ESAI
“Hak Untuk Sehat Bagi Penyandang Penyimpangan Seksual”
Dosen Pengampu :
AL KHANIF S.H., LL.M., Ph.D.
Disusun Oleh :
ROONY ADI WIJAYA
NIM : 210710101368
Kelas : Pengantar Ilmu Hukum F
1
ILHAM, “Legislator : LGBT Bertentangan Dengan Ideologi Bangsa.”
(https://republika.co.id/berita/nasional/umum/16/02/19/o2sbaa361-legislator-lgbt-bertentangan-
dengan-ideologi-bangsa, Diakses pada tanggal 16 Desember 2021, 20:18)
2
Pusat Penelitian Kesehatan Universita Indonesia “PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP LESBIAN,
GAY, BISEKSUAL DAN TRANSGENDER (LGBT) DI JAKARTA, BOGOR, DEPOK DAN TANGERANG”. 2015.
Hal. 2
permasalahan ini, karena kelainan ini akan tetap ada pada diri pada korban dan
kemungkinan akan memperluas kelainan ini kepada orang lain disekitarnya. Dalam
tulisan ini, penulis tidak mengharapkan ke legal-an LGBT di Indonesia karena pasti
tidak sesuai ideologi pancasila tetapi penulis mengharapkan perubahan masyarakat
dalam menanggapi masalah ini agar tidak semakin bertambah eksistensi nya LGBT di
Indonesia.
Pembahasan
Kesehatan adalah hak yang wajib diterima oleh seluruh rakyat Indonesia.
kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan (fisik) maupun kejiwaan. Demikian
juga penyandang perilaku seks yang menyimpang, mereka memiliki kelaianan seks yng
dimana itu dianggap hal yang tabu oleh masyarakat. Pada akhirnya mereka para
penyandang ini akan kesulitan akan melakukan hal positif lainnya seperti mendapat
pekerjaan. Karena masih banyak orang yang mendiskriminasi penyandang kelainan ini.
Masyarakat bahkan ketakutan karena masyarakat menganggap kelainan seks ini bisa
menular. Dan pada akhirnya terjadi bullying dan mereka dikucilkan. Karena itulah
sebenarnya yang membuat mereka lebih kuat dan mereka terus memperjuangkan hak
hak mereka, mereka akan mendapat dukungan lebih dari pihak asing karena tidak
sedikit Negara lain yang melegalkan bahkan mendukung para penyandang LGBT ini.
Jika mendukungnya untuk penyembuhan tidak akan menjadi masalah, teteapi mereka
akan didukung untuk terus bangga pada kelainan tersebut dan menunjukkannya kepada
dunia. Yang harus kita lakukan adalah mengubah cara kita menyikapi nya agar
penyandang kelainan seks ini tidak merasa dikucilkan, kita harus mendukung mereka
untuk sembuh, kita harus mengedukasi mereka bahwa kelainan ini sangat berbahaya
bagi kesehatan maupun sosialnya. Bisa menyababkan penyakit menular seperti
HIV/AIDS.3
3
Rahnat Fajar, Agung Sasongko “Bahaya LGBT Dari Sisi Kesehatan dan Psikologi”.
(https://www.republika.co.id/berita/p2v7f8313/bahaya-lgbt-dari-sisi-kesehatan-dan-psikologi,
Diakses pada tanggal 16 Desember 2021, 21:00)
tahun pada 67 homo seksual dan bisa mengurangi kelainan tersebut sebanyak 70
persen.4 Dengan penelitian- penelitian ini seharusnya bisa menjadi pertimbangan yang
bagi masyarakat dan pemerintah untuk bisa mengatasi masalah yang sedang terjadi ini
tanpa melukai perasaan mental penyandang LGBT, agar bisa kembali normal dan bisa
beraktifitas seperti masyarakat lainnya tanpa ada perbedaan perlakuan terhadap
mereka.
Sesuai dengan aturan yang berlaku pada UU No. 36 Tahun 20095, Tentang
kesehatan. Karena setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mempeoleh
kesehatan, dan setiap orang wajib menjaga dan memelihara kesehatan bagi
perseorangan, anggota keluarga, maupun lingkungan sekitar6. Peran pemerintah juga
sangat penting untuk mengatur upaya penyelanggaraan kesehatan kepada masyarakat,
masyarakat bisa membuat program pengobatan kepada penyandang LGBT ini agar bisa
hidup normal tanpa ada tekanan karena kelainannya tersebut. Dengan mengikuti
program tersebut kita sudah mengikuti hukum yang berlaku tanpa harus bertentangan
dengan ideologi kita.
4
Dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons “Bisakah LGBT disembuhkan ?”.
(https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2963075/bisakah-lgbt-disembuhkan, Diakses pada
tanggal 17 Desember 2021, 19:00)
5
DPR RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan.
(https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_36.pdf, Diakses pada 17 Desember 2021,
20:00)
Kesimpulan