Anda di halaman 1dari 4

TUTORIAL SEMIRINGKAI KEPULAUAN

SKENARIO 2

Patomekanisme penurunan kesadaran karena alkohol

 Patomekanisme Kesadaran Menurun

Perilaku normal membutuhkan pengetahuan dan afek yang sesuai, sehingga seseorang
mampu mengenali hubungan antara diri sendiri dan lingkungan. Komponen perilaku ini di
kontrol oleh hemisfer otak. Pada umumnya, tubuh mengikuti ritme kesadaran yang normal.
Dari kondisi kesadaran penuh (wakefulness) menjadi mengantuk, dan pada akhirnya tertidur.
Pada satu titik selama tertidur (atau bahkan pada mengantuk), stimulus dari luar diproses
melalui input sensoris untuk meningkatkan kondisi sadar dan menyebabkan seseorang
menjadi sadar (bangun). Siklus ini dipicu secara predominan oleh ARAS (ascending reticular
activating system) , yang disebut sebagai pusat tidur.

Pada penurunan kesadaran, gangguan terbagi menjadi dua, yakni gangguan derajat
(kuantitas, arousal, wakefulness) kesadaran dan gangguan isi (kualitas, awareness, alertness)
kesadaran. Adanya lesi yang dapat mengganggu interaksi ARAS dengan korteks serebri,
apakah lesi supratentorial, subtentorial dan metabolik akan mengakibatkan menurunnya
kesadaran.

Pendekatan lain untuk menjelaskan level kesadaran adalah analogi “tombol on-
off lampu”. Perilaku (yang dikontrol oleh hemisfer otak) sebagai Bohlam Lampu dan
komponen kesadaran (dikontrol oleh ARAS) adalah tombol untuk menyalakan lampu. Untuk
menyalakan lampu (kondisi seseorang menjadi Sadar), Lampu harus berfungsi dan menyala.
Ada tiga kemungkinan Lampu tersebut tidak menyala (dalam hal ini Kesadaran Terganggu),
yaitu adanya defek pada lampu itu sendiri (Disfungsi menyeluruh pada hemisfer otak), defek
pada tombol lampu (abnormalistas dari ARAS), atau terdapat defek pada kedua lampu dan
tombol lampu (Disfungsi CNS secara umum).
Model ini juga membantu membedakan penyebab dari penurunan kesadaran. ARAS
di beberapa refleks batang otak, termasuk refleks cahaya pada pupil (nervus kranial II dan III)
dan refleks pergerakan mata (nervus kranial III, VI, VIII, dan fasciculus longitudinal medial).
Pemeriksaan pada refleks ini mengindikasikan fungsi dari ARAS.

Adanya trauma pada area ARAS dapat menyebabkan hilangnya refleks batang otak
dan gangguan kesadaran, meskipun hemisfer otak tetap dalam kondisi normal. Disfungsi otak
difus biasanya akibat riwayat penyakit medis seperti keracunan, gangguan metabolik dan
infeksi menyebabkan penekanan (kompresi) pada ARAS yang merupakan akibat gangguan
struktural.

 Hubungan Alkohol dengan Patomekanisme Kesadaran Menurun

Dampak alkohol ke otak akan mempengaruhi sistem yang mempengaruhi kesadaran


yaitu hemisfer otak dan ARAS (terletak di bagian inti dari batang otak dan pons bagian atas,
berjalan dari medulla melewati pons dan midbrain dan menuju diensefalon). Seperti yang
dilihat pada gambar di atas, alkohol dapat mempengaruhi (menyebabkan disfungsi) pada
forebrain (terdapat dua hemisfer), midbrain, dan brainstem.

 Bagaimana Alkohol Menyebabkan Kesadaran Menurun?

Saat meminum alkohol (ethanol), substansi alkohol akan masuk ke peredaran darah
melalui stomach lining dan mulai bekerja dalam tubuh. Alkohol diketahui sebagai depresan
SSP dan menghambat aktivitas otak. Di samping itu, serotonin (berguna untuk regulasi
mood) dan dopamin akan meningkat.

Neurons terbagi atas dua, yaitu excitatory dan inhibitory. Keduanya bersifat seimbang
sehingga tidak ada yang terlalu aktif atau pasif. Tetapi, ketika alkohol masuk ke peredaran
darah, maka pemakaian jangka pendek alkohol akan merusak kestabilan kedua mekanisme itu
: inhibitory akan meningkat sedangkan excitatory akan menurun.

Alkohol menghambat tingkat responsif dari neurons melalui interaksi alkohol dengan
sistem GABA. GABA merupakan neurotransmiter inhibitory utama. Setelah berikatan,
GABA akan memicu reseptor GABA yang berupa kanal klorid (Cl) dan membiarkan ion
klorida (yang bermuatan negatif) masuk ke dalam neurons, membuat neuron semakin negatif
sehingga kurang bisa merespons stimulus baru.

Alkohol diketahui akan memicu reseptor GABA juga, membuat kanal tersebut terbuka
lebih lama dari seharusnya sehingga membuat efek inhibitory yang berlebihan. Reseptor
GABA juga merupakan target kerja dari beberapa obat anestetik tertentu. Hal ini mejelaskan
efek sedatif dari alkohol.

Alkohol menghambat sistem glutamat yang merupakan sistem excitatory utama otak.
Reseptor glutamat akan berikatan dengan glutamat, sehingga ion – ion yang bermuatan
positif dapat masuk dan menghasilkan sinyal listrik. Alkohol yang terikat akan mengurangi
permeabilitas kanal sehingga kation yang masuk berkurang, membuat terhambatnya tingkat
responsif neurons.

Aktivasi GABA yang berlebihan dan terhambatnya glutamat akan membuat aktivitas otak
menurun.
Tergantung dengan konsentrasi alkohol dalam darah, efek depresi alkohol dapat berkisar
dari drowsiness (mengantuk), blackout (hilang kesadaran), atau bahkan gagal napas dan
kematian.

Referensi :

Avner JR. (2006) Altered states of consciousness. Pediatrics in Review; 27: 331-8

https://www.cdc.gov/vitalsigns/alcohol-poisoning-deaths/index.html

https://www.niaaa.nih.gov/

David DiSalvo. What Alcohol Really Does to Your Brain.


www.forbes.com/sites/daviddisalvo/2012/10/16/what-alcohol-really-does-to-your-body/?
sh=52731e57664e

Anda mungkin juga menyukai