Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM

ESAI
“Hak Untuk Sehat Bagi Penyandang Penyimpangan Seksual”
Dosen Pengampu :
AL KHANIF S.H., LL.M., Ph.D.

Disusun Oleh :
ROONY ADI WIJAYA
NIM : 210710101368
Kelas : Pengantar Ilmu Hukum F

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM


UNIVERSITAS JEMBER
JL. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Kotak Pos 159
Telp (0331)-330224, 336579, 336580, 339020, Fax (0331)-3329029 Jember (68121)
Pendahuluan
Pada hakikat nya manusia diciptakan berpang-pasangan antara laki-laki dan
perempuan. hal ini juga sesuai dengan ideolog kita pancasila, yaitu pada sila pertama
dan sila kedua. Pada sila pertama ini sudah jelas disebutkan pada kitab al-quran bahwa
sangat melarang adanya hubungan sesame jenis. pada sila kedua, LGBT ini
bertebtangan dengan adab, yaitu adab ketimuran. Dengan adanya LGBT ini saja sudah
sangat bertentangan dengan dasar landasan hukum dan juga landasan ideologi kita jika
LGBT ini dilegalkan, tetapi seharusnya kita dapat merangkul para penyandang LGBT
agar tidak merasa tertekan dan seharusnya kita juga dapat mengobati penyakit kelainan
ini.1

Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan keterbukaan pemikiran dalam


menangani maraknya eksistensi penyandang LGBT. Masih banyak masyarakat kita
memandang LGBT itu menakutkan, jijik, dan mendiskriminasi penyandang kelainan
ini.2 Pada akhirnya mereka akan kehilangan kesempatan yang sama untuk memperoleh
pekerjaan, meningkatkan kreatifitas, dan perkembangan diri. Mendiskriminasi
penyandang LGBT ini kita juga sudah melupakan sila ke-5 pancasila yaitu “Keadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia”. Maka dari itu seharusnya kita tidak bisa mengatasi
kelainan ini dengan cara menyembuhkan piskologi dengan medis, karena mereka juga
mempunyai hak kesehatan yang sama dengan masyarakat yang lainnya baik dari
kesehatan secara fisik maupun kesehatan mental. Mungkin kah LGBT dapat
disembuhkan ?, semua bisa saja terjadi, karena dengan cara itu lah bisa memberikan
rasa keadilan yang sama kepada seluruh rakyat Indonesia dan juga bisa mengurangi
peningkatan LGBT. Karena jika hanya menolak saja tidak akan memperbaiki

1
ILHAM, “Legislator : LGBT Bertentangan Dengan Ideologi Bangsa.”
(https://republika.co.id/berita/nasional/umum/16/02/19/o2sbaa361-legislator-lgbt-bertentangan-
dengan-ideologi-bangsa, Diakses pada tanggal 16 Desember 2021, 20:18)
2
Pusat Penelitian Kesehatan Universita Indonesia “PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP LESBIAN,
GAY, BISEKSUAL DAN TRANSGENDER (LGBT) DI JAKARTA, BOGOR, DEPOK DAN TANGERANG”. 2015.
Hal. 2
permasalahan ini, karena kelainan ini akan tetap ada pada diri pada korban dan
kemungkinan akan memperluas kelainan ini kepada orang lain disekitarnya. Dalam
tulisan ini, penulis tidak mengharapkan ke legal-an LGBT di Indonesia karena pasti
tidak sesuai ideologi pancasila tetapi penulis mengharapkan perubahan masyarakat
dalam menanggapi masalah ini agar tidak semakin bertambah eksistensi nya LGBT di
Indonesia.
Pembahasan

Kesehatan adalah hak yang wajib diterima oleh seluruh rakyat Indonesia.
kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan (fisik) maupun kejiwaan. Demikian
juga penyandang perilaku seks yang menyimpang, mereka memiliki kelaianan seks yng
dimana itu dianggap hal yang tabu oleh masyarakat. Pada akhirnya mereka para
penyandang ini akan kesulitan akan melakukan hal positif lainnya seperti mendapat
pekerjaan. Karena masih banyak orang yang mendiskriminasi penyandang kelainan ini.
Masyarakat bahkan ketakutan karena masyarakat menganggap kelainan seks ini bisa
menular. Dan pada akhirnya terjadi bullying dan mereka dikucilkan. Karena itulah
sebenarnya yang membuat mereka lebih kuat dan mereka terus memperjuangkan hak
hak mereka, mereka akan mendapat dukungan lebih dari pihak asing karena tidak
sedikit Negara lain yang melegalkan bahkan mendukung para penyandang LGBT ini.
Jika mendukungnya untuk penyembuhan tidak akan menjadi masalah, teteapi mereka
akan didukung untuk terus bangga pada kelainan tersebut dan menunjukkannya kepada
dunia. Yang harus kita lakukan adalah mengubah cara kita menyikapi nya agar
penyandang kelainan seks ini tidak merasa dikucilkan, kita harus mendukung mereka
untuk sembuh, kita harus mengedukasi mereka bahwa kelainan ini sangat berbahaya
bagi kesehatan maupun sosialnya. Bisa menyababkan penyakit menular seperti
HIV/AIDS.3

Ada beberapa pengobatan kelainan seks yang berhasil dilakukan di Universitas


Pennsylvania, para ahli psikiater melakukan pengobatan dengan cara terapi pada
seseorang gay selama 4-8 tahun dan pada akhirnya bisa berkurang kelainan tersebut,
penyandang kelainan seks itu mulai berkenncan dengan wanita bahkan mereka
menikah. Pada buku yang berjudul Homosexuality in Persprective menyatakan bisa
mengurangi kelainan seksual. Dalam buku tersebut juga terdapat penelitian selama 14

3
Rahnat Fajar, Agung Sasongko “Bahaya LGBT Dari Sisi Kesehatan dan Psikologi”.
(https://www.republika.co.id/berita/p2v7f8313/bahaya-lgbt-dari-sisi-kesehatan-dan-psikologi,
Diakses pada tanggal 16 Desember 2021, 21:00)
tahun pada 67 homo seksual dan bisa mengurangi kelainan tersebut sebanyak 70
persen.4 Dengan penelitian- penelitian ini seharusnya bisa menjadi pertimbangan yang
bagi masyarakat dan pemerintah untuk bisa mengatasi masalah yang sedang terjadi ini
tanpa melukai perasaan mental penyandang LGBT, agar bisa kembali normal dan bisa
beraktifitas seperti masyarakat lainnya tanpa ada perbedaan perlakuan terhadap
mereka.

Sesuai dengan aturan yang berlaku pada UU No. 36 Tahun 20095, Tentang
kesehatan. Karena setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mempeoleh
kesehatan, dan setiap orang wajib menjaga dan memelihara kesehatan bagi
perseorangan, anggota keluarga, maupun lingkungan sekitar6. Peran pemerintah juga
sangat penting untuk mengatur upaya penyelanggaraan kesehatan kepada masyarakat,
masyarakat bisa membuat program pengobatan kepada penyandang LGBT ini agar bisa
hidup normal tanpa ada tekanan karena kelainannya tersebut. Dengan mengikuti
program tersebut kita sudah mengikuti hukum yang berlaku tanpa harus bertentangan
dengan ideologi kita.

4
Dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons “Bisakah LGBT disembuhkan ?”.
(https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2963075/bisakah-lgbt-disembuhkan, Diakses pada
tanggal 17 Desember 2021, 19:00)
5
DPR RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan.
(https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_36.pdf, Diakses pada 17 Desember 2021,
20:00)
Kesimpulan

Kelainan seksual yang menyimpang memang masih sangat tabu bagi


masyarakat, akan teteapi dalam menhadapi masalah penyimpangan seksual ini
harusnya menjadi kajian yang penting untuk mengahdapinya. Karena yang kita hadapi
sekarang adalah bukan lah kelainan biasa yang dapat diterima oleh masyarakat,
bertentangan juga dengan ideologi kita. Tetapi jika kita hanya menolaknya saja tidak
akan menyelesaikan masalah karena masih ada dalam diri para korban. Setiap orang
yang sakit maka harus disembuhkan, ditolong, diedukasi. Karena kesehatan adalah
kesejahteraan bagi manusia dan setiap orang berhak mendapatkan kesehatan itu, baik
sehat badan maupun sehat kejiwaan. Dengan cara pengobatan oleh pisikiater yang telah
dilakukan seharusnya bisa kita gunakan untuk mengatasi masalah ini. Selain
pengobatan medis, peran masyarakat juga sangat penting agar para penyanang LGBT
ini tidak merasa tertekan dan tertindas. Masyarakat harus merangkul, bukan berarti
menerima melainkan melakukan edukasi secara halus kepada penyandang LGBT ini.
Karena sejatinya manusia diciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan.
mengingatkan kepada mereka bahwa yang mereka lakukan itu bisa berdampak buruk
bagi kesehatan yang bisa menularkan penyakit lainnya. Dengan cara ini lah kita tidak
melanggar hak asasi manusia maupun hukum yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai