Disusun:
Rika Mulyani, M.Pd
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Modul Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Shalawat beserta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad Shallallahualaihi Wasalam sebagai
Penulis menyadari bahwa terlaksananya hal ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua , bapak/ibu guru dan teman-teman
dalam penyusunan modul. Penyusunan Modul bertujuan untuk memberikan materi pengetahuan dasar
yang harus di kuasai oleh semua siswa di jurusan TITL yang mudah untuk dipelajari secara mandiri dan
individual sehingga memenuhi kebutuhan pendidikan dalam melaksanakan proses belajar jurusan TITL di
Penulis berharap modul ini dapat bermanfaat dalam mendukung pengetahuan, sikap dan
keterampilan peserta didik. Penulis menyadari modul ini belum sempurna, oleh karena itu kritikan dan
AMPER METER
Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar
( kawat )
Arus listrik adalah besarnya beban yang digunakan untuk suatu alat listrik misalnya TV = 100 watt
sehingga besarnya arus tergantung besarnya pemakaian yang digunakan jadi sifatnya selalu berubah
tidak tetap
Arus A TV
Listrik
VOLT METER
Volt meter adalah alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik yang mengalir dalam penghantar
( kawat )
Tegangan listrik adalah besarnya tegangan listrik yang mengalir antara dua penghantar
( kawat ) sehingga besarnya adalah tetap tidak tergantung pemakaian yang digunakan misalnya
alat listrik dengan tegangan 220 Volt atau 110 Volt.
Volt Meter
—
Kawat Negatif ( Nol )
Contoh pemakaian
Sebuah lampu besarnya 300 watt agar bisa menyala harus disambung dengan dihubungkan 2 kawat
penghantar ( positip & negatip ) dengan tegangan listrik 220 Volt yang dipasang dengan amper meter
dan volt meter
—
Kawat Negatif ( Nol )
Kesimpulan :
Peralatan listrik ( Lampu, TV, dll ) akan berfungsi apabila disambung dengan 2 kawat penghantar
yaitu Positip dan Negatip.
Alat Volt meter akan menunjuk angka apabila disambung antara 2 kawat penghantar.
Alat Amper meter akan menunjuk angka apabila ada pemakaian ( beban alat listrik ) .
Dari gambar diatas kita bisa mengetahui berapa besarnya arus yang mengalir atau yang dipakai oleh
Pelanggan.
Pertanyaan : Mengapa kita harus tahu besarnya arus listrik yang mengalir ?
Dengan mengetahui besarnya arus listrik maka kita bisa menentukan :
Apakah daya listrik yang tersedia sesuai kontrak dari PLN masih tersedia
Untuk menentukan besarnya kabel yang digunakan
Untuk menentukan besarnya pengaman ( Sekering atau pembatas atau MCB ) yang akan
dipasang
Untuk keperluan pengukuran / setting peralatan yang lain
Untuk menghindari terjadinya bahaya kebakaran
MENGENAL PERALATAN LISTRIK
Tegangan Rendah : 220 Volt untuk 1 phasa atau 380 Volt untuk 3phasa
( Tegangan TR )
Tegangan Menengah : 20.000 Volt – 3 phasa ( Tegangan TM )
Tegangan Tinggi : 150.000 Volt – 3 phasa ( Tegangan TT )
Saluran Udara tegangan Extra Tinggi ( SUTET ): 500.000 Volt – 3 phs
Satuan daya dalam VA ( Volt Amper ) , KVA ( Kilo Volt Ampere) , MVA ( Mega Volt Ampere ) .
dimana : 1 KVA = 1000VA dan 1 MVA = 1000 KVA = 1.000.000 VA.
Satuan daya dalam VA disebut daya aktif yaitu daya yang mengalir melalui kawat penghantar di
jaringan listrik PLN.
Satuan daya dalam W ( Watt ) , KW ( Kilo Watt ) , MW ( Mega Watt ) dimana satuan ini disebut daya
Nyata ( Riil ) yaitu daya yang terdapat dari peralatan listrik yang didalamnya menggunakan kumparan
/ gulungan kawat listrik yang berakibat timbulnya kerugian daya ( timbul faktor daya = cos Q )
misalnya : Lampu Neon/ TL, Lampu mercury, TV, Radio / Tape, mesin cuci, Kulkas, pompa air
dllnya.
Setiap peralatan listrik yang digunakan / dinyalakan dalam waktu tertentu maka akan menggunakan /
menimbulkan energi listrik yang diukur dengan Watt Hour ( WH ) atau Kilo Watt Hour ( KWH ) atau
Kilo Watt Jam dimana :
1 WH = Daya Listrik sebesar 1 ( satu ) Watt yang digunakan selama 1( satu)jam
1 KWH = Daya listrik sebesar 1000( seribu ) Watt yang digunakan selama 1 ( satu ) jam
TABEL BESARNYA MCB YANG TERSEDIA
Untuk sekering atau pembatas diatas tabel MCB tersebut diatas menggunakan sekering jenis NT fuse
yaitu untuk 1 phasa : 63 A, 80 A,100 A,sedang yang 3 phasa : 3 x 63 A,80 A, 100 A,125 A,160 A,200
A, 225 A, 250 A, 300 A.
Diketahui suatu Pelanggan listrik PLN dengan kontrak daya sebesar 3500 VA tegangan 220Volt
dipakai untuk menyalakan lampu TL sebesar 750 Watt cosQ = 0,8 dan TV sebesar 400 Watt cos Q =
0,9
Ditanyakan : - Berapa sisa daya listrik yang tidak terpakai
- Berapa besarnya arus yang mengalir
- Berapa besarnya pengaman MCB yang dipasang
- Berapa besarnya penghantar kabel yang dipasang
Ampere Meter
+ A
TV 400 W
13.900 1 x 63
17.600 1 x 80
22.000 1 x 100
3.900 3x6
6.600 3 x 10
10.600 3 x 16
13.200 3 x 20
16.500 3 x 25
23.000 3 x 35
33.000 3 x 50
41.500 3 x 63
53.000 3 x 80
66.000 3 x 100
82.500 3 x 125
105.000 3 x 160
131.000 3 x 200
147.000 3 x 225
164.000 3 x 250
197.000 3 x 300
S+
T+
N-
Diketahui Pelanggan PLN 3 Phasa dengan tegangan 220/380 V dibebani alat motor 3 Phasa sebesar
3200 VA dan masing-masing Phasa masih dibebani dengan lampu sbb :
Phasa R dibebani lampu 1000 VA
Phasa S dibebani lampu 500 VA
Phasa T dibebani lampu 750 VA
Ditanyakan :
Berapa besarnya arus yang mengalir masing-masing Phasa ( R,S,T)
Besarnya MCB pada masing-masing Phasa ( R,S,T )
Besarnya penghantar / kabel tersebut
Berapa daya ( VA ) yang diperlukan ke PLN
Berapa besarnya MCB yang dipasang oleh PLN
Jawab :
- Beban 1 Ø Phasa * daya dalam VA P=ExI
R I = 100 = 4,5 A 220
S I = 500 = 2,2 A 220
T I = 750 = 3,4 A
220
- Beban 3 Ø maka arus mengalir masing – masing phasa R,S,T Sebesar :
I = 3200 = 4,8 A
380.√3
- maka I R = 4,5 + 4,8 = 9,3 A I S =
2,2 + 4,8 = 7 A
I T = 3,4 + 4,8 = 8,2 A
- Besarnya MCB adalah R,S,T = 10 A
- Besarnya penghantar masing – masing = 1,5 mm
- Besarnya daya yang diperlukan = 3 x 10 A = 6600 VA
- Besarnya MCB PLN = 10 A
R+
S+
T+
N-
Diketahui Pelanggan PLN 3 Phasa dengan tegangan 220/380 V dibebani alat motor 3 Phasa sebesar
6600 Watt dengan Cos Q 0,75 dan masing- masing Phasa masih dibebani dengan beban sbb :
Phasa R dibebani lampu mercury 1000 Watt dengan Cos Q 0,9
Phasa S dibebani dng AC 2 PK ( 1 PK = 736 Watt ) Cos Q 0,9
Phasa T dibebani dng AC 1 PK Cos Q 0, 9
Ditanyakan :
Berapa besarnya arus yang mengalir masing-masing Phasa ( R,S,T)
Besarnya MCB pada masing-masing Phasa ( R,S,T )
Besarnya penghantar / kabel tersebut
Berapa daya ( VA ) yang diperlukan ke PLN
Berapa besarnya MCB yang dipasang oleh PLN
- Besarnya MCB R = 20 A , S = 25 A , T = 20 A
PLN
PHB BEBAN
PLN
M 80 KW. Mesin
Cos = 0,8
Tegangan = 220/380 V
KWH
Meter
PLN
Daya : Lampu Penerang Mercury
197 KVA jmlh 50 Titik
@ 100 Watt. Cos = 0,8
Tegangan = 220 V
4 x 150 mm
Ditanyakan :
1. Berapa daya KVA untuk motor mesin, lampu penerang & AC ?
2. Berapa sisa daya yang tidak terpakai ?
3. Berapa besarnya arus yang mengalir phasa R, S, T ?
4. Berapa daya yang seharusnya digunakan ?
Jawab :
1. - Daya KVA untuk mesin :
P = E x I x Cos Ø
80.000 = E x I x 0,8
E x I = 80.000
0,8
= 100.000 VA = 100 KVA
- Daya KVA untuk lampu :
P = E x I x Cos Ø
5000 = E x I x 0,8
E x I = 5000
0,8
= 6250 VA = 6,25 KVA
- Daya KVA untuk AC :
P = E x I x Cos Ø
20 x 736 = E x I x 0,9
14720 = E x I x 0,9
E x I = 14720
0.9
= 16355 VA = 16,3 KVA
2. Sisa daya yang tidak terpakai :
= 197 KVA – ( 100 + 6,25 + 16,3 )
= 197 KVA – 122,55 KVA
= 74,45 KVA
3. Daya KVA untuk mesin : ► Arus yg mengalir di phasa R = 152,1 A
= 100 KVA di phasa S = 152,1 + 28,4 = 180,5 A
I = 100.000 VA = 152,1 A ( phasa R, S, T ) di phasa T = 152,1 + 74,3 = 226,4 A
380 . √3
- Daya KVA untuk lampu :
= 6250 VA = 6,25 KVA
I = 6250 VA = 28,4 A ( phasa S )
220
- Daya KVA untuk AC :
= 16355VA = 16,3 KVA
I = 16355 VA = 74,3 A ( phasa T )
220
RS T N
GROUP I
800 KVA
GROUP I
LJ
Diketohui Trafo Distribusi 8 Phaso doyo 800 K\/A, disombung untuk menggerokkon 2 mesin
sbb: Group I : doyo 2fI I KW
Tegangon : 220/380 V
Group II : dayo
150 KW Cost: 0,7
Tegongon : 120/38B V
DltanyoKon: - Doyo mesln Group I & II dalam KVA
- Berapo besor orus yang mengoliri mosing-mosing Group I & II
- Jntuk menghindori terjodinyo kebokoron beropo besor sekering yong diposong iJnluk group I
& II (label sekeñng pilih : 300 A : 350 A : 400 A )
- Berooo siso dayo yong tidak terpokai
Daya
PLN
1385 KvA APP
R S T N
TR
TM Sekring TM R
Incoming S
T
400 KVA TR
Sekring TM R
S
600 KVA TR T
Berapa Pengaman (Sekering) TM = ? = ( A )
Berapa Pengaman (Sekering) TR = ? = ( A ) Untuk masing-masing
trafo Berapa Besar Kabel ( luas penampang ) TM=…...meter
Berapa Besar Kaber ( luas penampang ) TR=….............meter Untuk masing-masing trafo
I. PELAYANAN TEKNIS S O P ( Standard Operation Prosedur )
1. GANGGUAN LISTRIK
1.1 PADAM
Apabila listrik ditempat Anda padam,lakukan hal – hal
sebagai berikut :
Periksa apakah semua fasa (R,S,T) mengalami padam ?
– Bila Ya, maka periksa peralatan pada panel distribusi
Utama (MDP = Main Distribution Panel ) apakah ada gangguan ?
¤ Bila Ya, lakukan penggantian pengamanan dengan pengamanan yang memenui
persyaratan,karena apabila menggunakan pengamanan yang tidak memenui
persyaratan ( modifikasi ) dapat marusak trafo, menyebabakan kebakaran atau
dapat menjatuhkan pembatas PLN.
Setelah diadakan penggantian, apakah peralatan sudah menyala dan
berfungsi baik ?
Bila Ya proses selesai
Bila Tidak lakukan pemeriksaan pada SDP
¤ Bila Tidak Lapor ke PLN, cq dinas gangguan karena gangguan berada
diluar instalasi Pelanggan,Hubungi Petugas PLN, telepon No. 123
atau dinas gangguan setempat.
– Bila Tidak, maka periksa peralatan pada panel distribusi utama ( MDP =
Main Distribusi Panel ) apakah ada gangguan ?
¤ Bila Ya, lakukan penggantian pengamanan pada fasa yang rusak dengan
Pengamanan yang memenuhi persyaratan , karena apabila menggunakan
pengamanan yang tidak memenui persyaratan ( modifikasi ) dapat marusak Trafo,
menyebabakan kebakaran atau dapat menjatuhkan pembatas PLN.
¤ Bila Tidak, periksa pengaman ; peralatan ; kabel SDP pada lokasi padam
Bila terjadi kerusakan , ganti pengamanan pada fasa yang rusak dengan
pengaman yang tidak memenuhi persyaratan ( modifikasi ) menyebabkan
kebakaran atau dapat menjatuhkan pengaman MDP
Bila tidak terjadi kerusakan lakukan pemeriksaan pada instalasi / peralatan
dan lakukan penggantian sehingga peralatan menyala dan berfungsi dengan
baik
SINGLE LINE DIAGRAM PENYAMBUNGAN / PENGUKURAN TM UNTUK
KONSUMEN BESAR
JTM
Titik Penyambungan
Lightning Arester ( LA )
Trafo Tegangan
.......................................................................................................................................
Trafo Distribusi
Sistem Pentanahan tegangan rendah umumnya dikenal dengan pentanahan body peralatan konsumen.
Tujuanya adalah untuk mengurangi tegangan sentuh jika terjadi kebocoran arus pada peralatan yang
dipergunakan konsumen.
Pada sistem ini netral trafo disambung dengan mempergunakan tahanan pembumian sebesar 0,1 Ohm,
dengan mempergunakan tahanan pembumian sebesar 0,1 Ohm, dengan mempergunakan penghantar
tembaga (Cu) minimum luas penampangnya adalah 50 mm². Pengukuran tahan pembumian dilakukan
dengan mempergunakan tahanan pembumian yang dilaksanakan pada musim kemarau atau kondisi
tanah kering ( nilai tahan < 0,1 Ohm ). Pentanahan ini tidak boleh digabung dengan pentanahan
peralatan konsumen.
Kita mengenal dua macam sistem pentanahan yaitu :
- Sistem PNP ( Pentanahan Netral Pengman ) SPLN 3 : 1978
- Sistem PP ( Pentanahan Pengaman )
Sistem PP adalah sistem pentanahan yang terpisah dengan penghantar netral, sedangkan pada sistem
PNP pentanahannya digabung dengan penghantar netral.
R R
S S
T T
N-----------------------------------------------------------------------------------------------------N
T.M R1
fuse fuse
R2
Sistem PP R2
Pembumian peralatan
Sistem PNP
Pembumian peralatan
Sesuai dengan tujuannya, maka diberikan tabel dibawah ini agar pelanggan mengetahui betapa
bahayanya tegangan sentuh terhadap manusia apabila melebihi ketentuan, apalagi bila waktu
sentuhnya terlalu lama.
Besar dan lama Tegangan sentuh Maksimum ( IEC )
Tegangan sentuh Waktu pemutusan Maksimum
( Volt ) rms ( detik )
< 50
50 1,0
75 0,5
90 0,2
110 0,2
150 0,1
220 0,05
280 0,03
Untuk Distribusi Jawa Tengah dan Jogyakarta memakai Pentanahan Netral Langsung
( Solid ). Netral Sistem dibentuk oleh 3 fasa dengan hubungan Y yang memasok Jaringan Distribusi.
Titik netral trafodihubungkan langsung ketanah, oleh karena itu pada sistem ini harus mempunyai
tahanan tanah yang rendah. Yaitu mempunyai nilai tahanan antara 0,5 sampai dengan 3 Ohm.
Salah satu keuntungan pentanahan Langsung ( Solid ) adalah proteksi relai ganguan tanah bekerja
lebih pasti dan cepat.
Pembedaan yang dilakukan dapat single phase ( Trafo 1 fasa ) dan three phase ( trafo 3 fasa ). Pada
beban yang tidak seimbang kawat netral dialiri arus beban. Pengukuran beban yang dipergunakan
adalah dengan menggunakan KWH meter 3 fasa 4 Kawat.