Anda di halaman 1dari 4

Nama : Shelvy Sismawati Pratama Putri

NIM : P1337434120051
RESUME VIDIO
VIDEO 1
Pada saat mengambil pungsi lumbal yang aman menggunakan jarum spraddle 24g dan spuit paul
propylene untuk mengambil CSF pada sukarelawan yang sehat. Kondisi tertentu dapat meningkatkan
risiko komplikasi terkait pungsi lumbal seperti :
 Deficit Neurologis Fokal
 Peningkatan tekanan intrakranial
 Tanda-tanda herniasi otak
 Malformasi tulang belakang
 Infeksi pada area lumbal, Yang akan terlihat pada pemeriksaan fisik .
Dilakukan pemindaian MRI sebelum pungsi lumbal pertama untuk menghilangkan
 Lessi massa fossa posterios
 Lesi intrakkranial dengan efek massa
 Vevidence of midline shift
Pengambilan pungsi lumbal lebih lanjut tidak diperuntukkan untuk pasien yang telah mengalami :
 Operasi lumbal pada waktu dekat ini
 Kejang baru-baru ini
 Tidak sadar
 Menunjukkan koagulasi darah abnormal
 Terapi antikoagulan
 Alergi terhadap anestesi

Setelah melakukan MRI, semua risiko dan prosedur yang akan dijalani dijelaskan secara mendetail. Alat
dan bahan yang dibutuhkan antara lain:
 Sarung tangan
 Kompres
 Jarum tulang belakang
 Spuit 5 cc
 Tabung yang sudah diberi nomor
 Needle 24 gauge (rekomendasi untuk meminimalisir risiko)
 M la crème
 Larutan klorheksidin yang dipanaskan sebelumnya
 Xylocaine suntik (anestesi)
Asisten dokter atau perawat akan sangat dibutuhkan keberadaannya untuk:
 Respon intervensi pasien
 Membimbing dan meyakinkan pasien selama intervensi
 Untuk memantau kondisi pasien pasca pengambilan sampel

Persiapan pasien :
 Pasien berbaring dekubitus lateral posisi di tepi tempat tidur punggung ditekuk, leher dengan
punggung horizontal dan sejajar dengan tempat tidur.
 Untuk membuka ruang intervertebralis bahu tegak lurus dengan tempat tidur, lutut dan
pergelangan kaki simetris.
 Pasien juga bisa duduk menggunakan meja dan bantal untuk individu yang mengalamu kesulitan
berbaring.
 Jarus dimasukkan di ruang dalam antara vertebrata |3 dan |4 atau |4 dan |5

Pengambilan spesimen:
 Melakukan palpasi atau menentukan lokasi antara l3 atau l4 dan/atau l4 dan l5 tulang belakang
 Melakukan sedikit penekanan pada bagian yang akan ditusuk sebagai tanda
 Larutan chlorhexidine hangat diberikan untuk memicu konstraksi otot dengan diaplikasikan pada
memutar pada daerah yang akan ditusuk (diulang 3 kali)
 Cairan anestesi dimasukkan dengan menggunakan jarum 25 gauge
 Memasukkan pengantar dengan sudut 15 derajat kemudian jarum tulang belakang dimasukkan ke
dalam pengantar
 Jarum spinal akan melewati beberapa bagian untuk mendapatkan sampel CSS (kulit, ligament
supraspinous, ligament interspinous, ligament flavum, posterior epidural space, dura, subarachnid
space dan cauda equina)
 Setelah memasukkan jarum, spuit dipasangkan untuk mengambil sampel CSS
 Jika tidak terdeteksi adanya cairan CSS maka diulangi dengan angle yang berbeda
 Pengambilan pertama akan dimasukkan ke dalam tabung untuk analisis rutin
 Setelah proses pengambilan selesai, berikan sedikit tekanan keapada area yang dituangkan
 Menutup bekas tusukan dengan plester
 Pasien diminta untuk beristirahat secara horizontal selama 1 jam untuk observasi
 Setalah 24 jam tidak ada komplikasi maka pasien dapat melakukan kegiatan seperti semula

VIDEO 2

Pemeriksaan Cairan Tulang Belakang

Pemriksaan cairan tulang belakang dilakukan untuk :


 Diagnosis kelainan sistem saraf pusat

Sampel diperoleh dari :


 Lumbar
 Cisternal
 Lateral cervical puncture (tusukan servik lateral)
 Kanula ventrikel atau shunt

Pengumpulan, penyimpanan dan transportasi sampel :


Biasanya menggunakan tiga hingga empat tabung :
Tabung 1: biokimia
Tabung 2: mikrobiologi
Tabung 3: hitung jumlah sel
Tabung 4: sitologi
Rekomendasi mengenai status partisi dan penyimpanan CSF : 12 ml CSF harus dipartisi sehingga
menjadi tiga hingga empat tabung, sayaratnya tabung harus steril, CSF tidak dibiarkan mengendap
sebelum dipartisi.
Stabilitas sampel CSF :
 Harus segera dianalisis setelah pengumpulan
 Analisis hematologi sampel harus dilakukan dalam waktu satu jam
 Aspirasi cairan sel darah merah dan sel darah putih memiliki stabilitas terbatas di CSF karena
CSF hipertonik dan menyebabkan hasil palsu
 Waktu yang sangat penting untuk sel darah putih karena baik jumlah dan jenis sel sel yang ada
secara klinis penting dalam mendiagnosis kasus meningitis serta mendeteksi keterlibatan
leukimia SSP
 Sampel CSF untuk pengujian metalurgi harus dipertahankan pada suhu kamar sebelum pengujian
dilakukan

Pendinginan tidak direkomndasikan untuk beberapa spesimen kultur karena organisme yang sulit sperti
Haemophilus influenza dan nigeria meningitis tidak bertahan pada suhu yang dingin. Sampel 3 - 4 ml
pada suhu empat derajat celcius digunakan untuk :
- investigasi umum
- investigasi bakteri dan jamur
- pengujian antibodi
- PCR
- deteksi antigen volume
Untuk volume 10-15ml digunakan untuk patogen tertentu seperti :
- mycobacterium tuberkulosis
- jamur atau parasit

Pemeriksaan makroskopis :
 Warna : Dengan cara membandingkan dengan aquadest pada kertas putih. Warna kuning /
Xanthrochromia karena pendarahan sebelumnya dan lisis. Warna abnormal lain karena adanya
darah karena trauma.
 Kekeruhan : Normalnya jernih, kekeruhan akan terlihat apabila ada peningkatan jumlah sel.
 Koagulan : Ditemukan jika CSF mengandung protein dalam CSF sangat tinggi. Gumpalan juga
mungkin terjadi ketika dalam kondisi traumatis.
Prosedur Perhitungan CSF :
Alat yang dibutuhkan :
- objek glass
- bilik hitung
- cat warna leishman
- centrifuge
Cara kerja :

1. Campur specimen secara menyeluruh dan lembut


2. Pindahkan cairan yang tidak diencerkan menggunakan pipet
3. Biarkan sel mengendap
4. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x
5. Untuk sampel yang tidak diencerkan lakukan perhitungan 9 kotak
6. Rata-rata hasil dari kedua sisi ruangan

Perhitungan jenis sel :


1. Sentrifus sampel pada 1500rpm selama 1 menit
2. Buang supernatant
3. Sedimen disuspensikan kembali dengan larutan yang tersedia
4. Buat apusan
5. Tambahkan pewarna leishmen
6. Biarkan selama 1 menit
7. Larutkan dengan buffer pH 6,8
8. Biarkan selama 3 menit
9. Tunggu hingga kering
10. Amati dibawah mikroskop jenis selnya

Pemeriksaan biokimia :
Glukosa dan protein CSF diukur sama dengan cara mengukur sampel serum. Normal protein XSF adalah
14-45 mg/dl. Protein tersebut berasal dari plasma. Nilai normal glukosa dalam CSF adalah 40-80 mg.dl.
Nilai normal CSF :
 Penampilan : jernih dan tidak berwarna
 Berat jenis : 1.006-1.009
 Leukosit : 0-5/ul – dewasa dan anak-anak , >30/ul – bayi baru lahir
 Eritrosit : tidak ada
 Jenis sel : 60-80% limfosit, 30% monosit dan makrofag, 2% sel lain
 Pewarnaan gram : negative
 Kultur : steril
 Serologi sifilis : negative

Anda mungkin juga menyukai