Anda di halaman 1dari 6

Kecelakaan Kerja

* Industrial Accident
* Community Accident
Piramida Kecelakaan
 Zaman Purba
Kematian/ Kec.Serius
 Sebelum dan Setelah Masehi Data dilaporkan
 Era revolusi industri (abad 18) dan tercatat Kecelakaan Ringan
 Era industrialisasi
 Era Manajemen Kerusakan Properti

Nyaris Celaka

Tujuan • Perbuatan &


Kondisi Tidak
Aman
• Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
• Bahaya
• Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai
secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar

1
Teori Frank Bird 2

Keselamatan (Safety):Perlindungan
Jenis Kecelakaan
terhadap pekerja agar tidak terluka
akibat kecelakaan kerja
• Overexertion (pekerjaan yang terlalu
Keras, Berlebih /energi yang berlebih),
Kesehatan (Health) : Pekerja terbebas • jatuh di tingkat yg sama,
dari penyakit fisik dan mental • reaksi tubuh krn jatuh dll,
• jatuh ke level yg lebih bawah,
• kejatuhan benda
3 4

Keselamatan dan
Undang Undang K3
Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan Kerja UU nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Kesehatan Kerja
• Filosofi UU nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
• Keilmuan
• Hukum/Praktis UU nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
• Hazard
• Danger
Kerja
• Risiko UU nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
• Insiden UU nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
• Accident
• Unsafe Action UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• Unsafe Condition

1
Undang – Undang
Keselamatan Kerja
Undang – Undang
Undang – Undangan UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Tentang 11 Bab, 18 Psl Psl 18
VR. 1910 Keselamatan Kerja
Ruang Lingkup
Psl 2 (1), (2) & (3)

Psl 13
Berlaku di Tempat Kerja
Pasal 1 UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA
Syarat-syarat
Psl 7 Pengurus Psl 2 Keselamatan Kerja
Dirktur Psl 8 kewajiban Pengusaha Psl 3 Psl 3, Psl 4
1(4) Pgws

PP1(5)
Psl 5 Psl 9
Psl 11
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
AK31(6) Psl 14
P2K3
(Tambahan Lembaran Negara No. 1918)
Psl10 Psl 16

Tujuan
Pelanggaran Penerapan
Psl 15 Undang2
Psl 17
7

RUANG LINGKUP LATAR BELAKANG

1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No. 406)


• Pertimbangan dikeluarkannya sudah tidak sesuai lagi
• Landasan hukum UU No. 1 Tahun 2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri/
1970 pabrik
3. Perkembangan teknologi/ IPTEK serta kondisi dan
• Batang Tubuh
situasi ketenagakerjaan
• Penjelasan 4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak
sesuai lagi

PENGERTIAN DASAR HUKUM - 1


Secara Etimologis :
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU No.13 Tahun 2003

Secara Filosofi :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya UU No.1 Tahun 1970
beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera

Secara Keilmuan : Peraturan Pelaksanaan


Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di
tempat kerja
Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;

2
UU No. 13 Th 2003
DASAR HUKUM Paragraf 5
• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan Pasal 86
• UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai (1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
ketenagakerjaan perlindungan atas :
Pasal 3 a. keselamatan dan kesehatan kerja;
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi b. moral dan kesusilaan; dan
kemanusiaan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
Pasal 9 manusia serta nilai-nilai agama;
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, (2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
dengan martabat manusia dan moral agama
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi norma
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
keselamatan kerja, norma kesehatan kerja, norma kerja, pemberian ganti (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja undangan yang berlaku.

Penjelasan

Pasal 86 Pasal 87
(1) Cukup jelas
(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan (1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
untuk memberikan jaminan keselamatan dan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit (2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
(3) Cukup jelas Pemerintah

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per.05/Men/1996 Ttg Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Per.04/Men/1987 Ttg P2k3 & Penunjukan Ak3

Penjelasan BAB XVI


Bagian Kedua
Sanksi Administratif
Pasal 87
(1) Yang dimaksud dengan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari Pasal 190
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan (1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan
pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15,
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif.
(2) Cukup Jelas

3
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
TUJUAN
berupa :
a.teguran; • Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
b.peringatan tertulis; atas keselamatan dalam pekerjaannya
c. pembatasan kegiatan usaha; • Orang lain yang berada di tempat kerja perlu
menjamin keselamatannya
d.pembekuan kegiatan usaha;
• Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara
e.pembatalan persetujuan; aman dan efisien
f. pembatalan pendaftaran;
g.penghentian sementara sebagian atau seluruh alat Untuk melaksanakan tujuan dengan melalui :
produksi;
1. Kampanye
h.pencabutan ijin.
2. Pemasyarakatan
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana
dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh 3. Pembudayaan
Menteri 4. Kesadaran dan kedisiplinan

UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA


UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
BAB I - ISTILAH
Pasal 1 Pasal 1 Tenaga
kerja
(1) Tempat kerja Unsur tempat kerja, ada :
1. Ruangan / Lapangan (1) Tenaga Kerja -Tetap

2. Tertutup / Terbuka (2) Sumber Bahaya -Temporary


(3) Usaha
3. Bergerak / Tetap
(2) Pengurus  pucuk pimpinan (bertanggung jawab/kewajiban)
(3) Pengusaha
orang / badan hukum yang menjalankan usaha atau tempat
kerja
(4) Direktur
pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977)
(5) Pegawai Pengawas usaha
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan Spesialis Sumber bahaya
(6) Ahli Keselamatan Kerja Barang/jasa
tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker

UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
BAB II - RUANG LINGKUP
Pasal 2 Psl. 3
(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I : SYARAT-SYARAT K3
a. Darat, dalam tanah
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat
b. Permukaan air, dalam air keselamatan kerja untuk :
c. Udara
Arah dan sasaran Kongkrit :
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan
- Pencegahan kecelakaan (kebakaran, peledakan, Pencemaran) dan PAK
dengan :
a. Keadaan mesin/ alat/ bahan (a)
-Penyediaan sarana pengendalian sumber bahaya.
b. Lingkungan kerja (d) 18 jenis
c. Sifat pekerjaan (f) lapangan (18 butir bentuk sumber bahaya yang dirumuskan harus dikendalikan)
kerja
d. Cara kerja
e. Proses produksi (2) Pengembangan syarat-syarat K3 di luar ayat (1)  IPTEK
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja

4
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 5
Syarat-syarat K3 (1) Direktur sebagai pelaksana umum pengawasan K3
(2) Wewenang dan kewajiban :
Pasal 4
– Direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)
– Pegawai Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No.
03/Men/1984)
(1) Penerapan syarat-syarat K3  sejak tahap perencanaan s/d
– Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No.
pemeliharaan
4/Men/1992)
(2) Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan produksi
teknis
(3) Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan IPTEK Pasal 6 Panitia Banding (belum di atur)
dapat ditetapkan lebih lanjut
Pasal 7 Retribusi
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan tenaga kerja
(2) Berkala  (permen No. 02/Men/1980 dan Permen No.
03/Men/1983)

UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 9 - Pembinaan Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK

(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan  TK baru ttg a. Memberi keterangan yang benar (Peg. Pengawas dan Ahli K3)
kondisi bahaya, APD, cara bersikap yang aman b. Memakai APD
(2) Pengurus hanya memperkerjakan dinyatakan mampu dan c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
memahami  pekerja d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3
(3) Pengurus wajib  pembinaan e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3 dipenuhi dan APD yang wajib diragukan

Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerja


Pasal 10 - Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1984)
disahkan oleh menteri / direktur Barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan
mentaati K3 dan APD
Pasal 11 - Kecelakaan
Pasal 14 – Kewajiban pengurus
(1) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan
a. Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No.
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (Permen No.
1/1970 dan peraturan pelaksananya)
03/Men/1998)
b. Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3
c. Menyediakan APD secara cuma-cuma

UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA


UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 15 – Ketentuan Penutup
Pasal 12
Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja (1) Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di atur lebih lanjut
dengan peraturan perundangan
(2) Ancaman pidana atas pelanggaran :
• Maksimum 3 bulan kurungan atau
• Denda maksimum Rp. 100.000
Kewajiban Hak
(3) Tindak pindana tersebut adalah pelanggaran
• Memberikan keterangan • Meminta pengurus
pada Pegawai Pengawas untuk melaksanakan Pasal 16
• Memakai APD Syarat K3 Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-undang ini paling
• Memenuhi dan mentaati • Menyatakan lama setahun (12 Januari 1970)
syarat K3 keberatan, jika syarat
K3 belum terpenuhi Pasal 17
Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan kerja  VR 1910
tetap berlaku selama tidak bertentangan
Pasal 18
Menetapkan UU No. 1/ 1970 sebagai undang-undang keselamatan
kerja dalam LNRI No. : 1918 mulai tanggal 12 Januari 1970

5
6

Anda mungkin juga menyukai