Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN READING JOURNAL

STASE KDPK
JUDUL KASUS HUBUNGAN ANTARA MOBILISASI DINI DENGAN
PROSES PENYEMBUHAN LUKA RUPTURE PERINEUM PADA
FASE PROLIFERASI IBU POST PARTUM
TAHUN AKADEMIK 2021

Dosen Pembimbing Pendidikan : Nidatul Khofiyah, S.Keb., Bd., MPH

Disusun Oleh :
(Yulia Uswatun Hasanah - 2110106005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKART

i
LAPORAN READING JOURNAL
STASE KDPK
JUDUL KASUS HUBUNGAN ANTARA MOBILISASI DINI DENGAN
PROSES PENYEMBUHAN LUKA RUPTURE PERINEUM PADA
FASE PROLIFERASI IBU POST PARTUM
TAHUN AKADEMIK 2021

Dosen Pembimbing Pendidikan : Nidatul Khofiyah, S.Keb., Bd., MPH

Disusun Oleh :
(Yulia Uswatun Hasanah - 2110106005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA

i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN READING JOURNAL
STASE KDPK
JUDUL KASUS HUBUNGAN ANTARA MOBILISASI DINI DENGAN
PROSES PENYEMBUHAN LUKA RUPTURE PERINEUM PADA
FASE PROLIFERASI IBU POST PARTUM
TAHUN AKADEMI 2021

Bantul, 12 November 2021

Pembimbing Mahasiswa
Pendidikan
TTD TTD

Nidatul Khofiyah, Yulia Uswatun Hasanah


S.Keb., Bd., MPH

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Reading Journal tentang
“Hubungan Antara Mobilisasi Dini Dengan Proses Penyembuhan Luka Rupture Perineum Pada
Fase Proliferasi Ibu Post Partum.” Reading Journal ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan target pada Stase KDPK Praktik Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Telah banyak bantuan dari berbagai pihak dalam Reading Journal ini, oleh karena itu dalam
kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati dan penuh rasa hormat, penulis haturkan ucapan
terimakasih yang setulusnya kepada:
1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat selaku rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
2. M. Ali Imron, S.Sos., M.Fis selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
3. Nidatul Khofiyah, S.Keb.,Bd.MPH selaku ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
4. Sylvia Puspitasari, S.ST selaku preceptor
5. Nidatul Khofiyah, S.Keb.,Bd.MPH selaku pembimbing pendidikan
6. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Reading Journal yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas segala bentuk bantuan dan kerjasama kalian dengan balasan
kebaikan dan kebahagiaan, aamiin. Penulis membutuhkan saran dan masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan dalam penulisan Reading Journal ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bantul, November 2021

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Masalah..............................................................................................................................1
B. Skala....................................................................................................................................1
C. Kronologi............................................................................................................................2
D. Solusi...................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Kebidanan............................................................................................................3
B. Telaah Jurnal.....................................................................................................................5
C. Hasil Asuhan......................................................................................................................6
D. Teori Dan Pokok Bahasan................................................................................................6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................................................9
B. Saran...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................10
LAMPIRAN.................................................................................................................................

iv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Kasus................................................................................................................................11
2. Jurnal.........................................................................................................................................12

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masalah
Dalam masa nifas ada beberapa ibu yang mengalami luka perineum dan masih
banyak ibu nifas yang penyembuhan luka perineum lebih dari 7 hari sehingga diperlukan
perawatan perineum yang benar agar tidak mengalami berbagai komplikasi seperti
infeksi.
Luka perenium di definisikan sebagai adanya robekan jalan lahir maupun karena
episiotomi pada saat melahirkan janin. Robekan perineum terjadi pada hampir semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya. Perenium
adalah merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul, yang terletak antara vulva
dan anus. Perenium terdiri dari otot dan fascia urogenetalis seta diafragma pelvis.
B. Skala
AKI (Angka Kematian Ibu) pada tahun 2010 menurut WHO adalah 287/100.000
kealhiran hidup, di negara maju 9/100.000 kelahiran hidup dan di negara berkembang
600/100.000 kelahiran hidup. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai AKI
yanh lebih tinggi di banding negar –negara ASEAN. Data dari WHO (2014)
menyebutkan bahwa angka kejadian Ruptur Pereneium di Indonesia adalah 67,2%,
meningkat dari tahun sebelum nya yaitu 60% pada tahun 2013 (WHO, 2014).
Dari Negara-negara ASEAN seperti Thailand pada tahun 2013 menyebutkan
644/1000 persalinan tanpa luka ruptur perenium, di Malaysia 572/1000 persalinan tanpa
luka ruptur perenium, dan Singapura 408 / 1000 persalinan tanpa ruptur perenium.
(WHO, 2015).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi,
menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Tahun 2007 sebesar
228/100.00 kelahiran hidup, sedangkan sasaran maternal 2010 adalah 125/100.000
kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan
dan persalinan adalah perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 23%, partus lama 5%, dan
abortus 5% (Depkes RI, 2010).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Angka Kematian Ibu
(AKI) di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2007 masih cukup tinggi yaitu 307 per
1
100.000 kelahiran hidup masih jauh diatas rata-rata jika dibandingkan dengan Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup.
C. Kronologi
Masalah ibu melahirkan dengan luka ruptur perineum sampai saat ini perlu di
perhatikan karena dapat menyebabkan disfungsi organ reproduksi wanita, sebagai
sumber perdarahan dan jalan keluar masuk nya infeksi yang kemudian menyebabkan
kematian karena perdarahan atau sepsis (Manuaba, IBG 2010). Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyembuhan luka rupture perineum adalah mobilisasi dini, pola makan,
dan personal hygiene (Nasution, 2007).
D. Solusi
Mobilisasi dini tidak hanya mempercepat kesembuhan luka perineum tetapi juga
memulihkan kondisi tubuh ibu jika dilakukan dengan benar dan tepat. Mobilisasi dini
atau gerakan sesegera mungkin bisa mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran
darah bisa menyebabkan terjadinya thrombosis vena dalam (deep vein trombosis) dan
menyebabkan infeksi. Mobilisasi dini merupakan factor eksternal lain selain perawatan
luka. Sedangkan faktor internal yaitu budaya makan atau pola konsumsi memengaruhi
kecepatan kesembuhan luka perineum (Manuaba, IBG 2010) .
Dilakukannya mobilisasi dini pada ibu nifas bertujuan agar ibu merasa lebih sehat
dan kuat dengan early ambulation, yaitu melakukan pergerakan yaitu, otot – otot perut
dan panggul akan kembali normal dan otot perut ibu menjadi kuat kembali, dan dapat
mengurangi rasa sakit pada ibu, sehingga faal usus dan kandung kencing lebih baik.
Bergerak juga akan merangsang gerak peristaltic usus kembali normal,aktivitas ini
membantu mempercepat organ – organ tubuh bekerja seperti semula (Fefendi, 2008).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan
1. Data Subjektif
Biodata
Nama ibu : Ny. SW Nama Suami : Tn. RM
Umur : 29 Tahun Umur : 29 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat Rumah : Langenastran idul
No. HP : 08564659xxxx

Keluhan Utama : Ibu mengatakan merasa lega bayi dan plasenta sudah lahir namun
masih merasakan sakit pada luka jahitan dan perut terasa mules

2. Data Objektif
Keadaan umum : Baik,
Kesadaran : Composmentis,
TTV : TD: 112/75 mmHg, N: 82 x/m, R: 20x/m, S: 36,2°C
 Riwayat partus spontan, jumlah perdarahan ±100 cc
Lama Kala I : 6 jam
Lama Kala II : 40 menit
Lama Kala III : 5 menit
Lama Kala IV : 2 jam
Bayi lahir tanggal 09 November 2021 jam 11:56 WIB jenis kelamin laki-laki,
apgar score 7/9. Berat badan 2850 gr, tinggi badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm,
lingkar dada 31 cm, lingkar lengan atas 10 cm. IMD berhasil dilakukan segera
setelah bayi lahir.

3
 Pemeriksaan fisik
Konjungtiva : Merah muda, HB 11,8 gr%.
Pemeriksaan payudara: Puting susu menonjol, kolostrum (+),
Pemeriksaan abdomen: TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, kandung kemih
penuh
Pemeriksaan genetalia: Pengeluaran darah pervaginam ±10 cc, lochea rubra,
terdapat luka jahitan di mukosa vagina, kulit perineum dan otot perineum.
Belum BAK, belum BAB
Pemeriksaan ekstremitas: Tidak ada oedema kaki maupun tangan.
Mobilisasi: Baring, terpasang infus RL

3. Analisa
P1 A2 Ah1 6 jam post partum normal dengan luka hecting perinieum

4. Penatalaksaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
b. Memantau keadaan umum, vital sign, perdarahan pervaginam dan involusio uteri
c. Memotivasi ibu untuk mobilisasi dini, seperti: duduk dan berjalan secara bertahap
d. Memberitahukan ibu untuk jangan takut BAK supaya ibu tidak mengalami Infeksi
Saluran Kemih
e. Memberi KIE tentang personal hygiene
f. Memberi KIE tantang tanda bahaya pada masa nifas
g. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obgyn
h. Melakukan pendokumentasian SOAP

4
B. Telaah Jurnal

Berikut contoh tabel reading jurnal:

Jurnal Judul Populasi Intervensi Comparasion Outcome Time

a) Lidia Widia Hubungan Sampel dalam Peneliti Tidak melakukan Penyembuhan Luka 2016
b) Email : Antara penelitian ini memberikan mobilisasi dini Rupture Perineum
Lidia_cantika30@ya Mobilisasi adalah semua ibu perlakuan
hoo.com Dini post partum dari kepada
c) Dinamika Dengan bulan Juni sampai responden
Kesehatan, Vol. 8 Proses bulan Juli ada 40 berupa
Penyembu
No. 01, Juli 2017 ibu post partum Teknik
han Luka
d) https:// yang mengalami mobilisasi
Rupture
ojs.dinamikakesehat Perineum luka rupture dini
an.unism.ac.id/ Pada Fase perineum di Rumah
index.php/dksm/ Proliferasi Sakit Ibu dan Anak
article/download/ ibu Post (RSIA) Paradise
226/170 partumm Kecamatan
Simpang Empat
Kabupaten Tanah
Bumbu tahun 2016

5
C. Hasil Asuhan Kebidanan
Pada pemantauan kala IV Ny. SW mengalami perdarahan aktif, setelah dilakukan
pemeriksaan tampak luka laserasi di mukosa vagina, kulit perineum dan otot perineum
komisura posterior dan kulit perineum dengan derajat 2, sehingga petugas kesehatan
harus melakukan hacting agar tidak terjadi perdarahan aktif pada luka laserasi. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rohani dkk tahun 2011 yaitu Penjahitan
pada laserasi perlu dilakukan jika laserasi pada perineum menimbulkan perdarahan yang
aktif.
Pada pemantauan kala IV pada Ny. SW, Bidan melakukan personal hygiene pada
pasien dan menyarankan untuk melakukan mobilisasi dini setelah 2 jam post partum dan
KIE tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi. Beberapa jurnal yang ditemukan, upaya
penyembuhan luka perinieum diantaranya: mobilisasi dini, vulva hygiene dan status
gizi.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan pemantauan 2 jam post partum didapatkan
hasil asuhan pada Ny. SW yaitu: Ny. SW mampu melakukan mobilisasi dini seperti
miring kanan, miring kiri, duduk dan berjalan sehingga intensitas nyeri pada luka
perinieum mengalami penurunan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata responden mengalami kesembuhan
luka perineum secara cepat sebesar 56,8 %. Berdasarkan hasil jawaban responden pada
kuesioner dapat diketahui bahwa luka jalan lahir ibu sembuh dalam waktu kurang dari
atau sama dengan 1 minggu sebesar 56,8 % dan diketahui bahwa luka jalan lahir ibu
sembuh dalam waktu lebih dari 1 minggu sebesar 43,2 %.
D. Teori Dari Pokok Bahasan
Mobilisasi dini merupakan aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal
itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Mobilisasi mengacu kepada
kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan mobilisasi mengacu pada
ketidak mampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Mobilisasi dan imobilisasi
berada pada suatu rentang dengan banyak tingkat imobilisasi parsial. Beberapa klien
mengalami kemunduran dan selanjutnya berada diantara rentang mobilisasi, tetapi pada
klien lain berada pada kondisi mobilisasi mutlak berlanjut sampai jangka waktu tidak
terbatas (Carpenito, 2009)
Dari kedua definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa mobilisasi dini adalah
suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing
penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
6
Mobilisasi dini merupakan kebijakan tenaga kesehatan untuk segera memandu ibu
pasca melahirkan untuk melakukan gerakan setelah 24-48 jam masa postpartum.
Sedangkan pada persalinan normal, sebaiknya mobilisasi dini dilakukan setelah 2 jam,
dengan gerakan mobilisasi yaitu miring ke kiri atau kanan untuk mencegah adanya
thrombosis. Dalam jurnal juga menjelaskan teori terdahulu yaitu Dewi (2011) bahwa
waktu yang tepat melakukan mobilisasi dini yaitu 2-4 jam postpartum dan waktu
mobilisasi 6-8 jam postpartum akan lebih cepat penyembuhan luka perineumnya.
Manfaat mobilisasi dini yang dilakukan oleh ibu postpartum, salah satunya yaitu
dapat mencegah aliran darah terhambat. Kejadian aliran darah yang tehambat dapat
menyebabkan infeksi. Maka perlunya melakukan mobilisasi dini pada ibu pasca
persalinan guna mencegah terjadinya infeksi.
Pada persalinan normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infuse
atau kateter dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya ibu diperbolehkan
umtuk mandi dan pergi ke toilet dengan dibantu, satu atau dua jam setelah melahirkan
secara normal. Sebelum waktu ini, ibu diminta untuk melakukan latihan menarik nafas
yang dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan
tungkainya dari tepi tempat tidur.
Hasil analisis Hubungan Antara Mobilisasi Dini dengan Proses Penyembuhan
Luka Rupture Perineum pada fase proliferasi di RSIA Paradise Tanah Bumbu di
peroleh bahwa hampir seluruhnya (77,8%) dari responden adalah kelompok yang tidak
melakukan mobilisasi dini yang proses penyembuhan lukanya tidak sembuh pada fase
proliferasi, dan sebagian kecil (22,2%) dari responden yang tidak melakukan mobilisasi
dini yang proses penyembuhan lukanya sembuh pada fase proliferasi. Sedangkan
kelompok yang melakukan mobilisasi dini sebagian kecil (9,1%) dari responden proses
penyembuhan lukanya tidak sembuh pada fase proliferasi dan hampir seluhnya (90,9%)
dari responden proses penyembuhan lukanya sembuh pada fase proliferasi.hasil uji
statistik diperoleh nilai p=0,000 maka dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang
sangat erat Hubungan Antara Mobilisasi Dini dengan Proses Penyembuhan Luka
Rupture Perineum pada fase proliferasi.
Asumsi peneliti, bahwa mobilisasi dini dapat mempengaruhi responden dalam
penyembuhan luka karena apabila ibu melakukan mobilisasi dapat meningkatkan
kecepatan dan kedalaman pernafasan, meningkatan srikulasi pendarahan, meningkatkan
berkemih untuk mencegah retensi urin, meningkatkan metabolisme serta membantu
mempercepat penyembuhan luka dan involusi pada ibu nifas. Ibu nifas yang tidak
7
melakukan mobilisasi dikarenakan ibu takut jahitan luka nya terlepas apabila melakukan
pergerakan, maka dari itu peran petugas kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan
informasi kepada ibu nifas sehingga ibu nifas yang memiliki luka jahitan tidak takut lagi
melakukan pergerakan secara dini agar luka perineum pada ibu nifas dapat sembuh
dengan cepat.

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil reading journal yang dilakukan dengan judul hubungan
antara mobilisasi dini dengan proses penyembuhan luka rupture perineum pada fase
proliferasi ibu post partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Paradise Simpang
Empat Kabupaten Tanah Bumbu didapatkan sebagian besar (55%) dari responden
adalah kelompok yang melakukan mobilsasi dini, sedangkan hampir setengahnya
(45%) dari responden adalah kelompok tidak melakukan mobilisasi dini. Hal tersebut
berpengaruh terhadap penyembuhan luka rupture perineum pada fase proliferasi
sebagian besar (60%), sedangka hampir setengahnya (40%) dari responden yang
termasuk proses penyembuhan luka rupture perineum pada fase proliferasi yang tidak
sembuh.
B. Saran
1. Aspek Teoritis
Penelitian ini dapat diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan bagi
mahasiswa Kebidanan Universitas Aisyiyah Yogyakarta dan selanjutnya agar dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai penyembuhan luka
perineum.
2. Aspek Praktis
a. Bagi responden
Diharapkan bagi responden untuk dapat memanfaatkan informasi yang telah
diberikan, agar bisa lebih mengetahui manfaat dari mobilisasi dini dengan
penyembuhan luka perineum
b. Bagi Tempat Peneliti
Diharapkan dapat memberikan informasi dan pelayanan yang terbaik khususnya
pada ibu nifas mengenai manfaat dari mobilisasi dini dengan penyembuhan luka
perineum.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan agar dapat memberikan kesempatan bagi
mahasiswa dalam mengembangkan penelitian yang lebih baik lagi.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lanjutan yang
dapat melengkapi hasil penelitian ini menjadi lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan. 2014. Data Postpartum. Kabupaten tanah Bumbu:12-18

Departemen kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. 2012. Profil Kesehatan Provinsi


Kalimantan Selatan Tahun 2010. Banjarmasin.

Diepenhorst GM1, van Buijtenen JM, Renckens CN, Sonneveld DJ. 2012. Obstetric rupture
of the rectovaginal septum and sphincter complex despite an intact perineum: report of
three cases. 31 Mei 2016, www.pubmed.com: 12(1): 187-190

Henniari. 2010. Description of the factors that influence early mobilization after sectio
Caesaria. Diakses pada tanggal 31 Mei 2016, www.pubmed.com: 22(2): 208-215

Leenskjold S1, Høj L, Pirhonen J. 2015. Manual protection of the perineum reduces the risk
of obstetric anal sphincter ruptures. Diakses pada tanggal 31 Mei 2016,
www.pubmed.com: 19(1): 509-516

Manuaba Ida Bagus Gde (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk pendidikan Bidan. Bina Pustaka. Jakarta

Saleha, Sitti. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Salemba. Jakarta:15-19

World Health Organization. 2014. Bascommetro. Diakses pada tanggal 05 Mei 2016, dari
http://www.bascometro.com/2014/12/angka-kematian-ibu-untuk-tahun-2014.html . (2015).
Bascommetro. Diakses pada tanggal 05 Mei 2016, dari
http://www.bascometro.com/2015/12/ angka-kematian-ibu-untuk-tahun-2015.html

Winkjosastro, Hanifaf. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Bina Pustaka. Jakarta:55-59

10
LAMPIRAN
1. Data Kasus

11
2. Lampiran Jurnal

HUBUNGAN ANTARA MOBILISASI DINI DENGAN PROSES


PENYEMBUHAN LUKA RUPTURE PERINEUM PADA FASE PROLIFERASI
IBU POST PARTUM

RELATIONSHIP BETWEEN EARLY MOBILIZATION WITH WOUND HEALING


PROCESS OF RUPTURE PERINEAL POST PARTUM PROLIFERATIVE PHASE
MOTHER
Lidia Widia

STIKES Darul Azhar Batulicin


Email: Lidia_cantika30@yahoo.com

ABSTRAK

Data dari WHO menyebutkan bahwa angka kejadian Ruptur Pereneium di


Indonesia adalah 67,2% pada tahun 2014, meningkat dari tahun sebelum nya yaitu 60%
pada tahun 2013. Tujuan penelitian untuk Mengetahui Hubungan Antara Mobilisasi
Dini dengan proses Penyembuhan Luka Rupture Perineum pada fase proliferasi ibu
post partum.
Metode penelitian ini menggunakan rancangan analitilk dengan pedekatan waktu
cross sectional. Data primer di dapat dari data yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan responden menggunakan Kuesioner tentang Mobilisasi Dini dan
observasi langsung tentang proses penyembuhan luka.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden yang mengalami kejadian
rupture perineum sebesar 40 responden. Dari uji Chi-square di dapatkan Ada hubungan
Antara Mobilisasi Dini dengan Proses Penyembuhan Luka Rupture Perineum pada fase
proliferasi ibu post partum dari uji statistik didapatkan ρ value = 0,000.
Kesimpulan penelitian ini Terdapat hubungan yang sangat erat dengan
Hubungan Antara Mobilisasi Dini dengan Proses Penyembuhan Luka Rupture
Perineum pada fase proliferasi di RSIAParadise Simpang Empat Kabupaten Tanah
bumbu di buktikan dari hasil uji statistik p value
0.000. Di harapkan pada ibu untuk melakukan moblisasi dini agar proses penyembuh
luka rupture perineum cepat sembuh.

Kata Kunci : Mobilisasi Dini, Rupture Perineum

12
 
 

ABSTRACT

Data from the World Health Organization estimates that the incidence of rupture
Pereneium in Indonesia was 67.2% in 2014, up from its prior-year figure of 60% in 2013. The
research aimed to Know the Relationship Between Early mobilization by the Rupture Perineum
Wound Healing in the proliferative phase mother post partum.

This research method using analitilk design with cross sectional pedekatan time. Primary
data obtained from the data obtained through direct interviews with respondents using a
questionnaire about early mobilization and direct observation of the wound healing process.

These results indicate that the respondents, who experienced the rupture perineum by 40
respondents. Of Chi-square test in get Early Mobilization There is a relationship between the
Wound Healing Process Rupture.

The conclusion of this study are a very close relationship with the Relationship Between
Early mobilization with Rupture Perineum Wound Healing Process in the proliferative phase on
Paradise Simpang Empat Kabupaten Tanah bumbu hospital proved from the results of statistical
test p value 0.000. Expected in early moblisasi mother to do so as the process of wound healing of
the perineum rupture speedy recovery.

Keywords: Early Mobilization, rupture perineum

1
3
 
 
PENDAHULUAN bahwa angka kejadian Ruptur Pereneium di
Mobilisasi dini tidak hanya
Indonesia adalah 67,2%, meningkat dari
mempercepat kesembuhan luka perineum
tahun sebelum nya yaitu 60% pada tahun
tetapi juga memulihkan kondisi tubuh ibu jika
2013 (WHO, 2014).
dilakukan dengan benar dan tepat. Mobilisasi
Dari Negara-negara ASEAN seperti
dini atau gerakan sesegera mungkin bisa
Thailand pada tahun 2013 menyebutkan
mencegah aliran darah terhambat. Hambatan
644/1000 persalinan tanpa luka ruptur
aliran darah bisa menyebabkan terjadinya
perenium, di Malaysia 572/1000 persalinan
thrombosis vena dalam (deep vein trombosis)
tanpa luka ruptur perenium, dan Singapura
dan menyebabkan infeksi. Mobilisasi dini
408/ 1000 persalinan tanpa ruptur
merupakan factor eksternal lain selain
perenium.(WHO, 2015).
perawatan luka. Sedangkan faktor internal
yaitu budaya makan atau pola konsumsi Angka kematian ibu (AKI) di
memengaruhi kecepatan kesembuhan luka Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi,
perineum (Manuaba, IBG 2010) . menurut Survey Demografi dan Kesehatan
Luka perenium di definisikan sebagai Indonesia (SDKI). Tahun 2007 sebesar
adanya robekan jalan lahir maupun karena 228/100.00 kelahiran hidup, sedangkan
episiotomi pada saat melahirkan janin. sasaran maternal 2010 adalah 125/100.000
Robekan pereniun terjadi pada hampir semua kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian
persalinan pertama dan tidak jarang juga maternal di Indonesia terkait kehamilan dan
terjadi pada perslinan berikutnya. Perenium persalinan adalah perdarahan 28%, eklampsi
adalah merupakan bagian permukaan pintu 24%, infeksi 23%, partus lama 5%, dan
bawah panggul, yang terletak antara vulva dan abortus 5% (Depkes RI, 2010).
anus. Perenium terdiri dari otot dan fascia Menurut Profil Kesehatan Provinsi
urogenetalis seta diafragma pelvis Kalimantan Selatan, Angka Kematian Ibu
(Winkjosastro,H 2007). (AKI) di Provinsi Kalimantan Selatan tahun
AKI (Angka Kematian Ibu) pada tahun 2007 masih cukup tinggi yaitu 307 per
2010 menurut WHO adalah 287/100.000 100.000 kelahiran hidup masih jauh diatas
kealhiran hidup, di negara maju 9/100.000 rata-rata jika dibandingkan dengan Angka
kelahiran hidup dan di negara berkembang Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 228
600/100.000 kelahiran hidup. Indonesia per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah
sebagai negara berkembang mempunyai AKI kematian ibu di Provinsi Kalimantan Selatan
yanh lebih tinggi di banding negar –negara terus mengalami peningkatan dari tahun
ASEAN. Data dari WHO (2014) ketahun, dari jumlah kematian ibu presentasi
menyebutkan
1
4
 
 
penyebab kematiannya yaitu perdarahan 35%, preeklamsia-eklamsia

25%, infeksi 12%, persalinan lama 12%, dan dengan proses Penyembuhan Luka Rupture
sebab lain 13 % termasuk letak sungsang Perineum pada fase proliferasi ibu post
partumdi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
(Depkes Prov Kal-Sel, 2012).
Paradise Kabupaten Tanah Bumbu.
Data dari Kabupaten Tanah Bumbu
kejadian partus dengan luka rupture perineum METODE PENELITIAN
pada tahun 2013 ada 74 ibu (32,1%). Data dari Tempat penelitian dilakukan di Rumah
Dinkes tanah bumbu kejadian luka ruptur Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Paradise Simpang
perineum yang di dapat pada tahun 2014 Empat Kabupaten Tanah Bumbu. Jenis
(Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, penelitian ini menggunakan metode penelitian
2014). survei analitik dengan pendekatan cross
Dari hasil studi pendahuluan di Rumah sectional dimana peneliti ingin mengetahui
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Paradise dari tahun hubungan variabel independent dengan
2015 terdapat 286 ibu bersalin, ibu bersalin variabel dependent, peneliti mengambil
normal tanpa luka ruptur perineum adalah 182 pendekatan cross sectional karena dari kedua
ibu (42,9%), ibu bersalin dengan luka ruptur variabel dilakukan pada waktu yang sama dan
perineum adalah sebanyak 104 ibu (57,1%) waktu peneliti dalam melakukan penelitian
angka kejadian rupture perineum masih cukup sangat terbatas. Berdasarkan sumber data
tinggi (Rumah Sakit Bersalin Paradise, 2015). termasuk penelitan primer.
Masalah ibu melahirkan dengan luka Populasi dalam penelitian ini adalah
ruptur perineum sampai saat ini perlu di semua ibu post partum dari bulan Juni
perhatikan karena dapat menyebabkan sampai bulan Juli ada 40 ibu post partum
disfungsi organ reproduksi wanita, sebagai yang mengalami luka rupture perineum di
sumber perdarahan dan jalan keluar masuk nya Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Paradise
infeksi yang kemudian menyebabkan kematian
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
karena perdarahan atau sepsis (Manuaba, IBG
Tanah Bumbu tahun 2016. Pengambilan
2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi
sampel dalam penelitian ini adalah secara
penyembuhan luka rupture perineum adalah
accidental Sampling dengan menentukan
mobilisasi dini, pola makan, dan personal
sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan
hygiene (Nasution, 2007).
kriteria eksklusi.
Berdasarkan latar belakang di atas,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Adapun instrumen untuk Mobiisasi

tentang “Hubungan Antara Mobilisasi Dini dini yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuesioner, dan untuk proses
1
5
 
 
penyembuhan luka mnggunakan observasi
langsung. Analisis penelitian terdiri dari uji
validitas, reliabilitas dengan
menggunakan Distribusi Nilai rtabel
Signifikansi 5% dan untuk menguji
hipotesis

1
6
menggunakan uji statistic Chi Square N Penyembuha Frekuens presenta
o n Luka i se%
yang terdiri dari analisis univariat dan
1. Tidak Sembuh 16 40
analisis bivariat.
2. Sembuh 24 60
Total 40 100
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel di atas,
diperoleh hasil bahwa ibu nifas di RSIA
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi paradise hampir setengahnya (40%)
melakukan Mobilisasi Dini di Rumah dari responden yang termasuk proses
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Paradise penyembuhan luka rupture perineum
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten pada fase proliferasi yang tidak sembuh
Tanah Bumbu. dan sebagian besar (60%) dari
No Kategori Frekuensi Presentas responden yang termasuk
mobilisas (orang) e (%)
i dini penyembuhan luka rupture perineum
1. Tidak 18 45 pada fase proliferasi yang sembuh.
Melakuka
n Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi
2. 22 55 Hubungan Antara Mobilisasi Dini
Melakukan
Total 40 100 dengan Kejadian Proses Penyembuhan
Berdasarkan tabel 1.1 diperoleh hasil Luka Ruptur Perineum pada fase
bahwa ibu nifas di RSIA paradise proliferasi di RSIA Paradise Tanah
hampir setengah (45%) dari responden Bumbu.
adalah kelompok tidak melakukan,
sedangkan sebagian besar(55%) dari
Penyembuhan
responden adalah kelompok yang Luka Rupture
melakukan mobilsasi dini. perineum P.
Mobil S T ( V
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Proses N Ti
sasi e ( ot % al
o d
Penyembuhan Luka rupture perineum Dini ( m % al ) u
ak
% b ) e
Pada Fase Proliferasi Ibu di Rumah Sakit Se
) u
m
Ibu dan Anak (RSIA) Paradise h
b
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten uh
Tidak 14 7 4 2 18 10
Tanah Bumbu.
mela 7, 2, 0 0. taraf signifikansi 5 % (0,05) didapatkan
1 8 2
k 0 p value sebesar 0,000. Jika p value =
. ukan
0
Melak 2 9, 2 9 22 10 0 0,000 maka p lebih kecil dari alpha (p<
2
ukan 1 0 0, 0
. 0,05) jadi H0 ditolak dan H1 diterima.
9
Total 16 4 2 6 40 10 Kesimpulan dari uji tersebut adalah
0 4 0 0
menunjukkan bahwa ada hubungan
Hasil analisis Hubungan Antara
yang sangat erat Hubungan antara
Mobilisasi Dini dengan Proses
mobilisasi dini dengan proses
Penyembuhan Luka Rupture Perineum
penyembuhan luka rupture perineum
pada fase proliferasi di RSIA Paradise
pada fase proliferasi
Tanah Bumbu di peroleh bahwa
Berdasarkan tabel 1.1 diperoleh
hampir seluruhnya (77,8%) dari
hasil bahwa ibu nifas di RSIA paradise
responden adalah kelompok yang tidak
sebagian besar (55%) dari responden
melakukan mobilisasi dini yang proses
adalah kelompok yang melakukan
penyembuhan lukanya tidak sembuh
mobilsasi dini, sedangkan hampir
pada fase
setengahnya (45%) dari responden
proliferasi, dan sebagian kecil
(22,2%) dariresponden yang tidak adalah kelompok tidak melakukan.
melakukan mobilisasi dini yang proses Mobilisasi dini merupakan aspek
penyembuhan lukanya sembuh pada
yang terpenting pada fungsi fisiologis
fase proliferasi. Sedangkan kelompok
yang melakukan mobilisasi dini karena hal itu esensial untuk
sebagian kecil (9,1%) dari responden mempertahankan kemandirian.
proses penyembuhan lukanya tidak
sembuh pada fase proliferasi dan Dari kedua definisi tersebut dapat di
hampir seluhnya (90,9%) dari simpulkan bahwa mobilisasi dini adalah
suatu upaya mempertahankan
responden proses penyembuhan
kemandirian sedini mungkin dengan
lukanya sembuh pada fase cara membimbing penderita untuk
proliferasi.hasil uji statistik diperoleh mempertahankan fungsi fisiologis.
nilai p=0,000 maka dapat di simpulkan Mobilisasi mengacu kepada kemampuan
bahwa ada hubungan yang sangat erat seseorang untuk bergerak dengan bebas
Hubungan Antara Mobilisasi Dini dan mobilisasi mengacu pada ketidak
dengan Proses Penyembuhan Luka mampuan seseorang untuk bergerak
Rupture Perineum pada fase proliferasi. dengan bebas. Mobilisasi dan imobilisasi
berada pada suatu rentang dengan
Dari hasil uji statistik banyak tingkat imobilisasi parsial.
menggunakan Uji Chi-Square dengan Beberapa klien mengalami kemunduran
dan selanjutnya berada diantara rentang Antara Mobilisasi Dini dengan Proses
mobilisasi, tetapi pada klien lain berada Penyembuhan Luka Rupture Perineum
pada kondisi mobilisasi mutlak berlanjut pada fase proliferasi.
sampai jangka waktu tidak terbatas
(Carpenito, 2009). KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui sebagian besar (55%)
yang dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan
dari responden adalah kelompok yang
Anak (RSIA) Paradise Simpang Empat
melakukan mobilsasi dini di Rumah
Kabupaten Tanah Bumbu:
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Paradise
Dari data yang didapatkan di
Simpang Empat Kabupaten Tanah
RSIA Paradise Simpang Empat
Bumbu.
Kabupaten Tanah Bumbu sebagian
Hasil analisis Hubungan Antara
besar (55%) dari responden adalah
Mobilisasi Dini dengan Proses
kelompok yang melakukan mobilsasi
Penyembuhan Luka Rupture Perineum
dini, sedangkan hampir setengahnya
pada fase proliferasi di RSIA Paradise
(45%) dari responden adalah kelompok
Tanah Bumbu di peroleh bahwa
tidak melakukan mobilisasi dini. Dari
hampir seluruhnya adalah kelompok
data yang didapatkan di RSIA Paradise
yang tidak melakukan mobilisasi dini
Simpang Empat Kabupaten Tanah
yang proses penyembuhan lukanya
Bumbu sebagian besar (60%) dari
tidak sembuh pada fase proliferasi, dan
responden yang termasuk
sebagian kecil yang tidak melakukan
penyembuhan luka rupture perineum
mobilisasi dini yang proses
pada fase proliferasi, sedangka hampir
penyembuhan lukanya sembuh pada
setengahnya (40%) dari responden
fase proliferasi. Sedangkan kelompok
yang termasuk proses penyembuhan
yang melakukan mobilisasi dini
luka rupture perineum pada fase
sebagian kecil
proliferasi yang tidak sembuh. Terdapat
proses penyembuhan lukanya tidak
sembuhpada fase proliferasi dan hampir hubungan yang sangat erat dengan
seluhnya proses penyembuhan lukanya Hubungan Antara Mobilisasi Dini
sembuh pada fase proliferasi.hasil uji
statistik diperoleh nilai p=0,000 maka dengan Proses Penyembuhan Luka
dapat di simpulkan bahwa ada Ruptur Perineum pada fase proliferasi
hubungan yang sangat erat Hubungan
di RSIA Paradise Simpang Empat
Kabupaten Tanah bumbu di buktikan Selatan. 2012. Profil Kesehatan Provinsi
dari hasil uji statistik p value 0.000. Kalimantan Selatan Tahun 2010.

UCAPAN TERIMA KASIH Banjarmasin.

1. Kepada Dinas Kesehatan Tanah Diepenhorst GM1, van Buijtenen JM,


Bumbu yang telah membantu Renckens CN, Sonneveld DJ. 2012.
memberikan data demi kelancaran Obstetric rupture of the rectovaginal
proses penelitian ini. septum and sphincter complex
2. Kepada RSIA Paradise Kabupaten despite an intact perineum: report of
tanah Bumbu yang telah banyak three cases. 31 Mei 2016,
membantu proses penelitian ini www.pubmed.com: 12(1): 187-190
sampai dengan selesai.
Henniari. 2010. Description of the
3. Seluruh teman-teman dosen dan
factors that influence early
seluruh staf STIKES Darul Azhar
mobilization after sectio Caesaria.
Batulicin yang telah banyak
Diakses pada tanggal 31 Mei 2016,
membantu dalam penyelesaian
www.pubmed.com: 22(2): 208-215
Penelitian ini.
Ismail. 2008. Konsep Penyembuhan
Luka. Bina Pustaka. Jakarta:23-
DAFTAR PUSTAKA 27

Carpenito, 2009. Pengantar kebutuhan Johnson, Ruth. 2005. Buku Ajar Praktik
dasar manusia: Aplikasi dan proses Kebidanan. Salemba. Jakarta:55-59
keperawatan. salmba medika.
Leenskjold S1, Høj L, Pirhonen J. 2015.
Jakarta:33- 38
Manual protection of the perineum
Dinas Kesehatan. 2014. Data reduces the risk of obstetric anal
Postpartum.
sphincter ruptures. Diakses pada
Kabupaten tanah Bumbu:12-18
tanggal 31 Mei 2016,
Departemen kesehatan Provinsi
www.pubmed.com: 19(1):
Kalimantan
509-516
Manuaba Ida Bagus Gde (2010). Ilmu Winkjosastro, Hanifaf. 2007. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan Bedah Kebidanan. Bina
dan Keluarga Berencana untuk Pustaka. Jakarta:55-59
pendidikan Bidan. Bina Pustaka.
Jakarta

Nasution. 2007. Sinopsis Obstetri :


Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi. EGC. Jakarta:13-18

Rumah Sakit Ibu dan Anak Paradise.


2015. Data Sekunder. Rumah
Sakit Bersalin Paradise.

Saleha, Sitti. 2010. Asuhan Kebidanan


Pada Masa Nifas, Salemba.
Jakarta:15-19
World Health Organization.
2014.
Bascommetro. Diakses pada
tanggal 05 Mei 2016, dari
http://www.bascometro.com/2
014/12/a ngka-kematian-ibu-
untuk-tahun- 2014.html
2015).
Bascommetro. Diakses pada
tanggal 05 Mei 2016, dari
http://www.bascometro.com/2
015/12/a ngka-kematian-ibu-
untuk-tahun- 2015.html

Anda mungkin juga menyukai