Disusun oleh:
Kelas A2
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Penyusunan
makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pancasila. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang “ Perkembangan
Bahasa Peserta Didik”.
Saya ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Psikologi Ibu Dr. Hj. Fikriyah, MA dan
semua pihak yang telah membantu serta membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Namun, kami berharap
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
JUDUL
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A.Latar Belakang................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
A. Metode Penelitian.............................................................................................................13
1. Laporan Observasi Perkembangan Bahasa Peserta Didik.........................................13
2. Interview kepada orang tua atau pengasuh peserta didik.........................................13
3. Dokumentasi Laporan Observasi Perkembangan Bahasa Peserta Didik.....................13
B. Hasil Penelitian......................................................................................................14
1. Laporan Observasi usia 0-2 tahun........................................................................14
2. Laporan Observasi usia 3-6 tahun........................................................................15
3. Laporan Observasi usia 7-12 tahun......................................................................15
4. Laporan Observasi usia 13-dewasa.....................................................................16
ii
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ .17
A. Kesimpulan................................................................................................................ 17
C. Saran-saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 18
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari
literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa oleh remaja
lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak.
Untuk bergaul dan berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa, baik dalam bentuk tulisan,
percakapan, bahasa isyarat maupun ekspresi wajah. Untuk berkomunikasi secara efektif perlu
memperhatikan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Nilai-nilai tersebut harus diberikan sedini mungkin
agar tertanam hal-hal mana yang baik dan buruk, yang boleh atau tidak boleh dilakukan, bagaimana
bersikap dan bertutur kata yang baik terhadap orang lain. Pembelajaran nilai-nilai tersebut harus
dengan contoh yang konkret agar mudah dipahami anak.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka akandiketahui bahwa lingkunga nsangat berpengaruh untuk
membentuk kepribadian dan perkembangan bahasa anak sehingga lebih mudah berkomunikasi serta
bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari.Selain itu,dengan Adanya lingkungan yang kondusif akan
membawa anak pada arah kesantunan bertutur katadan dapatberpengaruh padakarakter,tingkah laku,
perwatakanseorang anak sehinngga tujuan untuk mencetak/ menjadikan anak menjadi generasi
penerus yang berakhlakkarimah akan terwujud.
1
B. Rumusan Masalah
5. Jelaskan apa yang dimaksud Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa pada
Anak
7. Jelaskan apa yang dimaksud Model Stimulasi Perkembangan Bahasa Pada Anak
5. Agar dapat mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa pada Anak
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang
dalam pergaulannya atau berhubungan dengan orang lain. Bahasa merupakan alat pergaulan.
Penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang indivu berkomunikasi dengan orang lain. Pada
perkembangan bahasanya dimulai dengan meniru suara atau bunyi tanpa arti dan diikuti dengan
ucapan satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana, dan seterusnya. Dengan
menggunakan bahasa inilah anak berhubungan sosial dengan tingkat perilaku sosialnya.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelegensi
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Tingkat intelektual anak belum
berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin besar anak itu tumbuh dan berkembang,
kemampuan bahasanya mulai berkembang dari tingat yang sangat sederhana menuju yang kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil
belajar dari lingkungannya. Anak belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, yaitu dengan
meniru dan mengulang kata-kata yang dipakai orang dewasa.
Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, saat ia mulai
bersekolah. Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.
Menguasai alat berkomunikasi disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan
dipahami orang lain. (Enung Fatimah, 2006: 100).
Sedikitnya, menurut Syamsu Yususf (2001:179) terdapat dua faktor penting yang
mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu: (1) proses jadi matang, yaitu anak itu menjadi matang
(organ-organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-kata, (2) proses belajar, yaitu anak yang
telah matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau
meniru ucapan/ kata-kata yang didengarnya. Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan
kanak-kanak, sehingga pada usia anak memasuki sekolah dasar sudah sampai pada tingkat (1) dapat
membuat kalimat yang lebih sempurna, (2) dapat membuat kalimat majemuk, (3) dapat menyusun dan
mengajukan pertanyaan.
Bahasa adalah pusat dari semua kehidupan kita dan dianggap sebagai alat budaya yang
membedakan manusia dari spesies lainnya. Dalam beberapa hal, bahasa adalah perilaku yang
memungkinkan muncul singularitas manusia seperti agama dan ilmu pengetahuan. Kita menggunakan
bahasa untuk berbelanja ke supermarket, mendapatkan pekerjaan, membeli tiket kereta, menyusun
email, menelepon, dan lain sebagainya. Bahasa memungkinkan kita untuk menjalin pertemanan,
bahkan musuh, melewatkan waktu dalam sehari, dan selanjutnya. Dalam kehidupan sehari – hari kita
memproduksi dan memahami bahasa dengan tingkat yang sudah dianggap sewajarnya.
3
Tidak penting apakah kita kaya atau miskin, putih atau hitam, kita perlu memiliki setidaknya satu
bahasa. Mungkin mustahil bahkan untuk membayangkan tempat atau situasi apapun dalam hidup
dimana tidak menggunakan bahasa untuk berfungsi sebagai alat ekspresi dan komunikasi. Fungsi
sosial dan psikologis bahasa juga sangat krusial dan menjadi semakin penting. Bahkan mungkin juga
fungsi bahasa dalam psikologi menjadi bercampur dengan fungsi bahasa pada bidang lain. Beberapa
fungsi bahasa dalam psikologi antara lain:
1.Fungsi Komunikasi
Fungsi bahasa yang paling dasar termasuk fungsi bahasa dalam psikologi seperti yang sudah
kita ketahui adalah untuk mengekspresikan sesuatu, usaha untuk mengekspresikan perubahan
pernyataan, rasa takut, senang, sakit atau kebingungan. Dalam banyak kasus bahasa juga berfungsi
sebagai alat komunikasi dengan anggota lain dari kelompok khususnya dalam situasi berbahaya.
Besar kemungkinan berupa respon atas fungsi insting otomatis, dan juga ditemukan pada organisme
yang lebih rendah juga. Di tingkat manusia, peranan komunikasi membawa kepentingan yang lebih
krusial. Ketahui juga mengenai pembahasan pendekatan psikologi dalam belajar bahasa dan hubungan
psikologi linguistik dan psikolinguistik.
2.Fungsi Interpretatif
Fungsi bahasa dalam psikologi ini sangat jelas pada kehidupan manusia, ketika ekspresi
tertentu berfungsi sebagai stimulus kepada yang lain untuk menginterpretasikan situasi tertentu.
Fungsi interpretatif ini sendiri berfungsi untuk mengembalikan keseimbangan kognitif. Jika stimulus
itu sendiri menciptakan kondisi ketidak pastian atau situasi baru, interpretasi dapat menjelaskan
situasinya dan mengembalikan keseimbangan. Interpretasi tertentu akan membantu menempatkan
informasi dalam posisi yang pantas dalam dunia kognitif seseorang. Simak juga mengenai manfaat
psikologi dalam pelajaran bahasa Arab dan perkembangan bahasa anak usia dini.
3.Fungsi Kontrol
Berbicara mengenai fungsi kontrol, ada dimensi sosial terpisah dari dimensi individu. Secara
perlahan ketika terbentuk hubungan antara keberadaan tertentu dan stimulus maka akan menghasilkan
reaksi. Disinilah ada permulaan kontrol terjadi pada tingkat sederhana, fungsi kontrol ini mungkin
tidak disengaja dan disadari tetapi seiring dengan pertumbuhan seseorang dan semakin teraturnya
lingkungannya, fungsi kontrol bahasa akan semakin menjadi terpusat. Ketahui beberapa istilah
psikologi dalam cinta yang menggunakan fungsi bahasa dalam psikologi.
Bayangkan jika kita mampu berpikir dan mengingat tanpa menggunakan kata – kata. Hampir
mustahil untuk mengulang kembali atau mengingat, bahkan berpikir tanpa menggunakan kata – kata
dan bahasa. Bahasa adalah yang membantu kita untuk menyandi pengalaman, menyimpannya dan
mengingat serta menguraikannya kembali. Bahasa juga yang membantu kita menerjemahkan
pengalaman menjadi pikiran dan terlibat dalam prosesnya pada tipe berbeda. Ketahui juga mengenai
tahap perkembangan bahasa pada anak dan cara mengatasi gangguan perkembangan bahasa pada
anak.
4
5.Fungsi Penemuan Nama Seseorang
Salah satu batu loncatan terpenting dalam perkembangan seorang anak adalah penemuan
bahwa ia memiliki nama dan ini adalah permulaan dari rasa identitas diri sendiri, yang akan menuntun
kepada perkembangan perasaan seperti ‘aku’, ‘saya’, ‘milikku’, ‘orang lain’, ‘bukan saya’ dan lain
sebagainya. Penemuan nama seseorang merupakan fungsi bahasa dalam psikologi yang memegang
peranan yang sangat krusial dalam keseluruhan perkembangan psikologi dari individu. Ini adalah
permulaan identitas diri dan usaha untuk melihat diri sendiri sebagai objek. Inilah yang pada
esensinya membuat perbedaan antara organisme manusia dan non manusia, juga antara anak usia dini
dan seorang dewasa atau orang dewasa yang terganggu mentalnya. Isu mengenai pembentukan
konsep diri dan identitas diri ini telah diuji dalam detil yang lebih besar di tempat lain, tetapi poin
penting yang harus diingat bahwa peranan yang sangat kritis diperankan oleh bahasa dalam
perkembangan diri sendiri dan perkembangan psikologi secara keseluruhan.
6.Fungsi Sosial
Secara psikologis, seorang manusia selalu akan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya
dan ini juga berkaitan dengan bidang psikologi sosial. Selain menumbuhkan perasaan identitas
pribadi, bahasa juga berfungsi untuk mengembangkan perasaan identitas sosial, perasaan memiliki
pada kelompok tertentu, menandai tingkat kedekatan sosial dan jarak yang berbeda. Kita semua
merupakan bagian dari grup sosial yang berbicara bahasa yang sama. Demikian pula lagu kebangsaan
yang terdiri dari serangkaian kata – kata diciptakan dan mempertahankan perasaan identitas sosial.
Walaupun demikian, terkadang perasaan identitas sosial ini terlalu sempit dan menghasilkan konflik
sosial serta konfrontasi antara kelompok berbeda.
7.Fungsi Kreatif
Bahasa memegang peranan yang sangat krusial dalam aktivitas imajinasi dan kreatif. Novel
dan puisi tidak dapat ditulis tanpa bahasa, yang tidak hanya membantu kita untuk mengontrol dan
meregulasi kognisi kita namun juga memungkinkan kita membebaskan diri dan memasuki imajinasi
kreatif. Lagi – lagi, secara paradoks bahasa juga menyumbang kepada kemunculan delusi kreatif dan
kepercayaan pada penderita penyakit mental. Secara keseluruhan, seseorang dapat melihat peran yang
sangat kritis dan krusial dari bahasa dalam kehidupan kita. Tidak mungkin memikirkan tempat atau
situasi dalam hidup dimana seseorang bisa berfungsi tanpa bantuan bahasa. Terpisah dari fungsi
umum bahasa dan komunikasi, fungsi psikologis dan sosial bahasa sangat penting dan menjadi
semakin penting di dunia sekarang ini. Ketahui juga mengenai peran kognisi dalam perkembangan
bahasa dan hubungan psikolinguistik dengan pemerolehan bahasa.
8.Fungsi Pengarahan
Fungsi ini membidik untuk mempengaruhi perilaku atau tingkah laku orang lain. Contoh yang
paling langsung dari fungsi pengarahan adalah pemberian perintah dan permintaan. Fungsi dari
kontrol sosial ini menempatkan tekanan pada penerima daripada sumber pesan, tetapi menyerupai
fungsi ekspresif dalam hal yang kurang penting secara menyeluruh, kepada arti konseptual daripada
jenis makna lainnya khususnya makna afektif dan konotatif. Contohnya, perkataan ‘tutup pintu itu’
atau ‘saya ingin secangkir teh’ adalah ketika kita menggunakan bahasa dalam cara yang memberi
arahan dan langsung meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dengan kecerdasan linguistik.
9.Fungsi Phatis
5
Fungsi ini membuka jalur komunikasi dan menjaga hubungan sosial dalam taraf yang baik,
misalnya seperti basa basi yang membuka percakapan. Fungsi ini biasanya digunakan untuk
pembicaraan normal contohnya ketika dua orang bertemu di suatu tempat tanpa sengaja dan mulai
berbicara mengenai sesuatu yang tidak penting untuk keperluan komunikasi yang lancar. Jenis
percakapan harian ini biasanya tidak berarti tetapi bagus untuk menjaga hubungan baik dengan orang
lain. Fungsi bahasa menandai beberapa cara kejadian penting atau tahapan dalam semua masyarakat,
normalnya bagian dari suatu perayaan yang melibatkan pengulangan tertulis, bentuk dari bahasa.
Misalnya dalam pemakaman, perkawinan, kata – kata dalam doa, lagu kebangsaan, lagu tema dan
sebagainya.
Bahasa membuat orang – orang dapat hidup bersama dalam suatu ikatan tertentu, misalnya
dalam sebuah institusi, departemen, keluarga, kerjasama bisnis, juga berbangsa dan bernegara. Ketika
beradaptasi dalam lingkungan sosial, seseorang akan menggunakan bahasa yang berbeda ketika
berbicara dengan teman dan rekan kerja, atau dengan orang tua dan keluarga. Penguasaan bahasa akan
memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri. Bahasa memungkinkan seseorang
mempelajari kebudayaan dan lingkungan sosial tertentu dan sebagai media untuk berhubungan
dengan orang lain.
Fungsi bahasa dalam psikologi juga berperan sebagai sarana kontrol sosial yang
memungkinkan untuk mengendalikan komunikasi, agar orang – orang yang berkomunikasi dapat
saling memahami. Masing – masing orang akan mengamati ucapan, perilaku dan simbol lain yang
menunjukkan arah komunikasi. Bahasa dapat menjadi media yang mempengaruhi sikap, tingkah laku
dan kepribadian seseorang. Misalnya ketika kita ingin menegur seseorang yang merokok di tempat
umum, kita dapat menggunakan bahasa untuk menyampaikan maksud kita dan menunjukkan aturan
yang tertera di tempat umum tersebut.
Fungsi bahasa dalam psikologi juga berperan sebagai sarana untuk ekspresi diri, dimulai dari
tingkat paling sederhana sampai yang paling kompleks atau kesulitan yang sangat tinggi. Dengan
bahasa, seseorang mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan dan perasaannya. Bahasa
memungkinkan kita menyatakan segala sesuatu yang ada di hati dan pikiran kita, sebagai sarana
ekspresi diri untuk mencurahkan pikiran kepada orang lain. Ketahui bagaimana cara mengatasi
gangguan bahasa ekspresif, cara menghilangkan gangguan bahasa ekspresif dan peran bahasa
indonesia dalam pendidikan karakter generasi muda.
Secara keseluruhan, peran kritis dan krusial bahasa tidak hanya ada pada fungsi bahasa dalam
psikologi, namun juga dalam segala bidang yang memungkinkan penggunaan bahasa. Dalam hal ini,
tentunya hampir semua aspek kehidupan kita. Maka dari itu, pembahasan mengenai fungsi bahasa
dalam psikologi ini hanya bisa dilakukan secara singkat saja, karena sulit untuk menandai semua
fungsi bahasa yang ada lebih banyak lagi sebab berhubungan dengan semua bidang dalam kehidupan
kita. Maka tidak heran bahwa kebebasan berbicara digaris bawahi sebagai salah satu hak mendasar
manusia.
6
Menurut Neuman (2000), beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh guru dan orang
dewasa dalam prinsip pengembangan bahasa anak antara lain:
1. Berbicaralah (dua arah – ada interaksi timbal balik) dengan anak, libatkan anak dalam
percakapan sehari-hari.
2. Berbicara dua arah kepada anak tidak sama dengan orang dewasa berbicara dan anak lebih
banyak menyimak apa yang orang dewasa katakan. Dalam berbciara dua arah, kita meminta anak
untuk ikut serta terlibat dalam percakapan. Anak memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan,
memberikan jawaban, menanggapi pembicaraan, menunjukkan ketidaksetujuan, dsb. Melalui
pengalaman seperti ini, anak akan belajar kosa kata baru dan berbicara dalam berbagai konteks yang
sangat penting bagi anak dalam memperluas pengalamannya dalam berbahasa.
3. Bacakan dan ulangi bacaan cerita dengan teks yang dapat diprediksi oleh anak.
4. Dengan seringnya kita membacakan buku cerita bagi anak, bukan hanya nilai moral yang
dapat kita tanamkan, akan tetapi anak juga akan belajar bahwa tulisan dan gambar yang ada dalam
buku cerita sebenarnya memiliki arti. Anak akan belajar memahami sebuah simbol dan memprediksi
kelanjutan sebuah cerita.
5. Semangati anak untuk menceritakan pengalaman dan mendeskripsikan ide dan kejadian yang
penting bagi mereka.
6. Anak prasekolah memiliki peningkatan pengalaman yang lebih luas dibandingkan pada masa
sebelumnya. Anak tentu akan senang sekali menceritakan pengalaman yang mereka dapatkan
sepanjang hari ketika bermain dengan teman-temannya. Kita juga sebaiknya memberikan kesempatan
kepada anak untuk menceritakan gagasan yang dimilikinya sekaligus untuk memupuk kepercayaan
diri mereka.
8. Mengunjungi perpustakaan secara teratur tidak hanya menumbuhkan kesadaran akan budaya
keaksaraan. Akan tetapi anak akan belajar bahwa perpustakaan dapat menjadi tempat utama untuk
mempelajari dunia di sekitar mereka dengan membuka banyak buku. Jika memungkinkan, kita dapat
meminta orang tua untuk membuat perpustakaan di rumah masing-masing dan memanfaatkannya
semaksimal mungkin.
9. Sediakan kesempatan bagi anak untuk menggambar dan mencetak, menggunakan alat-alat
menulis.
10. Pengalaman ini akan membantu anak mengungkapkan pengalaman pribadinya melalui
coretan (tertulis). Berikan pengalaman kepada anak untuk menggunakan peralatan menulis seperti
menulis menggunakan pensil, krayon atau spidol sedini mungkin.
7
belum berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta
mulai mampu memahami ligkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat
sederhana menuju ke bahasa yang komplek Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan,
karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa
seperti halnya belajar hal yang lain. “meniru” dan “menguasai hasil yang telah didapatkan merupakan
cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara “mmm mmm”, ibunya tersenyum, mengulang menirukan dan
memperjelas dengan memberi arti suara itu menjadi “maem-maem”. Bayi belajar menambah kata-
kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya) di
sekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh
anak berusia 6-7 tahun, di saat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah
meningkatnya kemampuan penguasaan alat-alat berkomunikasi dengan cara lisan, tertulis. Maupun
menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di artikan sebagai
upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain (Sunarto dan Hartono, 1994 ).
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. Seseorang menyampaikan ide dan
gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain melalui bahasa.
Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak.
Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang
diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar.
Ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini diakibatkan kekurang mampu ini dalam bahasa.
Bahasa dan bicaramerupakan bagian dari komunikasi yang saling berhubungan dan tidak bisa
dipisahkan. Dalam pelaksanaannya, anak terlebih dahulu mengembangkan aspek bahasanya, baru
kemudian akan mulai menguasai bicara Perkembangan bahasa merupakan salah satu indikator dalam
perkembangan kognitif seoranganak,hal iniberhubungan dengan keberhasilan
ataupunketerlambatannya dalam berfikir dan berkomunikasi di lingkungannya.Seoranganakyang
dikatakan lambatdalam berbahasa dapat mempengaruhi kemampuan komunikasinya dalam sehari-hari
secara pribadi atau lingkungan sosialnya,hal ini dapat berakibatsulitnyabelajar, bersosialisasi, dan
kegiatan bekerja lainnya saat dewasa nanti. Secaraumumterdapat faktor-faktor yang dapat
mempengaruhiperkembangan bahasa anakantara lain:
b. Jenis Kelamin
8
Banyak dari penelitian yangmenyatakanbahwa perkembangan bahasa anak perempuan lebih
cepatdibandingkan anak laki-laki. Anak perempuanlebih cepat dapat bicara dibandingkan anak laki-
laki. Mereka memiliki perkembangan pemerolehan kosakat yang lebih cepat (Fenson et all,1994
dalam Berk, 2009). Berdasarkan pernyataan tersebuut dapat diketahui bahwa remaja putri banyak
memiliki kemampuan superior dalamverbal performance, sedangkan pada anak laki-laki terdapat
masalah keterlambatan bicara atau gangguan berbicara salah satunya adalah gagap.Perbedaan
perkembangan bahasa antara anak laiki-laki dan anak perempuandapat dilihat dari faktor biologis
dansosialnya. Perkembangan otak kiri (hemisfer cerebral) pada anak perempuan lebih cepat daripada
anak laki-laki padahal otak ini mempunyai peran yang sangat besar dalam perkembangan
bahasa.Pengaruh lingkungan sangat mendominasi karena anak perempuan biasanya bermain boneka
dirumah dengan mengajaknya bicaradisesuaikan dengan fantasi mereka. Realitanya, seorang ibu lebih
sering mengajak anak perempuannya berbicara dari pada anak laki-laki. Adanya permainan seperti itu
membuat anak perempuan lebih daripada anak laki-laki padahal otak ini mempunyai peran yang
sangat besar dalam perkembangan bahasa.Pengaruh lingkungan sangat mendominasi karena anak
perempuan biasanya bermain boneka dirumah dengan mengajaknya bicaradisesuaikan dengan fantasi
mereka. Realitanya, seorang ibu lebih sering mengajak anak perempuannya berbicara dari pada anak
laki-laki. Adanya permainan seperti itu membuat anak perempuan lebih sering berinteraksi dengan
orang dewasa lain yang diajak bicara. Sedangkan anak laki- laki lebih diarahkan pada penguasaan
motoric dimana lebih mengutamakan banyaknya gerakan daripada berbicara.
a. Kondisi Fisik
Dalam kondisi fisik ini, perkembangan dan pemerolehan bahasa terdiri dari berbagai kondisi fisik,
diantaranyapada anak tersebut tidak terjadi masalah pada organ bicaranya, organ pendengarannya dan
sistemneuromusculardi otak. Agar perkembangan bahasa
dapat berjalan normal, maka semua alat tersebut harus berfungsi secara baik dan efektif.
b. Lingkungan Keluarga
Tempat utama yang digunakan untuk memfasilitasi perkembangan bahasa pada anak adalah
keluarga, Di keluarga inilah lingkungan terdekat anak. Sejak bayi samapai usia 6 tahun, anak lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk berada di rumah sehingga intensitas berinteraksi dengan
anggota keluarga lebih banyak. Anak dan orang tua akan terlibat aktif dalamberbicara, misal dalam
hal membacakan cerita sehingga bisa berinteraksi secara verbal dan akan memperoleh kemampuan
bahasa yang cukup baik (Papalia, 2009).
Berdasarkan penelitian, biasanya anak tunggal mengalami perkembangan bahasa lebih lambat
dibandingkan anak yang mempunyai saudara kandung, begitu juga anak yang jarang ke lar bermain
dengan teman sebayanya karena akan dianggap memiliki ide yang lebih sedikit dan konsep.
Sedangkan ada anak kembar, yang berhungan sangat dekat satu sama lain sehingga memiliki sedikit
kontak dengan orang lain. Terkadang hubungan yang sangat dekat ini membuatmeeting Sosialreka
jarang bicara untuk mengetahui isi masing-masing. Beberapa anak kembar memiliki „bahasa aneh‟
diantara mereka (Papilia, 2009).
c. Kondisi Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari kelas ekonomi menengah dikatakan memiliki perkembangan
bahasa yang lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga kelas ekonomi rendah (Berk,
2009). Orang tua dari keluarga menengah ke atasdiperkirakan memiliki taraf pendidikan yang cukup
9
untuk dapat memfasilitasi perkembangan bahasa pada anak,mereka dapat menyediakan berbagai alat
bantu, seperti buku dan alat tulis untuk pengembangan bahasa. Hal ini menyebabkan anak memiliki
kosakata yang lebih banyak(Hoff, 2004, 2006, dalam Berk, 2009). Biasanya dengan kondisi ekonomi
menengahke atas, orang tua akan memberikan perhatianlebihkepada anaknyadibandingkan dengan
kondisi ekonomi menengah ke bawah. Perhatian itu berupa „cara bicara‟ anak dan menuntun anak
untuk „bicara‟ secara baik dan benar.
d. SettingSosial/Lingkungan-Budaya
Indonesia dikenal dengan budaya yang berneka ragam. Adanya perbedaan budaya
berpengaruh pada perkembangan bahasa anak, khususnya bahasa nasional atau bahasa Indonesia.
Anak yang bertempat tinggal di suatu daerah maka akan aktif menggunakan bahasa daerah dimana
anak itu tinggal sehingga dalam pengucapan bahasa Indonesia akan agak sulit karena jarangnya
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Contoh lain,adanya tuntutan budaya yang menyebabkan anak
merasa kesulitan dalam mengembangkan bahasanya. Pada budaya Jawa, anak dianggap baik dan
patuh jika memiki karakter tidak ‘membantah‟ kepada orang tuanya. Kurangnya latihan dalam
mengeluarkan ide dan pendapatnya membuat anak menjadi sulit dalam hal tersebut.Anak-anak yang
tinggal di Jakarta, banyak menggunakan bahasa-„slank‟ atau „bahasa gaul‟ yang bukan bahasa
Indonesia sehingga mereka akan mengalami kesulitan dalam penggunaan bahasa Indonesia secara
baik dan benarsesuai dengan kaidah yang sesungguhnya di lingkungan formal
e. Bilingualism(2 bahasa)
Penguasaandua bahasa merupakan hal yang paling populrr dan menjadi trend belakangan
ini.Orang tua khususnya di perkotaan besar mulai berbondong-bondong memasukkan anaknya pada
lembaga sekolah yang menggunakan dua bahasa atau lebih dengan alasan agar anaknya tidak
ketinggalan zaman. Yang menjadi maslah ialah apabila anak harus„berbahsa dua‟ pada usia yang
masih tergolong muda (kurang dari 2 tahun) pada saat perkembangan „bahasa ibu‟ belum sepenuhnya
mantap. Hal ini akan menyebabkan anak mengalami kesulitan pada pengucapan kata (pronounciation)
dan penguasaan kata(Papalia, 2009). Penelitian Hoff (2006, dalam Papalia, 2009) menyatakan bahwa
bayi akan lebih cepat mengalami penambahan kosakata ketika orang tua sering mengulang suara yang
keluar dari bayi dan mengajak mereka „bicara‟. Apabila anak mulai memasuki sekolah pada usia 4-6
tahun, tahap perkembangan bahasa harus memperoleh dukungan dari guru yang diharapkan dapat
mengakomodasi perbedaan-perbedaan pada penguasaan/penggunaan bahasa pada setiap anak
didiknya. Seorangguru harus mengetahui perkembangan bahasa sesuai dengan rata-rata usia anak
didiknya.
Terdapat beberapa istilah pada aspek perkembangan bahasa, diantaranya bahasa, bicara dan
komunikasi.Pertama, bahasa.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru(2009 hal: 98) banyak
definisi dari bahasa,diantaranya adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (berartikulasi) yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuksaling bekerjasama, berinteraksiantara satu
sama lain, dan mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang baik: tingkahlaku yang baik;
sopan santun. Papalia (2009), menyatakan bahwa bahasa adalah system komunikasi yang berdasarkan
10
kata-kata dan tata bahasa. Sedangkan menurut Otto (2010), bahasa adalah suatu system dari symbol
(baik) lisan maupun tulisan yang digunakan untuk berkomunkasi.(Rini Hildayani, 2014:7.3).
Bahasa adalah salah satu alat bantu yang luar biasa. Melalui bahasa seseorang dapat
menyampaikan ide/pendapatnya dan semua yang telah dipelajari di masa lampau. Selain itu bahasa
dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran pada orang lain serta membantu dalam
berhubungan dengan dunia pikiran, perasaan, komunikasi dan pemerolehan informasi diri seseorang.
Kemampuan berbahasa seseorang sering menjadi tolak ukur kecerdasannya sehingga banyak orang
beranggapan bahwa kriteria ini dikategorikancerdas.
Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi dengan orang lain merupakan hal yang mendasar dan
sangat penting dalam perkembangan seorang anak. Dengan kejelasan dan kefasihan bicara seorang
anak maka dapat mempermudah orang lain memahami apa yang ada
difikirannya.Selain itu perkembangan bahasa merupakan dasar bagi seorang anak mengembangkan
kemampuan menulis dan membaca, untuk kemudian mencapai keberhasilan dalam pendidikannya.
Bahasa juga dapat diaplikasikan tanpa bicara, contohnyaorang yang berkebutuhan khusus seperti
orang bisu-tuli. Kategori orang seperti ini tidak dapat mendengar ekspresi oral dari bahasa dan
jugatidak bisa mengungkapkan denganbahasa lisan(bicara).Teori mengenai pembelajaran bahasa
menyatakan bahwa bahasa dipelajari melalui imitasi (learning theory dalam Papalia, 2009; The
Behaviorist Prespective dalam Berk, 2009). Dalam kasus ini orang bisu-tuli tidak akan dapat
melakukan imitasi karena kekurangannya, tetapi meskipun demikianbukan berarti tidak punya bahasa.
Apabila ada stimulasi yang tepat dan kesempatan pendidikan yang sesuai, orang bisu-tuli akan dapat
mengembangkan kemampuan bahasa yang sama dengan orang yang dapat mendengar dan bicara.
Ekspresibahasa yang digunakannya bukan dengan bicara (oral) tetapi dengan gesture atau tulisan.
11
Untuk mengungkapkanapa yang diinginkannya, bayi dan anak yang masih kecil melakukan
komunikasi dengancara menunjuk, menarik tangan, dan ekspresi nonverbal lainnya.
Ketiga, komunikasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru (2009 hal: 468) definisi
komunikasi yaitu:
2.) Kegiatan atau usaha dalam bidang pelayanan jasa informasi (telephon, telegram, televisi dll);
3.) Penyampaian atau pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua pihak/orang atau
lebih sehingga pesan tersebut dapat dipahami; hubungan; kontak, perhubungan.
Hulit dan Howard (1997) menjabarkan komunikasi sebagai proses pengiriman dan penerimaan
informasi, ide, perasaan atau pesan. Sebagai manusia, pastilah membutuhkan komunikasi untuk
bersosialisasi dengan orang lain, bahkan ketika tidur pun komunikasi tetap ada dengan adanya mimpi
sebagai bunga tidur. Dengan demikian dapat diartikan bahwa komunikasi merupakan bagian
terpenting bagi manusia yang dapat mengirimkan dan menerima pesan atau informasi secara konstan.
Menurut psikiater anak dan remaja dr. Gitayanti Hadisukanto, SpKJ(K), dari Rumah Sakit Pondok
Indah (RSPI), balita di usia 3-4 tahun sudah dapat mengucapkan 3-5 kata per kalimat dengan jelas.
Mereka sudah mampu bercerita hingga mengadu panjang lebar jika ada temannya yang nakal di
sekolah. Namun, apabila anak di usia ini masih cadel dan belum bisa mengucapkan kalimat dengan
jelas, yuk, bantu dengan cara yang tepat.
• Lakukan stimulasi lebih intens dengan memperbanyak komunikasi, misalnya dengan rajin
mengajak anak berbicara setiap hari atau mendengarkan cerita anak di malam hari.
• Ajak bermain balita bersama, bukan menemani bermain tetapi Anda juga ikut aktif bermain.
Salah satu permainan yang dianjurkan adalah role play.
• Kurangi pemberian gadget atau waktu bermain gadget anak. Anak di bawah usia 5 tahun
sebaiknya tidak dibiarkan bermain gadget.
• Buat jadwal membacakan buku untuk anak, misalnya setiap malam sebelum tidur.
12
BAB III
PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Laporan Observasi Perkembangan Bahasa Peserta Didik
Perkembangan Bahasa peserta didik itu bertahap, dari mulai hanya bisa mendengar
bahasa atau kata lalu memahaminya. Kemudian anak akan memulai mengucapkan
beberapa kata, yang tadinya masih berbata-bata atau hanya bisa mengeja lalu dengan
bertambahnya usia, maka kosa katanya mulai bertambah dan berkomunikasi dengan
lancar. Begitu seterusnya semakin bertambahnya usia anak makan akan semakin banyak
kosakata yang bisa dia gunakan untuk berkomunikasi dan tidak lagi dengan mengeja,
melainkan sudah dapat berbicara dengan tepat dan jelas.
2. Interview
1. Bagaimana perkembangan bahasa pada anak usia 0-2 tahun?
Jawaban: Pada usia 0-2 tahun,perkembangan bahasa pada anak biasanya lebih
dipengaruhi oleh bahasa keseharian yang anak dengar dari anggota keluarga
terdekatnya. Seperti Ayah dan Ibu, itulah yang dinamakan bahasa Ibu atau bahasa
pertama.
3. Dokumentasai
13
B. Hasil Penelitian
Perkembangan Bahasa Peserta Didik
14
- 3 tahun menggunakan 1000 kata
- Mengerti dan menanyakan pertanyaan “apa” dan “dimana”
- Berbicara sendiri dalam monolog panjang
15
- Mulai banyak menggunakan kiasan.
- Bisa memulai dan mengakhiri obrolan dengan baik.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman tentang psikologi perkembangan memberikan wawasan terhadap konsep
pendidikan. Wawasan itu sebagian besar berpengaruh terhadap bidang kurikulum, sebab
materi pelajaran dan proses pembelajaran, harus sejalan dengan perkembangan anak
didik, khususnya perkembangan berkomunikasi dan bahasa anak. Psikologi
perkembangan yang sifatnya umum berorientasi pada afeksi dan kognisi, semuanya
memberi petunjuk kepada pendidik bagaimana seharusnya ia menyiapkan dan
mengorganisasi materi pendidikan, serta bagaimana pula membina dan menggugah anak
didik agar mereka mau belajar dengan sukarela, yaitu belajar atas kesadaran kesiapan
anak didik.
Kesiapan belajar yang bersifat afektif dan kognitif (verbal) perlu diperhatikan oleh
pendidik agar materi yang dipelajari anak dapat dipahami dan di aktualisasikan dengan
baik. Kesiapan afeksi harus dikembangkan dengan model pengembangan motivasi,
sedangkan kesiapan kognisi dipelajari dari tingkat-tingkat perkembangan kognisi mereka.
C. Saran-Saran
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi bagi pembaca. Serta dengan
materi dan beberapa pemecahan masalah terkait dengan perkembangan bahasa pada
peserta didik atau anak usia dini dapat menjadikan kita sebagai keluarga, guru, atau
masyarakat bisa lebih mudah memahami perkembangan bahasa. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan
yang membangun dari pembaca
17
DAFTAR PUSTAKA
18