Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEPERIBADIAN, TEORI KEPRIBADIAN GENETIK DAN


PENGARUH GENETIK, LINGKUNGAN DAN BUDAYA
TERHADAP KEPRIBADIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum


Disusun Oleh:
Kelompok II

DOSEN PENGAMPU : FAUZIAH NASUTION, M. Psi

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 9

MUHAMMAD RAFI (0301203055)

DEVI YANI PASARIBU (0301202208)

LIDYA PUSPITA SARI (0301203066)

SEMESTER II/PAI-2

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu


WaTa’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim karena atas berkat
rahmat dan kasih sayang-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Kepribadian,Teroi Kepribadian Genetik dan Pengaruh Genetik,Lingkungan
dan Budaya Terhadap Genetik untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Umum dengan dosen pengampu Ibu Fauziah Nasution, M.Psi

Dan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Umum, Ibu Fauziah Nasution, M.Psi yang telah mengarahkan dan
membimbing pembelajaran dan pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, walaupun penulis
telah berusaha menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini dengan senang hati penulis terima. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Medan, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 5
BAB II....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN....................................................................................................................... 6
A. Pengertian Kepribadian.............................................................................................. 6
1. Aspek-aspek Kepribadian....................................................................................... 7
2. Struktur Kepribadian ........................................................................................... 10
3. Proses Pembentukan Kepribadian....................................................................... 12
B. Teori Kepribadian Genetik ...................................................................................... 14
C. Pengaruh Genetik Terhadap Kepribadian ............................................................. 15
D. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kepribadian ...................................................... 16
E. Pengaruh Budaya Terhadap Kepribadian .............................................................. 19
BAB III ................................................................................................................................... 21
PENUTUP .............................................................................................................................. 21
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 21
B. Saran ........................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain. Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang
menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut
“berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian
supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut
“tidak punya kepribadian”. Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan
bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang
merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu
yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur
tumbuh dan mengalami perubahan.

Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan


tingkah laku, kesadaran dan ketidak sadaran. Kepribadian pembimbing orang untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal
kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Ketika
mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan
harmoni antar semua elemen kepribadian.

Genetik Dalam Psikologi Sosial menjadi salah satu teori yang menarik untuk
dibahas. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat, hubungan diantara manusia namun
ternyata tidak selamanya berjalan lancar.Adakalanya muncul kesalah pahaman dan,
perselisihan, pertengkaran, permusuhan, bahkan peperangan. Lingkup kejadiannya
tidak saja terjadi dalam skala yang kecil ditingkat keluarga dan lingkungan kelurahan
tetapi juga dapat terjadi dalalm skala yang lebih besar ditingkat nasional dan
internasional.

Genetik berasal dari kata genetika yang merupakan kata serapan dari bahasa
Belanda:yankni genetica, yang diadaptasi dari bahasa Inggris : genetics, dibentuk dari
kata bahasa Yunani: gennoyang berarti “melahirkan”) adalah cabang biologi yang
mempelajari pewarisan sifat pada organisme atau juga suborganisme

4
(seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dijelaskan bahwa genetika
merupakan ilmu mengenai gen dan segala aspeknya.

B. Rumusan Masalah
• Bagaimana dan apa itu kepribadian?
• Apa pengaruh genetik, lingkungan, dan budaya terhadap kepribadian?

C. Tujuan Penulisan
• Untuk mengetahui apa itu kepribadian
• Untuk mengetahui pengaruh antara genetik,lingkungan, dan budaya terhadap
kepribadian

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir
berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus)
para ahli. Objek kajian kepribadian adalah “human behavior”, perilaku manusia, yang
pembahasannya, terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku tersebut. 1
Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkah
laku, kesadaran dan ketidak sadaran. Kepribadian pembimbing orang untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal
kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Ketika
mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan
harmoni antar semua elemen kepribadian.2

Adapun kepribadian merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris personality. Kata


personality sendiri berasal dari Bahasa Latin persona yang berarti topeng yang
3
digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan.
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang
menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut
“berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian
supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut
“tidak punya kepribadian”. Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan
bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang
merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu
yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur
tumbuh dan mengalami perubahan.

Pengertian kepribadian adalah suatu kesatuan yang fungsional antara fisik dan
psikis atau jiwa raga dalam diri individu yang membentuk karakter atau ciri khas

1
Kusmayadi, Muhammad Agus. 2001. Profil Kepribadian Siswa Berprestasi Unggul dan Ashor
berdasarkan
Program Studi. Hlm 1
2
Alwisol. 2009. Hlm. 39
3
Syamsu dan Nurihsan. 2007. Hlm.

6
maupun sikap batinnya sebagai bentuk terhadap penyesuaian dengan lingkungannya.
Dan penulis lebih condong pada pendapatnya Ustmanajati seorang teoritis muslim
yang bernama Dr.M.Utsman Najati, memberikan definisi bahwa “kepribadian adalah
organisasi yang dinamis dari peralatan fisik dan psikis dalam diri individu yang
membentuk karakternya yang unik dalam penyesuaiannya dengan lingkungan”,
karena untuk membentuk kepribadian yang unik harus ada unsur-unsur fisik maupun
psikisnya keduanya harus kompromi. Pengkompromian antara kebutuhan-kebutuhan
tubuh dan kebutuhan jiwa, karena dalam Islam harus ada keseimbangan antara aspek-
aspek material dan spiritual dalam diri manusia. Perlunya keseimbangan dalam
kepribadian ini dikemukakan dalam al-Qur'an surat al-Qashash ayat 77:

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS.
Al-Qashash : 77)

1. Aspek-aspek Kepribadian
Menurut Freud yang dikutip oleh Sumadi Suryarata, kepribadian terdiri atas tiga
aspek, yaitu:4

1. Das Es (the id), yaitu aspek biologis.


2. Das ich (the ego), yaitu aspek pskologis.
3. Das ueber ich (the superego), yaitu aspek sosiologis.

Ketiga aspek tersebut merupakan aspek struktural dari kepribadian seseorang.Ahmad


D. Marimba secara garis besarnya membagi aspek-aspek kepribadian manusia
menjadi tiga, yaitu aspek jasmaniah, aspek kejiwaan, dan aspek kerohanian yang
luhur.

Hal senada juga diungkapkan DR. Abdullah Nashih Ulwan, bahwa


pengembangan kepribadian anak meliputi tiga aspek, yaitu : jasmani, intelektual, dan
aspek rohani atau kejiwaan. Aspek jasmani merupakan persiapan dan pembentukan,

4
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila(Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2001), 69.

7
aspek intelektual merupakan penyadaran, pembudayaan, dan pengajaran, sedangkan
aspek rohani merupajan keterbukaan, kemandirian, dan pengendalian diri.

1. Aspek Jasmani

Aspek ini dimasukkan tingkah laku individu yang bersumber dan dipengaruhi oleh
tenaga-tenaga jasmani, meliputi seluruh tenaga-tenaga yang bersumber pada
bekerjanya kelenjar-kelenjar darah, alat-alat pernafasan serta saraf. Terkadang aspek
jasmani ini sebagai muslim, hendaknya selalu memperhatikan tubuh, kesehatan,
kekuatan, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan batas-batasnya yang
diperkenankan oleh agama seperti makan, minum, kebutuhan pakaian, berolahraga,
dan sebagainya.

2. Aspek Rohani

Setelah melewati fase penciptaan manusia dari turab menjadi tanah, kemudian
menjadi lumpur yang hitam yang diberi bentuk kemudian tanah kering seperti
tembikar, Allah meniupkan roh kepadanya.Dengan roh ciptaan ini membuat manusia
mempunyai sifat-sifat yang luhur dan mengikuti kebenaran. Ia adalah unsur tinggi
yang di dalamnya terkandung kesiapan manusia untuk merealisasikan hal-hal yang
paling luhur dan sifat-sifat yang paling suci.Tenaga kerohanian ini dikenal dengan
istilah budhi. Tenaga ini adalah inti dari kerohanian dan kepribadian manusia. Inilah
yang dapat menerima ilham (intuisi), menerima wahyu yang dapat meyakini adanya
Tuhan, malaikat, rasul-rasul, hari kiamat, kitab-kitab, dan takdir. Selain itu roh juga
yang membuatnya siap untuk mengenal Allah, beriman kepada-Nya, dan
menyembah-Nya, memperoleh ilmu pengetahuan dan mendayagunakannya untuk
kemakmuran bumi, dan berpegang teguh pada nilai-nilai dan tuntunan yang luhur
dalam tingkah laku individual dan soaialnya. Karena nilai-nilai yang ada pada
seseorang dipengaruhi oleh adat istiadat, etika, kepercayaan, dan agama yang
dianutnya. Semua itu mempengaruhi sikap, pendapat, dan pandangan kita yang
selanjutnya tercermin dalam cara-cara kita bertindak dan bertingkah laku. Dalam
aspek rohani terkadang sifat-sifat malaikat tercermin dalam kehidupannya untuk
mengenal Allah, beriman kepada-Nya dan memuja-Nya. Aspek rohani ini akan
memberi corak kepribadian yang mengarah kepada ketundukan dan ketaatan kepada
Allah dan menuntun kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

3. Aspek Psikologis (Nafs)

8
Unsur-unsur aspek kejiwaan (nafs) terdiri atas karsa, rasa, dan cipta atau juga natiqoh-
natiqoh. Semua unsur ini saling berhubungan, mempengaruhi antara satu dengan
lainnya. Utsman Najati membagi jiwa (nafs) ke dalam tiga pengertian yaitu, jiwa yang
cenderung kepada kejahatan, jiwa yang menyesali kepada dirinya sendiri, dan jiwa
yang tenang.5

Ketika kepribadian seseorang pada tahapan manusiawi yang rendah, dimana hawa
nafsu dan kelezatan fisik duniawinya lebih dominan maka jiwa yang demikian ini
disebut “jiwa yang cenderung kepada kejahatan”. Kemudian ketika seseorang
mengadakan perhitungan terhadap berbagai kesalahan yang diperbuatnya itu dan
berusaha untuk mencegah dirinya dari perbuatan-perbuatan yang akan menyebabkan
amarah atau murka Allah dan membuat hati sanubarinya merasa berdosa, namun ia
tidak selalu berhasil dalam upayanya, sebab kadang upayanya melemah dan membuat
terjerumus ke dalam kesalahan. Kepribadian pada tahapan ini disebut “jiwa yang
menyesali dirinya sendiri”.Selanjutnya apabila kepribadian seseorang telah mencapai
puncak peringkat kematangan dan kesempurnaan manusia, dimana terjadi
keseimbangan antara tuntunan fisik dan spiritualnya, maka keadaan jiwa yang
demikian itu disebut “jiwa yang tenang atau jiwa yang mutmainah”.mempunyai
pengertian jiwa yang aman atau jiwa yang beriman.

Berikut ini terdapat beberapa pengertian kepribadian menurut para ahli, terdiri atas :

1. George Herbert Mead

Menurut George Herbert Mead kepribadian ialah tingkah laku pada manusia yang
berkembang melalui perkembangan diri. Perkembangan kepribadian dalam diri
seseorang telah berlangsung seumur hidup, menurutnya manusia akan berkembang
dengan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyrakat.

2. Theodore M. Newcomb

Menurut Theodore M. Newcomb kepribadian ialah suatu kelompok sikap yang


dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal ini berarti bahwa
kepribadian itu bertujuan untuk menunjukkan kelompok dari tingkah-tingkah seorang

5
Utsman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa., 252.

9
indivindu untuk dapat berbuat, mengetahui, berfikir dan merasakan dengan secara
khsusu jika ia berhubungan dengan orang lain atau juga pada saat ia menghadapi
suatu masalah/keadaan.

3. Robert Sutherland

Menurut Robert Sutherland kepribadian ialah abstraksi indivindu dan kelakuannya


sebagaimana halnya sama lingkungan masyarakat dan kebudayaan. Oleh karena itu
kepribadian digambarkan sebagai hubungan saling mempengaruhi antara tiga aspek
tersebut.

4. Koentjaraningrat

Menurut Koentjaraningrat kepribadian ialah beberapa ciri watak yang dipelihara


seseorang secara lahir, konsisten dan konsukuen. Setiap manusia melakukan proses
sosialisasi. Proses sosialisasi berlangsung selama manusia masih hidup didunia ini,
kepribadian seseorang indivindu dapat terbentuk dalam bertingkah laku sehingga
indivindu memiliki identitas khusus yang berbeda dengan orang lain.

2. Struktur Kepribadian
Struktur kepribadian merupakan unsur-unsur atau komponen yang membentuk
diri seseorang secara psikologis. Jung sebenarnya tidak membahas struktur
kepribadian secara khusus melainkan tentang jiwa. Menurut Jung dalam Syamsu dkk
menjelaskan bahwa “psyche embraces all thought, feeling and behavior, conscious
and unconscious” atau kepribadian itu adalah seluruh pemikiran, perasaan dan
perilaku nyata yang disadari mapun yang tidak disadari.6

Struktur kepribadian manusia terdiri dari :

1. Dimensi Kesadaran

Dimensi kesadaran adalah penyesuaian terhadap dunia luar individu.Dimensi


kesadaran manusia mempunyai dua komponen pokok yaitu :

a. Fungsi Jiwa

6
Yusuf dan Nurihsan,Op.cit, hlm. 74

10
Fungsi jiwa ialah bentuk suatu aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak Berubah
dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan empat Fungsi jiwa yang
pokok. Pikiran dan perasaan adalah fungsi jiwa yang rasional. Pikiran dan perasaan
bekerja dengan penilaian. Penilaian menilai atas dasar Benar dan salah. Adapun
perasaan menilai atas dasar menyenangkan dan tidak Menyenangkan. Kedua fungsi
jiwa yang irrasional yaitu pendirian dan intuisi Tidak memberikan penilaian,
melainkan hanya semata-mata pengamatan. Pendirian mendapatkan pengamatan
dengan sadar melalui indra. Adapun Intuisi mendapat pengamatan secara tidak sadar
melalui naluri. Pada dasarnya Setiap manusia memiliki keempat fungsi jiwa itu, akan
tetapi biasanya hanya Salah satu fungsi saja yang paling berkembang (dominan).
Fungsi yang paling Berkembang itu merupakan fungsi superior dan menentukan tipe
kepribadian Orangnya. Jadi ada tipe pemikir, tipe perasa, tipe pendirian dan tipe
intuitif.

b. Sikap Jiwa

Sikap jiwa ialah arah dari energi psikis atau libido yang menjelma dalam Bentuk
orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu Dapat keluar
ataupun ke dalam diri individu. Begitu juga arah orientasi manusia Terhadap
dunianya, dapat keluar atau pun ke dalam dirinya. Tiap orang mengadakan orientasi
terhadap sekelilingnya berbeda satu sama lain. Berdasarkan atas sikap jiwanya,
manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitu :

1) Manusia yang bertipe ekstroversi


2) Manusia yang bertipe introversi.

2. Dimensi Ketidaksadaran

Dimensi ketidaksadaran adalah suatu dimensi yang melakukan penyesuaian terhadap


dunia dalam individu. Dimensi ketidaksadaran kepribadian seseorang mempunyai dua
lingkaran yaitu :

a. Ketidaksadaran Pribadi

Ketidaksaran pribadi berisi hal yang diperoleh individu selama hidupnya namun
tertekan dan terlupakan. Ketidaksaran pribadi terdiri dari pengalaman yang disadari

11
tetapi kemudian di tekan, dilupakan, diabaikan serta pengalaman yang terlalu lemah
untuk menciptakan kesan sadar pada pribadi seseorang. Ketidaksadaran pribadi berisi
hal yang teramati, terpikirkan dan terasakan dibawah ambang kesadaran.
Ketidaksadaran pribadi berisi kompleks (konstelasi) perasaan, pikiran, persepsi,
ingatan yang terdapat dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks memiliki inti yang
bertindak sebagai magnet menarik berbagai pengalaman ke arahnya.

b. Ketidaksadaran Kolektif

Ketidaksadaran kolektif atau transpersonal adalah gudang bekas ingatan laten


yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang. Ketidaksadaran kolektif adalah
sisa psikis perkembangan evolusi manusia yang menumpuk akibat dari pengalaman
yang berulang selama banyak generasi.

3. Proses Pembentukan Kepribadian


Menurut Sobur kepribadian merupakan suatu kesatuan aspek jiwa dan badan,
yang menyebabkan adanya kesatuan dalam tingkah laku dan tindakan seseorang, hal
ini disebut integrasi. Integrasi dari pola-pola kepribadian yang dibentuk oleh
seseorang dan pembentukan pola kepribadian ini terjadi melalui proses interaksi
dalam dirinya sendiri, dengan pengaruh-pengaruh dari lingkungan luar. 7

Menurut Murray bahwa faktor-faktor genetika dan pematangan mempunyai


peranan penting dalam perkembangan keperibadian. Setiap masa perkembangan
manusia atau seseorang terjadi proses-proses genetik pematangan. Selama masa
pertama, yaitu masa kanak-kanak, adolesen dan masa dewasa awal, komposisi
struktural baru muncul dan menjadi bertambah banyak. Masa usia setengah baya
ditandai oleh rekomposisi konservasif atas struktur dan fungsi yang telah muncul.
Selama masa terakhir, masa usia lanjut, kapasitas untuk membentuk komposisi baru
menjadi berkurang. Sebaliknya, atrofi dari bentuk dan fungsi yang ada menjadi
meningkat. Dalam setiap periode, terdapat banyak program peristiwa tingkah laku dan
pengalaman yang lebih kecil yang berlangsung di bawah bimbingan proses
pematangan yang dikontrol secara genetis. 8

7
Alex Sobur, Op.cit. hlm. 313

8
Ibid, hlm. 313

12
Lingkungan menurut Sobur juga berpengaruh dalam proses pembentuk
kepribadian anak. Dalam hubungan pengaruh mempengaruhi, terlihat bahwa anak
dalam perkembangan dirinya memperlihatkan sifat-sifat yang tertuju pada
lingkungan. Lingkungan menerima sifat tersebut dan memperlihatkan reaksi yang
dibentuk atas dasar sifat-sifat, penampilan anak, dan pengolahan lingkungan itu. Jadi,
lingkungan juga berubah dan memperlihatkan proses perubahan. Lingkungan yang
berubah itu memberikan juga perangsang pada anak, yang berpengaruh terhadap
perkembangan anak khususnya perkembangan pembentukan kepribadian. Dengan
demikian, anak yang berkembang memberikan penampilan pada lingkungan pada satu
pihak dan di pihak lain menerima penampilan lingkungan yang mengubahnya.

Menurut Yusuf dan Nurihsan menjelaskan bahwa secara garis besar ada dua
faktor utama yang mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan
kepribadian, yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (environment),
yaitu :

1. Faktor Genetika (pembawaan)

Faktor genetika menjelaskan bahwa kepribadian juga dapat dipengaruhi oleh salah
satu fakor tersebut. Bermula adanya hereditas individu yang akan lahir dibentuk oleh
23 kromosom (pasangan x x) dari ibu, dan 23 kromosom (pasangan x y) dari ayah.
Berbagai studi tentang perkembangan prenatal (sebelum kelahiran atau masa dalam
kandungan menunjukkan bahwa kemampuan menyesuaikan diri terhadap kehidupan
setelah kelahiran (post natal) berdasar atau bersumber pada masa konsepsi.
Kepribadian sebenarnya tidak mendapat pengaruh langsung dari gen dalam
pembentukannya, karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah: kualitas
system syaraf, keseimbangan biokimia tubuh.

2. Lingkungan

Walaupun begitu, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan


kepribadian adalah sebagai :

a. Sumber bahan mentah (raw materials) kepribadian seperti fisik,intelegensi, dan


temperamen.

13
b. Membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungannya sangat
baik atau kondusif, perkembangan kepribadian itu tidak dapat melebihi kapasitas
atau potensi hereditas) dan mempengaruhi keunikan kepribadian.

Menurut C.S Hall, dimensi-dimensi temperamen seperti emosional, aktivitas,


agresifitas dan reaktivitas bersumber dari plasma benih (gen) demikian juga halnya
dengan intelegintelege. Sehingga jika ditarik suatu kesimpulan bahwa faktor-faktor
yang mendorong proses pembentukan dan perkembangan kepribadian adalah faktor
hereditas (pembawaan atau gen) dan juga ditambah faktor lingkungan.

B. Teori Kepribadian Genetik


Genetik dalam Psikologi Sosial menjadi salah satu teori yang menarik untuk
dibahas. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat, hubungan diantara manusia namun
ternyata tidak selamanya berjalan lancar. Adakalanya muncul kesalah pahaman dan,
perselisihan, pertengkaran, permusuhan, bahkan peperangan. Lingkup kejadiannya
tidak saja terjadi dalam skala yang kecil ditingkat keluarga dan lingkungan kelurahan
tetapi juga dapat terjadi dalalm skala yang lebih besar ditingkat nasional dan
internasional.

Genetik berasal dari kata genetika yang merupakan kata serapan dari bahasa
Belanda:yankni genetica, yang diadaptasi dari bahasa Inggris: genetics, dibentuk dari
kata bahasa Yunani: gennoyang berarti “melahirkan”) adalah cabang biologi yang
mempelajari pewarisan sifat pada organisme atau juga suborganisme
(seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dijelaskan bahwa genetika
merupakan ilmu mengenai gen dan segala aspeknya. Pertama kali istilah “genetika”
diperkenalkan oleh William Bateson dalam sebuah surat pribadi kepada Adam
Chadwick yang ia gunakan pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3
pada tahun 1906. Di dalam kehidupan sosial bermasyarakat kita sering
mengungkapkan bahwa orang orang cenderung mewarisi sifat dari orang tua,
sehingga tentunya maka sering kita mendengar istilah buah jatuh tidak jauh dari
pohonnya.

Teori genetik sendiri mengacu kepada teori pewarisan sifat yang memang sudah
di bawa dan melekat sejak lahir. Secara umum, Manusia, memiliki kemampuan
menurunkan sifat-sifat kepada keturunannya. Karena kemampuannya itulah setiap

14
manusia memiliki sifat yang berbeda. Pewarisan sifat atau hereditas ini merupakan
penurunan sifat dari induk (orang tua) kepada keturunannya (anak). Sifat yang
diturunkan ini dapat berupa apa saja.

Misalnya contohnya, warna kulit yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya
ataupun juga tinggi badan yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Ilmu yang
mempelajari tentang pewarisan sifat ini disebut dengan isatilah ilmu Genetika. Selain
sifat dari luar, sifat karakter dan kepribadian juga tentu dapat diturunkan dari anak ke
orang tua seperti pada teori citra dalam komunikasi perusahaan.Pewarisan sifat ini
dikemukakan pertama kali oleh ahli Gregor Johann Mendel (1858-1866) yang dikenal
sebagai Bapak Genetika. Gregor Johann Mendel melakukan sebuah percobaan pada
kacang ercis (Pisum sativum). 9

C. Pengaruh Genetik Terhadap Kepribadian


Secara umum, para peneliti menemukan bahwa 50 persen dari kepribadian kita
diturunkan melalui gen, termasuk ketaatan terhadap otoritas,
kerentanan terhadap stres, dan keinginan untuk mengejar risiko. Bahkan, menurut
para peneliti, IQ kita pun 70 persen dipengaruhi oleh genetik dan 30 persen oleh
lingkungan.

Setiap manusia lahir di muka bumi ini mempunyai pembawaan sendiri-sendiri


yang mempengaruhi tingkah lakunya atau kepribadiannya, menurut situasi dan
kondisi di mana dia hidup.Dengan demikian manusia mempunyai dua kecenderungan
pembawaan, yaitu baik dan buruk. Sebenarnya faktor pembawaan atau keturunan
mempunyai pengaruh terhadap pembentukan kepribadian, yang mana faktor tersebut
ada sejak zaman azali atau ketika anak masih dalam kandungan ibunya, yaitu
pembawaan fitrah sebagai potensi dasar alamiah yang berupa naluri
keagamaan.Zakiyah Daradjat mengatakan sebagai berikut :“Seyogyanya agama
masuk dalam pribadi anak bersamaan dengan pertumbuhan pribadinya, yaitu sejak
lahir dan sejak dalam kandungan. Karena dalam pengamatan para ahli jiwa, tampak

9
https://dosenpsikologi.com/teori-genetik-dalam-psikologi
sosial/amp#referrer=https://www.google.com&csi=0

15
bahwa keadaan sikap orang tua ketika si anak dalam kandungan telah mempunyai
pengaruh terhadap perubahan jiwa si anak di kemudian hari”.10

Dari keterangan tersebut, sikap orang tua pada waktu itu (ketika anak masih
dalam kandungan) jelas amat mempengaruhi dalam pembentukan kepribadian anak.
Bahkan Dr. Kartini Kartono dan Dr. Jenny Andani mengemukakan bahwa :“ Jelas
bahwa manusia dilahirkan di dunia bukan hanya semisal kertas kosong, yang akan
terbentuk kepribadiannya oleh gambar, tulisan, dan percikan pengaruh yang
digoreskan oleh lingkungan yang berupa pengalaman dan pendidikan”.11

Pertumbuhan kepkepribadian seseorang terjadi melalui seluruh pengalaman


yang diterimanya sejak dalam kandungan. Sejak dalam kandungan, janin ini terdapat
pengaruh yang menyenangkan dan menjadi unsur positif dalam kepribadiannya yang
akan tumbuh kelak. Janin mendapat pengaruh sikap dan perasaan ibu terhadapnya
melalui syaraf-syaraf rahim ibu. Maka sikap positif ibu terhadap janin dan
ketentraman batinnya dalam hidup menyebabkan syaraf-syaraf bekerja lancar dan
wajar, karena tidak ada kegoncangan jiwa yang menegangkan

Keadaan fisik, baik yang berasal dari keturunan maupun yang merupakan
pembawaan yang dibawa sejak lahir itu memainkan peranan yang penting pada
kepribadian seseorang, tidak ada yang mengingkarinya. Namun demikian, itu hanya
merupakan salah satu faktor saja. Kita mengetahui bahwa dalam perkembangan dan
pembentukan kepribadian selanjutnya faktor-faktor lain terutama faktor lingkungan
dan pendidikan tidak dapat kita abaikan.12

D. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kepribadian


Lingkungan merupakan suatu faktor yang berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian karena lingkungan berhubungan langsung dengan seseorang, dimana
perkembangan seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Mulai cara bergaul,
mendapat pendidikan, berkeyakinan, berbahasa, berfikir, berakhlak dan bertingkah

10
Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), 59.

11
Kartini Kartono dan Jenny Andani, Hyegene Mental: Kesehatan Mental dalam Islam,
(Bandung: Mandar Maju, 2008), 308
12
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000). 160.

16
laku, semua tadi berpeluang sekali dalam mempengaruhi rohani atau kejiwaan
seseorang.

Mengenai lingkungan, Zakiyah Daradjat mengungkapkan sebagai berikut :

“Lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan
yang senantiasa berkembang”.

Untuk mempermudah pembahasan tentang faktor lingkungan, akan penulis bagi


menjadi tiga, yakni :

1. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menanamkan


ajaran agama sebagai pangkal kehidupan dalam mengembangkan kepribadian anak
sebagai bekal di kemudian hari. Senada dengan hal tersebut, Kartini Kartono dan
Jenny Andani mengungkapkan :

“Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan anak, memberikan pengaruh yang menentukan bagi pembentukan
watak dan kepribadian anak menuju kedewasaannya”.

Penanaman ajaran agama dalam keluarga sangat berpengaruh sekali terhadap


pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak dalam segala aspek kehidupannya,
sehingga keluarga dalam hal ini harus menanamkan ajaran agama kepada anak-anak
secara tepat. sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya: Hai orang- orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka (at-Tahrim : 5)

Seandainya para orangtua menaruh perhatian pendidikan terhadap anaknya, terutama


pendidikan agama, maka dengan sendirinya pendidikan yang bersifat umum akan
mengimbanginya.Di sini peranan orangtua sangat menentukan, terutama ayah dan ibu
sebagai penanggung jawab keluarga. Merekalah yang menentukan kemana keluarga
itu akan dibawa dan warna apa yang akan diberikan ke dalam keluarga. Anak-anak
sebelum dapat bertanggung jawab sendiri meminta bekal, cara berfikir, dan
sebagainya. Kebanyakan mereka menerima apa yang dilakukan orangtuanya.

Untuk itu perlu kita ketahui beberapa sifat lingkungan rumah (keluarga) yang
memungkinkan anak membentuk sifat-sifat kepribadian yang dapat diterima oleh

17
masyarakat umum, antara lain adalah kesediaan orangtua menerima anak sebagai
anggota yang berharga, pertengkaran dan perselisihan paham antara orangtua supaya
tidak terjadi di hadapan anak, adanya sikap demokratis yang memungkinkan setiap
anggota keluarga mengikuti arah minatnya sendiri, sejauh tidak menyakiti orang lain,
baik di lingkungan keluarga maupun di-luar lingkungan keluarga, penyesuaian yang
baik antara ayah dan ibu dalam pernikahan, keadaan ekonomi yang serasi serta
penerimaan (akseptasi) sosial para tetangga terhadap keluarga.13

Berdasarkan pendapat di atas, berarti keadaan rumah (keluarga) yang tidak


mencerminkan sifat-sifat yang dimaksud akan tidak menguntungkan bagi tercapainya
penyesuaian kepribadian anak yang wajar. Jadi dengan demikian dapat disadari
betapa pentingnya peranan keluarga sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian
anak.

2. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan kedua tempat anak-anak berlatih dan


menumbuhkan kepribadian. Pengaruh sekolah dalam pembentuk dan perkembangan
anak dapat dibagi tiga kelompok meliputi kurikulum anak, hubungan guru dan murid
dan hubungan antar anak. Sehubungan dengan hal itu, maka kurikulum di sekolah
hendaknya disesuaikan dengan perkembangan anak. Kurikulum hendaknya mencakup
ketrampilan, pengetahuan, dan sikap-sikap yang perlu dibentuk anak-anak. Juga harus
diusahakan supaya apa yang dipelajari disesuaikan dengan minat dan keinginan anak,
bukan semata-mata berdasarkan harapan dan cita-cita orangtua terhadap anaknya.

3. Lingkungan Masyarakat

Cara dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali,
meliputi pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian, sikap dan
minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

Lingkungan masyarakat secara tidak langsung merupakan lembaga pendidikan non


formal yang memiliki peran ganda dalam ikut membentuk karakteristik anak lewat
kebiasaan-kebiasaan dan pengalaman langsung yang terjadi dalam lingkungan
masyarakatnya.

13
Singgih D. Gunarso, Psikologi untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 1992), 75-76.

18
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa masing-masing faktor (keluarga,
sekolah, lingkungan masyarakat) saling mempengaruhi dalam proses pembentukan
kepribadian seseorang. Mengenai hal ini juga senada dengan aliran empirisme, yaitu
suatu aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan lingkungan sebagai
penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Aliran ini dipelopori oleh John Locke (1632-
1704). Selain kedua faktor tersebut, masih ada faktor yang mempengaruhi
kepribadian. Faktor tersebut dikemukakan oleh aliran konvergensi. Aliran ini
menggabungkan dua aliran di atas yang menitikberatkan pada interaksi antara faktor
hereditas dan faktor lingkungan dalam proses pemunculan tingkah laku.

Selain dari kedua faktor tersebut, juga ada beberapa faktor yang membentuk
kepribadian anak, yaitu faktor peranan cinta kasih dalam pembinaan kepribadian,
faktor tidak menghina dan mengurangi hak anak, faktor perhatian pada perkembangan
kepribadian, dan faktor menghindari penggunaan kata kotor.

E. Pengaruh Budaya Terhadap Kepribadian


Kebudayaan secara langsung dapat mempengaruhi kepribadian individu, karena
individu itu tinggal di lingkungan masyarakat yang memiliki kebudayaan Tingkah
laku atau tindakan manusia itu di tata, dikendalikan pola-pola sistem nilai dan norma
dalam masyarakat. Sebaliknya, kebudayaan turut memberikan sumbangan pada
pembentukan kepribadian. Ciri-ciri dan unsur kepribadian sebenarnya sudah tertanam
dalam jiwa seseorang sejak awal, yaitu di masa kanak-kanak melalui proses sosialisasi
dalam keluarga yang tentunya akan di pengaruhi oleh faktor daerah, cara hidup di
desa atau kota, agama, kelas sosial, dll.

Kebudayaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku dan kepribadian


seseorang terurtama bagian-bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi
sorang individu. Karna itu hubungan kebudayaan dan kepribadian sangat erat, hal ini
nampak dari pendapat para ahli yaitu Herskovits Budaya langsung mempengaruhi
prilaku dan kepribadian individu yang berada dan tinggal dalam lingkungan
masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut. Ralph Linton dan Kardinar Linton
mengemukakan pendapat bahwa berdasarkan konsepsi psikologis kepribadian
dipengaruhi adat istiadat pengasuhan anak. Pengaruh ini baru nampak sudah
menginjak dewasa. Koentjaraningrat Mengemukakan bahwa suatu kebudayaan sering
memancarkan watak khas tertentu yang tampak dari luar. Watak tersebut yang terlihat

19
oleh orang asing. Watak ini dapat dilihat pada gaya tingkah laku masyarakat,
kebiasaan maupun hasil karya benda mereka.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang
menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut
“berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian
supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut
“tidak punya kepribadian”. Dalam arti lain kepribadian adalah suatu kesatuan yang
fungsional antara fisik dan psikis atau jiwa raga dalam diri individu yang membentuk
karakter atau ciri khas maupun sikap batinnya sebagai bentuk terhadap penyesuaian
dengan lingkungannya.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk membantu proses pembelajaran pada mata
kuliah Psikologi Umum. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik dari ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kusmayadi, Muhammad Agus. 2001. Profil Kepribadian Siswa Berprestasi Unggul


dan Ashor berdasarkan
Program Studi. Hlm 1
Alwisol. 2009. Hlm. 39
Syamsu dan Nurihsan. 2007. Hlm.
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila(Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2001), 69.
Utsman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa., 252.
Yusuf dan Nurihsan,Op.cit, hlm. 74
Alex Sobur, Op.cit. hlm. 313
Ibid, hlm. 313
https://dosenpsikologi.com/teori-genetik-dalam-psikologi
sosial/amp#referrer=https://www.google.com&csi=0
Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), 59.

22

Anda mungkin juga menyukai