Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM KIMIA KELAS XII IPA

KOROSI PADA PAKU BESI

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi korosi pada besi
2. Mengamati faktor-faktor yang mempercepat korosi pada besi

B. DASAR TEORI
Korosi logam merupakan suatu reaksi redoks spontan dimana logam mengalami
perusakan atau degradasi dan dapat dipahami dengan konsep elektrokimia. Pada peristiwa
korosi, logam mengalami oksidasi sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Pada
percobaan ini, kita menggunakan besi karena nilai potensial standar (Eº) besi adalah 0.44 V,
yaitu mudah teroksidasi.
Berikut adalah reaksi kimia korosi logam (Bagian besi mengalami oksidasi adalah
Anode sedangkan bagian lain besi yang mengalami reduksi adalah Katode)

Anode = Fe (s) <--> Fe2+ (aq) + 2e


Katode = O2 (g) + 2H2O (l) + 4e <--> 4OH- (aq)
Reaksi Sel = 2Fe (s) + O2 (g) + 2H2O -> 2Fe2+ (aq) +4OH- (aq)

Elektron yang dibebaskan pada anode akan mengalir ke katode. Ion besi(II) yang
terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentukion besi(III) yang kemudian
membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Molekul besi di permukaan paku akan saling bergantian atom dengan oksigen di udara,
sehingga terbentuk substansi baru, yakni coklat-merah yang lebih dikenal sebagai “karat”.
Bagian besi mana yang berperan sebagai anode dan katode bergantung pada berbagai faktor.
Berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan korosi:
1. Air dan Udara lembab
2. Jenis Elektrolit
3. Permukaan logam tidak rata sehingga terbentuk kutub-kutub muatan di permukaan
logam
4. Terbentuknya sel elektrokimia (Dua permukaan logam yang mempunyai potensial
berbeda bersinggungan.)

C. ALAT DAN BAHAN


1. 8 buah botol UC 1000 + tutup
2. 8 buah paku besi kecil
3. Amplas
4. Larutan NaCl
5. Cuka dapur
6. Air mineral/air kran
7. Kertas label

D. PROSEDUR KERJA
Membersihkan semua paku besi dengan amplas kemudian,
1. Memasukkan paku ke dalam botol kosong dan dibiarkan terbuka
2. Memasukkan paku ke dalam botol kosong dan ditutup rapat
3. Memasukkan paku ke dalam botol diisi dengan air dan dibiarkan terbuka
4. Memasukkan paku ke dalam botol diisi dengan air dan ditutup rapat
5. Memasukkan paku ke dalam botol diisi air garam dan dibiarkan terbuka
6. Memasukkan paku ke dalam botol diisi air garam dan ditutup rapat
7. Memasukkan paku ke dalam botol diisi cuka dapur dan dibiarkan terbuka
8. Memasukkan paku ke dalam botol diisi cuka dapur dan ditutup rapat
E. DATA PENGAMATAN

MINGGU KE
NO KET
1 2 3 4 5

1 terbuka

2 tertutup

3 air terbuka

4 air tertutup

5 garam terbuka

6 garam tertutup

7 cuka terbuka

8 cuka tertutup
MINGGU KE
NO KET
6 7 8 9 10

1 terbuka

2 tertutup

3 air terbuka

4 air tertutup

5 garam terbuka

6 garam tertutup

7 cuka terbuka

8 cuka tertutup
F. PEMBAHASAN
1. Terbuka & Tertutup
Selama jangka percobaan korosi logam paku, paku tidak mengalami perkaratan
yang signifikan untuk kondisi Kosong Terbuka ataupun Kosong Tertutup.

Kosong Terbuka pada Minggu ke-10 Kosong Tertutup pada Minggu ke-10

2. Air Terbuka & Air Tertutup


Paku dalam kondisi Air terbuka mengalami korosi yang sangat sedikit
dibanding Air Tertutup yang mengalami perkaratan hingga air berubah warna. Perkaratan
air terbuka Mulai pada minggu ke-3, namun dalam jumlah yang sangat sedikit dan tidak
mengalami perubahan yang besar hingga minggu ke-10.

Untuk kondisi air tertutup, perkaratan mulai pada minggu ke-3, namun paling
jelas dilihat pada minggu-6 dimana warna air terlihat lebih gelap/keruh dibanding minggu
sebelumnya. Tetapi dari minggu ke-6 hingga minggu ke-10, paku tidak mengalami
perubahan yang besar.

Air Terbuka pada Minggu ke-10 Air Tertutup pada Minggu ke-10

3. Larutan Garam Terbuka & Tertutup


Paku setelah dimasukkan ke dalam botol terbuka yang berisi larutan garam
mengalami perkaratan yang sedikit pada minggu ke-3. Namun perkaratannya meningkat
semakin lama direndam tetapi tidak sebanyak perkaratan kondisi tertutup pada minggu ke-
10.

Dalam kondisi tertutup, paku mengalami perkaratan yang lebih tinggi daripada
kondisi terbuka. Namun jumlah perkaratannya tidak bertambah setelah minggu ke-3. Hal
tersebut membuktikkan bahwa paku lebih cepat berkarat dalam kondisi tertutup dibanding
kondisi terbuka apabila direndam dalam larutan garam. Selain itu, dapat diamati bahwa
korosi di larutan garam lebih signifikan daripada air biasa.
Larutan Garam Terbuka pada Larutan Garam Tertutup pada
Minggu ke-10 Minggu ke-10

4. Cuka Terbuka & Tertutup


Paku setelah direndam ke dalam larutan cuka pada botol terbuka mengalami
perkaratan (mulai pada minggu ke-2) yang banyak hingga air hilang dan paku tidak
kelihatan lagi, menjadi warna hitam pada minggu ke-3 dan jingga pada minggu ke-5.
Setelah minggu ke-5, tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Dalam kondisi, tertutup, paku mulai mengalami perkaratan pada minggu ke-3
hingga menjadi warna hitam pada minggu ke-4 dan bergelembung pada minggu ke-5.
Setelah minggu ke-5, perkaratan menjadi warna hitam dan mengeras pada minggu ke-
10.

Cuka Terbuka pada Minggu Cuka Tertutup pada Minggu


ke-10 ke-10

G. KESIMPULAN
Korosi logam merupakan suatu reaksi redoks spontan dimana logam mengalami
perusakan atau degradasi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi sedangkan
oksigen (udara) mengalami reduksi.

Berdasarkan hasil percobaan, perkaratan lebih cepat terjadi pada air dan larutan garam
apabila dalam kondisi tertutup tetapi lebih cepat pada cuka apabila dalam kondisi terbuka.
Korosi tidak terjadi dalam bentuk apapun apabila diletakkan tanpa zat apapun baik dalam
kondisi terbuka ataupun tertutup selama jangkauan pelaksanaan percobaan.

H. DAFTAR PUSTAKA
Korosi - Pengertian, Faktor Penyebab, Cara Mencegah, Proses (studiobelajar.com)
jelaskan proses terjadinya korosi dan penanggulangannya - Brainly.co.id
Buku Teksbuk Kimia Erlangga Kelas 12

Anda mungkin juga menyukai