Anda di halaman 1dari 142

PENGARUH MEDIA VIDEO AKUN INSTAGRAM LIPUTAN6

TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS


VIII-B SMP AL HASRA BOJONGSARI DEPOK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Disusun Oleh

Desi Yuliyanti

(1113013000007)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad Saw sebagai suri teladan bagi kita semua.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan studi S1 Jurusan


Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi Pengaruh Media
Video Akun Instagram Liputan6 terhadap Kemampuan Menulis Eksposisi pada
Siswa Kelas VIII-B SMP Al Hasra Bojongsari Depok Tahun Pelajaran 2017/2018.

Dengan diselesaikannya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan


terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini;
3. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran selama
penyusunan skripsi ini sampai selesai;
4. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan selama penulis menyelesaikan studi
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
5. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta;
6. Andi Suhandi, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Al Hasra, dan Herman
Risin, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia , serta segenap guru dan
karyawan SMP Al Hasra yang telah memberikan kesempatan dan bantuan
kepada penulis untuk melakukan penelitian;

iii
7. Teristimewa untuk keluarga tercinta, kepada kedua orang tua, Bapak
Suhendar dan Ibu Siti Nurjanah, yang tiada hentinya memanjatkan doa
untuk keberhasilan putrinya, kepada kakak tunggalku Irfan Rosandi dan
istrinya, kepada adik-adikku Dea Riski Amelia dan Desca Fazriatun Nisa
yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan, semangat dan doa;
8. Teruntuk Astiaransyah Dwi Putra, S.Kom. yang selalu memberi dukungan,
semangat, dan setia mendampingi selama proses penyelesaian skripsi ini;
9. Sahabat tercinta Mar’atun Sholihah, Sartika, Wini Astriani, Nurul Azizah
Rahmah, Maria Ulfa, Ajeng Restiyani yang selalu setia memberikan
bantuan, canda , dan tawa serta kawan seperjuangan PBSI angkatan 2013
dan kawan seperjuangan PPKT Tiara Andriani, Hanin Azizah, Kurnia
Nihaya, dan Hadiati Aslmiah yang selalu memberikan makna kebersamaan
dan kekeluargaan.
Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu, yang telah
membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. penulis berdoa dan berharap
semoga seluruh doa dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik serta masukan yang membangun
sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca,
serta dunia pendidikan.

Jakarta, Desember 2017

Desi Yuliyanti

iv
ABSTRAK

DESI YULIYANTI. NIM: 1113013000007. Skripsi “Pengaruh Media Video Akun


Instagram Liputan6 terhadap Kemampuan Menulis Eksposisi Siswa Kelas VIII-B SMP
Al Hasra Bojongsari Depok Tahun Pelajaran 2017/2018”. Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd. 2017.
Skripsi ini meneliti tentang pengaruh media video akun instagram Liputan6
terhadap penulisan eksposisi siswa kelas VIII. Alasan peneliti memilih akun instagram
menjadi alat bantu dalam pembelajaran karena ingin memanfaatkan teknologi yang
sudah canggih dan mudah digunakan di masyarakat. Penelitian ini bertujuan: 1) untuk
mengetahui pengaruh jejaring sosial Instgaram terhadap pembelajaran menulis
karangan eksposisi siswa kelas VIII-B SMP Al Hasra Bojongsari Depok Tahun
Pelajaran 2017/2018. 2) untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa terhadap
penggunaan media jejaring sosial Instagram dalam akun Liputan6 untuk meningkatkan
kemampuan menulis eksposisi dalam pembelajaran di kelas.
Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah pendekatan quasi eksperimen
dengan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik pretest (tes
uraian pertama dan posttest (tes uraian kedua). Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini terdiri dari beberapa hal di antaranya tes, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan terhadap
kemampuan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan media audio visual
pada siswa kelas VIII-B SMP Al Hasra Bojongsari Depok. Hal ini dapat dilihat dari
hasil penelitian dalam hasil pretest dan posttest. Pada hasil pretest nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 67,85. Setelah dilakukan tes pertama kemudian dilakukan tes kedua
atau posttest dengan diperoleh nilai rata-rata yang diperoleh adalah 84,2. Dengan
demikian dapat dilihat adanya perubahan nilai yang diperoleh siswa menjadi lebih baik
saat menggunakan media audio visual (video) sebagai media pembelajaran. Hal ini
membuktikan bahwa media ini memberi dampak positif dan memberi kemudahan
untuk siswa dalam menulis eksposisi.

Kata Kunci: Media Video, Media Sosial Instagram Liputan6, Kemampuan


Menulis Eksposisi.
ABSTRAK

DESI YULIYANTI. NIM: 1113013000007. Thesis "The Influence of Media Video in


Instagram Account Liputan6 To The Ability Of Writing Student Exposition Class VIII-
B SMP Al Hasra Bojongsari Depok Lesson Year 2017/2018". Department of
Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Advisor: Mahmudah
Fitriyah ZA., M.Pd. 2017.
This study aims: 1) to determine the effect of social networking Instgaram to
writing writing essay exposition student of class VIII-B SMP Al Hasra Bojongsari
Depok Lesson Year 2017/2018. 2) find out the students' learning outcomes on the use
of Instagram social networking media in Liputan6 account to improve the exposition
of writing exposition in classroom learning.
The research approach is quasi experimental approach with qualitative
descriptive method. This research uses pretest technique (first description test) and
posttest (second description test) .The technique of data collection in this research
consists of several things including test, observation, and documentation.
The results showed that there was an improvement on the ability to write an
exposition through audio visual media at grade VIII-B students of SMP Al Hasra
Bojongsari Depok. This can be seen from the results of research in pretest and posttest
results. In the pretest result the average value obtained is 67.85. After the first test is
done then a second test or posttest with obtained average value obtained is 84.2. Thus
it can be seen that the value changes obtained by students to be better when using audio-
visual media (video) as a medium of learning. This proves that this medium has a
positive impact and provides convenience for students in writing expositions.

Keywords: Media Video, Social Media Instagram Liputan6, Writing Capabilities


Exposition.
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESEHAN PEMBIMBING

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PENGESEHAN PENGUJI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 6

1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................. 7

1.4 Rumus Masalah ..................................................................................... 7

1.5 Tujuan Penelitan .................................................................................... 7

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORETIS .......................................................................... 9

2.1 Media Pembelajaran ............................................................................. 9

A. Pengertian Media dalam Pendidikan ............................................. 9


B. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran ...................................... 10
C. Jenis-jenis Media Pembelajaran ..................................................... 12

v
D. Media Audio Visual (Video) ......................................................... 13

2.2 Media Sosial Instagram Liputan6....................................................... 16

A. Media Sosial ................................................................................. 16


B. Instagram ...................................................................................... 18
C. Profil Akun Instagram @Liputan6 ............................................... 18

2.3 Hakikah Menulis .................................................................................. 20

A. Pengertian Menulis ........................................................................ 20


B. Manfaat dan Tujuan Penulis .......................................................... 22

2.4 Jenis-jenis Karangan ........................................................................... 24

2.5 Karangan Eksposisi ............................................................................ 25

A. Pengertian dan Unsur Karangan Eksposisi................................... 25


B. Ciri-ciri Karangan Eksposisi ........................................................ 26
C. Tujuan Karangan Eksposisi .......................................................... 28
D. Struktur Karangan Eksposisi ........................................................ 30
E. Langkah-langkah Menulis Karangan Eksposisi ........................... 30

2.6 Penelitan Yang Relevan ..................................................................... 33

BAB III METODELOGI PENELITIAN........................................................ 37

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 37

3.2 Metode dan Desain Penelitian ............................................................ 38

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 39

3.4 Objek Penelitian ................................................................................. 39

3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................... 39

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 40

3.7 Teknik Analisis Data .......................................................................... 42

vi
BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................ 48

4.1 Profil Sekolah ..................................................................................... 48

A. Sejarah Singkat Sekolah ............................................................... 48


B. Identitas Sekolah .......................................................................... 50
C. Visi, Misi, dan Tujuan .................................................................. 50
D. Guru dan Tenaga Pendidikan ....................................................... 51
E. Tenaga dan Staf Pendidikan ......................................................... 51
F. Siswa............................................................................................. 52

4.2 Deskripsi Pengumpulan Data ............................................................ 53

4.3 Deskripsi Hasil Data Tes Menulis Eksposisi Sebelum Menggunakan


Media Audio Visual (Prestest) ........................................................ 54

4.4 Deskripsi Hasil Data Tes Menulis Eksposisi Sesudah Menggunakan


Media Visual (Posttest) ................................................................... 57

4.5 Analisis Keterampilan Menulis Eksposisi Siswa Kelas VIII-B ........ 59

BAB V PENUTUP............................................................................................. 81

5.1 Simpulan ........................................................................................... 81

5.2 Saran ................................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

LEMBAR UJI REFERENSI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian ................................................................................ 39

Tabel 3.2 Penentuan Kriteria Hasil Menulis Karangan Eksposisi ...................... 42

Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Al-Hasra Tahun
Pelajaran 2017/2018 ........................................................................... 47

Tabel 4.2 Daftar Tenaga dan Staf Kependidikan ................................................ 49

Tabel 4.3 Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2017/2018 ............................. 50

Tabel 4.4 Penilaian Pretest Siswa Kelas VIII-B dalam Menulis Eksposisi........ 53

Tabel 4.5 Penilaian Posttest Siswa Kelas VIII-B dalam Menulis Eksposisi ...... 55

DAFTAR LAMPIRAN

viii
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 2 : Contoh Karangan Eksposisi Siswa Kelas VIII-B

Lampiran 3 : Lembar Dokumentasi Penelitian

Lampiran 4 : Surat Bimbingan Skipsi

Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian dari Ketua Jurusan PBSI

Lampiran 6 : Surat Izin Mengadakan Penelitian

Lampiran 7 : Surat Telah Mengadakan Penelitian dari SMP Al-Hasra

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis bukan hanya sebatas kegiatan
menuliskan kata-kata di atas kertas saja, akan tetapi kegiatan menulis dapat
melatih siswa untuk mengembangkan penalarannya. Keterampilan menulis
ini tentu perlu adanya perhatian yang khusus untuk mengembangkan
kemampuan menulis pada siswa. Menulis merupakan kegiatan yang tak
dapat dihindari oleh siswa karena semua pembelajaran tentunya menuntut
siswa untuk dapat menulis dengan baik dan benar.
Masalah yang terjadi adalah banyak siswa yang tidak tertarik,
bahkan masih merasa sulit untuk menuangkan ide atau pendapat dalam
tulisan yang akan dibuatnya. Selain itu, dalam kegiatan menulis, dibutuhkan
beberapa hal yang sangat mempengaruhi yaitu kesabaran, ketelitian, dan
keuletan. Kebanyakan dari siswa masih sulit untuk mengendalikan
kesabaran dan kurangnya ketelitian dalam memilih kosa kata, penggunaan
tanda baca yang benar, sehingga banyak tulisan siswa yang belum
maksimal. Terdapat fakta, banyak siswa yang tidak tertarik atau tidak
senang dengan kegiatan menulis. Kasus seperti itu terjadi di salah satu
sekolah tingkat menengah pertama yang berada di kota Tangerang Selatan.
Siswa ditugaskan untuk menulis teks eksposisi tetapi banyak siswa yang
mengalami hambatan untuk menulis teks ekpsosisi dengan baik. Siswa
mengalami kesulitan untuk menuangkan ide, gagasan, pendapat siswa
mengenai objek yang dipilih siswa. Hal ini terjadi karena guru tidak
menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk
menulis teks eksposisi. Guru hanya menggunakan metode ceramah,
sehingga siswa sulit untuk mengembangkan ide/gagasan dalam
mengembangkan teks eksposisi. Kasus seperti ini harus segera diselesaikan
oleh pengajar. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis pada siswa,

1
2

siswa diharuskan untuk banyak berlatih, dan di sinilah peran guru sangat
dibutuhkan dalam membimbing siswanya. Peran seorang guru sangat
dibutuhkan untuk menunjukkan pendidikan yang berkualitas.
Bahasa Indonesia merupakan komponen yang penting dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi penghantar utama
dalam menjembatani ilmu pengetahuan lainnya yang diajarkan di sekolah.
Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran pun terus mengalami perubahan
dan inovasi seiring perkembangan dan perubahan kurikulum.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan di lembaga
pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 pembelajaran Bahasa mengalami
perubahan, yakni pembelajaran berbasis teks, baik lisan maupun tulis,
dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana pengetahuan. Ada
beragam teks yang menjadi kompetensi yang harus dikuasai siswa, salah
satunya adalah materi teks eksposisi yang seyogianya pernah diajarkan
dalam kurikulum satuan pendidikan 2006.
Pengajaran keterampilan berbahasa di sekolah sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau sekolah. Selain itu,
pengajaran keterampilan berbahasa di sekolah bertujuan untuk
meningkatkan kematangan penalaran, intelektual, emosional dan sosial
pada siswa. Untuk itu, keterampilan berbicara, keterampilan menulis,
keterampilan menyimak, dan keterampilan membaca perlu dikuasai oleh
siswa.
Mengatasi permasalahan yang terjadi pada siswa yang kurang
terampil dalam menulis, guru harus mampu mencari cara alternatif
pembelajaran dalam memilih teknik atau media pembelajaran yang sesuai
sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan minat
siswa dalam pembelajaran menulis. Penggunaan media sudah terbukti
mampu membantu aktivitas proses pembelajaran. Namun ternyata masih
banyak guru belum bisa untuk memanfaatkan media yang ada.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman yang semakin
modern seperti sekarang ini seharusnya tidak menjadikan alasan seorang
3

guru untuk tidak mampu memanfaatkan media yang sudah tersedia, karena
banyak media yang mudah untuk digunakan. Dewasa ini, kemajuan
teknologi dapat menjadi salah satu media pembelajaran. Akibat pesatnya
perkembangan teknologi, melalui jasa teknologi masyarakat dapat dengan
mudah memperoleh informasi yang dibutuhkan. Pada dasarnya, manusia
membutuhkan informasi dalam hidupnya. Informasi yang didapat bisa
berasal dari mana saja. Salah satunya yakni dari media massa seperti
televisi, radio, surat kabar dan media online yang tentunya menyajikan
banyak informasi yang dibutuhkan.
Pesatnya perkembangan teknologi merupakan suatu hal yang tidak
dapat dihindari oleh masyarakat, karena kemajuan teknologi berjalan sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Dunia pendidikan atau sekolah-
sekolah sudah banyak memanfaatkan media teknologi sebagai sarana
pendidikan guna meningkatkan kualitas yang baik bagi sekolah. Salah satu
upaya sekolah adalah dengan menggunakan media teknologi dalam proses
pembelajaran, akan memberikan pengalaman dan suasana baru bagi siswa
serta membantu siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga
pengetahuan yang diperoleh oleh siswa tidak terbatas.
Kemajuan teknologi informasi khususnya perkembangan komputer
dengan jaringan internetnya memudahkan setiap orang untuk mengakses
berbagai informasi sebagai sumber belajar. Hal ini memungkinkan setiap
individu dihadapkan kepada berbagai pilihan sumber belajar. Diperlukan
orang yang dapat menunjukkan sumber belajar yang lebih bermanfaat
sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Dalam rangka inilah guru
berperan sebagai pembimbing siswa yang menunjukkan sumber belajar
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kehadiran media dalam proses pembelajaran memberikan
kemudahan bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran bagi siswa dan
sekolah. Media juga menjadi alat bantu untuk memudahkan siswa
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kasus yang sudah
dijelaskan di atas bahwa dengan media pembelajaran guru dapat
4

membangkitkan semangat dan motivasi siswa agar gemar menulis. Guru


dapat memanfaatkan media yang ada atau sesuatu yang sudah akrab dengan
manusia. Salah satunya yaitu menggunakan media video yang terdapat
dalam akun media sosial.
Media Sosial yang berkembang saat ini, sudah menjadi kawan bagi
siswa. Artinya tentu masing-masing siswa sudah akrab dengan
perkembangan media sosial. Seperti facebook, twitter, instagram, telegram,
whatsapp, blog dan lain sebagainya. Jejaring sosial tersebut sudah menjadi
kebutuhan bagi para siswa. Sehingga kalangan remaja pada saat ini
memberi pengaruh besar terhadap penggunaan internet, terutama pada
penggunaan media sosial yang ada pada saat ini. Karena kenyataan yang
terjadi, kalangan remaja termasuk siswa SMP banyak melakukan aktifitas
dengan menggunakan internet dan media sosial seperti melakukan interaksi,
belajar, bermain, serta aktifitas lainnya.
Penelitian ini akan melibatkan media video yang terdapat pada akun
jejaring sosial Instagram Liputan6 untuk membantu siswa dalam menulis
karangan eksposisi. Penulis memilih media video sebagai alat bantu untuk
menyampaikan materi dan informasi yang akan disampaikan sesuai materi
yang ada. Media ini dipilih karena memiliki kelebihan yaitu lebih mudah
dimengerti oleh siswa untuk menyampaikan materi. Tentunya, materi
menulis teks eksposisi memiliki keterkaitan dengan media video.
Keterkaitan antara media video dengan menulis eksposisi yaitu melalui
media video yang ditayangkan, siswa dapat menulis teks eksposisi yang
berisi penjelasan serta memberikan pendapat mengenai video yang
ditayangkan.
Instagram merupakan salah satu media sosial yang berfungi untuk
berbagi foto/gambar serta video. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya
untuk mengedit, mengunggah, dan membagikan foto/gambar, dan video
pada pengikutnya (followers) dan dapat dibagikan pula ke situs-situs lain
seperti Facebook, Twitter, Tumblr, serta tautan yang ingin dibagikan. Akun
Instagram dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi untuk membagikan
5

foto/gambar dan video saja, namun akun Instagram dapat menjadi wadah
diskusi antara guru dengan siswa. Akun Instagram dapat melibatkan siswa
berperan aktif untuk memberi pendapat atau komentar mengenai
gambar/foto dan video, kemudian siswa dapat mendeskripsikan dan
memaparkan gambar/foto dan video tersebut menjadi sebuah karangan. Hal
ini melatih siswa untuk menulis atau mengungkapkan pendapatnya terhadap
kejadian-kejadian yang terjadi di masyarakat yang disuguhkan melalui
media gambar dan video.
Akun Liputan6 merupakan akun media sosial yang menyuguhkan
berbagai informasi. Terdapat beberapa unsur yang disuguhkan di dalam
akun ini yakni menyediakan informasi singkat tapi padat yang didukung
dengan gambar dan video yang menjelaskan suatu kejadian yang sedang
terjadi, iklan singkat, serta tautan yang menjadi sumber informasi.
Penelitian ini akan memanfaatkan media audiovisual (video) yaitu video
yang berdurasi sekitar satu menit yang menjelaskan suatu kejadian yang
terdapat di akun Instagram Liputan6. Akun ini dipilih penulis karena
masyarakat umum sudah mengetahui bahwa Liputan6 merupakan salah satu
program acara berita di salah satu produksi televisi terkenal di Indonesia.
Akun Instagram Liputan6 menyuguhkan berbagai macam informasi yang
bersifat humor, hiburan, ataupun informasi yang sifatnya serius.
Pembelajaran menulis teks eksposisi harus dilaksanakan secara
terstruktur. Artinya siswa harus mengerti dan memahami dengan baik
mengenai materi teks eksposisi secara terperinci dan jelas. Agar dapat
menulis teks eksposisi dengan baik dan benar, siswa harus memahami
pengertian teks eksposisi, ciri-ciri teks eksposisi, tujuan menulis teks
eksposisi, serta langkah-langkah menulis teks eksposisi dengan baik dan
benar. Menulis teks eksposisi merupakan suatu kegiatan menulis yang
memaparkan atau menjelaskan suatu informasi kepada pembaca. Penulis
dapat menuangkan opini-opini penulis mengenai objek yang dibahas pada
teks eksposisi. Pada pembelajaran menulis teks eksposisi, siswa dianjurkan
untuk memberi pendapat-pendapatnya mengenai objek yang sedang dibahas
6

pada teks ekpsosisi yang siswa tulis. Bantuan media video pada akun
Instagram Liputan6 dapat membantu siswa untuk menuliskan dan
menjelaskan suatu objek atau suatu peristiwa yang terjadi. Akun Liputan6
selalu menyuguhkan informasi-informasi terbaru yang terjadi di kalangan
masyarakat, baik lokal maupun mancanegara. Sehingga, dengan bantuan
media sosial Instagram Liputan6 siswa tidak merasa kesulitan untuk
menemukan ide. Siswa dapat menuliskan pendapatnya mengenai objek
yang ditulis siswa pada karangan eksposisi.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis
tertarik untuk meneliti mengenai pembelajaran menulis karangan eksposisi
dengan bantuan jejaring media sosial Instagram Liputan6. Tidak sedikit
mahasiswa yang telah melakukan penelitian tentang menulis karangan
eksposisi, namun fakta-fakta yang penulis temui membuat penulis tertarik
untuk meneliti lebih jauh tentang hal tersebut dengan judul Pengaruh Media
Video Akun Instagram Liputan6 terhadap Kemampuan Menulis Eksposisi
Siswa Kelas VIII-B SMP AL HASRA Bojongsari Depok Tahun Pelajaran
2017/2018..

1.2 Identifikasi Masalah


1. Kurangnya kemampuan siswa untuk menulis karangan eksposisi
2. Kurangnya kesadaran pendidik terhadap penggunaan media
pembelajaran
3. Pengaruh teknologi yang berkembang pesat membuat siswa banyak
beraktifitas pada media sosial
4. Penggunaan media video terhadap pembelajaran menulis karangan
eksposisi
5. Pengaplikasian penulisan karangan eksposisi dengan bantuan akun
Instagram Liputan6
7

1.3 Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan identifikasi permasalahan yang telah penulis


buat, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada “Pengaruh Media
Video Akun Instagram Liputan6 terhadap Kemampuan Menulis Eksposisi
pada Siswa Kelas VIII-B SMP Al Hasra Bojongsari Depok Tahun
Pembelajaran 2017/2018”.

1.4 Perumusan Masalah


1. Bagaimana penggunaan jejaring sosial Instagram dalam akun Liputan6
terhadap kemampuan menulis karangan eksposisi pada siswa kelas
VIII?
2. Apakah jejaring sosial Instagram berpengaruh terhadap kemampuan
menulis karangan eksposisi pada siswa kelas VIII SMP Al Hasra
Bojongsari Depok?
3. Bagaimana hasil pembelajaran siswa terhadap penggunaan media
jejaring sosial Instagram pada akun Liputan6 untuk meningkatkan
kemampuan menulis yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran di
kelas?
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh jejaring sosial Instgaram terhadap
pembelajaran menulis karangan eksposisi siswa kelas VIII-B SMP Al
Hasra Bojongsari Depok Tahun Pelajaran 2017/2018
2. Untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa terhadap penggunaan
media jejaring sosial Instagram dalam akun Liputan6 untuk
meningkatkan kemampuan menulis eksposisi dalam pembelajaran di
kelas.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Menambah khazanah media pembelajaran dalam proses pembelajaran
2. Memberikan informasi tentang pengetahuan penggunaan media jejaring
sosial Instagram dalam akun Liputan6
8

3. Penelitian ini menambah referensi dalam kajian keterampilan menulis


menggunakan media teknologi.
BAB II

KAJIAN TEORETIS

2.1 Media Pembelajaran


A. Pengertian Media dalam Pendidikan

Kata media berasal dari bahasa Latin yakni medius yang secara
harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Media dalam
Bahasa Arab adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
terhadap penerima pesan.1 Dinyatakan bahwa dalam proses
pembelajaran, media menjadi wahana penyalur informasi belajar atau
penyalur pesan. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Media memiliki peran penting dalam proses pembelajaran.


Menggunakan media ketika pembelajaran berlangsung, memudahkan
siswa untuk memahami pesan yang disampaikan oleh guru dan
membantu guru menjelaskan secara konkret melalui media. Media
merupakan salah satu sumber belajar. Maka dalam arti luas media dapat
berupa manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak
didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Penulis menyimpulkan bahwa media dapat didefinisikan sebagai


sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi
yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Media
pembelajaran yang dilakukan pendidik agar mempermudah tercapainya
tujuan pembelajaran, tentunya tidak terlepas dari batasan penggunaan
media dan memilih media yang akan digunakan. Pemilihan media harus

1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.
3.

9
10

disesuaikan dengan materi ajar dan berpangkal pada tujuan pembelajaran


yang sudah dirumuskan.

B. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran


Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan lebih efektif jika
dibantu dengan media pembelajaran. Peran media dalam proses
pembelajaran sangat membantu dalam tercapainya tujuan pembelajaran.
Selain itu, kehadiran media dalam pembelajaran dapat meningkatkan
minat belajar siswa.

Hamalik dalam Azhar Arsyad mengemukakan bahwa


pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran
pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pelajaran pada saat itu. selain membangkitkan
motivasi siswa, media pembelajaran juga dapat membantu
siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan
memadatkan informasi.2
Kehadiran media pada proses pembelajaran mempunyai arti
yang cukup penting. Karena kadang kala dalam proses belajar
berlangsung ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahan pelajaran yang
dianggap rumit dapat disederhanakan dengan bantun media.

Media pembelajaran memiliki peranan yang besar dan


berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan. Kegunaan Media/ alat pembelajaran dalam proses
belajar mengajar diantaranya memperjelas penyajian pesan
supaya tidak terlalu verbalitas (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau hanya kata lisan), mengatasi keterbatasan ruang,
waktu dan daya indera.3

2
Ibid, h. 15.
3
Wandah Wibawanto, Desain dan Pemrograman Multimedia Pembelajaran
Interaktif, (Jember: Penerbit Cerdas Ulet Kreatif, 2017), h. 6.
11

Media dapat mewakili sesuatu yang kurang mampu guru


sampaikan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan
bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian
anak didik lebih mudah mencerna materi yang dibantu menggunakan
media pembelajaran. Dapat dipahami bahwa media merupakan alat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pengajaran.

Fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan dalam


proses belajar mengajar, maka terlihat peranannya sebagai
berikut (a) Media yang digunakan guru sebagai penjelas dan
keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan, (b)
Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih
lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses
pembelajaran. Paling tidak, guru dapat memperoleh media
sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa. (c)
Media sebagai sumber belajar bagi siswa. Media sebagai
bahan konkret yang berisikan bahan-bahan yang harus
dipelajari para siswa, baik individual maupun kelompok.
Kekonkretan sifat media akan banyak membantu tugas guru
dalam kegiatan belajar mengajar.4
Fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi media terbagi
menjadi beberapa hal yaitu menarik perhatian siswa, membantu untuk
mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran, memperjelas
penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan), mengatasi keterbatasan ruang, pembelajaran lebih
komunikatif dan produktif, waktu pembelajaran bisa dikondisikan,
menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, meningkatkan motivasi
siswa dalam mempelajari sesuatu dan menimbulkan gairah belajar,
melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, meningkatkan kadar
keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Kegagalan seorang guru dalam mengembangkan media


pengajaran akan terjadi jika penguasaan terhadap terhadap karakteristik

4
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 135.
12

media itu sendiri sangat kurang. Pemanfaatan media dengan maksud


mengulur-ulur waktu itu tidak dibenarkan. Karena, kegiatan belajar
mengajar bukan untuk hal itu. Apabila pemanfaatan media dengan dalih
untuk memperkenalkan kekayaan sekolah. Semua itu tidak ada sangkut
pautnya sama sekali dengan pencapaian tujuan pengajaran. Karena itu
pemanfaatan media hanya diharuskan dengan maksud untuk mencapai
tujuan pengajaran. Kehadiran media didalam proses pembelajaran,
tentunya menjadi salah satu cara untuk memudahkan tercapainya tujuan
pembelajaran. Peran guru sangat penting dan dituntut untuk menguasai
karakteristik media pembelajaran yang akan digunakan. Guru harus
mampu mengolah media dengan baik agar terhindar dari kesalahan saat
menggunakan media pembelajaran. Kemampuan guru memilih media
pendidikan sangat menentukan kualitas Proses Belajar Mengajar (PBM)
yang dikelolanya. Guru adalah salah satu media belajar yang hidup
didalam kelas

C. Jenis-jenis Media Pembelajaran.


Media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4
kelompok besar, yaitu:
a. Media Audio
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera
pendengaran dan hanya memanipulasi kemampuan suara semata
saja. Adapun jenis-jenis media audio adalah phonograph record
(disc recording), audio tipe (tape recorder) dan compact disk.
b. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera
penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-
verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak.
c. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Program
13

audio visual seperti film documenter, film drama, yang disalurkan


melalui peralatan film, video, dan televisi.
d. Multimedia
Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam
sebuah proses pembelajaran. termasuk dalam media ini adalah
segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa
melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman
berbuat dan pengalaman terlibat.5
D. Media Audiovisual (Video)
1) Pengertian Media Audio Visual (Video)
Media audio visual memiliki kemampuan untuk dapat
mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual
semata. Kemampuan media audio akan meningkat bila
dilengkapi dengan karakteristik gerak.
Media audiovisual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis
pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar
dalam satu unit, dinamakan media audio visual murni,
seperti film gerak (movie) bersuara, televisi, dan video. Jenis
kedua, adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang
kita kenal dengan slide, OHP dan peralatan visual lainnya
bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang
dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu
proses pembelajaran.6

Melalui video, media audio visual sangat tepat digunakan


dalam pembelajaran menulis eksposisi. Karena media video
menyuguhkan unsur suara dan unsur gambar sehingga dapat
membantu siswa dan membangkitkan motivasi siswa dalam
menulis eksposisi.

5
Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta:
Gaung Persada Press Jakarta, 2012) h. 55-57.
6
Ibid., h.113-114.
14

2) Manfaat Media Audio Visual


a. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.7 Hal
tersebut berarti, penggunaan media, khususnya media audio
visual berupa film atau video dapat diputar secara berulang-
ulang sesuai dengan waktu yang dibutuhkan, tanpa harus ada
penambahan waktu atau menggunakan tempat lain untuk
melihatnya.
b. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu
secara realis dalam waktu singkat.8 Maksudnya adalah jika
ingin menampilkan sebuah cerita atau kejadian yang telah
lalu, maka kita bisa menampilkan gambar atau slide yang
diiringi music. Jadi tanpa harus mendatangi tempat kejadian,
kita dapat menjelaskan melalui gambar bersuara berupa
pemutaran film atau video (penggunaan media audio visual).
c. Dapat membawa anak dari negara yang satu ke negara yang
lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain.9 Dengan kata
lain, setelah pemutaran film atau video, peserta didik dapat
melihat kejadian masa lalu dengan tempat yang berbeda
tanpa harus mengalaminya sendiri.
d. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.10
Berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran. maka
durasi waktu pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan
kebutuhan, dapat dipercepat atau diperlambat dengan tujuan
untuk memudahkan peserta didik.
e. Dapat mempengaruhi emosi peserta didik. pemutaran film
atau video yang bernuansa kegembiraan atau kesedihan,
dapat mempengaruhi perasaan peserta didik.

7
Ibid., h. 116.
8
Munadhi, Loc Cit., h. 116.
9
Munadhi, Loc Cit., h. 116.
10
Munadhi, Loc Cit., h. 116.
15

f. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.11 Ketika peserta


didik telah merasa tertarik untuk menyaksikannya, maka
secara otomatis motivasi belajarnya akan meningkat.
3) Kelebihan Media Audio Visual (Video)
Kelebihan media audio visual dalam meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
b. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu
secara realistik dalam waktu yang singkat
c. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah
d. Mengembangkan imajinasi peserta didik
e. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan
gambaran yang lebih realistik
f. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
g. Sangat kuat mempengaruhi emosi orang lain
h. Semua peserta didik dapat belajar, baik yang pandai maupun
yang kurang pandai.
4) Kelemahan Media Audio Visual
Selain memiliki kelebihan, media video audio visual juga
memiliki kelemahan antara lain:
a. Media video terlalu menekankan pentingnya materi
ketimbang proses pengembangan materi tersebut
b. Dilihat dari ketersediannya, masih sedikit sekali video di
pasaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di sekolah
c. Produksi video sendiri membutuhkan waktu dan biaya yang
cukup banyak.

11
Munadhi, Loc Cit., h. 116.
16

5) Langkah-langkah Pemanfaatan Video


Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
b. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan
terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya
bagi pelajaran
c. Sesudah program video dipertunjukkan, perlu diadakan
diskusi, yang juga perlu disiapkan sebelumnya. Siswa
melatih diri untuk mencari pemecahan masalah, membuat
dan menjawab pertanyaan
d. Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali
atau lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu
e. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media
hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk
memperhatikan bagian-bagian tertentu
f. Sesudah itu dapat dites berapa banyakkah yang dapat mereka
tangkap dari program video itu.12

2.2 Media Sosial Instagram Liputan6


A. Media Sosial
Dewasa ini, media sosial menjadi salah satu kebutuhan
masyarakat di kehidupan sehari-hari. Merebaknya situs media sosial
di masyarakat, memberi keuntungan bagi penggunanya. Banyak
orang dari berbagai belahan dunia untuk berinteraksi dengan mudah
dan hanya mengeluarkan biaya yang murah dibandingkan harus

12
Ibid., h. 127-128.
17

menggunakan telepon yang harus mengeluarkan biaya pulsa yang


tidak murah.
Media sosial atau yang sering disingkat menjadi medsos
merupakan media online yang berbasis internet yang dapat berbagi,
berpartisipasi, dan menciptakan banyak konten seperti blog, wiki,
forum, jejaring sosial, dan ruang dunia virtual yang disokong oleh
teknologi multimedia yang kian canggih.13 Berdasarkan uraian
tersebut disimpulkan bahwa media sosial merupakan sebuah media
online yang terhubung melalui internet, para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagai dan menciptakan isi seperti
Blogger, Twitter, Facebook, Wikipedia, Instagram, serta forum-
forum sosial dalam dunia maya lainnya. Media sosial di belahan
dunia sangat berkembang pesat penggunaannya. Hal ini dikarenakan
media sosial dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat melalui
handphone ataupun alat teknologi lainnya.
Ennoch Sindang dalam artikelnya berjudul Manfaat Media
Sosial dalam Ranah Pendidikan dan Pelatihan membagi lima
karakteristik media sosial online yaitu (1) Partisipasi. Media
sosial mendorong distribusi dan umpan balik dari setiap
orang yang tertarik. Hal ini mengaburkan antara batas media
dan penonton, (2) Keterbukaan. Media sosial terbuka untuk
umpan balik dan partisipasi. Media sosial mendorong voting,
komentar dan berbagi informasi. Jarang ada hambatan untuk
mengakses dan memanfaatkan konten-konten yang disukai,
(3) Percakapan. Apabila media tradisional adalah broadcast
(konten ditransmisikan atau didistribusikan kepada audiens)
media sosial lebih baik dilihat sebagai percakapan dua arah,
(4) Komunitas. Media Sosial memungkinkan komunitas
untuk terbentuk lebih cepat dan berkomunikasi secara
efektif. Dalam komunitas berbagi kepentingan dan informasi
bersama, (5) Keterhubungan. Sebagian besar jenis media
sosial berkembang saling keterhubungan.14

13
Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media
Sosial Untuk Kementerian Perdagangan RI, (Jakarta: Kementerian Perdagangan RI, 2014), h. 25.
14
Ennoch Sindang, Manfaat Media Sosial dalam Ranah Pendidikan dan
Pelatihan, Di akses di http://.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/article/893/1-
The%20Social%20Media%20-%20Ennoch%20-oks.pdf pada 19 September 2016 pukul 11.09
WIB
18

Karakteristik di atas menyatakan bahwa kehadiran media


sosial di kalangan masyarakat memberikan jalan yang mudah
kepada masyarakat untuk bersosialisasi secara luas. Oleh karena itu,
media sosial memberikan informasi serta wawasan yang luas kepada
pengguna media sosial. Baik yang bersifat postif maupun negatif.
Penggunaan media sosial di dalam proses pembelajaran
sangat memberikan pengaruh penting terhadap peningkatan kualitas
belajar siswa. Dalam pembelajaran, buku bukan hanya satu-
asatunya sumber belajar. Perkembangan zaman yang pesat ini,
sumber belajar mampu diperoleh dari interaksi dan komunikasi.
Beberapa dekade sebelumnya, pembelajaran dibatasi hanya pada
ruang kelas saja. Namun sekarang, media sosial telah memperluas
dimensi dari ruang yang tersedia untuk komponen sosial
pembelajaran.
B. Instagram
Sulianta dalam Mutia Rosdiana menyatakan bahwa
instagram adalah layanan berbasis internet sekaligus jejaring sosial
untuk berbagi cerita via gambar digital. Para pengguna gadget kerap
kali menggunakan jejaring ini untuk langsung berbagi hasil jepretan
mereka.15
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis berpendapat bahwa
instagram merupakan aplikasi instan-telegram, sistem sosial di
dalam instagram adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna
lainnya, atau memiliki pengikuti instagram. Sehingga dengan
demikian komunikasi antara sesama pengguna instagram sendiri
dapat terjalin dengan baik melalui pemberian tanda suka dan juga

15
Mutia Rosdiana Helys dan S.W.E Handayani, Efektifitas Komunikasi dalam
Penggunaan Media Sosial Instagram Sebagai Media Komunikasi di Kalangan Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Surakarta, (Surakarta: Universitas Surakarta,
2016), h. 21.
19

mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna


lainnya.
Penggunaan aplikasi instagram di dalam pembelajaran,
menyadarkan siswa bahwa aplikasi ini tidak hanya tempat untuk
menyimpan dan mempublikasikan setiap foto dan video yang
diunggah dalam akun pribadi siswa, namun aplikasi ini bisa menjadi
alat bantu dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa
media pembelajaran dapat ditemukan di dalam kehidupan sehari-
hari. Sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
C. Profil Akun Instagram @Liputan6
M. Radhitia Pradana selaku Social Media Manager KMK
online menyatakan bahwa akun instagram Liputan6 diciptakan pada
tahun 2014 yang diresmikan oleh Manuel Irwanputera selaku COO
(Chief Operating Officer) Liputan6. Akun ini dibuat berdasarkan
beberapa alasan di antaranya:
a. Kebutuhan akan informasi di platform instagram.
b. Perkembangan teknologi dan kebiasaan pembaca Liputan6
yang memiliki preferensi masing-masing terhadap pengguna
media sosial seperti ada yang hanya memiliki akun facebook
saja, twitter, instagram saja. Untuk itu tim media sosial
Liputan6 berupaya untuk dapat memberikan informasi/berita di
setiap channel social media yang ada pada saat ini termasuk
media sosial instagram.
c. Pengguna instagram yang terus meningkat setiap tahun.16
Akun ini selalu memberikan informasi yang jelas serta
dinamis sebagai respon terhadap tuntutan masyarakat yang semakin
efisien dalam membaca berita. Meski usia akun ini masih sangat
muda, namun akun ini dipercaya masyarakat terkait informasi-
informasi yang disuguhkan oleh akun Liputan6. Tidak hanya pada

16
Radhitia Pratama. Berdasarkan hasil wawancara dengan Social Media
Manager KMK Online, (Jakarta: KMK Online, 2017), h. 1-2.
20

channel televisi yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia, juga


di pada akun media sosial Liputan6 akan mengunggah informasi-
informasi terbaru. Akun ini sangat update dan selalu melaporkan
peristiwa secara cepat dan tepat, sehingga masyarakat tidak perlu
menunggu sampai esok harinya untuk mengetahui situasi atau
peristiwa yang sedang terjadi. Akun ini memberikan informasi-
informasi terbaru mulai dari informasi yang bersifat serius sampai
informasi yang bersifat menghibur para pengikutnya.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, pendidik bisa
menggunakan akun ini sebagai media utama dalam menulis
karangan eksposisi. Dengan keistimewaan akun Instagram yang
dapat menggunggah banyak foto serta video, pendidik dapat
memanfaatkan media video pada akun akun tersebut kemudian
siswa dapat mengembangkan informasi tersebut ke dalam sebuah
bentuk tulisan melalui media video yang terdapat di akun Instagram
Liputan6. Tentunya hal ini membantu siswa untuk meningkatkan
keterampilan menulis siswa dengan mengaitkan informasi yang
terjadi di kehidupan siswa.
2.3. Hakikat Menulis
A. Pengertian Menulis
Kegiatan menulis tidak dapat dipisahkan dari seluruh rangkaian
pembelajaran bahasa yang memiliki peran penting dalam kehidupan
manusia. Dengan menulis, manusia dapat menuangkan ide, gagasan
serta pendapat di dalam sebuah tulisan. Dalam hubungannya dengan
kemampuan berbahasa, kegiatan menulis dapat mempertajam kepekaan
terhadap kesalahan-kesalahan baik ejaan, struktur maupun pemilihan
kosakata.
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan
berbahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Hal ini erat
kaitannya dengan pengabdian budaya industrial yang
merupakan salah satu tuntutan pembangunan nasional pada
masa yang akan datang. Budaya industrial menuntut anggota
masyarakat memiliki wawasan, sikap dan berbagai kemampuan
21

yang cocok untuk budaya tersebut. Salah satu kemampuan


terpenting adalah kemampuan membaca dan menulis.17
Dari uraian tersebut sudah jelas bahwa pengembangan
kemampuan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
sejak jenjang pendidikan dasar. Sebagai aspek kemampuan berbahasa,
keterampilan menulis dapat dikuasai oleh siapa saja. Akan tetapi,
berbeda dengan keterampilan menyimak dan berbicara yang tidak dapat
diperoleh secara alamiah. Namun, perlu dipelajari dan waktu pelatihan
yang sungguh-sungguh.

Naomi dan Rhona menyatakan Writing is used by writers to


translate their ideas into words on the page so they can communicate
their ideas to other people.18 Raymond mendefinisikan menulis yaitu
Writing is a way of learning in which none of us can write much of
interest without first thinking, probing, observing, asking questions,
experimenting, and reading.19 Menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Kegiatan menulis dengan baik dan benar, tentunya


membutuhkan proses yang tidak singkat. Penulis harus melakukan
proses latihan menulis untuk bisa menulis dengan baik. Penulis haruslah
terampil menyusun struktur bahasa dan kosa kata. Sehingga tulisan
tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh para pembaca.
Marwoto menjelaskan bahwa menulis adalah
mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk
karangan secara leluasa. Dalam hal ini menulis itu
membutuhkan skemata yang luas sehingga si penulis mampu
menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan

17
Budinuryanta dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka. 2008), h. 12.2.
18
Naomi Flynn dan Rhona Stainthorp, The Learning and Teaching of Reading and
Writing, (West Sussex: Whurr Publishers Limited, 2006), h. 34.
19
James Raymond, Writing (Is an Unnatural Act), (New York: Harper and Row
Publisher, 1980), h. 2.
22

lancar. Skemata sendiri itu adalah pengetahuan dan


pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata
seseorang, semakin mudahlah ia menulis.20

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan menulis merupakan


suatu kegiatan seseorang dalam menuangkan ide, gagasan atau buah
pikiran. Buah pikiran tersebut dapat berupa pendapat, pengetahuan,
pengalaman, ataupun perasaan seseorang. Menulis tidak hanya
mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis saja, namun kegiatan
menulis meramu tulisan tersebut agar dapat dipahami pembaca.
Menulis adalah sebuah proses mengait-ngaitkan antara kata,
kalimat, paragraph maupun antara bab secara logis agar dapat dipahami.
Proses ini mendorong seorang penulis harus berpikir secara sistematis,
logis dan kreatif. Harus disadari bahwa menulis sangat penting dalam
pendidikan karena melatih siswa untuk berpikir kritis. Selain itu, dapat
memperdalam daya tanggap atau persepsi seseorang, memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi, serta dapat menyusun rapi
pengalamannya. Keterampilan menulis juga mampu membantu
seseorang untuk menjelaskan pikiran-pikiran seseorang.
B. Manfaat dan Tujuan Menulis
Menulis sangat penting bagi pendidikan, karena memudahkan
peserta didik untuk berpikir kritis. Menuangkan ide, pendapat ke dalam
bentuk tulisan sesuai dengan penalaran yang dimiliki penulis. Berbicara
mengenai manfaat kegiatan menulis, tentunya akan ada manfaat yang
dapat dipetik dari kegiatan menulis. Di antaranya:
a. Meningkatkan kecerdasan seseorang
b. Mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas seseorang
c. Menumbuhkan keberanian
d. Mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.21

20
Dalman. Keterampilan Menulis, (Depok: PT Raja Grafindo Persada. 2015), h. 4.
21
Ibid., h. 6
23

Manfaat di atas dapat dikatakan bahwa manfaat kegiatan


menulis adalah sebagai sarana untuk menggali potensi diri, sarana untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, dan sarana untuk berpikir kritis.
Hugo Hartig mengungkapkan bahwa keterampilan menulis
bahwa keterampilan menulis tidak semata-mata hanya menghasilkan
suatu tulisan, akan tetapi terdapat tujuan dari proses menulis itu sendiri.
Tujuan keterampilan menulis tidak lain agar seseorang memiliki
kemampuan atau pengalaman penulis serta memanfaatkan kemampuan
tersebut untuk berbagai keperluan.22 Hugo merangkum beberapa tujuan
penulisan di antaranya:
a. Tujuan penugasan (assigment purpose)
Tujuan ini penulis membuat tulisan atas dasar tugas yang diberikan,
bukan kemauan sendiri. Misalnya para siswa yang diberi tugas oleh
gurunya untuk mengarang atau menulis sebuah laporan.
b. Tujuan altruistik (altruistio purpose)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan hati para pembaca serta
menghargai perasaan dan penalarannya. Tujuan ini mengutamakan
kesenangan para pembaca terhadap karya yang dibacanya.
c. Tujuan persuasif (persuasive purpose)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan. Tulisan ini mengajak para pembaca agar
pembaca melakukan sesuatu yang telah diungkapkan oleh
pengarang.
d. Tujuan informasional (informational purpose)
Tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada para
pembaca.
e. Tujuan Pernyataan diri (self ekspressive purpose)
Tulisan yang dibuat ini bertujuan untuk memperkenalkan atau
menyatakan diri pengarang atau penulis kepada pembaca.

22
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa Bandung. 2008), h. 25.
24

f. Tujuan kreatif (creative purpose)


Tulisan ini bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik dan
kesenian.
Dari beberapa tujuan kegiatan menulis diatas dapat disimpulkan
bahwa tujuan menulis adalah untuk mengekspresikan perasaan,
memberi informasi, mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan.
2.4 Jenis-Jenis Karangan
1) Karangan Narasi
Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan
menyampaikan atau menceritakan rangkain peristiwa atau pengalaman
manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.23
Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa karangan narasi
merupakan karangan yang menceritakan mengenai pristiwa atau
pengalaman pribadi, pengalaman orang lain pada suatu saat atau suatu
kurun waktu tertentu.
2) Karangan Deskripsi
Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau
detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas
dan imajiansi pembaca atau pendengar, bagaikan mereka ikut melihat,
mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut.24
Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa teks deskripsi
merupakan teks yang menggambarkan suatu objek secara jelas dan
konkret.
3) Karangan Argumentasi
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk
pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis.25 Basturi
menyatakan A paragraph following this model requires a topic
sentence, which states and explains a point of argument, and often uses

23
M. Atar Semi, Menulis Efektif, (Padang: Angkasa Raya Padang, 1990), h. 32.
24
Ibid., h. 42
25
Ibid., h. 47
25

a logical train of thought, leading from one point to another until the
position of the writer has been effectively supported.26Berdasarkan
uraian di atas, karangan ini bertujuan untuk meyakinkan pembaca
dengan cara memberikan pembuktian berupa fakta dan data, alasan,
serta ulasan secara objektif yang meyakinkan.
4) Karangan Eksposisi
Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan
informasi tentang sesuatu.27 Karangan eksposisi merupakan karangan
yang menjelaskan suatu informasi yang sesuai dengan kenyataannya.
Sebuah eksposisi yang baik, merupakan karangan yang memiliki unsur
akurat dan jelas.

2.5 Karangan Eksposisi


A. Pengertian dan Unsur Karangan Eksposisi
Gorys Keraf menyatakan bahwa eksposisi atau pemaparan
adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk
menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat
memperluas pandangan atau pengethauan seseorang yang membaca
uraian tersebut.28 Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa
karangan eksposisi merupakan karangan berupa paparan yang memberi
pengetahuan atau informasi kepada pembaca.
Karangan eksposisi selain bertujuan untuk menambah wawasan
pembaca, juga bertujuan untuk mengevaluasi sebuah persoalan. Hal
tersebut diungkapkan oleh Kuncoro. Eksposisi adalah tulisan yang
tujuan utamanya adalah mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau
mengevaluasi sebuah persoalan. Dengan menulis bergaya eksposisi,
penulis mencoba untuk memberi informasi dan petunjuk atas suatu hal

26
Basturi Hasan, Paragraph Writing for Academic Courses; A Modern Approach, (
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h. 112.
27
Atar Semi, Op Cit., h. 37.
28
Gorys Keraf, Eksposisi dan Deskripsi, (Flores: Nusa Indah, 1982), h. 3.
26

kepada pembaca.29 Pengertian karangan eksposisi menurut Kuncoro


lebih luas daripada pengertian karangan yang diungkapkan oleh para
ahli sebelumnya. Karangan eksposisi menurut para ahli yang telah
dijelaskan sebelumnya adalah karangan yang memaparkan sesuatu
sehingga pembaca memperoleh pengetahuan dari paparan tersebut.
Sedangkan menurut Kuncoro, karangan eksposisi bukan hanya
bertujuan untuk menambah wawasan, namun bertujuan pula untuk
mengklarifikasi atau mengevaluasi sebuah persoalan.
Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan, dapat
disimpulkan bahwa karangan eksposisi adalah tulisan yang
memaparkan sesuatu untuk dibaca oleh pembaca sehingga pembaca
dapat menemukan wawasan baru dari tulisan tersebut.
Karangan eksposisi ditulis berdasarkan informasi atau berita
yang terjadi. Oleh karena itu, informasi atau berita yang akan ditulis
menjadi karangan eksposisi harus meliputi beberapa unsur. Adapun
unsur-unsur berita meliputi beberapa unsur, di antaranya:
a. Apa (what), yaitu peristiwa yang terjadi
b. Di mana (where), yaitu tempat terjadinya peristiwa
c. Siapa (who), yaitu orang-orang yang terlibat dalam suatu peristiwa
d. Kapan (when), yaitu waktu terjadinya peristiwa
e. Mengapa (why), yaitu alasan atau latar belakang terjadinya peristiwa
f. Bagaimana (how), yaitu proses terjadinya peristiwa.

B. Ciri-ciri Karangan Eksposisi


Karangan eksposisi sebagai salah satu jenis karangan memiliki
ciri-ciri yang dapat membedakannya dengan jenis-jenis karangan yang
lain. Adapun ciri-ciri karangan eksposisi adalah sebagai berikut:
a. Paparan itu karangan yang berisi pendapat, gagasan, keyakinan.30

29
Mudrajad Kuncoro. Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel, Opini, Kolom, dan
Resensi Buku. (Jakarta: Erlangga,.2009). h. 72.
30
Dalman, Op Cit., h. 120.
27

Uraian di atas menunjukkan bahwa karangan eksposisi merupakan


karangan yang berisi pendapat, gagasan, dan keyakinan penulis.
Inilah salah satu ciri yang membedakan karangan eksposisi dengan
karangan lainnya, seperti karangan narasi yang berisi rentetan cerita
atau peristiwa dan karangan deskripsi yang menggambarkan
sesuatu.
b. Paparan memerlukan fakta yang diperlukan dengan angka, statistik,
peta, grafik.31
Karangan eksposisi merupakan karangan yang berisi pendapat dan
keyakinan yang akan menjadi wawasan bagi pembaca. Oleh karena
itu, karangan eksposisi memerlukan fakta yang diperkuat dengan
angka, statistik, peta, dan grafik. Fakta-fakta tersebut diperlukan
untuk memperkuat isi daripada karangan eksposisi.
c. Paparan memerlukan analisis dan sintesis.32
Paparan dalam karangan eksposisi membutuhkan analisis dan
sintesis penulis. Artinya, dalam karangan eksposisi penulis dapat
menguraikan suatu hal dengan sejelas-jelasnya maupun
menggabungkan hal-hal yang dapat menjadi satu kesatuan dengan
sejelas-jelasnya pula.
d. Paparan menggali sumber ide dari pengalaman, pengamatan, dan
penelitian, serta sikap dan keyakinan.33
Sesuatu yang dijelaskan atau dipaparkan oleh penulis dalam
karangan eksposisi bersumber dari pengalaman, pengamatan,
penelitian, sikap, dan keyakinan, sehingga karangan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Paparan menjauhi sumber daya khayal.34
Karangan eksposisi merupakan karangan yang bertujuan
menyampaikan informasi berupa fakta. Oleh karena itu, karangan

31
Dalman, Loc Cit., h. 120.
32
Dalman, Loc Cit., h. 120.
33
Dalman, Loc Cit., h. 120.
34
Dalman, Loc Cit., h. 120.
28

eksposisi tidak dapat berisi khayalan karena sangat bertolak


belakang dengan tujuan karangan eksposisi. Adapun sumber ide
yang dapat digunakan untuk memaparkan sesuatu adalah
pengalaman, pengamatan, penelitian, dan sikap, seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
f. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa yang informatif dengan
kata-kata yang denotatif.35
Karangan eksposisi adalah karangan yang menyampaikan informasi
sehingga pembaca dapat memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu,
karangan eksposisi harus ditulis dengan bahasa yang informatif dan
denotatif. Artinya, karangan eksposisi menggunakan bahasa yang
memiliki makna sebenar-benarnya, bukan bahasa kiasan. Hal itu
dimaksudkan agar pembaca mudah memahami informasi yang
disajikan.
g. Penutup paparan berisi penegasan.36
Penutup karangan eksposisi berupa penegasan untuk mempertegas
hal yang dibahas dalam karangan tersebut.
C. Tujuan Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk
menyampaikan informasi kepada pembaca sehingga wawasan pembaca
dapat bertambah. Selain itu, terdapat tujuan lain dari karangan eksposisi
sebagaimana yang diungkapkan Eti dalam Dalman, yaitu:
a. Memberi informasi atau keterangan yang sejelas-jelasnya tentang
objek, meskipun pembaca belum pernah mengalami atau mengamati
sendiri, tanpa memaksa orang lain untuk menerima gagasan atau
informasi.37 Karangan eksposisi adalah karangan yang memberikan
informasi kepada pembaca. Meskipun begitu, karangan eksposisi
tidak memaksa pembacanya untuk menerima atau menyetujui isi

35
Dalman, Loc Cit., h. 120.
36
Dalman, Loc Cit., h. 120.
37
Ibid., h. 121.
29

daripada karangan tersebut sepenuhnya. Karena hal tersebut


merupakan hak mutlak para pembaca dalam menerima informasi
yang sudah dipaparkan.
b. Memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan
sesuatu.38 Hal-hal yang dipaparkan dalam karangan eksposisi
diuraikan sejelas-jelasnya sehingga karangan eksposisi memberikan
informasi yang jelas kepada pembaca.
c. Menyajikan fakta dan gagasan yang disusun sebaik-baiknya,
sehingga mudah dipahami oleh pembaca.39 Karangan eksposisi
bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca melalui fakta dan
gagasan. Oleh karena itu, fakta dan gagasan yang disajikan
sebaiknya disusun dengan benar dan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami sehingga pemahaman pembaca sama dengan
maksud yang ingin disampaikan oleh penulis.
d. Digunakan untuk menjelaskan hakikat sesuatu, memberikan
petunjuk mencapai atau mengerjakan sesuatu, menguraikan proses
dan menerangkan pertalian antara satu hal dengan yang lain.40
Karangan eksposisi bertujuan untuk menjelaskan hakikat sesuatu,
misalnya seperti menjelaskan hakikat hujan. Dalam karangan
tersebut akan dijelaskan mengenai hujan dengan sejelas-jelasnya.
Karangan eksposisi juga bertujuan untuk memberikan petunjuk
mencapai atau mengerjakan sesuatu, misalnya cara membuat hujan
buatan ketika terjadi musim kemarau berkepanjangan. Selain itu,
karangan eksposisi juga menerangkan pertalian antara satu hal
dengan yang lainnya, misalnya pertalian antara hujan dengan air
laut.

38
. Dalman, Loc. Cit., h. 121.
39
. Dalman, Loc. Cit., h. 121.
40
Dalman, Loc. Cit., h. 121.
30

D. Struktur Karangan Eksposisi


1. Tesis (pembukaan)
Tesis dalam struktur teks eksposisi adalah suatu bagian yang
berisi pendapat penulis atau orang lain terkait topik yang
dipermasalahkan dalam teks eksposisi.41 Pada bagian ini,
berisikan pendapat atau prediksi penulis yang tentunya
berdasarkan fakta.
2. Argumentasi (isi)
Dalam teks eksposisi, bagian argumen memuat alasan berupa
bukti yang mendukung tesis penulis.42 Pada bagian ini,
berisikan alasan penulis berdasarkan fakta-fakta yang dapat
mendukung pendapat atau prediksi penulis.
3. Penegasan ulang (penutup)
Bagian ini merupakan bagian penutup teks eksposisi. Pendapat
dan alasan yang telah dipaparkan pada bagian pembuka da nisi
disimpulkan pada bagian ini dengan kalimat yang berbeda.43
Merupakan penguatan kembali atas pendapat yang telah
ditunjang oleh fakta-fakta pada bagian argumentasi. Bisa
disematkan pula hal-hal yang patut diperhatikan atau dilakukan
agar pendapat atau prediksi penulis dapat terbukti.
E. Langkah-langkah Menulis Karangan Eksposisi

Menulis karangan eksposisi dapat ditempuh dengan langkah-


langkah agar memudahkan proses penulisannya. Adapun langkah-
langkah dalam menulis karangan eksosisi adalah sebagai berikut:

41
Budi Waluyo, Bahasa dan Sastra Indonesia, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2017), h. 68.
42
Budi Waluyo, Loc Cit., h. 68.
43
Budi Waluyo, Loc Cit., h. 68.
31

a. Menentukan topik atau tema.44 Sebelum menulis eksposisi, langkah


yang harus ditempuh adalah menentukan hal yang akan dipaparkan
dalam karangan eksposisi tersebut.
b. Menentukan tujuan.45 Setelah menentukan tema, hal yang harus
dilakukan adalah menentukan tujuan yang akan dicapai.
c. Mendapatkan data yang sesuai dengan topik.46 Setelah topik dan
tujuan ditentukan, langkah selanjutnya adalah mencari data yang
relevan dengan topik. Hal itu dilakukan agar memperkuat paparan
penulis.
d. Membuat kerangka karangan.47 Kerangka karangan dibuat untuk
memudahkan penulis sehingga tulisan yang dibuat dapat terstruktur
dengan baik.
e. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.48 Setelah
kerangka karangan dibuat, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan kerangka tersebut menjadi karangan eksposisi.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan teks
eksposisi, di antaranya:
1. Judul tulisan
Judul adalah nama, merek, atau label karangan.49 Judul merupakan
hal inti dari sebuah tulisan karena judul sangat menentukan apakah
orang tertarik atau tidak terhadap karangan itu. Oleh sebab itu, ada
beberapa hal penting untuk menentukan sebuah judul tulisan di
antaranya:
a. Harus sesuai dengan topik/isi dan jangkauannya
b. Sebaiknya dinyatakan dengan frase/kelompok kata, bukan
kalimat

44
Dalman, Op Cit., h. 134.
45
Dalman, Loc. Cit., h. 134.
46
Dalman, Loc. Cit., h. 134.
47
Dalman, Loc. Cit., h. 134.
48
Dalman, Loc. Cit., h. 134.
49
Ramlan A. Gani, Mahmudah Fitriyah ZA, Disiplin Berbahasa Indonesia, Jakarta:
FITK Press, 2011), h. 137.
32

c. Sesingkat mungkin
d. Sejelas mungkin, tidak dalam bentuk konotatif dan bermakna
ambiguitas
e. Provokatif, memancing orang untuk membaca tulisan itu50
2. Ejaan dan tanda baca
Ejaan adalah keseluruhan aturan bagaimana melambangkan
bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-
lambang itu (pemisah dan penggabungannya dalam suatu bahasa).51
Secara sederhana, ejaan merupakan suatu teknis penulisan huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
Tanda baca merupakan unsur yang sangat penting dalam
penggunaan bahasa tulis, terlebih dalam tulisan resmi seperti pada
penulisan karya ilmiah. Penggunaan tanda baca akan memudahkan
pembaca dalam mengidentifikasi maksud dari suatu tulisan. Dalam
hal ini, penggunaan tanda baca sangat memegang peranan penting
dalam suatu kalimat. Jika penggunaan tanda baca diabaikan oleh
pemakai bahasa, khususnya kalimat, pembaca akan susah dalam
memahami apa sebenarnya maksud dari kalimat itu. Adanya tanda
baca, dapat membantu pembaca memahami suatu tulisan dengan
tepat.
3. Pemilihan diksi
Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk
memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau
dalam karang-mengarang.52 Putrayasa menyatakan bahwa kata diksi
berasal dari kata dictionary (bahasa Inggris yang kata dasarnya
diction) berarti perihal pemilihan kata yang digunakan dalam sebuah

50
Ramlan, Op Cit., h. 137.
51
Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademik Pressindo, 2006),
h. 187.
52
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Keempat, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2008), h. 50.
33

kalimat.53 Diksi merupakan unsur penting dalam suatu karangan.


Diksi tidak hanya mempersoalkan apakah kata yang dipilih itu dapat
diterima dan tidak merusak suasana yang ada. Jadi, diksi merupakan
pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat dengan ide atau
gagasan untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin
disampaikan melalui lisan dan tulisan.
Keraf menyatakan bahwa adanya persyaratan ketepatan
diksi untuk diperhatikan agar dapat mencapai ketepatan pilihan kata,
yaitu:
a. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi
b. Membedakan secara cermat kata-kata yang hampir bersinonim
c. Membedakan kata-kata yang tepat ejaannya
d. Hindari kata-kata ciptaan sendiri
e. Waspada terhadap istilah asing
f. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata
g. Membedakan kata umum dan khusus.54

2.6 Penelitian yang Relevan


Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran
dan karangan eksposisi pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa dari
berbagai universitas, antara lain oleh Muhammad Alfian, Ria Satini, dan
Barasmara Dewa Sugiarto. Penelitian-penelitian itu tidak sama dengan
penelitian skripsi ini. Berikut merupakan penjabaran dari penelitian-
penelitian tersebut:
1. Penelitian pertama dilakukan oleh Muhammad Alfinur mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi Peningkatan Kemampuan
Pemahaman Cerita Melalui Media Audio Visual di Kelas VII-D Madrasah

53
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), (Bandung: PT
Refika Aditama, 2007), h.7.
54
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010),
h.88.
34

Tsanawiyah Al-Alawiyah Kranji-Bekasi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015.


Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
kemampuan bercerita dengan menggunakan media audio visual (pemutaran
film drama Malin Kundang) baik selama proses pembelajaran maupun di
luar proses pembelajaran, dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan penggunaan media audio visual. Metode yang digunakan adalah
metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini, peneliti mengadakan 2
tindakan pembelajaran. Tindakan pembelajaran siklus I, menghasilkan nilai
rata-rata 65,03 termasuk kategori kurang. Tindakan pembelajaran siklus II,
mengalami peningkatan persentase yaitu 51% sehingga mendapatkan nilai
rata-rata 80,74. Berdasarkan data tersebut makan penggunaan media audio
visual dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami cerita.55
Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Alfinur dengan
penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan siswa yang dibantu oleh media audio visual.
Perbedaannya dilihat dari jenis penelitian yang digunakan. Muhammad
Alfinur menggunakan jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
sedangkan pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi
eksperimen.
2. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Ria Satini mahasiswi Program Studi
Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Sumatera Barat dengan judul penelitian
Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi dengan Menggunakan Teknik
Mind Map Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Padang yang dilakukan pada
tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan
siswa kelas X SMA Negeri 14 Padang dalam menulis karangan eksposisi
dengan menggunakan teknik mind map. Jenis penelitian ini ialah kuantitatif
dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini diperoleh
gambaran rata-rata kemampuan menulis karangan eksposisi melalui teknik

55
Muhammad Alfian, Peningkatan Kemampuan Pemahaman Cerita Melalui
Media Audio Visual di Kelas VII-D Madrasah Tsanawiyah Al-Alawiyah Kranji-Bekasi Barat
Tahun Pelajaran 2014/2015, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. i.
35

mind map siswa kelas X SMA Negeri 14 Padang terjadi peningkatan.


Peningkatannya dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil kemampuan menulis
karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 14 Padang dengan
menggunakan teknik mind map meningkat.Nilai rata-rata kemampuan
menulis karangan eksposisi meningkat menjadi 76,67 dengan kualifikasi
baik. Jika dilihat dari kemampuan menulis karangan eksposisi siswa terjadi
peningkatan sebesar 9,67% dengan menggunakan teknik mind map, maka
terjadi peningkatan yang signifikan.56
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Ria dengan penelitian ini
adalah subjek penelitiannya yaitu menulis karangan eksposisi. Perbedaan
yang terdapat pada penelitian Ria dengan penelitian ini yaitu metode
penelitian yang digunakan Ria yaitu kuantitatif sedangkan penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif.
3. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Barasmara Dewa Sugiarto Mahasiswa
Jurusan Bahasa dan Seni Universitas Sanata Dharma yang dilakukan pada
tahun 2015 dengan judul penelitian Keefektifan Implementasi Pendekatan
Kontekstual pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII
SMPN 8 Yogyakarta. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen
semu. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan kontekstual efektif
diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan
menulis eksposisi. Efektivitas penerapannya dibuktikan dengan nilai
signifikasi dalam uji-t pada perbedaan nilai posttest kelompok eksperimen
dan kelompok posttest kelompok kontrol, yaitu 0,91. Dari eksperimen yang
dilakukan diperoleh hasil presentase nilai posttest keterampilan menulis
teks eksposisi siswa dengan menerapkan metode guru yaitu 85% sedangkan
presentase nilai posttest keterampilan menulis teks eksposisi siswa dengan
mengimplementasikan pendekatan kontekstual yaitu 91%.57

56
Ria Satini, Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan
Teknik Mind Map Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Padang, (Padang: STKIP Sumbar, 2016), h. 164.
57
Barasmara Dewa Sugiarto, Keefektifan Implementasi Pendekatan Kontekstual
Pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMPN 8 Yogyakarta, (Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma, 2015), h. vii.
36

Persamaan yang terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Barasmara


dengan penelitian ini yaitu subjek penelitian dan jenis penelitian yang
dilakukan. Subjek penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
Barasmara adalah menulis karangan eksposisi dan jenis penelitian yang
dilakukan adalah eksperimen semu atau quasi eksperimen. Perbedaannya
adalah penelitian Barasmara dilakukan untuk mengetahui keefektifan
pendekatan kontekstual terhadap pembelajaran menulis eksposisi,
sedangkan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media video
terhadap kemampuan siswa menulis eksposisi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode merupakan suatu cara yang sangat menentukan dalam


mencapai suatu tujuan, terlebih lagi dalam penelitian yang bersifat ilmiah.
Metode dapat diartikan sebagai jalan untuk mencapai tujuan. Karena itu
tercapainya atau tidaknya tujuan yang dicari atau diinginkan itu bergantung
kepada metode yang dipergunakan. Tanpa adanya metode, maka tujuan
penelitian tidak dapat dicapai dengan baik.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment
(eksperimen semu). Menurut Uhar Saputra rancangan metode quasi
eksperimen ini merupakan rancangan eksperimen yang tidak dapat
sepenuhnya melakukan pengendalian (kontrol) terutama penentuan
kelompok melalui random assignment (pemilihan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol secara random).1 Kegunaan metode
ini adalah kesamaan untuk menentukan sebab dan akibat dan kondisi
manipulasi langsung.2 Uhar juga menyatakan bahwa situasi yang
dipakai untuk menerapkan penelitian quasi eksperimen meliputi
beberapa kelas atau sekolah yang dapat digunakan untuk menentukan
akibat dan materi kurikulum atau metode pengajaran.3Artinya bahwa
dalam metode penelitian ini, peneliti sudah merancang hal-hal apa saja
yang akan dilakukan ketika penelitian.
Margono menyatakan bahwa penelitian kuasi eksperimental
memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam
masyarakat yang tidak ditempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi
secara alami.4 Penelitian ini dilakukan hanya pada kelas eksperimen.

1
Uhar Saputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2014), h. 163.
2
Ibid., h. 154.
3
Uhar Saputra, Loc Cit., h. 154.
4
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.
112.

37
38

Peneliti akan memberikan perlakuan terhadap pembelajaran dengan


menggunakan media pembelajaran. Kelas eksperimen dilakukan dengan
perlakuan pretest dan posttest.
Deni Darmawan dalam bukunya menyatakan bahwa pada
eksperimen quasi ini diperlukan adanya treatment yang biasanya
ditujukan kepada kelas eksperimen dan diharapkan treatment ini dapat
memberi hasil yang berbeda artinya jauh lebih baik daripada kelas
kontrol.5 Penelitian ini menggunakan jenis rancangan one group pretest-
posttest only design yang dilakukan hanya di kelas eksperimen saja.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
Peneliti menggunakan berbagai macam cara untuk
mengumpulkan informasi dan data sebanyak-banyaknya untuk
mewujudkan tujuan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Bogdan dan Tylor dalam Andi Prastowo menyatakan bahwa
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati.6 Lexy J. Moleong menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.7
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan
pengamatan kemudian dilakukan analisis dengan menjelaskan dan
mendeskripsikan suatu keadaan atau peristiwa, objek yang dituang
melalui kata-kata.

5
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 52.
6
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016 ), h. 22.
7
Ibid., h. 23-24.
39

Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang gejala dan


keadaan yang dialami sekarang oleh subjek yang sedang diteliti.8
Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi
mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel
yang ada.9 Adapun tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan yang disusun secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Al Hasra
Bojongsari Depok periode 2017/2018. Penelitian ini dilakukan pada
bulan September sampai November 2017.

3.4 Objek Penelitian


Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan
data-data berupa kata-kata tertulis atau lisan yang diperoleh dalam suatu
pengamatan. Dengan demikian, dalam penelitian ini yang menjadi objek
penelitian adalah siswa kelas VIII-B SMP Al Hasra Bojongsari Depok
yang berjumlah 20 siswa. Kelas ini dijadikan objek penelitian karena
kelas ini merupakan kelas unggulan pada kelas VIII.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan alat yang dipakai untuk
menjembatani antara subjek dan objek (secara substansial antara hal-hal
teoritis dengan empiris, antara konsep dengan data), sejauh mana data
mencerminkan konsep yang ingin diukur tergantung pada instrument

8
M. Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia Bandung,
2001), h. 27.
9
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi
Aksara2017), h. 26.
40

yang dipergunakan untuk mengumpulkan data.10 Pada penelitian ini


instrument yang digunakan peneliti adalah jenis instrument tes. Tes
adalah suatu ukur yang diberikan pada individu (responden) untuk
mendapat jawaban-jawaban, baik secara tertulis maupun lisan, sehingga
dapat diketahui kemampuan individu yang bersangkutan. Tes dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui atau mengukur kemampuan dan
penguasaan siswa terhadap menulis karangan eksposisi siswa kelas
VIII.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting
dalam penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan
analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.11 Teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yakni observasi, teknik
tes, dan dokumentasi. Tes yang digunakan peneliti yaitu tes prestasi
menulis karangan eksposisi, melalui pretest dan posttest yang dilakukan
pada satu kelas saja.
a. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan dan pencatatan
suatu objek, secara sistematik fenomena yang diselidiki. Observasi
dapat dilakukan sesaat atau berulangkali.12 Idrus menyatakan salah
satu keunggulan menggunakan teknik observasi adalah teknik
pengamatan yang memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,
kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi
pada keadaan yang sebenarnya. 13Observasi mengharuskan peneliti
turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan tempat,

10
Uhar Saputra, Op. Cit. h. 94.
11
Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 121.
12
Sukandarrumidi, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2014), h. 35.
13
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.
101.
41

waktu, pelaku, kegiatan yang relevan dengan dengan data yang


dibutuhkan.
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses
pembelajaran yaitu mengamati kondisi siswa serta guru ketika
proses pembelajaran berlangsung. Selain mengamati proses
pembelajaran, ada beberapa hal yang diamati peneliti seperti kondisi
sekolah, sarana dan prasarana, tenaga pendidik, serta kemampuan
setiap siswa.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen
yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.14
Dokumentasi merupakan salah satu kegiatan penelitian yang
dilakukan dengan cara mengamati berbagai data atau dokumen yang
berkaitan dengan topik penelitian. Pada penelitian ini, dokumen
yang diamati berupa data-data profil sekolah SMP Al Hasra dan
mengambil gambar atau foto ketika penelitian berlangsung. Jadi,
teknik pengumpulan data secara dokumentasi dapat memberikan
kelengkapan dalam penelitian yang dilakukan.
c. Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang
dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Dalam penelitian
ini tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian. Bentuk tes uraian
atau esai merupakan suatu bentuk pertanyaan yang menuntut
jawaban peserta didik dalam bentuk uraian dengan menggunakan
bahasa sendiri. Pada penelitian ini, tes uraian diberikan dua kali. Tes
uraian pertama merupakan langkah yang diambil peneliti untuk
mengetahui kemampuan dasar peserta didik dalam pembelajaran

14
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), h. 143.
42

menulis karangan eksposisi sebelum menggunakan media audio


visual (pretest), tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik yang berkenaan dengan materi pelajaran yang akan
diberikan. Tes uraian kedua dilakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam menulis karangan eksposisi
sesudah menggunakan media audio visual (posttest), tes ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran
yang sudah diberikan dapat dikuasi dengan baik oleh peserta didik
dan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media pembelajaran.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan
tema yang diberikan dan objek yang siswa lihat dan dengar. Tes ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media dalam
menulis karangan eksposisi. Berikut merupakan kriteria penilaian
menulis karangan eksposisi.
Siswa disuguhkan video suatu peristiwa yang terdapat di
dalam akun Instagram Liputan6 yang berisikan informasi, kemudian
siswa mengembangkan berita atau informasi menjadi sebuah tulisan
yang baik. Hasil tulisan siswa tersebut digunakan sebagai data dengan
mempertimbangkan beberapa aspek untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menulis karangan eksposisi.

3.7 Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan salah satu langkah dalam kegiatan
penelitian yang sangat menentukan ketepatan dan kesahihan hasil
penelitian.15 Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorikan
berdasarkan fokus penelitian, kemudian peneliti menginterpretasikan
data yang telah dikumpulkan.

15
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Kombinasi, (Bandung:
Alfabeta, 2015), h. 326.
43

Teknik analisis data yang dilakukan peneliti adalah sebagai


berikut:

1. Analisis data tes


a) Menentukan nilai yang menggambarkan taraf kemampuan siswa
secara individual, dengan aspek penilaian kemampuan menulis
eksposisi dengan menggunakan media video dalam akun
instagram. Maka, untuk memudahkan peneliti dalam melakukan
penilaian hasil karangan eksposisi siswa, peneliti berpedoman
kepada kriteria penilaian yang dibuat oleh peneliti sendiri
sebagai berikut.

Tabel 3.1
Kriteria Penilaian
Aspek Penilaian Skor Kriteria Penilaian
1. Keselarasan dengan 10 Judul sesuai dengan topik yang
judul ditentukan, tidak bersifat konotatif, dan
bersifat provokatif
7 Judul sesuai dengan topik yang
ditentukan, tidak bersifat konotatif,
namun tidak provokatif
5 Judul sesuai dengan topik yang
ditentukan, namun bersifat konotatif
dan tidak provokatif
3 Judul tidak sesuai dengan topik yang
ditentukan, bersifat konotatif, dan tidak
provokatif
2. Pemaparan isi 8 a. Pemaparan karangan eksposisi
karangan sesuai dengan fakta
8 b. Logis (masuk akal, benar
menurut penalaran)
44

8 c. Jelas (permasalahan yang


dipaparkan detail dan terperinci)
d. Informatif (memberikan
8 informasi kepada pembaca)
e. Objektif (berdasarkan keadaan
8 sebenarnya tanpa dipengaruhi
pendapat)
Mencakup unsur-unsur berita atau
3. Penggunaan unsur informasi, di antaranya:
5W+1H a. Apa (what), yaitu peristiwa yang
5 terjadi
b. Di mana (where), yaitu tempat
5 terjadinya peristiwa
c. Siapa (who), yaitu orang-orang
5 yang terlibat dalam suatu
peristiwa
d. Kapan (when), yaitu waktu
5 terjadinya peristiwa
e. Mengapa (why), yaitu alasan
5 atau latar belakang peristiwa
terjadi
f. Bagaimana (how), yaitu proses
5 terjadinya peristiwa.

4. Penggunaan ejaan 10 Tidak terdapat kesalahan PUEBI


dan tanda baca 7 Terdapat 5 kesalahan PUEBI
5 Terdapat 4 kesalahan PUEBI
3 Terdapat 3 kesalahan PUEBI
5. Pemilihan kata atau 10 Pemilihan kata tepat jika sesuai dengan
diksi konteks kalimat dan bervariasi
45

7 Kata-kata yang digunakan bervariasi


tetapi terdapat terdapat beberapa kata
yang kurang tepat
5 Terdapat beberapa penggunaan
kata/istilah yang kurang tepat, tetapi
tidak mengganggu pemahaman
3 Kata-kata yang digunakan tidak
bervariasi dan pemilihan kata tidak
sesuai konteks kalimat.
Skor Maksimum 100

b) Penghitungan data statistik deskriptif


Setelah hasil tes siswa pada tes uraian pertama dan uraian kedua
telah diketahui, maka nilai tes tersebut dianalisis menggunakan
statistik deskriptif. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan yang dialami oleh siswa. Dijelaskan sebagai
berikut:
a. Menentukan nilai rata-rata (Mean)
Nilai hitung rata-rata atau mean dilambangkan dengan X
(dibaca: eksbar), untuk ukuran sampel (statistik) dan rata-
rata populasi dilambangkan dengan µ (dibaca: mu), untuk
mengukur parameter menggunakan rumus:

∑𝑋
µ=
𝑁
Keterangan:
µ = Rata-rata hitung
∑𝑋 = Jumlah nilai secara keseluruhan
N = Number of Cases (banyaknya individu)
b. Menentukan nilai median
46

Median merupakan suatu batasan yang mempunyai arti


penting dalam menentukan nilai. Batasan nilai yang
ditentukan oleh median adalah nilai tengah atau 50% dari
nilai data paling tinggi atau paling rendah. Sebelum nilai
median ditentukan terlebih dahulu nilai tersebut diatur dari
nilai yang terbesar ke nilai yang terkecil.
MED = nilai tengah
c. Menentuan nilai modus (mode)
Modus merupakan nilai yang paling banyak muncul dan
paling banyak frekuensinya di antara nilai-nilain lainnya.
c) Penentuan kriteria dengan perhitungan rentang nilai
Tabel 3.2
Penentuan Kriteria Hasil Menulis Karangan Eksposisi
No Kategori Rentang Nilai Kategori
1 Sangat Baik 86 – 100 A
2 Baik 76 – 85 B
3 Cukup 56 – 75 C
4 Kurang 10 – 55 D

2. Pengumpulan data
Proses pengumpulan data harus melibatkan sisi informan, latar, atau
konteks terjadinya peristiwa.16 Pengumpulan data pada penelitian
ini meliputi observasi, dokumentasi, dan uji materi yang sudah
ditentukan sejak awal penelitian.
3. Reduksi
Proses reduksi merupakan proses pemilihan data atau informasi baik
yang sesuai maupun tidak sesuai dengan masalah penelitian. Pada
tahap ini peneliti mulai mempertimbangkan apakah data yang
dihasilkan dari penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.

16
Muhammad Idrus, Op Cit., h. 148.
47

4. Penyajian data
Proses penyajian data menunjukkan peneliti untuk mendeskripsikan
sekumpulan informasi tersusun yang menuntut peneliti untuk
menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data
kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif maupun dalam bentuk
bagan atau grafik. Dengan mencermati proses ini, peneliti akan lebih
mudah memahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
Artinya bahwa peneliti meneruskan analisisnya atau mencoba untuk
mengambil sebuah tindakan dengan memperdalam temuan tersebut.
5. Tahap akhir
Tahap akhir dalam analisis data kualitatif merupakan tahap
pembuatan kesimpulan terhadap data-data yang telah diperoleh
peneliti. Peneliti harus menyadari bahwa pembuatan kesimpulan ini
harus melibatkan pandangan informan, tidak hanya berdasarkan
penafsiran peneliti secara subjektif
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Profil Sekolah
A. Sejarah Singkat Sekolah

Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan proses belajar


mengajar, menanamkan dan menyumbangkan berbagai nilai, ilmu
pengetahuan dan teknologi, ketrampilan dan wawasan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa
sekolah merupakan suatu lembaga formal pendidikan, yaitu lembaga
yang utuh dan bulat, memiliki makna sebagai satu kesatuan dan
didalamnya terdapat bagian-bagian yang saling berperan dan berkaitan.
Pada tahun 1985/1986, untuk pertama kalinya Yayasan
Pendidikan Al-Hasra membuka Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dengan nama SMP Al-Hasra dengan sarana fisik yang masih sangat
terbatas (1 ruang kelas dan 1 ruang kantor), dan tenaga edukatif yang
bersedia mengabdikan tenaga dan pikirannya secara ikhlas, pada tahun
pelajaran 1985/1986 itu SMP Al-Hasra berhasil menerima siswa baru
dengan jumlah siswa 26 orang. SMP Al-Hasra secara resmi mendapat
ijin operasional dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat melalui SK No. 905/I02/Kep/E-
88.
Sekolah SMP Al-Hasra berada di bawah naungan YAYASAN
AL-HASRA. HASRA merupakan akronim dari Himpunan Amal Sosial
Redha Allah. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat
akan kualitas pendidikan yang lebih baik, maka SMP Al-Hasra
menyelenggarakan Kelas Plus sejak Tahun Pelajaran 2000/2001. Saat
ini SMP Al-Hasra berstatus akreditasi A sesuai Sertifikat Akreditasi
BAN-S/M No. 02.00/441/BAP-SM/XI/2008.
Perkembangan sekolah cukup melesat dengan dipimpin oleh
Bapak Andi Suhandi, S.Pd. Perkembangan ini ditandai dengan

48
49

akreditasi sekolah yaitu A dan adanya peningkatan dalam fasilitas dan


pembangunan sekolah lainnya seperti tempat parkir, kehijauan sekolah,
dan RKB sekarang berjumlah 12. Yang tersususun dari 4 rombongan
belajar kelas 7, 4 rombongan belajar kelas 8 dan 4 rombongan belajar
kelas 9. Segala macam alat bantuan belajar seperti infokus sudah ada di
setiap kelas, sifatnya berbentuk stasioner, kemudian perlengkapan
Laboratorium IPA dan Laboratorium Bahasa pun sudah lengkap. UKS,
koperasi, dan ruang rapat digunakan secara bersamaan dikarenakan
masih dalam satu naungan. Jumlah siswa secara keseluruhan berjumlah
310. Sekolah ini terdiri atas kelas plus dan kelas regular. Sehingga
jumlah siswa menjadi bervariatif. Kelas plus berjumlah kurang lebih 20
siswa dalam satu kelas sedangkan kelas regular berjumlah kurang lebih
40 siswa.
Pada awalnya SMP Al-Hasra ini berstatus sebagai sekolah biasa,
kemudian pada tahun ajaran 2007/2008 berubah menjadi RSN (Rintisan
sekolah Standar Nasional) dan kemudian pada tahun 2009 s.d sekarang
berubah menjadi SSN (Sekolah Standar Nasional). Status sekolah ini
dulunya berakreditasi Tipe “B” karena memiliki jumah rombongan
belajar diantara 12 rombongan belajar. Namun sekarang sudah
berakreditasi “A”.
Berikut adalah Periode kepemimpinan kepala Sekolah SMP Al-
Hasra:

1. Muzahar Jalil, Kepala SMP (1985 – 1991)


2. Jeferson Al-Kafawi, Kepala SMP (1991 – 1992)
3. Drs. Khairul AM., Kepala SMP (1992 – 1997)
4. Drs. M. Bilkis TH., Kepala SMP (1997 – 1998)
5. Maryadi, S.Pd., Kepala SMP (1998 - 2005)
6. Andi Suhandi, S.Pd., Kepala SMP (2005 – 2011)
7. Sri Nurhayati Apriliani, S.Pd. Kepala SMP (2011 – 2014)
8. Andi Suhandi, S.Pd., Kepala SMP (2014 - Sekarang)
50

B. Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : SMP AL-HASRA


2. NPSN : 20229001
3. NSS : 202020505169
4. Status Akreditasi :A
Nomor SK BAN S/M : No. 02.00/441/BAP-SM/XI/2008.
5. Alamat Lengkap Sekola : Jl. Raya Ciputat Parung KM.24
Kecamatan: Bojongsari
Kab./Kota : Depok
Propinsi : Jawa Barat
No.Tlp/HP : 021-7491141
6. NPWP Sekolah : 01.569.715.4-412.002
7. Nama Kepala Sekolah : Andi Suhandi, S.Pd
8. No.Tlp/ HP : 081316404941
9. Kepemilikan Tanah :Pemerintah/yayasan/pribadi/menyewa

a. Status Tanah : SHM/HGB/Hak Pakai/Akte Jual Beli/Hibah


b. Luas Tanah : 6.000 M2
c. Status Bangunan : Hibah
d. Luas Bangunan : 3.308 M2

C. Visi, Misi dan Tujuan


Visi
“Terwujudnya lulusan pendidikan dasar yang islami, mampu menguasai
teknologi dan bahasa asing”
Misi
1. Melaksanakan pendidikan dasar sembilan tahun yang mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan.
2. Menanamkan Aqidah Islam agar menumbuhkan kesadaran dalam
menjalankan ibadah dan menunjukkan perilaku akhlakul karimah.
3. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi dan bahasa asing.
51

4. Mengembangkan potensi peserta didik di bidang akademik dan non


akademik (pengembangan diri).
Tujuan
1. Terwujudnya pendidikan dasar Sembilan tahun mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan.
2. Tercapainya pemenuhan 8 SNP secara bertahap sesuai dengan
kemampuan sekolah
3. Terwujudnya kesadaran pelaksanaan ibadah oleh seluruh warga
sekolah
4. Terwujudnya kepribadian ahlakul karimah bagi seluruh warga
sekolah
5. Tercapainya peningkatan keterampilan penggunaan teknologi
6. Tercapainya peningkatan kemampuan berbahasa asing
7. Tercapainya peningkatan rata-rata kelulusan
8. Terwujudnya pemgembangan kreatifitas peserta didik dalam bidang
akademik dan non akademik
9. Tercapainya peningkatan 7K (Keamanan, Ketertiban, Kedisiplinan,
Kekeluargaan, Kerindangan, dan Kesehatan

D. Guru dan Tenaga Kependidikan


a. Jumlah tenaga pendidik di SMP Al Hasra berjumlah 24 orang
b. Jumlah mata pelajaran di SMP Al Hasra yaitu 13 mata pelajaran
c. Tenaga pendidik di SMP Al Hasra terdiri dari lulusan D3 yang
berjumlah 1 orang, S1 berjumlah 21 orang , dan S2 berjumlah 1
orang.

E. Tenaga dan Staf Kependidikan


Tabel 4.2
Daftar Tenaga dan Staf Kependidikan

No. NUPTK Nama Jabatan

1. 5749 7556 5720 0012 Izhar, S.Pd. Wakasek Kurikulum


52

Wakasek.
2. 6939 7606 6120 0052 Sopian Hadi, S.Si. Bid. Keuangan &
Sarpras
3. - Suryani, S.Pd. Kepala Lab

4. 7549 7476 4920 0013 Edwin Effendhy Kabag Tependik

Tependik Bidang
Herman Suherman,
5. 6455 7546 5620 0023 Kepegawaian &
S.Pd.
Kesiswaan

Tependik Bidang
6. - Iwan Setiawan
Keuangan & Opr

Tependik Bidang
Historia Ragiel
7. - Kurikulum &
Sanubary
Persuratan

8. 9746 7616 6320 0042 Suhendi, S.IP. Perpustakaan


Tependik Bagian
9. 8558 7586 6020 0043 Nuryadi
SATPAM
Tependik Bagian
10. - Sanusi
Office Boy

F. Siswa
Tabel 4.3
Jumlah Peseta Didik SMP Al Hasra Tahun Pelajaran 2017/2018

Kelas VII Jumlah Peserta Didik

Laki-Laki Perempuan Jumlah

VII A 10 9 19

VII B 9 11 20

VII C 9 11 20

VII D 9 11 20

Jumlah Kelas VII 37 42 79


53

Kelas VIII Jumlah Peserta Didik

Laki-Laki Perempuan Jumlah

VIII A 9 11 20

VIII B 8 12 20

VIII C 11 9 20

VIII D 12 8 20

Kelas IX Jumlah Peserta Didik

Laki-Laki Perempuan Jumlah

IX A 9 14 23

IX B 11 12 22

IX C 16 22 38

IX D 18 22 40

4.2 Deskripsi Pengumpulan Data


Penelitian dilakukan di SMP Al Hasra Bojongsari Depok yang
dilakukan pada semester ganjil bulan September sampai November 2017.
Penelitian dilakukan di kelas VIII-B dengan jumlah siswa 20 siswa.
Disain penelitian ini menggunakan one group pretest-posttest
design. Pada penelitian ini, dilakukan pretest dan posttest pada kelas VIII-
B yang menjadi subjek penelitian. Pada saat pretest, siswa belum diberi
perlakuan berupa media video, sedangkan pada saat posttest siswa sudah
diberi perlakuan.
Mulanya, peneliti melakukan pretest dengan menjelaskan materi
tentang karangan eksposisi. Kemudian siswa diminta untuk menulis
karangan eksposisi dengan tema bebas artinya siswa bebas menentukan
sendiri topik yang akan dibahas. Setelah pretest selesai, peneliti melakukan
posttest dengan memberikan media video kepada siswa berupa video dalam
akun instagram Liputan6. Video tersebut dapat dikatakan video inspiratif
54

karena menceritakan seorang wanita paruh baya yang memiliki misi untuk
meningkatkan minat baca masyarakat dengan berkeliling membawa koleksi
bukunya dengan menggunakan sepeda motor. Selain menjalankan pustaka
berjalan, wanita ini mengumpulkan sampah-sampah dari warga untuk
didaur ulang kembali. Setelah itu, siswa ditugaskan untuk menulis karangan
eksposisi sesuai dengan video yang telah ditayangkan.
Setelah memberi perlakuan kepada siswa berupa media video
terhadap pembelajaran menulis karangan eksposisi, dapat diketahui
perbedaan berupa skor atau nilai yang dicapai siswa menulis karangan
eksposisi sebelum dan sesudah diberi perlakuan media pembelajaran. Selain
itu, dapat diketahui pengaruh penggunaan media video terhadap
kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas VIII-B.

4.3 Deskripsi Hasil Data Tes Menulis Eksposisi Sebelum Menggunakan


Media Audio Visual (Pretest/Tes Uraian Pertama)
Upaya untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menulis
karangan eksposisi tanpa menggunakan media audio visual (pretest),
peneliti mengadakan tes kepada siswa kelas VIII-B SMP Al Hasra ojongsari
Depok pada tanggal 27 September 2017. Siswa diberi waktu untuk
mengerjakan tes selama enam puluh menit. Berikut ini peneliti sajikan hasil
data pretest dari seluruh siswa dan penilaian hasil tes, di antaranya:
55

Tabel 4.4

Penilaian Pretest Siswa Kelas VIII-B dalam Menulis Eksposisi

DAFTAR NILAI PRETEST


MENULIS EKSPOSISI KELAS VIII-B
No Nama Siswa I II III IV V Total

1 Nadia Syifa Azzahra 5 24 20 7 7 63


2 Izra Yures At Thoriq 5 24 15 5 5 54
3 Khidir Julian 5 30 15 5 5 60
4 Liki Arkhan 5 32 25 3 5 70
5 Darren Arqiarkaan 7 28 20 5 5 63
6 Ernesto Bagus Suwito 5 30 20 5 5 65
7 Muhammad Raka Pratama 5 32 20 5 7 69
8 Raffi Pramudya 5 32 20 5 7 69
9 Adeninta A. Nataryal 7 32 25 5 7 76
10 Sekar Pawestri 5 36 25 5 7 78
11 Femmy Khoirunnisa M 5 36 30 5 7 83
12 Lulu Fatihah 5 24 20 5 7 61
13 Sheren Puri Fitriani 7 32 25 5 5 74
14 Ghaitsa Ramadhania 5 30 20 5 7 67
15 Maura A. 5 32 25 7 7 76
16 Amira Nasywa 5 28 25 5 7 70
17 Sabrina Maulidiyah 5 28 20 5 5 63
18 Kristinaya Daeli 7 32 20 7 5 71
19 Shafira 5 32 20 7 7 71
20 Mahesa Bintang 5 24 15 5 5 54
56

Keterangan:

I (Keselarasan Judul Karangan)


II (Pemaparan Isi Karangan)
III (Penggunaan Unsur 5W+1H)
IV (Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca)
V (Pemilihan Diksi)
Deskripsi
Data yang disajikan pada tabel di atas merupakan hasil penilaian dalam
bentuk skor terhadap karangan eksposisi siswa sebelum diberi perlakuan. Siswa
menuliskan karangan eksposisi dengan tema yang beragam. Tentunya tema yang
dibahas merupakan informasi-informasi yang diketahui oleh siswa.Tabel di atas
menunjukkan bahwa kelas VIII-B yang berjumlah 20 siswa, sebanyak dua orang
mendapatkan skor 54, satu orang mendapatkan skor 60, satu orang mendapatkan
skor 61, tiga orang mendapatkan skor 63, satu orang mendapatkan skor 65, satu
orang mendapatkan skor 67, dua orang mendapatkan skor 69, dua orang
mendapatkan skor 70, dua orang mendapatkan skor 71, satu orang mendapatkan
skor 74, dua orang mendapatkan skor 76, satu orang mendapatkan skor 78, satu
orang mendapatkan 83. Siswa memperoleh tingkat penguasaan nilai berada dalam
rentang 54 – 83 dengan interpretasi cukup dan dikatakan masih kurang mampu
dalam menulis karangan eksposisi serta nilai individu setiap siswa masih banyak di
bawah KKM yaitu 75. Berdasarkan hasil data pretest (sebelum menggunakan
media audio visual) adalah 67,95.

Analisis Data Nilai Pretest:

d. Rata-rata (Mean)
∑𝑋
µ=
𝑁
1357
=
20
= 67,85
57

e. Median
54, 54, 60, 61, 63, 63, 63, 65, 67, 69, 69, 70, 70, 71, 71, 74, 76, 76,
78, 83.
69+69
MED =
2
= 69
Nilai tengah adalah 69.
f. Modus
Nilai yang paling banyak muncul adalah 63 (sebanyak 3 orang).

4.4 Deskripsi Hasil Data Tes Menulis Eksposisi Sesudah Menggunakan


Media Audio Visual (posttest/uraian tes kedua)
Upaya untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menulis
karangan eksposisi dengan menggunakan media audio visual (posttest),
peneliti mengadakan tes kepada siswa kelas VIII-B SMP Al Hasra ojongsari
Depok pada tanggal 3 Oktober 2017. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan
tes selama enam puluh menit. Berikut ini peneliti sajikan hasil data posttest
dari seluruh siswa dan penilaian hasil tes, di antaranya:

Tabel 4.5

Penilaian Posttest Siswa Kelas VIII-B dalam Menulis Eksposisi

DAFTAR NILAI POSTEST


MENULIS EKSPOSISI KELAS VIII-B
No Nama Siswa I II III IV V Total

1 Nadia Syifa Azzahra 10 32 30 10 10 92


2 Izra Yures At Thoriq 7 32 25 7 7 78
3 Khidir Julian 7 32 25 7 7 78
4 Liki Arkhan 7 36 30 10 10 93
5 Darren Arqiarkaan 7 34 25 10 7 83
6 Ernesto Bagus Suwito 10 32 25 10 7 84
58

7 Muhammad Raka Pratama 7 36 25 10 10 88


8 Raffi Pramudya 7 30 25 7 7 76
9 Adeninta A. Nataryal 7 40 25 10 7 89
10 Sekar Pawestri 7 37 25 7 10 86
11 Femmy Khoirunnisa 7 36 30 10 10 93
12 Lulu Fatihah 7 32 25 7 10 81
13 Sheren Puri Fitriani 7 32 25 10 7 81
14 Ghaitsa Ramadhania 7 30 25 7 7 76
15 Maura A. 10 34 30 10 7 91
16 Amira Nasywa 7 32 25 10 7 81
17 Sabrina Maulidiyah 7 35 25 10 10 87
18 Kristinaya Daeli 7 32 25 10 7 81
19 Shafira 7 36 30 10 7 90
20 Mahesa Bintang 7 30 25 7 7 76

Keterangan:

I (Keselarasan Judul Karangan)


II (Pemaparan Isi Karangan)
III (Penggunaan Unsur 5W+1H)
IV (Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca)
V (Pemilihan Diksi)
Deskripsi

Data yang terdapat pada tabel di atas merupakan hasil penilaian siswa dalam
menulis karangan eksposisi yang sudah diberi perlakuan yaitu dibantu dengan
menggunakan media video tentang wanita yang memberi inspirasi kepada
masyarakat di sekitarnya. Tabel di atas menunjukkan bahwa kelas VIII-B yang
berjumlah 20 siswa, sebanyak tiga orang mendapatkan skor 76, dua orang
mendapatkan skor 78, empat orang mendapatkan skor 81, satu orang mendapatkan
skor 83, satu orang mendapatkan skor 84, satu orang mendapatkan skor 86, satu
59

orang mendapatkan skor 87, satu orang mendapatkan skor 88, satu orang
mendapatkan skor 89, satu orang mendapatkan skor 90, satu orang mendapatkan
skor 91, satu orang mendapatkan skor 92, dua orang mendapatkan skor 93. Siswa
memperoleh tingkat penguasaan nilai berada dalam rentang 72 – 92 dengan
interpretasi baik dan dikatakan sudah mampu dalam menulis karangan eksposisi
meskipun terdapat satu orang serta nilai individu setiap siswa sudah di atas KKM
yaitu 75. Berdasarkan hasil data posttest di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-
rata posttest (sesudah menggunakan media audio visual) adalah 84,2.

Analisis Data Nilai Posttest:

a. Rata-rata (Mean)
∑𝑋
µ=
𝑁
1684
=
20
= 84,2

b. Median
76, 76, 76, 78, 78, 81, 81, 81, 81, 83, 84, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 93.
83+84
MED =
2
= 83,5
Nilai tengah adalah 83,5.
c. Modus
Nilai yang paling banyak muncul adalah 81 (sebanyak 4 orang).

4.5 Analisis Keterampilan Menulis Eksposisi Siswa Kelas VIII-B


Berikut merupakan hasil analisis data siswa dalam menulis karangan
eksposisi dengan menggunakan media audio visual (video) dalam akun
instagram Liputan6. Analisis menulis karangan eksposisi terdiri dari
kategori kurang, cukup, baik, dan sangat baik.
60

Nama : Nadia Syifa Azzahra


Nilai : 92 (Sangat Baik)
1. Keselarasan judul
Judul karangan eksposisi yang ditulis oleh Nadia dibuat sesuai dengan
topik dan bersifat provokatif. Namun kekurangannya adalah judul
tersebut bersifat konotatif. Judul karangannya adalah “Sekali
Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui”.
2. Pemaparan isi karangan
Pemaparan isi yang ditulis Nadia sudah sangat baik. Karangan tersebut
sesuai dengan kejadian yang sebenarnya, logis artinya penjelasan yang
disampaikan dalam karangan tersebut masuk akal dan benar, sangat
informatif artinya bahwa tulisan tersebut memberi sebuah informasi
yang dapat memotivasi para pembaca, hanya saja masih kurang untuk
menjelaskan secara jelas dan terperinci.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H sudah lengkap dijabarkan pada karangan
eksposisi yang ditulis oleh Nadia. Hal ini lebih baik dibanding dengan
hasil pretest. Dalam hasil pretest, penggunaan unsur 5W+1H masih
kurang lengkap, karena tidak mencantumkan unsur when (kapan) dan
where (di mana).
4. Ejaan dan tanda baca
Ejaan dan tanda baca yang ditulis oleh Nadia sudah sangat baik. Siswa
ini sudah mampu menempatkan posisi setiap tanda baca yang benar.
Ejaan yang ditulis pun, sudah sangat baik. Seperti penggunaan huruf
kapital, dan penulisan kalimat langsung. Artinya tidak ditemukan
kesalahan PUEBI pada tulisan Nadia.
5. Pemilihan kata (Diksi)
Pemilihan kata (diksi) pada karangan eksposisi yang ditulis sudah baik.
Karena kosa kata yang dipilih berkaitan dengan tema informasi yang
diberikan, yaitu berkaitan dengan seseorang yang sangat inspiratif.
61

Nama : Liki Arkhan Pratama

Nilai : 93 (Sangat Baik)

1. Keselarasan judul
Judul karangan eksposisi yang ditulis sudah sesuai dengan topik yang
disuguhkan melalui video. Namun judul yang dibuat Liki belum bisa
memancing pembaca untuk melihat tulisannya. Judul karangannya
adalah “Organisasi Wanita yang Mendatangkan Ilmu Pengetahuan”.
2. Pemaparan isi karangan
Karangan eksposisi yang ditulis Liki sudah sangat baik. Informasi yang
dijelaskan sangat terperinci, objektif artinya bahwa penjelasan pada
karangan tersebut disertai oleh pendapat yang tidak mempengaruhi
pembaca namun hanya untuk meyakinkan, dan logis artinya pemaparan
dan pendapat yang disampaikan bisa terima oleh akal sehat.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Karangan eksposisi karya Liki sudah lengkap mencantumkan unsur
5W+1H. Sebuah informasi yang baik merupakan informasi yang
memperhatikan unsur-unsur dalam berita. Pada karangan ini,
penggunaan unsur 5W+1H sudah sangat baik.
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca pada karangan eksposisi Liki sudah
cukup baik, namun hanya terdapat satu kesalahan dalam penulisan nama
tempat. Seperti kutipan di bawah ini:
“Di desa muntang Purbalingga para warga dan anak-anak memiliki sifat
gemar membaca yang tinggi dan gemar membersihkan lingkungan
dengan kemauan, tekad yang kuat dalam melestarikan dan merawat
lingkungan”.
Penulisan nama tempat pada kalimat seharusnya diawali dengan huruf
kapital.
62

5. Pemilihan kata (Diksi)


Diksi yang digunakan dalam karangan eksposisi yang ditulis Liki sangat
bervariatif dan masih berkaitan dengan tema video yang disuguhkan.

Nama : Darren Arqiarkaan

Nilai : 83 (Baik)

1. Keselarasan judul
Karangan eksposisi yang ditulis Darren sudah sesuai dengan tema yang
diberikan. Judul karangan yang dibuat Darren adalah “Belajar Sambil
Menjaga Kebersihan Lingkungan”. Namun, menurut peneliti judul
tersebut belum menarik minat pembaca.
2. Pemaparan isi karangan
Isi karangan yang ditulis Darren masih terdapat kekurangan. Di
antaranya yaitu informasi tidak dipaparkan secara terperinci. Namun isi
karangan yang dibuat Darren sudah bersifat informatif, logis, dan
objektif.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi ini masih belum
lengkap, karena unsur why (mengapa), dan when (kapan).
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda pada karangan eksposisi yang ditulis
Darren lima kesalahan penulisan ejaan dan tanda baca. Terdapat tiga
tanda baca titik dengan tanda baca koma yang sulit untuk dibedakan.
Bukan hanya pada tanda baca saja, ejaan pada karangan tersebut masih
terdapat sedikit kesalahan seperti kata pertawa pada awal kalimat tidak
ditulis dengan huruf kapital, penyebutan kata benda pada tengah kalimat
diawali dengan huruf kapital.
5. Pemilihan kata (Diksi)
Pemilihan kata (diksi) pada karangan eksposisi ini sudah sesuai dengan
tema yang diberikan. Hanya saja kurang bervariatif, sehingga terdapat
beberapa kosa kata yang diulang.
63

Nama : Khidir Julian

Nilai : 78 (Baik)

1. Keselarasan judul
Karangan eksposisi yang dibuat Khidir sudah sesuai dengan tema yang
diberikan. Judul yang dibuat sudah mewakili isi yaitu “Menjaga
Kebersihan Lingkungan Sambil Belajar”. Judul tersebut sudah mewakili
isi yang sesuai dengan tema, namun judul tersebut tidak cukup menarik.
Dalam kriteria ini, tidak terlihat peningkatan yang signifikan untuk
membuat judul yang menarik dari hasil pretest dengan hasil posttest.
2. Pemaparan isi karangan
Pemaparan pada karangan eksposisi yang ditulis oleh Khidir sudah
cukup objektif dan informatif. Hanya saja informasi pada karangan ini
tidak dijelaskan secara terperinci.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi yang ditulis
Khidir tidak diperhatikan dengan baik. Karena terdapat beberapa unsur
yang tidak dijelaskan dalam karangan eksposisi tersebut seperti how
(bagaimana), why (mengapa), dan when (kapan). Ketidaklengkapan
unsur-unsur tersebut menjadi karangan ini sangat minim untuk
diperoleh informasi yang utuh.
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi yang ditulis
Khidir masih kurang cermat, karena masih terdapat penggunaan tanda
baca titik dan tanda koma yang ditempatkan pada posisi yang salah.
Begitu pun dengan penggunaan ejaan dalam karangan eksposisi
tersebut, penulisan huruf kapital masih belum cermat.
5. Pemilihan kata (Diksi)
Pemilihan kata atau diksi dalam karangan eksposisi yang ditulis oleh
Khidir belum bervariasi.

Nama : Izra Yures At Thoriq


64

Nilai : 78 (Baik)

1. Keselarasan judul
Judul yang ditulis dalam karangan eksposisi Izra sudah sesuai dengan
tema yang diberikan dan sudah mewakili isi karangan. Judul karangan
eksposisi Izra adalah “Melakukan Kebaikan Serta Membersihkan
Lingkungan”. Judul tersebut belum cukup menarik.
2. Pemaparan isi karangan
Pemaparan isi dalam karangan eksposisi yang ditulis Izra sudah cukup
informatif, objektif, dan sesuai dengan informasi yang sebenarnya.
Namun, karangan ini masih ada kekurangan di antaranya karangan ini
belum menjabarkan informasi dengan jelas dan terperinci.

3. Penggunaan unsur 5W+1H


Karangan eksposisi yang ditulis Izra masih terdapat kekurangan yaitu
unsur how (bagaimana), dan why (mengapa). Sehingga, karangan
tersebut tidak menyuguhkan informasi secara lengkap.
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi yang dibuat
Izra masih terdapat beberapa kesalahan. Pertama, penggunaan tanda
baca seru yang berlebihan jumlahnya. Seperti kutipan di bawah ini:
“Sangat luar biasa!!! yang dilakukan oleh Ibu Hendarti, beliau tinggal
di Desa Muntang Purbalingga”
Kedua, penempatan tanda titik dan koma yang belum tepat. Ketiga,
adanya penyingkatan dalam penulisan yaitu anak2. Seharusnya adalah
anak-anak.
5. Pemilihan kata (Diksi)
Pemilihan kata atau diksi dalam karangan eksposisi Izra sudah cukup
baik dan sesuai dengan konteks yang diberikan. Jika dibandingkan hasil
pretest dengan hasil posttest Izra dalam menulis karangan eksposisi
sudah meningkat dan membaik.
65

Nama : Adeninta A. Nataryal

Nilai : 89 (Sangat Baik)

1. Keselarasan judul
Judul karangan eksposisi yang ditulis Adeninta cukup menarik dan
mewakili isi karangan serta informasi yang diberikan. Judul karangan
eksposisi tersebut adalah “Menukar Sampah dengan Ilmu”. Judul
tersebut sudah sesuai dengan video yang ditayangkan.
2. Pemaparan isi karangan
Isi karangan eksposisi yang dibuat Adeninta sudah sangat baik.
Karangan tersebut ditulis dengan sangat jelas dan terperinci, logis
artinya dapat dipahami oleh pembaca, objektif artinya sesuai dengan
kondisi sebenarnya, serta informatif. Ide yang dituangkan dalam
karangan tersebut sangat baik. Sehingga informasi dan pendapat yang
disampaikan dapat meyakinkan pembaca terhadap tema yang diberikan.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi yang ditulis
Adeninta sudah cukup lengkap dan baik.
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi yang ditulis
Adeninta masih terdapat kekurangan, yaitu penulisan kosa kata di dalam
kalimat yang tidak tepat. Seperti penggunaan huruf kapital bukan pada
tempat yang seharusnya seperti kutipan di bawah ini:
“Semoga saja di Desa-Desa lainnya aka nada ibu Hendarti lain yang
akan mengubah Lingkungan sampah, menjadi lingkungan ilmu”.
Penulisan Desa-Desa yang berada di dalam kalimat seharusnya tidak
diawali dengan huruf kapital. Penulisan kata Lingkungan yang berada
pada suatu kalimat tidak perlu diawali dengan huruf kapital.
5. Pemilihan kata (Diksi)
66

Kosakata yang digunakan dalam karangan eksposisi yang ditulis


Adeninta sangat bervariasi, cermat, dan sesuai dengan tema yang
diberikan.

Nama : Rafi Pramudya

Nilai : 76 (Baik)

1. Keselarasan judul
Karangan eksposisi yang disusun oleh Rafi berjudul “Perempuan
BBerhati Mulia”. Judul tersebut cukup menarik dan sudah mewakili isi
karangan dan tema yang sudah diberikan melalui penayangan video
dalam akun instagram Liputan6. Dibandingkan dengan hasil pretest,
Rafi mengalami perubahan yang baik dalam menentukan judul sebuah
karangan.

2. Pemaparan isi karangan


Isi karang yang dipaparkan Rafi dalam menulis karangan eksposisi
masih terdapat beberapa kekurangan seperti isi karangan yang
disampaikan belum jelas dan detail, aspek logis dalam memaparkan isi
karangan eksposisi tidak dijelaskan, namun karangan yang ditulis Rafi
sudah informatif dan sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Unsur 5W+1H yang dituangkan dalam karangan eksposisi ini masih
kurang yaitu unsur why (mengapa) dan unsur when (kapan).
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi yang ditulis
sudah cukup baik. Penempatan tanda baca sudah benar dibandingkan
dengan hasil pretest. Hasil pretest menulis karangan eksposisi yang
dibuat Rafi, masih terdapat beberapa kesalahan dalam hal ejaan dan
tanda baca. Seperti penulisan kalimat setelah tanda baca titik namun
menulisnya tidak menggunakan huruf kapital.
67

5. Pemilihan kata (Diksi)


Pemilihan kosa kata untuk mengembangkan karangan eksposisi yang
ditulis Rafi sudah cukup baik. Karena Rafi memilih diksi yang mudah
dipahami oleh pembaca.
Nama : Ernesto Bagus Suwito

Nilai : 84 (Sangat Baik)

1. Keselarasan judul
Karangan eksposisi yang ditulis Ernesto terlihat menarik dengan judul
“Pegiat Limbah Pustaka”. Judul yang sangat menarik dan sudah
mewakili isi informasi yang ditayangkan melalui media audio visual.
Jika dibandingkan dengan hasil pretest, judul yang dibuat Ernesto belum
terlihat menarik.

2. Pemaparan isi karangan


Isi karangan yang dijelaskan Ernesto sudah baik dan cukup informatif
artinya memberikan informasi yang tepat kepada pembaca. Namun,
tema karangan masih belum dijelaskan secara terperinci. Sehingga
argumen atau pendapat yang disampaikan, sedikit memberi keyakinan
kepada pembaca.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi sudah
digambarkan dengan baik. Namun kekurangannya hanya unsur when
(kapan) tidak dijelaskan.
4. Ejaan dan tanda baca
Karangan eksposisi yang dibuat Ernesto masih ada kesalahan terhadap
penggunaan ejaan dan tanda baca khususnya penggunaan huruf kapital.
Setelah tanda baca titik, di awal kalimat ditulis dengan menggunakan
huruf kecil.
5. Pemilihan kata (Diksi)
68

Pemilihan kata atau diksi pada karangan eksposisi Ernesto masih belum
bervariasi.

Nama : Muhammad Raka Pratama

Nilai : 88 (Sangat Baik)

1. Keselarasan judul
Judul yang dibuat dalam karangan eksposisi Raka sudah cukup sesuai
dengan tema yang diberikan dan mewakili isi dengan video yang
ditayangkan. Judul karangan eksposisi yang ditulis Raka berjudul
“Pekerjaan yang Mulia”. Melalui video yang ditayangkan Raka mampu
membuat judul yang sudah sesuai dengan tema.
2. Pemaparan isi karangan
Isi karangan yang ditulis Raka sudah sangat baik. Informasi yang
disampaikan sudah sangat jelas. Penjelasan dalam karangan
disampaikan dengan sangat rinci. Adanya alasan dan pendapat yang
disampaikan dalam karangan membuat karangan eksposisi tersebut
memberikan informasi yang tepat dan sesuai dengan tema yang
diberikan. Karangan ini juga sudah cukup objektif artinya menjelaskan
kondisi yang sebenarnya, logis artinya pendapat yang disampaikan
masuk akal. Jika dibandingkan dengan hasil pretest, Raka mengalami
peningkatan yang baik dalam memaparkan sebuah informasi dan
pendapat yang dijelaskan mudah dipahami oleh pembaca.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi Raka sudah cukup
baik dan lengkap.
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan tersebut masih
terdapat beberapa kesalahan, di antaranya penulisan huruf kapital yang
salah. Seperti kutipan di bawah ini:
“Ibu hendarti membuat Jasa Perpustakaan keliling Sambil
mengumpulkan Sampah-Sampah dari Nasabah”.
69

Berdasarkan kutipan di atas terlihat banyak kesalahan dalam


penggunaan huruf kapital. Kemudian ditemui kesalahan dalam
penulisan nama seseorang. Raka menulis nama seseorang tidak diawali
dengan huruf kapital.
5. Pemilihan kata (Diksi)
Kosa kata yang dipilih Raka sangat bervariasi dan dikembangkan
dengan baik.
Nama : Sheren Puri Fithriani
Nilai : 81 (Baik)
1. Keselarasan judul
Karangan eksposisi karangan Sheren yang berjudul “Sampah Menjadi
Berkah” sudah mewakili isi karangan. Namun, judul tersebut masih
bersifat umum. Sheren mampu memahami video dengan baik sehingga
judul yang dibuat sesuai dengan tema yang diberikan.

2. Pemaparan isi karangan


Isi karangan yang disampaikan sangat baik dan dapat dipahami oleh
pembaca. Pemaparannya pun sudah sangat objektif, informatif dan
logis. Hal ini merupakan peningkatan yang dialami Sheren, karena jika
dibandingkan dengan hasil pretest terlihat perubahan yang signifikan.
Dalam hasil pretest karangan eksposisi Sheren masih terdapat
kekurangan di antaranya belum menyampaikan isi secara logis.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Pada penggunaan unsur 5W+1H pada karangan Sheren sudah
digambarkan dengan cukup baik. Namun hanya tidak dijelaskan unsur
why (mengapa) dalam karangan yang ditulis oleh Sheren.
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan yang dibuat Sheren
sudah baik. jika dibandingkan dengan hasil pretest, hasil posttest sudah
mengalami peningkatan. Hasil pretest karangan eksposisi Sheren
70

terdapat kekurangan dalam penulisan ejaan dalam suatu kalimat. Seperti


kutipan di bawah ini:
“Menurut orang-orang jenis beras yang di gunakan oleh pihak restoran
sehingga mereka mengira jika beras yang digunakan mengandung
plastik”.
Berdasarkan kutipan di atas kesalahan yang ditemukan yaitu penulisan
kata di gunakan seharusnya digunakan karena tidak menunjukkan
tempat. Sehingga preposisinya digabung.
5. Pemilihan kata (Diksi)
Diksi dalam karangan Sheren bervariasi dan sesuai dengan konteks yang
diberikan.

Nama : Femmy Khoerunnisa

Nilai : 93 (Sangat Baik)

1. Keselarasan judul
Karangan eksposisi yang dibuat Femmy berjudul “Tumbuhkan Minat
Membaca Lewat Limbah Pustaka”. Judul tersebut sangat menarik dan
mewakili isi karangan yang ditulis. Femmy memahami dengan baik
maksud video yang ditayangkan sehingga dapat menuliskan judul
eksposisi menjadi menarik.
2. Pemaparan isi karangan
Isi karangan yang dipaparkan Femmy dalam tulisannya sangat baik. isi
karangan dipaparkan dengan jelas dan disertai pendapat-pendapat yang
logis sehingga pembaca mampu dengan mudah memahami tulisan
Femmy. Penjelasannya pun sudah terperinci dan sangat objektif, artinya
sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya. Pendapat yang diuraikan
71

dalam karangan eksposisi membuat pembaca yakin terhadap tulisan


eksposisi yang dibuat Femmy itu benar adanya.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H sudah dijelaskan dalam karangan eksposisi
yang ditulis oleh Femmy.
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi yang ditulis
Femmy hanya terdapat satu unsur saja yang tidak dijelaskan yaitu unsur
when (kapan).
5. Pemilihan kata (Diksi)
Kosa kata yang dipilih oleh Femmy dalam karangan eksposisinya sangat
bervariasi dan mampu mengembangkan tulisan tersebut menjadi banyak
kosa kata yang sesuai dengan tema yang diberikan melalui bantuan
media video dalam instagram.

Nama : Lulu Fatihah

Nilai : 81 (Baik)

1. Keselarasan judul
Karangan eksposisi yang dibuat Lulu berjudul “Mengelola Sampah
Jadi Pustaka” sudah cukup mewakili isi karangan dengan ketentuan
tema yang diberikan. Dibandingkan dengan hasil pretest, judul yang
dibuat Lulu terlihat tidak menarik. Namun, dalam hasil posttest Lulu
memberikan judul yang cukup menarik dan sesuai dengan tema
terhadap video yang ditayangkan.
2. Pemaparan isi karangan
Pemaparan dalam karangan eksposisi yang dibuat Lulu sangat
informatif. Isi dijelaskan dengan logis, dan objektif. Artinya isi yang
dipaparkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan mudah
72

dipahami oleh pembaca. Namun kekuranganya hanya tidak dijelaskan


secara terperinci.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan yang dibuat Lulu sudah
cukup baik. Namun, hanya satu unsur yang tidak dijelaskan yaitu unsur
why (mengapa).
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi yang
ditulis Lulu sudah cukup baik. Namun, hanya ada satu kesalahan dalam
karangan tersebut yaitu kesalahan penulisan huruf kapital dalam suatu
kalimat. Seperti kutipan di bawah ini:
“Jika dihitung banyak sekali orang-orang yang sudah lupa pentingnya
membaca Dari kita”. Seharusnya kata “Dari” ditulis dengan huruf
kecil.

5. Pemilihan diksi (Diksi)


Pemilihan diksi dalam karangan eksposisi ini sudah cukup baik dan
bervariasi. Kata-kata yang dipilih mudah untuk dipahami oleh
pembaca.

Nama : Sekar Pawestri


Nilai : 86 (Sangat Baik)
1. Keselarasan judul
Karangan eksposisi yang ditulis Sekar terlihat menarik dengan judul
“Limbah Pustaka Pembawa Kebaikan”. Judul yang cukup menarik dan
sudah mewakili isi informasi yang ditayangkan melalui media audio
visual. Jika dibandingkan dengan hasil pretest, judul yang dibuat Sekar
belum terlihat menarik.
2. Pemaparan isi karangan
73

Isi karangan eksposisi yang dibuat Sekar sudah sangat baik. Karangan
tersebut ditulis dengan sangat jelas dan terperinci, logis artinya dapat
dipahami oleh pembaca, objektif artinya sesuai dengan kondisi
sebenarnya, serta informatif. Ide yang dituangkan dalam karangan
tersebut sangat baik. Sehingga informasi dan pendapat yang
disampaikan dapat meyakinkan pembaca terhadap tema yang diberikan.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi yang dibuat Sekar
sudah cukup dijelaskan dengan baik. Namun, terdapat satu unsur yang
tidak dijelaskan yaitu unsur when (kapan).
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi Sekar sudah
sangat baik. Penulisan huruf kapital ditulis dengan tepat dan tanda baca
ditulis pada posisi yang benar.

5. Pemilihan kata (Diksi)


Pemilihan kosa kata untuk mengembangkan karangan eksposisi yang
ditulis Sekar sangat baik dan bervariatif. Karena Sekar memilih diksi
yang mudah dipahami oleh pembaca.
Nama : Sabrina Maulidiyah
Nilai : 87 (Sangat Baik)
1. Keselarasan judul
Judul karangan eksposisi yang ditulis Sabrina cukup menarik dan
mewakili isi karangan serta informasi yang diberikan. Judul karangan
eksposisi tersebut adalah “Menuntut Ilmu dan Menjaga Kebersihan”.
Judul tersebut sudah sesuai dengan video yang ditayangkan.
2. Pemaparan isi karangan
Pemaparan isi yang ditulis Sabrina sudah baik. Karangan tersebut sesuai
dengan kejadian yang sebenarnya, logis artinya penjelasan yang
74

disampaikan dalam karangan tersebut masuk akal dan benar, sangat


informatif artinya bahwa tulisan tersebut memberi sebuah informasi
yang dapat memotivasi para pembaca, hanya saja masih kurang untuk
menjelaskan secara jelas dan terperinci.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi yang dibuat Sekar
sudah cukup dijelaskan dengan baik. Namun, terdapat satu unsur yang
tidak dijelaskan yaitu unsur when (kapan).
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi Sabrina
ditemukan beberapa kesalahan dalam penulisan huruf kapital, seperti
kutipan di bawah ini:
“Di desa Muntang Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah”. Seharusnya
penulisan kata “desa” yang diikuti nama tempat, harus ditulis dengan
menggunakan huruf kapital.

5. Pemilihan kata (Diksi)


Pemilihan kata (diksi) pada karangan eksposisi yang ditulis sudah baik.
Karena kosa kata yang dipilih berkaitan dengan tema informasi yang
diberikan.
Nama : Amira Nasywa Azizah
Nilai : 81 (Baik)
1. Keselarasan judul
Karangan eksposisi yang dibuat Amira berjudul “Pekerjaan Mulia”
sudah cukup mewakili isi dan sesuai dengan tema yang diberikan.
Amira sudah cukup baik memilih judul tersebut karena sesuai dengan
video yang ditayangkan.
2. Pemaparan isi karangan
Pemaparan isi dalam karangan eksposisi yang ditulis Amira sudah
cukup informatif, objektif, dan sesuai dengan informasi yang
75

sebenarnya. Namun, karangan ini masih ada kekurangan di antaranya


karangan ini belum menjabarkan informasi dengan jelas dan terperinci.
Tetapi, isi yang dipaparkan mudah dipahami oleh pembaca. Jika
dibandingkan dengan hasil pretest, Amira cukup mengalami
peningkatan dalam menjabarkan isi.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi yang dibuat
Amira masih terdapat beberapa kekurangan yaitu unsur why (mengapa)
dan unsur when (kapan) tidak dijelaskan dengan baik.
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi yang ditulis
Amira terdapat beberapa kesalahan terhadap penulisan huruf kapital dan
penulisan preposisi, seperti kutipan di bawah ini:
“Disebuah desa Muntang, Kabupaten Purbalingga, Jawa timur ada
seorang wanita yang memiliki sebuah misi yaitu menaikan untuk
membbaca buku dan meningkatkan kebersihan”. Kemudian ditemukan
penulisan kosa kata yang tidak tepat yaitu penulisan kata
“penghasilkannya” seharusnya “penghasilannya”. Lalu ditemukan juga
kesalahan penulisan yaitu Amira menulis kosa kata pada awal paragraf
dengan menggunakan huruf kecil.
5. Pemilihan kata (Diksi)
Pemilihan kata atau diksi dalam karangan eksposisi tersebut cukup baik
dan sesuai dengan konteks yang diberikan.

Nama : Maura A.

Nilai : 91 (Sangat Baik)

1. Keselarasan judul
Karangan eksposisi yang dibuat Maura berjudul “Pemanfaatan Sampah
Sebagai Wujud Kepedulian” sudah cukup mewakili isi karangan dengan
ketentuan tema yang diberikan. Dibandingkan dengan hasil pretest,
judul yang dibuat Maura belum cukup menarik. Namun, dalam hasil
76

posttest Maura memberikan judul yang cukup menarik dan sesuai


dengan tema terhadap video yang ditayangkan.
2. Pemaparan isi karangan
Karangan eksposisi yang ditulis Maura sudah sangat baik. Informasi
yang dijelaskan sangat terperinci, objektif artinya bahwa penjelasan
pada karangan tersebut disertai oleh pendapat yang tidak mempengaruhi
pembaca namun hanya untuk meyakinkan, dan logis artinya pemaparan
dan pendapat yang disampaikan bisa terima oleh akal sehat.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi yang dibuat
Maura sudah dijelaskan dengan baik.
4. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi yang dibuat
Maura masih terdapat beberapa kekurangan. Pertama, kesalahan
terhadap penulisan huruf kapital pada judul. Kedua, penempatan tanda
baca titik dan koma yang belum tepat. Seperti kutipan di bawah ini:
“Pemanfaatan sampah sebagai wujud kepedulian”. Penulisan judul
tersebut belum tepat, seharusnya penulisan judul diawali dengan huruf
kapital yaitu “Pemanfaatan Sampah Sebagai Wujud Kepedulian”.
“Warga Desa muntang, Purbalingga, Jawa tengah”. Berdasarkan
kutipan tersebut seharusnya nama desa dan nama daerah diawali dengan
huruf kapital.
5. Pemilihan kata (Diksi)
Pemilihan kata atau diksi dalam karangan eksposisi yang ditulis Maura
sudah baik dan bervariasi. Jika dibadingkan dengan hasil pretest, cukup
mengalami peningkatan.

Nama : Ghaitsa Ramadhania

Nilai : 76 (Baik)

1. Keselarasan judul
77

Karangan eksposisi yang dibuat Ghaitsa berjudul “Pekerjaan Mulia”


sudah cukup mewakili isi dan sesuai dengan tema yang diberikan.
Ghaitsa sudah cukup baik memilih judul tersebut karena sesuai dengan
video yang ditayangkan.
2. Pemaparan isi karangan
Pemaparan isi dalam karangan eksposisi yang ditulis Ghaitsa sudah
cukup informatif, objektif, dan sesuai dengan informasi yang
sebenarnya. Namun, karangan ini masih ada kekurangan di antaranya
karangan ini belum menjabarkan informasi dengan jelas dan terperinci.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi yang ditulis
Ghaitsa terdapat kekurangan yaitu tidak menjelaskan unsur how
(bagaimana).
4. Ejaan dan tanda baca
Penulisan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi Ghaitsa
terdapat beberapa kesalahan khususnya dalam penggunaan huruf
kapital. Kesalahan penggunaan huruf kapital yang terjadi ada pada judul
dan kalimat. Seperti kutipan di bawah ini:
“Pekerjaan mulia” penulisan judul tersebut kurang tepat. Seharusnya
penulisan judul diawali dengan huruf kapital yaitu “Pekerjaan Mulia”.
Kemudian kesalahan yang kedua ditemukan kesalahan penulisan nama
daerah yang seharusnya diawali dengan huruf kapital. Seperti kutipan di
bawah ini:
“Di Desa Muntang, Kabupaten Purbalingga, Jawa tengah”. Seharus “Di
Desa Muntang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah”.
5. Pemilihan kata (Diksi)
Pemilihan kata dalam karangan eksposisi yang dibuat oleh Ghaitsa
sudah cukup sesuai dengan konteks yang diberikan.
Nama : Mahesa Bintang R
Nilai : 76 (Baik)
1. Keselarasan judul
78

Judul karangan eksposisi yang ditulis Mahesa adalah “Solusi Sampah


Di Purbalingga” sudah cukup baik, menarik, dan sangat sesuai dengan
tema yang diberikan melalui video yang ditayangkan.
2. Pemaparan isi karangan
Pemaparan isi dalam karangan eksposisi yang ditulis Mahesa sudah
cukup informatif, objektif, dan sesuai dengan informasi yang
sebenarnya. Namun, karangan ini masih ada kekurangan di antaranya
karangan ini belum menjabarkan informasi dengan jelas dan terperinci.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan Mahesa masih terdapat
kekurangan yaitu tidak menjelaskan unsur why (mengapa) dan when
(kapan).
4. Ejaan dan tanda baca
Penulisan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi Mahesa sudah
cukup baik.

5. Pemilihan kata (Diksi)


Pemilihan kata atau diksi dalam karangan eksposisi Mahesa sudah baik
dan sesuai dengan konteks yang diberikan, sehingga mudah dipahami
oleh pembaca.
Nama : Shafira R.
Nilai : 90 (Sangat Baik)
1. Keselarasan judul
Judul karangan eksposisi yang ditulis cukup menarik dan sudah
mewakili isi karangan eksposisi. Judul karangannya adalah
“Memanfaatkan Limbah Anorganik Untuk Menimba Ilmu”. Shafira
dengan baik memahami video yang ditayangkan sehingga mampu
membuat judul yang baik.
2. Pemaparan isi karangan
Pemaparan isi yang ditulis Shafira sudah sangat baik. Karangan tersebut
sesuai dengan kejadian yang sebenarnya, logis artinya penjelasan yang
79

disampaikan dalam karangan tersebut masuk akal dan benar, sangat


informatif artinya bahwa tulisan tersebut memberi sebuah informasi
yang dapat memotivasi para pembaca, hanya saja masih kurang untuk
menjelaskan secara jelas dan terperinci.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi yang dibuat
Shafira sudah dijelaskan dengan baik.
4. Ejaan dan tanda baca
Ejaan dan tanda baca dalam penulisan eksposisi Shafira sudah sangat
baik. Baik penggunaan huruf kapital maupun penempatan tanda baca.
5. Pemilihan kata (Diksi)
Kosa kata yang dipilih oleh Shafira dalam karangan eksposisinya sangat
bervariasi dan mampu mengembangkan tulisan tersebut menjadi banyak
ide dan kosa kata yang sesuai dengan tema yang diberikan melalui
bantuan media video dalam instagram.

Nama : Kristinaya Daeli


Nilai : 81 (Baik)
1. Keselarasan judul
Karangan eksposisi karangan Kristinaya yang berjudul “Mengelola
Sampah” sudah mewakili isi karangan. Namun, judul tersebut masih
belum menarik perhatian pembaca. Sheren mampu memahami video
dengan baik sehingga judul yang dibuat sesuai dengan tema yang
diberikan.
2. Pemaparan isi karangan
Pemaparan isi dalam karangan eksposisi yang ditulis Kristinaya sudah
cukup informatif, objektif, dan sesuai dengan informasi yang
sebenarnya. Namun, karangan ini masih ada kekurangan di antaranya
karangan ini belum menjabarkan informasi dengan jelas dan terperinci.
Tetapi, isi yang dipaparkan mudah dipahami oleh pembaca. Jika
80

dibandingkan dengan hasil pretest, Kristinaya cukup mengalami


peningkatan dalam menjabarkan isi.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Penggunaan unsur 5W+1H dalam karangan eksposisi Kristinaya
terdapat kekurangan yaitu tidak menjelaskan unsur how (bagaimana).
4. Ejaan dan tanda baca
Penulisan ejaan dan tanda baca dalam karangan eksposisi yng dibuat
Kristinaya masih banyak kekurangan. Di antaranya penulisan judul
yang tidak diawali dengan huruf kapital, penulisan kalimat yang tidak
menggunakan huruf kapital di awal paragraf dan setelah tanda baca titik.
5. Pemilihan kata (Diksi)
Pemilihan kata atau diksi dalam karangan eksposisi yang ditulis
Kristinaya sudah cukup baik karena sesuai dengan konteks yang
ditentukan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan
1. Hasil dari penelitian ini yakni terdapat peningkatan terhadap kemampuan
menulis karangan eksposisi dengan menggunakan media audio visual pada
siswa kelas VIII-B SMP Al Hasra Bojongsari Depok.
2. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil penelitian dalam hasil pretest dan
posttest. Pada hasil pretest nilai rata-rata yang diperoleh adalah 67,85
dengan rincian aspek penialian keselarasan dengan judul, penggunaan
unsur 5W+1H, ejaan dan tanda baca, pemilihan diksi, dan pemaparan isi
karangan. Pada hasil posttest nilai rata-rata yang diperoleh adalah 84,2.
3. Berdasarkan nilai rata-rata pretest dan posttest tersebut dapat dilihat adanya
perubahan nilai yang diperoleh siswa menjadi lebih baik dan dalam
pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan media
video akun instagram Liputan6 dapat membantu keberhasilan proses
pembelajaran yang lebih baik.
5.2 Saran
Adapun saran dalam penelitian ini di antaranya:
1. Hendaknya guru menyadari akan pentingnya media pembelajaran dalam
tercapainya tujuan pembelajaran karena media pembelajaran merupakan
salah satu sumber belajar.
2. Hendaknya guru memilih media pembelajaran yang mendukung materi
pembelajaran yang akan diajarkan sehingga siswa dapat dengan mudah
memahami materi yang disampaikan serta menumbuhkan minat serta
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3. Guru diharapkan mampu memanfaatkan media sosial yang sudah dikenali
siswa sebagai alat bantu proses pembelajaran, sehingga siswa menyadari

81
82

bahwa media sosial bukan hanya sebagai sarana hiburan, akan tetapi dapat
digunakan sebagai media pembelajaran.
4. Guru diharapkan dapat memberi motivasi kepada siswa agar lebih giat
dalam menulis.
5. Guru diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya
dalam keterampilan menulis.
6. Guru diharapkan memberi latihan tentang penggunaan ejaan dan tanda baca
yang benar dalam sebuah kalimat.
7. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus memfasilitasi siswa maupun
guru dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk menunjang proses
pembelajaran dan keberhasilan siswa dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademik Pressindo, 2006.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Budinuryanta. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Penerbit Universitas


Terbuka, 2008.

Dalman. Keterampilan Menulis. Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2015.

Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2014.

Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Flynn, Naomi dan Rhona Stainthorp. The Learning and Teaching of Reading and
Writing. West Sussex: Whurr Publishers Limited, 2006.

Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Disiplin Berbahasa Indonesia. Jakarta:
FITK Press, 2011.

Hasan, Basturi. Paragraph Writing for Academic Courses; A Modern Approach.


Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.

Helys, Mutia Rosdiana dan S.W.E. Handayani. Efektifitas Komunikasi dalam


Penggunaan Media Sosial Instagram Sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Surakarta.
Surakarta: Universitas Surakarta, 2016.

Herdiansyah, Haris. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:


Salemba Humanika, 2012.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Keraf, Gorys. Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Nusa Indah, 1982.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama, 2008.

Kuncoro, Mudrajad. Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel, Opini, Kolom, dan
Resensi Buku. Jakarta: Erlangga, 2009.

Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara, 2017.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Munadhi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung


Persada Press Jakarta, 2012.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif dan Perspektif Rancangan Penelitian.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Pratama, Radhitia. Wawancara. Jakarta, 16 Oktober 2017.

Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: PT
Refika Aditama, 2007.

Raymond, James. Writing (Is an Unnatural Act). New York: Harper and Row
Publisher, 1980.

Ria Satini. Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi dengan Menggunakan Teknik


Mind Map Siswa Kelas X SMAN 14 Padang. Padang: PGRI Sumatera Barat,
2016.

Saputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: PT


Refika Aditama, 2014.

Semi, M. Atar. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya Padang, 1990.


Sindang, Ennoch. Manfaat Media Sosial dalam Ranah Pendidikan dan Penelitian. Di
akseshttp://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/article/893/The%20
Social%20Media%20-%20Ennoch%20-oks.pdf pada 19 September 2016
pukul 11.09 WIB.

Subana, M. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2001.

Sugiarto, Barasmara Dewa. Keefektifan Implementasi Pendekatan Kontekstual Pada


Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMPN 8 Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2015.

Sukandarrumidi. Dasar-Dasar Penelitian Proposal Penelitian. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press, 2014.

Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2012.

Tarigan, Henri Guntur. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa


Bandung, 2005.

Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI. Panduan Optimalisasi Media Sosial
Untuk Kementerian Perdagangan RI. Jakarta: Kementerian Perdagangan RI,
2014.

Utami, Rina Putri, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
Berbantu Instagram Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X
SMA Negeri 8 Surakarta. Surakarta: Bio Pedagogi, 2015.

Waluyo, Budi. Bahasa dan Sastra Indonesia. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2017.

Wibawanto, Wandah. Desain dan Pemrograman Multimedia Pembelajaran Interaktif.


Jember: Penerbit Cerdas Ulet Kreatif, 2017.
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

ِ ‫ِبسْ ِم ه‬
ِ َّ‫ّللا الرَّ حْ َم ِن الر‬
‫حي ِْم‬
Sekolah : SMP AL HASRA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : VIII/semester ganjil

Materi Pokok : Teks Eksposisi

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli


(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa


ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di seko-
lah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman
bahasa dan budaya.
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.

1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.

3.6 Menelaah isi dan struktur teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer dari koran atau
majalah yang didengar dan dibaca. Dengan indikator di antaranya:

3.6.1 Memahami struktur teks eksposisi

3.6.2 Menelaah struktur teks eksposisi

3.6.3 Menentukan isi teks eksposisi

4.6 Menyajikan gagasan, pendapat teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer
(lingkungan hidup kondisi sosial, atau keragaman budaya) secara lisan dan tertulis
dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan aspek lisan.. Dengan indikator
di bawah ini:

4.6.1 Menulis teks eksposisi

4.6.2 Menuliskan pendapat pada teks eksposisi

C. Tujuan Pembelajaran

1. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan


Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman
bahasa dan budaya.
2. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.
3. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.
4. Siswa mampu memahami struktur teks eksposisi
5. Siswa mampu menelaah struktur teks eksposisi
6. Siswa mampu menulis teks eksposisi
7. Siswa mampu menulis pendapat dalam teks eksposisi
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan Saintifik.
2. Model pembelajaran ceramah
3. Metode penugasan.

E. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media pembelajaran: Powerpoint
2. Alat dan bahan
a. Laptop
b. LCD Proyektor
3. Sumber belajar: Budi Waluyo. Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk Kelas VIII. Solo:
PT Tiga Serangkai. 2017.
F. Materi Pembelajaran
1. Pengertian teks eksposisi
Teks eksposisi merupakan sebuah teks yang berisi informasi dan pengetahuan yang
dimuat dengan jelas, dan padat. Teks tersebut bertujuan memaparkan atau menjelaskan
informasi tertentu agar dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca.
2. Struktur teks eksposisi
1) Tesis (pembukaan)
Tesis dalam struktur teks eksposisi adalah suatu bagian yang berisi pendapat
penulis atau orang lain terkait topik yang dipermasalahkan dalam teks
eksposisi.
2) Argumentasi (isi)
Dalam teks eksposisi, bagian argumen memuat alasan berupa bukti yang
mendukung tesis penulis.
3) Penegasan ulang (penutup)
Bagian ini merupakan bagian penutup teks eksposisi. Pendapat dan alasan yang
telah dipaparkan pada bagian pembuka da nisi disimpulkan pada bagian ini
dengan kalimat yang berbeda.
3. Penggunaan bahasa dan EYD pada teks eksposisi
Penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar maksudnya adalah harus sesuai
dengan kaidah, yaitu berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Adapun
penggunaan bahasa yang benar maksudnya menggunakan bahasa yang sesuai dengan
situasi dan kondisi. Artinya, ada waktu yang harus menggunakan bahasa resmi, ada
pula waktu ketika harus menggunakan bahasa nonresmi. Namun, bahasa yang
digunakan harus tetap baku dan sesuai dengan kaidah kebahasaan yang ditentukan.
4. Penggunaan unsur 5W+1H
Karangan eksposisi ditulis berdasarkan informasi atau berita yang terjadi. Oleh karena
itu, informasi atau berita yang akan ditulis menjadi karangan eksposisi harus meliputi
beberapa unsur. Adapun unsur-unsur berita meliputi beberapa unsur, di antaranya:
a. Apa (what), yaitu peristiwa yang terjadi
b. Di mana (where), yaitu tempat terjadinya peristiwa
c. Siapa (who), yaitu orang-orang yang terlibat dalam suatu peristiwa
d. Kapan (when), yaitu waktu terjadinya peristiwa
e. Mengapa (why), yaitu alasan atau latar belakang terjadinya peristiwa
f. Bagaimana (how), yaitu proses terjadinya peristiwa.
5. Menulis teks eksposisi
Langkah-langkah menulis teks eksposisi di antaranya:
a. Mencari ide/gagasan
b. Menentukan tema
c. Menentukan topik
d. Menentukan judul
e. Membuat kerangka karangan
f. Mencari referensi
g. Mengembangkan kerangka karangan
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri
anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru berhubungan
dengan pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan. 5 menit
3. Peserta didik menerima pengarahan agar melalui
pembelajaran ini dapat menghargai keberadaan bahasa
Indonesia serta budayanya.
Inti Mengamati:
1. Siswa mengamati power point materi eksposisi 10 menit
(pengertian, struktur, unsur 5W+1H, kaidah
kebahasaan, langkah-langkah) yang disajikan guru
Menanya:
1. Siswa menanyakan struktur teks eksposisi
2. Siswa menanyakan unsur 5W+1H pada teks eksposisi
Mengeksplorasi: 10 menit
1. Siswa mendiskusikan dengan teman sebangkunya
tentang struktur, penggunaan bahasa, dan langkah-
langkah menulis teks eksposisi 10 menit
Mengasosiasi
1. Beberapa siswa menyampaikan hasil diskusi
Mengomunikasikan:
1. Siswa menulis teks eksposisi berdasarkan dengan 5 menit
materi yang sudah dijelaskan dengan tema bebas
30 menit
Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran
2. Guru merefleksi kegiatan yang telah dilakukan. 10 menit

H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi keterampilan: Portofolio
2. Instrument penilaian
a. Penilaian keterampilan

No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen


Pencapaian Penilaian Penilaian
Kompetensi
1. Menulis teks Tes tertulis Uraian Berdasarkan materi
eksposisi berdasarkan yang telah
materi yang telah dijelaskan, buatlah
dijelaskan teks eksposisi
berdasarkan
struktur dan
penggunaan bahasa
yang benar!

ِ َّ ِ ‫ْال َحمْ ُد‬


َ ‫َلِل َربِّ ْال َعالَم‬
‫ِين‬

Depok, 26 September 2017


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Herman Risin, S. Pd. Desi Yuliyanti


NUPTK. NIM. 1113013000007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

ِ ‫ِبسْ ِم ه‬
ِ َّ‫ّللا الرَّ حْ َم ِن الر‬
‫حي ِْم‬
Sekolah : SMP AL HASRA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : VIII/semester ganjil

Materi Pokok : Teks Eksposisi

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli


(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa


ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di seko-
lah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman
bahasa dan budaya.
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.

1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.

3.6 Menelaah isi dan struktur teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer dari koran atau
majalah yang didengar dan dibaca. Dengan indikator di antaranya:

3.6.1 Memahami struktur teks eksposisi

3.6.2 Menelaah struktur teks eksposisi

3.6.3 Menentukan isi teks eksposisi

4.6 Menyajikan gagasan, pendapat teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer
(lingkungan hidup kondisi sosial, atau keragaman budaya) secara lisan dan tertulis
dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan aspek lisan.. Dengan indikator
di bawah ini:

4.6.1 Menulis teks eksposisi

4.6.2 Menuliskan pendapat pada teks eksposisi

C. Tujuan Pembelajaran

1. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan


Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman
bahasa dan budaya.
2. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.
3. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.
4. Siswa mampu memahami struktur teks eksposisi
5. Siswa mampu menelaah struktur teks eksposisi
6. Siswa mampu menulis teks eksposisi
7. Siswa mampu menulis pendapat dalam teks eksposisi
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan Saintifik.
2. Model pembelajaran inkuiri.
3. Metode penugasan.

E. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media pembelajaran: Powerpoint
2. Alat dan bahan
a. Laptop
b. LCD Proyektor
c. Speaker
d. Video
3. Sumber belajar: Budi Waluyo. Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk Kelas VIII. Solo:
PT Tiga Serangkai. 2017.
F. Materi Pembelajaran
1. Struktur teks eksposisi
1) Tesis (pembukaan)
Tesis dalam struktur teks eksposisi adalah suatu bagian yang berisi pendapat
penulis atau orang lain terkait topik yang dipermasalahkan dalam teks
eksposisi.
2) Argumentasi (isi)
Dalam teks eksposisi, bagian argumen memuat alasan berupa bukti yang
mendukung tesis penulis.
3) Penegasan ulang (penutup)
Bagian ini merupakan bagian penutup teks eksposisi. Pendapat dan alasan yang
telah dipaparkan pada bagian pembuka da nisi disimpulkan pada bagian ini
dengan kalimat yang berbeda.
2. Penggunaan bahasa dan EYD pada teks eksposisi
Penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar maksudnya adalah harus sesuai
dengan kaidah, yaitu berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Adapun
penggunaan bahasa yang benar maksudnya menggunakan bahasa yang sesuai dengan
situasi dan kondisi. Artinya, ada waktu yang harus menggunakan bahasa resmi, ada
pula waktu ketika harus menggunakan bahasa nonresmi. Namun, bahasa yang
digunakan harus tetap baku dan sesuai dengan kaidah kebahasaan yang ditentukan.
3. Penggunaan unsur 5W+1H
Karangan eksposisi ditulis berdasarkan informasi atau berita yang terjadi. Oleh karena
itu, informasi atau berita yang akan ditulis menjadi karangan eksposisi harus meliputi
beberapa unsur. Adapun unsur-unsur berita meliputi beberapa unsur, di antaranya:
a. Apa (what), yaitu peristiwa yang terjadi
b. Di mana (where), yaitu tempat terjadinya peristiwa
c. Siapa (who), yaitu orang-orang yang terlibat dalam suatu peristiwa
d. Kapan (when), yaitu waktu terjadinya peristiwa
e. Mengapa (why), yaitu alasan atau latar belakang terjadinya peristiwa
f. Bagaimana (how), yaitu proses terjadinya peristiwa.
4. Menulis teks eksposisi
Langkah-langkah menulis teks eksposisi di antaranya:
a. Mencari ide/gagasan
b. Menentukan tema
c. Menentukan topik
d. Menentukan judul
e. Membuat kerangka karangan
f. Mencari referensi
g. Mengembangkan kerangka karangan
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri
anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru berhubungan
dengan pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan. 10 menit
3. Peserta didik menerima pengarahan agar melalui
pembelajaran ini dapat menghargai keberadaan bahasa
Indonesia serta budayanya.
Inti Mengamati:
1. Siswa mengamati video inspiratif yaitu kisah wanita
paruh baya yang memiliki perpustakaan keliling yang 10 menit
terdapat dalam akun instagram Liputan6 yang disajikan
guru
2. Siswa mengamati penggunaan unsur 5W+1H dalam
video tersebut
Menanya: 5 menit
1. Siswa menanya adanya unsur 5W+1H yang terdapat
dalam video tersebut
Mengeksplorasi: 10 menit
1. Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya
mengenai isi video yang ditayangkan.
Mengasosiasi 5 menit
1. Beberapa siswa mempresentasikan hasil diskusi
Mengomunikasikan:
1. Siswa menulis teks eksposisi berdasarkan video yang
ditayangkan dan menuliskan sesuai dengan struktur 30 menit
yang ditentukan
2. Siswa memberi pendapat terhadap video yang
ditayangkan dalam teks eksposisi yang ditulis siswa
Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan isi video yang
ditayangkan 10 menit
2. Guru merefleksi kegiatan yang telah dilakukan.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi keterampilan: Portofolio
2. Instrument penilaian
a. Penilaian keterampilan

No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen


Pencapaian Penilaian Penilaian
Kompetensi
1. Menulis teks Tes tertulis Uraian Berdasarkan video
eksposisi berdasarkan yang telah
tema video yang disaksikan, buatlah
ditayangkan. teks eksposisi
berdasarkan
struktur dan
penggunaan bahasa
yang benar!

ِ َّ ِ ‫ْال َحمْ ُد‬


َ ‫َلِل َربِّ ْال َعالَم‬
‫ِين‬

Depok, 3 Oktober 2017


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Herman Risin, S. Pd. Desi Yuliyanti


NUPTK. NIM. 1113013000007
DOKUMENTASI PENELITIAN
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
RIWAYAT PENULIS

Desi Yuliyanti, lahir di Cianjur 31 Desember 1994. Anak


pertama dari tiga bersaudara ini memiliki orang tua yang
bernama Suhendar dan Siti Nurjanah. Kakak dari Dea Riski
Amelia dan Desca Fazriatun Nisa, bertempat tinggal di Jalan
Lele RT 01/05 Bambu Apus Pamulang, Tangerang Selatan.

Pendidikan yang sudah ditempuh yakni di sekolah TK Nurul Falah Cimanggis


yang lulus pada tahun 2001. Setelah itu melanjutkan pendidikan di SDN Keranji 2
Cibinong yang lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2010 Lulus dari jenjang SMP
tepatnya yakni di MTs Nurul Furqon Cibinong. Kemudian melanjutkan pendidikan
tingkat SMA di SMA Darussalam Ciputat lulus pada tahun 2013. Setelah itu penulis
melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.

Penulis yang memiliki hobi jalan-jalan serta kuliner, dan menonton film ini
menyelesaikan S-1 dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Media Audio
Visual dalam Akun Instagram Liputan6 Terhadap Kemampuan Menulis Eksposisi
Siswa Kelas VIII-B SMP Al Hasra Bojongsari Depok Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Anda mungkin juga menyukai