Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN
A.Memahami Wisatawan

Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Pengertian ini menurut undang-undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan. Adapun orang-orang yang datang berkunjung pada
suatu tempat atau Negara disebut sebagai pengunjung [visitor].

Pengunjung dapat dibagi dua kategori,yaitu wisatawan dan Ekskursionis.

1. Wisatawan [tourist] yaitu pengunjung yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di Negara
yang dikunjungiya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klarifikasi sebagai
berikut;
a. Pesiar [leisure],seperti untuk keperluan rekreasi,liburan,kesehatan,studi keagamaan,dan
olahraga;serta
b. Hubungan dagang [business],keluarga,konferensi,dan misi.
2. Pelancong [exursionist] yaitu pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di
Negara yang dikunjunginya [termasuk pengunjung dengan kapal pesiar].

Pengertian wisatawan menurut world turism organization [WTO] Adalah setiap orang
bertempat tinggal disuatu Negara,tanpa memandang kewarganegaraannya, dan berkunjung kesuatu
tempat pada Negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya
memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi,liburan,kesehatan,pendidikan,keagamaan,dan
olahraga,atau tujuan bisnis,atau mengunjungi keluarga.
Wisatawan merupakan unsur utama pariwisata. Terlaksananya kegiatan pariwisata bergantung
pada adanya interaksi antara wisatawan dan objek wisata yang didukung dengan berbagai sarana dan
prasarana pariwisata. Sebuah objek wisata akan dikatakan menarik jika banyak dikunjungi wisatawan.
Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata [kuntowijoyo,2006;55]

B. Motivasi Perjalanan
Motivasi perjalanan seseorang di pengaruhi oleh faktor internal wisatawan itu sendiri dan
faktor eksternal. Secara intristik , motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan dan/atau keinginan
manusia itu sendiri.kebutuhan tersebut dimulai dari kebutuhan fisiologis ,kebutuhan
keamanan,kebutuhan sosial,kebutuhan prestise,dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal,seperti norma sosial,pengaruh atau tekanan keluarga, dan situasi kerja yang terinternalisasi
yang kemudian berkembang menjadi kebutuhan psikologis.parawisata dapat di pandang sebagai salah
satu bentuk terapi sosial karena kegiatan parawisata berfungsi melepaskan diri sejenak dari kegiatan
rutin untuk mengembalikan harmoni masyarakat.
Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan di motivasi oleh beberapa hal.Dari berbagai
motivasi yang mendorong perjalanan, Mclntosh [1995] dan murphy [1985] mengatakan bahwa
motivasi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar sebagai berikut.

1. Physical or physiological motivation [motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis],antara lain
untuk relaksasi ,kesehatan,kenyamanan,berpartisipasi dalam kegiatan olahraga,dan bersantai.
2. Cultural motivation [motivasi budaya] ,yaitu keinginan untuk mengetahui budaya , adat,
tradisi,dan kesenian daerah lain.termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan
budaya [bangunan bersejarah].
3. Social motivation atau inter personal motivation [motivasi yang bersifat sosial],seperti
mengunjungi teman dan keluarga,menemui mitra kerja,melakukan hal yang dianggap
mendatangkan gengsi [nilai prestise], melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang
membosankan, dan sebagainya.
4. Fantasy motivation [motivasi karena fantasi],yaitu adanya fantasi bahwa daerah lain
seseorang akan dapat lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan egoenhancement
yang memberikan kepuasan psikologis.hal ini disebut juga sebagai status and prestige
motivation.
Apa pun motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata maka bagi seorang
wisatawan perjalanan tersebut akan mempunyai beberapa manfaat ,antara lain
1. Perjalanan wisata merupakan wahana penyegaran dan regenerasi fisik dan mental;
2. Perjalanan wisata merupakan kompensasi terhadap berbagai hal yang melelahkan,
sekaligus juga sebagai wahana integrasi sosial.
3. Perjalanan wisata merupakan mekanisme bagi seseorang untuk dapat mengeluarkan
perasaannya,melalui komunikasi dengan orang lain termasuk dengan masyarakat lokal;
4. Perjalanan wisata merupakan pelarian dari situasi keseharian yang penuh
ketegangan,rutinitas yang menjemukan ,atau kejenuhan karna beban kerja;
5. Perjalanan wisata merupakan wahana mengembangkan wawasan.
6. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mendapatkan kebebasan;
7. Perjalan wisata merupakan wahana untuk realisasi diri, dan
8. Perjalanan wisata memang merupakan sesuatu yang menyenangkan dan membuat hidup
lebih bahagia.

Beberapa pendapat mengenai tujuan perjalanan wisata yang dilakukan oleh individu atau
kelompok ada beberapa tujuan seperti pendapat dari H.A Maslow dalam bukunya yang berjudul
motivation and personality berpendapat bahwa orang melakukan perjalanan karena alasan
kebutuhan yang meliputi

1. Kebutuhan akan makanan, air dan udara


2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan
3. Kebutuhan akan keberadaannya dicintai dan mencintai
4. Kebutuhan pengakuan diri
5. Kebutuhan pengembangan potenti diri
6. Kebutuhan akan menciptakan membangun kepribadian dan profilnya
7. Kebutuhan akan perubahan pelepasan suasana dan pengalaman baru

C. Karakteristik Wisatawan
Karakteristik ini dapat terbentuk karena adanya perbedaan usia, pendidikan, jenis kelamin dan
status keluaga wisatawan.Menurut Seaton dan Bennet (1996) wisatawan dibedakan menjadi dua
keluarga berdasarkan karakteristik perjalanannya, dan karakteristik wisatawannya sebagai berikut;

1. Trip Descriptor
Wisatawan dibagi kedalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang
dilakukannya. Secara umum, jenis perjalanan dibedakan menjadi beberapa, yaitu perjalanan
rekreasi mengunjungi teman atau keluarga, perjalanan lainnya.
2. Turist Descriptor
Memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan “ who wants what, why,
when, where and how much.
D. Profil Wisatawan

Karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing wisatawan membentuk profil wisatawan


tersebut. Pada dasarnya profil wisatawan berkenan dengan ciri-ciri khusus dari tipe wisatawan dan
berkaitan erat dengan kebiasaan perjalanan , permintaan dan kebutuhannya. Oleh karena itu,
sangat penting untuk mempelajari ciri-ciri profil seorang wisatawan dengan maksud untuk
mengetahui yang diinginkan serta dapat menyiapkan perencanaan promosi yang efektif.

Profil wisatawan dapat dilihat berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut:

1. Asal Negara/Kebangsaan
Berikut profil beberapa Negara yang dapat dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan
kepada wisatawan, pergolongan ini hanya bersifat generalisasi dan semuanya tidak dapat
persis sama untuk setiap wisatawan.
a. Prancis
Wisatawan sangat tertarik pada kebudayaan termasuk pola budaya tradisional,
pandangan hidup, tarian,drama,music dan seni,upacara-upacara keagamaan, dan desa
tradisional yang belum tercemar.
b. Jerman
Tertarik pada budaya tradisional, upacara keagamaan,tarian, tempat-tempat sejarah,
pemandangan alam, dan suka-suka untuk membanding-bandingkan kebudayaan
tradisional dari tempat-tempat yang berbeda.
c. Inggris
Tertarik pada budaya dan ciri-ciri tradisional dan partai. Sikap sopan dan
persahabatan yang terkontrol, tetapi tidak terbuka sama seperti orang Eropa yang lain
dan mempunyai perasaan prifacy yang kuat.
d. Itali
Suku pola-pola trdisional, seni dan hal-hal yang romantic seperti pantai yang indah
dengan lambaian perpohonan palma. Terbuka, aktif berbicara, romantif, ekspresif,
dan sedikit ramai, khususnya dengan teman-teman sebangsanya.
e. Belanda
Perasaan kuat secara historis dengan indonesia dan suka untuk mengunjungi tempat-
tempat asal-asal orang Belanda dulu tinggal dan bekerja mendengar dari teman atau
kerabat ( nostalgia ), atau yang dipelajari disekolah.
f. Amerika (USA dan Canada)
Suka akan aspek budaya tradisional yang jelas, seperti tarian dan upacara, tetati tidak
tertarik secara mendalam pada pola-pola budaya suka pemandangan alam.
g. Australia
Suka terhadap desa dan budaya tradisional dan kegiatan pantai (khususnya kaum
budaya),tetapi tidak mempunyai minat yang besar terhadap budaya yang sudah
diketahui banyak tentang Indonesia.
h. Jepang
Tidak berminat besar terhadap pola-pola budaya dan atraksi wisata, tetapi tidak
mengikuti tur untuk meliht tempat-tempat yang relative dangkal, tur, dan lama
tinggalnya relative singkat.
i. Singapura
Tertarik khususnya pada atraksi alam dan bentuk-bentuk hasil pembangunan
sekarang, namun sedikit dangkal tertarik pada budaya.
j. Malaysia
Khususnya tertarik mengenai keindahan alam, pantai, dan bentuk-bentuk
pengembangan, namun tidak begitu tertarik dengan seni dan budaya .
2. Umur, jenis kelamin, dan status
a. Umur
Berdasarkan katagori umur wisatawan dikelompokkan sebagai berikut
 Wisatawan dewasa
 Wisatawan tua
b. Jenis kelamin
Kaum wanita lebih tertarik untuk berbelanja dan ingin untuk mengetahui peranan
wanita pada kebudayaan setempat. Kaum wanita umumnya tidak menyukai kekerasan
dalam pertunjukan tradisional. Kaum wanita juga teliti pada pelayanan dan fasilitas,
khususnya makanan .
c. Status
Pada wisatawan AS dan Eropa, sebenarnya tidak ada perbedaan untuk yang belum
atau yang sudah kawin. Akhir-akhir ini kaum pria atau wanita melakukan perjalanan
sendiri, tetapi hal itu tidak umum untuk wisatawan Asia.

3.Kelompok Sosios-Ekonomi
Berikut klsifikasi berdasarkan pada kombinasi antara tingkat pendidikan dan pendapatan.
a. Golongan rendah ( pendidikan dan pendapatan )
Cenderung pasif dan tidak banyak bertanya dan tidak terlalu bebas untuk meunjukka
minat.
b. Golongan menengah/professional
Tertarik untuk mempelajari kebudayaan lingkungan dan mengajukan banyak
pertanyaan dan cenderung arogan tentang pengetahuan dan sulit untuk di tangani.
4.Bentuk Perjalanan ( Grup/Indidu)
Bentuk perjalanan dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Wisatawan grup yang cenderung kurang teliti, tidak menuntut terlalu banyak, dan
negosiasi dengan travel agent bersifat impersonal, serta
2. Wisatawan individu yang lebih bersifat pribadi.
Kesimpulan/rangkuman

Pengertian wisatawan menurut undang-undang nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan


adalah orang yang melakukan wisata.setiap orang mempunyai alasan yang berbeda atara satu dengan
yang lain.alasan melakukan perjalanan ini yang mendorong seseorang melakukan perjalanan yang
dikenal dengan istilah motivasi perjalanan.motivasi perjalanan pada dasarnya dibagi menjadi empat
kelompok besar,yaitu motivasi yang bersifat fisik dan fisio logis,motivasi budaya,atau motivasi yang
bersifat sosial dan motivasi karna fantasi.
Sebagai pengelola pariwisata,selain harus mengetahui motivasi wisatawan melakukan
perjalanan juga harus mengenal karakteristik wisatawan yang akan melakukan perjalanan agar
pengelola pariwisata dapat memberikan pelayanan secara maksimal kepada wisatawan.wisatawan
sebagai orang yang mengunjugi daerah tujuan wisata berasal dari berbagai daerah yang mempunyai
ciri dan karakteristik berbeda antara satu dengan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai