SKRIPSI
Oleh:
NURMAGRIBIANTI
NIM. 70100115004
Nama : Nurmagribianti
NIM : 70100115004
Jurusan : Farmasi
Alamat : Samata-Gowa
musculus)
benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penyusun,
Nurmagribianti
NIM:7010011502004
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
DEWAN PENGUJI
Ketua : (…………….)
Sekretaris : (…………….)
Pembimbing I : Apt. Afrisusnawati Rauf, S.Si., M.Si. (…………….)
Pembimbing II : Dwi Wahyuni Leboe, S.Si., M.Si, (…………….)
Penguji I : Apt. Muh Ikhlas Arsul, S.Farm., M.Si. (…………….)
Penguji II : Hildawati Almah, S.Ag., S.S., M.A. (…………….)
Diketahui oleh:
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kepada Allah swt. atas segala nikmat kesehatan,
kekuatan serta kesabaran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Rasa syukur yang tiada terhingga kepadaNya
Allah, nabi besar Muhammad saw, keluarga, dan para sahabat yang telah memberi
pada Mencit Jantan (Mus musculus)”. Ini disusun sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Farmasi Farmasi Fakultas Kedokteran dan
dari banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, berupa motivasi,
sebagaimana mestinya.
kepada kedua orang tercinta yaitu Muh. Hasim dan Irmayanti , kakak dan adik
saya, nenek saya, tante, om, dan sepupu-sepupu saya serta keluarga yang tak
henti-hentinya memberi do’a dan motivasi serta dukungannya baik dalam bentuk
iv
materi, nasehat dan motivasi, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan
1. Bapak Prof. Dr. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Makassar,
3. Ibu Apt. Dr. Hj. Gemy Nastity Handayani, S.Si., M.Si., selaku Wakil
Alauddin Makassar,
5. Bapak Prof. Dr. Mukhtar Luthfi, M.Pd., selaku Wakil Dekan III Fakultas
Makassar,
6. Bapak Apt. Andi Asrul Ismail S.Farm., M.Sc., selaku ketua Jurusan
Farmasi dan Ibu Apt. Syamsuri Syakri, S,Farm., M.Si., selaku sekertaris
v
7. Ibu Apt. Afrisusnawati Rauf, S.Si., M.Si., selaku pembimbing pertama
waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis, dan ibu Dwi Wahyuni
8. Bapak Apt. Muh Ikhlas Arsul, S.Farm., M.Si., selaku penguji kompetensi
ini,
9. Ibu Hildawati Almah, S.Ag., S.S., M.A, selaku penguji agama yang telah
memberikan arahan dan saran terkhusus dari segi tinjauan islam terhadap
10. Bapak, Ibu Dosen, serta seluruh Staf Jurusan Farmasi atas curahan ilmu
11. Sahabat-sahabat saya, Ika Yava Oktaviani dan Nurul Narulita yang
yang telah banyak membantu dan telah berjuang bersama dari awal hingga
akhir
ilmu di bidang Farmasi pada umumnya dan semoga Allah swt. selalu
vi
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Samata-Gowa,
Penulis,
Nurmagribianti
NIM. 70100115004
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………...….....i
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..……ii
ABSTRAK……………………………………………………..………………...iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...……....1
A. Latar Belakang………………………………………………………..…...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………....3
E. Kajian Pustaka……………………………………………………………..4
1. Tujuan Penelitian……………………………………………………...7
2. Manfaat Penelitian…………………………………………………….7
A. Uraian Sampel………………………………………………………….….8
C. Ekstraksi Simplisia………………………………………………….……16
D. Fraksinasi………………………………………………………………...17
G. Sistem Imun……………………………………………………………...20
H. Uraian Bakteri……………………………………………………………26
viii
I. Tinjauan Islam……………………………………………………………28
1. Jenis Penelitian……………………………………………………….32
2. Lokasi Penelitian……………………………………………………..32
3. Waktu Penelitian……………………………………………………..32
B. Pendekatan Penelitian……………………………………………………32
D. Pengolahan Data………………………………………………………….33
F. Prosedur Kerja……………………………………………………………33
A. Hasil Penelitian…………………………………………………………..39
B. Pembahasan………………………………………………………………40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………45
B. Saran……………………………………………………………………...45
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Alur Penelitian……………………………………………………………..46
2. Uji imunostimilan.........................................................................................46
3. Perhitungan dosis..........................................................................................50
4. Analisis data..................................................................................................52
5. Gambar ekstrak.............................................................................................57
6. Gambar partisi..............................................................................................58
7. Gambar Fraksinasi........................................................................................59
xii
ABSTRAK
Nama : Nurmagribianti
Nim : 70100115004
Judul : Uji Efektivitas Imunostimulan Fraksi Daun Delima (Punica granatum L.)
Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Makrofag Pada Mencit
Jantan (Mus musculus)
xiii
ABSTRACT
Nama : Nurmagribianti
Nim : 70100115004
Judul : Effectiveness Test of Pomegranate Leaf Fraction Immunostimulants
(Punica granatum L.) Against The Activity and capacity of Macrophage
Phagocytosis In Male Mice (Mus musculus)
xiv
BAB I
PENDAHULAUN
A. Latar Belakang
Sistem imun adalah gabungan sel yang molekul dan jaringan yang
Sestem imun terdiri atas semua sel, jaringan dan organ yang
diperlukan untuk respos imun. Fungsi sitem imun adalah melindungi tubuh
1
2
dari patogen dan menghancurkan sel-sel yang sudah tidak dikenai sebagai sel
non spesifik, dan terjadi induksi non spesifik baik maknisme pertahanan
diantaranya usia dan penyakit, oleh karena itu adanya senyawa kimia yang
tubuh secara alami dalam hal melawan berbagai infeksi virus dan bakteri atau
sistem imun seperti kanker, SARS, AIDS, dan lainnya. Imunostimulan bekerja
dengan cara menstimulasi faktor utama sistem imun, antara lain melalui
berasal dari tumbuhan memiliki aktivitas anti-oksidan yang sangat tinggi bagi
oksalat yang dapat meningkatkan sistem imun atau dapat berfungsi sebagai
musculus)
B. Rumusan Masalah
kimia yang terdapat dalam ekstrak etanol daun delima yang dipisahkan
sel-sel darah putih atau sel-sel yang berasal dari sel darah putih
5. Makrofag adalah salah satu sel yang berperan yang berperan penting
Mikrobiologi Farmasi
E. Kajian Pustaka
penelitian ini digunakan lima belas ekor mecit dibagi kedalam lima
paling berpengaruh yaitu 2% yang tidak berbeda nyata (< LSD 0,05
dan 0,01).
korteks 150 mg/kg BB dan kelompok 5 yaitu ekstrak 450 mg/kg BB.
6
450 mg/kg BB tidak bada nyata atau dikatakan memiliki efek yang
bakteri
1. Tujuan Penelitian
imunostimulan
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat praktis
penelitian selanjutnya
imonustimulan.
b. Manfaat ilmiah
TINJAUAN TEORITIS
A. Uraian sampel
c. Klasifakasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Familia : Punicaceae
Genus : Punica
Spesies : Punica granatum L
2. Morfologi Tanaman
dan percabangan banyak tetapi lemah. Pada ketiak daunnya, terdapat duri.
Saat masih muda, warnanya cokelat, dan berubah menjadi hijau kotor setelah
tua. Daunnya tunggal dengan tangkai yang pendek dan letaknya berkelompok.
Daun delima memiliki bentuk yang lonjong dengan pangkal yang lancip,
Panjang daun bisa mencapai 1-9 cm dengan lebar 0,5-2,5 cm, bentuk buah
pada tandan. Saat masih muda, buahnya berwarna hijau sampai hijau
8
9
sedangkan biji delima bulat, keras, kecil, akar tunggang, kuning kecoklatan
(Savitri, 2008).
3. Kandungan Kimia
beberapa bagian tanamannya, antara lain pada bagian akar daun, buah, bunga,
tannic acid. Asam ini merupakan unsur pengontrol. Unsur ini juga terdapat
mengandung gula mentol dan jenis gula lainnya, selain kandungan tersebut
granatin, ursolic acid, resin, tanin, triterpenoid, kalsium oksalat dan pati.
10
Selain itu, kulit batang atau kulit akar mengandung zat penyamak (Santoso,
1998).
Kandungan nutrisi daun delima per 100 g buah terdiri dari air
78 g, protein 1,6 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 14,5 g, dan mineral 0,7 g. analisis
10%, asam sitrat 0,5-3,5%, dan vitamin C 14 mg/100 g. zat pewarna kuning
4. Manfaat Delima
demam.
Delima” mengenai khasiat kulit buah delima memiliki efek farmakologis dari
mampu menghentikan serangan sel-sel radikal bebas yang merusak sel baik
(Oci, 2014).
bakteri dengan cara menghambat proses DNA gyrase pada bakteri. Querceetin
(salah satu flavonoid pada delima) mampu membunuh bakteri dengan cara
12
mendenaturasi enzim, selain itu juga dapat melekat pada substrat seperti
gangguan pada dinding sel menyebabkan gangguan pada struktur dan fungsi
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
2. Deskripsi
Mencit (Mus musculus) berasal dari eropa barat dan Amerika Utara,
namun saat ini dapat ditemukan diseluruh dunia. Ada beberapa subspecies dari
3. Anatomi
d. Tubuh: mencit memiliki tubuh yang kecil dan lincah. Mereka mampu
masuk pada rongga yang kecil dalam upaya untuk menghindari bahaya
atau bersembunyi.
e. Kaki: mencit memiliki kaki yang kecil, tetapi mereka dapat melompat,
f. Ekor: mencit memiliki ekor yang panjang dan kuat untuk ukuran
mereka. Ekor mencit sangat sensitive terhada rasa sakit. Namun mencit
panas tubuh. Ika ekornya terluka dan terpisah dari tubuhnya, bagian
yang hilang dari ekor tidak akan kembali tumbuh (Vanderlip, 2011)
4. Data Biologi
d. Denyut jantung: 310-840 denyut per menit, 570 denyut per menit saat
istirahat
mereka harus bekerja setiap menit karna luas permukaan tubuh yang
adalah 13 kali dari 1000 pound (445 kg) kuda per gram dari jaringan
tubuh
g. Konsumsi makanan: sekitar ½ ons per 3-4 ons berat badan, atau 1/6
ons makanan per mencit per hari (15 g per 100 g berat badan, atau 6-7
h. Konsumsi air: ½ ons per 3-4 ons berat badan, atau 1/6-1/3 ons per
menit
i. Ekskresi urin: 1/60-1/30 ons per mencit per hari (1/2-1 ml per mencit
per hari)
akan mati pada 98’6°F (37°C). ika perubahan suhu terjadi secara tiba-
tiba, mencit bisa mati pada 78°F (25,5°C). mencit tidak mengeluarkan
C. Ekstraksi simplisia
1. Pengertian
tanaman utuh, bagian tanaaman dan eksudat tanaman, simplisia hewani yang
menggunakan simplisia berupa hewan utuh bagain hewan atau zat yang
dihasilkan hewan yang masih berupa zat kimia murni, sedangkan simplisia
mineral adalah simplisia yang berasal dari bumi, baik telah diolah ataupun
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hamper semua pelarut diuapkan dan massa
serbuk atau yang tersisa diperlukan sedemikian hungga memenuhi bau yang
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut (Depkes RI, 2006).
2. Tujuan Ekstraksi
zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar
D. Fraksinasi
dengan menggunakan dua macam pelarut yang saling bercampur. Pelarut yang
umumnya dipakai untuk fraksinasi adalah n-heksan, etil asetat, dan metanol.
Untuk menarik lemak dan senyawa non polar digunakan n-heksan, etil asetat
untuk menarik seyawa semi polar, sedangkan metanol untuk menarik senyawa-
senyawa polar. Dari proses ini dapat diduga sifat kepolaran dari senyawa yang
bersifat polar akan larut dalam pelarut yang bersifat polar juga (Mutiasari,
2012)
beberapa komponen yang diserap lemah oleh adsorben akan keluar lebih cepat
bersama eluen, sedangkan komponen yang diserap kuat akan keluar lebih lama
kromatografi cair
yang tinggi.
dalam bidang biokimia, farmasi, klinis, forensik, baik untuk analisis kualitatif
19
Kedua dipakai untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang
akan di pakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi
(Fatmarahmi,2017).
kromatografi kolom cair vakum. Prinsip kerja dari kromatografi ini adalah
senyawa yang akan dipisahkan terdistribusi diantara fase diam dan fase gerak
penyerapnya adalah 25:30 kali berat bahan yang akan dipisahkan. Untuk
alumina, bauksit, magnesium silikat, silika gel, dan tanah diatom sedangkan
adsorben organic seperti arang gula, karbon aktif paling sering digunakan
(Salmiwanti,2016).
G. Sistem Imun
Kata imun berasal daei bahasa latin imunitas yang berarti pembebasan
penyakit menular. Sel dan molekul yang benrtanggung jawab dalam imunitas
adalah sistem imun, dan keseluruhan sistem yang mengatur respon terhadap
menyerang tubuh. Sistem imun terdiri dari komponen genetik, molekuler dan
seluler yang berinterakso secara luas dalam merespon antigen endogenus dan
asing” (bakteri, virus, toksik, jamur, serta jaringan asing). Menghadapi agen
tadi sistem imun harus membentuk sel khusus melalui sel darah putih, untuk
hari. Sistem imun terdiri dari imun non spesifik dan imun spesifik, keduanya
Respon imun non spesifik dikatakan juga sistem imun bawaan dan
diaktifkan setiap kali benda asing masuk. Sistem ini merupakan pertahanan
pertama melawan infeksi. Mekanisme sistem imun non spesifik tetap ada
meskipun tidak ada induksi mikroba kedalam tubuh dan secara secara cepat
yang spesifik. Komponen sistem imun non spesifik (innate immunity) yaitu:
1). Hambatan fisika dan kimia yang terdiri dari kulit, lapisan mukosa
dan enzim.
3). Sel fagositosis ( makrofag, neutrophil) dan natural killer cell (Abbas,
2005)
bakteri dan materi lain yang dianggap sebagai substansi asing yang masuk
karena sitokin dan mediator lain yang dikeluarkan oleh fagosit penting untuk
Sistem imun spesifik disebut juga sistem imun yang timbul terhadap
antigen tertentu pada tubuh yang pernh terpapar sebelumnya. Benda asing atau
antigen yang pertama kali muncul segera dikenal oleh sistem imun spesifik
sehingga terjadi sensitisasi sel-selsistem imun tersebut, jika sel sistem imun
tersebut bertemu kembali dengan benda asing yang sama maka benda asing
yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian dihancurkan olehnya.
Oleh karena sistem tersebut hanya dapat menghancurkan benda asing sudah
dikenal sebelumnya, maka sistem imun tersebut disebut spesifik. Dalam tubuh
terdapat dua sistem imun spesifik, yaitu sistem imun humoral diperantarai
(Hendarsula, 2011)
1. Fagosit
Berbagai sel dalam tubuh dapat melakukuan fagositosis, tetapi sel utama
(monosit dan makrofag) yang aktif terhadap infeksi bakteri, virus, dan parasit
pertahanan utama terhadap bakteri. Kedua sel berasal dari sel asal
sel-sel limfosit T (sel T) dan sel limfosit B (sel B). progenitor mieloid
megakarosit.
fagositosisnya jauh lebih kuat dibandingkan sel fagosit yang lain. Segera
2. Penelanan (ingestion)
3. Pencernaan
24
2. Makrofag
dengan IFNγ dan hal ini terjadi saat mikroba menginvasi tubuh. Nitric
(Abbas, 2005).
oxide, dan enzim lisosom. Selain itu, reaksi inflamasi dengan peningkatan
IFNγ, tipe I IFNs sitokin antivirus dan IL-10 sebagai penghambat makrofag
juga ikut andil memperbaiki jaringan yang luka dan terinfeksi dengan
3. Imunostimulasi
atau imunopotensiasi adalah bahan obat yang dapat menstimulasi sistem imun
non spesifik pada sistem pertahanan tubuh. Bahan ini dapat disebut junga
H. Uraian bakteri
bola berdiameter 0,5-1,5 μm, terdapat dalam tunggal dan berpasangan dan
secara khas membela diri pada lebih satu bidang sehingga membentuk
bakteri ini adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka.infeksi yang
sidroma syok toksik. Bisul atau abses setempat, seperti jerawat dan borok
G. Tinjauan Islam
(Allah Swt) serta hubungan manusia dengan alam sekitarnya dalam al-
oleh bakteri seperti Staphylococcus aureus maka dari itu dengan adanya
Kata Zauj berarti pasangan. Pasangan yang dimaksud ayat ini adalah
Kata Zauj berarti pasangan. Pasangan yang dimaksud ayat ini adalah
membutuhkan pejantan dari bunga lain, dan ada juga hanya memiliki salah
tumbuhan memiliki pasangannya dan itu dapat terlihat kapan saja bagi siapa
yang ingin menggunakan matanya. Karena itu, ayat di atas memulai dengan
29
yang baik bagi setiap objek yang disifatinya. Tumbuhan yang paling tidak
swt.) serta hubungan manusia dengan alam sekitarnya dalam al-Qur’an telah
dari itu dengan adanya petunjuk dalam Al-Qur’an kita dapat mempergunakan
Terjemahan
tumbuhan anggur, kurma, delima, dan sebagainya lagi telah disebutkan lagi
(Quraisshihab, 2009).
obat, maka Rasulullah saw, memerintahkan kita untuk berobat ketika terkena
ِعي ِد ْب ِن َأبِيMس
َ ُ حَ َّدثَنَا عُمَ ُر بْنM،ي ُّ َح َّدثَنَا َأبُو َأ ْح َم َد،َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ال ُمثَنَّى
ُّ ِرMالزبَ ْي
ِ َرةَ َرM عَنْ َأبِي ه َُر ْي،بَاح
َع ِن،ُهM َي هَّللا ُ َع ْنMض ٍ عَطَا ُء بْنُ َأبِي َرM حَ َّدثَنِي: قَا َل،س ْي ٍن َ ُح
فَا ًء» (رواهMش ِ ُ َز َل لَهMزَ َل هَّللا ُ دَا ًء ِإاَّل َأ ْنMM «مَا َأ ْن:لَّ َم قَا َلMس َ ِه َوMصلَّى هللاُ َعلَ ْي َ النَّبِ ِّي
)البخاري
Artinya :
Muhammad bin al-Mutsanna menceritakan kepada kami, Abu Ahmad al-
Zubairiy menceritakan kepada kami, ‘Umar bin Sa’id bin Abi Husain
menceritakan kepada kami, dia berkata: ‘Atha’ bin Abi Rabah menceritakan
kepadaku, dari Abi Hurairah r.a., dari Nabi saw. dia bersabda: Tidaklah Allah
menurunkan suatu penyakit melainkan Allah menurunkan obatnya pula” (H.R.
Al-Bukhari: 5678).
term syifa’ min al-marad (sembuh dari penyakit) (Ibnu Mansur, jilid VI)
Dalam hal ini syifa’ adalah sesuatu yang dapat menyembuhkan penyakit,
sisa bagaimana manusia memanfaatkan segala sesuatu yang telah disediakan oleh
Allah swt.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini yaitu eksperimen laboratorium. Metode
eksperimental adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan sebab akibat (kualitas) antara satu variabel dengan variabel lainnya
dalam kondisi penelitian yang terkontrol.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi dan
Laboratorium Mikrobiologi Dasar, dan Laboratorium Farmakologi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar pada bulan september 2020 sampai bulan januari 2021
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilaksanakan penelitian ini adalah pendekatan
eksperimental dimana aktivitas imunostimulan adalah variabel terikat dan
konsentrasi fraksi daun delima adalah veriabel bebes.
1. Populasi Penelitin
2. Sampel Penelitian
32
33
D. Pengolahan Data
F. Prosedur Kerja
4. Fraksinasi
a. Kromatografi Cair Vakum
35
g. Analisis data
Untuk mengetahui efektivitas imunostimulan fraksi daun delima
(Punica granatum L.) melalui pengukuran aktivitas dan kapasitas
fagositosis makrofag peritoneum mencit yang diinduksi Staphylococcus
aureus secara in vitro digunakan analisa RAL.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Ekstraksi Sampel
Daun Delima yang telah dikeringkan selanjutnya diekstraksi dengan
menggunakan metode maserasi dengan larutan etanol 96 % dan akan
diperoleh ekstrak kental dapat dilihat sebagai berikut:
39
40
2. Partisi Cair-Padat
Ekstrak etanol Daun Delima (Punica granatum L) dipartisi dengan
menggunakan metode cair padat dengan cara ekstrak etanol dimasukkan
kedalam lumpang lalu dilarutkan dengan pelarut butanol lemudian digerus
kemudian ekstrak yang larut dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge,
kemudian dimasukkan ke dalam alat sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm
selama 15 menit. Selanjutnya ekstrak larut butanol dipisahkan, diulangi
proses partisi sampai tidak ada lagi eksstrak yang tidak dapat larut pada
pelarut butanol.
3. Fraksinasi
Hasil partisi ekstrak Daun Delima (Punica granatum L) dengan
menggunakan metode kromatografi cair vakum (KCV) dengan cara
ditimbang silica sebanyak 20 gram, lalu ditimbang hasil partisi larut butanol
sebanyak 10 gram. Dibuat bubur silica dengan cara mencampurkan sebagian
serbuk silica dengan hasil partisi ekstrak hingga diperoleh bubur silica yang
diinginkan. Kemudian sisa dari serbuk silica dimasukkan ke dalam center
glass kemudian dimampatkan lalu diberi kertas saring kemudian dimasukkan
bubur silica kemudian dimampatkan kembali, lalu dihubungkan dengan
pompa vakum, lalu dimasukkan pelarut atau eluen dengan perbandinagn
tertentu, lalu ditampung dengan mangkuk, 1 mangkuk untuk satu
perbandingan eluen. Kemudian diuapkan, lalu ditambahkan sedikit pelarut,
ditotol pada lempeng lalu dielusi dan diamati di bawah lampu UV 254 nm
dan 366 nm dan didapatkan hasil fraksi terbaik. Kemudian digabungkan
fraksi yang memiliki noda yang hampir sama. Berdasarkan hasil KCV
diperoleh hasil fraksi dapat dilihat sebagi berikut:
41
% Akitivitas
I II III
Kapasitas
I II III
700
600
500
400 Series 1
Series 2
300 Series 3
200
100
0
kontrol kontrol klpk 1 (0,5%) klpk 2 (1%) klpk 3 (2%)
negatif posotif
Secara struktur, tubuh terdiri dari kumpulan berbagai organ yang secara
merupakan bagian dari sistem yang bertugas melindungi tubuh dari benda
asing luar yang akan masuk ke dalam tubuh (Roitt, 1990) (Azuma, 1987).
penyakit, namun jumlahnya belum mencukupi jika adanya infeksi. Untuk itu,
Salah satu bidang dalam farmakologi yang masih dalam tahap eksplorasi
berasal dari tumbuhan memiliki aktivitas anti-oksidan yang sangat tinggi bagi
helper-1) terakivasi. Sel Th1 yang telah teraktivasi akan mempengaruhi MAF
2019).
45
Daun delima (Punica granatum L.) Setelah didapatkan ekstrak dari hasil
maserasi kemudian dilakukan proses partisi dimana pada proses ini digunakan ,
metode partisi cair padat. Proses partisi bertujuan untuk mkendapatkan ekstrak
larut n-butanol. Pada proses ini digunakan alat sentrifunge dengan kecepatan
3000 rpm selama 15 menit sehingga diperoleh ekstrak yang larut n-butanol,
dilakukan berulang sampai tidak ada lagi ekstrak etanol yang dapat larut pada
pelarut n-butanol.
L) secara kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan fase diam silika gel
dan campuran fase gerak yang sesuai. Fase gerak (eluen) yang sesuai dapat
yang sesuai dengan ekstrak daun delima (Punica granatum L). eluen yang
Pemilihan metode ini karena proses yang lebih mudah, cepat dan sederhana.
dan
46
bahan. Ditimbang silika sebanyak 20 gram, dan partisi daun delima larut
kemudian digerus bersama dengan partisi n-butanol untuk dibuat bubur silica,
kertas saring, lalu silika yang telah dicampur dengan partisi larut n-butanol
dimampatkan diatasnya.
yang memiliki kepolaran tinggi. Dari hasil fraksinasi diperoleh 14 hasil fraksi
melihat bercak noda sehingga diperoleh hasil fraksi terbaik yaitu fraksi 2 yang
purpurea ekstrak dan zinc picolinate, serta pada imboost force® mempunyai
produksi monosit, yaitu bagian darah putih yang berperan dalam sistem daya
pada kulit dan selaput lendir pada manusia, namun kuman ini juga dapat
Digunakan pewarna giemsa ini karena giemsa dapat memberi warna pada
darah dengan jelas, dimana giemsa langsung masuk ke dalam inti sel darah dan
memberi warna pada semua sel darah, sehingga bagian sel-sel pada darah
antigen yang masuk kedalam tubuh setelah diberikan fraksi daun delima pada
48
force yaitu pada pemberian fraksi daun delima dengan konsentrasi 2% (0,078
mg/ml) dengan nilai rata-rata 96,66% sedangkan yang terendah terdapat pada
dan pada pemberian fraksi daun delima dengan konsentrasi 0,5% (90,67%).
selain pada kontrol positif dengan pemberian imboost force dengan niali
576,33 yaitu terdapat pada pemberian fraksi daun delima dengan konsentrasi
imunostimulan.
49
hitung. Hasil pengujian ini dapat dinilai non signifikan apabila (< LSD 0,05
dan 0,01), nilai signifikan (> LSD 0,05 dan < LSD 0.01), sangat signifikan (>
Pada tabel analisis varians aktivitas makrofag di dapatkan hasil F hitung >
F tabel (sangat signifikan). Pada uji LSD aktivitas fagositosis sel makrofag
yang sangat signifikan pada konsentrasi 0,5%, 1%, dan 2% dengan nilai sangat
signifikan berturut-turut sebesar 44,67 (> LSD 0,05 dan LSD 0.01); 47,67 (>
LSD 0,05 dan LSD 0.01); 49,66 (> LSD 0,05 dan LSD 0.01). Pada fagositosis
Nilai LSD kapasitas fagositosis sel makrofag fraksi daun delima dengan
kontrol negatif menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan (> LSD
0,05 dan LSD 0.01) dari konsentrasi 0,5%, 1%, dan 2%. Pada kontrol positif
menunjukkan adanya perbedaan yang non signifikan ( < LSD 0,05 dan LSD
0.01), dari tiap-tiap konsentrasi yaitu 0.5%, 1%, dan 2%. Hal ini menandakan
50
lanjut secara klinis mengenai uji efek imunostimulan fraksi daun delima
tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
mencit dengan nilai rata-rata persentase aktivitas 95,66% dan nilai rata-rata
aktivitas 96,34% dan rata-rata kapasitas 576,33 yang tidak berbeda nyata.
Oleh karena itu fraksi daun delima pada konsentrasi 2% (0,078 mg/ml) dapat
B. Saran
Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut secara klinis mengenai uji efek
51
46
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Abul K, dan Andrew H. Litchman. Basic Immunology 2nd Edition. Elsevier
Healt Sciences Div. 2006.
Ade, Indah. Manfaat Berkumur Sari Buah Delima Merah (punuca granatum L.)
Terhadap Penurunan Akumulasi Plak Gigi. Denpasar : Universitas
mahasaraswati Denpasar. 2014
Barawidjaja, KG. Imulogi Dasar. Edisi 10. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran UI. 2009.
Departemen Kesehatan RI. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2005
Erlita, Prestiandari, dkk. Daya Hambat Ekstrak Buah Delima Merah (Punica
granatum L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. Fakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Jember: Jember. 2018.
Erni. Pengaruh Pemberian Minyak Mandar Yang Ditambahkan Bubuk Daun
Sukun Terhadap Kadar Kolseterol Mencit. Jurnal Boinature vol. 15 No.
2. Makassar : FMIPA UNM. 2014
Fatmarahmi, Dharmasuti Cahya. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Larut Etil Asetat
Daun Sendok (PlantagoMojor L.)Terhadap Mycobacterium Tuberculosis.
Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. 2017
Gandjar IG & Abdul R. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
2008
James, Joyce. Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit
Erlangga. 2008.
Jawetz, E., J.L. Melnick. E.A.Adelberg., G,F., Brooks., J.S. Butel., dan L.N.
Ornston. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Ke 20 (Alih bahasa :Nugroho &
R.F.Maulany). Jakarta : Penerbit buku Kedokteran EGC.2004.
Kamenag. Panduan Zakat Praktis. Kamenag : Jakarta. 2013.
Kemenkes, RI. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta:
Kementrian kesehatan Republik Indonesia. 2014.
Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung : CV, Penerbit
Diponegoro. 2012
Mukhriani. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal
Kesehatan. 2014
47
Ekstrak etanol
Fraksinasi menggunakan
metode KCV
Penggabungan Fraksi
Uji imunostimulan
1. Hewan Coba
Mencit
46
47
Staphylococcus aureus
Inkubasi 1 x 24 jam
3. Sterilisasi
Mencit
Dibagi dalam 5 kelompok @ 3 mencit
5. Uji Fagositosis
Mencit diinfeksi intraperitonial
dengan 0,5 ml suspense SA
Dibiarkan 1 jam
Dibedah perutnya
Diamkan 20 menit
Diamati di mikroskop
50
DD x FK
DM =
30 gr
250 x 0,0026
¿
30 gr
= 0,02167 mg
Volume pemberian
V = 0,02167/ml
1% = 10 mg/ml
0,5 g
0,5% =
100 ml
0,5 g
=0,005 g/ ml
100 ml
= 5 mg/ml
10 g
1% =
100 ml
10 g
=0,01 g /ml
100 ml
= 10 mg/ml
20 g
2% =
100 ml
20 g
=0,02 g / ml
100 ml
= 20 mg/ml
30
20
= ¿ x 0,0026 x 20 mg/ml
¿
= 0,078 mg/ml
% Akitivitas
I II III
= (1267)2
5x3
= 1605289
15
= 107019,26
= [(40)2+(47)2+(51)2+(94)2+(96)2+(98)2+(88)2+(91)2
+(93)2+(92)2+(94)2+(95)2+(95)2+(96)2+(98)2)] –
FK
= 112.715 -107019,26
= 5695,74
Yij2
−FK
Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) =
Jumlah replikasi
¿
¿
= [(138)2+(287)2+(272)2
+(281)2+(289)2)] – FK
3
= 337.879 - FK
= 112626,34 – 107019,26
= 5607,08
Yij 2
Jumlah kuadrat ulang (JKU) = r −FK ¿
¿
¿( 409)2+(424)2+(434 )2
= 5−FK ¿
¿
= 107082,6 – 107019,26
= 63,24
= 5695,74 – 5607,08
= 88,66
= (5 X 3) – 1
= 14
54
= 5-1
= 4
= 3-1
=2
= 14 – 4
= 10
DBP
= 5607,08
= 1401,77
DBU
= 63,24
= 31,62
= 88,66
10
= 8,86
= 1401,77
8,86
= 158,21
= 31,62
8,86
= 3,5
Sumber F Tabel
DB JK KT F hitung 5% 1%
Keseragaman
Perlakuan 4 5607,08 1401,77 158,21 3,48 5,99
Ulangan 2 63,24 31,66 3,56
Galat 1 88,66 8,86
0
Total 1 5695,74 1442,29
4
F hitung > F tabel pada taraf kepercayaan 95% dan 99% (sangat signifikan)
LSD = t (0,005); 10
√ 2 KTG
r
LSD = t (0,01); 10
√ 2 KTG
r
= 1.812
√ 17,72
3
= 2,764
√ 17,72
3
= 4,38 = 6,68
56
kapasitas
I II III
= (7084)2
5x3
= 50183056
15
= 3345537,06
= [(289)2+(296)2+(292)2+(570)2+(572)2+(576)2
+(413)2+(412)2+(418)2+(503)2+(504)2+(510)2+
(575)2+(576)2+(578)2)] – FK
58
= 3.518,908 -3.345,537,06
= 173370,94
Yij2
−FK
Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) =
Jumlah replikasi
¿
¿
= [(877)2+(1718)2+(1243)2
+(1243)2+(1729)2)] – FK
3
= 10.556,402 - FK
= 3.518,800,66 – 3.345,532,06
= 173.263,6
Yij 2
Jumlah kuadrat ulang (JKU) = r −FK ¿
¿
¿(2350)2+(2360)2+(2374) 2
= 5−FK ¿
¿
= 3345595,2 – 3345537,06
= 58,14
= 173.370,94 – 173.263,6
= 88,66
= (5 X 3) – 1
= 14
= 5-1
= 4
59
= 3-1
=2
= 14 – 4
= 10
DBP
= 173.263,6
= 43315,9
DBU
= 58,14
= 10,73
= 107,34
10
= 10,73
= 43315,9
10,73
= 4036,89
60
= 29,07
10,73
= 2,70
Sumber F Tabel
DB JK KT F hitung 5% 1%
Keseragaman
Perlakuan 4 173.263,6 43315,9 4036,86 3,48 5,99
Ulangan 2 58,14 29,07 2,70
Galat 1 107,34 10,73
0
Total 1 173.370,94 43355,7
4
F hitung > F tabel pada taraf kepercayaan 95% dan 99% (sangat signifikan)
LSD = t (0,005); 10
√ 2 KTG
r
LSD = t (0,01); 10
√ 2 KTG
r
= 1.812
√ 21,46
3
= 2,764
√ 21,46
3
= 4,83 = 7,37
61
Gambar 7.
Proses fraksinasi menggunakan kromatografi cair vakum
Gambar 7.
Hasil fraksi fraksi yang ditampung dalam mangkuk untuk setiap perbandingan
eluen
65
Gambar 8. Proses
pengelusian oleh fase gerak
Skrining fitokimia
Bakteri
Bakteri yang
tidak difagosit
Bakteri yang
difagosit oleh
sel makrofag
aktif
Bakteri yang
difagosit