Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa sekolah dasar adalah masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS
dan berpotensi sebagai agen of change untuk mempromosikan PHBS baik di lingkungan
sekolah, keluarga maupun masyarakat. Untuk itu diperlukan indikator sebagai alat ukur
untuk menilai apakah aktifitas pokok yang di jalankan telah sesuai dengan rencana dan
menghasilkan dampak yang diharapkan. Adapun indikator PHBS di sekolah meliputi,
jajan di kantin sekolah, mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun,
buang air kecil dan buang air besar di jamban serta menyiram jamban dengan air setelah
di gunakan, mengikuti kegiatan olahraga dan aktivitas fisik di sekolah, memberantas
jentik nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan, membuang sampah pada tempatnya.
Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2007, menunjukkan penyebab
kematian terbesar bagi bayi dan balita di dunia adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan
akut) dan diare. Dengan melakukan kebiasaan mencuci tangan dapat mengurangi
kejadian diare sebanyak 32%. Karena itu PHBS merupakan hal yang penting.
Di Indonesia, Setiap tahunnya ada 100.000 anak meninggal akibat Diare dan prevalensi
kecacingan masih tinggi antara 60%-90% tergantung pada lokasi dan sanitasi lingkungan.
Menurut hasil laporan penelitian pada murid Sekolah Dasar di daerah Jakarta Pusat
ternyata prevalensi askariasis sebesar 66,67% dan trikuriasis 61,12% sedangkan infeksi
campuran 45,56%. Ini karena disebabkan perilaku hidup anak yang kurang sehat. Jika
siswa SD memahami PHBS bukan tidak mungkin dapat menekan tingginya angka
kesakitan.
Berdasarkan data Laporan Hasil Riset Kesehatan dasar (RIKESDAS) Nasional
tahun 2007, dapat disimpulkan bahwa perilaku yang menyangkut kebersihan dapat
mempengaruhi kesehatan. Banyak penyakit dapat disebabkan karena perilaku hidup
bersih dan sehat yang masih kurang. Dari hasil survey di 10 propinsi di Indonesia tahun
2004 dengan sasaran seluruh anak sekolah dasar, dengan prevalensi penyakit yang
disebabkan karena rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat sangat bervariasi antara 4,8

1
% - 83,0 %, dimana prevalensi yang tertinggi adalah propinsi Nusa Tenggara Barat
sebesar 83,0%, dan terkecil di propinsi jawa timur sebesar 4,8 %.
Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2004 di Provinsi
DKI Jakarta Cakupan sebagian besar anak SD memiliki masalah kebersihan diri yang
cukup banyak, antara lain persentase sebesar 86% murid yang bermasalah pada gigi,
persentase 42% murid yang tidak menggosok gigi, persentase 8% murid yang tidak
mencuci tangan sebelum makan, persentase 37 % murid yang tidak mencuci kaki
sebelum tidur, persentase 25 % murid tidak biasa memakai alas kaki, persentase 53%
murid tidak biasa potong kuku, persentase 8 % murid yang mempunyai kebiasaan mandi
1 kali sehari.

Menurut data Susenas tahun 2004 di Provinsi DKI Jakarta menyebutkan masalah
mengenai kesehatan diri juga cukup tinggi, sekitar 3% anak-anak mulai merokok sejak
usia kurang dari 10 tahun mengalami lonjakan yang paling signifikan, dari 0,4% pada
tahun 2001 menjadi 1,8% pada tahun 2004. Ketika anak-anak sudah mulai merokok maka
dikhawatirkan kebiasaan ini akan berlanjut hingga remaja bahkan dewasa. Mengenai
masalah minuman keras pada anak sekolah dasar sebesar 36,93 %. Selain itu perilaku
hidup sehat mengenai aktivitas olahraga pada anak sekolah dasar (SD) di Jakarta
berkisar antara secara keseluruhan 69,5 %.
Menurut hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) masalah narkoba
menunjukkan jika pada jenjang SD 11,2%. Dari enam jenis narkoba, sekitar 0,71% jenis
ganja terbesar dipakai, sabu 0,38%, kokain 0,01%. Angka terbaru pada penyalahgunaan
narkoba di tingkat SD menunjukan angka yang mencapai 3.853 kasus. Jumlah tersebut
hanya terhitung sampai bulan Juni 2007.

Berdasarkan dimensi data diatas maka penulis ingin membahas tentang Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) disekolah.

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Siswa dapat memahami tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Siswa memahami pengertian PHBS.
b. Siswa mengetahui manfaat diterapkannya PHBS.
c. Siswa memahami manfaat cuci tangan.
d. Siswa melaksanakan langkah-langkah cuci tangan yang benar.
e. Siswa memahami dampak dari tidak mencuci tangan.
f. Siswa mampu membedakan antara jajanan sehat dan tidak sehat.

3
BAB II
PELAKSANAAN

A. Sasaran
Penyuluhan kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ditujukan kepada
masyarakat pada umumnya. Sasaran penyuluhan adalah siswa siswi SDN 1
Karangsalam Kemranjen.
B. Tempat dan Waktu
Hari/Tanggal        :  Senin, 25 Maret 2013
Tempat                 : SDN 1 Karangsalam Kemranjen
Waktu                   :  08.30 s/d Selesai
C. Materi
1.      Pengertian PHBS.
2.      Jenis-jenis PHBS.
3.      Manfaat diterapkannya PHBS.
4.      Manfaat cuci tangan.
5.      Langkah-langkah cuci tangan yang benar.
6.      Dampak negatif dari tidak mencuci tangan.
7.      Karakteristik jajanan sehat dan tidak sehat.
8.      Jajanan sehat dan tidak sehat.
D. Metode dan Teknik
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a)      Ceramah
b)      Tanya jawab
2. Teknik
Teknik yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a). Menyiapkan materi yang akan disajikan.
b). Menjelaskan tujuan dari promosi kesehatan yang dilakukan.
c). Menyajikan materi kemudian melakukan diskusi dan tanya jawab.

4
E. Media
Leaflet
F. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan :
a). Konsultasi dengan pembimbing.
b). Menyiapkan materi.

2. Pelaksanaan :
a). Mempresentasikan materi.
b). Diskusi.
c). Evaluasi : Tanya jawab dengan para siswa
d). Penutup.

No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


1. Tahap pembukaan 5 menit
 Moderator membuka Menjawab
acara dan memberi salam salam ,mendengarkan,
 Perkenalan
 Menjelaskan tujuan Mendengar dan memperhatikan
penyuluhan Mendengar dan memperhatikan
 Memberikan kesempatan Bertanya, mendengar dan
bertanya memperhatikan
2. Tahap pelaksanaan 30 menit
 Menggali pengetahuan Menjawab pertanyaan,
audiens tentang mendengar memberikan
pengertian perilaku hidup persepsi tentang kebersihan,
bersih dan sehat. bertanya
 Memberikan Mendengar, memperhatikan
reinforcement positif.
 Pemateri menjelaskan
tentang: Mendengar, memperhatikan

5
 Jenis-jenis PHBS. Mendengar , memperhatikan
 Manfaat Mendengar , memperhatikan
diterapkannya PHBS. Mendengar , memperhatikan
 Manfaat cuci tangan.
 Langkah-langkah cuci Mendengar , memperhatikan
tangan yang benar.
 Dampak negatif dari Mendengar , memperhatikan
tidak mencuci tangan.
 Karakteristik jajanan Mendengar , memperhatikan
sehat dan tidak sehat.
 Menjelaskan dampak Mendengar , memperhatikan
memakan jajanan
yang tidak sehat dan
tidak sehat. Menanyakan hal-hal yang
 Memberikan kesempatan kurang jelas.
bertanya
3. Tahap penutup 3 menit
 Penyaji menyimpulkan Mendengar , dan menyimpulkan
materi tentang jajanan materi dengan audiens
sehat dan tidak sehat. Mendengar , menjawab salam
 Moderator menutup acara
dan mengucapkan salam

6
BAB III

MATERI PHBS

A. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) disekolah adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat.

B. Indikator PHBS di Sekolah


Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di
sekolah yaitu :
1. Cuci Tangan
Cara cuci tangan yang baik adalah dengan menggunakan sabun dan air bersih
mengalir karena kuman mudah menempel di kedua telapak tangan, terutama di bawah
kuku jari.
Selalu cuci tangan pakai sabun dan air bersih mengalir pada saat:
a) Sebelum dan sesudah makan.
b) Sesudah melakukan kegiatan (berolah raga, memegang uang, memegang
binatang, berkebun, dll) dan memegang sarana umum (seperti pegangan bis,
gagang pintu, dll).

c) Sesudah buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK).

Tahapan yang baik dalam mencuci tangan adalah sebagai berikut:


a) Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan, lepaskan cincin, jam tangan
dan perhiasan tangan lain.
b) Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir.

c) Ambil sabun cair kira-kira 5 ml, ratakan pada tangan yang telah dibasahi.

7
d) Gosok bagian telapak tangan dengan telapak tangan satunya lalu masukan jari-
jari tangan kanan ke sela-sela jari-jari tangan kiri.

e) Pindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri gosokan, tanpa saling
melepaskan lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela0sela tangan kiri. Lakukan
pada tangan yang sama.

f) Lakukan penggosokan kuku-kuku.

g) Bersihkan jempol tangan kanan dengan menggegamnya dengan tangan kiri lalu
diputar-putar, lakukan pada tangan yang satunya.

h) Kadang perlu menggosok garis telapak tangan.

i) Gosok bagian pergelangan tangan.

j) Bersihkan dengan air mengalir lalu kerigkan.


2. Kuku Pendek dan Bersih
Kuku yang panjang dan kotor bisa menjadi tempat bersarangnya kuman penyakit
dan telur cacing. Maka kuku harus dijaga agar selalu pendek dan bersih.
3. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) Menggunakan Jamban
(WC) Sehat.
Buang air besar dan air kecil di jamban, kamu tidak mencemari lingkungan dan
bisa menjaga lingkungan tetap bersih, sehat dan tidak berbau. Lingkungan yang
tidak bersih dan bau bisa mendatangkan lalat atau serangga yang membawa kuman
penyebab diare, tifus dan cacingan. Jamban perlu disiram sampai bersih setiap kali
habis BAB / BAK.
Dalam PHBS terdapat criteria untuk jamban sehat yaitu:
a) Tidak mencemari sumber air minum (berjarak minimal 10 meter dari sumber air)
b) Tidak berbau
c) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
d) Tidak mencemari tanah sekitarnya
e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung

8
g) Penerangan dan ventilasi cukup
h) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
i) Tersedia air, sabun dan alat pembersih.

4. Membuang Sampah Pada Tempat Sampah


Kuman penyebab penyakit diare, tifus, dan cacingan, biasanya hidup pada
tempat yang kotor. Agar lingkungan bersih, sehat, dan indah, maka harus selalu
buang sampah pada tempat sampah yang tertutup.
Tempat sampah yang baik adalah tempat sampah yang tertutup. Sampah juga
perlu dipisahkan dengan cara:
a) sampah basah (organik) seperti: sisa makanan dan daun-daunan, yang bisa diolah
kembali menjadi pupuk kompos.
b) sampah kering (non organik) seperti: plastik, kertas, bungkus makanan, yang bisa
diolah kembali menjadi benda-benda yang bermanfaat.
5. Memeriksa Jentik-Jentik
Jentik-jentik asalnya dari telur nyamuk yang bisa menularkan penyakit
seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, kaki gajah, dan chikungunya.
Maka dari itu, lingkungan perlu diperhatikan dengan selalu memeriksa apakah ada
jentik dilingkungan sekolah agar semua warga sekolah terhindar dari penyakit
DBD. Nyamuk biasanya bertelur di tempat yang digenangi oleh air bersih dan
jernih seperti bak mandi, pot bunga, dan tempat yang bisa menampung air. Cara
untuk mengatasi jentik nyamuk dan nyamuk adalah:
a) Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu
b) Mengganti/menguras vas bunga.
c) Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
d) Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan
lain sebagainya.
e) Cara pengendalian ini antara lain dengan:
Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna 
untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu dan

9
memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air 
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
6. Kantin Sehat Di Sekolah
Siswa-siswi di sekolah sering mengkonsumsi makanan jajanan dipinggir
jalan . Biasanya anak-anak lebih menyukai makanan yang berpenampilan menarik.
Tidak semua makanan yang warna dan penampilan menarik serta enak adalah sehat
oleh sebab itu, jajanlah di kantin sehat sekolah. Para siswa hendaknya
mengkonsumsi makanan yang terbungkus atau diletakkan di tempat tertutup,
sehingga bebas dari debu, lalat, kecoa dan tikus serta kuman penyebab penyakit
diare, tifus, hepatitis, dll. Pilihlah makanan yang tidak mengandung pengawet,
pewarna, penyedap dan pemanis buatan agar terhindar dari bahaya keracunan
bahan-bahan kimia.
7. Olah Raga Dengan Teratur
Olah raga teratur dilakuakn supaya tubuh selalu bugar, lebih bersemangat
dalam belajar, memelihara fisik dan mental agar tetap bugar dan tidak mudah
sakit serta untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur
dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh
terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung,
osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
Cara berolah raga yang benar adalah pakailah pakaian olah raga yang
menyerap keringat, pakai sepatu olah raga sesuai ukuran kaki, lakukan pemanasan
sebelumnya.
8. Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan dan berat badan adalah untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar pertumbuhan anak
dapat berkembang secara optimal. Tanda-tanda siswa dengan gizi kurang antara
lain : siswa tampak kurus, tidak segar, tidak ceria, malas melakukan aktifitas dan
cenderung sering sakit.Tanda-tanda siswa dengan gizi berlebih : siswa terlihat
gemuk, bentuk tubuh tidak seimbang, tidak bisa bergerak bebas, nafas mudah
tersengal-sengal jika beraktifitas, mudah lelah dan malas bergerak.Tanda-tanda

10
anak dengan gizi normal :tumbuh normal, segar, giat ceria, mata bersih bersinar.
Nafsu makan baik.

9. Dilarang merokok
Warga sekolah dilarang merokok karena banyak sekali efek negatif yang
ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker
mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan
gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok. Di dalam sebatang
rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan
kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO. Nikotin bisa
menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan penggumpalan darah. Aliran
darah dan jantung menjadi terganggu. Nikotin juga menyebabkan kecanduan pada
perokok.
Tar merupakan bahan kimia beracun yang dapat mengakibatkan kerusakan
sel paru-paru dan menyebabkan kanker. CO merupakan gas beracun yang
berakibat pada kurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga
mengakibatkan otak, jantung dan organ tubuh yang penting menjadi kekurangan
oksigen.
Cara untuk terhindar dari merokok adalah jangan pernah mencoba untuk
merokok, jangan mau terbujuk rayuan untuk merokok, berani bilang TIDAK jika
ada yang menawari rokok, katakan TIDAK MAU kalau ada yang mengajak
merokok, TEGUR kalau ada yang merokok di sekolah, Katakan TIDAK BOLEH
untuk penjual rokok di lingkungan sekolah.

11
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) disekolah adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat.
Terdapat beberapa indikator PHBS yaitu, cuci tangan, merokok, BAB dan BAK
di jamban sehat, makanan yang bersih, olah raga secara teratur, kuku pendek dan bersih,
sampah, dan pemberantasan jentik dan sarang nyamuk.
PHBS harus diterapkan untuk meningkatkan tingkat kesehatan siswa-siswi dan
semua warga sekolah .

B. Saran
1. Diharapkan agar sekolah dapat memberikan fasilitas untuk dapat diterapkannya
PHBS disekolah seperti tempat sampah atau pun tempat mencuci tangan dengan air
mengalir
2. Pelajaran tentang PHBS diharapkan dapat disosialisasikan kepada seluruh siswa
disekolah.
3. Petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan kunjungan-kunjungan ke sekolah-
sekolah untuk mensosialisasikan tentang PHBS dan mengevaluasi kesiatan PHBS
yang telah dilaksanakan oleh sekolah.

Kemranjen, April 2013


Peserta Pendamping

12
(dr. Hananingtyas Idasa) (dr.Sinta Wulansari )

13
14

Anda mungkin juga menyukai