Anda di halaman 1dari 21

PENGALAMAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN TRIAGE DIMASA COVID-19 DI IGD RS

BHAYANGKARA TK. II MEDAN TAHUN 2020

Oleh :
Ilham Wahyu 1 , Ns. Galvani Volta Simanjuntak, M.Kep 2
1
Mahasiswa Program Studi Ners , 2 Staf Pengajar Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indoneisa
1
Email : ilhamwahyugayo@gmail.com

ABSTRAK
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan gerbang utama penanganan kasus gawat darurat di rumah sakit yang
memegang peranan sangat penting dalam kelangsungan hidup pasien. Triase merupakan salah satu keterampilan
keperawatan yang harus dimiliki oleh perawat unit gawat darurat dan hal ini membedakan antara perawat unit gawat
darurat dengan perawat unit khusus lainnya. Prinsip dalam triase adalah penanganan pasien secara cepat dan tepat,
prinsip triase adalah respon time, pasien yang benar, tempat yang benar, waktu yang benar. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan desain fenomologi deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling
dengan jumlah partisipan sebanyak 4 orang. Instrumen pengumpulan data menggunakan Voice Recorder, panduan
wawancara dan catatan lapangan. Data dianalisis dengan Nvivo versi 12.0 trial. Hasil penelitian ini didapatkan 3 tema
yaitu ketidakefektifan dalam melaksanakan triage sebelum dan sesudah covid-19, perasaan dalam melaksanakan triage,
dan penerapan dalam melaksanakan triage sebelum dan sesudah covid-19. Tema pertama kesulitan dalam melakukan
tindakan dengan kategori kesulitan tindakan sebelum covid-19 dan kesulitan tindakan sesudah covid-19. Subtema
menentukan pasien covid-19 dengan kategori pasien covid-19 dan pasien tidak covid-19. Subtema mengatasi kendala
dalam melaksanakan triage dengan kategori merujuk pasien ke rumah sakit khusus penanganan covid-19 dan
memberikan edukasi kepada pasien. Tema kedua kecemasan perawat dengan kategori kecemasan sebelum covid-19 dan
kecemasan sesudah covid-19. Subtema kesulitan yang rasakan dengan kategori kesulitan dalam berinteraksi dengan dan
kesulitan dalam melakukan tindakan. Tema ketiga metode triage dengan kategori metode sebelum covid-19 dan metode
sesudah covid-19. Subtema penggunaan apd dengan kategori sebelum covid-19 dan sesudah covid-19. Saran dapat
menjadi sumberi nformasi bagi perawat rumah sakit, manajemen pelayanan rumah sakit, serta dapat menjadi bahan
masukan untuk peneliti selanjutnya.

Kata Kunci : Perawat IGD, Metode Triage Pada Masa Covid-19


Daftar Pustaka : 35 (2009 – 2020)

1
PENDAHULUAN Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan gerbang Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan
utama penanganan kasus gawat darurat di rumah sakit dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS
yang memegang peranan sangat penting dalam ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
kelangsungan hidup pasien. Untuk itu, IGD harus dapat manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun,
memberikan pelayanan kegawatdaruratan baik bersifat hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini
akut, kronis, korban kecelakaan dan berbagai sampai saat ini masih belum diketahui. (Kementerian
pelayanan kegawatan lainnya yang memerlukan Kesehatan RI, 2020).
penanganan dengan segera (Sari, D. R. 2018).
Salah satu Rumah Sakit Tipe C menunjukkan bahwa
Triase adalah langkah yang paling penting dalam dalam proses pelaksanaan triage di Rumah Sakit
ruangan gawat darurat. Tujuan utama dari triase adalah tersebut tidak terlaksana pada proses sebanyak 22%,
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bagi pendokumentasian hasil pengkajian 70%, waktu
seluruh pasien yang masuk ke IGD. Sistem triase pelaksanaan triage lebih dari 5 menit 51,8% dari 35
dikenalkan oleh Hanysides sebagai tujuan untuk untuk responden pada setiap proses. Sedangkan untuk bagian
memprioritaskan tingkat urgensi diantara pasien yang dari proses triage yang dilaksanakan adalah pada
datang ke IGD (Khairina, I., Malini, H., & Huriani, E. pengkajian objektif dan subjektif, pendokumentasian
2018). tanggal dan jam kedatangan pasien, serta
pendokumentasian identitas pasien adalah terlaksana
Triage: Deteksi Dini Pasien dalam Pengawasan 100%. Penentuan tingkat prioritas 78%,
COVID-19 Penapisan dan pemisahan pasien yang pendokumentasian hasil pengkajian 30%, waktu
dicurigai COVID-19 harus dilakukan pada kontak pelaksanaan triage 2-5 menit sebanyak 48,2%. Dari
pertama pasien dengan fasyankes, di FKTP maupun di 22,9% yang dalam proses pelaksanaan triage
FKRTL baik di IGD dan rawat jalan. Langkah awal terlaksana, dan dilanjutkan pada proses ketepatan
dalam identifikasi individu yang diduga atau pengklasifikasian pasien didapatkan 100% dalam
dikonfirmasi COVID-19 adalah dengan skrining semua melakukan pengklasifikasian adalah sesuai dengan
pengunjung fasyankes pada titik kontak pertama. prioritas kegawatdaruratan (Evie, S., Wihastuti, T. A.,
Pelaksanaan skrining dilakukan di semua fasyankes & Suharsono, T. 2016).
seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dan praktik
perorangan, serta dapat juga melalui call center METODE PENELITIAN
pelayanan gawatdaruratan 119/Public Safety Center Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif
(PSC 119). Panduan petugas pelayanan callcenter dengan desain untuk mengetahui pengalaman perawat
pelayanan gawat darurat 119/Public Safety Center dalam pelaksanaan triage dimasa COVID-19 di IGD
(PSC 119) dapat merujuk pada panduan terlampir RS Bhayangkara TK.II Medan.
(Riadi, 2019).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelayanan COVID-19 di Fasilitas Kesehatan Tingkat Hasil Penelitian
Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Kesehatan Gambaran Umum Tempat Penelitian
Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) meliputi triase awal, Rumah Sakit Bhayangkara Medan diresmikan pada
anamnesis secara komprehensif, mulai dari keluhan tanggal 14 Nopember 1966 oleh Brimob Resimen V
yang disesuaikan dengan gejala klinis, riwayat penyakit yang berlokasi di Jl.Putri Hijau Medan dan pada tahun
terdahulu dan riwayat penyakit penyerta, termasuk latar 1972 dipindahkan ke Jl. KH. Wahid Hasyim No. 1
belakang contact tracing, surveillance di daerahnya, Medan, kecamatan Medan Merdeka dengan luas tanah
pemeriksaan fisik didukung dengan pemeriksaan 5.821 m² dan bangunan seluas 4.676,5 m². Berdasarkan
penunjang yang distandarkan sebagai penunjang Keputusan Kapolri No.Pol .: Skep/ 1549/ X/ 2001
diagnosis, sampai pasien mendapatkan terapi, serta tanggal 30 Oktober 2001 tentang Pengesahan
pemulangan dengan kriteria sembuh, atau belum Peningkatan/Penetapan dan Pembentukan Rumah Sakit
sembuh, sehingga pasien dapat melanjutkan isolasi Bhayangkara Tingkat II, III dan IV.Tahun 2009 angka
mandiri. Menjelaskan kriteria pasien masuk rawat inap pemanfaatan Tempat tidur (BOR) : 67 %, lama hari
dan kriteria pasien pulang rawat, pada pasien dengan rawatan (LOS) : 5 hari, Jumlah pasien rawat inap
kriteria dan pasien kondisi tertentu (dengan penyakit 12.392 orang, jumlah kunjungan pasien rawat jalan
penyerta, dengan co-insidens dan dengan komplikasi). rata-rata perhari : 17.457, jumlah kunjungan pasien di
(Riadi, 2019). IGD rata-rata 12/bulan. Rumah Sakit Bhayangkara
Medan lebih dikenal masyarakat luas dengan sebutan
Corona virus adalah keluarga besar virus yang Rumah Sakit Brimob karena berlokasi pada markas
menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai Brimob, namun demikian Rumah Sakit Bhayangkara
berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang Medan disamping melayani masyarakat umum diluar
diketahui menyebabkan penyakit yang dapat anggota Polri/PNS/Keluarga juga melayani masyarakat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East umum. Kapasitas tempat tidur :2 bed ruang resusitasi, 5
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute bed ruang observasi, 1 bed ruang PONEK, 1 box bayi,
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 1 bed ruang anak, 1 bed ruang Tindakan, 1 bed ruang
2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang isolasi, 8 bed cadangan, Peralatan dan obat life saving
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. sesuai standar dan terakreditasi, Infant warmer,

2
Oksigen sentral, Pengamanan dengan CCTV, Ruangan
ber AC, Ruang tunggu pasien ada TV.

Karakteristik Demografi Partisipan


Gambar 1 Lokasi RS. Bhayangkara Medan Tabel 1
Sistem, Mekanisme, Dan Prosedur Pelayanan Karakterisitik Partisipan
1. Pasien mendaftar di nurse station No Inisial Usia(Tahun) JenisKelamin
2. Mewawancarai keluarga pasien untuk 1 Tn. R 27 Tahun L
pengumpulan data dasar perihal penyakit yang 2 Ny. N 30 Tahun P
diderita pasien di Nurse Station 3 Ny. L 32 Tahun P
3. Mengklasifikasikan pasien yaitu pasien Gawat 4 Ny. S 30 Tahun P
darurat Psikiatri, Tidak Gawat Tidak Darurat Sumber : Data Primer
Psikiatri, Gawat Darurat Non Psikiatri, Gawat
tidak Darurat Non Psikiatri, Tidak Gawat Tidak Berdasarkan table 1 dapat dilihat bahawa partisipan
Darurat Non Psikiatri berusia 27 tahun sebanyak 1 orang dan berusia diatas
4. Dokter melakukan pemeriksaan dan tindakan 30 tahun sebanyak 3 orang. Jumlah partisipan yaitu 4
a. Pasien Gawat Darurat Psikiatri/Jiwa segera orang dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1 orang
di tatalaksana kegawatdaruratannya di dan jenis kelamin perempuan sebanyak 3 orang.
ruangan Psikiatri, apabila membutuhkan Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisa Data
rawat inap segera di ruangan Intensive 1 Tema Yang Ditemukan Dalam Penelitian
Psikiatri (PICU)
b. Pasien tidak gawat tidak darurat di
tatalaksana di ruangan non psikiatri/jiwa dan
kemudian dibolehkan pulang
c. Pasien gawat darurat non psikiatri/umum
ditatalaksana di ruangan non psikiatri/jiwa
untuk memberikan bantuan hidup dasar dan
pertolongan pertama dan kemudian dirujuk
ke Rumah Sakit Umum
d. Pasien Gawat tidak Darurat non Psikiatri di
tatalaksana di ruangan non psikiatri/umum
untuk mengatasi kegawatannya, apabila tidak Gambar 2 Skema Model Tema dalam Penelitian
memungkinkan pasien dapat di rujuk ke Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
rumah sakit umum
e. Pasien tidak gawat tidak darurat non Tema yang ditemukan dalam penelitian ini dapat
psikiatri/umum ditatalaksana di ruangan non dilihat dalam gambar tiga tema tersebut adalah
psikiatri dan kemudian pasien dapat Ketidakeefektifan Dalam Melaksanakan Triage
dipulangkan Sebelum dan Sesudah Covid-19, Perasaan Dalam
5. Pasien mengambil obat yang telah diresepkan Melaksanakan Triage, Penerapan Dalam Melaksanakan
Dokter Triage Sebelum dan Sesudah COVID-19. Skema
6. Keluarga atau pasien melakukan pembayaran di model tema diperoleh melalui hasil uji model analisa
Kasir data kualitatif yaitu model to display nodes yang
7. Setelah keluarga selesai melakukan pembayaran bertujuan untuk menemukan model dari setiap
pasien pulang bagi yang diizinkan pulang, di pengalaman perawat dalam melaksanaan triage dimasa
rujuk bagi pasien yang membutuhkan rujukan, pandemi covid-19.
bagi yang butuh rawatan ke PICU bagi pasien
gaduh gelisah, atau ruang perawatan bagi pasien 2. Sub Tema Dan Kategori Yang Ditemukan Dalam
tenang. Tema
Sub Tema : Ketidakeefektifan Dalam
Melaksanakan Triage Sebelum dan Sesudah Covid-
19.

3
Subtema dan kategori berdasarkan tema “Perasaan
Dalam Melaksanakan Triage” dapat dilihat pada
Gambar 4. Skema model subtema dan kategori
diperoleh melalui NVivo versi 12.0 yaitu model to
display nodes. Subtema yang didapat sebanyak 2
subtema dan kategori sebanyak 4. Adapun subtema dan
kategori yang dipereloh antara lain. Subtema
kecemasan perawat dengan kategori kecemasan
sebelum covid-19 dan kecemasan sesdah covid-19.
Subtema kesulitan yang dirasakan dengan kategori
keseulitan dalam berinteraksi dengan tim dan kesulitan
dalam melakukan tindakan.
Gambar 3. Ketidakeefektifan Dalam Melaksanakan
Triage Sebelum dan Sesudah Covid-19. Sub Tema : Penerapan Dalam Melaksanakan
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0 Triage Sebelum Dan Sesudah Covid-19

Subtema dan kategori berdasarkan tema


“Ketidakeefektifan Dalam Melaksanakan Triage Sebelum
dan Sesudah Covid-19” dapat dilihat pada Gambar 3.
Skema model subtema dan kategori diperoleh melalui
NVivo versi 12.0 yaitu model to display nodes. Subtema
yang didapat sebanyak 3 subtema dan kategori sebanyak
6. Adapun subtema dan kategori yang dipereloh antara
lain. Subtema kesulitan dalam melakukan tindakan
dengan kategori kesulitan tindakan sebelum covid-19 dan
kesulitan sesudah covid-19. Subtemamenentukan pasien
covid-19 dengan kategori pasien covid-19 dan pasien
tidak covid-19. Subtema mengatasi kendala dalam
melaksanakan triage dengan kategori Merujuk Pasien Ke
Rumah Sakit Khusus Penanganan Covid-19 dan Gambar 5. Penerapan Dalam Melaksanakan Triage
Memberikan Edukasi Kepada Pasien. Sebelum Dan Sesudah Covid-19
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
Sub Tema : Perasaan Dalam Melaksanakan Triage
Subtema dan kategori berdasarkan tema “Penerapan
Dalam Melaksanakan Triage Sebelum Dan Sesudah
Covid-19” dapat dilihat pada Gambar 5. Skema model
subtema dan kategori diperoleh melalui NVivo versi
12.0 yaitu model to display nodes. Subtema yang
didapat sebanyak 2 subtema dan kategori sebanyak 4.
Adapun subtema dan kategori yang dipereloh antara
lain. Subtema metode triage dengan kategori metode
triage sebelum covid-19 dan metode sesudah covid-19.
Subtema penggunaan APD dengan kategori
penggunaan APD sebelum covid dan penggunaan APD
sesudah covid-19.

Gambar 4. Perasaan Dalam Melaksanakan Triage


Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0

4
Hasil Analisis Data
Tabel 2
Hasil Analisis Data
No Tema Subtema Kategori Deskripi Kategori
1 Ketidakeefektifan Kesulitan Dalam Kesulitan Tindakan Sebelum Covid-19 : Partisipan mengatakan sebelum
Dalam Melaksanakan Melakukan Partisipan 1 1,85 % coverage covid-19 tindakan yang dilakukan
Triage Sebelum dan Tindakan Partisipan 2 0,98 % coverage kepada pasien lumayan tidak ribet
Sesudah Covid-19 Partisipan 3 1,62 % coverage dikarena tidak harus memakai APD
Partisipan 4 3,65 % coverage yang berlapis-lapis yang membuat
perawat merasa panas dan gerah,
dan memakai masker, kecuali
pasien-pasien yang menular seperti
TB-Paru, dan ada sedikit kesulitan
tetapi di bandingkan dimasa
pandemi ini kesulitan sangat
membutuhkan tenaga ekstra dalam
melakukan tindakan.
Kesulitan Tindakan Sesudah Covid-19 : Partisipan mengatakan kesulitan
Partisipan 1 1,29 % coverage tindakan sesudah covid-19 atau pada
Partisipan 2 0,59 % coverage masa pandemi saat ini pasti ada kan
Partisipan 3 1,50 % coverage dek, seperti yang adke bilang karna
Partisipan 4 3,10 % coverage berlapis-lapis dalam melakukan
tindakan tersebut ada kendalah
pastinya tingkat kesulitan seperti
memasang infus ada kendala apalagi
udah memakai APD, handscon 2
lapis, masker dua lapis, semua nya
lengkap pasti kita pun sebegai
perawat merasa panas memakai
APD tersebut, itu sih kendalanya
sulit dalam tindakan kepada pasien
Menentukan Pasien Covid-19 : Partisipan mengatakan dalam
Pasien Covid-19 Partisipan 1 2,69 % coverage menentukan pasien covid-19 pasien
Partisipan 2 2,22 % coverage datang ke RS dilakukan pengecekan
Partisipan 3 1,91 % coverage suhu tubuh, jika pasien suspect
Partisipan 4 4,03 % coverage covid-19 akan di isolasi, jadi ada
perawat khusus atau dokter khusus
atau dibentuk tim yang memang
dalam satu ruangan itu sudah siap
untuk melakukan pemeriksaan
lanjut pada pasien yang suspect.
Pasien Tidak Covid-19 : Partisipan mengatakan dalam
Partisipan 1 3,42 % coverage menentukan pasien tidak covid-19
Partisipan 2 2,77 % coverage pasien datang ke RS tetap dilakukan
Partisipan 3 2,63 % coverage pengecekan suhu tubuh, jika pasien
Partisipan 4 4,81 % coverage tidak ada tanda dan gejala yang
dirasakan seperti pasien suspect
covid-19 akan di lakukan
pemeriksaan di ruang biasa atau
bukan di ruangan isolasi tetapi
dengan protokol kesehatan.
Mengatasi Merujuk Pasien Ke Rumah Sakit Khusus Partisipan mengatakan dalam
Kendala Dalam Penanganan Covid-19 : mengatasi kendala dalam
Melaksanakan Partisipan 1 3,25 % coverage melaksanakan triage di IGD pasti itu
Triage Partisipan 2 3,01 % coverage pasti ada seperti perlengkapan medis
Partisipan 3 2,85 % coverage yang terbatas sehingga pasien yang
Partisipan 4 4,57 % coverage mengalami tanda gejala yang parah
akan di rujuk kerumah sakit khusus
penangan covid-19 untuk di lakukan
tindakan intensif.
Memberikan Edukasi Kepada Pasien : Partisipan mengatakan dalam

5
Partisipan 1 2,64 % coverage mengatasi kendala pada masa saat
Partisipan 2 1,77 % coverage ini kadang pasien dan keluarga
Partisipan 3 1,42 % coverage pasien tidak menerika hasil
Partisipan 4 2,90 % coverage pemeriksaan yang dilakukan oleh
tenaga medis sehingga dokternya
langsung turun tangan dan
memberikan edukasi pasien bahwa
memang dia harus berbeda dari
ruangan pasien lainnya biasanya
pasiennya mau mengerti dan
biasanya pasiennya akhirnya mau
untuk masuk ke ruang isolasi. Jadi
kami mungkin sebagai tenaga medis
atau tenaga keperawatan di IGD,
mungkin kurang bisa memberikan
edukasi maka biasanya dokternya
langsung turun tangan di triase.
2 Perasaan Dalam Kecemasan Kecemasan Sebelum Covid-19 : Partisipan mengatakan kecemasan
Melaksanakan Triage Perawat Partisipan 1 1,47 % coverage dalam melakukan triage pasti ada
Partisipan 2 1,20 % coverage dek, tetapi pada sebelum covid
Partisipan 3 2,46 % coverage kecemasan yang kami rasakan
Partisipan 4 2,42 % coverage dalam melakukan triage sedang
paling menentukan pasien yang
menular seperti TB-Paru tetapi
tidak seperti pada masa yang
pandemi covid-19 ini semua harus
menggunakan APD yang berlapis-
lapis mau pasien apapun yang
datang, karena covid-19 ini sangat
berbahaya sehingga kecemasan
yang kami rasakan tinggi.
Kecemasan Sesudah Covid-19 : Partisipan mengatakan kecemasan
Partisipan 1 0,89 % coverage pada masa pandemi covid-19 saat
Partisipan 2 0,90 % coverage ini kecemasan yang kami rasakan
Partisipan 3 2,15 % coverage dalam melakukan triage sangat
Partisipan 4 1,85 % coverage tinggi harus menggunakan APD
yang berlapis-lapis mau pasien
apapun yang datang, karena covid-
19 ini sangat berbahaya sehingga
kecemasan yang kami rasakan tinggi
takut tertular.
Kesulitan Yang Kesulitan Dalam Berinteraksi Dengan Tim Partisipan mengatakan kesulitan
Rasakan : yang dirasakan Sudah pasti ya,
Partisipan 1 1,03 % coverage seperti dalam berinteraksi dengan
Partisipan 2 0,65 % coverage tim, kesulitan itu pasti ada seperti
Partisipan 3 2,65 % coverage kita memakai masker pasti apa yang
Partisipan 4 2,14 % coverage kita ucapkan suara terbendung dan
teman kitapun kadang tidak bisa
mendengarkan apa yang kita bilang
mulut kita tertutup masker ini,
kadang kita kesulitan.
Kesulitan Dalam Melakukan Tindakan : Partisipan mengatakan otomatis
Partisipan 1 1,55 % coverage kendala disitu pasti ada kan dek,
Partisipan 2 0,74 % coverage apalagi kita memakai jubah atau
Partisipan 3 1,68 % coverage APD yang begitu lengkap,
Partisipan 4 3,61 % coverage kemudian itu otomatis juga terasa
panas ya kan... dan kita juga sulit
berinteraksi dengan pasien atau
perawat yang lain, kendalanya ya
susah berkomunikasi dan
pergerakan pada saat melakukan
tindakan kepada pasien tersebut.

6
3 Penerapan Dalam Metode Triage Metode Sebelum Covid-19 : Partisipan mengatakan metode
Melaksanakan Triage Partisipan 1 1,89 % coverage sebelum covid-19 dalam
Sebelum dan Sesudah Partisipan 2 1,72 % coverage melaksanakan triage kepada pasien
COVID-19. Partisipan 3 2,59 % coverage sangat berubah dulu pasien yang
Partisipan 4 2,46 % coverage datang tidak harus mengecek suhu
tubuh sedangkan pada masa
pandemi Covid-19 ini harus
dilakukan pengecekan suhu agar
kita tau akakah dia pasien tersebut
mengalami demam atau tidak.
Metode Sesudah Covid-19 : Partisipan mengatakan pada
Partisipan 1 1,31 % coverage penerapan metode triage pada masa
Partisipan 2 1,42 % coverage Covid-19 ini kita harus
Partisipan 3 2,28 % coverage membedakan alur masuk pasien
Partisipan 4 1,88 % coverage yang biasanya itu kita bedakan
sebelum masuk ke ruangan IGD
biasanya kita bedakanakakah dia
penyakit yang menular atau tidak
menular jika pasien tersebut ada
penyakit menular otomatis kita akan
memasukan di tempat yang khusus
penyakit yang tempat menular
sedangkan kalau misalnya pasien
tersebut tidak mengalami penyakit
menular kira letakkan dibed yang
biasa dan setiap pasien yang datang
tetap dilakukan pengecekan suhu
tubuh.
Penggunaan Sebelum Covid-19 : Partisipan mengatakan penggunaan
APD APD sebelum covid-19
dibandingkan pada masa pandemi
saat ini sangat berbeda, dulu hanyak
menggunakan handscoon dan
masker aja jika ada pasien yang
datang.
Partisipan 1 1,81 % coverage
Partisipan 2 1,00 % coverage
Partisipan 3 1,57 % coverage
Partisipan 4 2,71 % coverage
Sesudah Covid-19 : Partisipan mengatakan
Partisipan 1 1,25 % coverage penggunaan APD pada masa
Partisipan 2 0,62 % coverage pandemi covid-19 saat ini kita
Partisipan 3 1,44 % coverage tau harus menggunakan APD
Partisipan 4 2,16 % coverage yang lengkap seperti masker,
kacamata google, jubah dan
menggunakan perlengkapan-
perlengkapan yang double,
sehingga perawat merasa
panas memakai APD tersebut,
itu sih kendalanya sulit dalam
tindakan kepada pasien.
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0

7
Diagram Query yang Ditemukan Dalam Penelitian kesulitan dalam melakukan tindakan keterkaitan
dengan partisipan (files) dapat dilihat pada gambar 7.
Tema yang disampaikan oleh semua partisipan sesuai
dengan gambar diagram diatas dimana semua
partisipan menyampaikan pernyataannya tentang
mengatasi kendala dalam melaksanakan triage,
menentukan pasien covid-19, dan kesulitan dalam
melakukan tindakan.
2. Perasaan Dalam Melaksanakan Triage

Gambar 6. Diagram Query Pengalaman Perawat


Dalam Triage Pada Masa Pandemi Covid-19
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0

Dari hasil analisis diagram query pada gambar 6,


terdapat 3 tema (nodes) yang berasal dari setiap
partisipan. Setiap tema (nodes) memiliki keterkaitan Gambar 8. Diagram Query Perasaan Dalam
dengan partisipan (files). Tema yang disampaikan oleh Melaksanakan Triage/ Kecemasan Perawat dan
semua partisipan sesuai dengan gambar diagram diatas Kesulitan Yang Dirasakan.
dimana semua partisipan menyampaikan Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
pernyataannya tentang ketidakefektifan dalam
melaksanakan triage sebelum dan sesudah covid-19, Tema (nodes) Perasaan Dalam Melaksanakan Triage
penerapan dalam melaksanakan triage sebelum dan dengan subtema (sub nodes) pada kecemasan perawat
sesudah covid-19, dan perasaan dalam melaksanakan dan kesulitan yang dirasakan dengan partisipan (files)
triage. dapat dilihat pada gambar 8. Tema yang disampaikan
Keterkaitan Antara Tema Dengan Sub Tema oleh semua partisipan sesuai dengan gambar diagram
1. Ketidakefektifan Dalam Melaksanakan Triage diatas dimana semua partisipan menyampaikan
Sebelum dan Sesudah Covid-19 pernyataannya tentang kecemasan perawat dan
kesulitan yang dirasakan.

3. Penerapan Dalam Melaksanakan Triage


Sebelum dan Sesudah Covid-19

Gambar 7. Diagram Query Ketidakefektifan Dalam


Melaksanakan Triage Sebelum dan Sesudah Covid-
19/Mengatasi Kendala Dalam Melaksanakan Triage,
Menentukan Pasien Covid-19, dan Kesulitan Dalam Gambar 9. Diagram Query Penerapan Dalam
Melakukan Tindakan. Melaksanakan Triage Sebelum Dan Sesudah Covid-19/
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0 Metode Triage Dan Penggunaan APD.
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
Tema (nodes) Ketidakefektifan Dalam Melaksanakan Tema (nodes) Penerapan Dalam Melaksanakan Triage
Triage Sebelum dan Sesudah Covid-19 dengan Sebelum Dan Sesudah Covid-19 dengan subtema (sub
subtema (sub nodes) pada mengatasi kendala dalam nodes) pada metode triage dan penggunaan APD
melaksanakan triage, menentukan pasien covid-19, dan dengan partisipan (files) dapat dilihat pada gambar 4.9.

8
Tema yang disampaikan oleh semua partisipan sesuai membuat kesulitan dalam berintegrasi terhadap tim
dengan gambar diagram diatas dimana semua dan pasien, maksudnya disini kan perlengkapan ini
partisipan menyampaikan pernyataannya tentang agak padat ini banyak kan perlengkapan yang
metode triage dan penggunaan APD. digunakan.Hal yang sama juga dinyatakan oleh
Partisipan 2 (dengan nilai coverage 0,98) yang
Keterkaitan Sub Tema Dengan Kategori menyampaikan bahwa “sebelum covid-19 tindakan
1. Kesulitan Dalam Melakukan Tindakan yang dilakukan kepada pasien lumayan tidak ribet
dikarena tidak harus memakai APD yang berlapis-
lapis yang membuat perawat merasa panas dan gerah
dan tidak nyaman.

Pernyataan kesulitan sebelum covid-19 tersebut


didukung pula dengan pernyataan Partisipan 3 (dengan
nilai coverage 1,62) yang menyampaikan bahwa
“sebelum covid-19 tindakan yang dilakukan kepada
pasiensudah pasti ya, itu kesulitan itu pasti ada seperti
kita memakai masker pasti apa yang kita ucapkan
suara terbendung dan teman kitapun kadang tidak bisa
mendengarkan apa yang kita bilang mulut kita tertutup
masker ini, kadang kita kesulitan.Hal ini sama juga
Gambar 10. Diagram Query Kesulitan Dalam dinyatakan oleh Partisipan 4 (dengan nilai coverage
Melakukan Tindakan/Kesulitan SebeluCovid-19 dan 3,65) yang menyampaikan bahwa “sebelum covid-19
Kesulitan Sesudah Covid-19. tindakan yang dilakukan kepada pasien lumayan tidak
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0 ribet dikarena tidak harus memakai APD yang
berlapis-lapis yang membuat perawat merasa panas
Sub Tema (nodes) Kesulitan Dalam Melakukan dan gerah, dan memakai masker, kecuali pasien-pasien
Tindakandengan kategori (kategori nodes) pada yang menular seperti TB-Paru, dan ada sedikit
kesulitan sebelum covid-19 dan kesulitan sesudah kesulitan tetapi di bandingkan dimasa pandemi ini
covid-19 dengan partisipan (files) dapat dilihat pada kesulitan sangat membutuhkan tenaga ekstra dalam
gambar 10. Sub Tema yang disampaikan oleh semua melakukan tindakan.
partisipan sesuai dengan gambar diagram diatas Berdasarkan data kesulitan dalam melaksanakan triage
dimana semua partisipan menyampaikan sebelum masa covid-19 tidak begitu sulit, dikarena
pernyataannya tentang kesulitan sebelum covid-19 dan perlengkapan medis yang digunakan tidak begitu ribet
kesulitan sesudah covid-19. sampai berapis-lapis dibandingkan masa pandemi
covid-9 saat ini.

Gambar 11Text Search QueryKesulitan Sebelum


Covid-19 untuk Kata Kunci „Sebelum‟
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
Gambar 12Text Search Query Kesulitan Sesudah
Gambar.11 memaparkan pernyataan partisipan yang Covid-19 untuk Kata Kunci „Tindakan‟
mengandung kata kunci „Sebelum‟ dengan bantuan Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
Query Search Text Criteria dalam software Nvivo
Versi 12.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti Gambar 12 memaparkan pernyataan partisipan yang
mempunyai makna atau pengertian yang sama. mengandung kata kunci „Tindakan‟ dengan bantuan
Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan Query Search Text Criteria dalam software Nvivo
menyampaikan tentang tindakan sebelum. Tindakan Versi 12.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti
Sebelum tersebut dilihat dari cara partisipan mempunyai makna atau pengertian yang sama.
berkomunikasi dengan peneliti dan jawaban partisipan.
Partisipan 1 (dengan nilai coverage 1,85) yang Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan
menyampaikan bahwa sebelum covid-19 tindakan yang menyampaikan tentang Tindakan Sesudah Covid-19.
dilakukan kepada pasien dalam pengunaanAPD jugak Tindakan tersebut dilihat dari cara partisipan
berkomunikasi dengan peneliti dan jawaban partisipan.

9
Partisipan 1 (dengan nilai coverage 1,29) yang Sub Tema (nodes) Menentukan Pasien Covid-19
menyampaikan bahwa “kesulitan tindakan sesudah dengan kategori (kategori nodes) pada pasien covid-19
covid-19 atau pada masa pandemi saat inikesulitan itu dan pasien tidak covid-19 dengan partisipan (files)
pasti ada seperti kita memakai masker pasti apa yang dapat dilihat pada gambar 13. Sub Tema yang
kita ucapkan suara terbendung dan teman kitapun disampaikan oleh semua partisipan sesuai dengan
kadang tidak bisa mendengarkan apa yang kita bilang gambar diagram diatas dimana semua partisipan
mulut kita tertutup masker ini, kadang kita kesulitan. menyampaikan pernyataannya tentang pasien covid-19
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Partisipan 2 dan pasien tidak covid-19.
(dengan nilai coverage 0,59) yang menyampaikan
bahwa “kesulitan tindakan sesudah covid-19 atau pada
masa pandemi saat ini pasti ada kan dek, seperti yang
adke bilang karna berlapis-lapis dalam melakukan
tindakan tersebut ada kendalah pastinya tingkat
kesulitan seperti memasang infus ada kendala apalagi
udah memakai APD.

Pernyataan kesulitan sesudah covid-19 tersebut


didukung pula dengan pernyataan Partisipan 3 (dengan Gambar 14 Text Search Query Menentukan Pasien
nilai coverage 1,50) yang menyampaikan bahwa Covid-19 untuk Kata Kun„Menentukan‟
“kesulitan tindakan sesudah covid-19 atau pada masa Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
pandemi saat ini pasti ada kan dek, seperti yang adke
bilang karna berlapis-lapis dalam melakukan tindakan Gambar 14 memaparkan pernyataan partisipan yang
tersebut ada kendalah pastinya tingkat kesulitan mengandung kata kunci „Menentukan‟ dengan bantuan
seperti memasang infus ada kendala apalagi udah Query Search Text Criteria dalam software Nvivo
memakai APD, handscon 2 lapis, masker dua Versi 12.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti
lapis”.Hal ini sama juga dinyatakan oleh Partisipan 4 mempunyai makna atau pengertian yang sama.
(dengan nilai coverage 3,10) yang menyampaikan
bahwa “kesulitan tindakan sesudah covid-19 atau pada Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan
masa pandemi saat ini pasti ada kan dek, seperti yang menyampaikan tentang menentukan pasien covid-19.
adke bilang karna berlapis-lapis dalam melakukan Menentukan tersebut dilihat dari cara partisipan
tindakan tersebut ada kendalah pastinya tingkat berkomunikasi dengan peneliti dan jawaban partisipan.
kesulitan seperti memasang infus ada kendala apalagi Partisipan 1 (dengan nilai coverage 2,69) yang
udah memakai APD, handscon 2 lapis, masker dua menyampaikan bahwa “dalam menentukan pasien
lapis, semua nya lengkap pasti kita pun sebegai covid-19 pasien datang ke RS dilakukanpemeriksaan
perawat merasa panas memakai APD tersebut, itu sih vital sign memang harusnya alat-alat yang di untuk
kendalanya sulit dalam tindakan kepada pasien”. pasien-pasien yang dicurigai itu harusnya berbeda
Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dengan alat-alat yang untuk pasien-pasien yang biasa
kinerja seorang perawat dalam melaksanakan asuhan atau penyakit yang tidak menular ataupun yang tidak
keperawatan individu, diantaranya: pengakuan kita curigai Covid. Jadi seperti itu tekanan darah,
mempengaruhi kinerja seorang perawat dalam seperti cek suhu, seperti saturasi. Itu harusnya
melaksanakan asuhan keperawatan individu, dibedakan dengan pasien-pasien yang biasa ataupun
diantaranya: pengakuan/ penghargaan, beban kerja, yang tidak kita curigai Covid-19.Hal yang sama juga
sarana dan prasana, pengetahuan, kerja tim (team dinyatakan oleh Partisipan 2 (dengan nilai coverage
work), dan jumlah tenaga kerja yang terbatas pada 2,22) yang menyampaikan bahwa “dalam menentukan
masa pandemi covid-19 saat ini. pasien covid-19 pasien datang ke RS dilakukan
pengecekan suhu tubuh, jadi setiap apapun pasiennya
2. Menentukan Pasien Covid-19 sebenarnya memang sudah ada perawat yang memakai
standby pakai APD sehingga sebelum kami taupun itu
suspect ataupun dia probable atau kemungkinan
Covid, maka untuk pasien-pasien yang dicurigai itu
harusnya berbeda dengan alat-alat yang untuk pasien-
pasien yang biasa atau penyakit yang tidak menular
ataupun yang tidak kita curigai Covid.

Pernyataan menentukan pasien covid-19 tersebut


didukung pula dengan pernyataan Partisipan 3 (dengan
nilai coverage 1,91) yang menyampaikan bahwa
“Untuk menentukan pasien covid-19 pasien datang ke
Gambar 13. Diagram Query Menentuka Pasien Covid-
RS dilakukan pemeriksaan vital sign memang harusnya
19/Pasien Covid-19 dan Pasien Tidak Covid-19
alat-alat yang di untuk pasien-pasien yang
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
dicurigaimaka pasien suspect tersebut covid-19 akan
di isolasi. Hal ini sama juga dinyatakan oleh Partisipan

10
4 (dengan nilai coverage 4,03) yang menyampaikan covid-19 akan di lakukan pemeriksaan di ruang biasa
bahwa “menentukan pasien covid-19 pasien datang ke atau bukan di ruangan isolasi tetapi dengan protokol
RS dilakukan pengecekan suhu tubuh, jika pasien kesehatan”. Hal yang sama juga dinyatakan oleh
suspect covid-19 akan di isolasi, jadi ada perawat Partisipan 2 (dengan nilai coverage 2,77) yang
khusus atau dokter khusus atau dibentuk tim yang menyampaikan bahwa “menentukan pasien tidak
memang dalam satu ruangan itu sudah siap untuk covid-19 pasien datang ke RS tetap di lakukan
melakukan pemeriksaan lanjut pada pasien yang pemeriksaan vital sign memang harusnya alat-alat
suspect, maka pasien-pasien yang dicurigai itu yang di untuk pasien-pasien yang dicurigai itu
harusnya berbeda dengan alat-alat yang untuk pasien- harusnya berbeda dengan alat-alat yang untuk pasien-
pasien yang biasa atau penyakit yang tidak menular pasien yang biasa atau penyakit yang tidak menular
ataupun yang tidak kita curigai Covid. ataupun yang tidak kita curigai Covid.

Screening Covid-19 dilakukan oleh petugas medis Pernyataan menentukan pasien tidak covid-19 tersebut
yang berkompeten sesuai dengan pedoman protokol didukung pula dengan pernyataan Partisipan 3 (dengan
penanganan Covid-19 yang diterbitkan Kementerian nilai coverage 2,63) yang menyampaikan bahwa
Kesehatan. Screening bisa dilakukan di fasilitas “seorang perawat tentunya dapat mengetahui ciri-ciri
kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas hingga Covid-19 itu bagaimana terus kita menghadapi pasien-
rumah sakit. Prosedur ini penting demi keamanan pasien itu yang pasti ada perubahan, memang kita di
pasien itu sendiri serta orang lain yang berada di IGD sesudah Covid ini ya menggunakan APD mulai
sekitarnya, termasuk petugas medis yang menangani. dari penutup kepala, hamzat hingga sepatu bot. Ya,
Berdasarkan protokol penanganan Covid-19, Direktur itulah perbedaannya. dalam menentukan pasien covid-
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan 19 pasien datang ke RS dilakukan pengecekan suhu
mengatakan ada dua cara screening Covid-19 yang bisa tubuh, jika pasien suspect covid-19 akan di isolasi. Hal
dilakukan di puskesmas. Cara pertama adalah rapid test ini sama juga dinyatakan oleh Partisipan 4 (dengan
untuk memeriksa keberadaan antibodi. Pemeriksaan ini nilai coverage 4,81) yang menyampaikan bahwa
dilakukan dengan mengambil sampel darah terduga “dalam menentukan pasien tidak covid-19 pasien
pasien corona. Cara kedua adalah lewat swab test datang ke RS tetap di lakukan pemeriksaan vital
dengan metode polymerase chain reaction (PCR). signitu bakalan ditentuin akakah pasien tersebut
Pemeriksaan ini dijalankan dengan mengambil sampel terjangkit Covid-19, jika pasien tersebut terjangkit
cairan dari pangkal hidung atau tenggorokan pasien. Covid-19 otomatis pasien tersebut di isolasi diruangan
yang sudah di arahkan dan diberikan untuk tempat
isolasi, namun jika tidak otomatis ditempatkan
diruangan yang biasa.dalam menentukan pasien tidak
covid-19 pasien datang ke RS tetap dilakukan
pengecekan suhu tubuh, jika pasien tidak ada tanda
dan gejala yang dirasakan seperti pasien suspect
covid-19 akan di lakukan pemeriksaan di ruang biasa
atau bukan di ruangan isolasi tetapi dengan protokol
kesehatan.

Berdasarkan data yang di peroleh oleh peneliti yang di


ungkapkan oleh responden bahwa dalam pasien tidak
covid-19 tetap dilakukan pemeriksaan seperti
pengecekan suhu tubuh dengan protokol kesehatan dan
Gambar 15 Text Search Query Menentukan Pasien di tentukan setiap ruangan yang telah disediakan.
Tidak Covid-19 untuk Kata Kunci „Tidak‟ 3. Mengatasi Kendala Dalam Melaksanakan
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0 Triage
Gambar 15 memaparkan pernyataan partisipan yang
mengandung kata kunci „Tidak‟ dengan bantuan Query
Search Text Criteria dalam software Nvivo Versi 12.0.
Kata kunci tersebut dipilih peneliti mempunyai makna
atau pengertian yang sama.

Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan


menyampaikan tentang menentukan pasien tidak covid-
19. Tidak tersebut dilihat dari cara partisipan
berkomunikasi dengan peneliti dan jawaban partisipan.
Partisipan 1 (dengan nilai coverage 3,42) yang
menyampaikan bahwa “dalam menentukan pasien Gambar 16. Diagram Query Mengatasi Kendala
tidak covid-19 pasien datang ke RS tetap dilakukan Dalam Melaksanakan Triage/Merujuk Pasien Ke
pengecekan suhu tubuh, jika pasien tidak ada tanda
dan gejala yang dirasakan seperti pasien suspect

11
Rumah Sakit Khusus Penanganan Covid-19 dan 4 (dengan nilai coverage 4,57) yang menyampaikan
Memberikan Edukasi Kepada Pasien. bahwa “untuk mengatasi kendala pada saat dilakuakan
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0 triage itu pasti ada seperti perlengkapan medis yang
kurangdan tenaga medis yang terbatas maka
Sub Tema (nodes) Menentukan Pasien Covid-19 diperlukan tindakan segera, kadang juga raungan
dengan kategori (kategori nodes) pada merujuk pasien isolasi yang terbatas atau penuh sehingga pasien
ke rumah sakit khusus penanganan covid-19 dan tersebut di rujuk kerumah sakit yang besar dan
memberikan edukasi kepada pasien dengan partisipan memiliki fasilitas yang memadai untuk penangan
(files) dapat dilihat pada gambar 16. Sub Tema yang pasien covid-19”.
disampaikan oleh semua partisipan sesuai dengan Pasien dengan gejala ringan, sedang atau berat/kritis
gambar diagram diatas dimana semua partisipan dapat dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19 atau
menyampaikan pernyataannya tentang merujuk pasien rumah sakit lain yang memiliki fasilitas sesuai standar
ke rumah sakit khusus penanganan covid-19 dan pelayanan yang telah ditentukan, sementara itu pasien
memberikan edukasi kepada pasien. dengan gejalaringan hingga sedang dapat juga dirawat
di Rumah Sakit Lapangan/Rumah Sakit Darurat
terutama bagi pasien yang dapat mandiri/self handling
selama dirawat.

Gambar 17Text Search Query Merujuk Ke RS Khusus


Penanganan Covid-19 untuk Kata Kunci „Sakit‟
Gambar 18Text Search Query Memberikan Edukasi
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
Kepada Pasien untuk Kata Kunci „Edukasi‟
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
Gambar 17 memaparkan pernyataan partisipan yang
mengandung kata kunci „Sakit‟ dengan bantuan Query
Gambar 18 memaparkan pernyataan partisipan yang
Search Text Criteria dalam software Nvivo Versi 12.0.
mengandung kata kunci „Tindakan‟ dengan bantuan
Kata kunci tersebut dipilih peneliti mempunyai makna
Query Search Text Criteria dalam software Nvivo
atau pengertian yang sama.
Versi 12.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti
Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan
mempunyai makna atau pengertian yang sama.
menyampaikan tentang merujuk ke rumah sakit khusus
penanganan covid-19. Sakit tersebut dilihat dari cara
Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan
partisipan berkomunikasi dengan peneliti dan jawaban
menyampaikan tentang edukasi. Edukasi tersebut
partisipan. Partisipan 1 (dengan nilai coverage 3,25)
dilihat dari cara partisipan berkomunikasi dengan
yang menyampaikan bahwa “dalam mengatasi kendala
peneliti dan jawaban partisipan. Partisipan 1 (dengan
dalam melaksanakan triage di IGD pasti itu pasti ada
nilai coverage 1,29) yang menyampaikan bahwa
seperti perlengkapan medis yang terbatas sehingga
“dalam memeberikan edukasi pada pasien biasanya
pasien yang mengalami tanda gejala yang parah akan
memang saat kami tanya kalau misalnya kurang
di rujuk kerumah sakit khusus penangan covid-19
mengerti atau kurang jelas kami langsung panggil
untuk di lakukan tindakan intensif”.Hal yang sama
dokternya, na jadi biasanya dokternya langsung turun
juga dinyatakan oleh Partisipan 2 (dengan nilai
tangan na biasanya kalau dokternya turun tangan di
coverage 3,01) yang menyampaikan bahwa “dalam
edukasi pasien bahwa memang dia harus berbeda dari
mengatasi kendala seperti perlengkapan yang kita
ruangan pasien lainnya biasanya pasiennya mau
butuhkan tidak ada sehingga di rujuk untuk
mengerti na biasanya pasiennya akhirnya mau untuk
penanganan di Rumah Sakit yang memiliki fasilitas
masuk ke ruang isolasi”. Hal yang sama juga
lengkap, menggunakan seragam-seragam yang harus
dinyatakan oleh Partisipan 2 (dengan nilai coverage
dilengkapi seperti mantel gitu kan kak”.
1,77) yang menyampaikan bahwa “sebagai tenaga
medis atau tenaga keperawatan di IGD , mungkin
Pernyataan merujuk kerumah sakit khusus penanganan
kurang bisa memberikan edukasi maka biasanya
covid-19 tersebut didukung pula dengan pernyataan
dokternya langsung turun tangan di triase. Dalam
Partisipan 3 (dengan nilai coverage 2,85) yang
mengatasi kendala dalam melaksanakan triage di IGD
menyampaikan bahwa “dalam mengatasi kendala pada
pasti itu pasti ada seperti perlengkapan medis yang
saat dilakuakan triage itu pasti ada seperti
terbatas sehingga pasien yang mengalami tanda gejala
perlengkapan medis yang terbatas dan tenaga medis
yang parah akan di rujuk kerumah sakit khusus
yang kurang sehingga tindakan yang dilakuannkurang
penangan covid-19 untuk di lakukan tindakan
efektif, maka rujuk kerumah sakit khusus penangan
intensif”.
covid-19. Hal ini sama juga dinyatakan oleh Partisipan

12
Pernyataan memberikan edukasi kepada pasien tersebut
didukung pula dengan pernyataan Partisipan 3 (dengan
nilai coverage 1,42) yang menyampaikan bahwa
“Dalam mengatasi kendala pada masa saat ini kadang
pasien dan keluarga pasien tidak menerika hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga medis
sehingga dokternya langsung turun tangan dan
memberikan edukasi pasien bahwa memang dia harus
berbeda dari ruangan pasien lainnya biasanya
pasiennya mau mengerti dan biasanya pasiennya
akhirnya mau untuk masuk ke ruang isolasi.Hal ini
sama juga dinyatakan oleh Partisipan 4 (dengan nilai
coverage 2,90) yang menyampaikan bahwa “Dalam
mengatasi kendala pada masa saat ini kadang pasien
dan keluarga pasien tidak menerika hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh tenaga medis sehingga dokternya Gambar 20 Text Search Query Kecemasan Sebelum
langsung turun tangan dan memberikan edukasi pasien Covid-19 untuk Kata Kunci „Sebelum‟
bahwa memang dia harus berbeda dari ruangan pasien Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
lainnya biasanya pasiennya mau mengerti dan
biasanya pasiennya akhirnya mau untuk masuk ke Gambar 4.20 memaparkan pernyataan partisipan yang
ruang isolasi. Jadi kami mungkin sebagai tenaga medis mengandung kata kunci „Sebelum‟ dengan bantuan
atau tenaga keperawatan di IGD, mungkin kurang bisa Query Search Text Criteria dalam software Nvivo
memberikan edukasi maka biasanya dokternya Versi 12.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti
langsung turun tangan di triase”. mempunyai makna atau pengertian yang sama.

Edukasi dan promosi kesehatan memegang peran Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan
utama dalam penanganan COVID-19. Selama masa menyampaikan tentang Kecemasan Sebelum Covid-19.
pandemi, pemerintah telah merekomendasikan seluruh Sebelum tersebut dilihat dari cara partisipan
warga untuk menerapkan 3M, yaitu menggunakan berkomunikasi dengan peneliti dan jawaban partisipan.
masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Dengan Partisipan 1 (dengan nilai coverage 1,47) yang
edukasi dan promosi kesehatan yang baik maka tingkat menyampaikan bahwa “kecemasan dalam melakukan
penyebaran COVID-19 dapat ditekan. triage pasti ada dek, tetapi pada sebelum covid
kecemasan yang kami rasakan dalam melakukan triage
Kecemasan Perawat sedang paling menentukan pasien yang menular
seperti TB-Paru tetapi tidak seperti pada masa yang
pandemi covid-19 ini. Hal yang sama juga dinyatakan
oleh Partisipan 2 (dengan nilai coverage 1,20) yang
menyampaikan bahwa “

Pernyataan kecemasan sebelum covid-19 tersebut


didukung pula dengan pernyataan Partisipan 3 (dengan
nilai coverage 2,46) yang menyampaikan bahwa
“kecemasan dalam melakukan triage pasti ada dek,
tetapi pada sebelum covid kecemasan yang kami
rasakan dalam melakukan triage sedang paling
Gambar 19. Diagram Query Kecemasan menentukan pasien yang menular seperti TB-Paru
Perawat/Kecemasan Sebelum Covid-19 dan tetapi tidak seperti pada masa yang pandemi covid-19
Kecemasan Sesudah Covid-19 ini semua harus menggunakan APD yang berlapis-
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0 lapis mau pasien apapun yang datang, karena covid-19
ini sangat berbahaya sehingga kecemasan yang kami
Sub Tema (nodes) Kecemasan Perawat dengan kategori rasakan tinggi.Hal ini sama juga dinyatakan oleh
(kategori nodes) pada kecemasan sebelum covid-19 Partisipan 4 (dengan nilai coverage 2,42) yang
dan kecemasan sesudah covid-19 dengan partisipan menyampaikan bahwa “kecemasan yang dirasakan
(files) dapat dilihat pada gambar 4.19. Sub Tema yang dalam melakukan triage pasti ada dek, tetapi sebelum
disampaikan oleh semua partisipan sesuai dengan covid kecemasan yang kami rasakan dalam melakukan
gambar diagram diatas dimana semua partisipan tindakan kepada pasien tidak terlalu cemas karena
menyampaikan pernyataannya tentang kecemasan pasien yang datang penyakit tidak menular tetapi tetap
sebelum covid-19 dan kecemasan sesudah covid-19. menggunakan APD seperti masker dan handscoon,
dibandingkan pada masa pandemi covid-19.
Kecemasan yang tinggi dapat membuat daya tahan
tubuh menurun, sehingga perawat beresiko untuk
tertular corona virus. Oleh sebab itu perawat harus

13
melakukan upaya untuk mengurangi kecemasan. kecemasan yang kami rasakan dalam melakukan triage
Melihat masalah diatas maka saya tertarik untuk sangat tinggi harus menggunakan APD yang berlapis-
melakukan studi literatur review tentang “Tingkat lapis mau pasien apapun yang datang, karena covid-19
Kecemasan Perawat Saat Pandemi COVID 19 di ini sangat berbahaya sehingga kecemasan yang kami
Negara Berkembang dan Negara Maju: Sebuah rasakan tinggi takut tertular”.Hal ini sama juga
Literatur Review.Sebelum masa pandemi covid-19 dinyatakan oleh Partisipan 4 (dengan nilai coverage
kecemasan perawat tetap ada seperti menangani pasien 1,85) yang menyampaikan bahwa “masa pandemi
yang menular seperti TB-Paru. covid-19 saat ini kecemasan yang kami rasakan dalam
melakukan triage sangat tinggi seperti perlengkapan
yang kita gunakan tentunya banyak ya yang kita tadi
tidak memakai masker harus memakai masker berarti
sesak yang kita tadinya tidak merawat pasien dengan
bebas kita harus menggunakan hasmat panas-panasan
ya yang kita tadinya tidak menggunakan sepatu bot
kita harus menggunakan sepatu bot itu memang
rasanya beban, tapi kita untuk menghadapi yang
namanya virus Covid-19 ini kita tidak bisa main-
main”.

Adanya perasaan takut dan cemas akan keselamatan


diri sendiri maupun orang terdekat, jam kerja yang
meningkat akibat pasien COVID-19 yang
membeludak, serta berjauhan dengan keluarga dan
tinggal ditempat khusus untuk mencegah transmisi
yang menyebabkan kesedihan dan kesepian, sehingga
menyebabkan Perawat rentan mengalami stress
Gambar 21Text Search Query Kecemasan Sesudah psikologis selama pandemi COVID-19.
Covid-19 untuk Kata Kunci „Covid‟
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0 Hasil penelitian Huang et al (2020), kesehatan mental
dari 1.257 petugas kesehatan yang merawat pasien
Gambar 21 memaparkan pernyataan partisipan yang Covid-19 di 34 rumah sakit di Tiongkok dengan hasil
mengandung kata kunci „Covid‟ dengan bantuan Query gejala depresi 50 % Kecemasan 45 % Insomnia 34 %
Search Text Criteria dalam software Nvivo Versi 12.0. Tekanan psikologis 71,5 %. Sedangkan untuk di
Kata kunci tersebut dipilih peneliti mempunyai makna Indonesia berdasarkan hasil penelitian oleh FIK- UI
atau pengertian yang sama. dan IPKJI (2020) respon yang paling sering muncul
pada perawat ialah perasaan cemas dan tegang
Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan sebanyak 70%. Tingginya kecemasan pada perawat
menyampaikan tentang Kecemasan Sesudah Covid-19. dapat memberikan dampak negatif menurut Fehr &
Covid tersebut dilihat dari cara partisipan Perlman (2015) melemahnya hubungan sosial, Stigma
berkomunikasi dengan peneliti dan jawaban partisipan. terhadap perawat, timbulnya amarah dan permusuhan
Partisipan 1 (dengan nilai coverage 0,89) yang terhadap pemerintah dan tenaga garis depan
menyampaikan bahwa “kecemasan pada masa (mis,Perawat), dan penyalahgunaan obat.
pandemi covid-19 saat ini was-was pasti, itu was-was
pasti selalu ada karena kita kan takut juga tertular.
4. Kesulitan Yang Dirasakan
Karena kalo kita tertular bukan kita sendiri kan,
keluarga kita. Contohnya yang udah berkeluarga, kita
kan pulang kerumah kita otomatis membawa virus kan
jadi memang udah jelas was-was lah”. Hal yang sama
juga dinyatakan oleh Partisipan 2 (dengan nilai
coverage 0,90) yang menyampaikan bahwa “pada
masa pandemi covid-19 saat ini perasaan ya was-was
pasti ada, apa lagi pada masa pandemi covid-19 ini,
penyakit yang sangat berbahaya dan mudah menular
kesiapapun namun kita ngak mungkin juga kita tolak
pasiennya untuk melakukan tindakan, pasti kalau kita
rasa kalau memang Covid kita rawat kita edukasi
untuk isolasi tapi setelah di skirining oleh dokter,
itulah.
Gambar 22. Diagram Query Kesulitan Yang
Pernyataan kecemasan sesudah covid-19 tersebut Dirasakan/Kesulitan Dalam Berinteraksi Dengan Tim
didukung pula dengan pernyataan Partisipan 3 (dengan dan Kesulitan Dalam Melakukan Tindakan
nilai coverage 2,15) yang menyampaikan bahwa Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
“kecemasan pada masa pandemi covid-19 saat ini

14
Sub Tema (nodes) Kesulitan Yang Dirasakan dengan yang kedua jugak biasanya mengganggu dari segi suhu
kategori (kategori nodes) pada kesulitan dalam tubuh, biasanya kita yang menggunakan itu jadi
berinteraksi dengan tim dan kesulitan dalam kepanasan sehingga biasanya ingin cepat-cepat
melakukan tindakan dengan partisipan (files) dapat melakukan tindakan”.Hal ini sama juga dinyatakan
dilihat pada gambar 22. Sub Tema yang disampaikan oleh Partisipan 4 (dengan nilai coverage 2,14) yang
oleh semua partisipan sesuai dengan gambar diagram menyampaikan bahwa “otomatis kendala disitu pasti
diatas dimana semua partisipan menyampaikan ada kan dek, apalagi kita memakai jubah atau APD
pernyataannya tentang kesulitan dalam berinteraksi yang begitu lengkap, kemudian itu otomatis juga terasa
dengan tim dan kesulitan dalam melakukan tindakan. panas ya kan... dan kita juga sulit berinteraksi dengan
pasien atau perawat yang lain, kendalanya ya susah
berkomunikasi dan pergerakan pada saat melakukan
tindakan kepada pasien tersebut., kadang kesulitan
berkomunikasi kepada perawat atau rekan kerja kita
terus minta tolong ataupun minta tolong bantu untuk
melakukan tindakan kepada pasien”.

Selama pandemi corona, permintaan akan tindakan dan


konsultasi medis telah jauh melampaui dokter yang
tersedia dan mampu melakukan diagnosa penyakit.
Munculnya chatbot akan diimplementasikan untuk
mendukung peningkatan permintaan praktisi medis.
Gambar 23 Text Search Query Kesulitan Dalam Chatbot membantu mengatasi kesulitan berinteraksi
Berinteraksi Dengan Tim untuk Kata Kunci dengan para tenaga medis yang tak terelakkan selama
„Kesulitan‟ melakukan tindakan keperawatan di pandemi virus
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0 corona dengan memberikan berbagai macam layanan
mengenai COVID-19.
Gambar 23 memaparkan pernyataan partisipan yang
mengandung kata kunci „Kesulitan‟ dengan bantuan
Query Search Text Criteria dalam software Nvivo
Versi 12.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti
mempunyai makna atau pengertian yang sama.

Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan


menyampaikan tentang Kesulitan. Kesulitan tersebut
dilihat dari cara partisipan berkomunikasi dengan
peneliti dan jawaban partisipan. Partisipan 1 (dengan
nilai coverage 1,03) yang menyampaikan bahwa
“dalam penggunaan APD juga membuat kakak
kesulitan dalam berinteraksi dengan tim saat
menanganin pasien itu sudah pasti ya, itu kesulitan itu
pasti ada seperti kita memakai masker pasti apa yang Gambar 24 Text Search Query Kesulitan Dalam
kita ucapkan suara terbendung dan teman kitapun Melakukan Tindakan untuk Kata Kunci „Tindakan‟
kadang tidak bisa mendengarkan apa yang kita bilang Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
mulut kita tertutup masker ini, kadang kita kesulitan”.
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Partisipan 2 Gambar 24 memaparkan pernyataan partisipan yang
(dengan nilai coverage 0,98) yang menyampaikan mengandung kata kunci „Tindakan‟ dengan bantuan
bahwa “kesulitan yang dirasakan Sudah pasti ya, Query Search Text Criteria dalam software Nvivo
seperti dalam berinteraksi dengan tim, kesulitan itu Versi 12.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti
pasti ada seperti kita memakai masker pasti apa yang mempunyai makna atau pengertian yang sama.
kita ucapkan suara terbendung dan teman kitapun
kadang tidak bisa mendengarkan apa yang kita bilang Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan
mulut kita tertutup masker ini, kadang kita kesulitan. menyampaikan tentang Kesulitan Tindakan. Tindakan
tersebut dilihat dari cara partisipan berkomunikasi dengan
Pernyataan kesulitan dalam berinteraksi dengan tim peneliti dan jawaban partisipan. Partisipan 1 (dengan nilai
tersebut didukung pula dengan pernyataan Partisipan 3 coverage 1,55) yang menyampaikan bahwa “kadang
(dengan nilai coverage 2,65) yang menyampaikan pasien nggak menerima karna kita belum ada Swab, kita
bahwa “kesulitan dalam berintegrasi terhadap tim dan harus nunggu hasil Swabnya ke lab luar, kita belum ada
pasien, maksudnya disini kan perlengkapan ini agak pengadaan Swab nya. kesulitan tindakan sesudah covid-
padat ini banyak kan perlengkapan yang digunakan, 19 atau pada masa pandemi saat ini pasti ada kan dek,
apakah mengganggu pada saat melakukan tindakan seperti yang adek bilang karna berlapis-lapis dalam
seperti infus dan lain-lainnya, itu biasanya bisa melakukan tindakan tersebut ada kendalah pastinya
mengganggu kecapatan tangan dan lain-lainnya. Terus tingkat kesulitan seperti memasang infus ada kendala
apalagi udah memakai APD, handscon 2 lapis, masker

15
dua lapis, semua nya lengkap pasti kita pun sebegai
perawat merasa panas memakai APD tersebut, itu sih 5. Metode Triage
kendalanya sulit dalam tindakan kepada pasien”.

Hal yang sama juga dinyatakan oleh Partisipan 2


(dengan nilai coverage 0,74) yang menyampaikan
bahwa “otomatis kendala disitu pasti ada kan dek,
apalagi kita memakai jubah atau APD yang begitu
lengkap, kemudian itu otomatis juga terasa panas ya
kan... dan kita juga sulit berinteraksi dengan pasien
atau perawat yang lain, kendalanya ya susah
berkomunikasi dan pergerakan pada saat melakukan
tindakan kepada pasien tersebut”.Pernyataan kesulitan
dalam melakukan tindakan tersebut didukung pula
dengan pernyataan Partisipan 3 (dengan nilai coverage
1,68) yang menyampaikan bahwa “kalau kesulitan itu Gambar 25. Diagram Query Metode Triage/Metode
pasti ada kan dek, seperti yang adke bilang karna Sebelum Covid-19 dan Metode Sesudah Covid-19
berlapis-lapis dalam melakukan tindakan tersebut ada Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
kendalah pastinya tingkat kesulitan seperti memasang Sub Tema (nodes) Metode Triage dengan kategori
infus ada kendala apalagi udah memakai APD, (kategori nodes) pada metode sebelum covid-19 dan
handscon 2 lapis, masker dua lapis, semua nya lengkap metode sesudah covid-19 dengan partisipan (files)
pasti kita pun sebegai perawat merasa panas memakai dapat dilihat pada gambar 4.25. Sub Tema yang
APD tersebut, itu sih kendalanya sulit dalam tindakan disampaikan oleh semua partisipan sesuai dengan
kepada pasien seperti dalam penggunaan APD pada gambar diagram diatas dimana semua partisipan
masa pandemi covid-19 saat ini kita tau harus menyampaikan pernyataannya tentang metode sebelum
menggunakan APD yang lengkap”. covid-19 dan metode sesudah covid-19.

Hal ini sama juga dinyatakan oleh Partisipan 4 (dengan


nilai coverage 3,61) yang menyampaikan bahwa “memang
biasanya untuk menggunakan handscoon 2 lapis itu dia
bisa mengganggu perawat dalam melakukan pemasangan
tindakan seperti infus dan lain-lainnya, itu biasanya bisa
mengganggu kecapatan tangan dan lain-lainnya. Terus
yang kedua jugak biasanya mengganggu dari segi suhu
tubuh, biasanya kita yang menggunakan itu jadi kepanasan
sehingga biasanya ingin cepat-cepat melakukan tindakan
dan ingin cepat-cepat bukak gitu biasanya kendalanya,
sebelum covid-19 tindakan yang dilakukan kepada pasien
lumayan tidak ribet dikarena tidak harus memakai APD Gambar 26 Text Search Query Metode Sebelum
yang berlapis-lapis yang membuat perawat merasa panas Covid-19 untuk Kata Kunci „Metode‟
dan gerah, dan memakai masker, kecuali pasien-pasien Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0
yang menular seperti TB-Paru, dan ada sedikit kesulitan
tetapi di bandingkan dimasa pandemi ini kesulitan sangat Gambar 26 memaparkan pernyataan partisipan yang
membutuhkan tenaga ekstra dalam melakukan tindakan”. mengandung kata kunci „Metode‟ dengan bantuan
Query Search Text Criteria dalam software Nvivo
Pada masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, Versi 12.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti
perawat menjadi pasukan garda terdepan dalam mempunyai makna atau pengertian yang sama.
penanganan melawan COVID-19. Perawat merupakan
kontak pertama dalam perawatan penderita COVID-19 Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan
dan paling intens 24 jam mendampingi dan berinteraksi menyampaikan tentang metode sebelum covid-19.
dengan pasien setiap harinya. Menyebabkan perawat Metode tersebut dilihat dari cara partisipan
sebagai kelompok yang paling berisiko tertular. berkomunikasi dengan peneliti dan jawaban partisipan.
Partisipan 1 (dengan nilai coverage 1,89) yang
Merawat pasien COVID-19 diharuskan mengenakan menyampaikan bahwa “metode sebelum covid-19
alat pelindung diri (APD) lengkap sebagai tindakan dalam melaksanakan triage kepada pasien sangat
pencegahan penularan COVID-19 yang terdiri dari berubah dulu pasien yang datang tidak harus
masker N95, pelindung mata atau google, penutup mengecek suhu tubuh sedangkan pada masa pandemi
kepala, pelindung wajah, gaun medis, sarung tangan Covid-19 ini harus dilakukan pengecekan suhu agar
medis, dan sepatu pelindung. Larangan melepas APD kita tau akakah dia pasien tersebut mengalami demam
sebelum selesai bertugas di ruang isolasi, yang atau tidak”.Hal yang sama juga dinyatakan oleh
menyebabkan perawat kesulitan dalam beribadah, Partisipan 2 (dengan nilai coverage 1,72) yang
makan minum, maupun buang air. menyampaikan bahwa “Ya sebelumnya, kita tidak tau
pasien itu datang ciri-cirinya masuk ke Covid atau

16
tidak dan sebelumnya punkan sudah tersedia APD masa Covid-19 ini kita harus membedakan alur masuk
lengkap. Jadi kita harus menggunakan APD dan lain- pasien yang biasanya itu kita bedakan sebelum masuk
lainnya”. ke ruangan IGD biasanya kita bedakanakakah dia
penyakit yang menular atau tidak menular jika pasien
Pernyataan metode triase sebelum covid-19 tersebut tersebut ada penyakit menular otomatis kita akan
didukung pula dengan pernyataan Partisipan 3 (dengan memasukan di tempat yang khusus penyakit yang
nilai coverage 2,59) yang menyampaikan bahwa tempat menular sedangkan kalau misalnya pasien
“sebelum masa pandemi Covid-19 alur masuk pasien tersebut tidak mengalami penyakit menular kira
di triase itu biasanya pasien kita bedakan dulu di letakkan dibed yang biasa dan setiap pasien yang
sebelum masuk ke ruang IGD, biasanya kita bedakan datang tetap dilakukan pengecekan suhu tubuh”.
apakah dia memang cenderung penyakit yang menular
atau dia penyakit yang tidak menular. Kalau dia Hal yang sama juga dinyatakan oleh Partisipan 2
penyakit yang menular biasanya langsung kita (dengan nilai coverage 1,42) yang menyampaikan
bedakan dia ada ruang isolasi, tapi kalau menurut bahwa “selama masa pandemi metode triage di IGD
dokter jaga yang pada saat bertugas dia penyakitnya sesudah Covid ini ya menggunakan APD mulai dari
tidak menular maka biasanya akan kami letakkan di penutup kepala, hamzat hingga sepatu bot. Ya, itulah
bed di pasien yang biasa”.Hal ini sama juga perbedaannya. dalam menentukan pasien covid-19
dinyatakan oleh Partisipan 4 (dengan nilai coverage pasien datang ke RS dilakukan pengecekan suhu tubuh,
2,46) yang menyampaikan bahwa “iya sebelum ada jika pasien suspect covid-19 akan di isolasi, jadi ada
masa pandemi saat ini, kita juga sudah pernah perawat khusus atau dokter khusus atau dibentuk tim
melakukan triase terhadap pasien baru, yaitu kita yang memang dalam satu ruangan itu sudah siap untuk
melakukan cek darah contohnya pasien dengan melakukan pemeriksaan lanjut pada pasien yang
keluhan demam 5 hari atau lebih dari 5 hari kita sudah suspect”.
harus cek darah atau jika perlu kita foto dada biar kita
bisa menentukan diagnosa yang tepat”. Pernyataan metode triage sesudah covid-19 tersebut
didukung pula dengan pernyataan Partisipan 3 (dengan
Penerapan triage yang kurang dan belum memadai nilai coverage 2,28) yang menyampaikan bahwa
akan membahayakan kehidupan klien yang tiba di “Sudah cukup baik metode yang sekarang itu sudah
IGD. Tindakan pengobatan kepada klien dalam urutan cukup baik dengan memakai APD yang lengkap
kedatangan tanpa penilaian sebelum menentukan dengan adanya blok isolasi deposit di bhayangkara
tingkat kegawatan dari penyakitnya atau tanpa saya rasa sudah cukup baik dengan adaya dokter
melakukan triage terlebih dahulu dapat mengakibatkan spesialis paru. Dokter spesialis kita untuk menangani
penundaan intervensi klien dengan kondisi kritis mereka dan bila ada yang memang sudah memperberat
sehingga berpotensi mematikan ( Baker 2009, Nolane itu kita rujuk kerumah sakit yang betul-betul
et al 2011, Aloyce et al 2014). menangani Covid, memang kita ada alat dan memang
kalau diasudah memperberat kita rujuk dan jika
pasiennya penuh ruang isolasinya kita antar kerumah
sakit rujukannya saya rasa sudah cukup baik. Pada
masa pandemi Covid-19 ini sebenarnya paling
berunah itu adalah pengecekan suhu dimana biasanya
kan tidak ada pengecekan suhu sebelum covid nah
pada saat covid ini kita harus melakukan pengecekan
suhu agar kita tau akakah dia pasien tersebut
mengalami demam atau tidak”.

Hal ini sama juga dinyatakan oleh Partisipan 4 (dengan


nilai coverage 1,88) yang menyampaikan bahwa “pada
Gambar 27 Text Search Query Metode Triage masa pandemi Covid-19 ini sebenarnya paling
Sesudah Covid-19 untuk Kata Kunci „Metode‟ berubah itu adalah pada saat sebelum pasien itu
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0 masuk ke ruangan IGD itu biasanya pasiennya oleh
petugas kesehatan ataupun perawat atau dokter, itu
Gambar 27 memaparkan pernyataan partisipan yang biasanya diukur dulu suhunya. Biasanya kalau
mengandung kata kunci „Metode‟ dengan bantuan suhunya yang mengarah ke demam atau ada keluhan
Query Search Text Criteria dalam software Nvivo seperti batuk sesak seperti yang pada screening
Versi 12.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti dilakukan screening Covid itu biasanya itu pasiennya
mempunyai makna atau pengertian yang sama. langsung kita arahkan ke ruangan isolasi yang
memang berjarak ataupun berbeda dengan pasien
Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan biasanya, tapi kalaupun pasiennya tidak demam tidak
menyampaikan tentang Metode Sesudah Covid-19. ada keluhan sesak nafas, tidak ada keluhan batuk itu
Metode tersebut dilihat dari cara partisipan kita arahkan keruangan yang biasa. Itu aja
berkomunikasi dengan peneliti dan jawaban partisipan. perbedaanya”.
Partisipan 1 (dengan nilai coverage 1,31) yang
menyampaikan bahwa “penerapan metode triage pada

17
Proses triage pada masa COVID-19 yang tertuang berkomunikasi dengan peneliti dan jawaban partisipan.
dalam Panduan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Partisipan 1 (dengan nilai coverage 1,81) yang
pada masa COVID-19 HIPGABI. Rekomendasi menyampaikan bahwa “sebelum Covid kita hanya pake
disusun berdasarkan evidence-based practice terbaru, sarung tangan dan itupun hanya ada pasien-pasien
rekomendasi WHO, kebijakan KEMKES, PPNI, dan tertentu contonya ya dia HIV atau Hepatitis. Itukan
lembaga terkait lain serta masukan dari para praktisi, harus kita gunakan handscoon yakan, dan dulunya kita
akademisi, dan peneliti di bidang keperawatan gawat tidak pake masker kecuali dia pasiennya TB tapi saat
darurat Indonesia ini kita harus pake APD lengkap, sepatu boot dengan
faceshield, harus masker dabel 2 lagi. Memang itu
6. Penggunaan APD kurang nyaman apa boleh buat, kita harus untuk
melindungi diri kita kan kita harus menggunakan itu
meskipun gak nyaman kita harus melaksanakan gitu”.

Hal yang sama juga dinyatakan oleh Partisipan 2


(dengan nilai coverage 1,00) yang menyampaikan
bahwa “penggunaan APD sebelum covid-19
dibandingkan pada masa pandemi saat ini sangat
berbeda, dulu hanyak menggunakan handscoon dan
masker aja jika ada pasien yang datang”.Pernyataan
penggunaan APD sebelum covid-19 tersebut didukung
pula dengan pernyataan Partisipan 3 (dengan nilai
coverage 1,57) yang menyampaikan bahwa “sebelum
Gambar 28. Diagram Query Penggunaan covid-19 tindakan yang dilakukan kepada pasien
APD/Penggunaan APD Sebelum Covid-19 dan lumayan tidak ribet dikarena tidak harus memakai
Penggunaan APD Sesudah Covid-19 APD yang berlapis-lapis yang membuat perawat
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0 merasa panas dan gerah, dan memakai masker, kecuali
pasien-pasien yang menular seperti TB-Paru, dan ada
Sub Tema (nodes) Penggunaan APD dengan kategori sedikit kesulitan tetapi di bandingkan dimasa pandemi
(kategori nodes) pada penggunaan APD sebelum ini kesulitan sangat membutuhkan tenaga ekstra dalam
covid-19 dan penggunaan APD sesudah covid- melakukan tindakan”.
19dengan partisipan (files) dapat dilihat pada gambar
28. Sub Tema yang disampaikan oleh semua partisipan Hal ini sama juga dinyatakan oleh Partisipan 4 (dengan
sesuai dengan gambar diagram diatas dimana semua nilai coverage 2,71) yang menyampaikan bahwa
partisipan menyampaikan pernyataannya tentang “sebelum covid-19 tindakan yang dilakukan kepada
penggunaan APD sebelum covid-19 dan penggunaan pasien lumayan tidak ribet dikarena tidak harus
APD sesudah covid-19. memakai APD yang berlapis-lapis yang membuat
perawat merasa panas dan gerah, penggunaan APD
sebelum covid-19 dibandingkan pada masa pandemi
saat ini sangat berbeda, dulu hanyak menggunakan
handscoon dan masker aja jika ada pasien yang
datang, sehigga dalam melakukan tindakan mengalami
kesulitan.”

Penggunaan APD di IGD dalam melaksanakan triage s


belum pandemi covid-19 tetap di lalukan pemeriksaan
awal yang tidak memerlukan kontak langsung hand
hygiene, baju kerja perawat, sesuai unit baju kerja
dokter, masker bedah, pelindung wajah, celemek
plastik.
Gambar 29 Text Search Query Penggunaan APD
Sebelum Covid-19 untuk Kata Kunci „APD‟
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0

Gambar 29 memaparkan pernyataan partisipan yang


mengandung kata kunci „APD‟ dengan bantuan Query
Search Text Criteria dalam software Nvivo Versi 12.0.
Kata kunci tersebut dipilih peneliti mempunyai makna
atau pengertian yang sama.

Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan


menyampaikan tentang penggunaan APD sebelum
covid-19. Tindakan tersebut dilihat dari cara partisipan

18
dulu dengan memakai APD. Begitu biasanya
penganannya. Kecemasan pada masa pandemi covid-
19 saat ini kecemasan yang kami rasakan dalam
melakukan triage sangat tinggi harus menggunakan
APD yang berlapis-lapis mau pasien apapun yang
datang, karena covid-19 ini sangat berbahaya
sehingga kecemasan yang kami rasakan tinggi takut
tertular”.

Penggunaan secara rasional dan konsisten APD,


kebersihan tangan akan membantu mengurangi
penyebaran infeksi. Pada perawatan rutin pasien,
penggunaan APD harus berpedoman pada penilaian
risiko/antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh,
sekresi dan kulit yang terluka. APD yang digunakan
Gambar 30 Text Search Query Penggunaan APD merujuk pada Pedoman Teknis Pengendalian Infeksi
Sesudah Covid-19 untuk Kata Kunci „APD‟ sesuai dengan kewaspadaan kontak, droplet, dan
Sumber : Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 12.0 airborne. Jenis alat pelindung diri (APD) terkait
COVID-19 berdasarkan lokasi, petugas dan jenis
Gambar 30 memaparkan pernyataan partisipan yang aktivitas merupakan penyakit pernapasan berbeda
mengandung kata kunci „APD‟ dengan bantuan Query dengan pneyakit Virus Ebola yang ditularkan melalui
Search Text Criteria dalam software Nvivo Versi 12.0. cairan tubuh. Perbedaan ini bisa menjadi pertimbangan
Kata kunci tersebut dipilih peneliti mempunyai makna saat memilih penggunaan gownatau
atau pengertian yang sama. coverall.Sedangkan untuk penanganan Covid-19
Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan terhadap tenaga kesehatan yang melakukan tindakan
menyampaikan tentang Penggunaan APD Sesudah bedah, nebulisasi, atau dokter gigi yang
Covid-19. APD tersebut dilihat dari cara partisipan memungkinkan memicu keluarnya aerosol, drg. Arianti
berkomunikasi dengan peneliti dan jawaban partisipan. menekankan harus memakai masker N95.
Partisipan 1 (dengan nilai coverage 1,25) yang
menyampaikan bahwa “penggunaan APD pada masa Keterbatasan Penelitian
pandemi covid-19 saat ini kita tau harus menggunakan Peneliti menemukan beberapa keterbatasan dan
APD yang lengkap seperti masker, kacamata google, kekurangan selama melaksanakan penelitian, peneliti
jubah dan menggunakan perlengkapan-perlengkapan menemukan kesulitan saat mencari partisipan yang
yang double, sehingga perawat merasa panas memakai sesuai kriteria.
APD tersebut, itu sih kendalanya sulit dalam tindakan Hal ini dikarenakan :
kepada pasien”.Hal yang sama juga dinyatakan oleh 1. Sampel saturasi data, namun masih sedikit yang
Partisipan 2 (dengan nilai coverage 0,62) yang bersedia menjadi partisipan.
menyampaikan bahwa “menggunakan APD yang 2. Kontrak waktu antara partisipan dengan peneliti
berlapis-lapis mau pasien apapun yang datang, karena tidak sesuai janji.
covid-19 ini sangat berbahaya sehingga kecemasan
yang kami rasakan tinggi takut tertular”. PENUTUP
Pernyataan penggunaan APD sesudah covid-19 Kesimpulan
tersebut didukung pula dengan pernyataan Partisipan 3 Studi fenomenologi hasil eksplorasi Pengalaman
(dengan nilai coverage 1,44) yang menyampaikan Perawat Dalam Melaksanakan Triase Di IGD RS
bahwa “sesudah covid-19 atau pada masa pandemi Bhayangkara TK.II Medan Dimasa Pandemi COVID-
saat ini pasti ada kan dek, seperti yang adke bilang 19 didapatkan bahwa ada 3 tema yang didapat dari 4
karna berlapis-lapis dalam melakukan tindakan partisipan. Tema tersebut yaitu ketidakeefektifan dalam
tersebut ada kendalah pastinya tingkat kesulitan melaksanakan triage sebelum dan sesudah covid-19,
seperti memasang infus ada kendala apalagi udah Penerapan dalam melaksanakan triage sebelum dan
memakai APD, handscon 2 lapis, masker dua lapis, sesudah covid-19 memiliki 2 subtema dan 4 kategori
semua nya lengkap pasti kita pun sebegai perawat yaitu metode triage dengan kategori metode sebelum
merasa panas memakai APD tersebut, itu sih covid-19 dan metode sesudah covid-19. Subtema
kendalanya sulit dalam tindakan kepada pasien”. penggunaan apd dengan kategori penggunaan apd
sebelum covid-19 dan penggunaan apd sesudah covid-
Hal ini sama juga dinyatakan oleh Partisipan 4 (dengan 19 yang didapatkan pada partisipan 1, partisipan 2,
nilai coverage 2,16) yang menyampaikan bahwa “Jadi partisipan 3, dan partisipan 4.
memang biasanya kami untuk menangani itu tetap
harus memakai alat APD terlebih dahulu. Jadi setiap Saran
apapun pasiennya sebenarnya memang sudah ada 1. Bagi Perawat
perawat yang memakai standby pakai APD sehingga Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
sebelum kami taupun itu suspect ataupun dia probable tambahan untuk meningkatkan pengalaman
atau kemungkinan Covid, perawatnya sudah standby perawat dalam melaksanakan triase pada masa

19
pandemi COVID-19 di IGD RS Bhayangkara 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
TK.II Medan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
2. Bagi Rumah Sakit penelitian selanjutnya sebagai informasi
Diharapkan dapat memberi masukan terhadap tambahan untuk mengetahui pengalaman perawat
kebijakan terkait pelaksanaan triage pada masa dalam melaksanakan triase pada masa pandemi
pandemi COVID-19 di IGD RS Bhayangkara COVID-19 di IGD RS Bhayangkara TK.II
TK.II Medan Medan.
DAFTAR PUSTAKA KEPERAWATAN-GAWAT-
DARURAT_BAB-1-5_FINAL.pdf
Aryono, D. (2016). Kegawatdaruratan dan
Bencana.Jakarta: Rayyana Kementerian kesehatan RI,(2020);Pedoman
Komunikasi Indo Kesiapsiagaan Menghadapi
Coronavirus Disesase(COVID-19)
Chang,D., Xu, H., Rebaza, A., Sharma,
L., & Dela Cruz, C. S. (2020). Kementrian Kesehatan RI. (2020)Panduan
Protecting health-care workers from Teknis Pelayanan Rumah Sakit Pada
subclinical coronavirus infection. In Masa Adaptasi Kebiasaan Baru.
The Lancet Respiratory Medicine. https://covid19.go.id/storage/app/medi
https://doi.org/10.1016/S2213- a/Protokol/2020/November/panduan-
2600(20)30066-7 teknis-pelayanan-rumah-sakit-pada-
masa-adaptasi-kebiasaan-baru-02-11-
Evie, S., Wihastuti, T. A., & Suharsono, T. 2020.pdf
(2016). Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pelaksanaan Khairina, I., Malini, H., & Huriani, E. (2018).
Triage Perawat Pelaksanadi Ruang Igd Faktor-Faktor yang Berhubungan
Rumah Sakit Tipe C Malang. Jurnal dengan Pengambilan Keputusan
Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Perawat Dalam Ketepatan Triase Di
12(3), 144–153. Kota Padang. Indonesian Journal for
https://doi.org/10.26753/jikk.v12i3.16 Health Sciences, 2(1), 1.
3 https://doi.org/10.24269/ijhs.v2i1.707
Fadhilah, N., Harahap, W. A., & Lestari, Y.
(2015). Faktor-faktor yang Musliha . (2010). Keperawatan Gawat
Berhubungan dengan Waktu Tanggap Darurat. Yogyakarta : Nuha Medika
pada Pelayanan Kasus Kecelakaan
Lalu Lintas di Instalasi Gawat Darurat Pusponegoro, A dkk. (2016). Basic Trauma &
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Basic Cardiac Life Suport (ed. 5).
Djamil Padang Tahun 2013. Jurnal Jakarta : Yayasan Ambulans Gawat
Kesehatan Andalas, 4(1). Darurat.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/j
ka/article/view/221/215 Riadi, A. (2019). Pedoman dan Pencegahan
Coronavirus (COVID- 19). Math
Kementrian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Didactic: Jurnal Pendidikan
Pencegahan dan Pengendalian Matematika, 4, 1–214.
Coronavirus Disease (COVID-19). https://doi.org/10.33654/math.v4i0.29
Germas, 0–115. 9

Kementrian Kesehatan RI. (2017). Praktek Rutenberg, Carol. (2009). Telephone triage :
Klinik Keperawatan Gawat Darurat. Timelly tips. American Academy of
Keperawatan Gawat Darurat, 1–158. Ambulatory Clinical Nursing
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksd (AAACN).diakses tanggal 26 Maret
mk/wp- 2015 melalui
content/uploads/2017/11/RWAT3311 http://web.ebscohost.com/ehost/pdfvie
_PRAKTEK-KLINIK- we.

20
Sari, D. R., & . S. (2018). Sikap Dan WHO, (2020); Pertimbangan-Pertimbangan
Pengetahuan Perawat Berhubungan Untuk Karantina Individu Dalam
Dengan Pelaksanaan Triage. Jurnal Konteks Penanggulangan Penyakit
Kebidanan, 9(02), 154. Coronavirus (COVID-19)
https://doi.org/10.35872/jurkeb.v9i02.
317 WHO, (2020);Tatalaksana Klinis Infeksi
Saluran Pernapasan Akut Berat (Sari)
Suspek Penyakit COVID-19
Setyohadi,B. dkk. (2012). EIMED PAPDI
Kegawatdaruratan Penyakit Dalam WHO, (2020);Anjuran Mengenai Penggunaan
(Emergency in Internal Medicine). Masker Dalam Konteks COVID-19
Volume I . Jakarta : Internal Ancaman Krisis Ekonomi Global Dari
publishing. Dampak Penyebaran Virus Corona
(COVID-19)
Singhal,T. (2020). A Review of Coronavirus
Disease-2019 (COVID-19). In Indian WHO (2020). Coronavirus disease
Journal of Pediatrics. (COVID-19): Similarities and
https://doi.org/10.1007/s12098-020- differences with influenza. World
03263-6 Health Organization.
https://www.who.int/emergencies/dise
Wetan, N. G. A. A. M. Y., & Novianti, P. A. ases/novel-coronavirus-2019/question-
(2020). Strategi Pembedahan di Era and-answers-hub/q-a-
Pandemi COVID-19. JBN (Jurnal Bedah detail/coronavirus-disease-covid-19-
Nasional), 4(1), 11. similarities-and-differences-with-
https://doi.org/10.24843/jbn.2020.v04.is influenza
01.p03

21

Anda mungkin juga menyukai