Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PROYEK BAHASA INDONESIA

“MEMBUAT TEKS TANGGAPAN”

D
I
S
U
S
U
N

Nama : Ribka Tumanggor


Kelas : IX-A
M.Pelajaran : B. Indonesia

SMP SWASTA RK SANTA MARIA PAKKAT


2021/2022
LELAKI HARIMAU

Judul Novel : Lelaki Harimau


Penulis : Eka Kurniawan
Penerbit : Gramedia, 2015
Jumlah halaman : 191
Peresensi : Iffah Hannah
PENDAHULUAN
Novel Lelaki Harimau karya Eka Kurniawan memang mengesankan, cerita yang diangkat
terbilang sederhana, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Cerita-cerita yang diawali dengan kematian biasanya memberikan beban yang lebih berat kepada
pengarangnya untuk memberikan pertanggungjawaban. Walaupun dunia cerita kemudian
menjadi menyempit (karena pengarang tidak boleh mengakhiri kisah dengan hal-hal yang tak
berhubungan dengan kematian itu), tapi itulah, penyempitan tidak selalu berarti kemudahan. 

Pengarang mesti merasionalkan kisahnya, memasukkan segala peristiwa untuk sebisa mungkin
melogiskan kematian itu, seberat apapun kerja yang harus dilakukan oleh pengarangnya.

Novel Lelaki Harimau yang ditulis Eka Kurniawan menjadi contoh yang baik dalam konteks ini.
Eka mendahului kisah ini dengan kisah pembunuhan yang dilakukan Margio, terhadap Anwar
Sadat, seorang tokoh yang mendatangkan kebahagiaan pada Margio sekaligus kemarahan yang
tak mampu dibendung. Inti dari kisah ini tentu saja satu kisah pembunuhan, yang telah ditulis
jelas oleh pengarangnya pada awal kalimat, tapi kemudian novel ini berkembang menjadi 190
halaman yang indah, tentu menjadi satu kerja yang patut diacungkan jempol. 

Tapi demikianlah novel ini menjadi satu contoh bahwa psikologi manusia, karakter orang,
sampai pada satu pembunuhan yang keji, dilandasi oleh himpunan kejadian-kejadian dalam
hidup yang menderah manusia tiap waktu. 
SINOPSIS
Lelaki Harimau mengisahkan tentang suatu keluarga yang tidak bahagia, Komar dan Nuraeni
yang tidak pernah akur, Komar senantiasa berbuat kasar terhadap istri dan anaknya, tentu saja
anak-anaknya Margio dan Mameh membenci sang ayah. Nuraeni kemudian berselingkuh dengan
majikannya Anwar Sadat, dan Margio lalu membunuh Anwar Sadat saat dia mengetahui bahwa
laki-laki penjahat kelamin itu tidak mencintai ibunya. Kekejaman serta kejahatan tergambar jelas
dalam novel ini, tetapi pembaca atau saya pribadi cenderung sulit menentukan siapa di antara para
tokoh yang bersalah. Entah itu Komar karena dia begitu kasar, Nuraeni dan Anwar Sadat yang
berselingkuh, atau Margio yang melakukan pembunuhan. Sementara pada beberapa kesempatan
Komar berupaya membuat istrinya bahagia, tapi Nuraeni sepertinya sudah menutup diri dari
usaha yang dilakukan suaminya. Sikap kasar Komar semakin tidak terkendali karena gagal
memenangkan hati sang istri. Sedang Nuraeni tidak dapat sepenuhnya disalahkan, hidupnya telah
banyak menderita akibat kekasaran Komar, sehingga adalah hal yang wajar jika dia merasa begitu
istimewa diperlakukan dengan mesra oleh Anwar Sadat. Begitupun keadaan Margio, bagaimana
bisa seorang anak yang selalu membela ibunya dapat bungkam begitu saja saat mendengar Anwar
Sadat meremehkan ibunya.

Tanpa disangka, ternyata kehancuran perkawinan Komar dan Nuraeni itu berawal dari sebuah
kesalahpahaman sepele saat mereka masih pacaran, Komar tidak menepati janjinya untuk
mengirimi Nuraeni surat hingga Nuraeni merasa tidak diperhatikan dan tidak dicintai olehnya.
Padahal Komar bukan melupakan janjinya, melainkan dia tidak tahu apa yang mesti ia katakan.
Seumpama lidah, ia kelu tak tahu mesti berkata apa.

Hampir semua tokoh yang terlibat dilukiskan dengan penuh simpati, perbuatan dan perasaan
mereka dapat dipahami karena peristiwa yang dialami para tokoh. Seperti semuanya terjadi begitu
saja, bukan karena persoalan-persoalan besar seperti bencana alam, kemiskinan, dan lain-lain.
Tetapi justru disebabkan oleh hal sepele, seandainya Komar menulis surat-surat cinta penuh
omong kosong seperti para pemuda lain kisahnya pasti akan menjadi sangat berbeda.

Lelaki Harimau juga tak luput dari unsur seksualitas. Hubungan seks yang digambarkan adalah
hubungan seks yang penuh kekerasan antara Komar dan Nuraeni, serta hubungan perselingkuhan
Nuraeni dan Anwar Sadat. Bagaimana Nuraeni selalu menerima perlakuan kasar dari suaminya,
dan untuk pertama kalinya merasakan kenikmatan seksual dari perselingkuhannya tersebut.
Meskipun bagi masyarakat perselingkuhan semacam itu merupakan “dosa”, tetapi Eka berhasil
menceritakannya dengan apik hingga kita dapat merasakannya sebagai hal yang wajar terjadi jika
diposisikan demikian.

Mesikipun demikian, perilaku tokoh Margio agaknya tetap menjadi misteri, dia memang memiliki
alasan untuk membenci Anwar Sadat, tetapi sukar dijelaskan mengapa dia sampai melakukan
pembunuhan yang cukup kejam dengan cara menggigit lehernya hingga nyaris putus. Semacam
ada kontradiktif disini, mengapa Margio yang masih terbilang muda selalu dapat menahan nafsu
menghabisi ayahnya sendiri yang juga sangat dibencinya, tetapi kehilangan kontrol saat
berhadapan dengan Anwar Sadat. Atau bisa jadi Eka coba menyampaikan kepada kita bahwa
selalu ada unsur buas dan tak terduga dalam diri manusia.

KELEBIHAN

1. Mengajarkan manusia untuk mengerti dan bisa merasakan “hidup” apabila belum pernah
mendafat konflik.
2. Novel ini mengajarkan kita untuk saling menyayangi keluarga dan tetap hidup rukun
dengan sesmaa

KEKURANGAN

1. Novel ini tidak memperlihatkan resolusi dari konflik.


2. Novel ini menggukan ejekan dalam novel menggunakan kata kasar

SARAN

Setelah membaca novel ini, seharusnya dalam novel penggunaan kata kasar dikurangi waluapun
itu sebagai ejekan, sehingga orang yang memabacanya tidak mencontoh kata-kata yang tersurat
didalam novel tersebut

Anda mungkin juga menyukai