Anda di halaman 1dari 3

Bahasa Gaul Bahasa Milenial

Bahasa gaul atau juga disebut bahasa slang adalah bahasa yang tidak resmi yang
dipakai kaum remaja atau sekelompok sosial tertentu untuk komunikasi internal,supaya orang
luar kelompoknya tidak mengerti. Menurut Mulyana (dalam Sari 2015 : 2), bahasa gaul
adalah sejumlah kata istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang, atau
bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur
tertentu. Selain bahasa gaul dahulu masyarakat popular dengan bahasa prokem. Menurut
pusat bahasa dan sastra (dalam Hilaliyah 2010 : 2) bahasa prokem biasa juga disebut sebagai
bahasa sandi, yaitu bahasa yang dipakai dan digemari oleh kalangan remaja tertentu.

Bahasa gaul dapat dibedakan dengan bahasa lainnya, bahasa gaul dalam ragam bahasa
gaul memiliki ciri, yaitu : singkat, lincah, dan kreatif. Kata kata yang digunakan cenderung
pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau
menggantinya dengan kata yang lebih pendek.

Seiring berjalannya waktu, sejalan dengan adanya perkembangan teknologi


komunikasi menyebabkan perkembangan bahasa menjadi pesat. Selain itu perkembangan
teknologi dan komunikasi ini mendorong perkembangan bahasa, namun juga menimbulkan
masalah mengenai keberadaann bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini didukung
dengan munculnya situs jejaring social di dunia maya yang digunakan oleh masyarakat.
Penggunaan jejaring sosial memudahkan seseorang dalam mengetahui perkembangan bahasa
yang ada.

Menurut para ahli media sosial adalah teknologi bermedia komputer yang
memfasilitasi penciptaan informasi, ide, minat, dan bentuk ekspresi lain melalui komunitas
virtual atau jaringan. Terdapat berbagai macam bentuk media sosial yang diberikan untuk
berkomunikasi, berkolaborasi, dan bermultimedia. Ragam layanan yang diberikan media
sosial memberikan dampak kepada penggunanya dalam hal berkomunikasi dengan
mengenalkan bentuk bahasa baru sebagai media komunikasi modern.

Perkembangan bahasa dalam dunia sosial media dapat memunculkan berbagai macam
gaya bahasa baru dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan bahasa membuat bahasa
Indonesia menjadi bervariasi. Saat ini penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan oleh bahasa gaul. Bahasa gaul ini
dikenal dan popular terutama dikalangan remaja. Remaja biasanya menggunakan bahasa gaul
dalam bersosial media. Menurut Femi Oktaviani (2014 : 5) remaja merupakan bagian dari
masyarakat yang membentuk sekelompok kecil (subkultur) yang terbentuk oleh kesamaan
umur.
Penggunaan bahasa gaul remaja di media sosial mengalami banyak perubahan.
Misalnya, banyak remaja/kalangan tertentu yang menggunakan kata singkatan atau
pendekatan sehingga tidak sesuai dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia dan banyak
menggunakan sisipan bahasa inggris. Fenomena penggunaan bahasa gaul tidak hanya
modifikasi bahasa Indonesia namum juga terdapat modifikasi dari bahasa asing dan bahasa-
bahasa yang sedang popular digunakan di khalayak ramai. Selain itu bahasa gaul juga berupa
singkatan kata yang unik atau berupa bahasa daerah yang memiliki pelafalan dan penulisan
yan unik.

Adapun data yang diperoleh dari sumber media sosial yang memaparkan penggunaan
bahasa gaul hasil modifikasi bahasa Indonesia yang baik dan benar serta modifikasi dari
bahasa asing.

Bahasa Gaul Ejaan PUEBI/Bahasa


asing
Kalo,klu,klo kalau
OMG Oh My God
GWS Get Well Soon
Santuy Santai
Gemay Gemas
Sabi Bisa
Kezel Kesal
Japri Jalur pribadi
Gabut Galau/tidak ada hal
yang bisa dilakukan
Gaje Tidak jelas
Gercep Gerak cepat
Ambyar Bercerai berai
Halu Halusinasi

Data di atas diambil dari salah satu blog di internet yaitu merdeka.com. Dalam tabel
tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja
khususnya dalam bermedia sosial sangat berpengaruh. Contoh penggunaan bahasa gaul
dalam sosial media, seringkali remaja saat ini mengatakan “Aku gabut klo dirumah terus.”
Kata klo menunjukkan arti kalau sedangkan, kata gabut tersebut menunjukkan jika seseorang
sedang tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan. Penggunaan bahasa gaul pada kalangan
remaja membawa pengaruh yang kurang baik terhadap perkembangan bahasa Indonesia
sebagai identitas nasional bangsa Indonesia. Menurut Arum Putri (2015 : 5) penyebab
banyaknya penggunaan bahasa gaul saat ini karena kurangnya rasa cinta mereka terhadap
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Terlihat dari contoh struktur bahasa gaul di atas bahwa media sangat berpengaruh
terhadap penggunaan bahasa gaul, khususnya situs-situs jejaring sosial. Penikmat situs-situs
jejaring sosial kebanyakan adalah remaja. Tulisan seorang remaja di situs jejaring sosial yang
menggunakan bahasa gaul, akan dilihat dan bisa jadi ditiru oleh remaja lain.
Selain remaja anak sekolah dasar pun banyak yang menggunakan situs jejaring sosial.
Berarti banyak juga anak sekolah dasar yang seharusnya diberikan atau diajarkan bahasa
yang baik dan benar dengan adanya situs jejaring sosial sebagai media juga dapat
berpengaruh besar. Tapi tak dapat dipungkiri bahwa penyerapan bahasa gaul dikalangan anak
dan remaja yang tengah menjadi tren merupakan bagian dari konformitas terhadap
lingkungan. Yang dimaksud konformitas adalah meleburkan diri pada lingkungan agar
mendapat pengakuan. Dalam perkembangan sosial anak usia SD dan remaja, konformitas
memang amat diperlukan karena akan meningkatkan self esteem (harga diri) anak.

Bahasa gaul yang popular di kalangan remaja memberikan pengaruh yang besar
terhadap bahasa Indonesia. Adapun pengaruh positif dari penggunaan bahasa gaul dalam
bersosial media yaitu akan memberikan manfaat mengenai inovasi bahasa yang akan muncul
nantinya. Sedangkan dampak negatif, penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit pengguna
bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahasa gaul dapat mengganggu siapapun yang
membaca dan mendengar kata kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang
bisa mengerti apa yang dimaksud dalam bahasa gaul tersebut, terlebih lagi jika bahasa gaul
tersebut berupa singkatan atau tulisan yang unik. Bahasa gaul juga mempersulit dalam
berkomunikasi dengan orang lain secara formal.

Tidak dapat dipungkiri lagi, dalam bermasyarakat, bersosialisasi lebih sering


menggunakan bahasa gaul. Anak-anak dan para remaja dalam perkembangan psikologis pun
tidak bisa ditolak atau dicegah untuk tidak terbiasa dengan bahasa gaul, karena itu memang
suatu proses dalam psikologisnya. Dengan kata lain penggunaan bahasa gaul tidak bisa
dihilangkan atau dicegah perkembangannya.

Nama Anggota Kelompok :

1. Enggel L Vioriza (13)


2. Indar Rizcha Amanda P. (19)
3. Neni Anggraeni Emelis (21)
4. Rani Agustin (24)
5. Ratri Birawanti (26)
6. Sindi Alina Putri (31)

Anda mungkin juga menyukai