Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL

PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF HADITS

Abstract

This article examines the students in the perspective of hadith. Hadith provide an
idea of the ideal learner in order to achieve the expected educational goals of becoming
scholars who basthotan fi ilmi and basthotan fi rizqi. Educators, learners and educational
objectives have interrelated links between components of one component to another, so the
educational process should be an integral and harmonious blend to produce an ideal
education. Therefore, educational activities must deliver learners to achieve a life goal that
has been outlined in Islamic teachings.

Key Words: Students, Hadith Perspective.

A. Pendahuluan
Sakrim Miharja
Peserta didik adalah setiap
e-mail: sakrimmiharja@gmail.com
orang yang menerima pengaruh dari
seseorang atau kelompok yang
Dosen FISIP UIN SGD Bandung
menjalankan kegiatan pendidikan.
Peserta didik merupakan unsur
manusiawi yang penting dalam
kegiatan interaksi edukatif, ia sebagai
objek sekaligus sebagai subjek
pendidikan.
Dalam undang-undang
Nomor 20 tahun 2003, dijelaskan
bahwa peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Dalam proses pendidikan,
peserta didik merupakan salah satu
komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral, karena
peserta didiklah yang menjadi pokok
persoalan dan sebagai tumpuan

52
perhatian untuk diarahkan menuju sifat peserta didik dan dimensi
suatu tujuan. Oleh karena itu untuk peserta didik yang harus
membentuk peserta didik sesuai dikembangkan.
dengan tujuan pendidikan yang Hadits sebagai kitab rujukan
diharapkan, maka pendidikan harus bagi manusia, banyak memberikan
disesuaikan dengan keadaan dan gambaran tentang proses pendidikan
tingkat kemampuan peserta didik, yang terjadi antara pendidik dan
karakteristik, minat dan lain peserta didik. Oleh karena itu
sebagainya. Itu lah sebabnya murid memahami keberadaan peserta didik
merupakan subjek didik dalam dari isyarat hadits diperlukan untuk
pendidikan setelah guru atau mencari format pendidikan bagi
pendidik (Sardiman, 2000:109). peserta didik sesuai dengan sumber
Murid dalam pengertian tersebut. Sehingga dalam proses
pendidikan pada umumnya adalah pendidikan akan tercipta keselarasan
setiap individu atau sekelompok antara komponen pendidikan dalam
individu yang menerima pengaruh upaya mencapai tujuan yang
dari seseorang atau kelompok yang diharapkan.
menjalankan kegiatan pendidikan. Dalam upaya mencari format
Sedangkan murid dalam pengertian tersebut, maka perlu dipahami
pendidikan secara khusus adalah bagaimana pandangan hadits
anak yang belum dewasa yang mengenai peserta didik. Rasulullah
menjadi tanggungjawab pendidik SAW, sangat memberikan perhatian
(Barnadib, 1989:78). terhadap pengembangan ilmu
Peserta didik secara kodrati pengetahuan. Sehingga ditemukan
adalah manusia, baik secara individu banyak hadits-hadits Rasulullah SAW
maupun sosial yang memiliki yang membicarakan tentang mencari
kebutuhan. Kebutuhan dasar yang ilmu pengetahuan.
harus dipenuhi serta berbagai potensi
maupun disposisi untuk dididik, B. Tinjauan Pustaka
dibimbing dan diarahkan sehingga 1. Definisi Perserta Didik
dapat mengaktualisasikan dirinya Secara etimologi peserta didik
dalam kehidupan. Peserta didik adalah anak didik yang mendapat
PHUXSDNDQ ´raw materialµ EDKDQ pengajaran ilmu. Secara terminologi
mentah) dalam transformasi peserta didik adalah anak didik atau
pendidikan. Menurut Ramayulis individu yang mengalami perubahan,
(2002:101), ada empat hal yang harus perkembangan sehingga masih
diperhatikan dalam membangun raw memerlukan bimbingan dan dan
material tersebut, yaitu potensi peserta arahan dalam membentuk
didik, kebutuhan peserta didik, sifat- kepribadian serta sebagai bagian dari

53
JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016

struktural proses pendidikan. Dengan menuntut dan dapat mempengaruhi


kata lain peserta didik adalah seorang segala sesuatu yang diperlukan untuk
individu yang tengah mengalami fase mencapai tujuan belajarnya. Itulah
perkembangan atau pertumbuhan sebabnya sisa atau peserta didik
baik dari segi fisik dan mental adalah merupakan subjek belajar.
maupun fikiran.
Dengan demikian, dapat 2. Definisi Peserta Didik dalam
disimpulkan bahwa peserta didik Pendidikan Islam
adalah setiap orang yang meluangkan Berpijak pada paradigma
waktunya untuk belajar kepada ´EHODMDU VHSDQMDQJ PDVDµ PDND
seorang pendidik. Peserta didik istilah yang tepat untuk menyebut
adalah orang yang berada dalam fase individu yang menuntut ilmu adalah
pertumbuhan dan perkembangan, peserta didik dan bukan anak didik.
baik secara fisik maupun psikis. Peserta didik cakupannya lebih luas,
Dengan demikian ia tidak bisa yang tidak hanya melibatkan anak-
disamakan dengan orang dewasa anak, tetapi juga pada orang-orang
yang berukuran kecil karena dewasa. Sementara istilah anak didik
mempunyai spesifikasi tersendiri. hanya dikhususkan bagi individu
Peserta didik adalah setiap yang berusia kanak-kanak.
manusia yang sepanjang hidupnya Penyebutan peserta didik ini juga
selalu dalam perkembangan. mengisyaratkan bahwa lembaga
Kaitannya dengan pendidikan adalah pendidikan tidak hanya di sekolah
bahwa perkembangan peserta didik (pendidikan formal), tapi juga
itu selalu menuju kedewasaan lembaga pendidikan di masyarakat,
dimana semuanya itu terjadi karena seperti Majelis Taklim, Paguyuban,
adanya bantuan dan bimbingan yang dan sebagainya.
diberikan oleh pendidik Secara etimologi, murid
Siswa atau peserta didik EHUDUWL ´RUDQJ \DQJ PHQJKHQGDNLµ
adalah salah satu komponen manusia Sedangkan menurut arti terminologi,
yang menempati posisi sentral dalam murid adalah pencari hakikat di
proses belajar-mengajar, peserta bawah bimbingan dan arahan seorang
didiklah yang menjadi pokok pembimbing spiritual (mursyid).
persoalan dan sebagai tumpuan Sedangkan thalib secara bahasa
perhatian. Di dalam proses belajar berarti orang yang mencari,
mengajar, siswa sebagai pihak yang sedangkan menurut istilah tasawuf
ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan adalah penempuh jalan spiritual,
dan kemudian ingin mencapainya dimana ia berusaha keras menempuh
secara optimal. Peserta didik itu akan dirinya untuk mencapai derajat sufi.
PHQMDGL IDNWRU ´SHQHQWXµ VHKLQJJD Penyebutan murid ini juga dipakai

54
untuk menyebut peserta didik pada Dengan demikian dalam konsep
sekolah tingkat dasar dan menengah, pendidikan Islam, tugas mengajar,
sementara untuk perguruan tinggi mendidik, dan memberikan tuntunan
lazimnya disebut dengan mahasiswa. sama artinya dengan upaya untuk
Peserta didik adalah amanat meraih surga. Sebaliknya,
bagi para pendidiknya. Jika ia menelantarkan hal tersebut berarti
dibiasakan untuk melakukan sama dengan mejerumuskan diri ke
kebaikan, niscaya ia akan tumbuh dalam neraka.
menjadi orang yang baik, selanjutnya Pada dasarnya anak itu telah
memperoleh kebahagiaan dunia dan membawa fitrah beragama, dan
akhiratlah kedua orang tuanya dan kemudian bergantung kepada para
MXJD VHWLDS PX·DOLP GDQ PXUDEEL pendidiknya dalam mengembangkan
yang menangani pendidikan dan fitrah itu sendiri sesuai dengan usia
pengajarannya. Sebaliknya, jika anak dalam pertumbuhannya. Dasar-
peserta didik dibiasakan melakukan dasar pendidikan agama ini harus
hal-hal yang buruk dan ditelantarkan sudah ditanamkan sejak peserta didik
tanpa pendidikan dan pengajaran itu masih usia muda, karena kalau
seperti hewan ternak yang dilepaskan tidak demikian kemungkinan
beitu saja dengan bebasnya, niscaya mengalami kesulitan kelak untuk
dia akan menjadi seorang yang celaka mencapai tujuan pendidikan Islam
dan binasa. yang diberikan pada masa dewasa.
Sama halnya dengan teori Dengan demikian, maka agar
barat, peserta didik dalam pendidikan pendidikan Islam dapat berhasil
Islam adalah individu sedang tumbuh dengan sebaik-baiknya haruslah
dan berkembang, baik secara fisik, menempuh jalan pendidikan yang
psikologis, sosial, dan religius dalam sesuai dengan perkembangan peserta
mengarungi kehidupan di dunia dan didik.
di akhirat kelak. Definisi tersebut
memberi arti bahwa peserta didik C. Pembahasan
merupakan individu yang belum Peserta didik adalah setiap
dewasa, yang karenanya memerlukan orang yang meluangkan waktunya
orang lain untuk menjadikan dirinya untuk belajar kepada seorang
dewasa. Anak kandung adalah pendidik. Peserta didik adalah orang
peserta didik dalam keluarga, murid yang berada dalam fase pertumbuhan
adalah peserta didik di sekolah, dan dan perkembangan, baik secara fisik
umat beragama menjadi peserta didik maupun psikis. Dengan demikian ia
masyarakat sekitarnya, dan umat tidak bisa disamakan dengan orang
beragama menjadi peserta didik dewasa yang berukuran kecil karena
ruhaniawan dalam suatu agama. mempunyai spesifikasi tersendiri.

55
JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016

Rasulullah SAW, sangat é•í-." (ŽìäàÌóí Žì‘ ðÀØóîìÓ ”äܤߕ Ì éŽ—•


memberikan perhatian terhadap ñ-Ž¨’ß•)
pengembangan ilmu pengetahuan.
Sehingga ditemukan banyak hadits- Artinya: menceritakan kepada kami
hadits Rasulullah SAW yang Humaid, ia berkata, menceritakan
membicarakan tentang mencari ilmu kepada kami Sufyan, ia berkata,
pengetahuan. Perhatian yang menceritakan kepadaku IVPD·LO LEQ
demikian tinggi, karena Rasulullah Abu Khalid atas selain yang kami
juga menyatakan dirinya sebagai ceritakan olehnya Al-Zuhriy, ia
pendidik. Rasulullah lebih EHUNDWD ´ aku mendengar Ibn Qais
mengutamakan majlis orang yang Ibn Abu Hazim, ia berkata, aku
belajar dari pada majlis ahli ibadah. PHQGHQJDU ¶$EGXOODK ,EQ 0DV·XG
Diantara hadits-hadits yang berkata, nabi SAW bersabda, µtidak
membicarakan tentang peserta didik boleh iri hati kecuali dua hal, yaitu
adalah sebagai berikut: seorang laki-laki yang diberi harta
oleh Allah lalu harta itu di kuasakan
æË, åîË æ‘• Žè›ª£, ÝŽ× ®¸‘ Žè›ª£, ÝŽ× ©ª´ã Žè›ª£ penggunaannya dalam kebenaran,
... êô‘• æË “®Ü‘ ò‘• æ‘ æ䣮ߕ ª’Ë æË, æó®’³ æ‘• dan seorang laki-laki di beri hikmah
âàÌß• Žäç•í Ì êìØÔó •®ô§ ê‘ Ì ©®ó æã, "ò’èß• ÝŽ× oleh Allah dimana ia memutuskan
)ñ-Ž¨’ß• é•í-." (âà̘ߎ‘ perkara dan mengajar dengannyaµ
(HR. Bukhari).
Artinya: menceritakan kepada kami
Musaddad, berkata menceritakan , ÝŽ×, ®äË æ‘ ÊÓŽç Žç®’§•, ÝŽ× ”ó®ã ð‘• æ‘ ªô̳ Žè›ª£
kepada kami Bysr, ia berkata, Ì ðà» ò’èß• ”Ÿí¯ ”¸‹ŽË å•, ”Üôàã ò‘• æ‘• ð蛪£
menceritakan NHSDGD NDPL ,EQ ¶$XE 𘟠êôÓ –ÌŸ•- û‡ ŽŒô· Êä´—û –çŽÛ, âà³í êôàË
dari Ibn Sirin, dari Abdurrahman Ibn )ï-Ž¨’ß• é•í-... ( êӮ̗
Abu Bakrah dari ayahnya. Nabi SAW
EHUVDEGD ´barang siapa dikehendaki Artinya: menceritakan kepada kami
baik dari Allah, maka ia dikaruniai SD·LG Ibn Abi Maryam, ia berkata,
kepahaman agama. Sesungguhnya memberitakan kepada kami 1D·IL ,EQ
ilmu itu hanya diperoleh dengan Umar, ia berkata, menceritakan
belajarµ (HR. Bukhari). kepadaku Ibn Abu Mulaikah,
EDKZDVDQ\D ¶$LV\DK LVWUL 1DEL 6$:
æ‘ Þôˎ䳕 ò蛪£, ÝŽ× åŽôÔ³ Žè›ª£, ÝŽ× ªôä¤ß• Žè›ª£ tidak pernah mendengar sesuatu
æ‘ –Ìä³, ÝŽ× ñ®ë°ß• éŽè›ª£ Žã ®ôÏ ðàË ªßŽ§ ð‘• yang tidak diketahuinya melainkan ia
, ݎשîÌ´ã æ‘ Ì ª’Ë –Ìä³, ÝŽ× á¯Ž£ ò‘• æ‘ ²ô× mengulangi lagi sehingga ia
: æô˜è›• òÓ û‡ ª´£û," âà³í êôàË Ì ðà» ò’èß• ÝŽ× mengetahuinya benar-benar (HR.
ÞŸ-í, ֤ߕ òÓ ê˜Üàë ðàË Âà´Ó û Žã Ì éŽ—• ÞŸ- Bukhari).

56
šôàß• ò蛪Ÿ, ÝŽ× ò蛪£, ÝŽ× Ò³îó æ‘ Ì ª’Ë Žè›ª£ kemurahan (untuk berperang)
æ‘í®äÌß ÝŽ× êç•, ¢ó®· ð‘• æË, ªô̳ ò蛪£, ÝŽ× berdasarkan peperangan Rasulullah
Žìó• òß å¬‹•."”Üã ðß• ™îÌ’äß• šÌ’óîëí___ ªô̳ SAW. Disana, maka katakanlah
âà³í êôàË Ì ðà» ò’èß• ê‘ áŽ× ûî× ™ª£•, ®ôãû• (kepadanya), sesungguhnya Allah
ê—®¼‘•í, ò’à× éŽËíí, ñŽç«• ê˜Ìä³, ¢˜Ôß• áîó æãªÐß• telah mengizinkan bagi rasulNya,
å•, " ÝŽ× â›, êôàË ð蛕í Ì ªä£ ê‘ âàÜ— æô£, ñŽèôË tetapi tidak mengizinkan bagimu, dan
†ó ïï®ã÷ Þ¤ó üÓ, ±Žèàß Žì㮤ó ûí Ì Žì㮣 ”Üã Allah hanya mengizinkan
Žì‘ ªÀÌó ûí, Žã© ÚÔ´ó å• ®§û• áîôß•í •Ž‘ æã bagikusesaat di suatu siang hari,
êôàË Ì ðà» Ì •î³®ß ÝŽ˜Øß º§®— ª£• åˆÓ, “® · kemudian kembali kemuliaannya
áîôß• Žì˜ã®£ •©ŽË â›, -Žìç æã ”Ìà³ ŽìôÓ âà³í (diharamkannya) pada hari itu seperti
镯-." (•‹ŽÐß• ªëŽ¸ß• Îà’ôßí, ²ã÷Ž‘ Žì˜ã®¤Û KDUDPQ\D NHPDULQ µ 2UDQJ \DQJ
ï-Ž¨’ß•). hadir hendaklah menyampaikannya
kepada yang tidak hadir (ghaib) (HR.
Artinya: menceritakan kepada kami Bukhari).
¶$EGXOODK Ibn Yusuf, ia berkata,
menceritakan kepadaku Laits, ia Žè›ª£, ÝŽ× åŽôÔ³ Žè›ª£, ÝŽ× Ì ª’Ë æ‘ òàË Žè›ª£
EHUNDWD PHQFHULWDNDQ NHSDGDNX 6D·LG , ÝŽ× êô§• æË, ê’èã æ‘ •ëí òç®’§ƒ, ÝŽ× í®äË
dari Abu Suraih, bahwanya ia Ì ðà» ò’èß• •Ž¤»ƒ æãŽã, "ÝîØó “®ó®ë Ž‘• –Ìä³
berkata, kepada Amr %LQ 6D·LG, ketika ª’Ë æã æàÛ Žãû‡, òèã êèË Žœóª£®œÛ• ª£• âà³í êôàË
ia mengirim pasukan ke makkah, é•í-." (•˜Ûƒ ûí •˜Üó åŽÛ êçˆÓ, ï®äË æ‘ Ì
´L]LQNDQODK VD\D ZDKDL $mir untuk ï-Ž¨’ß•).
menyampaikan kepadamu suatu
pekerjaan yang di sabdakan nabi Artinya: menceritakan kepada kami
SAW. Pada pagi hari pembebasan Ali Ibn Abdullah, ia berkata,
(mekah). Sabda beliau itu terdengar menceritakan kepada kami Sufyan, ia
oleh kedua telinga saya, dan hati saya berkata, menceritakan kepadaku
memeliharanya, serta dua mata saya Umar, ia berkata, memberitakan
melihat ketika beliau kepadaku Wahabibn Munabbih, ia
menyabdakannya. Beliau memuja berkata, aku mendengar Abu
Allah dan menyanjungNya, Hurairah EHUNDWD ´ WLDGa seorangpun
kemudian beliau bersabda, dari sahabat nabi SAW yang lebih
´VHVXQJJXKQya Makkah itu di banyak meriwayatkan hadits yang
mulyakan oleh Allah TD·DOD dan diterima dari beliau SAW dari pada
manusia tidak memuliakannya, maka saya, melainkan apa yang didapat
tidak halal bagi seseorang yang dari Abdullah Bin Amr, sebab ia
beriman kepada Allah dan hari akhir mencatat hadits sedang saya tidak
menumpahkan darah di makkah, dan PHQFDWDWQ\Dµ (HR. Bukhari).
tidak halal menebang pepohonan di
sana. Jika seseornag memandang ada

57
JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016

æË, 厒ô· Žè›ª£, ÝŽ× æôÛ© æ‘ ÞÀÔß• âôÌç î‘• Žè›ª£ Artinya: menceritakan kepada kami
ÞŸ- ïŽ Ó: ... “®ó®ë ð‘• æË, ê㎳ ð‘• æË ðô¤ó Ahmad Ibn Abu Bakar Al-Shiddiq
î’˜Û•, " ÝŽØÓ Ì Ýî³-Žó òß •˜Û•, ÝŽØÓ, æäôß• Þë• æã $EX 0DVJ·DXE, ia berkata,
)ï-Ž¨’ß• é•í-." (åüÓ ò‘û• menceritakan kepada kami
Artinya: menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Dinar,
$EX 1X·DLP )DGKOX ,EQ 'XNDLQ, ia dari ,EQ $EL ']L·EX, dari 6D·LG $O-
berkata, menceritakan kepada kami Maqburiy, dari Abu Hurairat, ia
Syaiban dari Yahya, dari Abi Salamat, berkata, aku berkata kepada
dari Abu hurairah: .... seorang laki- Rasulullah 6$: ´wahai Rasulullah,
laki datang dari yaman, dan berkata, sesungguhnya aku banyak
´WXOLVNDQ XQWXNNX \D 5DVXOXOODK! mendengar hadits dari engkau, lalu
Rasulullah SAW bersabda, aku luSD"µ Rasulullah SAW bersabda,
´tuliskanlah untuk ayah si fulanµ ´KLODQJNDQ SHUNDUD \DQJ EXUXNPX µ
(HR. Bukhari). lalu aku menghilangkannya.... lalu
Rasulullah 6$: EHUVDEGD ´
æË, åîË æ‘• Žè›ª£, ÝŽ× ®¸‘ Žè›ª£, ÝŽ× ©ª´ã Žè›ª£ KDSDONDQODK µ ODOX DNX
... êô‘• æË “®Ü‘ ò‘• æ‘ æ䣮ߕ ª’Ë æË, æó®ô³ æ‘• PHQKDSDONDQQ\D µ VHWHODK LWX DNX
ðß• ŽØó®Á êß Ì Þì³ ŽäàË êôÓ ²ä˜àó ŽØó®Á Úà³ æã tidak melupakan suatu hadits pun
)ï-Ž¨’ß• é•í-( ”è ß• setelah ituµ +5 %XNKDUL

Artinya: menceritakan kepada kami æË, •‹« ò‘• æ‘• æË, 𧕠ð蛪£ ÝŽ× Þôˎ䳕 Žè›ª£
Musaddad, ia berkata, menceritakan Ýî³- æã ”ÀÔ£, "ÝŽ× “®ó®ë ò‘• æË, ñ®’Øäß• ªô̳
kepada kami Bisyr, ia berkata, , ꘜœ’Ó Žä몣• ŽãŽÓ, æóïŽËîäà³í êôàË Ì ðà» Ì
menceritakan kepada kaPL ,EQ ¶$XE )ñ-Ž¨’ß• é•í-,(áîÌà’ß• •¬ë ÊÄ× ê˜œœ‘ îàÓ ®§û•Žã•í.
dari Ibn Sirin, dari Abdurrahman Ibn
Abu Bakrah dari ayahnya... Artinya: menceritakan kepada kami
Rasulullah 6$: EHUVDEGD ´siapa IVPD·LO LD EHUNDWD PHQFHULWDNDQ
yang berusaha mencari ilmu, Allah kepadaku saudaraku, dari Ibn Abi
akan memudahkan baginya jalan 'D]L·EX, dari 6D·LG $O-Maqburiy, dari
menuju syurgaµ +5 %XNKDUL . Abu Hurairah LD EHUNDWD ´VD\D KDIDO
dari nabi dua tempat. Adapun salah
ªä¤ã Žè› ª£, ÝŽ× •Ì¼ã î‘• ®Ü‘ ò‘• æ‘• ªä£•Žè› ª£ satu dari keduanya, maka saya
ªô̳ æË, •‹« ò‘• æ‘ æË, -Žèó© æ‘ âôë•®‘• æ‘ siarkan (hadits itu). Seandainya yang
òç• Ì Ýî³- Ž‘, –à×, ÝŽ× “®ó®ë ò‘• æË, ñ®’Øäß• lain saya siarkan, niscaya terputuslah
". Ùï•©- ´‘•, " ÝŽ× îéŽ´ç• •®ôœÛ Žè› ª£ Úèã Ê䳕 WHQJJRUR·DQ LQLµ (HR. Bukhari).
ŽŒô· –ô´ç ŽäÓ, ”ääÀÓ" êä¿: "ÝŽ× â›.... ê˜Ä´’Ó
)ï-Ž¨’ß• é•í-." (éªÌ‘ –ߎ×í, ®’ܘ´ã ûí 𤘴ã âà̘óû"íªëŽ ã ÝŽ×í
å• ïŽ¤ß• æìÌèäó âß, -Ž¼çû• ç èß• âÌç, "”¸‹ŽË
)ï-Ž¨’ß• é•í-." (æóªß• òÓ æìØÔ˜ó

58
hanya bercita-cita, akan tetapi
Artinya EHUNDWD PXMDKLG ´SHPDOX harus di iringi dengan ikhtiar.
dan sombong tidak akan dapat Orang-orang yang berikhtiar
PHPSHODMDUL SHQJHWDKXDQ DJDPD µ untuk belajar, kelak akan
Aisyah EHUNDWD ´VHEDLN-baik kaum dikaruniai kepahaman agama
wanita adalah kaum wanita anshar, yang pada akhirnya akan
mereka tidak di halang-halangi rasa menghantarnya menuju
malu untuk mempelajari kemuliaan dan kebaikan.
pengetahuan yang mendalam tentang b. Peserta didik diperbolehkan
agama (HR. Bukhari). iri hati kepada orang lain yang
memiliki ilmu pengetahuan
æ‘ òàË òç®’§•, ÝŽ× ”’Ì· Žè›ª£, ÝŽ× •Ž ¤ß• Žè›ª£ yang luas, sebagai cambuk
Ì ðà» ò’èß• åƒ, " ®ó®Ÿ æË, ”Ë-¯ ò‘• æË, Ù-ªã untuk rakus dalam menuntut
" ±Žèß• –¼è˜³•, " É•©îß• ” £ òÓ êß ÝŽ× âà³í êôàË ilmu pengetahuan, sehingga
•Ž×- âÜÀÌ‘ •®Àó, •-ŽÔÛ ñªÌ‘ •îÌŸ®—û, "ÝŽØÓ dengan semangat menuntut
)ï-Ž¨’ß• é•í-." (¾Ì‘ ilmu itu, diharapkan akan
menyebar ilmu pengetahuan
Artinya: menceritakan kepada kami di muka bumi.
Hajjaj, berkata, menceritakan kepada c. Peserta didik hendaknya
kami S\X·EDW EHUNDWD menceritakan selalu menghafal dan
NHSDGDNX ¶$OL ,EQ 0udrik, dari Abi mengulangi pelajarannya,
=XU·DK, dari Jarir Bin Abdullah, sehingga betul-betul
mengatakan bahwa Nabi SAW menguasai materi yang telah
bersabda kepadanyapada waktu disampaikan oleh pendidik.
PHQJHUMDNDQ KDML ZDGD· ´GLDPNDQODK Hal ini bertujuan agar ia dapat
PDQXVLD µ ODOX EHOLDX EHUVDEGD menggunakan ilmu tersebut
´VHVXGDKNX QDQWL MDQJDQODK NDPX kapanpun dibutuhkan, sesuai
menjadi kafir, dimana sebagian kamu dengan kondisi yang ada.
memotong leher sebagian yang lainµ d. Peserta didik yang hadir
(HR. Bukhari). menuntut ilmu tidak boleh
Dari uraian hadits di atas, kikir, untuk menyampaikan
untuk mewujudkan peserta didik ilmu kepada orang-orang
yang berkualitas berdasarkan tinjauan yang tidak hadir. Hendaknya
hadits dapat dikemukakan sebagai dengan hati-hati yang tulus
berikut: mengajarkan ilmu tersebut
a. Rasulullah SAW menjelaskan kepada orang yang tidak
bahwa ilmu itu hanya sempat hadir.
diperoleh dengan belajar. e. Peserta didik hendaknya
Artinya, seseorang tidak bisa menuliskan, ilmu yang

59
JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016

disampaikan oleh pendidik, Berkaitan dengan sifat-sifat


sehingga terjaga. Sekiranya peserta didik, Al-Ghazali
terlupakan masih bisa dilihat merumuskan adab peserta didik
catatannya dan mengulangi dalam menuntut ilmu sebagai berikut:
kembali pelajaran yang telah a. Mengawali langkah dengan
diberikan pendidik meskipun menyucikan hati dari prilaku
dalam jangka waktu yang yang buruk dan sifat-sifat
lama. tercela.
f. Peserta didik hendaknya b. Mengurangi dari segala
menyadari bahwa dalam keterkaitan dengan kesibukan-
menuntut ilmu tersebut, ia kesibukan duniawi dan
berada dalam ridho Allah menjauhkan dari keluarga dan
SWT, dan mempermudah kota tempat tinggal.
baginya jalan menuju syurga. c. Hendaknya ia tidak bersikap
g. Peserta didik hendaknya angkuh terhadap ilmu dan
berniat untuk mengajarkan tidak pula menonjolkan
ilmu yang diperolehnya untuk kekuasaan terhadap guru
disebarkan dan diajarkan yang mengajarinya, tetapi
kepada orang lain agar menyerahkan bulat-bulat
bermanfaat bagi dirinya dan kendali dirinya kepadanya
bagi orang lain. dan mematuhi segala
h. Peserta didik tidak boleh malu nasehatnya.
belajar, karena orang yang d. Bagi seorang pemula dalam
malu dan sombong tidak akan upaya menuntut ilmu, ialah
dapat mempelajari ilmu tidak memalingkan
agama. Sebaik-baik pelajar perhatiannya sendiri untuk
adalah yang tidak malu mendengar pendapat-
bertanya, apabila sesuatu yang pendapat manusia yang
belum dipahaminya selama bersimpang siur, baik ilmu
tidak melanggar etika peserta yang sedang ia pelajari
didik. termasuk ilmu-ilmu dunia
i. Peserta didik hendaknya diam atau ilmu-ilmu umum.
dan tenang, tidak ribut pada e. Menunjukkan perhatiannya
saat belajar, karena dapat yang sungguh-sungguh
mengurangi ketenangan kepada tiap-tiap disiplin ilmu
belajar dan mengganggu yang terpuji, agar dapat
konsentrasi guru pada saat mengetahui tujuan masing-
mengajar. masing.

60
f. Hendaknya ia tidak
melibatkan diri di dalam D. Kesimpulan
berbagai macam ilmu Peserta didik sebagai salah
pengetahuan secara satu komponen pokok dalam
bersamaan, melainkan pendidikan harus diketahui tingkat
melakukan dengan menjaga kemampuan, karakteristik perbedaan,
urutan posisinya, yakni hak dan kewajibannya. Hadits
melalui ilmu yang paling memberikan gambaran tentang sosok
penting. peserta didik yang ideal dalam
g. Hendaknya ia tidak rangka mencapai tujuan pendidikan
melibatkan diri dalam suatu yang diharapkan yaitu menjadi ulama
bagian ilmu sebelum yang basthotan fi ilmi dan basthotan fi
menguasai bagian yang rizqi.
sebelumnya. Sebab, semua Pendidik, peserta didik dan
ilmu berurutan secara teratur. tujuan pendidikan memiliki kaitan
h. Hendaknya ia berusaha yang saling mempengaruhi antara
mengetahui apa kiranya yang komponen satu dengan komponen
menjadi sesuatu menjadi lainnya, sehingga proses pendidikan
semulia-mulia ilmu. Hal ini hendaknya merupakan perpaduan
dapat diketahui dengan yang integral dan harmonis untuk
memperhatikan dua hal: menghasilkan pendidikan yang ideal.
1). Kemuliaan buah dari ilmu Oleh karena itu, kegiatan pendidikan
tersebut. harus mengantarkan peserta didik
2). Kemantapan dan kekuatan mencapai suatu tujuan hidup yang
dalil yang menopangnya. telah digariskan dalam ajaran Islam.
i. Hendaknya penuntut ilmu E. Daftar Pustaka
menjadikan tujuannya yang Al Kutub At-7LV·DK Sembilan
segera, demi menghiasi Kitab Hadits, CD Room,
batinnya dengan segala aspek Windiows 98-2000-ME.
kebijakan. Sedangkan tujuan Ahmad Tafsir. 1999. Hadits Tarbawi.
selanjutnya, demi Bandung: Program
mendekatkan diri kepada Pascasarjana IAIN Sunan
Allah. Gunung Djati Bandung.
j. Hendaknya ia mengetahui Abudin Nata. 1997. Filsafat Pendidikan
hubungan antara suatu ilmu Islam. Jakarta: Logos.
dengan tujuannya, agar yang Imam Nawawi. 2001. Syarah Hadits
demikian ia dapat Arbain. Yogyakarta: Media
mendahulukan yang dekat Hidayah.
dan perlu, sebelum yang jauh.

61
JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016

Moh. Uzer Usman. 1990. Menjadi Guru


Profesional. Bandung: Remaha
Rosdakarya.
Sardiman AM. 2000. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Suatari Eman Barnadib. 1989.
Pengantar Ilmu Pendidikan
Sistematis. Yogyakarta: Budi
Offset.
Ramaliyus. 2002. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Departeman Agama RI. 1992. $OTXU·DQ
dan Terjemahannya.
Abdul Aziz al-Qussy. 1974. Pokok-
Pokok Kesehatan Jiwa Mental I.
Jakarta: Bulan Bintang.
Widodo Supriyono. 1996. Filsafat
Manusia dalam Islam, Reformasi
Filsafat Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Zakiah Darajat. 1994. Pendidikan Islam
dalam Keluarga dan Sekolah.
Jakarta: Ruhama.
Miska Muhammad Amin. 1983.
Epistemologi Islam. Jakarta:
Penerbit UI.
Rogger J. Havigurst. 1964. Society and
Education. Boston: Allyn &
Bacon.

62

Anda mungkin juga menyukai