Anda di halaman 1dari 23

FAKTOR PENYEBAB PERMASALAHAN PENGANGGURAN DAN

KETIMPANGAN EKONOMI DI PROVINSI BANTEN

(Kajian Pembangunan Berkelanjutan)

Dosen Pengampu: Shahibah Yuliani, M.Pd

Disusun Oleh:

Idham Kholid Prabowo (1407617074)

Natasyah Putri (1407617065)


Nur Holisah (1407617069)
Rizky Nurisriyani (1407617076)
Sahrinaz Syifa Ramadhin (1407617066)
Salma Ananda (1407617067)
Salma Nava Pujiastuti (1407617063)

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2020
FAKTOR PENYEBAB PERMASALAHAN PENGANGGURAN DAN
KETIMPANGAN EKONOMI DI PROVINSI BANTEN

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor penyebab
tingginya angka pengangguran di Provinsi Banten. 2) Memberikan solusi terkait upaya penanggulangan
masalah pengangguran khususnya di Provinsi Banten. Metode penelitian yang digunakan yaitu Metode
Deduktif (teoritis). Data yang diperoleh dalam artikel ini didapatkan melalui studi literatur baik dari buku,
artikel terdahulu maupun website mengenai masalah pengangguran di Banten. Adapun hasil dari
pembahasan yaitu mengenai faktor tingginya angka pengangguran dibanten disebabkan karena
Urbanisasi, tingkat kualitas pendidikan, Kualitas SDM dan juga ketimpangan tingkat angkatan kerja
dengan kesempatan kerja yang ada, hal ini sangat berkaitan dengan terlaksananya Progam
pembangunan Berkelanjutan. Akibat dari permasalahan tersebut akan menimbulkan ketimpangan
ekonomi dan memperburuk kondisi kesejahteraan masyarakat. Maka Perlu ada usaha maksimal baik dari
masyarakat dan pemerintah terutama dalam mengentaskan pengangguran di Provinsi Banten yang
selaraskan dengan target dan tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Kata Kunci: Pengangguran, Ketimpangan Ekonomi, Pembangunan Berkelanjutan

ABSTRACT

The purpose of this study is 1) to find out what are the factors causing the increase in the purchase
rate in Banten Province. 2) Providing assistance in dealing with special purchasing problems in Banten
Province. The research method used is the Deductive (theoretical) method. The data obtained in this
article were obtained through literature studies both from books, published articles and websites on the
acquisition issues in Banten. Related to the results of the discussion, namely the number of factors
considered due to urbanization, the quality of education, the quality of human resources and also the
imbalance of the level of work with existing employment opportunities, this is very relevant to the
implementation of the Sustainable Sustainable Development Program. As a result of this conflict will lead
to economic inequality and worsening conditions of public welfare. Then there needs to be a maximum
effort from the community and the government in alleviating payments in Banten province in harmony with
the targets and objectives of Sustainable Development.

Keywords: Unemployment, Economic Inequality, Sustainable Development

1. LATAR BELAKANG Nasional menjadi penggerak pembangunan

Pembangunan Nasional merupakan ekonomi dalam suatu negara dengan

salah satu supaya untuk menciptakan mengelola berbagai sumber daya yang ada

masyarakat yang adil, makmur, kompetitif, dan membentuk suatu pola kemitraan untuk

maju dan juga sejahtera. Pembangunan menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru

1
serta merangsang suatu perkembangan Hal ini selaras dengan tingkat
kegiatan ekonomi dalam suatu daerah. perkembangan jumlah penduduk. Tingkat
Terjadinya pembangunan disuatu pertambahan jumlah penduduk akan
negara atau daerah ditandai dengan beberapa berkaitan dengan tingkat angkatan kerja
aktivitas perekonomian seperti yang semakin bertambah. Tingginya tingkat
meningkatnya produktivitas dan angkatan kerja akan menjadi masalah
meningkatkan pendapatan per kapita apabila tidak sebanding dengan kesempatan
penduduk sehingga terjadi perbaikan tingkat kerja yang ada, hal ini akan menyebabkan
kesejahteraan. 1 banyaknya pengangguran. Tingkat
pengangguran yang tinggi akan
Terkait dengan laju pembangunan
menyebabkan rendahnya pendapatan dan
berkelanjutan pada hakikatnya
dampak buruknya yaitu menyebabkan
pembangunan ekonomi diwujudkan untuk
kemiskinan.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
sehingga dibutuhkannya pertumbuhan Berkaitan dengan hal tersebut,
ekonomi yang terus meningkat dan terkait dengan masalah pengangguran,
distribusi pendapatan yang lebih merata. Provinsi Banten merupakan tingkat
Aspek ekonomi menjadi salah satu aspek pengangguran paling tinggi di Indonesia.
yang memerlukan perhatian khusus dalam Biro Pusat Statistik (BPS) mencatat Rasio
pembangunan berkelanjutan, sebab dimensi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
ekonomi berkelanjutan merupakan aspek Banten kini menyentuh 8,52%. Hal ini
yang cukup kompleks dan dibatasi dengan menunjukan tingka ketimpangan antara
pengukuran kesejahteraan masyarakat. tingkat angkatan kerja dengan kesempatan
Dalam suatu pembangunan ekonomi tingkat kerja yang ada. Jika hal ini terus terjadi
pendapatan per-kapita dijadikan sebagai maka akan menyebabkan keterpurukan
tolak ukur selain untuk membedakan ekonomi dalam menompang kesejahteraan
tingkat kemajuan dari sebuah negara atau masyarakat juga tingkat pendapatan per-
daerah, dengan tingkat pendapatan juga kapita daerah.
dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai Berdasarkan penelitian terdahulu
corak tingkat kesejahteraan masyarakat. berkaitan dengan masalah pengangguran
Selain itu, dalam pertumbuhan dalam sebuah artikel yang dituliskan oleh
ekonomi yang direalisasikan, angkatan kerja Sayifullah dan Tia Ratu Gandasari dengan
menjadi salah satu faktor dari indikator yang judul “Pengaruh Indeks Pembangunan
mendorong adanya pembangunan ekonomi. Manusia dan Pengangguran Terhadap
Kemiskinan di Provinsi Banten”,
1
Mudrajat Kuncoro, “Otonomi dan Pembangunan menjelaskan bahwa terdapat pengaruh antara
Daerah”, (Jakarta: Erlangga, 2004).
indeks pembangunan dan pengangguran
2
terhadap kemiskinan. Secara parsial indeks pengangguran di Provinsi Banten hingga
pembangunan manusia mempunyai menjadi nomor 1 dalam tingkat nasional dan
pengaruh posistif dan signifikan terhadap memberikan solusi mengenai upaya
variabel kemiskinan, sedangkan variabel penanggulangan permasalahan
pengangguran menunjukkan hasil yang tidak pengangguran di Banten seiring dengan
signifikan terhadap variabel kemiskinan. program pembangunan berkelanjutan yang
Nilai koefisien determinasi menunjukkan sedang dicangkan oleh pemerintah untuk
0.96%. mewujdukan kehidupan yang sejahtera.

Selain itu, penelitan sebelumnya 2. TINJAUAN PUSTAKA


yang dituliskan oleh Sugianto dan Yuli Tito 2.1. Pengangguran
Permadhy dengan judul artikel “ Faktor
Penyebab pengangguran dan strategi Pengangguran adalah suatu

penanganan Permasalahan Pengangguran keadaan di mana seseorang yang

Pada Desa Bojongcae, Cibadak Lebak, tergolong dalam angkatan kerja ingin

Provinsi Banten”, menjelaskan bahwa hal- mendapatkan pekerjaan tetapi belum

hal yang dapat menyebabkan masalalah dapat memperolehnya. Pengangguran

pengangguran diklasifikasikan menjadi dapat terjadi disebabkan oleh

indikator variabel yaitu: pendidikan, tidakseimbangan pada pasar tenaga

keterampilan, upah dan informasi. kerja. Hal ini menunjukkan jumlah


tenaga kerja yang ditawarkan melebihi
Melihat perkembangan serta
jumlah tenaga kerja yang diminta.2
pertumbuhan ekonomi saat ini, secara global
Pengangguran menunjukkan jumlah
sudah diterapkan porgram Pembangunan
pekerja yang tidak bekerja dan secara
Berkelanjutan atau yang dikenal dengan
aktif sedang mencari pekerjaan atau
istilah Sustainable Development Goals
selisih antara angkatan kerja dengan
(SDGs). Terdapat 17 target tujuan
kesempatan kerja yang tersedia.
didalamnya, masalah pengangguran ini
berpengaruh sekali pada target-target Pengangguran juga dapat dapat

tersebut terkhsusus pada masalah ekonomi, didefiniskan sebagai angkatan kerja

ketimpangan, kebijakan serta kemitraan yang berusia 15-54 tahun yang belum

yang dijalankan dalam mewujdukan memiliki pekerjaan. Pengangguran

pembangunan ekonomi baik pusat maupun menunjukkan sumber daya yang

daerah. terbuang. Para pengangguran memiliki


potensi untuk memberikan kontribusi
Dengan demikian, peneliti tertarik
pada pendapatan nasional, tetapi mereka
untuk mencari tahu apa saja yang menjadi
faktor penyebab tingginya angka 2
Mankiw, G. (2013). Teori Makroekonomi. Jakarta :
Erlangga
3
tidak dapat melakukannya. Pencarian pendidikan/keterampilan yang
pekerjaan yang cocok dengan keahlian dimilikinya.4
mereka adalah menggembirakan jika
pencarian itu berakhir, dan orang - orang Kemudian, terdapat beberapa jenis –

yang menunggu pekerjaan di perusahaan jenis pengangguran berdasarkan ciri –

yang membayar upah di atas cirinya antara lain:

keseimbangan merasa senang ketika 1) Pengangguran terbuka


lowongan terbuka. 3
Terjadinya pertambahan

Pengangguran dapat dikelompokan lowongan pekerjaan yang lebih

atas 4, yaitu sebagai berikut: rendah dari pertambahan tenaga


kerja. Akibatnya dari perekonomian
1) Pengangguran penuh / terbuka yaitu
semakin banyak jumlah tenaga kerja
orang yang termasuk angkatan kerja
yang tidak dapat memperoleh
tapi tidak bekerja dan tidak mencari
pekerjaan. Sehingga terjadi
kerja.
pengangguran secara nyata dan
2) Setengah menganggur terpaksa
sepenuh waktu.
yaitu orang yang bekerja kurang
2) Pengangguran tersembunyi
dari 35 jam per minggu karena
Dibanyak negara berkembang
sesuatu sebab di luar kemauannya
sering didapati bahwa jumlah
karena tidak / belum berhasil
pekerja dalam suatu ekonomi adalah
memperoleh pekerjaan meskipun
lebih banyak dari yang sebenarnya
mereka mencari dan bersedia
diperlukan supaya ia dapat
menerima pekerjaan dengan upah
menjalankan kegiatan dengan
lebih rendah dari yang diharapkan.
efisien.
3) Setengah menganggur sukarela
3) Pengangguran bermusim
yaitu orang yang memilih lebih baik
Pengangguran ini terdapat pada
menganggur daripada menerima
sektor pertanian dan perikanan,
pekerjaan yang dirasa tidak sesuai
sesuai dengan musimnya. Pada
dengan pendidikannya atau upah
musim hujan nelayan tidak dapat
yang lebih rendah dari yang
melakukan pekerjan terpaksa
diharapkan.
menganggur. Pada musim kemarau
4) Orang yang bekerja kurang dari
para pesawah tidak dapat
yang sebenarnya (seharusnya) dapat
mengerjakan tanahnya.
dikerjakan dengan
4) Setengah menganggur

3
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, 4
Badan Pusat Statistik. (2017). Statistik Indonesia.
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.328
4
Jakarta: BPS

5
Ada seseorang yang tidak menggalakkan pertumbuhan
menganggur, tetapi tidak pula ekonomi di masa depan.
bekerja sepenuh waktu, dan jam
2.2. Ketimpangan Ekonomi
kerja mereka adalah jauh lebih
rendah dari yang normal. Mereka Ketimpangan wilayah merupakan
mungkin hanya bekerja satu hingga salah satu permasalahan yang pasti
dua minggu, atau satu hingga empat timbul dalam pembangunan.
jam sehari.5 Ketimpangan yang lazim dibicarakan
adalah ketimpangan ekonomi.
Tidak bisa dipungkiri lagi,
Ketimpangan ekonomi muncul seiring
pertambahan jumlah penduduk di
dengan pembangunan ekonomi di
suatu negara yang sedang
Indonesia. Ketimpangan terjadi karena
berkembang dapat menyebabkan
pertumbuhan dan pembangunan
pengangguran. Pengangguran
ekonomi yang terjadi secara tidak
disuatu negara dapat menganggu
merata di berbagai provinsi.6
jalannya sebuah pembangunan,
karena menyebabkan masyarakatnya Dalam Teori Kuznets mengatakan

tidak dapat memaksimumkan bahwa pada tahap awal pertumbuhan

tingkat kemakmuran yang mungkin ekonomi, distribusi pendapatan

dicapainya. Namun, berbeda cenderung memburuk, tetapi pada tahap

maknanya jika pertambahan selanjutnya, distribusi pendapatan akan

penduduk dapat diiringi dengan membaik. Observasi inilah yang

tingkat pendapatan yang tinggi pula. kemudian dikenal dengan kurva Kuznets
“U-terbalik”, karena perubahan time-
Pengangguran pada sektor
series dalam distribusi pendapatan
ekonomi dapat berakibat buruk pada
tampak seperti kurva U terbalik. 7
pertumbuhan ekonomi terutama
Dengan kata lain, ketimpangan akan
pada sektor swasta. Pertama,
selalu ada dalam proses pembangunan
pengangguran tenaga buruh diikuti
suatu wilayah terutama pada tahap awal,
pula dengan kelebihan kapasitas
namun seiring dengan perkembangan
mesin-mesin perusahaan. Kedua,
pengangguran yang diakibatkan 6
Kurniawan, Benedictus Riandoko Adi dan F. X.
Sugiyanto (2013). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
kelesuan kegiatan perusahaan Share Sektor Industri dan Pertanian serta Tingkat
menyebabkan keuntungan Jumlah Orang yang Bekerja Terhadap Ketimpangan
Wilayah Antar Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
berkurang. Kedua hal tersebut Tahun 2002 – 2010. Diponegoro Journal of
tidak Economics, 2(1), 1 – 14
7
Todaro, M.P. dan Smith Stephen. C. 2003.
Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi
5 kedelapan. Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Loc. cit
6
dan pendewasaan perekonomian, maka kesenjangan pembangunan inherent
tingkat ketimpangan akan menurun. dengan proses pembangunan itu sendiri.
Ketimpangan ekonomi juga terjadi Adanya kesenjangan pembangun dilihat
karena perbedaan endowment faktor pula dari kualitas tenaga kerjanya.
berupa perbedaan kekayaan sumberdaya Sebagian besar tenaga kerja di
alam serta demografi yang dimiliki oleh Indonesia bekerja di sektor informal
masing-masing wilayah. Perbedaan dengan penghasilan yang rendah.9
kekayaan alam yang dimiliki oleh suatu Kondisi tersebut menyebabkan
daerah dapat berpengaruh terhadap terjadinya pemerataan pendapatan
proses produksi daerah tersebut dan masyarakat, akan tetapi pemerataan
membedakaanya satu dengan yang lain. tersebut berada pada kelas
Daerah yang memiliki ketersediaan perekonomian yang rendah. Maka
sumberdaya alam yang tinggi dapat demikan dapat menyebabkan
memproduksi barang-barang tertentu ketimpangan ekonomi. Sejalan dengan
dalam jumlah yang lebih besar dan penelitian Lessman, yang menyatakan
harga yang lebih murah daripada daerah bahwa tingkat pengangguran yang tinggi
yang memiliki keterbatasan dalam akan berdampak pula pada peningkatan
sumber daya alam yang dimiliki. ketimpangan ekonomi.10
Kondisi yang demikian akan
2.3. Pembangunan Berkelanjutan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi
Pembangunan dapat diartikan secara
daerah yang kaya akan sumber daya
dinamis dari waktu ke waktu. Secara
alam memiliki pertumbuhan ekonomi
tradisional, pembangunan hanya diartikan
yang lebih tinggi daripada daerah yang
secara sederhana sebagai upaya-upaya
kekurangan sumberdaya alam. Kondisi
yang dilakukan untuk memenuhi
ini dapat mendorong terjadinya
kebutuhan manusia dengan memanfaatkan
ketimpangan antar wilayah satu dengan
keterbatasan sumber daya yang ada.
lainnya.8
Seiring dengan berjalannya waktu, pada
Ketimpangan pembangunan tahun 1970-an pembangunan diartikan
ekonomi secara wajar memang akan sebagai upaya untuk mencapai tingkat
terjadi dalam proses pembangunan pertumbuhan per kapita sehingga masalah-
ekonomi seiring dengan adanya
9
perbedaan sumber daya alam dan World Bank (2016). Ketimpangan yang Semakin
Lebar. Jakarta: World Bank
infrastruktur yang dimiliki oleh masing- 10
Lessman, Christian (2006). Fiscal Decentralization
masing daerah. Walaupun pada dasarnya and Regional Disparity: A Panel Data Approach for
OECD Countries. Ifo Working Paper (25) Yacoub,
8
Yarlina (2012). Pengaruh Tingkat Pengangguran
Sjafrizal, 2008. Ekonomi Regional, Teori dan
terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di
Aplikasi. Baduose Media, Cetakan Pertama. Padang
7
Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal 8(3), 176 – 185.

8
masalah yang berkaitan dengan dengan pertumbuhan ekonomi yang
kemiskinan, diskriminasi, pengangguran dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan
dan distribusi pendapatan kurang sosial masih harus diselaraskan dengan
mendapat perhatian. perhatian terhadap lingkungan. 13 Karena,
Pada tahun 1990-an pengertian kualitas lingkungan akan mempengaruhi
pembangunan berkembang pada perhatian dan dipengaruhi oleh pembangunan
terhadap upaya peningkatan kualitas hidup ekonomi.14
dibanding semata-mata peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2000- 3. METODE PENELITIAN
an dikenal konsep pembangunan Penelitian ini menggunakan metode
berkelanjutan yang merupakan pengumpulan data yang dikemukakan oleh
perkembangan pengertian pembangunan Indriantoro dan Supomo, yaitu penelitian
yang tidak hanya menekankan pada kepustakaan (Library Research), penelitian
pemenuhan kebutuhan jangka pendek, yang dilakukan dengan mengutip beberapa
tetapi juga mempertimbangkan literatur seperti : buku – buku,majalah,
pemenuhan kebutuhan pada masa yang brosur dan karangan lainnya yang erat
akan datang. 11
hubungannya dengan permaslahan yang di
Definisi yang paling umum teliti. Dengan kata lain mengumpulkan data
pembangunan adalah usaha untuk yang sifat nya dokumen sehubungan dengan
memenuhi kebutuhan generasi saat ini objek yang akan di teliti.15
tanpa mengorbankan pemenuhan Metode yang digunakan yaitu Metode
kebutuhan generasi yang akan datang yang Deduktif (teoritis). Data ini di dapat melalui
konsepnya terdiri dari tiga aspek yaitu studi literatur dengan cara mengumpulkan
ekonomi, sosial dan lingkungan. 12
Pada informasi, data – data yang pernah ada
jangka panjang, diperlukan strategi sebelum nya, melalui buku – buku dan juga
pembangunan yang seimbang antara aspek melalui website – website yang terdapat dari
ekonomi, aspek sosial dan aspek internet. Data – data tersebut dapat dijadikan
lingkungan dengan didukung oleh aspek sebagai panduan atau standart dalam
kelembagaan yang baik. penelitian dan perancangan yang akan
Seiring dengan berjalannya waktu, maka dilakukan.
pembangunan ekonomi yang biasa diukur

11
Pratiwi, N, dkk. 2018. ANALISIS IMPLEMENTASI 13
Rasic, K., Mulej, M., & Cancer, V. (2012). The
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI JAWA TIMUR. System of Indicators of Economic Growth for Better
JIEP. 18(1): 3-4 14
Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2011b).
12
Yang, B., Xu, T., & Shi, L. (2016). Analysis on Pembangunan Ekonomi Jilid II. (A. Maulana, Ed.)
sustainable urban development levels and trends in (11thed.). Jakarta: Penerbit Erlangga
China’s cities. Journal of Cleaner Production, 141 (19 15
Nur Bambang Indriantoro & Supomo, “ Metodologi
September 2016), 868–880.
9
Penelitian Bisnis”. BPFE, Yogyakarta, 2002..

10
Jenis data yang di gunakan adalah data Provinsi Banten dalam pembangunan.
sekunder yang di dapat secara langsung dari Banyak faktor yang menyebabkan
Badan Pusat Statistik (BPS). Data sekunder tingginya angka pengangguran di
merupakan data yang di dapat dari pihak Banten, diantaranya:
lain, tidak secara langsung di dapat dari
penulis nya. Proses pencarian data sekunder 1. Tingginya Angka Urbanisasi
dilakukan dengan cara mempelajari catatan Tingginya lapangan
– catatan dan dokumen – dokumen yang pekerjaan di perkotaan merupakan
terdapat dalam instansi yang di teliti dengan salah satu penyebab timbulnya
menggunakan metode dokumentasi atau data urbanisasi. Banyaknya kawasan
laporan yang sudah tersedia. Data yang industri di Banten, khususnya di
digunakan dalam penelitian meliputi, Serang menyebabkan banyaknya
pertumbuhan ekonomi dan indeks pendatang luar yang datang ke
pembangunan manusia yang diperoleh dari Banten untuk mencari pekerjaan.
badan pusat statistic provinsi Banten dan Pendatang ini biasanya datang
Koordinasi Penanaman Modal. berdasarkan 2 waktu. Pertama,
pasca lebaran dan yang kedua,
4. PEMBAHASAN setelah kelulusan semua jenjang
a. Faktor Penyebab Tingginya angka pendidikan. Menurut data
Pengangguran di Banten Disnakertrans Banten sebanyak 1,5

Sebagai penyangga ibu kota juta orang bekerja di Banten, 70


Banten memiliki keterkaitan yang persennya itu merupakan pekerja
sangat erat, baik dalam penyediaan yang datang dari luar daerah.16
pelayanan publik hingga perdagangan Karena banyaknya pendatang ke

dengan Jakarta. Selain itu, bidang Banten, di buatlah Peraturan


ivenstasi juga memiliki keterkaitan yang Gubernur No. 9 Tahun 2018

kuat dengan Ibu kota. Hal ini dapat mengenai Tata Cara Penyampaian
dijadikan sebagai modal positif bagi Lowongan Kerja dan Penempatan

Banten dalam pembangunan khususnya Tenaga Kerja, yang tujuannya untuk


dalam peningkatan pertumbuhan mengatur lowongan pekerjaan yang

ekonomi yang berkualitas, mengetaskan masuk. Pada perusahaan di Banten.


kemiskinan dan mengurangi
pengangguran. Namun pada 16
Radarpena, “Pengangguran Banten Tinggi, Evaluasi
kenyataannya saat ini adalah bahwa Disnakertans” diakses dari
https://www.radarpena.id/nasional/megapolitan/20
jumlah pengangguran terbuka di Banten
19/11/12/pengangguran-banten-tinggi-evaluasi-
yang tinggi akan menyebabkan beban disnakertrans/3/, pada tanggal 1 Mei 2020 pukul
20.15.
11
Tetapi dengan dibuatnya keadilam bagi seluruh lapisan
peraturan tersebut, masih belum masyarakat belum berhasil yang
efektif juga untuk mengatur akhirnya menyulitkan warga lokal
penerimaan tenaga kerja, karena Banten untuk mendapatkan
masih banyak perusahaan yang tidak pekerjaan di tanah mereka sendiri
melaporkan jumlah lowongan yang maka dari itu dengan adanya
masuk. Selain itu tingginya angka peraturan gubernur mengenai Tata
pengangguran di Banten juga Cara Penyampaian Lowongan Kerja
dikarenakan banyaknya percaloan. dan Penempatan Tenaga Kerja yang
Para pendatang luar yang ingin telah dibuat seharusnya dapat
bekerja di perusahaan harus mengatasi ketimpangan lapangan
membayar sejumlah uang kepada pekerjaan yang berdampak pada
calo, biasanya para oknum ini kemiskinan. Pemprov Banten dan
menawarkan biaya sekitar 10 juta Perusahaaan terkait seharusnya
sampai 15 juta. Hal ini yang bekerja sama dalam rangka
menyebabkan pekerja lokal sulit mengetaskan pengangguran ini
untuk mendapatkan pekerjaan. dengan memperbaiki sistem
Akhirnya terjadi ketimpangan penerimaan calon pekerja serta
ekonomi antara pendatang dan menghapus pungutan liar yang
warga lokal. terjadi saat penerimaan calon tenaga

Masalah ketimpangan kerja.

ekonomi, khususnya dalam mencari 2. Tingkat Kualitas Pendidikan


pekerjaan ini tidak sejalan dengan
Pendidikan merupakan suatu
tujuan pembangunan berkelanjutan
hal yang penting dalam sebuah
nomor 8 sebab mencari pekerjaan di
pembangunan. Dengan pendidikan
Banten ini masih terbilang sulit
dapat meningkatkan kemampuan
karena sempitnya lapangan
seseorang dalam beradaptasi dan
pekerjaan. Di atas sudah disebutkan
berkompetisi. Seperti yang tertuang
bahwa untuk bekerja di perusahaan
dalam tujuan pembangunan
harus adanya “uang masuk”, yang
berkelanjutan point ke-4 yaitu untuk
dilakukan beberapa oknum “Calo”
memastikan bahwa semua anak, siapa
tersebut. Munculnya percaloan ini
pun itu, memperoleh pendidikan
adalah bukti bahwa target
berkualitas. Kualitas pendidikan akan
pembangunan nomor 16 ini yang
sangat berpengaruh terhadap kualitas
berisi bahwa pemerintah akan
sumber daya manusia dan
menyediakan akses terhadap
berpengaruh terhadap pembangunan
12
di suatu daerah. Dalam hal ini, tugas tahun) yang telah dirasakan atau
pemerintah ialah memastikan agar diselesaikan oleh penduduk berumur
pendidikan dapat dinikmati oleh 25 tahun ke atas. Sementara itu, HLS
seluruh lapisan masyarakat dan juga menunjukan rata-rata Harapan
menjamin serta meningkatkan lamanya sekolah (dalam tahun) yang
kualitasnya. diharapkan akan dirasakan oleh anak
Jika dilihat secara nasional, umur tertentu (7 tahun ke atas) di
IPM Banten pada tahun 2018 masa mendatang. Baik RLS maupun
menempati urutan ke-12. Komponen 17
HLS, keduanya merupakan komponen
IPM yang mengukur masalah yang membentuk Indeks
pendidikan adalah indeks pendidikan Pembangunan Manusia (IPM) pada
yang merupakan rataan dari Indeks dimensi pengetahuan. IPM dibentuk
Harapan Lama Sekolah dan Indeks atas tiga Dimensi dasar yaitu Umur
Rata-rata Lama Sekolah. Rendahnya Panjang dan Hidup Sehat,
indeks pendidikan di Banten terutama Pengetahuan, dan Standar Hidup
dipengaruhi oleh rendahnya indeks Layak. 18

harapan lama sekolah yang Dalam lima tahun terakhir


menduduki peringkat ke 20 di Angka Partisipasi Sekolah (APS ) Di
Indonesia. Kondisi pembangunan Provinsi Banten naik 2 point dari
Pendidikan Provinsi Banten sampai 66.25 % (2014) menjadi 68.35%
dengan tahun 2019 secara sederhana (2018). Kenaikannya sama dengan
dapat dilihat dari aksebilitas Angka Partisipasi Sekolah Di Tingkat
pembangunan pendidikan yang Nasional yang juga naik 2 Point dari
diterima masyarakat. Aksesebilitas 70.31% (2014) Menjadi 71.99%
dapat digambarkan dari Angka (2018) walupun demikian jika tidak
Partisipasi Sekolah (APS), Angka ada percepatan peningkatan Angka
Partisipasi Murni (APM), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS). Maka akan
Partisipasi Kasar (APK). terus dibawah rata-rata nasional.
Selain itu, dapat dilihat dari Artinya masih ada 31.65% masyarakat
indikator Rata-Rata Lama Sekolah Di Provinsi Banten yang belum bisa
(RLS) dan Harapan Lama Sekolah menikmati pendidikan. Dalam 5 tahun
(HLS). Adapun, RLS menunjukan terakhir Angka Partisipasi Murni
rata-rata lamanya sekolah (dalam (APM) Provinsi Banten terus

17
BPS “Tabel Indeks Pembangunan Manusia Mei 2020 pukul 10.21.
(Metode Baru)” diakses dari
https://ipm.bps.go.id/data/nasional, pada tanggal 2

13
18
Abdullah, Al Mizan dkk, “Strategi Alokasi
Belanja Pemerintah Daerah Untuk
Meningkatkan Indeks Pendidikan Di Provinsi
Banten”, Jurnal Manajemen Pembangunan
Daerah Vol. 10, 2018, Hal. 59.

14
mengalami kenaikan dari 56.35% prasarana, khususnya pada ruang
(2014) naik menjadi 58.72% (2018) kelas.
tapi angkanya masih dibawah angka Adapun, jika dilihat lebih luas
rata-rata nasional. lagi, data ruang kelas rusak ringan,
Selain itu, peningkatan point sedang hingga berat yang paling
terlihat tidak ada pecepatan yang banyak seluruh ruang kelas rusak
signifikan penetapan target Angka ringan, sedang hingga berat tersebar di
Partisipasi Murni (APM) dalam empat kabupaten, yaitu: Kabupaten
(Rencana Pembangunan Jangka Lebak, Kabupaten Tangerang,
Menengah Daerah) RPJMD yang Kabupaten Serang, dan Kabupaten
terlalu rendah. Karena APM Provinsi Pandeglang. Permasalahan ini
Banten tidak mampu mencapai target seharusnya mendapat perhatian besar
RPJMD Pemprov dari 58.72% Pemprov Banten, karena ruang kelas
menjadi 58.77% maka artinya masih yang rusak berdampak buruk, bagi
ada 42% siswa SMA yang belum keselamatan, kesehatan, maupun
mendapatkan akses pendidikan.19 psikologis siswa, dan juga bagi
Menurut Badan Pusat kegiatan belajar dan mengajar. Karena
Statistik, Rata-Rata Lama Sekolah di tidak sesuai dengan isi tujuan
Kabupaten Pandeglang, Kabupaten pembangunan berkelanjutan di mana
Lebak, dan Kabupaten Serang ternyata pemerintah akan memastikan akses
merupakan yang terendah dan jauh di publik terhadap informasi bagi seluruh
bawah RLS Provinsi Banten. Yaitu rakyat Indonesia. Jika ruang kelas
RLS ketiga kabupaten tersebut pada rusak sedang hingga berat di Provinsi
tahun 2018, masing-masing ialah 6,72, Banten akan menyebabkan puluhan
6,21, dan 7,18. Artinya dari ketiga ribu siswa di Provinsi Banten belajar
kabupaten tersebut baru dapat dalam suasana yang tidak kondusif,
menyelesaikan pendidikan dasar dan keselamatannya terancam, dan dengan
belum dapat menyelesaikan durasi belajar yang belum optimal.
pendidikan menengah. Jika dilihat dari Hal tersebut tentu berdampak pada
data-data tersebut dapat dikatakan kuantitas dan kualitas pembelajaran
terjadinya ketimpangan antardaerah yang dapat diterima oleh siswa-siswa
Provinsi Banten dalam hal tersebut. Karena tidak optimal maka
aksesibilitas pendidikan. Selain itu tidak bisa mendapatkan pendidikan
rendahnya kualitas pendidikan di yang berkualitas yang di mana hal ini
Banten dalam hal sarana dan merupakan syarat untuk mengetas
kemiskinan akibat dari pengangguran.
19
Ibid.
15
dalam menggunakan teknologi juga
3. Kualitas Sumber Daya Manusia turut menjadi penyebab rendahnya
Kualitas sumber daya kualitas tenaga kerja. Jika SDM yang
manusia menjadi faktor penting dimiliki Provinsi Banten tidak
dalam pembangunan, proses meningkat ini justru berdampak besar
pembangunan yang tidak pada pembangunan di mana akan
memperhatikan SDM akan terjadi ketimpangan lapangan
mengalami kegagalan. Begitu juga pekerjaan.
dengan Sumber daya manusia yang
rendah merupakan salah satu aspek 4. Ketidakseimbangan Tingkat
penyebab tingginya jumlah Angkatan Kerja Dengan
pengangguran di Banten. Kualitas Kesempatan Kerja
SDM rendah dapat dilihat dari Faktor penyebab tingginya
rendahnya tingkat pendidikan di pengangguran adalah karena
Banten. Kualitas rendahnya tingkat tingginya tamatan perguruan tinggi
pendidikan di dapat dilihat dari ketika ketidakcocokan antara
indeks sekolah dan angka melek keterampilan yang dimiliki dengan
huruf atau angka partisipasi sekolah. lapangan pekerjaan yang dijalani.
Rendahnya kualitas SDM merupakan Misalnya sering ditemukan
masalah yang dapat menghambat seseorang yang menamatkan
pembangunan dan perkembangan sekolah guru tetapi tidak menjadi
ekonomi di Banten. Seperti yang guru, contoh kedua seseorang yang
Badan Pusat Statistika tunjukan lulusan di bidang pertanian justru
bahwa tenaga kerja di Banten masih kerja di bank. Ketidakcocokan
di dominasi oleh mereka yang antara keterampilan lulusan dengan
tamatan Sekolah Dasar tepatnya di lapangan pekerjaan akan berakibat
Kabupaten Pandeglang, Kabupaten pada ketidakseimbangan
Lebak, Kabupaten Tangerang, dan penyerapan tenaga kerja di mana
Kabupaten Serang. Rendahnya akan membuat pengangguran
tingkat pendidikan dan keterampilan semakin tinggi. Selain itu
masyarakat berdampak rendah pada ketidakseimbangan antardaerah
kualitas tenaga kerja yang berada di dalam penyediaan dan pemanfaatan
Banten.20 Minimnya keterampilan tenaga kerja, seperti kelebihan
tenaga kerja di satu daerah dan

20
Dirgahayu Aufa, “ Makalah Penyebab Tingginya
Pengangguran Di Banten” di akses dari gginya_Pengangguran_Di_Banten pada tanggal 2
https://www.academia.edu/8510049/Penyebab_Tin Mei 2010 pukul 12.01.
16
kekurangan tenaga kerja di daerah adapun dampak yang ditimbulkan
lain juga menjadi penyebab adalah
pengangguran di Banten.
1. Angka kemiskinan akan bertambah,
Dalam rangka untuk
dengan begitu tujuan SDGs tidak dapat
mencapai tujuan pembangunan
tercapai. Adanya kemiskinan yang
berkelanjutan nomor 16 di mana
timbul akibat dari banyaknya
pada tujuan ini adalah berupaya
pengangguran belum bisa diatasi dengan
menguatkan masyarakat yang
baik oleh pemerintah.
inklusif dan damai dengan
2. Pendapatan per kapita nasional dan
mewujudkan keadilann dengan
pendapatan per kapita masyarakat
menyediakan akses keadilan untuk
menjadi rendah, aibatnya pertumbuhan
semua orang. Maka pemerintah
ekonomi jadi tehambat karena masih
melalui Kementrian
banyaknya pengangguran yang ada.
Ketenagakerjaan (Kemnaker) harus
3. Tingkat kesejahteraan yang menurun,
bekerja sama dengan perusahaan
akibatnya kesenjangan sosial semakin
untuk terus berupaya dalam
meluas karena banyak masyarakat tidak
menanggulangi pengangguran
bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.
dengan meningkatkan penyediaan
4. Terciptanya ketidak adilan, dikarenakan
lapangan kerja dan meningkatkan
banyaknya pengangguran yang ada
peluang usaha bagi masyarakat
berarti banyak masyarakat yang tidak
dengan mengoptimalkan potensi
semuanya mendapatkan lapangan
daerah yang ada dengan cara
pekerjaan.
membuat regulasi dan kebijakan
5. Pengangguran juga menurunkan jumlah
bagi para pengangguran di Banten.
transaksi ekonomi, dapat menurunkan
Dengan pemberian pelatihan dan
pajak pendapatan dan pajak dari
pembuatan sarana maupun bantuan
transaksi ekonomi. Jadi semakin
finansial.
tingginya angka pengangguran maka
pajak dari masyarakat dan penerimaan
b. Dampak Terjadinya Pengangguran
pemerintah juga akan turun.
Persoalan pengangguran bukan 6. Perlu adanya kerjasama dari semua
hanya menyangkut masalah ekonomi, pihak untuk mengatasi pengangguran,
melainkan juga masalah sosial. agar dapat terciptanya tujuan bersama.
Dampak-dampak yang ditimbulkannya c. Solusi
akan berpengaruh terhadap pelaksanaan
Pengangguran (tunakarya) ialah
pembangunan nasional baik dalam
istilah yang diberikan untuk orang yang
jangka pendek maupun jangka panjang,
tidak bekerja sama sekali atau orang
17
yang sedang mencari pekerjaan. Sejak mencari solusi permasalah
lama, pengangguran sudah menjadi pengangguran, adapun beberapa solusi
masalah bagi perekonomian negara. yang dapat ditawarkan untuk
Sebab, karena adanya pengangguran, mengentaskan pengangguran di Provinsi
produktivitas dan pendapatan Banten:
masyarakat berkurang. Akibatnya,
1. Perluasan kesempatan kerja melalui
timbullah kemiskinan dan masalah
perluasan produksi, peningkatan
sosial lainnya.
investasi, penyediaan prasarana sik,
Berbicara Tingkat peningkatan ekspor, dan
pengangguran, Provinsi Banten penggalakkan program padat karya
merupakan provinsi dengan tingkat (melibatkan banyak tenaga kerja
Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi dalam melakukan suatu proses
se-Indonesia. Berdasarkan data Badan produksi).
Pusat Statistik (BPS), TPT di Provinsi
Banten pada periode Agustus 2019 2. Mengurangi urbanisasi guna

mencapai 8,11 persen. Berdasarkan mencegah pengangguran di kota

status pekerjaan, sebagian besar besar.

penduduk bekerja di Banten berstatus


3. Penggunaan teknologi yang tepat
buruh/karyawan sebanyak 3,12 juta
yang disesuaikan dengan teknologi
orang. Jumlah pekerja formal di Banten
yang sifatnya padat karya.
lebih tinggi dibanding pekerja informal.
Persentase pekerja formal 58,74 persen. 4. Memperbaiki mutu pendidikan yang
Selain itu angka pengangguran menciptakan keseimbangan antara
menunjukkan penurunan dari 8,52 dunia kerja dan dunia pendidikan.
persen pada Agustus 2018 menjadi 8,11
5. Pengendalian laju pertumbuhan
persen pada Agustus 2019.21
penduduk melalui program
Apabila berbicara mengatasi Keluarga Berencana (KB).
pengangguran Pengangguran tidak
6. Penyediaan informasi tentang
hanya jadi masalah bagi orang yang
kebutuhan tenaga kerja melalui
bersangkutan, tapi juga bagi negara dan
kerja sama dengan perusahaan dan
pemerintah. Untuk itu, penting bagi
kampus dalam melaksanakan
pemerintah untuk melaksanakan
kegiatan job fair dan magang.
kebijakan yang tepat dan dilaksanakan
dengan stake holder terkait unuk Selain itu ada beberapa kebijakan

21
yang dinilai dapat membantu
Badan Pusat Statistik. (2019). banten.bps.go.id
mengentaskan pengangguran di Provinsi
18
Banten yakni dengan melibatkan sektor pembangunan berlangsung signifikan
ekonomi kreatif, seperti kita tahu peran akibat berhasil ditunjang oleh
Ekonomi kreatif dapat meningkatkan wirausahawan yang tentunya membuka
pertumbuhan ekonomi dengan lapangan kerja dimana pada
membantu terciptanya menciptakan kenyataanya kemampuan pemerintah
lapangan kerja (Job creation), sangatlah terbatas dalam menyerap
meningkatkan hasil ekspor (export tenaga kerja. Pemerintah tidak akan
earning), meningkatkan teknologi mampu menggarap semua aspek
(technology development), dan pembangunan karena sangat banyak
menambah kekayaan intelektual membutuhkan anggaran belanja,
(intelectual propety). 22
personalia, dan pengawasan.24

Menurut Suryana, ekonomi kreatif Oleh sebab itu, wirausaha


sebagai penggerak pertumbuhan merupakan potensi yang baik terutama
ekonomi pada suatu bangsa yang kalo kita lihat banyak dari sebagian
disebabkan oleh beberapa hal yaitu: 1. penduduk di banten sendiri berprofesi
Ekonomi kreatif dapat menumbuhkan sektor informal. Selain itu kalo kita lihat
ekonomi, budaya, serta aspek sosial provisi banten juga memiliki potensi
yang berhubungan dengan kekayaan pariwisata yang cukup bagus hal inilah
intelektual, teknologi, dan pariwisata. 2. yang bisa dijadikan peluang untuk
Ekonomi kreatif juga mendorong menyerap tenaga kerja dengan muncul
tercapainya pendapatan dalam suatu ekonomi kreatif serta wirausaha untuk
negara, terciptanya lapangan pekerjaan, mengentaskan provinsi banten dari
dan penerimaan ekspor. 3. Ekonomi tingkat pengangguran. Oleh karena itu
kreatif juga dapat mempromosikan diperlukan kreatifitas dari setiap
keragaman budaya, dan pengembangan individu yang perlu ditingkatkan serta
sumber daya manusia. 23
dikembangkan untuk mempercepat laju

Selain peran ekonomi kreatif peran pertumbuhan ekonomi pada provinsi

wirausaha (enterpreneuer) juga berperan banten. Perlu ada usaha maksimal baik

sangat besar untuk mengentaskan dari masyarakat dan pemerintah

pengangguran baik disuatu daerah terutama dalam mengentaskan

maupuin negara. di negara maju pengangguran di provinsi banten.

22
Suryana, “Kewirausahaan, Pedoman Praktis Kiat
dan Proses menuju sukses”, Bandung: Alfabet,2013.
23
Moh. Idhil Ghufron & Moh. Rahmadtulloh (2019).
Peran Ekonomi Kreatif Sebagai Solusi Mengatasi 24
Idris Y. Noide. (2007). Peran Wirausaha Sebagai
Pengangguran Alternatif Solusi Mengatasi Pengangguran.
19
5. KESIMPULAN tenaga kerja di Banten masih di dominasi
Pengangguran yang terjadi di Banten di oleh mereka yang tamatan Sekolah Dasar
sebabkan oleh beberapa faktor yaitu : tepatnya di Kabupaten Pandeglang,
1. Tingginya angka urbanisasi Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang,
Banyaknya kawasan industri di Banten, dan Kabupaten Serang.
khususnya di Serang menyebabkan
4. Ketidakseimbangan Tingkat Angkatan Kerja
banyaknya pendatang luar yang datang ke
Dengan Kesempatan Kerja
Banten untuk mencari pekerjaan. Hal ini pun
di dukung dengan adanya percaloan yang Hal ini sering ditemukan, misalnya
terjadi. Para pendatang luar yang ingin seseorang yang menamatkan sekolah guru
bekerja di perusahaan harus membayar tetapi tidak menjadi guru, contoh kedua
sejumlah uang kepada calo, hal ini yang seseorang yang lulusan di bidang pertanian
menyebabkan pekerja lokal sulit untuk justru kerja di bank. Ketidakcocokan antara
mendapatkan pekerjaan. Akhirnya terjadi keterampilan lulusan dengan lapangan
ketimpangan antara pendatang dan warga pekerjaan akan berakibat pada
lokal. ketidakseimbangan penyerapan tenaga kerja
2. Tingkat Kualitas Pendidikan di mana akan membuat pengangguran
Pendidikan Provinsi Banten sampai dengan semakin tinggi. Selain itu
tahun 2019 secara sederhana dapat dilihat ketidakseimbangan antardaerah dalam
dari aksebilitas pembangunan pendidikan penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja,
yang diterima masyarakat. Aksesebilitas seperti kelebihan tenaga kerja di satu daerah
dapat digambarkan dari Angka Partisipasi dan kekurangan tenaga kerja di daerah lain
Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni juga menjadi penyebab pengangguran di
(APM), dan Angka Partisipasi Kasar (APK). Banten.
Karena APM Provinsi Banten tidak mampu Pengangguran di Banten pun sangat
mencapai target RPJMD Pemprov dari berdampak pada angka kemiskinan yang
58.72% menjadi 58.77% maka artinya masih akan terus bertambah, pendapatan per kapita
ada 42% siswa SMA yang belum nasional dan pendapatan per kapita
mendapatkan akses pendidikan. masyarakat menjadi rendah, akibatnya
pertumbuhan ekonomi jadi tehambat, tingkat
3. Kualitas Sumber Daya Manusia
kesejahteraan yang menurun, akibatnya
Kualitas SDM rendah dapat dilihat dari kesenjangan sosial semakin meluas,
rendahnya tingkat pendidikan di Banten. terciptanya ketidak adilan, dikarenakan
Kualitas rendahnya tingkat pendidikan dapat banyaknya pengangguran yang ada berarti
dilihat dari indeks sekolah dan angka melek banyak masyarakat yang tidak semuanya
huruf atau angka partisipasi sekolah. Seperti mendapatkan lapangan pekerjaan, serta
yang Badan Pusat Statistika tunjukan bahwa dapat menurunkan jumlah transaksi
20
ekonomi, dapat menurunkan pajak https://ipm.bps.go.id/data/nasional, pada
pendapatan dan pajak dari transaksi tanggal 2 Mei 2020 pukul 10.21.
ekonomi. Bambang Indriantoro, Nur & Supomo. 2002 “
Metodologi Penelitian Bisnis”. BPFE,
Sangat penting bagi pemerintah untuk
Yogyakarta.
melaksanakan kebijakan yang tepat dan Badan Pusat Statistik. 2019. banten.bps.go.id
dilaksanakan dengan stake holder terkait Dirgahayu, Aufa. Makalah Penyebab Tingginya
Pengangguran Di Banten” di akses dari
unuk mencari solusi permasalah
https://www.academia.edu/8510049/Peny
pengangguran, adapun beberapa solusi yang ebab_Tingginya_Pengangguran_Di_Bante
dapat ditawarkan untuk mengentaskan n pada tanggal 2 Mei 2010 pukul 12.01.
pengangguran di Provinsi Banten yaitu :
Kuncoro, Mudrajat. 2004. “Otonomi dan
Perluasan kesempatan kerja melalui Pembangunan Daerah”. (Jakarta:
perluasan produksi, peningkatan investasi, erlangga).
penyediaan prasarana sik, peningkatan Mankiw, G. 2013. Teori Makroekonomi. Jakarta
: Erlangga
ekspor, dan penggalakkan program padat
Kurniawan, dkk. 2013. Pengaruh Pertumbuhan
karya (melibatkan banyak tenaga kerja
Ekonomi, Share Sektor Industri dan
dalam melakukan suatu proses produksi)., Pertanian serta Tingkat Jumlah
Mengurangi urbanisasi guna mencegah Orang yang Bekerja Terhadap
pengangguran di kota besar, Penggunaan Ketimpangan Wilayah Antar
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
teknologi yang tepat yang disesuaikan Tahun 2002 – 2010. Diponegoro
dengan teknologi yang sifatnya padat karya, Journal of Economics, 2(1), 1 – 14
Memperbaiki mutu pendidikan yang Lessman, Christian .2006. Fiscal
Decentralization and Regional
menciptakan keseimbangan antara dunia
Disparity: A Panel Data Approach
kerja dan dunia pendidikan, Pengendalian for OECD Countries. Ifo Working
laju pertumbuhan penduduk melalui Paper (25) Yacoub, Yarlina (2012).
Pengaruh Tingkat Pengangguran
program Keluarga Berencana (KB). Serta
terhadap Tingkat Kemiskinan
Penyediaan informasi tentang kebutuhan Kabupaten/Kota di Provinsi
tenaga kerja melalui kerja sama dengan Kalimantan Barat. Jurnal 8(3), 176 –
185.
perusahaan dan kampus dalam
Ghufron. Moh. Idhil & Moh. Rahmadtulloh.
melaksanakan kegiatan job fair dan magang. 2019. “Peran Ekonomi Kreatif
sebagai solusi Mengatasi
DAFTAR PUSTAKA
Pengangguran”.
Noide, Idris Y. 2007. “Peran Wirausaha
Al Mizan, A., dkk. Strategi Alokasi Belanja
sebagai Alternatif Solusi Mengatasi
Pemerintah Daerah Untuk Meningkatkan
Pengangguran”
Indeks Pendidikan Di Provinsi Banten.
Pratiwi, N, dkk. 2018. Analisis Implementasi
Jurnal Manajemen Pembangunan
Pembangunan Berkelanjutan Di
Daerah, 2018,10.
Jawa Timur. Jiep. 18(1): 3-4
BPS. 2018.“ Tabel Indeks Pembangunan
Radarpena. 2019. Pengangguran Banten Tinggi,
Manusia (Metode Baru)” diakses dari
Evaluasi Disnakertans” diakses dari
21
https://www.radarpena.id/nasional/m
egapolitan/2019/11/12/pengangguran
-banten-tinggi-evaluasi-
disnakertrans/3/,.pada tanggal 1 Mei
2020 pukul 20.15.
Rasic, K., dkk. 2012. The System of Indicators of
Economic Growth for Better.
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori
Pengantar. (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011), hlm.328
Suryana. 2013. “ Kewirausahaan, Pedoman dan
Praktis Kiat dan Proses Meuju
Sukses”. Jakarta: Alfabeta.
Badan Pusat Statistik. . 2017. Statistik
Indonesia. Jakarta: BPS
Sjafrizal, 2008. Ekonomi Regional, Teori dan
Aplikasi. Baduose Media, Cetakan
Pertama. Padang
World Bank (2016). Ketimpangan yang Semakin
Lebar. Jakarta: World Bank
Todaro, M.P. dan Smith Stephen. C. 2003.
Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga. Edisi kedelapan. Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2011b).
Pembangunan Ekonomi Jilid II. (A.
Maulana, Ed.) (11thed.). Jakarta:
Penerbit Erlangga
Yang, B., Xu, T., & Shi, L. (2016). Analysis on
sustainable urban development
levels and trends in China’s cities.
Journal of Cleaner Production, 141
(19 September 2016), 868–880.

22

Anda mungkin juga menyukai