Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEDUDUKAN PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Al – Islam studi Al – Qur’an

Dosen pengampu : Novan Hardiyanto, MM

Disusun Oleh :

1. Firda Fauziah Rakhmah (200641021)


2. Indi Nurbaeti Ikhlaula (200641040)
3. Puteri Apriani (200641041)
4. Rifki Ardiansyah (200641026)
5. Rizki Tri Noviani (200641039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji serta syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, Rabb
semesta alam yang selalu memberi kita rizki yang tak pernah terhitung jumlahnya. Dengan
rahmat, karunia, kasih sayang yang telah mengatur dan menentukkan rencananya tanpa pernah
kita sangka, juga kenikmatan, kesehatan dan petunjuk-Nya sehingga penulis dengan izin Allah
SWT dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Kedudukan pendidikan”. Kami menyadari
akan kekurangan serta ketidaksempurnaan baik dalam penyusunan materi, maupun dalam
metode pembahasannya. Oleh karena itu, teguran berupa tanggapan dan kritikan menjadi suatu
yang teramat penting, sebagai perbaikan dimasa datang.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Novan Hardiyanto, MM selaku
dosen mata kuliah Al Islam Studi Al Quran, yang senantiasa membimbing kami dalam proses
penyusunan makalah ini. Tak lupa kepada kedua orang tua kami yang senantiasa mencurahkan
kasih sayang dan do’a yang tiada henti serta dukungan secara materi.
Kesempurnaan dan kepuasan adalah harapan bagi kami. Akan tetapi, kemampuan yang
membatasi segalanya. Kami mohon maaf karena keterbatasan baik dalam ilmu maupun
penyusunannya. Sehingga, dalam makalah ini masih banyak kekurangan, mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat. Dan semoga menjadi inspirasi dan motivasi bagi kami khususnya, dan
bagi siapapun yang tertarik untuk membaca juga sebagai pelajaran berharga dalam memaknai
sebuah kebahagiaan.

Indramayu, 5 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i

Kata Pengantar ....................................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Menurut Umum....................................................................... 3


2.2 Pendidikan Menurut Islam......................................................................... 4
2.3 Metode Menurut Islam............................................................................... 7

BAB III PENUTUP

2.1 Kesimpulan............................................................................................... 9

Daftar Pustaka........................................................................................................... iv

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah sistem. Sebagai sistem, aktivitas pendidikan
terbangun dalam beberapa komponen, yaitu pendidik, peserta didik, tujuan
pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Semua komponen yang
membangun sistem pendidikan, saling berhubungan, saling bergantungtergantung,
dan saling menguatkanmenentukan satu sama lain. Setiap komponen memiliki fungsi
masing-masing dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Aktivitas pendidikan akan
terselenggara dengan baik apabila didukung oleh komponen-komponen dimaksud. 
Fungsi pendidikan sebenarnya adalah menyediakan fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas pendidikan dapat berjalan lancar, baik secara struktural,
maupun secara institusional. Secara struktural menuntut terwujudnya struktur
organisasi yang mengatur jalannya proses kependidikan. Secara institusional
mengandung implikasi bahwa proses kependidikan yang terjadi dalam struktur
organisasi itu dilembagakan untuk lebih menjamin proses pendidikan itu berjalan
secara konsisten dan berkesinambungan mengikuti kebutuhan dan perkembangan
manusia yang cenderung ke arah tingkat kemampuan yang optimal.
Pemahaman tentang adanya faktor-faktor determinan dalam pendidikan
merupakan hal yang penting, karena kesalahpahaman tentang hal itu, dapat
menjadikan kesalahan dalam memberikan penilaian, terutama pada hal-hal yang
merupakan kegagalan pendidikan. Tidak jarang ditemukan penilaian yang kurang adil
dari masyarakat terhadap sebuah pelanggaran pendidikan yang dilakukan oleh orang-
orang yang dianggap terpelajar, dengan mengatasnamakan kegagalan pendidikan,
terutama pendidikan persekolahan (formal), tentunya yang menjadi sasaran adalah
para guru.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis dapat mengungkapkan rumusan
masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pendidikan menurut umum ?

1
2. Apa itu pendidikan menurut islam ?

3. Apa metode pendidikan islam ?

1.3. Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah yang dibahas, maka tujuan penelitian ini untuk
mendiskripsikan :

1. menjelaskan tentang bagaimana pandangan pendidikan menurut umum.

2. menjelaskan tentang bagaimana pandangan pendidikan menurut islam.

3. menjelaskan metode pendidikan islam.

1.4. Manfaat Makalah


Manfaat penulisan makalah ini adalah:
a. Bagi Guru
Dapat menjadi pedoman atau referensi dalam memahami kedudukan pendidikan
itu seperti apa.
b. Bagi Mahasiswa
Dapat menjadi referensi juga kedepan saat menjadi guru dan sebagai bahan
untuk menyelesaikan tugas perkuliahan agar dapat menambah wawasan dalam
menyelesaikan tugas kedudukan pendidikan materi 10.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pendidikan Menurut Umum
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Pendidikan adalah proses dimana setiap manusia melalui proses dan jenjang untuk
pembentukan diri dan penentu masa depan. Disamping itu, pendidikan merupakan salah
satu elemen yang sangat berperan bagi kemajuan suatu bangsa dan negara di dunia,
dengan adanya pendidikan maka SDM juga akan semakin meningkat, dengan melalui
tingkatan pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai ke tingkat yang atas yaitu perguruan
tinggi. Menurut Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (UU No. 20
Tahun 2003).
Tujuan umum pendidikan Islam adalah tujuan yang ingin dicapai oleh semua
bentuk aktivitas pendidikan Islam. Tujuan akhirnya yakni pencapaian tujuan yang ingin
dicapai setelah proses pendidikan Islam mencapai tujuan-tujuan sementara. Kedua jenis
tujuan Para ahli telah mengemukakan berbagai formulasi tujuan pendidikan islam. Al-
Ghazali dalam Sulaiman (1986: 24) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam
adalah :
a) membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri kepada
Allah dan,
b) membentuk insan purna yang memperoleh kebahagiaan hidup, baik di dunia
maupun di akhirat. Seminar penedidikan Islam se-Indonesia tanggal 7-11 Mei
1960 di Bogor menyepakati formulasi tujuan pendidikan Islam untuk

3
menanamkan takwa dan akhlak, serta menegakkan kebenaran dalam rangka
membentuk manusia  yang berkepribadian dan berbudi luhur menurut ajaran
Islam.
Rumusan yang lebih komprehensif disepakati dalam kongres pendidikan Islam
sedunia tahun 1980 di Islamabad. Dikemukakan bahwa pendidikan Islam harus
ditujukan ke arah pertumbuhan yang berkeseimbangan dari kepribadian manusia
yang menyeluruh melalui latihan spiritual, kecerdasan dan rasio, perasaan dan
pancaindra.
Tujuan akhir pendidikan Islam terletak di dalam sikap penyerahan diri
sepenuhnya kepada Allah pada tingkat individual, masyarakat, dan pada tingkat
kemanusiaan. Apabila dicermati rumusan diatas, tujuan pendidikan Islam sejalan dengan
maksud Al-Quran Surah Al-Hujurat (49): 13. Dalam ayat ini ditegaskan bahwa posisi
manusia yang paling tinggi di sisi Allah adalah orang ynag berkualifikasi paling
bertakwa. Selain itu, tujuan pendidikan Islam juga sejalan dengan hadis Nabi yang
mengatakan bahwa misi pokok beliau sebagai rasul
Apabila dicermati rumusan tujuan pendidikan nasional (pasal 3), maka kita akan melihat
kompetensi ynag diinginkan dari proses pendidikan nasional tersebut meliputi
berkembangnya potensi peserta didik menjadi orang yang beriman dan bertakwa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian, segala upaya untuk mencapai
tujuan pendidikan Islam berarti juga upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sekaligus, pendidikan nasional memayungi pelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia.
Jadi, pendidikan Islam menempati posisi yang penting dan mempunyai kedudukan yang
kuat dalam keseluruhan Sistem Pendidikan Nasional.

2.2. Pendidikan Menurut Islam


Pengertian Pendidikan, yang berarti memelihara, mengembangkan membina dan
sebagainya ini merupakan terjemahan dari kata murabbi, yang berasal dari akar kata rabb.
Istilah lain yang biasa digunakan adalah kata mu’allim, mu’addib, walaupun kata
mu’allim lebih dekat pada pengertian pengajar atau guru, sedang kata mu’addib lebih
dekat pada pengertian pembinaan budi pekerti. Kata rabb (pendidik), dengan berbagai

4
bentuknya, banyak ditemukan dalam Alquran, antara lain dalam QS. Al-Isra’/17: 24
sebagai berikut:

َ ‫اخفِضْ لَھُ َما َجنَا َح ال ُّذ ِّل ِمنَ الرَّحْ َم ِة َوقُل رَّبِّ ارْ َح ْمھُ َما َك َما َربَّیَانِي‬
٢٤﴿ ً‫ص ِغیرا‬ ْ ‫َو‬
Terjemahnya:
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil"
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu. (Sisidiknas, Pasal 1: 4). Dalam pendidikan Islam, peserta didik tidak dibatasi
pada usia dan golongan tertentu. Orang dewasa dan yang sudah tua pun dapat, atau
bahkan harus menjadi peserta didik. Peseta didik memiliki banyak kebutuhan. Law Head
dalam Jalaluddin (1993: 63) mengemukakakan bahwa peserta didik mempunyai beberapa
kebutuhan yang meliputi: kebutuhan jasmani, ruhani, kebutuhan jasmani ruhani,
kebutuhan sosial, dan kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya, yaitu kebutuhan akan agama.
Keutamaan ilmu, belajar dan mengajarkan ilmu sangat penting dalam Islam. Di dalam Al-
Qur'an juga disebutkan beberapa keutamaan ilmu Rasulullah SAW bersabda,

َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬


‫ْضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم‬

Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah no. 224,

Berikut beberapa keutamaan dalam Islam berikut dalilnya dari Al Qur'an:

1. Orang Berilmu Diangkat Derajatnya Allah SWT berfirman:


"...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).
Dan Allah SWT berfirman:
"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS.
Al-Mulk : 10). Allah SWT sudah memberikan banyak kenikmatan. Jika kita tidak

5
gunakan dengan baik, maka kita akan menjadi salah satu orang yang merugi. Seperti
tercantum dalam surat Al-Mulk ayat 10.
2. Orang Berilmu Takut Kepada Allah SWT.
Dalam surat Fatir ayat 28, Allah SWT berfirman:
"Dan demikian pula diantara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-
hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-
hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha
Perkasa, Maha Pengampun." Ayat ini menjelaskan tentang, dengan ilmu, seseorang akan
lebih memahami bagaimana kehidupan ini diciptakan dan mendalami pengetahuan
tentang kuasa Allah SWT sebagai sang maha pencipta. Orang berilmu akan takut
melakukan hal-hal yang mengandung dosa karena ia memiliki pengetahuan akan
kekuasaan dan juga kebesaran Allah SWT.
3. Orang berilmu akan diberikan kebaikan Dunia akhirat
Dalam surat Al-Baqarah [2]: 269, Allah SWT berfirman:
"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As
Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah,
ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."
4. Orang berilmu dimudahkan jalannya kesurga
Dalam sebuah hadist tentang keutamaan ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW
bersabda:

‫ك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسهَّ َل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬
َ َ‫َو َم ْن َسل‬

Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699)
5. Orang berilmu memiliki pahala yang kekal
Ilmu akan kekal dan bermanfaat bagi pemiliknya walaupun ia telah meninggal.
Disebutkan dalam sebuah hadist tentang keutamaan ilmu dalam Islam:

6
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata kepada Rasullullah shallallahu'alaihi wa
sallam:

ُ‫ح يَ ْدعُو لَه‬ َ ‫اريَ ٍة َو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه َو َولَ ٍد‬


ٍ ِ‫صال‬ َ ‫ِإ َذا َماتَ اِإْل ْن َسانُ ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ ِإاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة ِم ْن‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬

Artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang sholeh"
(HR. Muslim no. 1631)

2.3. Metode Pendidikan Islam


Al-Ghazali dalam Arifin (1996: 103) menulis bahwa guru harus memberi contoh
yang baik dan teladan yang indah di mata anak didik sehingga anak senang mecontoh
tingkah lakunya. Ia harus berjiwa halus, sopan serta lapang dada (tasamuh), murah hati,
dan terpuji. Dalam hal metode, Al-Ghazali memandang pemberian teladan sebagai
sesuatu yang harus dilakukan oleh pendidik karena anak (peserta didik) senang dan
mudah meniru.
Abdurrahman An-Nahlawi mengemukakan bahwa dalalm pendidikan Islam dapat
digunakan berbagai metode yang meliputi metode hiwar qurani dan nabawi, kisah qurani
dan nabawi, perumpamaan, teladan, latihan dan pengamalan, ‘ibrah dan mau’izhah, serta
targhib dan tarhib. Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa pendidikan dengan
teladan merupakan metode yang paling berhasil guna karena pada umumnya, lebih
mudah menangkap yang konkret daripada yang abstrak. Dalam Al-Quran ditemukan
beberapa ayat yang menunjukkan kepentingan penggunaan keteladanan dalam
pendidikan. Antara lain terlihat pada ayat-ayat yang mengemukakan pribadi-pribadi
teladan, antara lain:

)21 ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هللاِ ًأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوْ ا هللاَ َو ْاليَوْ َم اَأل ِخ ِر َو َذ َك َر هللاَ َكثِ ْيرًا (األحزاب‬
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi kamu,
(yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah, (QS. Al-Ahzab (33): 21).

7
Dalam Sistem Pendidikan Nasional, metode keteladanan mendapat tempat dan perhatian
khusus seperti terlihat pada Pasal 40 ayat (2) “Pendidik dan tenaga kependidikan
berkewajiban:
a) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis;
b) mempunyai komitmen secara profesional unutuk meningkatkan mutu
pendidikan;
c) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dalam pasal ini
dipahami bahwa memberikan contoh/ keteladanan merupakan salash satu
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap pendidik. Undang-undang
ini memprioritaskan penggunaan metode yang efektif dalam Pendidikan
Islam. Dengan demikian, metode Pendidikan Islam mendapat kedudukan
yang kuat dalam Sistem Pendidikan Nasional.

8
BAB III
PENUTUP

2.4 Kesimpulan

Pendidikan Islam sebagai subsistem pendidikan nasional yang dilaksanakan dan


dinikmati oleh sebagian besar warga negara menempati kedudukan yang penting. Hal
tersebut terlihat dalam berbagai aspek, yaitu dalam aspek tujuan, metode, peserta didik,
dan kurikulum, serta kelembagaan. Karena banyak hal yang bersamaan antara pendidikan
Islam dan pendidikan nasional, maka terlihat kekuatan saling mendukung. Apabila tuntutan
pendidikan Islam terpenuhi maka tuntutan pendidikan nasional, baik secara langsung
maupun tidak langsung sudah terpenuhi. Mengabaikan salah satunya dapat berarti
meremehkan yang lain.
Oleh karena itu, negara berkewajiban untuk mengembangkan sistem pendidikan Islam
sebagai salah satu jenis pendidikan keagamaan dalam Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan Islam sebagai sistem pendidikan keagamaan
dilaksanakan salam bebagai jalur yaitu formal, informal, dan nonformal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Jannah Fathul, 2013, Jurnal Dinamika Ilmu, Vol. 13, No. 2, Samarida.

Umar Bukhari, 2017, Ilmu Pendidikan Islsam, Jakarta: Amzah.

Thabrani Muis, 2013, Pengantar Dimensi-Dimensi Pendidikan, Jember: STAIN Jember


Press.
Saat, S. (2015). Faktor-Faktor Determinan Dalam Pendidikan (Studi Tentang Makna Dan
Kedudukannya Dalam Pendidikan). Al-TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu
Kependidikan, 8(2), 1-17.

iv

Anda mungkin juga menyukai