Anda di halaman 1dari 16

RESUME MATERI

MATA KULIAH KEPERAWATAN DASAR II


PERTEMUAN SATU HINGGA TUJUH
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Diajukan untuk memperbaiki nilai UTS mata kuliah
Keperawatan Dasar II
Koordinator Mata Ajar: Abdul Rahman La Ede, S. Kep., Ners., M. Kep.

disusun oleh:
Rakanda Putra Waliyu
C1AA20084

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
Jl. Kramat No. 36 Telp (0266) 210215 Fax (0266) 223709 Sukabumi 43122
2022
RESUME
PERTEMUAN SATU
KONSEP PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Definisi Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan yang sistematis
dalam bentuk kumpulan data. Pengkajian keperawatan adalah dasar dalam
menentukan masalah klien dan dilakukan secara terus-menerus.
B. Tujuan Pengkajian Keperawatan
Tujuan umum dari pengkajian yaitu mengumpulkan data yang
berhubungan dengan pasien untuk menegakkan diagnosa keperawatan,
kekuatan (kemampuan), pasien dan rencana yang efektif dalam perawatan
pasien.
Tujuan dilakukannya pengkajian keperawatan adalah sebagai data dasar
yang berisi tentang kesehatan klien, baik itu kesehatan fisik, psikososial,
emosional klien, serta mengidentifikasi perilaku promosi kesehatan masalah
kesehatan aktual atau potensial (DeLaune & Ladner, 2011).
Selain itu, tujuan pengkajian keperawatan adalah perawat dapat melihat
kemampuan klien apakah ada yang mengalami kelemahan atau disfungsi, dan
menilai pola aktivitas sehari-hari. Tujuan lainnya adalah perawat dapat
membangun hubungan terapeutik secara interpersonal dengan klien.
C. Komponen Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan data
2. Analisis data atau validasi data
3. Penentuan masalah keperawatan (masalah keperawatan atau masalah
kolaborasi)
D. Dasar Konseptual Pengkajian Keperawatan
1. Individu merupakan multimendisial, artinya setiap manusia memiliki
kebutuhan perkembangan, psikologis, sosial budaya, dan kebutuhan
fisiologis.
2. Individu berfungsi sebagai satu kesatuan yang utuh, artinya manusia ada
sejak konsepsi sampai kematian.
3. Perubahan dalam satu sistem akan mempengaruhi sistem yang lain.

2
4. Individu merupakan sistem terbuka, artinya manusia secara terus-menerus
selalu berinteraksi dengan lingkungan internal dan eksternal.
5. Setiap individu mengembangkan pola yang unik dalam memenuhi
kebutuhannya.
6. Semua perilaku individu mempunyai maksud tertentu.
7. Kesehatan merupakan keadaan dinamis.
8. Kesehatan yang optimal merupakan keadaan yang ditandai dengan
tercapainya potensi kesehatan yang maksimal.

3
RESUME
PERTEMUAN DUA
KONSEP PEMERIKSAAN FISIK DAN PENGUKURAN
TANDA-TANDA VITAL DALAM KEPERAWATAN
A. Definisi Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan
atau hanya sebagian tertentu yang dianggap perlu untuk memperoleh data yang
sistematis dan komprehensif, memastikan hasil anamnesa, menentukan
masalah, dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien
(Sartika, 2010).
B. Tujuan Pemeriksaan Fisik
1. Mengumpulkan data dasar kesehatan klien.
2. Menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayat keperawatan.
3. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
C. Metode dan Teknik Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat
bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan (Sartika, 2010).
2. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan menggunakan indera peraba dengan
meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat dijangkau tangan (Talbolt
& Meyers, 1997).
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan
tubuh untuk menghasilkan bunyi yang membantu dalam penentuan densitas,
lokasi, dan posisi struktur dibawahnya (Talbolt & Meyers, 1997).
4. Auskultasi
Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan
oleh bermacam-macam pendengaran dan jaringan tubuh (Talbolt & Meyers,
1997).

4
D. Definisi Pengukuran Tanda Vital dalam Keperawatan
Tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang
digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama
pada pasien yang secara medis tidak stabil atau memiliki faktor-faktor resiko
komplikasi kardiopulmonal dan untuk menilai respon terhadap intervensi.
E. Jenis Pemeriksaan Tanda Vital
1. Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah adalah pemeriksaan untuk mengukur
tekanan pada pembuluh darah arteri saat jantung berdenyut. Tekanan
sistolik adalah tekanan darah puncak saat ventrikel berkontraksi. Tekanan
diastolik adalah tekanan darah terendah yang terjadi saat jantung
beristirahat.
2. Nadi
Pemeriksaan nadi adalah pemeriksaan untuk mengetahui kerja
jantung, jumlah denyut jantung yang terasa pada pembuluh darah, dan
menentukan normal tidaknya denyut nadi.
3. Pernafasan
Pemeriksaan pernafasan adalah pemeriksaan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
4. Suhu
Pemeriksaan suhu adalah pemeriksaan untuk menilai kondisi
metabolisme dalam tubuh dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi
melalui metabolisme darah.

5
RESUME
PERTEMUAN TIGA
KONSEP TAHAP AWAL PENGKAJIAN FISIK
DALAM KEPERAWATAN
A. Tiga Fase Dasar Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian awal, adalah pengkajian yang dibuat dengan cepat selama
pertemuan pertama dengan pasien, seperti jalan napas, pernapasan, dan nadi.
2. Pengkajian dasar, adalah pengkajian lengkap pada pasien yaitu semua
sistem tubuh.
3. Pengkajian terus-menerus, adalah pengkajian ulang secara terus-menerus
yang dibutuhkan pada status perubahan pasien kritis.
B. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan keperawatan adalah data yang dikumpulkan tentang
tingkat kesejahteraan klien. Sasarannya adalah untuk menetapkan pola dari
sehat dan sakit, faktor resiko untuk masalah kesehatan fisik dan perilaku,
penyimpangan dari normal, dan ketersediaan sumber untuk adaptasi. Meliputi
riwayat kesehatan sekarang, lalu, kelurga, pola hidup, dan tinjauan sistem.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses pengkajian dengan mengumpulkan
informasi tentang suatu kesehatan klien secara sistematis dan terus menerus.
Bersumber dari pasien, keluarga dan masyarakat, catatan keperawatan, rekam
medik, konsultasi secara verbal atau tulisan, pemeriksaan diagnostik, literatur
yang berkaitan (Deswani, 2009).
Proses pengumpulan data antara lain sebagai berikut:
1. Pengkajian dilakukan sejak waktu penerimaan pasien.
2. Mengkaji identitas pasien dan keluarga pasien.
3. Setelah data terkumpul, kemudian didiskusikan dengan tenaga kesehatan
lain.
Jenis data pada pengkajian keperawatan yaitu:
1. Data subjektif, diperoleh dari hasil wawancaran, keluarga, dan lainnya.
2. Data objektif, diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan fisik.
Sumber data pengkajian keperawatan diantaranya:

6
1. Sumber data primer, adalah data yang dikumpulkan klien langsung.
2. Sumber data sekunder, adalah data yang dikumpulkan dari orang terdekat
klien.
3. Sumber data lainnya, adalah data yang bersumber dari catatan perawatan
klien.
Teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
1. Anamnesis atau wawancara, adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab
yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien.
2. Observasi, adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan visual
dengan menggunakan panca-indra.
3. Pemeriksaan fisik, adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya
kelainan-kelainan dari sistem atau organ tubuh dengan cara melihat
(inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi).
D. Menegakkan Diagnosa dan Rencana Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang,
keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang akt;ual atau potensial. Adapun langkah-langkah
menegakkan diagnosa. Adapun langkah-langkah menegakkan diagnosa
keperawatan antara lain:
a. Klasifikasi dan analisis data
b. Identifikasi kelebihan dan masalah klien
c. Memvalidasi diagnosa keperawatan
d. Menyusun diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritasnya
2. Rencana Asuhan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan penentuan
langkah-langkah pemecahan masalah dan prioritasnya, perumusan tujuan,
rencana tindakan dan penilaian asuhan keperawatan pada pasien/klien
berdasarkan analisis data dan diagnosa keperawatan.
a. Tahap 1 menentukan proritas masalah
b. Tahap 2 menentukan tujuan dan kriteria hasil (outcome)

7
c. Tahap 3 rencana tindakan keperawatan

8
RESUME
PERTEMUAN EMPAT
PENGKAJIAN FISIK DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN
DAN KONSEP KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK
A. Definisi Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses yang
dilakukan ahli medis memeriksa tubuh klien untuk menemukan tanda klinis
(Potter & Perry, 2005).
B. Jenis Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan antropometri
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital (vital-sign)
3. Pemeriksaan per-sistem (Head to Toes)
C. Tujuan Pemeriksaan Fisik
1. Metode mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. Menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayat kesehatan klien.
3. Mengidentifikasi diagnose sesuai kebutuhan asuhan.
4. Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien setelah
penatalaksanaan asuhan yang terencana.
5. Mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
D. Tahapan Pemeriksaan Fisik
1. Antropometri, adalah ukuran dari tubuh. Indeks antropomteri yang sering
digunakanm yaitu berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur,
lingkar lengan atas menurut umur, berat badan menurut tinggi, dan massa
tubuh.
2. Tanda-tanda vital, seperti pemeriksaan suhu, denyut nadi, pernafasan, dan
tekanan darah.
3. Head to toe (per sistem)
a. Kulit, rambut, dan kuku
b. Kepala (mata, hidung, telinga dan mulut)
c. Leher
d. Dada (payudara, jantung, dan paru)

9
e. Abdomen (4 kuadran)
f. Genetalia (eksternum, jika perlu internum)
g. Kekuatan dan reflek musculoskeletal
E. Metode Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian
tubuh yang diperiksa melalui pengamatan (mata atau kaca pembesar) (Dewi
Sartika, 2010).
2. Palpasi, adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba;
tangan dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ
seperti: temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban dan penonjolan
(Dewi Sartika, 2010).
3. Perkusi, adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan
tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya
(kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi batas/lokasi dan konsistensi jaringan (Dewi Sartika, 2010).
4. Auskultasi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan
alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah: bunyi
jantung, suara nafas, dan bising usus (Dewi Sartika, 2010).

10
RESUME
PERTEMUAN LIMA
KONSEP PEMBUATAN DIAGNOSA, INTERVENSI,
IMPLEMENTASI, DAN EVALUASI BERDASARKAN
KRITERIA NIC NOC ATAU SDKI, SLKI, DAN SLKI,
ASUHAN KEPERAWATAN PEMERIKSAAN FISIK
A. Cara Pembuatan Diagnosa Keperawatan
1. Komponen
a. Problem (masalah)
b. Etiologi atau faktor penyebab
c. Data subyektif dan obyektif
d. Klasifikasi dan analisa data
2. Interpretasi Data
a. Menentukan kelebihan pasien
b. Menentukan masalah pasien/menyimpulkan
c. Menentukan masalah pasien yang pernah dialami
d. Penentuan keputusan
e. Masalah kemungkinan
f. Masalah aktual atau risiko
g. Masalah kolaboratif
3. Menentukan hubungan sebab akibat
a. Validasi data
b. Merumuskan diagnosa keperawatan
B. Cara Pembuatan Intervensi Keperawatan
Faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan intervensi
keperawatan:
1. Karakteristik diagnosa keperawatan
2. Luaran (outcome) keperawatan yang diharapkan
3. Kemampulaksanaan intervensi keperawatan
4. Kemampuan perawat
5. Penerimaan pasien

11
6. Hasil penelitian
C. Cara Pembuatan Implementasi Keperawatan
1. Persiapan merupakan tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut
perawat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam tindakan
2. Intervensi merupakan tahap yang berfokus pada pelaksanaan tindakan
perawatan adalah kegiatan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
3. Dokumentasi merupakan pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti
oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam
proses keperawatan.
D. Cara Pembuatan Evaluasi Keperawatan
Proses evaluasi keperawatan yaitu sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data evaluasi
2. Interpretasi dan menyimpulkan temuan
3. Modifikasi rencana keperawatan
Komponen SOAP/SOAPIER:
1. S : data subjektif
2. O : data objektif
3. A : analisis, interpretasi dari data subjektif dan data objektif.
4. P : planning, yaitu perencanaan yang akan dilakukan, apakah dilanjutkan,
ditambah atau dimodifikasi.
5. I : implementasi, artinya pelaksanaan tindakan yang dilakukan sesuai
instruksi yang ada dikomponen.
6. E : evaluasi, respon klien setelah dilakukan tindakan.
7. R : reassesment, pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan
setelah diketahui hasil evaluasi. Apakah dari rencana tindakan perlu
dilanjutkan, dimodifikasi atau dihentikan.

12
RESUME
PERTEMUAN ENAM
KONSEP PERSIAPAN DAN PROSEDUR PASIEN UNTUK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Definisi Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan
pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dapat
berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil
biopsi.
B. Tahapan Pemeriksaan Penunjang
1. Pra Instrumentasi
a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
b. Persiapan penderita
c. Pengambilan sampel
d. Penanganan awal sampel dan transportasi
2. Interpretasi Data
a. Menentukan aspek positif klien
b. Menentukan masalah klien
c. Menentukan masalah klien yang pernah dialami
d. Menentukan keputusan
e. Masalah yang akan muncul
f. Masalah kolaboratif
3. Validasi Data
C. Fungsi Pemeriksaan Penunjang
1. Skrining
2. Konfirmasi pasti diagnosis
3. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala
klinis
4. Membantu pemantauan pengobatan
5. Menyediakan prognosis
D. Tujuan Pemeriksaan Penunjang
1. Untuk menambah data penunjang

13
2. Untuk memberi kejelasan tentang penyakit
3. Untuk memudahkan dokter mendiagnosis
E. Jenis Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan invasif, adalah pemeriksaan yang sering terkait dengan
pemeriksaan terkait cairan tubuh.
2. Pemeriksaan non invasif, contoh dari pemeriksaan ini adalah USG, rontgen,
MRI, Ct scan dan lain sebagainya.
3. Pemeriksaan lab, adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus
dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita.
4. Rontgen atau dikenal dengan sinar x, merupakan pemeriksaan yang
memanfaatkan peran sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi
kelainan pada berbagai organ.
5. USG, merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas
permukaan kulit atau di rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound di
dalam jaringan.

14
RESUME
PERTEMUAN TUJUH
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DAN
PATIENT SAFETY
A. Definisi Infeksi
Infeksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme
patogen, dengan/tanpa disertai gejala klinik. Adapun rantai infeksi adalah
rangkaian yang harus ada untuk menimbulkan infeksi. Apabila satu mata rantai
diputus atau dihilangkan, maka penularan infeksi dapat dicegah atau
dihentikan. Rantai infeksi terdiri dari 6 macam, antara lain:
1. Agent
2. Reservoirs
3. Portal of exit
4. Means of transmission
5. Portal of entry
6. Host
B. Healthcare Associated Infections (HAIs)
Healthcare Associated Infections infeksi yang terjadi pada pasien selama
perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana
ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi
dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena
pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Beberapa jenis HAIs antara lain:
1. Infeksi saluran kemih
2. Infeksi derah operasi
3. Ventilator associated pneumonia
4. Infeksi aliran darah
C. Kewaspadaan Standar
Kewaspadaan standar dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam
perawatan seluruh pasien di RS dan fasyankes lainnya, baik yang telah
didiagnosis,diduga terinfeksi atau kolonisasi. Diterapkan untuk mencegah

15
transmisi silang sebelum pasien di diagnosis, sebelum adanya hasil
pemeriksaan laboratorium dan setelah pasien didiagnosis.
D. Komponen Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Alat pelindung diri
3. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
4. Kesehatan lingkungan
5. Pengelolaan limbah
6. Penatalaksanaan linen
7. Perlindungan kesehatan petugas
8. Penempatan pasien
9. Hygiene/respirasi/etika batuk bersin
10. Praktik menyuntik aman
11. Praktik lumbal pungsi aman
E. Definisi Patient Safety
Menurut Supari (2005) patient safety adalah bebas dari cidera aksidental
atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan. Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
F. Tujuan Patient Safety
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif.
3. Meningkatkan keamanan obat.
4. Hilangkan salah tempat, salah-pasien, prosedur tindakan yang salah.
5. Mengurangi resiko infeksi terkait perawatan kesehatan.
6. Mengurangi risiko bahaya pasien dari jatuh (AHRQ).

16

Anda mungkin juga menyukai