Anda di halaman 1dari 7

Kekerasan dalam Pendidikan

Layli Putri Arfianti Harahap


037118123
7D
Penyebab dan akar permasalahan terjadinya kekerasan murid terhadap
guru secara internal diri dan keluarga maupun eksternal lingkungan

Program pembelajaran.
Psikologis.
Mayoritas metode program pembelajaran di
Secara garis besar yang menyebabkan murid
Indonesia selalu mengunggulkan di bagian
menganiaya gurunya ialah masalah psikologis. Hal
akademis saja sehingga pembelajaran mengenai
ini cenderung karena sifat emosional yang belum
pengembangan karakter dalam hal etika dan tata
matang sehingga tidak dapat mengontrol emosi
krama kurang diperhatikan. Pembelajaran etika
pada diri. Faktor psikologis ini dapat dibentuk oleh
dan tata krama di sekolah cenderung bersifat
kebiasaan kekerasan yang terus menerus terjadi di
teoritis. Selain itu, program pembelajaran
sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Merasa
seharusnya bersifat menyenangkan dan bukan
harga diri lebih tinggi juga dapat memicu diri untuk
malah membebankan dan membosankan
menganggap orang lain sepele dan tidak segan
sehingga siswa kehilangan gairah dan jenuh
dengan orang lain.
dalam proses KBM (kegiatan belajar mengajar).
Penyebab dan akar permasalahan terjadinya kekerasan murid terhadap
guru secara internal diri dan keluarga maupun eksternal lingkungan

Hubungan guru dan siswa.


Banyak sekali guru yang ingin memosisikan
dirinya sebagai guru yang asyik terhadap
Kemajuan teknologi dan informasi. siswanya sehingga mereka bisa dicap sebagai
guru yang “gaul”. Hal ini juga baik sehingga murid
Perkembangan teknologi dan informasi yang maju bisa lebih dekat dan tidak takut dalam
membuat pengaruh dalam pola pikir para siswa. menanyakan suatu hal sehingga pemikiran
muridnya pun dapat bebas untuk bereksplorasi.
Namun kedekatan tidak menutup kemungkinan
akan berdampak negatif, yakni murid tidak lagi
merasa segan dan tidak lagi memandang
gurunya sebagai sosok yang perlu ia patuhi.
Penyebab dan akar permasalahan terjadinya kekerasan murid terhadap
guru secara internal diri dan keluarga maupun eksternal lingkungan

Faktor keluarga.
Ketakutan guru. Faktor lingkungan keluarga juga memberikan
Guru takut pada hukum dan peraturan secara pengaruh. Murid yang sudah terbiasa
berlebihan sehingga cenderung membiarkan saja memberontak dan melakukan perlawanan
ketika siswanya kurang benar. Bahkan kadang kepada orang tuanya tentu di sekolah dia akan
guru merasa bingung untuk berbuat ketika salah bersikap demikian. Selain itu ada juga kasus
satu siswanya berulang kali melanggar peraturan. yang kerap terjadi para orang tua bersikeras
Tidak hanya itu, guru juga lebih takut pada orang membela anaknya jika terjadi problem di sekolah.
tua, terutama pada sekolah-sekolah yang berbiaya Meskipun itu jelas salah anaknya, namun orang
mahal karena di sana murid adalah nasabah, tua tetap bersikeras menyalahkan pihak sekolah.
sebagaimana nasabah dalam bank yang harus Dengan begitu sang anak akan semakin berani
dihormati dan dilayani. melawan gurunya.
Solusi bagaimana supaya tidak terjadi

Semua pihak sekolah harus terlibat. Pihak-pihak seperti orang tua murid, guru
penengah dan pihak berwenang seperti kepala sekolah. Harus dirundingkan untuk
mencapai titik tengah. Pihak guru harus diberi sosialisasi batasan tindakan-tindakan
fisik apa yang boleh diberikan kepada murid. Murid harus diajari apakah
konsekuensinya jika mereka bertindak kekerasan. Dan ini orang tua lah yang
berperan besar untuk mendidik mereka sejak dini.
Analisa bisa atau tidaknya kemungkinan terjadinya
kekerasan murid (inklusi atau ABK) terhadap gurunya

Bisa terjadi, tetapi agar hal tersebut tidak orang tua harus lebih
peka jika anak membutuhkan perhatian khusus. Para guru juga
diminta untuk bisa menangani anak-anak yang memiliki masalah
perilaku.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai