SEMESTER II/PAI-2
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Dan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Umum, Ibu Fauziah Nasution, M.Psi yang telah mengarahkan dan
membimbing pembelajaran dan pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, walaupun penulis
telah berusaha menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini dengan senang hati penulis terima. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Genetik Dalam Psikologi Sosial menjadi salah satu teori yang menarik untuk
dibahas. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat, hubungan diantara manusia namun
ternyata tidak selamanya berjalan lancar.Adakalanya muncul kesalah pahaman dan,
perselisihan, pertengkaran, permusuhan, bahkan peperangan. Lingkup kejadiannya
tidak saja terjadi dalam skala yang kecil ditingkat keluarga dan lingkungan kelurahan
tetapi juga dapat terjadi dalalm skala yang lebih besar ditingkat nasional dan
internasional.
Genetik berasal dari kata genetika yang merupakan kata serapan dari bahasa
Belanda:yankni genetica, yang diadaptasi dari bahasa Inggris : genetics, dibentuk dari
kata bahasa Yunani: gennoyang berarti “melahirkan”) adalah cabang biologi yang
mempelajari pewarisan sifat pada organisme atau juga suborganisme
4
(seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dijelaskan bahwa genetika
merupakan ilmu mengenai gen dan segala aspeknya.
B. Rumusan Masalah
• Bagaimana dan apa itu kepribadian?
• Apa pengaruh genetik, lingkungan, dan budaya terhadap kepribadian?
C. Tujuan Penulisan
• Untuk mengetahui apa itu kepribadian
• Untuk mengetahui pengaruh antara genetik,lingkungan, dan budaya terhadap
kepribadian
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir
berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus)
para ahli. Objek kajian kepribadian adalah “human behavior”, perilaku manusia, yang
pembahasannya, terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku tersebut. 1
Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkah
laku, kesadaran dan ketidak sadaran. Kepribadian pembimbing orang untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal
kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Ketika
mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan
harmoni antar semua elemen kepribadian.2
Pengertian kepribadian adalah suatu kesatuan yang fungsional antara fisik dan
psikis atau jiwa raga dalam diri individu yang membentuk karakter atau ciri khas
1
Kusmayadi, Muhammad Agus. 2001. Profil Kepribadian Siswa Berprestasi Unggul dan Ashor
berdasarkan
Program Studi. Hlm 1
2
Alwisol. 2009. Hlm. 39
3
Syamsu dan Nurihsan. 2007. Hlm.
6
maupun sikap batinnya sebagai bentuk terhadap penyesuaian dengan lingkungannya.
Dan penulis lebih condong pada pendapatnya Ustmanajati seorang teoritis muslim
yang bernama Dr.M.Utsman Najati, memberikan definisi bahwa “kepribadian adalah
organisasi yang dinamis dari peralatan fisik dan psikis dalam diri individu yang
membentuk karakternya yang unik dalam penyesuaiannya dengan lingkungan”,
karena untuk membentuk kepribadian yang unik harus ada unsur-unsur fisik maupun
psikisnya keduanya harus kompromi. Pengkompromian antara kebutuhan-kebutuhan
tubuh dan kebutuhan jiwa, karena dalam Islam harus ada keseimbangan antara aspek-
aspek material dan spiritual dalam diri manusia. Perlunya keseimbangan dalam
kepribadian ini dikemukakan dalam al-Qur'an surat al-Qashash ayat 77:
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS.
Al-Qashash : 77)
1. Aspek-aspek Kepribadian
Menurut Freud yang dikutip oleh Sumadi Suryarata, kepribadian terdiri atas tiga
aspek, yaitu:4
4
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila(Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2001), 69.
7
aspek intelektual merupakan penyadaran, pembudayaan, dan pengajaran, sedangkan
aspek rohani merupajan keterbukaan, kemandirian, dan pengendalian diri.
1. Aspek Jasmani
Aspek ini dimasukkan tingkah laku individu yang bersumber dan dipengaruhi oleh
tenaga-tenaga jasmani, meliputi seluruh tenaga-tenaga yang bersumber pada
bekerjanya kelenjar-kelenjar darah, alat-alat pernafasan serta saraf. Terkadang aspek
jasmani ini sebagai muslim, hendaknya selalu memperhatikan tubuh, kesehatan,
kekuatan, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan batas-batasnya yang
diperkenankan oleh agama seperti makan, minum, kebutuhan pakaian, berolahraga,
dan sebagainya.
2. Aspek Rohani
Setelah melewati fase penciptaan manusia dari turab menjadi tanah, kemudian
menjadi lumpur yang hitam yang diberi bentuk kemudian tanah kering seperti
tembikar, Allah meniupkan roh kepadanya.Dengan roh ciptaan ini membuat manusia
mempunyai sifat-sifat yang luhur dan mengikuti kebenaran. Ia adalah unsur tinggi
yang di dalamnya terkandung kesiapan manusia untuk merealisasikan hal-hal yang
paling luhur dan sifat-sifat yang paling suci.Tenaga kerohanian ini dikenal dengan
istilah budhi. Tenaga ini adalah inti dari kerohanian dan kepribadian manusia. Inilah
yang dapat menerima ilham (intuisi), menerima wahyu yang dapat meyakini adanya
Tuhan, malaikat, rasul-rasul, hari kiamat, kitab-kitab, dan takdir. Selain itu roh juga
yang membuatnya siap untuk mengenal Allah, beriman kepada-Nya, dan
menyembah-Nya, memperoleh ilmu pengetahuan dan mendayagunakannya untuk
kemakmuran bumi, dan berpegang teguh pada nilai-nilai dan tuntunan yang luhur
dalam tingkah laku individual dan soaialnya. Karena nilai-nilai yang ada pada
seseorang dipengaruhi oleh adat istiadat, etika, kepercayaan, dan agama yang
dianutnya. Semua itu mempengaruhi sikap, pendapat, dan pandangan kita yang
selanjutnya tercermin dalam cara-cara kita bertindak dan bertingkah laku. Dalam
aspek rohani terkadang sifat-sifat malaikat tercermin dalam kehidupannya untuk
mengenal Allah, beriman kepada-Nya dan memuja-Nya. Aspek rohani ini akan
memberi corak kepribadian yang mengarah kepada ketundukan dan ketaatan kepada
Allah dan menuntun kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
8
Unsur-unsur aspek kejiwaan (nafs) terdiri atas karsa, rasa, dan cipta atau juga natiqoh-
natiqoh. Semua unsur ini saling berhubungan, mempengaruhi antara satu dengan
lainnya. Utsman Najati membagi jiwa (nafs) ke dalam tiga pengertian yaitu, jiwa yang
cenderung kepada kejahatan, jiwa yang menyesali kepada dirinya sendiri, dan jiwa
yang tenang.5
Ketika kepribadian seseorang pada tahapan manusiawi yang rendah, dimana hawa
nafsu dan kelezatan fisik duniawinya lebih dominan maka jiwa yang demikian ini
disebut “jiwa yang cenderung kepada kejahatan”. Kemudian ketika seseorang
mengadakan perhitungan terhadap berbagai kesalahan yang diperbuatnya itu dan
berusaha untuk mencegah dirinya dari perbuatan-perbuatan yang akan menyebabkan
amarah atau murka Allah dan membuat hati sanubarinya merasa berdosa, namun ia
tidak selalu berhasil dalam upayanya, sebab kadang upayanya melemah dan membuat
terjerumus ke dalam kesalahan. Kepribadian pada tahapan ini disebut “jiwa yang
menyesali dirinya sendiri”.Selanjutnya apabila kepribadian seseorang telah mencapai
puncak peringkat kematangan dan kesempurnaan manusia, dimana terjadi
keseimbangan antara tuntunan fisik dan spiritualnya, maka keadaan jiwa yang
demikian itu disebut “jiwa yang tenang atau jiwa yang mutmainah”.mempunyai
pengertian jiwa yang aman atau jiwa yang beriman.
Berikut ini terdapat beberapa pengertian kepribadian menurut para ahli, terdiri atas :
Menurut George Herbert Mead kepribadian ialah tingkah laku pada manusia yang
berkembang melalui perkembangan diri. Perkembangan kepribadian dalam diri
seseorang telah berlangsung seumur hidup, menurutnya manusia akan berkembang
dengan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyrakat.
2. Theodore M. Newcomb
5
Utsman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa., 252.
9
indivindu untuk dapat berbuat, mengetahui, berfikir dan merasakan dengan secara
khsusu jika ia berhubungan dengan orang lain atau juga pada saat ia menghadapi
suatu masalah/keadaan.
3. Robert Sutherland
4. Koentjaraningrat
2. Struktur Kepribadian
Struktur kepribadian merupakan unsur-unsur atau komponen yang membentuk
diri seseorang secara psikologis. Jung sebenarnya tidak membahas struktur
kepribadian secara khusus melainkan tentang jiwa. Menurut Jung dalam Syamsu dkk
menjelaskan bahwa “psyche embraces all thought, feeling and behavior, conscious
and unconscious” atau kepribadian itu adalah seluruh pemikiran, perasaan dan
perilaku nyata yang disadari mapun yang tidak disadari.6
1. Dimensi Kesadaran
a. Fungsi Jiwa
6
Yusuf dan Nurihsan,Op.cit, hlm. 74
10
Fungsi jiwa ialah bentuk suatu aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak Berubah
dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan empat Fungsi jiwa yang
pokok. Pikiran dan perasaan adalah fungsi jiwa yang rasional. Pikiran dan perasaan
bekerja dengan penilaian. Penilaian menilai atas dasar Benar dan salah. Adapun
perasaan menilai atas dasar menyenangkan dan tidak Menyenangkan. Kedua fungsi
jiwa yang irrasional yaitu pendirian dan intuisi Tidak memberikan penilaian,
melainkan hanya semata-mata pengamatan. Pendirian mendapatkan pengamatan
dengan sadar melalui indra. Adapun Intuisi mendapat pengamatan secara tidak sadar
melalui naluri. Pada dasarnya Setiap manusia memiliki keempat fungsi jiwa itu, akan
tetapi biasanya hanya Salah satu fungsi saja yang paling berkembang (dominan).
Fungsi yang paling Berkembang itu merupakan fungsi superior dan menentukan tipe
kepribadian Orangnya. Jadi ada tipe pemikir, tipe perasa, tipe pendirian dan tipe
intuitif.
b. Sikap Jiwa
Sikap jiwa ialah arah dari energi psikis atau libido yang menjelma dalam Bentuk
orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu Dapat keluar
ataupun ke dalam diri individu. Begitu juga arah orientasi manusia Terhadap
dunianya, dapat keluar atau pun ke dalam dirinya. Tiap orang mengadakan orientasi
terhadap sekelilingnya berbeda satu sama lain. Berdasarkan atas sikap jiwanya,
manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitu :
2. Dimensi Ketidaksadaran
a. Ketidaksadaran Pribadi
Ketidaksaran pribadi berisi hal yang diperoleh individu selama hidupnya namun
tertekan dan terlupakan. Ketidaksaran pribadi terdiri dari pengalaman yang disadari
11
tetapi kemudian di tekan, dilupakan, diabaikan serta pengalaman yang terlalu lemah
untuk menciptakan kesan sadar pada pribadi seseorang. Ketidaksadaran pribadi berisi
hal yang teramati, terpikirkan dan terasakan dibawah ambang kesadaran.
Ketidaksadaran pribadi berisi kompleks (konstelasi) perasaan, pikiran, persepsi,
ingatan yang terdapat dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks memiliki inti yang
bertindak sebagai magnet menarik berbagai pengalaman ke arahnya.
b. Ketidaksadaran Kolektif
7
Alex Sobur, Op.cit. hlm. 313
8
Ibid, hlm. 313
12
Lingkungan menurut Sobur juga berpengaruh dalam proses pembentuk
kepribadian anak. Dalam hubungan pengaruh mempengaruhi, terlihat bahwa anak
dalam perkembangan dirinya memperlihatkan sifat-sifat yang tertuju pada
lingkungan. Lingkungan menerima sifat tersebut dan memperlihatkan reaksi yang
dibentuk atas dasar sifat-sifat, penampilan anak, dan pengolahan lingkungan itu. Jadi,
lingkungan juga berubah dan memperlihatkan proses perubahan. Lingkungan yang
berubah itu memberikan juga perangsang pada anak, yang berpengaruh terhadap
perkembangan anak khususnya perkembangan pembentukan kepribadian. Dengan
demikian, anak yang berkembang memberikan penampilan pada lingkungan pada satu
pihak dan di pihak lain menerima penampilan lingkungan yang mengubahnya.
Menurut Yusuf dan Nurihsan menjelaskan bahwa secara garis besar ada dua
faktor utama yang mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan
kepribadian, yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (environment),
yaitu :
Faktor genetika menjelaskan bahwa kepribadian juga dapat dipengaruhi oleh salah
satu fakor tersebut. Bermula adanya hereditas individu yang akan lahir dibentuk oleh
23 kromosom (pasangan x x) dari ibu, dan 23 kromosom (pasangan x y) dari ayah.
Berbagai studi tentang perkembangan prenatal (sebelum kelahiran atau masa dalam
kandungan menunjukkan bahwa kemampuan menyesuaikan diri terhadap kehidupan
setelah kelahiran (post natal) berdasar atau bersumber pada masa konsepsi.
Kepribadian sebenarnya tidak mendapat pengaruh langsung dari gen dalam
pembentukannya, karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah: kualitas
system syaraf, keseimbangan biokimia tubuh.
2. Lingkungan
13
b. Membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungannya sangat
baik atau kondusif, perkembangan kepribadian itu tidak dapat melebihi kapasitas
atau potensi hereditas) dan mempengaruhi keunikan kepribadian.
Genetik berasal dari kata genetika yang merupakan kata serapan dari bahasa
Belanda:yankni genetica, yang diadaptasi dari bahasa Inggris: genetics, dibentuk dari
kata bahasa Yunani: gennoyang berarti “melahirkan”) adalah cabang biologi yang
mempelajari pewarisan sifat pada organisme atau juga suborganisme
(seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dijelaskan bahwa genetika
merupakan ilmu mengenai gen dan segala aspeknya. Pertama kali istilah “genetika”
diperkenalkan oleh William Bateson dalam sebuah surat pribadi kepada Adam
Chadwick yang ia gunakan pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3
pada tahun 1906. Di dalam kehidupan sosial bermasyarakat kita sering
mengungkapkan bahwa orang orang cenderung mewarisi sifat dari orang tua,
sehingga tentunya maka sering kita mendengar istilah buah jatuh tidak jauh dari
pohonnya.
Teori genetik sendiri mengacu kepada teori pewarisan sifat yang memang sudah
di bawa dan melekat sejak lahir. Secara umum, Manusia, memiliki kemampuan
menurunkan sifat-sifat kepada keturunannya. Karena kemampuannya itulah setiap
14
manusia memiliki sifat yang berbeda. Pewarisan sifat atau hereditas ini merupakan
penurunan sifat dari induk (orang tua) kepada keturunannya (anak). Sifat yang
diturunkan ini dapat berupa apa saja.
Misalnya contohnya, warna kulit yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya
ataupun juga tinggi badan yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Ilmu yang
mempelajari tentang pewarisan sifat ini disebut dengan isatilah ilmu Genetika. Selain
sifat dari luar, sifat karakter dan kepribadian juga tentu dapat diturunkan dari anak ke
orang tua seperti pada teori citra dalam komunikasi perusahaan.Pewarisan sifat ini
dikemukakan pertama kali oleh ahli Gregor Johann Mendel (1858-1866) yang dikenal
sebagai Bapak Genetika. Gregor Johann Mendel melakukan sebuah percobaan pada
kacang ercis (Pisum sativum). 9
9
https://dosenpsikologi.com/teori-genetik-dalam-psikologi
sosial/amp#referrer=https://www.google.com&csi=0
15
bahwa keadaan sikap orang tua ketika si anak dalam kandungan telah mempunyai
pengaruh terhadap perubahan jiwa si anak di kemudian hari”.10
Dari keterangan tersebut, sikap orang tua pada waktu itu (ketika anak masih
dalam kandungan) jelas amat mempengaruhi dalam pembentukan kepribadian anak.
Bahkan Dr. Kartini Kartono dan Dr. Jenny Andani mengemukakan bahwa :“ Jelas
bahwa manusia dilahirkan di dunia bukan hanya semisal kertas kosong, yang akan
terbentuk kepribadiannya oleh gambar, tulisan, dan percikan pengaruh yang
digoreskan oleh lingkungan yang berupa pengalaman dan pendidikan”.11
Keadaan fisik, baik yang berasal dari keturunan maupun yang merupakan
pembawaan yang dibawa sejak lahir itu memainkan peranan yang penting pada
kepribadian seseorang, tidak ada yang mengingkarinya. Namun demikian, itu hanya
merupakan salah satu faktor saja. Kita mengetahui bahwa dalam perkembangan dan
pembentukan kepribadian selanjutnya faktor-faktor lain terutama faktor lingkungan
dan pendidikan tidak dapat kita abaikan.12
10
Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), 59.
11
Kartini Kartono dan Jenny Andani, Hyegene Mental: Kesehatan Mental dalam Islam,
(Bandung: Mandar Maju, 2008), 308
12
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000). 160.
16
laku, semua tadi berpeluang sekali dalam mempengaruhi rohani atau kejiwaan
seseorang.
“Lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan
yang senantiasa berkembang”.
1. Lingkungan Keluarga
“Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan anak, memberikan pengaruh yang menentukan bagi pembentukan
watak dan kepribadian anak menuju kedewasaannya”.
Artinya: Hai orang- orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka (at-Tahrim : 5)
Untuk itu perlu kita ketahui beberapa sifat lingkungan rumah (keluarga) yang
memungkinkan anak membentuk sifat-sifat kepribadian yang dapat diterima oleh
17
masyarakat umum, antara lain adalah kesediaan orangtua menerima anak sebagai
anggota yang berharga, pertengkaran dan perselisihan paham antara orangtua supaya
tidak terjadi di hadapan anak, adanya sikap demokratis yang memungkinkan setiap
anggota keluarga mengikuti arah minatnya sendiri, sejauh tidak menyakiti orang lain,
baik di lingkungan keluarga maupun di-luar lingkungan keluarga, penyesuaian yang
baik antara ayah dan ibu dalam pernikahan, keadaan ekonomi yang serasi serta
penerimaan (akseptasi) sosial para tetangga terhadap keluarga.13
2. Lingkungan Sekolah
3. Lingkungan Masyarakat
Cara dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali,
meliputi pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian, sikap dan
minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
13
Singgih D. Gunarso, Psikologi untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 1992), 75-76.
18
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa masing-masing faktor (keluarga,
sekolah, lingkungan masyarakat) saling mempengaruhi dalam proses pembentukan
kepribadian seseorang. Mengenai hal ini juga senada dengan aliran empirisme, yaitu
suatu aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan lingkungan sebagai
penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Aliran ini dipelopori oleh John Locke (1632-
1704). Selain kedua faktor tersebut, masih ada faktor yang mempengaruhi
kepribadian. Faktor tersebut dikemukakan oleh aliran konvergensi. Aliran ini
menggabungkan dua aliran di atas yang menitikberatkan pada interaksi antara faktor
hereditas dan faktor lingkungan dalam proses pemunculan tingkah laku.
Selain dari kedua faktor tersebut, juga ada beberapa faktor yang membentuk
kepribadian anak, yaitu faktor peranan cinta kasih dalam pembinaan kepribadian,
faktor tidak menghina dan mengurangi hak anak, faktor perhatian pada perkembangan
kepribadian, dan faktor menghindari penggunaan kata kotor.
19
oleh orang asing. Watak ini dapat dilihat pada gaya tingkah laku masyarakat,
kebiasaan maupun hasil karya benda mereka.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang
menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut
“berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian
supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut
“tidak punya kepribadian”. Dalam arti lain kepribadian adalah suatu kesatuan yang
fungsional antara fisik dan psikis atau jiwa raga dalam diri individu yang membentuk
karakter atau ciri khas maupun sikap batinnya sebagai bentuk terhadap penyesuaian
dengan lingkungannya.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk membantu proses pembelajaran pada mata
kuliah Psikologi Umum. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik dari ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
22