Anda di halaman 1dari 1

Panjang sebenarnya jalan tol ini pada awal pengoperasiannya dari Surabaya hingga

Gempol adalah sepanjang 43 kilometer. Namun, 6 kilometer bagian dari tol ini ditutup
akibat peristiwa luapan Lumpur Lapindo yang menenggelamkan Jalan Tol Surabaya–
Gempol ruas Porong-Gempol sejak 2006.

Sejak bulan Agustus 2006, ruas jalan tol ini terganggu akibat peristiwa Banjir lumpur
panas yang menggenangi jalan tol ini, yakni di kilometer 36 dari arah Surabaya, atau
tepatnya di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Jalan tol ini sempat
dibuat tanggul setinggi 6 meter untuk menghindari melubernya lumpur ke jalan tol. Sejak
saat itu, bencana lumpur panas benar-benar menenggelamkan jalan tol di Porong, serta
mengancam jalan arteri lama yang melintasi kawasan Porong yang hingga saat ini terus
mengalami penurunan permukaan tanah secara perlahan.

Relokasi tol ruas Porong-Gempol

Akibat dari bencana Lumpur Lapindo yang menenggelamkan jalan tol ruas Porong-
Gempol sepanjang 6 km, pemerintah mulai mengoperasikan jalan raya arteri baru Porong
sejak tahun 2012, yang diproyeksikan dapat menjadi Kota Porong Baru dan menjadi
penyangga bagi kota lama Porong yang sudah ada.[1] Selain itu, relokasi tol ruas Porong-
Gempol sepanjang 10 km juga mulai dikerjakan secara bertahap oleh pemerintah. Pada
tahun 2015 dioperasikan ruas Kejapanan-Gempol sepanjang 3,55 kilometer yang mulai
dibuka sejak 18 Mei 2015.[2] Sedangkan pada tahun 2018, ruas Porong-Kejapanan
sepanjang 6,45 kilometer diresmikan Presiden Joko Widodo pada tanggal 20 Desember
2018.[3] Sejak tahun 2018, Jalan Tol Surabaya–Gempol telah kembali beroperasi secara
utuh setelah terputus selama 12 tahun dan menambah panjang jalan tol ini dari 43 km
menjadi 45 km.

Anda mungkin juga menyukai