Anda di halaman 1dari 24

BUDIDAYA AYAM PETELUR SKALA RUMAH TANGGA

Meskipun budidaya ayam ras petelur sudah berkembang sejak akhir tahun 1960an,
namun hingga kini penyebarannya masih belum mampu menjangkau kawasan terpencil.
Hingga tidak mengherankan di beberapa kabupaten di Kalimantan, Maluku dan Papua,
harga satu butir telur ayam ras mentah, bisa mencapai Rp 1.000,- sd. Rp 1.500,- per butir.
Berarti per kg. antara Rp 16.000,- sd. Rp 24.000,- Di kota Nunukan, Kalimantan Timur,
kebutuhan telur ayam ras malahan dipasok dari Tawao, Sabah, Malaysia. Sebab
mendatangkan telur dari Tarakan, biaya transportasinya (2 jam speed boat) justru lebih
tinggi dibanding dengan membelinya di Tawao (0,5 jam speed boat atau 1 jam long boat).

Di kota Nunukan, budidaya ayam ras petelur skala rumahtangga, juga masih kalah efisien
dibanding dengan membeli telur dari Tawao. Lain halnya di kep. Kei (Maluku Tenggara)
beberapa kabupaten di Papua dan juga Kalimantan. Kecuali di Kalsel. Sebab di provinsi
ini, pangsa pasar telur didominasi oleh itik alabio dari Amuntai. Peternakan ayam ras
petelur di Kalsel memang berkembang cukup baik, namun skalanya sudah sangat besar.
Karenanya dari segi efisiensi tetap bisa bersaing dengan telur itik alabio hasil peternakan
rakyat yang efisiensinya juga sangat tinggi. Satu ekor itik alabio, dalam waktu satu tahun
mampu bertelur sampai 250 butir (ayam ras rata-rata 270 butir).

Karenanya, sebelum memulai usaha agroindustri telur ayam ras, terlebih dahulu harus
dihitung kebutuhan pasar. Yang dimaksud sebagi pasar dalam hal ini bisa berupa
konsumen langsung, pedagang pengumpul, pedagang pengecer di pasar/warung. Yang
disebut sebagai konsumen langsung pun terdiri dari dua macam. Pertama konsumen
rumahtangga, kedua konsumen khusus berupa asrama, rumahsakit, perusahaan roti/kue,
hotel dan restoran. Konsumen rumahtangga sebenarnya tidak pernah membeli telur
secara langsung ke produsen, melainkan ke warung setempat. Kecuali di lingkungan kecil
yang masih tertutup. Misalnya di kompleks transmigran.

Kebutuhan riil pasar yang telah dihitung ini, akan menentukan populasi ayam yang akan
dipelihara. Misalnya, perkiraan kebutuhan pasar rata-rata 50 kg. telur per hari atau 18,25
ton per tahun. Bobot telur ini harus dikonversikan menjadi butir (16 butir per kg), hingga
kebutuhan pasar per tahun mencapai 18.250 kg. x 16 = 292.000 butir. Dengan
kemampuan bertelur rata-rata 270 butir per tahun, maka untuk memenuhi kebutuhan
pasar 50 kg. per hari, harus dipelihara 292.000 : 270 = 1.081, 481 atau dibulatkan
menjadi 1.200 ekor. Pembulatan ke atas ini untuk mengantisipasi mortalitas (tingkat
kematian ayam).

Kalau harga jual telur di tingkat konsumen Rp 8.000,- per kg. maka harga per butirnya
Rp 500,- Harga pokok telur berikut keuntungan peternak 70% dari harga di tingkat
konsumen atau Rp Rp 350,- per butir. Dari nilai tersebut 70% atau Rp 245,- merupakan
biaya pakan. Sisanya yang Rp 105,- merupakan penyusutan induk (Rp 50,-) kandang (Rp
15,-) biaya tenaga kerja Rp 20,- operasional Rp 15,- dan keuntungan peternak Rp 15,-
Harga pokok Rp 350,- per butir, setelah dikurangi keuntungan Rp 15,- menjadi Rp 335,-
merupakan biaya yang harus disediakan oleh peternak. Hingga untuk memproduksi
292.000 butir telur per tahun, diperlukan biaya 292.000 x Rp 335,- = Rp 97.820.000,-

Namun kebutuhan modal secara riil tidak akan sebesar itu. Sebab sejak awal bulan IV,
ayam sudah mulai bertelur dan hasilnya bisa dijual. Hingga modal yang harus
dikeluarkan hanyalah biaya investasi kandang, induk ayam, pakan ayam sebelum
berproduksi, tenaga kerja dan biaya operasional dengan nilai Rp 90,- x 292.000,- = Rp
26.280.000,- atau dibulatkan menjadi Rp 30.000.000,- sd. Rp 35.000.000,- Pembulatan ke
atas ini diperlukan untuk menjaga likuiditas usaha. Sebab ketika telur dibawa ke pasar
atau konsumen, tidak akan segara menghasilkan uang cash. Bisa saja pembayaran berupa
cek atau giro mundur. Kebiasaan pasar swalayan misalnya, pembayaran baru bisa
dicairkan paling cepat dalam jangka waktu 21 hari sejak memasukkan barang.

Dengan modal antara Rp 30.000.000,- sd. Rp 35.000.000,- mulai bulan IV akan diperoleh
omset harian Rp 350,- (harga di tingkat peternak) x 800 (butir telur = 50 kg) = Rp
280.000,- Dari omset tersebut, marjin yang diperoleh peternak adalah Rp 15 x 800 = Rp
12.000,- per hari atau Rp 360.000,- per bulan. Dengan populasi ayam yang hanya 1.200
ekor, maka pemeliharaannya bisa dilakukan oleh tenaga keluarga sendiri sebagai
sambilan. Hingga dari upah tenaga kerja Rp 20,- per butir, keluarga tersebut masih bisa
memperoleh pendapatan Rp 20,- x 800 = Rp 16.000,- per hari atau Rp 480.000,- per
bulan. Total dengan keuntungan beternak, penghasilan keluarga tadi akan mencapai Rp
480.000,- + Rp 360.000,- = Rp 840.000,- per bulan.

Dengan perhitungan tersebut, maka minimal kebutuhan pasar yang bisa memberikan
peluang usaha budidaya ayam petelur adalah 50 kg. per hari. Kurang dari angka itu akan
menjadi tidak efisien. Lebih dari jumlah tersebut, diperlukan tambahan tenaga kerja
untuk pengelolaan. Perhitungan ini menggunakan patokan harga telur Rp 8.000,- per kg.
di tingkat konsumen. Apabila harga telur mencapai Rp 10.000,- sd. Rp 25.000,- per kg,
maka prosentase keuntungan peternak akan tetap sama. Sebab perbedaan nilai nominal
harga telur ini juga juga akan berdampak sama terhadap biaya produksi dan pengeluaran
harian di kawasan tersebut yang juga cukup tinggi.

Tingkat pendapatan peternak sebenarnya masih bisa lebih ditingkatkan lagi, apabila
komponen biaya pakan bisa ditekan lebih rendah. Nilai pakan Rp 245,- dari tiap butir
telur, sebenarnya merupakan nilai pakan ayam termasuk pada saat tidak bertelur. Hingga
sebenarnya nilai riil pakan per hari adalah 270 : 365 X Rp 245,- = Rp 181,23. Nilai
komponen biaya pakan itu masih mungkin ditekan sampai ke tingkat Rp 160,- per hari
(0,1 kg. atau Rp 1.600,- per kg). Caranya dengan membeli tepung ikan, tepung tulang,
tepung grit, jagung giling, tepung casava dan bungkil kemudian mencampurnya. Dengan
cara itu, peternak mampu memperoleh tambahan marjin Rp 21, 23 x 365 : 270 = Rp
28,69 untuk tiap butir telur yang diproduksinya, atau per hari Rp 28,69 x 800 = Rp
22.952,- atau Rp 688.560,- per bulan.

Rata-rata keluarga Indonesia dengan 5 jiwa (2 orangtua 3 anak), akan mengkonsumsi


telur 1 kg. selama 5 hari, atau per hari hanya 0,2 kg. Hingga kawasan dengan kebutuhan
telur 50 kg. per hari, haruslah berpopulasi minimal 250 kk. Kota-kota kabupaten di
kawasan terpencil di luar Jawa, bisa berpopulasi di atas 1.000 kk. Hingga di kota
kabupaten dengan populasi 1.000 kk. tersebut berpeluang untuk membuka usaha
peternakan ayam petelur bagi 4 keluarga @ 1.200 ekor atau 2 keluarga dengan populasi
ayam 2.400 ekor. Semakin besar populasi suatu kota kabupaten, maka semakin besar pula
peluang untuk membudidayakan ayam petelur.

Selain menghasilkan telur, usaha budidaya ayam petelur juga masih menghasilkan ayam
afkir. Rata-rata ayam petelur harus diafkir pada minggu ke 55 sd. 65 sejak mulai
berproduksi. Hingga masa produksi ayam ras petelur hanya sekitar 1 tahun 20 hari sd. 1
tahun 3 bulan. Ayam petelur afkir bisa dijual ke pedagang ayam pedaging atau ke
pedagang sate ayam. Kebanyakan ayam petelur afkir banyak diserap oleh tukang sate
ayam. Harga ayam afkir ini bervariasi antara Rp 10.000,- sd. Rp 15.000,- per ekor hidup.
Tinggi rendahnya harga ayam afkir ini sangat ditentukan oleh pasokan ayam pedaging.
Kalau pasokan ayam pedaging sedang kurang, padahal kebutuhan tetap, maka harga
daging ayam termasuk ayam petelur afkir akan tinggi. Sebaliknya kalau pasokan ayam
pedaging sedang melimpah sementara kebutuhan tetap, maka harga ayam petelur afkir
juga akan ikut jatuh.

Ayam ras petelur, terdiri dari jenis berbulu putih dan cokelat. Ayam petelur jenis berbulu
putih antara lain Hubab leghorn, Hisex white dan Ross white. Jenis berbulu cokelat
antara lain Hubbarb golden comet, Hisex brown dan Ross brown. Di Indonesia, jenis
berbulu cokelat lebih populer dibanding dengan jenis berbulu putih. Benih ayam ras
petelur dibeli dalam bentuk DOC (Day Old Chick = anak ayam umur sehari). DOC ini
harus dipelihara dalam kandang koloni berlantai litter (sekam padi) dan harus diberi
pemanas. Ada banyak alat pemanas kandang ayam, antara lain berupa lampu listrik,
lampu minyak, kompor minyak dan kompor berbahan bakar briket batubara.

Setelah anak ayam tumbuh menjadi ayam dara (umur 2,5 sd. 3 bulan), mereka harus
dipindahkan dari kandang koloni ke kandang baterai (kandang individual = kandang
cage). Kalau selama dalam kandang koloni ayam diberi pakan grower (untuk
pertumbuhan), maka setelah berada di kandang baterai pakannya berupa pakan ayam
petelur (layer). Umumnya kandang baterai untuk ayam petelur terbuat dari bambu dan
logam. Kandang bambu lebih cocok untuk usaha peternakan ayam petelur skala
rumahtangga, sementara kandang dari logam cocok untuk usaha peternakan skala besar.
Kandang bambu investasinya sangat rendah, namun penyusutannya juga cepat.
Sementara kandang logam biaya investasinya tinggi namun penyusutannya juga lama.
Hingga sebenarnya, kandang logam jatuhnya lebih murah dibanding kandang dari bambu.

Untuk memulai beternak ayam petelur di lokasi yang terpencil, harus diawali dengan
magang (bekerja sambil belajar) pada peternak yang telah berpengalaman. Sebenarnya
pemagangan ini bisa dilakukan oleh pemerintah daerah, pengusaha pertambangan, HPH
dll, termasuk LSM dan lembaga keagamaan. Caranya, dengan mengirim kader-kader
yang diharapkan akan mampu mengembangkan ternak ayam di kawasan tersebut, ke
lokasi yang sudah ada peternakan ayamnya. Setelah selesai magang, mereka perlu
dicarikan modal untuk memulai usahanya. Dengan cara demikian, usaha peternakan
ayam petelur untuk rumahtangga akan mampu berkembang di kawasan yang terpencil.
Kisah Sukses Pembenihan Gurami Skala
Rumah Tangga
Published on May 24, 2012, by budidayaikan - Posted in Budidaya Gurami 1

Potensi sumber daya alam Kabupaten Banyumas sesuai dengan namanya Banyu artinya
air dan mas artinya berharga. Wilayah geografis yang strategis di bawah Gunung Slamet
menjadikan kawasan Banyumas tercukupi ketersediaan airnya sepanjang tahun. Selain
ketersediaan air, jenis tanah, kemiringan tanah dan jenis tanah juga menjadi nilai plus
yang dimiliki Banyumas.

Sumber air yang melimpah dan berasal dari mata air yang jernih dan memenuhi baku
mutu yang cukup sangat mendukung untuk usaha perikanan. Salah satu aktivitas
perikanan budidaya yaitu pembenihan ikan gurami yang menjadi primadona di
Banyumas. Komoditas gurami memiliki pangsa pasar terbuka luas, harga jual yang
bagus, dapat dijual dari mulai telur hingga ukuran tertentu hingga konsumsi (segmentasi
yang panjang, setiap segmen memiliki pasar).

Banyak terdapat peluang yang dapat dikerjakan secara serius, karena pada umumnya
masih dikerjakan secara tradisional (ilmu turun temurun). Pada tahun 2003 – 2004
banyak pembudidaya ikan yang gulung tikar dan menjual induknya karena telur sudah
tidak diserap oleh pasar.
Banyumas merupakan daerah penghasil telur gurami terbesar terutama di Desa Beji. Pada
tahun 2001 banyak pembudidaya ikan hanya membudidayakan telurnya saja karena untuk
mencapai ukuran konsumsi memerlukan waktu yang panjang sekitar 1 tahun, manajemen
yang masih konvensional dan modal yang tidak kuat. Di sisi lain mereka juga
memerlukan perputaran modal yang cepat agar keuntungan yang diperoleh bisa
mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.

Usaha telur gurami berawal dari 4 paket induk gurami (perpaket terdiri dari 1 jantan 4
betina) dapat menghasilkan telur rata rata 40.000 butir/bulan. Pemasaran telur gurami
melalui pengepul dan oleh pengepul dikirim ke luar daerah antara lain Tulungagung–
Jatim, DI Yogyakarta dan bahkan Pekanbaru-Riau. Pada tahun 2002, usaha berkembang
menjadi 25 paket induk dengan kapasitas produksi mencapai rata rata 250.000
butir/bulan. Permintaan telur ini masih tetap tinggi dengan harga mencapai Rp.
40/butirnya. Pada tahun 2003, usaha pemijahan mulai memasuki masa sulit dimana telur
tidak terserap oleh pasar dan harga jatuh hingga mencapai Rp.5/butir.

Hal ini diakibatkan terjadi over produksi di daerah Tulungagung-Jatim sehingga


pembelian telur dari Banyumas dihentikan. Masa ini menjadi masa yang sangat sulit bagi
pembudidaya ikan di Kabupaten Banyumas dan banyak yang gulung tikar dan menjual
induknya.

Melihat kondisi tersebut, Irwan Setiadi (Ketua Kelompok Mina Artha) beralih usaha dari
produsen telur menjadi pembenihan skala rumah tangga dan berhasil mengembangkan
prinsip teknologi dapat diterapkan di tingkat pembudidaya ikan dengan modal dan
pembiayaan yang kecil dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah tangga sejak
tahun 2004. Segmen pembenihan gurami adalah potensi terbesar untuk dikerjakan karena
tidak membutuhkan biaya yang besar dan lahan yang luas.

Untuk merubah kebiasaan dimana ketergantungan pasar telur terhadap kebutuhan gurami
di Jawa Timur sangatlah tinggi menjadi dapat dipelihara sendiri dengan merawat dan
memelihara telur gurami menjadi benih ikan gurami. Kegagalan atau kematian secara
total sering dialami, diakibatan keterbatasan fasilitas pendukung (sumber air dari sungai,
teknologi sistem pemeliharaan di bak semen) dan yang paling sering muncul serangan
penyakit ikan berupa protozoa white spot.

Namun hal ini tidak mengundurkan niatnya untuk usaha pembenihan gurami sehingga
usaha perawatan larva ini tetap dilakukan dengan trial and error dan mencatat setiap
aktivitas untuk menemukan cara yang paling tepat untuk mendapatkan SR benih yang
tinggi dan siap untuk dijual dalam bentuk benih pada ukuran tertentu. Sistem perawatan
larva gurami dapat dilaksanakan secara tradisional dan semi intensif dengan kendala-
kendala sebagai berikut:

1. Hama, predator dan penyakit ikan tidak terkendali serta ketergantungan terhadap
kondisi alam sangat tinggi (pakan, suhu dan kondisi perairan).
2. Hasil panen tidak pernah lebih dari 10 % dan sering mengalami kerugian/gagal
total.
3. Ilmu turun temurun dan keterbatasan pengetahuan dan ilmu pembudidaya ikan.
4. Faktor terbesar putusnya rantai budidaya gurami di Banyumas karena
keterbatasan modal, sehingga petani lebih senang menjual telur gurami keluar
daerah.
5. Hama dan predator sudah dapat dikendalikan, penyakit belum 100% terkendali,
ketergantungan terhadap panas matahari dan suhu air sangat berpengaruh
6. Meniru dari daerah lain yang belum tentu sesuai dengan kondisi alam di
Banyumas, (hanya cocok di daerah beriklim panas di atas 280C) Purwokerto suhu
25 – 280C.
7. Faktor kegagalan masih sering sekali muncul, kematian massal setelah hari ke 12
(serangan white Spot).

Dengan memperhatikan kendala-kendala tersebut melalui penelitian dan study banding


selama + 4 tahun (2004 – 2008) maka di temukan teknologi terbaru perawatan larva
gurami intensif berskala hathcrey rumah tangga dengan keunggulan sebagai berikut:

1. Mengurangi ketergantungan terhadap faktor alam berupa kebutuhan suhu tinggi


(lebih dari 280C) dan pengendalian terhadap penyakit.
2. Dapat menekan faktor kematian masal terhadap benih ikan yang diakibatkan oleh
penyakit (white Spot).

Saat ini keberhasilan tingkat keberhasilan produksi mencapai rata-rata SR 90% dengan
kapasitas produksi mencapai 54.000 benih/bulan, dari 6 paket unit kolam bak semen (per
1 unit dapat menghasilkan 9.000 benih/bulan). Sehingga untuk kapasitas produksi telur
kabupaten Banyumas mencapai 30 juta butir/bulan, membutuhkan 3.000 unit atau
membutuhkan 3.000 kepala rumah tangga terlatih untuk menyerap produksi telur Kab.
Banyumas agar tidak tergantung dengan daerah Tulungagung-Jatim dan daerah lainnya.

Selain sebagai Ketua Pokdakan Artha Mina, Irwan juga aktif sebagai Ketua Bidang
Pendidikan dan Pelatihan Usaha Perikanan (BP2UP) UPP Mina Mas Kab. Banyumas.
Irwan berperan aktif dalam pengembangan pembenihan skala rumah tangga di Kabupaten
Banyumas. Peran aktifnya melalui UPP Mina Mas Kab. Banyumas antara lain:

1. Mengembangkan prinsip teknologi pembenihan gurami skala hatchery rumah


tangga yang dapat diterapkan di tingkat pembudidaya ikan dengan modal dan
pembiayaan yang kecil dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah tangga
dan diberi nama “Perawatan Larva Gurami Model Inkubator skala Rumah
Tangga”.
2. Program kerja diselaraskan dan bersinergi dengan Program Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Banyumas untuk mewujudkan Program Minapolitan Kab.
Banyumas.
3. Sasaran awal 1.000 unit inkubator pada 1.000 KK dengan pemanfaatan lahan
pekarangan kosong disamping rumah yang tersebar di 4 kecamatan yang memiliki
topografi daerah atas (daerah pembenihan Minapolitan) yaitu Kec. Baturaden,
Kec Karangluas, Kec. Kedungbanteng dan Kec. Sumbang dengan target dapat
menyerap 1/3 produksi telur Gurami Kabupaten Banyumas sekitar 10 juta butir.
Ke depan diharapkan sebagai model atau contoh yang dapat berkembang minimal
2 kali lipat di tingkat masyarakat hingga tercapai target 3.000 unit.
4. Untuk mempercepat penyebaran teknologi, UPP Mina Mas Kab Banyumas
membentuk bidang Pendidikan dan Pelatihan Usaha Perikanan (BP2UP) yang
berfungsi membekali keterampilan kepada pembudidaya atau kelompok dalam
penerapan teknologi budidaya perikanan untuk berusaha di bidang perikanan.

Yang telah dilakukan dan dalam proses pendampingan di beberapa daerah secara
swadaya yakni Desa Limpakuwus Kec. Baturaden, Desa Bobosan Kec. Karangluas, Desa
Banjarsari Wetan Kec. Sumbang, Desa Pamijen Kec. Baturaden, dan Desa Petahunan
Kec. Ajibarang

Dalam kurun waktu 1 – 2 tahun ke depan harapan target tercapai dimana Kabupaten
Banyumas sebagai swasembada benih gurami dan didukung dengan penyiapan segmen
selanjutnya sehingga Kabupaten Banyumas akan menjadi penghasil gurami terbesar di
Indonesia mencapai 500 ton/hari atau 15.000 ton/bulan ukuran konsumsi dengan asumsi
SR hanya 50 %. (kkp)

Maggot-Papaya Solusi Pakan Ikan


Gurami Murah
Published on April 8, 2013, by budidayaikan - Posted in Berita, Budidaya Gurami 0

Ikan Gurami merupakan jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di berbagai
daerah seluruh Indonesia. Hal ini karena harga jual gurami yang tinggi, bahkan di
berbagai daerah di Indonesia mencapai Rp 30.000/kg.
Ikan gurami, mengandung gizi yang baik, disamping rasa dagingnya lezat, gurih, tekstur
dagingnya juga tidak lembek. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tahun
2011, pada tahun 2010, jumlah produksi gurami di Indonesia mencapai angka 56.885 ton.
Hal ini menunjukkan betapa besarnya kapasitas Indonesia dalam mencapai swasembada
ikan.

Meningkatnya harga pakan pelet sebagai bahan pakan utama ikan gurami membuat
keuntungan para peternak gurami di Indonesia menjadi berkurang. Bahkan, hampir 80%
dari biaya pengembangan usaha gurami dikeluarkan untuk pemberian pakan itu sendiri.
Hal ini tentunya membutuhkan solusi alternatif untuk menekan pengeluaran biaya
tersebut.

Selain itu, penyakit bercak merah yang menyebabkan kematian masssal gurami pada
tahun 2005, masih saja menjadi momok bagi peternak gurami. Belum ada solusi khusus
yang mampu secara kontinu diterapkan bagi gurami untuk meningkatkan ketahanan
fisiknya.

Tanaman-tanaman seperti daun sente belum mampu menjawab permasalahan yang kini
mewabahi pengembangan gurami di Indonesia. Karena itu, dari segi ketahanan fisik,
gurami juga membutuhkan alternatif.

Maggot-papaya adalah solusi bagi peternak gurami dalam pemberian pakan dengan fokus
utama dalam efisiensi biaya dan kekebalan tubuh ikan gurami terhadap penyakit bercak
merah. Maggot-papaya ini akan berjalan beriringan dengan pertumbuhan ikan gurami.

Maggot-Papaya Solusi Pakan Gurami Murah

Maggot-papaya berasal dari dua kata, yaitu maggot dan pepaya. Maggot merupakan larva
lalat yang dikembangbiakkan dari perpaduan ampas tahu dengan ikan kering. Protein dari
maggot ini mencapai 44%, sedangkan protein dari pelet maksimal secara umum ialah
40%.

Maggot dibiakkan memakai media ampas tahu. Ikan kering ditambahkan untuk menarik
datangnya lalat. Perbandingan antara ampas tahu dengan ikan kering ialah 8 : 2. Ampas
tahu cenderung mudah untuk diperoleh dan memiliki kisaran harga Rp 200-500 per kg.
Harga ikan rucah kering sekitar Rp 1.000 per kg. Jadi, jika diambil kisaran harga
maksimal, maka dibutuhkan biaya sebesar Rp 600 untuk menghasilkan 1 kg media
maggot.

Sebelum dipakai, media perlu difermentasi selama 3-4 minggu. Setelah itu, lalat akan
datang dan bertelur. Maggot dipanen setelah sepekan. Dari 1 kg media, dapat dihasilkan
180 g maggot. Jadi, untuk memperoleh maggot sebanyak 1 kg, dibutuhkan media
sebanyak 5,56 kg. Maka, untuk pembuatan maggot sebanyak 1 kg diperlukan biaya
sebesar Rp 3.336, atau dapat menekan biaya sebesar 48 % dari biaya penggunaan pelet.
Pepaya merupakan tanaman asli tropis dan sub tropis Amerika dan sekarang menyebar
keseluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia, pepaya dapat tumbuh pada ketinggian
700 m di atas permukaan laut, pada daerah lembab dan pada daerah dengan suhu 22-26
ºC dengan curah hujan sekitar 1.000 – 2.000 mm/tahun dan pH tanah 6-7. Oleh karena
itu, maka maggot-papaya baik untuk diterapkan di Indonesia. Hampir seluruh kawasan di
Indonesia memiliki curah hujan yang sangat besar, bahkan mencapai 2000 mm/tahun.

Bagian dari tanaman pepaya yang dimanfaatkan dalam hal ini ialah daunnya. Daun
pepaya merupakan salah satu bahan obat-obatan alami yang berasal dari tumbuhan yang
diketahui mengandung zat antibakteri seperti senyawa tocophenol, alkaloid carpain,
flavonoid dan lain-lain.

Zat yang dikandung daun pepaya ini mampu mengatasi penyakit bercak merah yang
disebabkan bakteri Aeromonas hydrophila. Daun pepaya mengandung enzim papain,
alkaloid karpaina, tocophenol, pseudo-karpaina, glikosid, karposid, saponin, sakarosa,
dektrosa, levulosa, dan flavonoid.

Dari sekian banyak senyawa dan zat aktif pada daun papaya, yang bersifat larut dalam
etanol 70% dan air yaitu alkaloid, tocophenol, dan flavonoid. Tocophenol merupakan
senyawa fenol yang khas pada tanaman pepaya.

Fenol dapat merusak membran sel bakteri dan menyebabkan lisis (terlarutnya) sel bakteri.
Sisi dan jumlah gugus hidroksil pada fenol diduga memiliki hubungan dengan toksisitas
relatif terhadap mikroorganisme dengan bukti bahwa hidroksilasi yang meningkat juga
menyebabkan tingginya toksisitas zat ini. Kepolaran gugus hidroksil fenol mampu
membentuk ikatan hidrogen yang larut dalam air sehingga efektif sebagai desinfektan.

Saat berumur 3,5 bulan, daun pepaya sudah dapat diambil. Hal ini sejalan dengan
pertumbuhan gurami yang sudah berukuran 3-5 cm. Ukuran daun pepaya mencapai
setengah dari ukuran daun sente. Selembar daun sente umumnya mencukupi untuk 100
ekor gurami. Jadi, selembar daun pepaya diperkirakan dapat mencukupi konsumsi 50
ekor gurami.

Maka, untuk ukuran kolam sebesar 6×20 meter persegi (berisi 1200 ekor gurami),
diperlukan daun pepaya sebanyak 24 lembar. Hal ini tentunya tidak memerlukan banyak
pohon, hanya berkisar 12 pohon pepaya dengan pengambilan 2 lembar daun dari tiap
pohonnya. Jarak tanam pepaya yang ideal ialah 2,75 m. Jadi, panjang dari pematang
kolam yang dibutuhkan ialah 33 m. Panjang keliling kolam sebesar 6×20 meter persegi
ialah 52 m. Artinya, penanaman pepaya di pematang kolam mencukupi untuk pemberian
pakan gurami yang ada di dalamnya.

Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, kemungkinan peningkatan produksi gurami


di Indonesia sangat dimungkinkan. Selain ditinjau dari sisi penekanan biaya pemberian
pakan, metode maggot-papaya juga menjanjikan terhindarnya ikan gurami dari penyakit
bercak merah yang telah menjadi momok bagi peternak gurami di Indonesia. (Sumber :
Eko Riyandi Ginting/Mahasiswa Semester 6 Teknik Sipil dan Lingkungan Institut
Pertanian Bogor)

Kuswanto, Sukses Bisnis Budidaya


Gurami Di Setiap Musim
Published on April 2, 2013, by budidayaikan - Posted in Budidaya Gurami, Kisah Sukses
0

Pesona bisnis budidaya ikan gurami tetap menggoda pengusaha perikanan. Harganya
yang stabil, peminatnya juga sangat banyak. Sehingga jumlah permintaan di pasaran
selalu saja tinggi. Menangkap potensi ini, Kuswanto Wijiadhi getol mendalami dan
membudidayakan gurami.

“Saya mencoba budidaya ikan gurami di setiap musim, dan itu ternyata berhasil. Karena
ikan ini sebenarnya rawan mati mengingat musim yang tidak menentu,” kata Kuswanto.

Dari berbagai percobaan yang Kuswanto lakukan untuk bisa mengembangan budidaya
gurami, pada akhirnya warga Karangnanas Purwokerto ini menemukan cara yang tepat
untuk melakukan pembenihan hingga pembesaran. Bahkan budidaya miliknya terbilang
berhasil terbukti dengan 97 persen ikan yang hidup dalam satu periode.

Biasanya petani ikan bisa merugi karena banyak benih ikan yang mati. Setidaknya 50
persen yang hidup itu terbilang berhasil. Ia melakukan pembenihan saat masih berwujud
telur hingga yang sudah besar untuk diperjual belikan. Bisnisnya ini sudah dipasarkan
hingga ke luar kota. Yang paling jauh sampai di Tulungagung.
Diceritakan, Kuswanto mengawali pembenihan sejak tahun 2008 lalu. Dengan bermodal
dua kolam di dekat rumahnya, kini ia sudah bisa mengembangkan hingga memunyai
tujuh kolam tanah dan delapan kolam terpal gurami. Bahkan Kuswanto juga memunyai
laboratorium sendiri di rumah untuk pembenihan. Mengingat gurami tidaklah mudah
untuk dibudidayakan namun sangat potensial sebagai ladang berbisnis.

Banyak cara yang dilakukannya selama mengawali usaha ini. Bahkan ikannya juga sering
mati karena berada pada suhu yang tidak sesuai. Setelah ia menemukan teknik tersendiri
maka kendala ini bisa dicarikan solusinya. Ia menerapkan teknologi rekayasa suhu
sehingga pembenihan ikan tidak mengenal musim.

Setelah usaha ini berkembang dan bisnisnya juga telah mapan, Kuswanto ingin
menularkan juga kepada masyarakat. Ia ingin memanfaatkan lahan potensial yang ada di
Karangnanas sehingga dapat mengantarkan desa ini sebagai sentra budidaya gurami.
Mengingat teori yang didapatnya ini tidak dimiliki orang lain.

Untuk pemasaran, kata Kuswanto, melayani langsung di rumahnya yang ada di Grumbul
Wadasmalang RT 2/7 Desa Karangnanas. Di sini pembeli bisa menyaksikan langsung
proses pembenihannya di laboratorium dan di kolamnya. Sedangkan yang sudah besar
akan dibawa ke Desa Beji yang dikenal dengan desa ikan.

Kuswanto mengatakan, demi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat ia memberikan


garansi apabila pembeli mendapatkan ikan yang tidak sehat. “Kalau beli terus dibawa ke
rumah dan sampai di rumah ternyata ikannya nggleleng, kami siap mengganti berapa pun
jumlahnya,” kata Kuswanto.

Untuk ikan yang masih dalam proses pembenihan di jual mulai dari harga Rp 115 yang
besarnya masih seperti ukuran gabah. Sedangkan yang sudah besar kata dia bisa dijual
dengan kiloan seperti pasaran pada umumnya. (Sumber : Satelit News)

Mananggulangi Bau Kotoran Ayam


Filed under: ilmu ternak — 1 Komentar
Januari 2, 2011
 
 
 
 
 
 
Rate This

Salah satu masalah yang biasa muncul dalam peternakan ayam adalah bau kotoran.
Adakah cara yang bisa membuat kita beternak ayam dengan baik tanpa menimbulkan
gangguan pada lingkungan ?
Biasanya yang menjadi masalah lingkungan pada peternakan ayam, baik pedaging
maupun petelur adalah bau dari kotoran ayam yang menyengat hidung. Hal ini dapat 
menyebabkan polusi udara, di mana udara disekitar lokasi peternakan menjadi
bausehingga tidak mengenakkan dan bisa menjadi sumber penyakit bagi masyarakat di
sekitar lokasi peternakan.

Mungkin apabila jumlah ayamnya hanya beberapa puluh ekor tidak akan seberapa
baunya, tetapi bila jumlahnya ribuan ekor tentu baunya sangat menyengat. Tetapi
menurut Herman Setyono (1994), ternyata ada suatu jalan keluar yang baik untuk
memecahkan masalah itu, dan jalan keluar tersebut tidak sulit, juga tidak mahal.

Untuk menanngulangi hal tersebut kita hanya perlu menyediakan kapur halus (jangan
memakai gamping) atau hanya pasir yang kering dalam jumlah yang disesuaikan dengan
luas areal peternakan ayam tersebut.

Tetapi teknik ini hanya dapat dilakukan untuk peternakan ayam dengan sistem kandang
battery, dimana kandang ayam dibuat sedemikian rupa sehingga di bawah kandang
terdapat celah yang cukup luas.

Sedangkan untuk sistem perkandangan yang lain teknik ini belum diketahui guna dan
manfaatnya.

Setelah kita menyediakan kapur halus atau pasir kering, maka kita dapat melakukan
langkah-langkah berikut :

1. Buatlah lubang di bawah kandang dengan ukuran dalamnya kurang lebih 20 cm,
dengan panjang dan lebar sesuai dengan panjang dan lebar kandang. Sehingga di bawah
kandang akan terdapat lubang sepanjang kandangnya.

2. Isilah lubang tersebut dengan kapur halus atau menggunakan pasir yang kering, bisa
juga dengan mencampur kapur dan pasir dengan perbandingan 1:1 hingga seluruh seluruh
lubang terisi dengan kapur dan pasir tersebut.

Karena di bawah kandang seluruhnya ada lubang yang berisi  kapur atau pasir, maka tiap
kotoran yang jatuh akan jatuh pada tumpukan tersebut sehingga kotoran itu akan lebih
cepat mengering.

Kotoran yang bercampur dengan kapur halus ataupun pasir kering ini akan lebih cepat
proses pengeringannya dibandingkan yang tidak tercampur dengan kapur atau pasir.

Dengan keringnya kotoran tersebut maka bau kotoran akan sirna atau tidak begitu
menyengat, karena kotoran ayam yang kering baunya akan hilang atau minimal
berkurang.

3. Gantilah kapur halus atau pasir tersebut tiap 1-2 bulan sekali, tergantung banyaknya
kotoran yang telah jatuh. Tumpukan kapur atau pasir yang telah bercampur dengan
kotoran ayam yang mengering tersebut dikumpulkan pada tempat khusus, karena
campuran tersebut bisa dibuat pupuk kandang setelah kapur atau pasirnya dipisahkan.

Meskipun telah menempuh langkah-langkah di atas, bukan berarti kita mengabaikan


faktor-faktor lain yang harus diperhatikan dalam peternakan ayam, antara lain kebersihan
kandang dan ventilasi udara dalam kandang.Kandang yang bersih merupakan salah satu
penyebab berkurangnya bau-bau lain yang bisa menyertai bau kotoran ayam. Di samping
itu, dengan menjaga kebersihan kandang kita bisa mencegah timbulnya penyakit yang
tidak kita inginkan.

Sedang dengan ventilasi udara yang baik dalam kandang akan menyebabkan sirkulasi
udara di kandang berlangsung dengan baik, sehingga tidak ada kepengapan yang bisa
menyebabkan bau tak enak dan bisa menimbulkan penyakit respirasi pada ayam.

Jadi dengan mengikuti langkah-langkah di atas kita bisa menggulangi masalah bau
kotoran ayam, sehingga diharapkan dapat memperkecil pencemaran udara yang
ditimbulkannya. Disamping itu, dengan mengikuti langkah-langkah tersebut kita bisa
memperoleh keuntungan ganda, yaitu pertama kita mendapatkan hasil utama berupa
ayam ataupun telurnya, kedua kita bisa memperoleh pupuk yang bisa kita jual sehingga
menambah pemasukan. Selamat mencoba dan semoga berhasil. Author by Alwie N.

Penyebab Kandang Ayam Menjadi Bau


administrator 5.0 Penyebab Kandang Ayam Menjadi Bau

Kandang ayam dapat menjadi bau dikarenakan berbagai hal, salah satunya adalah karena
kotoran ayam yang basah. Masalah bau pada peternakan ayam seringkali menjadi
pengganggu, baik terhadap lingkungan sekitar maupun terhadap kesehatan ayam itu
sendiri. Bila dibiarkan terus menerus, maka bau tidak sedap ini akan menimbulkan
penyakit respirasi. Bila sudah terjadi hal demikian maka peternakan ayam kita terancam
gagal panen. Selain itu lingkungan sekitar kandang ayam juga menjadi tidak nyaman.

Bau pada kandang ayam ini disebabkan oleh adanya kandungan ammonia pada kotoran
ayam. Beberapa peternak sudah mencoba berbagai cara untuk mengurangi kadar bau
tersebut. Diantaranya dengan sering mengganti sekam , dan juga selalu menjaga
kebersihan kandang ayam. Akan tetapi hal itu tentunya juga akan menimbulkan masalah
baru buat peternakan unggas komersil, karena dengan lebih seringnya sekam diganti
otomatis harus ada biaya tambahan lagi. Dan tentu saja biaya yang dibutuhkan itu juga
tidak sedikit.

Kotoran pada kandang ayam yang menimbukan bau tidak sedap tersebut umumnya
berasal dari kotoran ayam yang basah dan lembek serta mengandung kadar air yang
tinggi. Dalam dunia peternakan unggas dikenal dengan istilah wet dropping. Nah kira
kira apa saja sih yang bisa menimbulkan kotoran basah penyebab bau tidak sedap pada
kandang ayam tersebut?

beberapa penyebab terjadinya  wet dropping / kotoran yang  basah pada kandang ayam:

Manajemen kandang  yang kurang bagus dapat memicu kotoran ayam menjadi basah,
seperti   kelalaian pengontrolan suhu, kelembaban, dan densitas (kepadatan) ayam di
dalam kandang akan menyebabkan ayam menghadapi stres panas sehingga ayam lebih
banyak minum dibandingkan makan. Akibatnya feses yang dikeluarkan konsistensinya
lebih cair.

Tingginya konsentrasi mineral seperti natrium, kalium, magnesium, dan klorin dapat
mengakibatkan asupan air yang berlebihan. Selain itu pemakaian formulasi pakan yang
kaya akan serat terutama sumber bahan pakan karbohidrat bukan pati (NSPs) dapat
meningkatkan perlekatan makanan dalam saluran pencernaan sehingga lebih banyak
cairan yang keluar.

Pakan yang mengandung jamur dapat memicu timbulnya mikotoksin terutama jenis
aflatoxin dan T-2, sehingga berdampak pada iritasi saluran pencernaan serta
menyebabkan terjadinya kasus wet dropping.  Sementara itu mikotoksin jenis ochratoxin
A, citrinin, dan oosporin dapat menyebabkan perubahan fungsi ginjal seperti terjadinya
polyuria (produksi urin yang berlebihan) sehingga feses menjadi basah yang akhirnya
menurunkan feed intake.

Dengan mengetahui beberapa penyebab yang dapat  menimbulkan bau pada kandang
ayam, dimaksudkan supaya penyebab  tersebut dapat dibenahi sehingga permasalahan
bau kandang  dapat diatasi. Dengan lingkungan kandang yang bersih serta ayam yang
sehat maka profit peternakan ayam diharapkan dapat meningkat.

Gambar Ayam
December 13, 2012 Filled under Info & Tips

gambar ayam Gambar Ayam – Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) adalah
unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan untuk keperluan hidup
pemeliharanya. Ayam peliharaan (selanjutnya disingkat “ayam” saja) merupakan
keturunan langsung dari salah satu subspesies ayam hutan yang dikenal sebagai ayam
hutan merah (Gallus gallus) atau ayam bangkiwa (bankiva fowl). Kawin silang antarras
ayam telah menghasilkan ratusan galur unggul atau galur murni dengan bermacam-
macam …
Cara berternak ayam bangkok
September 1, 2012 Filled under Ternak

Cara berternak ayam bangkok Cara berternak ayam bangkok  sebanarnya sangatlah
mudah, yang perlu diperhatikan dalam berternak ayam bangkok adalah pemilihan induk
bangkok yang bagus, baik induk bangkok maupun pejantan bangkok. Untuk
menghasilkan peranakan bangkok yang baik menurut Cara berternak ayam bangkok
ksebaiknya dalam pengawinan induk dan pejantan bangkok herus dalam keadaan sehat,
karena jika dalam pengawinan tersebut salah satu diantaranya sakit atau mempunyai
kelainan, bisa menyebabkan …

Penjelasan dan jenis ayam


February 21, 2013 Filled under Info & Tips

Penjelasan dan jenis ayam Penjelasan dan jenis ayam - Unggas yang biasa dipelihara
orang untuk dimanfaatkan untuk keperluan hidup pemeliharanya. Ayam peliharaan
merupakan keturunan langsung dari salah satu subspesies ayam hutan yang dikenal
sebagai ayam hutan merah (Gallus gallus) atau ayam bangkiwa (bankiva fowl). Kawin
silang antar ras ayam telah menghasilkan ratusan galur unggul atau galur murni dengan
bermacam-macam fungsi; yang paling umum adalah ayam potong (untuk dipotong) dan
ayam petel…

Cara Berternak Ayam Kampung


May 1, 2012 Filled under Ternak
, dan suhu udara sesuai dengan kebutuhan. Jangan lupa untuk selalu memastikan
kebersihan kandang. Lokasi kandang juga harus dijauhkan dari pemukiman. Hal ini untuk
mencegah tercemarnya lingkungan sekitar akibat limbah yang dihasilkan. Misalnya
limbah bau amoniak, kotoran ayam, dan lain-lain. Cara Berternak Ayam Kampung 4
Pencegahan penyakit. Ada beberapa alternatif untuk menjaga DOC tetap dalam kondisi
sehat. Di antaranya dengan melakukan biosecurity, program sanitasi, maupun vaksinasi. 5
Pemasa…

Perawatan dan ternak ayam kate


February 21, 2013 Filled under Ternak

Perawatan dan ternak ayam kate Perawatan dan ternak ayam kate - Meskipun
berperawakan kerdil, unggas ini pantang minder. Ia senang bergaya petentang-petenteng
dan tak ragu berkokok lantang. Ayam kate diklaim sebagai ras ayam terkecil di dunia.
Meski berbadan cebol, ia bukan ayam murah. Ayam ini berkualitas bisa diboyong dengan
harga mencapai 400 ribu bahkan lebih perekornya. Mutu ayam ini ditentukan oleh bobot
badan yang ringan, bentuk leher menyerupai huruf S, kepala tertarik jauh kearah belak…

Cara mudah beternak bebek


February 21, 2013 Filled under Ternak

ek, tutorial cara beternak bebek, video cara beternak bebek, download cara beternak


bebek, cara beternak bebek peking, kursus cara beternak bebek, sukses cara beternak
bebek, gambar cara beternak bebek, cara beternak bebek potong, cara beternak bebek
tanpa air, cara beternak bebek petelur, cara beternak bebek kering, cara beternak bebek
pedaging, beternak bebek tanpa air, beternak bebek pedaging, cara beternak bebek
kering, beternak bebek telur, cara beternak bebek download, beternak bebek petel…

Cara beternak kroto


December 10, 2012 Filled under Ternak
ebagai pos terdekat gudang makanan. Ini salah satu cara bertahan dari pengganggu atau
musuh alami. Artikel yang terkait dengan cara beternak kroto adalah : cara beternak
kroto, cara beternak semut rangrang, cara beternak jangkrik, cara beternak kroto tanpa
pohon, cara beternak kroto semut, cara beternak kroto , tutorial cara beternak kroto,
download cara beternak kroto, buku cara beternak kroto , video cara beternak kroto,
download cara beternak kroto, cara cara beternak kroto , cara beternak kr…

Membuat Pakan Alternatif Penghilang


Bau Kandang
oleh: herbamart    
 Summary rating: 2 stars (17 Tinjauan)
 Kunjungan : 918
 kata:600 

More About : teknik ternak ayam tanpa bau


 
<a
href='http://a.tribalfusion.com/h.click/axmTR8VmTw5PY7Q6fF2tZbtXdrKmWZay36JV
4Gr7VcQ7WGFkRAFwUtMQUrf43r2tVqQtWaYlPanKRGjKRr6nSHncVsU24b6vnWq
m0qyu4dMZdQVBH46JZcoW6sUdQ60bQaXU76XTqsPbYGUbB0WdUWmbQmRUv
NYEMn4EBg5E7XmqnHYUF8TtJ1oPUBPpX0U86fYmmZdMRUTvBaiS6y82oTmNC
Xy4pi1PEvbpEySZd2/http://ads.planet49.com/www/delivery/ck.php?n=a5fa0d04'
target='_blank'><img src='http://ads.planet49.com/www/delivery/avw.php?
zoneid=1724&amp;n=a5fa0d04&amp;ct0=http://a.tribalfusion.com/h.click/
axmTR8VmTw5PY7Q6fF2tZbtXdrKmWZay36JV4Gr7VcQ7WGFkRAFwUtMQUrf43r
2tVqQtWaYlPanKRGjKRr6nSHncVsU24b6vnWqm0qyu4dMZdQVBH46JZcoW6sUdQ
60bQaXU76XTqsPbYGUbB0WdUWmbQmRUvNYEMn4EBg5E7XmqnHYUF8TtJ1oP
UBPpX0U86fYmmZdMRUTvBaiS6y82oTmNCXy4pi1PEvbpEySZd2/' border='0'
alt='' /></a>
Bau kandang yang disebabkan proses fermentasi kotoran ternak menimbulkan bau
amoniak yang cukup mengganggu lingkungan sehingga tidak sedikit pengusaha
peternakan mendapatkan reaksi dari masyarakat sekitar tempat usaha yang menyebabkan
usaha berhenti, walaupun sudah dilakukan berbagai cara untuk menghilangkan bau
kandang dengan cara rajin membersihkan kandang dan memiliki tempat penampungan
limbah peternakan aroma kandang masih belum bisa dihilangkan dengan tuntas terlebih
lagi jenis ternak yang menggunakan pakan pabrikan, di sisi lain perusahaan pakan ternak
telah memberikan solusi dengan memproduksi bahan obat penghilang bau kandang akan
tetapi hasilnya tidak maksimal karena menurut pengalaman seorang peternak puyuh
mengatakan bahwa produk tersebut mengakibatkan produksi telur puyuh menurun
sehingga di sini menjadi satu dilema, jika menggunakan penghilang bau kandang
produksi menurun akan tetapi jika tidak menggunakan produk penghilang bau kandang
mencemari lingkungan sehingga dengan kondisi seperti ini butuh satu kebijakan yang
tepat untuk tetap menyelamatkan keberlangsungan usaha peternakan.

Penyebab utama bau kandang dipengaruhi dari bahan makanan yang digunakan dalam
komposisi pakan berupa bekatul/dedak, jagung, tepung singkong dan tepung ikan, untuk
membuktikannya coba anda ambil sedikit bahan makanan tersebut kemudian dibasahi
dan biarkan beberapa 1-2 hari dan lihat reaksinya, bau dari proses pembusukan bahan
makanan ini akan semakin kuat setelah beberapa hari karena bahan makanan ini sering
digunakan sebagai media untuk membusukkan bahan lain seperti pupuk dan kompos
karena mengandung karbohidrat, contoh lain adalah deterjen yang menggunakan filler
menggunakan salah satu bahan ini, ketika anda merendam pakaian selama kurang lebih
12-24 jam akan menimbulkan bau yang menyengat dari proses fermentasi bahan
makanan yang mengandung karbohidrat.

Cara sederhana untuk menghilangkan bau kandang melalui makanan adalah dengan
mencampurkan beberapa bahan bumbu masak dan jamu/empon-empon sebagaimana
beberapa produk jamu ternak yang bisa menghilangkan bau kandang tanpa mengurangi
hasil produksi ternak, salah satu contoh adalah sebuah berita yang pernah saya dapatkan
dari seorang peternak ayam kampung di Jakarta yang mana dia memelihara ayam
kampung di tengah perkampungan sehingga anda sudah bisa memprediksikan sendiri
akibatnya, dia mencoba memberikan pakan ayam kampung dengan mencampurkan
beberapa bahan bumbu masak dan empon-empon seperti bawang merah dan putih, jahe,
kencur, kunyit, dan lain-lain. Hasilnya selain kotoran tidak bau cita rasa daging semakin
lezat karena sudah diberi bumbu sehingga usahanya semakin berkembang karena
produknya memiliki keunggulan. Jika anda tertarik menggunakan cara ini dengan
menggumpulkan sendiri bahannya silahkan saja, akan tetapi jika ingin menggunakan
yang praktis cari produk jamu ternak yang menggunakan bahan seperti itu akan tetapi
perlu hati-hati karena banyak produk jamu ternak yang tidak terjamin bahan bakunya
sehingga anda jangan terpedaya testimony pemakai karena semua itu bisa direkayasa
untuk melariskan sebuah produk terlebih lagi iklan yang bombastis.

Jika anda mau saya pernah menggunakan sebuah produk jamu ternak dengan hasil yang
benar-benar nyata, selain bau kandang hilang, nafsu makan dan tingkat kesehatan ternak
juga meningkat di mana waktu itu musim penyakit ayam banyak yang mati akan tetapi al
hamdulillah ternak kami tidak mengalami musibah dengan perantara produk ini yang
sudah kami posting di herbamart.blogspot.com.

Baca artikel lainnya di bawah ini.


Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2324650-membuat-
pakan-alternatif-penghilang-bau/#ixzz2RX9b7YI4

Tahapan Sebelum Memulai Bisnis


Budidaya Ikan
administrator 5.0 Tahapan Sebelum Memulai Bisnis Budidaya Ikan

Budidaya ikan adalah termasuk salah satu sektor usaha yang


menjanjikan hal ini terlihat banyaknya masyarakat Indonesia yang juga gemar
mengkonsumsi ikan.  Budidaya ikan terbagi menjadi dua bagian yaitu jenis ikan yang
hidup di air tawar dan ikan yang hidup di air asin.

Selain hidup di alam bebas seperti di laut, danau, sungai ada banyak jenis spesies ikan
yang bisa dikembang biakkan dengan melalui penangkaran. Tentunya ikan yang banyak
digemari dan di konsumsi oleh masyarakat secara umum. Sebagai contoh, bisa mencoba
budidaya ikan ayng mempunyai tingkat popularitas tinggi, seperti budidaya ikan nila,
ikan lele, atau jenis ikan lainnya.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebelum melakukan budidaya ikan baik ikan
yang hidup di air tawar maupun asin adalah tidak mudah. Untuk mencapai kesuksesan
dalam menggeluti usaha dibidang budidaya ikan diperlukan cara-cara khusus.
Diantaranya yaitu memahami jenis spesies yang akan di kelola baik dari cara
pengembang biakan, pembesaran, perawatan, pencocokan terhadap struktur tanah dan
lain sebagainya.

Berikut adalah langkah-langkah yang diperlukan sebelum melakukan budidaya ikan 


daiantaranya;

Melihat pasar atau melihat kebutuhan masyarakat terhadap jenis spesies ikan

Cara ini antara lain bisa dilakukan dengan mengamati pedagang-pedagang ikan yang ada
di pasar-pasar baik dipasar tradisional maupun modern. Dengan cara ini kita bisa
mengetahui mana jenis ikan yang lebih diminati oleh para konsumen.
Buatlah rencana bisnis dan strategi

Setelah mengetahui kebutuhan masyarakat tentang ikan, kita bisa merencanakan jenis
ikan apa yang akan dibudidayakan. Dan selain itu penyiapan modal yang cukup adalah
faktor  yang paling utama untuk menunjang kelangsungan budidaya ikan.

Bangun jaringan terhadap konsumen

Membangun jaringan terhadap calon konsumen adalah faktor utama dalam meraih
kesuksesan budidaya ikan pada saat masa panen.

Mengamati kompetitor  dalam bidang yang sama yaitu dalam hal budidaya ikan

Cobalah amati dan pelajari bagaimana kompetitor anda serta lakukan langkah
perencanaan strategis guna mengungguli kompetitor

Membuat inovasi yang berbeda dari kompetitor

Selalu buat inovasi yang menarik dan berbeda dari kebanyakan produk yang sudah ada.
Seperti melakukan bibit budidaya jenis unggul atau menyilangkan beberapa jenis spesies
ikan hingga anda akan mendapatkan jenis ikan yang tidak di miliki oleh kompetitor

Demikian tadi beberapa langkah dan tahapan penting yang harus diketahui sebelum
terjun dalam bisnis budidaya ikan. Semoga dapat menambah wawasan dan bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai