempat untuk berganti pakaian kerja dan
membersihkan diri sebelum dan sesudah bekerja.
TANGGAL 7. Semua personil yang memasuki tempat kerja wajib memakai
: sepatu tertutup.

TTD: 8. Jangan menghilangkan tanda penutup area kerja sampai proyek


selesai diperiksa oleh Komite PPI (Pencegahan & Pengendalian
Infeksi RS) dan lingkungan dibersihkan.
9. Area kerja dibersihkan dengan Vacuum dan disaring dengan
HEPA Filter.
10. Bersihkan area dengan kain pel yang dibasahi dengan disinfektan.
11. Lepaskan penutup area secara hati-hati untuk meminimalkan
penyebaran debu kotoran dan puing-puing
12. Limbah/ sampah renovasi dikumpulkan dalam kontainer tertutup
sebelum transportasi.
13. Tutup rapat wadah/ tempat limbah transportasi (gerobak).
14. Setelah selesai, mengembalikan sistem HVAC seperti semula.
Persyaratan tambahan:

Direktur RSUD Kota Makassar Ketua Komite PPIRS/IPCN Sekretaris Komite


PPIRS/IPCN

Pimpinan Proyek/PPKOM Mandor


Pengawas Proyek

14
Izin disahkan oleh : Izin
diminta oleh :
Tanggal :

BAB IV
DOKUMENTASI

15
Pendokumentasian ICRA (Infection Control Risk Assessment) dilakukan
sebelum melakukan renovasi atau pembangunan bangunan atau sarana fisik
Rumah Sakit. ICRA dibuat oleh IPCN kemudian ditanda tangani oleh Kepala
proyek / manager Rumah Tangga dan Supervisor ruangan, Ketua Komite
PPI, IPCN dan Direktur Rumah Sakit.
Laporan dilaksanakan sebulan sekali dan di analisa tiga bulan sekali.

BAB V

16
PENUTUP

Panduan ICRA Bangunan ini dibuat agar dapat dipatuhi oleh semua
karyawan di RSUD Kota Makassar sehingga upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi khususnya akibat dari suatu renovasi atau
pembangunan gedung, dapat di minimalkan.

DAFTAR PUSTAKA

17
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan PERDALIN
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta (2011), Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya

Wisma Bidakara RS Jantung Harapan Kita, Jakarta (2013), Materi Pelatihan


IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)

18

Anda mungkin juga menyukai