Anda di halaman 1dari 11

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik


Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Pepublik Indonesia Nomor 4355);
GUBERNUR
SUMATERA BARAT 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
No. Urut: 86, 2012 Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT Indonesia Nomor 4400);
NOMOR 86 TAHUN 2012 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
TENTANG Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
BELANJA TIDAK TERDUGA DAN PENDANAAN telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
KEADAAN DARURAT Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
GUBERNUR SUMATERA BARAT, Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 134 ayat (4) 6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
dan Pasal 162 ayat (11) Peraturan Menteri Dalam Negeri Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Keuangan Daerah sebagaimana yang telah diubah Negara Republik Indonesia Nomor 4723 ).
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Negeri Nomor 21 Tahun 2011, perlu menetapkan Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Peraturan Gubernur tentang Tata Cara Pemberian dan Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga dan Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
Pendanaan Keadaan Darurat dilingkungan Pemerinta
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Provinsi Sumatera Barat;
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Tahun 2007 Nomor 82, Tarnbahan Lembaran Negara
Sumatera Barat, Jambi dan Riau menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4737);
(Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112), Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1646; 9. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden

726 727
Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara
Peraturan Presiden Nomor 754 Tahun 2010 tentang umum daerah;
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 6. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 7. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terkahir dengan adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor BUD
21 Tahun 2011;
8. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang
11. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 10 selanjutnya disingkat KPA-PPKD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, melaksanakan sebagian kewenangan pejabat pengelola keuangan
(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Sarat Tahun 2008 daerah dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi PA-PPKD.
Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera
9. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
Barat Tahun 2008 Nomor 30 );
selanjutnya disebut PPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakan
12. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 9 Tahun fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
10. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
selanjutnya disingkat PPTK-SKPD adalah pejabat pada SKPD yang
melaksanakan beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan
MEMUTUSKAN
bidang tugasnya dan atau atas pertimbangan lainnya.
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TATA CARA PEMBERIAN
DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA TIDAK TERDUGA 11. Bendahara pengeluaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang
DAN PENDANAAN KEADAAN DARURAT selanjutnya disingkat Bendahara-PPKD adalah pejabat yang ditunjuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
BAB I mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam
KETENTUAN UMUM rangka pelaksanaan Belanja PPKD.
Pasal 1 12. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : yang selanjutnya disingkat DPA-PPKD adalah dokumen pelaksanaan
anggaran Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum
1. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat.
Daerah;
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
13. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Pejabat Pengelola
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat DPPA-PPKD adalah
APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dokumen pelaksanaan perubahan anggaran Dinas Pengelolaan
dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah.
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
14. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen
4. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan
SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintahan daerah selaku dalam setiap periode.
pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan
15. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disebut SPP adalah
pengelolaan keuangan daerah;
dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas
5. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan
adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang permintaan pembayaran.
selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas
16. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya penentuannya didasarkan atas hasil pemantauan yang akurat oleh
tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan instansi yang berwenang dan juga mempertimbangkan kondisi
bencana alam dan bencana social yang tidak diperkirakan sebelumnya, nyata/dampak yang terjadi di masyarakat
termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun
sebelumnya yang telah ditutup.
17. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Barat yang
selanjutnya disingkat BPBD adalah satuan kerja perangkat daerah pada
BAB II
pemerintahan daerah yang melaksanakan tugas dan fungsi dibidang
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
penanggulangan bencana;
Pasal 2
18. Satuan Kerja Perangkat Daerah Teknis yang selanjutnya disingkat SKPD (1) Belanja Tidak Terduga bertujuan untuk menampung kegiatan-kegiatan
Teknis adalah perangkat daerah pada Pemerintah Provinsi Sumatera yang sifatnya:
Barat yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan a. tidak biasa atau tidak diharapkan berulang terjadi,
fungsinya untuk melakukan pekerjaan keadaan darurat dan/atau b. tidak dapat diprediksi sebelumnya ,
keadaan mendesak; c. diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah serta
19. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan d. untuk tanggap darurat yang tidak tertampung dalam bentuk program
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak dan kegiatan pada tahun anggaran bersangkutan,
buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan (2) Pendanaan Keadaan Darurat bertujuan untuk mendanai:
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, a. kegiatan yang bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas
perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan pemerintah daerah dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya
prasarana dan sarana. b. keadaan yang tidak diharapkan terjadi secara berulang
20. Keadaan darurat adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang c. keadaan diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah; dan
mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan, d. memiliki dampak yang signifikan terhadap APBD dalam rangka
baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat.
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis; Pasal 3
21. Keadaan mendesak adalah suatu keadaan yang muncul secara tiba-tiba Ruang lingkup pengaturan mengenai tata cara pemberian dan
yang menyangkut kepentingan umum yang harus diselesaikan dengan pertanggungjawaban belanja tidak terduga dan pendanaan keadaan darurat
cepat dimana apabila tidak dilakukan akan menimbulkan kerugian yang meliputi penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan
lebih besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat pertanggungung jawaban yang dananya bersumber dari APBD.
22. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
BAB III
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
PENGELOLA
gempa bumi, Sunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan
Pasal 4
dan tanah longsor.
Pengelola belanja tidak terduga dan pendanaan keadaan darurat terdiri dari :
23. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau a. PPKD selaku kepala SKPKD;
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi b. KPA-PPKD;
konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan c. Kuasa BUD;
teror. d. Kepala BPBD;
24. Keadaan Siaga Darurat Bencana adalah suatu keadaan terdapat potensi e. Bendahara Pengeluaran PPKD; dan
bencana, yang merupakan peningkatan eskalasi ancaman yang f. Bendahara Pengeluaran BPBD.
Pasal 5 dan tanggungjawab:
(1) PPKD selaku kepala SKPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a. melakukan survey lapangan pada lokasi bencana alam/bencana
a yaitu Kepala DPKD. sosial dan melaporkan hasilnya kepada Gubernur;
(2) PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas dan b. mengusulkan kepada Gubernur status/tingkat bencana;
tanggungjawab : c. mengajukan Rencana Kebutuhan Belanja ( RKB ) tanggap darurat
a. pengendalian, koordinasi dan pelaksanaan keuangan Belanja Tidak bencana;
Terduga; d. melaksanakan penanganan tanggap darurat sesuai dengan RKB;
b. mengawasi pengelolaan belanja tidak terduga; e. bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugasnya kepada
c. bertanggungjawab terhadap penggunaan dana belanja tidak terduga Gubernur.
sesuai dengan kewenangannya kepada Gubernur (3) Status/tingkat bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
Pasal 6
(1) KPA- PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b yaitu Kepala Pasal 9
Seksi pada Bidang Kuasa Bendahara Umum Daerah di DPKD. (1) Bendahara Pengeluaran PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
(2) KPA-PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas dan huruf e yaitu staf pada Kuasa BUD pada DPKD.
tenggungjawab : (2) Bendahara Pengeluaran PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a. membantu penyelenggaraan, kelancaran proses administrasi mempunyai tugas dan tanggungjawab :
keuangan belanja tidak terduga; a. memproses pencairan dana untuk kegiatan penanganan bencana
b. membantu PPKD mengendalikan, mengawasi dan mempertanggung alam/bencana sosial dan lainya melalui belanja tidak terduga;
jawaban pengelolaan keuangan belanja tidak terduga; b. menerima, membayarkan, membukukan dan
c. membantu pengguna anggaran dalam menyusun dan mempertanggungjawabkan Dana Belanja Tidak Terduga;
menyampaikan laporan kegiatan penanganan bencana alam baik c. menyelenggarakan pembukuan dan penatausahaan terhadap seluruh
fisik maupun keuangan kepada PPKD; pengeluaran yang menjadi tanggung jawabnya;
d. menandatangani SPM Belanja Tidak Terduga. d. menandatangani tanda bukti pembayaran (lunas bayar pada
kwitansi)
Pasal 7 e. membuat dan menyampaikan SPJ kepada PPKD;
(1) Kuasa BUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c yaitu Kepala f. membuat laporan realisasi Belanja Tidak Terduga kepada PPKD
BidangKuasa BUD yang bertindak dalam kapasitasnya sebagai selaku SKPKD;
bendahara umum daerah pada DPKD
(2) Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas dan Pasal 10
tanggungjawab : (1) Bendahara Pengeluaran BPBD sebagaimana dimaksuda dalam Pasal 4
a. menyiapkan SPD hurufr f yaitu staf pada BPBD.
b. menerbitkan SP2D (2) Bendahara Pengeluaran BPBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
c. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna mempunyai tugas dan tanggungjawab :
anggaran atas beban rekening kas umum daerah. a. memproses pencairan dana untuk kegiatan penanganan bencana
alam/bencana sosial dan lainnya melalui kegiatan yang dananya
Pasal 8 berasal dari pergeseran belanja tidak terduga;
(1) Kepala BPBD sebagaimana di maksud dalam pasal 4 huruf d yaitu SKPD b. menerima, membayarkan, membukukan dan
yang melaksanakan penanganan tanggap darurat yang menggunakan mempertanggungjawabkan penggunaan dana kegiatan yang
belanja tidak terduga. bersumber dari Belanja Tidak Terduga;
(2) Kepala BPBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas c. menyelenggarakan pembukuan dan penatausahaan terhadap seluruh
pengeluaran yang menjadi tanggung jawabnya; Bagian Kedua
d. menandatangani tanda bukti pembayaran (lunas bayar pada Penanggulangan Bencana Alam dan/atau
kwitansi); Bencana Sosial
e. menyampaikan tembusan SPJ kegiatan yang dananya bersumber Pasal 13
dari belanja tidak terduga kepada PPKD selaku kepala SKPKD; Mekanisme pelaksanaan pengeluaran belanja tidak terduga untuk bantuan
f. mengelola belanja untuk penangganan belanja tanggap darurat;
korban bencana alam dan/atau bencana sosial sebagaimana dimaksud dalam
BAB IV Pasal 12 3yat (1) huruf a sebagai berikut:
BELANJA TIDAK TERDUGA a. surat Laporan Bencana Alam dari SKPD teknis diketahui oleh
Bagian Kesatu Bupati/Walikota kapada Gubernur melalui Kepala BPBD;
Umum b. gubernur dapat meminta saran kepada Sekretaris Daerah sekaligus
Pasal 11 menugaskan melakukan cek lapangan kepada Kepala BPBD dan SKPD
(1) Penganggaran belanja tidak terduga dalam APBD dicantumkan pada Teknis;
kode rekening kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja tidak c. berdasarkan hasil cek lapangan, Kepala BPBD dari SKPD Teknis terkait
terduga, obyek belanja tidak terduga dan rincian obyek belanja tidak menyiapkan telaahan staf kepada Gubernur untuk memberikan bantuan
terduga kepada korban bencana alam;
(2) Penganggaran be!anja tidak terduga sebagaimana dimaksud pada ayat d. berdasarkan telahaan stat Kepala BPBD yang telah didisposisi oleh
(1) dialokasikan pada belanja SKPKD Gubernu;, Kepala DPKD melalui Sekretaris Daerah memberitahukan
ketersediaan Belanja Tidak Terduga dalam APBD dan besaran alokasi
Pasal 12 yang akan digunakan sekaligus menyiapkan Keputusan Gubernur dan
(1) Pengeluaran belanja tidak terduga dipergunakan untuk mendanai : Surat Pemberitahuan kepada DPRD terhadap pemberian batuan akibat
a. penanggulangan bencana alam dan bencana sosial I yang tidak bencana alam dengan menggunakan Belanja Tidak Terduga serta
diperkirakan sebelumnya dokumen pendukung lainnya;
b. kebutuhan tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan e. apabila dipandang perlu Sekretaris Daerah dapat melakukan rapat
terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya koordinasi bersama dengan SKPD teknis terkait dan menyampaikan saran
keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah; kepada Gubernur;
c. Kebutuhan siaga darurat dalam rangka terjadinya bencana f. Kepala DPKD selaku BUD mencairkan dana tak terduga kepada BPBD
d. pengembalian atas kelebihan sebelumnya yang telah ditutup. paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah diterimanya persetujuan
(2) Pengeluaran belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur tentang pemberian bantuan korban bencana alam, Keputusan
berdasarkan kebutuhan yang diusulkan dari SKPD teknis terkait setelah Gubernur tentang pelaksanaan pemberian bantuan bencana alam dengan
mempertimbangkan efesiensi dan efektifitas serta menghindari adanya menggunakan Belanja Tidak Terduga, Surat Pemberitahuan kepada DPRD
tumpang tindih pendanaan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah tentang pemberian bantuan bencana alam dengan menggunakana
didanai dari APBN Belanja Tidak Terduga;
(3) Pembebanan pengeluaran belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud g. Pencairan dana pemberian bantuan bencana alam dilakukan dengan
pada ayat (1) dilakukan dengan pembebanan langsung pada mekanisme Tambahan Uang (TU) selanjutnya diserahkar. kepada
pengeluaran tidak terduga bendahara pengeluaran BPBD dalam bentuk pelimpahan uang untuk
seterusnya diberikan kepada yang berhak.
Bagian Ketiga c. pencairan dana tanggap darurat bencana dilakukan degan
Tanggap Darurat mekanisme Tambahan Uang (TU) dan diserahkan kepada bendahara
Pasal 14 pengeluaran SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan
(1) Tanggap darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf bencana ;
b merupakan status keadaan darurat bencana daerah yang ditetapkan d. penggunaan dana tanggap darurat bencana dicatat pada Buku Kas
dengan Keputusan Gubernur berdasarkan rekomendasi /laporan Umum tersendiri oleh Bendahara Pengeluaran pada SKPD yang
kejadian bencana alam dan/atau bencana sosial oleh Kepala BPBD. melaksanakan fungsi penanggulangan bencana;
(2) Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan e. kepala SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana
dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari setelah terjadinya bencana bertanggungjawab secara fisik dan keuangan terhadap penggunaan
alam dan/atau bencana sosial yang bersifat tanggap. dana tanggap darurat bencana yang dikelolanya; dan
(3) Apabila dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari tidak ditetapkan f. pertanggungjawaban atas penggunaan dana tanggap darurat
Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud ayat (2), maka tanggap bencana disampaikan oleh kepala SKPD yang melaksanakan fungsi
darurat atas bencana alam dan/ atau bencana sosial tesebut merupakan penanggulangan bencana kepada PPKD dengan melampirkan bukti-
kegiatan pasca bencana yang dianggarkan dalam bentuk program dan bukti pengeluaran yang sah dan lengkap atau surat pernyataan
kegiatan pada SKPD teknis. tanggungjawab belaja.
(4) Pengeluaran kebutuhan tanggap darurat bencana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi : Pasal 16
a. pencarian dan penyelamatan korban bencana: (1) Besaran alokasi belanja tidak terduga untuk membiayai tanggap darurat
b. pertolongan darurat; bencana ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
c. evakuasi korban bencana dan harta benda (2) Pengeluaran belanja tidak terduga sebagaimara dimaksud pada ayat (1)
d. kebutuhan air bersih dan sanitasi; melalui beban langsung (LS) dan/atau Uang Persediaan (UP).
e. ketersediaan pangan
f. ketersediaan sandang; Bagian Keempat
g. pelayanan kesehatan; dan Pengembalian Kelebihan Penerimaan Daerah
h. penampungan serta tempat hunian sementara Pasal 17
Mekanisme pelaksanaan pengeluaran tidak terduga atas pengembalian
Pasal 15 kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup
(1) Tata cara pelaksanaan kebutuhan tanggap darurat sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (1) huruf c sebagai berikut :
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b dilakukan dengan tahapan a. surat Permohonan / pemberitahuan dari pemohon yang dilengkapi
sebagai berikut : dengan bukti-bukti yang syah tentang adanya keterlanjuran penerimaan
a. setelah pernyataan tanggap darurat bencana oleh Gubernur, kepala daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup dari Pemerintah
SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana Provinsi dan/ atau Pemerintah Kabupaten / Kota lainnya serta pihak
mengajukan Rencana Kebutuhan Belanja (RKB) tanggap darurat ketiga kepada Gubernur cq. DPKD;
bencana kepada PPKD selaku BUD; b. kepala DPKD meneliti/verifikasi surat permohonan/ pemberitahuan
b. PPKD selaku BUD mencairkan dana tanggap darurat bencana kepada keterlanjuran penerimaan daerah sebagaimana dimaksud pada huruf a
kepala SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana diatas dan selanjutnya mengajukan telaahan staf kepada Gubernur untuk
paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterima RKB; pembayaran keterlanjuran penerimaan daerah dari belanja tidak terduga;
c. apabila Gubernur tidak menyetujui pembayaran keterlanjuran penerimaan b. tidak diharapkan terjadi secara berulang;
daerah, maka kepala DPKD mengembalikan permohonan / c. berada diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah;
pemberitahuan tersebut kepada pemohon; d. memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam rangka
d. apabila Gubernur setuju, Kepala DPKD menyiapkan Keputusan Gubernur pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat; dan
tentang pembayaran keterlanjuran penerimaan daerah yang berisi e. pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan
pemerintah demi terciptanya keamanan, ketentraman dan keterliban
sekurang-kurangnya penetapan penerima pembayaran dan besaran dana
masyarakat di daerah.
yang akan dibayarkan untuk ditandatangani Gubernur dan Surat (3) Pendanaan keadaan darurat yang belum tersedia anggarannya
Pemberitahuan kepada DPRD atas penggunaan Belanja Tidak Terduga; sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan belanja tidak
e. berdasarkan Keputusan Gubernur, Bendahara Pengeluaran PPKD terduga.
melakukan mekanisme pencairan dana yang dilakukan melalui DPKD (4) Dalam hal belanja tidak terduga tidak mencukupi dapat dilakukan
dengan cara pengajuan SPP-LS Belanja Tidak Terduga kepada PPKD / dengan cara:
KPA-PPKD melalui PPK-SKPKD. a. menggunakan dana dari hasil penjadwalan ulang capaian target
kinerja program dan kegiatan lainnya dalam tahun anggaran
Bagian Kelima berjalan; dan/atau
Penatausahaan b. memanfaatkar uang kas daerah yang tersedia.
Pasal 18 (5) Penjadwalan ulang capaian target kinerja program dan kegiatan lainnya
(1) Penggunaan dana tanggap darurat bencana alam dan/atau bencana dalam tahun anggaran berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a dan huruf a diformulasikan terlebih dahulu dalam DPPA-SKPD.
bantuan korban bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (6) Penggunaan belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ayat (1) huruf b dicatat pada Buku Kas Umum tersendiri oleh BPBD. dilakukan dengan melakukan pergeseran anggaran dari belanja tidak
(2) Apabila dipandang perlu Bendahara Pengeluaran BPBD dapat terduga ke belanja yang diperlukan SKPD dan diformulasikan terlebih
menggunakan buku pembantu kas umum tersendiri sesuai dengan dahulu dalam RKA-SKPD dan/atau RKA-PPKD, kecuali belanja untuk
kebutuhan. tanggap darurat bencana.
(3) Bendahara pengeluaran PPKD melakukan penatausahaan keuangan (7) Dalam hal keadaan darurat terjadi setelah ditetapkannya perubahan
menggunakan Buku Kas Urnum dan Buku Pembantu Kas Umum sesuai APBD, pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum
dengan Peraturan Gubernur yang mengatur tentang Penatausahaan tersedia anggarannya, dan pengeluaran tersebut disampaikan dalam
Keuangan Daerah. laporan realisasi anggaran.
(8) Dasar pengeluaran untuk mendanai kegiatan dalam keadaan darurat
BAB V sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diformulasikan terlebih dahulu
PENGELUARAN KEADAAN DAN MENDESAK dalam RKA-SKPD untuk dijadikan dasar pengesahan DPA-SKPD oleh
Bagian Kesatu PPKD setelah memperoleh persetujuan sekretaris daerah.
Keadaan Darurat
Pasal 19 Bagian Kedua
(1) Dalam keadaan darurat, Pemerintah Daerah dapat melakukan Keadaan Mendesak
pengeluaran yang belurn tersedia anggarannya, yang selanjutnya Pasal 20
ditampung pada Perubahan APBD. (1) Dalam keadaan mendesak, Pemerintah Daerah dapat melakukan
(2) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang- pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya
kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut : ditampung pada Perubahan APBD.
a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah daerah (2) Kriteria belanja untuk keadaan mendesak sebagaimana dimaksud pada
dan tidak dapat diprediksi sebelumnya; ayat (1) mencakup :
a. program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang d. berdasarkan Keputusan Gubernur tentang Penetapan Status tingkat
anggarannya belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan, dan Bencana Alam dan/atau Bencana Sosial, SKPD teknis terkait
b. keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menyampaikan usulan Rencana Kebutuhan Belanja (RKB) kepada
menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah dan Gubernur untuk dapat disetujui :
masyarakat. e. berdasarkan usulan RKB SKPD teknis terkait, Kepala DPKD
(3) Kriteria keadaan mendesak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyiapkan Keputusan Gubernur tentang pemanfaatan Belanja
ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD. Tidak Terduga, dan surat Pemberitahuan kepada DPRD tentang
Pendanaan keadaan mendesak yang belum tersedia anggarannya pelaksanaan pekerjaan keadaan darurat penanggulangan bencana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan belanja tidak alam dan/atau bencana sosial dengan menggunakan Belanja Tidak
terduga.(5) Dalam hal belanja tidak terduga tidak mencukupi dapat Terduga;
dilakukan dengan cara: f. apabila dipandang perlu Sekretaris Daerah dapat melakukan rapat
koordinasi bersama dengan instansi terkait dalam menyampaikan
saran kepada Gubernur;
Bagian Ketiga
(2) Berdasarkan Keputusan Gubernur tentang Status/Tingkat Bencana Alam
Tata Cara Pelaksanaan
dan/atau bencana sosial, Keputusan Gubernur tentang Penggunaan
Pasal 21
Belanja Tidak Terduga, Surat Pemberitahuan kepada DPRD tentang
Tata cara pelaksanaan kegiatan keadaaan darurat dan mendesak
Pelaksanaan Pekerjaan Penanggulangan Bencana Alam dan Bencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dan dalam Pasal 20 ayat (1)
Sosial dengan menggunakan Belanja Tidak Terduga, serta RKB yang
dibagi atas 3 kategori:
telah disetujui Gubernur, selanjutnya Kepala SKPD Teknis mengajukan
a. kegiatan dalam rangka penanggulangan akibat bencana alam dan/atau
RKA-SKPD kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) melalui
bencana social;
Kepala DPKD paling lambat 7 (tujuh) hari kerja.
b. kegiatan dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas
(3) RKA-SKPD yang telah diterima dari SKPD teknis selanjutnya dijadikan
c. penyelenggaraan pemerintah demi terciptanya keamanan, ketentraman
dasar bagi Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk melakukan
dan ketertiban masyarakat ; dan
pembahasan dan menyiapkan Peraturan Gubernur tentang Perubahan
d. kegiatan yang tidak termasuk kategori sebagaimana dimaksud pada huruf
Penjabaran APBD mendahului perubahan APBD.
a dan huruf b.
(4) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan
dengan mengajukan nama kegiatan baru dan/atau menambah
Pasal 22
pekerjaan pada Kegiatan yang telah ada.
(1) Tata cara pelaksanaan kegiatan dalam rangka penanggulangan akibat
(5) Berdasarkan Peraturar. Gubernur sebagaimana dimaksud ayat (3)
bencana alam dan/atau bencana sosial sebagaimana dimaksud dalam
Kepala SKPD Teknis mengajukan DPA-SKPD dan/atau DPPA-SKPD untuk
Pasal 21 huruf a sebagai berikut :
dijadikan dasar pengesahan oleh PPKD setelah memperoleh persetujuan
a. surat permohonan/laporan penanggalangan akibat bencana alam
Sekretaris Daerah.
bencana sosial dari masyarakat dan SKPD teknis yang diketahui oleh
(6) DPA-SKPD dan/atau DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
Bupati/Walikota kepada Gubernur melalui BPBD;
merupakan dasar pengeluaran untuk kegiatan sebagatmana dimaksud
b. Gubernur dapat meminta saran kepada Sekretaris Daerah sekaligus
pada ayat (4).
menugaskan Kepala BPBD dan SKPD Teknis terkait untuk melakukan
cek lapangan sekaligus membuat Berita Acara Teknis dan
Pasal 23
penghitungan Rencana Kebutuhan Belanja (RKB);
Tata cara pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencegahan gangguan
c. berdasarkan hasil cek lapangan dan berita acara teknis, Kepala BPBD
terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerimahan demi terciptanya
menyiapkan Keputusan Gubernur tentang Penetapan status/ tingkat
keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat sebagaimana dimaksud
bencana sosial;
dalam Pasal 21 huruf b dan kegiatan yang tidak termasuk kategori
sebagaimana dimaksud pada huruf c mempedomani Peraturan Gubernur Pasal 26
yang mengatur tentang Tata Cara Pengelolaan Anggaran Kas Pemerintah (1) Karena keterbatasan teknologi, tenaga dan peralatan pekerjaan,
Daerah, dan/atau Pergeseran Anggaran dilingkungan Pemerintah Provinsi pelaksanaan pekerjaan penanggulangan bencana alam dan/atau
Sumatera Barat. bencana sosial dapat dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak
ketiga dengan sistem penunjukan lansung sebagaimana diatur dalam
Bagian Keempat Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Pengadaan
Pelaksanaan Pekerjaan Barang/ Jasa Pemerintah.
Pasal 24 (2) Untuk pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga sebagaimana
(1) Untuk pelaksanaan pekerjaan keadaan darurat dan mendesak, Kepala dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1), paling lambat 2 (dua) hari kerja
SKPD teknis menetapkan cara pengadaan barang dan jasa secara setelah ditetapkan:
a. Keputusan Gubernur tentang Status/Tingkat Bencana Alam
swakelola dan/atau pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dan/atau Bencana Sosial;
(2) Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan keadaan darurat Kepala SKPD b. Keputusan Gubernur tentang Penggunaan Belanja Tidak Terduga,;
Teknis dapat menunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan c. Surat Pemberitahuan kepada DPRD tentang Pelaksanaan Pekerjaan
pelaksana pekerjaan Penanggulangan Bencana Alam dan/atau Bencana Sosial dengan
(3) PPTK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah PPTK yang menggunakan Belanja Tidak Terduga;
membidangi pekerjaan darurat dan juga sebagai PPTK untuk kegiatan d. Serta RKB yang telah disetujui Gubernur,
lain pada SKPD Teknis Kepala SKPD Teknis menunjuk PPTK rlan menetapkan Rekananl Pihak
(4) Pelaksana pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah unsur ketiga yang dinilai mempunyai kemampuan, peralatan, tenaga yang
staf yang menangani pekerjaan darurat tersebut pada SKPD teknis cukup serta kinerja baik dan diyakini dapat melaksanakan pekerjaan
terkait. serta menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Pihak
Ketiga.
(5) Kemampuan, pera!atan, tenaga yang cukup serta kinerja baik
Pasal 25 sebagaimana dimaksud pada ayat (2), antara lain adalah dengan tidak
(1) Untuk pelaksanaan pekerjaan keadaan darurat secara swakelola akan mengajukan permintaan uang muka.
sebngaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (1) Kepala SKPD Teknis (6) Opname pekerjaan dilapangan dilakukan bersama antara pihak ketiga
menunjuk PPTK dan Pelaksana Pekerjaan paling lambat 2 (dua) hari degan SKPD Teknisi PPTK, sementara proses dan administrasi
setelah ditetapkan Keputusan Gubernur tentang Status Tingkat Bencana pengadaan dapat dilakukan secara simultan.
Alam dan/atau Bencana Sosial, Keputusan Gubernur tentang (7) Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterbitkan SPMK, pihak ketiga
Penggunaan Belanja Tidak Terduga, Surat Pemberitahuan kepada DPRD wajib melaksanakan mobilisasi dan melaksanakan pekerjaan.
tentang Pelaksanaan Pekerjaan Penanggulangan Bencana Alam (8) Apabila penandatangan kontrak dilakukan sebelum pekerjaan selesai
dan/atau Bencana Sosial dengan menggunakan Belanja Tidak Terduga, maka untuk administrasi kontrak kepada Pihak ketiga tetap
menyampaikan jaminan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan
serta RKB yang telah disetujui Gubernur.
peraturan perundang-undangan.
(2) Gerdasarkan penunjukkan sebagaimana dimaksud ayat (1), PPTK (9) Apabila penandatanganan kontrak dilakukan setelah serah terima
menyiapkan Surat Perjanjian Kerja (SPK) antara Pengguna Anggaran pekerjaan, maka untuk administrasi kontrak dapat dilaksanakan tanpa
SKPD Teknis dengan Pelaksana Pekerjaan. adanya jaminan penawaran maupun jaminan pelaksanaan.
(3) Berdasarkan SPK yang telah disiapkan PPTK dan telah ditandatangani (10) Berdasarkan Surat Perjanjian Kerja (SPK) yang telah disiapkan oleh
oleh Pelaksana Pekerjaan dengan PA-SKPD Teknis, pelaksana pekerjaan PPTK dan ditandatangani oleh PA-SKPD/KPA-SKPD Teknis bersama
mengajukan tagihan dalam bentuk uang persediaan/Uang Muka Kerja dengan rekanan pelaksana pekerjaan, PPTK mengajukan tagihan
Kepada bendahara pengeluaran SKPD Teknis. kepada bendahara pengeluaran SKPD Teknis.
(11) Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (8) adalah kontrak Pasal 30
berdasarkan harga satuan, yang pembayarannya didasarkan hasil (1) SKPD penerima belanja tidak terduga bertanggungjawab secara pisik
pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah Dan keuangan atas penggunaan belanja tidak terduga dan wajib
dilaksanakan oleh pihak ketiga sebagai penyedia barang dan jasa. penyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan belanja tidak
(12) Permintaan Dana oleh Pihak Ketiga disesuaikan dengan termen atau terduga kepada Gubernur melalui PPKD
kemajuan pekerjaan berdasarkan kontrak dinyatakan dalam berita (2) Untuk pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola dokumen asli
acara kemajuan pekerjaan dan ditandatangani oleh pengawas SKPD terhadap pembayaran upah tenaga kerja, tenaga ahli maupun
Teknis. pengadaan barang Dan jasa yang diperlukan sesuai dengan ketentuan
(13) Bagi kejadian bencana alam yang masuk dalam cakupan wilayah suatu yang berlaku disimpan oleh SKPD Teknis untuk bahan pemeriksaan oleh
kontrak, pekerjaan penanganan darurat dapat dimasukan ke dalam aparat fungsional.
Contrak Cadang Order (CCO) dan dapat melebihi 10% (sepuluh (3) Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan Dan penggunaan keuangan
perseratus) dari nilai kontrak dilaporkan oleh pelaksana pekerjaan kepada Gubernur sesuai dengan
Peraturan Gubernur yang mengatur tentang Penatausahaan keuangan
Pasal 27 daerah.
Pelaksanaan pekerjaan untuk kegiatan dalam rangka pencegahan gangguan
terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintah demi terciptanya keamanan, Pasal 31
ketentraman dan ketertiban masyarakat dapat dilaksanakan dengan cara (1) Penyampaian laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud
penunjukkan langsung. dalam Pasal 29 dalam bentuk laporan keuangan dan laporan kinerja,
paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak selesainya pelaksanaan
Pasal 28 kegiatan bersangkautan
Pelaksanaan pekerjaan untuk kegiatan selain yang dimaksud dalam Pasal 22 (2) Penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
mempedomani peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penanggulangan bencana, baik keuangan maupun kinerja pada saat
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. tanggap darurat dilaporkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah masa
tanggap darurat
BAB VI
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BAB VII
Pasal 29 KETENTUAN LAIN-LAIN
(1) Kepala BPBD bertang jawab secara fisik dan keuangan terhadap PASAL 32
penggunaan dana tanggap darurat dan/atau bantuan korban bencana (1) Penggunaan belanja tidak terduga tidak diperkenankan untuk belanja
yang dikelolanya. yang sifatnya administrasi umum dan kebutuhan perkantoran.
(2) Pertanggungjawaban atas penggunaan dana tanggap darurat dan (2) Dalam hal keadaan darurat dan mendesak terjadi setelah ditetapkannya
bantuan korban bencana disampaikan oleh Kepala BPBD kepada PPKD perubahan APBD, pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran
dengan melampirkan bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap yang belum tersedia anggarannya, dan pengeluaran tersebut
atau surat pernyataan tanggungjawab belanja. disampaikan dalam laporan realisasi anggaran
(3) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud ayat (1) paling lambat 30 Apabila penanganan keadaaan darurat dan mendesak menggunakan Dana
(tiga puluh) hari setelah uang diterima oleh Bendahara Pengeluaran dari hasil penjadwalan ulang capaian target program dan kegiatan lainnya
BPBD. dalam tahun anggaran berjalan dan/atau memanfaatkan uang kas yang
Dalam hal Bendahara Pengeluaran BPBD menerima TU dari Bendahara tersedia maka terlebih dahulu meminta persetujuan pimpinan DPRD dan
Pengeluaran PPKD pada Bulan Desember maka pertanggungjawaban atas tidak diperlukan surat pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD.
penggunaan dana tanggap darurat sebagaimana dimaksud ayat (2) paling
lambat telah disampaikan tanggal 31 Desember tahun berkenaan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya diatur oleh Kepala DPKD.
(2) Peraturan ini berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Sumatera Barat.

Ditetapkan di Padang
Pada tanggal 12 November 2012
GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

IRWAN PRAYITNO

Diundangkan di Padang
Pada tanggal 12 November 2012
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
SUMATERA BARAT

dto

ALI ASMAR

BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2012 NOMOR : 86

Anda mungkin juga menyukai