Anda di halaman 1dari 39

Asuhan Kebidanan Persalinan Normal

Pengertian Persalinan Normal


Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir kemudian berakhir dengan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri).
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) kemudian berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

Tujuan Asuhan Persalinan


Tujuan asuhan persalinan adalah pengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya. Hal ini dilakukan melalui
berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap, serta intervensi minimal sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.

Selain itu tujuan lain dari asuhan persalinan antara lain :


Meningkatkan sikap positif terhadap keramahan dan keamanan dalam memberikan
pelayanan persalinan normal dan penanganan awal penyulit beserta rujukannya.
Memberikan pengetahuan dan keterampilan pelayanan persalinan normal dan
penanganan awal penyulit beserta rujukan yang berkualitas dan sesuai dengan
prosedur standar.
Mengidentifikasi praktik-praktik terbaik bagi penatalaksanaan persalinan dan
kelahiran, yang berupa :
Penolong yang terampil
Kesiapan menghadapi persalinan, kelahiran, dan kemungkinan komplikasinya
Partograf
Episiotomy yang terbatas hanya pada indikasi
Mengidentifikasi tindakan yang merugikan dengan maksud menghilangkan tindakan
tersebut

Asuhan Sayang Ibu Pada Persalinan


Panggil ibu sesuai nama, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya.
Jelaskan semua asuhan dan perawatan pada ibu sebelum memulai asuhan.
Jelaskan prosedur persalinan pada ibu dan keluarga.
Anjurkan ibu bertanya dan membicarakan rasa takutnya.
Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
Berikan dukungan pada ibu
Anjurkan ibu untuk ditemani suami/keluarga.
Hargai privasi ibu
Mengatur posisi ibu dengan nyaman.

Sebab – Sebab Terjadinya Persalinan


Teori Penurunan Kadar Hormon Progesteron
Hormon progesteron adalah hormon yang mengakibatkan relaksasi pada otot-otot
rahim, sedangkan hprmon estrogen meningkatkan kerentanan otot rahim. Selama
kehamilan, terdapat keseimbangan antara progesteron dan esterogen di dalam darah.
Progesteron menghambat kontraksi selama kehamilan sehingga mencegah ekspulsi
fetus. Sebaliknya, esterogen mempunyai kecenderungan meningkatkan derajat
kontraktilitas uterus. Baik progesteron maupun esterogen disekresikan dalam jumlah
yang secara progresif makin bertambah selama kehamilan. Namun saat kehamilan
mulai memasuki usia 7 bulan dan seterusnya, sekresi esterogen terus meningkat,
sedangkan progesteron tetap konstan atau sedikit menurun sehingga terjadi kontraksi
brakton hicks saat akhir kehamilan yang selanjutnya bertindak sebagai kontraksi
persalinan.
Teori Oksitosin
Menjelang persalinan terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam otot rahim
sehingga terangsang saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan kontraksi, diduga
bahwa oksitosin dapat menimbulkan pembentukkan prostaglandin dan persalinan
dapat berlangsung.
Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menjadi salah satu sebab permulaan
persalinan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi,
baik dalam air ketuban maupun darah perifer ibu hamil ibu hamil sebelum melahirkan
atau selama persalinan.
Teori Plasenta Menjadi Tua
Plasenta yang menjadi tua seiring bertambahnya usia kehamilan menyebabkan kadar
esterogen dan progesteron turun. Hal ini juga mengakibatkan kejang pada pembuluh
darah sehingga akan menimbulkan kontraksi.
Distensi Rahim
Seiring bertambahnya usia kehamilan maka otot-otot rahim akan semakin meregang.
Rahim yang membesar dan meregang menyebabkan iskemi otot-otot rahim sehingga
menggangu sirkulasi utero plasenter kemudian timbullah kontraksi.
Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (Feleksus Franker Hauser). Bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin maka akan timbul
kontraksi.

Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan dalam terjadinya
persalinan pada janin anancepalus kehamilan lebih lama dari biasanya.

Tahapan – Tahapan Persalinan


Asuhan Persalinan Kala I
Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0
sampai pembukaan lengkap (10 cm). Pada permulaan his, pembukaan tidak begitu
kuat sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan. Proses pembukaan serviks akibat his
dapat dibedakan menjadi 2 fase, yaitu :
Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai dengan
pembukaan mencapai ukuran diameter 3 cm.
Fase Aktif
Fase Akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
Fase Dilatasi Maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm sampai dengan 9
cm.
Fase Dilatasi
Pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi
pembukaan lengkap.

Dalam fase ini, frekuensi dan lama kontraksi uterus akan


meningkat secara bertahap, biasanya terjadi 3x atau lebih dalam 10
menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Biasanya dari
pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap, akan terjadi
kecepatan rata-rata yaitu 1 cm per jam untuk primigravida dan 2 cm
untuk multigravida. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12
jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.

Pencatatan Selama Kala I Persalinan


Selamfrekuensi a proses persalinan kala I, semua asuhan, pengataman,
dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat dicatat secara terpisah,
baik di catatan kemajuan persalinan maupun di buku KMS ibu.
Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan
selama fase persalinan. Semua asuhan dan intervensi juga harus
dicatat.
Kondisi ibu dan bayi harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu :
Denyut jantung janin (setiap ½ jam)
Frekuens(setiap ½ jam)
TTV (tekanan darah, nadi, suhu) setiap 4 jam
Pembukaan serviks ( 4 jam)
Penurunan kepala janin (4 jam)
Produksi urine, aseton, dan protein (2-4 jam).

Asuhan Persalinan Kala II


Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari pembukaan
lengkap (10 cm) sampai bayi baru lahir. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran
bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Gejala utama dari Kala II yaitu :
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya
Perineum menonjol
Vulva dan sfringter ani membuka
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Pada pemeriksaan dalam terjadi pembukaan seviks telah lengkap atau terlihatnya
bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

Posisi melahirakan
Posisi meneran adalah posisi yang nyaman bagi ibu bersalin. Ibu bersalin dapat
berganti posisi secara teratur selama kala II karena hal ini sering kali mempercepat
kemajuan persalinan dan membuat ibu nyaman.
Berbaring atau Litotomi
Kelebihan : pada posisi ini jalan lahir akan menghadap ke depan dan mudah untuk
mengukur perkembangan dan pembukaan dan waktu persalinan ibu. Kepala bayi
mudah diarahkan dan dipegang.
Kekurangan : posisi berbaring akan membuat ibu hamil sulit mengejan pada saat
kelairan bayi, dapat meningkatkan tekanan pada perineum yang dapat membuat
robekan dan derajat episiotomi. Pembukaan panggul sempit juga tidak akan
maksimal.

Duduk atau setengah duduk


Kelebihan : jalan lahir yang akan ditempuh bayi keluar akan lebih pendek dan suplai
oksigen ke janin akan maksimal. Posisi ini tidak akan menganggu dalam epidural,
pemasangan infus, cateter dan CTG.
Kekurangan : menimbulkan keluhan lelah dan pegal pada punggung. Posisi ini akan
menyakitkan dibandingkan posisi lainnya dan gerakan dibatasi. Meningkatkan
forceps dan vakum, serta dapat meningkatkan tekanan pada perineum sehingga risiko
robek.

Merangkak
Kelebihan : membantu meringankan rasa sakit. Posisi ini sangat bagus untuk bayi
yang berukuran besar, dapat juga membantu jika terjadi prolaps tali pusat untuk
mencegah tali pusat semakin menumbung dan lebih sedikit beresiko terjadi robekan
perineum.
Jongkok atau berdiri
Kelebihan : merupakan posisi yang sangat alami saat melahirkan karena manfaat
gaya gravitasi bumi sehingga ibu tidak perlu kuat untuk mengedan
Kekurangan : berpeluang membuat cidera kepala bayi, kurang menguntungkan
karena sangat menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan
lainnya.

Miring Kiri
Kelebihan : peredaran darah ibu bisa berjalan dengan lancar,pengiriman oksigen
dalam darah ibu ke janin melalui plasenta juga tidak akan terganggu sehingga pada
proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan. Dapat juga menjaga denyut
jantung janin stabil selama kontraksi.
Kekurangan : dapat menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan karena
letak kepala bayi sulit dimonitor, diarahkan dan dipegang.
Berlutut
Kelebihan : dengan posisi bersandar ke depan akan membantu meringankan ibu dari
rasa sakit persalinan dan mengurangi tekanan pada perineum sehingga robekan akan
jarang tejadi.
Kekurangan : tidak ada

Berdiri Tegak
Kelebihan : mudah bergerak dan menjaga napas saat mengejan, memudahkan
memijat, dan membuat kontraksi efektif, mempercepat tahap pertama persalinan.

Asuhan Persalinan Kala III


Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit. Melalui kelahiran bayi,
plasenta sudah mulai terlepas pada lapisan Nitabisch karena sifat retraksi otot rahim.
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir, yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit, jika lebih maka harus diberi penanganan lebih atau rujuk.
Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda :
Uterus menjadi globuler
Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
Tali pusat bertambah panjang.
Terjadi semburan darah tiba-tiba.
Melahirkan plasenta biasanya dengan melakukan dorso kranial
pada fundus uteri disertai melakukan PTT (Pereganggan Tali Pusat
Terkendali). Biasanya plasenta lepas dalam 5-15 menit setelah bayi
lahir.

Manajemen Aktif Kala III


Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan konraksi uterus yang
lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan, dan
mengurangi kehilangan darah.
Langkah Utama Dalam Manajemen Aktif Kala III
Pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah lahir
Melakukan peregangan tali pusat terkendali
Masase fundus uteri

Pemantauan Kala III


Periksalah kembali uterus setelah 1 – 2 menit untuk memastikan uterus berkontraksi,
jika uterus masih belum berkontraksi dengan baik ulangi masase fundus uteri.
Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus. Periksa uterus setiap 15
menit pada 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit pada jam kedua
persalinan.
Selain itu ketahui apakah terjadi robekan jalan lahir dan perineum dengan melakukan
pemeriksaan dengan menggunakan ibu jari telunjuk dan tengah tangan kanan yang
telah dibalut kasa untuk memeriksa bagian dalam vagina.

Laserasi Perineum diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :


Derajat 1 : mukosa vagina, dan kulit perineum
Derajat 2 : derajat 1, dan otot perineum
Derajat 3 : derajat 2 dan otot spingter ani eksterna
Derajat 4 : derajat 3, dinding depan rectum.

Observasi yang lain adalah tanda-tanda vital ibu. Pengawasan ini juga dilakukan
secara ketat untuk mengetahui keadaan umum ibu dan tanda-tanda yang patologis
(misalnya syok). Tindakan ini dilakukan tiap 15 menit pada jam pertama dan 30
menit pada jam kedua persalinan. Demikian halnya dengan kandung kemih karena
kandung kemih yang penuh akan mempengaruhi kontraksi uterus yang juga dapat
menyebabkan perdarahan.

Penundaan Pemotongan Tali Pusat


Penundaan penjepitan dan pemotongan tali pusat pada
metode persalinan lotus merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan bayi baru lahir
Metode Persalinan lotus adalah metode persalinan yang
membiarkan tali pusat tetap terhubung dengan bayi dan plasenta
setelah kelahiran, tanpa menjepit ataupun memotongnya, sehingga
tidak memberikan peluang kuman untuk masuk ke dalam tubuh
bayi melalui tali pusat, Metode lotus birth ini diyakini dapat
menambah kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir. Dengan
lotus birth, bayi diharapkan mendapatkan lebih banyak darah yang
mengandung oksigen, makanan dan antibodi sehingga memberikan
waktu bagi tali pusat untuk terpisah dari bayi secara alamiah.
Dengan cara ini, tali pusat dan plasenta diperlakukan sebagai suatu
kesatuan sampai saat pemutusan secara alami yang biasanya terjadi
3-10 hari setelah proses kelahiran.
Metode lotus birth inipun diyakini dapat menambah
kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir. Dengan lotus birth,
bayi diharapkan mendapatkan lebih banyak darah yang
mengandung oksigen, makanan dan antibodi sehingga diharapkan
bayi mendapat nutrisi yang berpengaruh terhadap pertumbuhannya
(Rachana, 2000). WHO (2014) menyebutkan penundaan
penjepitan tali pusat dapat meningkatkan suplay zat besi sehingga
mengurangi kejadian anemia sebesar 60% pada bayi, mengurangi
perdarahan intraventrikuler sebesar 59% pada bayi prematur,
mengurangi enterocolitis nekrotik sebesar 62% pada bayi
premature, mengurangi sepsis, mengurangi kebutuhan transfuse
darah pada bayi prematur.
Selama masa neonatal, bayi dilakukan penundaan
pemotongan tali pusat sampai 24 jam setelah kelahiran dillakukan
IMD, mendapatkan vitamin K. Dengan pemberian berbagai
suplemen dan pemberian obat yang direkomendasikan baik saat
hamil maupun saat neonatal akan membuat bayi menjadi sehat dan
tumbuh dan berkembang secara optimal.
Kebijakan untuk memotong tali pusat setelah 24 jam
kelahiran bayi juga didasarkan pada hasil pengamatan bidan bahwa
pada saat 24 jam pasca kelahiran, tali pusat sudah tidak berdarah
lagi sehingga bila dipotong tali pusatnya dapat memaksimalkan
pemberian ASI Ekslusif.
Kemenkes RI (2010) menjelaskan bahwa pemotongan dan
pengikatan tali pusat sebaiknya dilakukan sekitar 2 menit setelah
lahir (atau setelah bidan menyuntikkan oksitosin kepada ibu) untuk
memberi waktu tali pusat mengalirkan darah (dengan demikian
juga zat besi) kepada bayi. Sesuai dengan Langkah Manajemen
Aktif Kala III, oksitosin diberikan paling lambat satu menit setelah
bayi lahir. Hal ini tidak sesuai dengan The Cochrane Library, yang
menjelaskan bahwa dari Review terhadap 11 studi yang
mengevaluasi manfaat ibu dan bayi dari penundaan penjepitan tali
pusat sampai setelah berhenti berdenyut. Hasil menunjukkan
bahwa darah tidak lagi mengalir antara plasenta ibu dan bayi.
Dalam banyak kasus perbedaan waktu antara klem placenta awal
dan akhir hanya satu atau dua menit, namun penundaan
memungkinkan untuk meningkatkan suplai darah dari ibu ke anak.

Asuhan Persalinan Kala IV


Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah :
Tingkat kesadaran pasien,
Pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi dan pernapasan.
Terjadi perdarahan

Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada masa postpartum.
Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat perdarahan.
Kematian ibu pasca melahirkan biasanya terjadi dalam 6 jam postpartum. Hal ini
disebabkan pleh infeksi, perdarahan dan eklamsia postpartum. Selama 1 jam pertama
setelah persalinan, tanda-tanda vital ibu, uterus, lochea, perineum dan kandung kemih
dipantau dan dievaluasi secara teratur sampai semua stabil dalam kisaran normal.
Setelah plasenta lahir, berikan asuhan yang berupa :
Rangsang taktil (masase) uterus untuk merangsang kontraksi uterus.
Evaluasi tinggi fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau di bawah
pusat.
Perkirakan darah yang hilang secara keseluruhan.
Pemeriksaan perineum : perdarahan aktif (apakah dari laserasi atau luka episiotomy)
Evaluasi kondisi umum ibu dan bayi
Pendokumentasian.

Lima Benang Merah Asuhan Persalinan


Lima benang merah dirasakan sangat penting dalam memberikan asuhan persalinan
dan kelahiran bayi yang bersih dan aman. Kelima benang merah tersebut adalah :
Pengambilan Keputusan Klinik
Aspek pemecahan masalah yang diperlukan untuk menentukan pengambilan
keputusan klinis (Clinical Decision Making). Proses ini memiliki beberapa tahapan
mulai dari pengumpulan data, diagnosis, perencanaan dan penatalaksanaan, serta
evaluasi yang merupakan pola pikir sistematis bagi para bidan selama memberikan
asuhan kebidanan, khususnya dalam asuhan persalinan normal.

Aspek Sayang Ibu yang Berarti Sayang Bayi


Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan yang harus diperhatikan para bidan,
antara lain :
Suami, saudara atau keluarga lainnya harus diperkenankan untuk mendampingi ibu
selama proses persalinan bila ibu mengingkannya.
Standar untuk persalinan yang bersih dan harus selalu dipertahankan.
Kontak segera antara ibu dan bayi serta pemberian air susu ibu harus dianjurkan
untuk dikerjakan.
Penolong persalinan harus bersikap sopan dan penuh pengertian.
Penolong persalinan harus mau mendengarkan dan memberi jawaban atas keluhan
maupun kebutuhan ibu
Penolong persalinan harus cukup mempunyai fleksibilitas dalam menentukan pilihan
mengenai hal-hal yang biasa dilakukan selama proses persalinan maupun pemilihan
posisi saat melahirkan.
Tindakan – tindakan yang secara tradisional sering dilakukan dan sudah terbukti tidak
berbahaya harus diperbolehkan bila harus dilakukan.
Ibu harus diberi privasi bila ibu menginginkan.
Tindakan – tindakan medis rutin yang dikerjakan dan ternyata tidak perlu dan harus
dihindari (epsiotomy, pencukuran, dan klisma).

Aspek Pencegahan Infeksi


Cara efektif untuk mencegah penyebaran penyakit antar orang atau dari peralatan atau
sarana kesehatan ke seseorang dapat dilakukan dengan meletakkan penghalang
diantara mikroorganisme dan individu (klien atau petugas kesehatan). Penghalang ini
dapat berupa proses secara fisik, mekanik, ataupun kimia yang meliputi :
Cuci tangan
Memakai sarung tangan
Penggunaan cairan antiseptik
Pemprosesan alat bekas.

Aspek Pencatatan (Dokumentasi)


Dokumentasi dalam menajemen kebidanan merupakan bagian yang sangat penting.
Hal ini dikarenakan :
Dokumentasi menyediakan catatan permanen tentang manajemen pasien.
Memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara petugas kesehatan.
Kelanjutan dari perawatan dipermudah, dari suatu kunjungan ke kunjungan
berikutnya, dari satu petugas ke petugas kesehatan lain, atau dari petugas ke fasilitas.
Dalam asuhan persalinan normal, sistem pencatatan yang digunakan adalah partograf,
hasil pemeriksaan yang tidak dicatat pada partograf dapat diartikan bahwa
pemeriksaan tersebut tidak dilakukan.

Aspek Rujukan
Jika ditemukan suatu masalah dalam persalinan, sering kali sulit untuk melakukan
upaya rujukan dengan cepat, hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhi.
Penundaan dalam membuat keputusan dan pengiriman ibu ke tempat rujukan akan
menyebabkan keputusan dan pengiriman ibu ke tempat tertunda dan ibu tidak
mendapatkan penatalaksanaan yang memadai.
Singkatan BAKSOKUDA (bidan, alat, keluarga, surat, obat, kendaraan, uang, darah)
dapat digunakan untuk mengingat hal-hal penting dalam mempersiapkan rujukan
untuk ibu dan bayi.

Tanda-Tanda Persalinan
Tanda Bahwa Persalinan Sudah Deket
Lightening
Menjelang minggu ke-36, terjadi penurunan fundus uteri karena kepala janin sudah
masuk pintu atas panggul. Masuknya kepala janin ke pintu atas panggul
menyebabkan ibu merasakan :
Ringan di bagian dan rasa sesaknya berkurang
Bagian bawah perut ibu terasa penuh dan menggganjal
Terjadinya kesulitan saat berjalan
Sering kencing

Terjadinya His Permulaan


Makin tua kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron juga makin berkurang
sehingga produksi oksitosin makin meningkat, dengan demikian dapat menimbulkan
kontraksi yang lebih sering. His permulaan ini lebih sering diistilahkan sebagai his
palsu.

Tanda Timbulnya Persalinan


Terjadinya His Persalinan
His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba dan menimbulkan rasa nyeri perut serta
menimbulkan pembukaan serviks kontraksi rahim. His yang menimbulkan
pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu disebut his efektif. Lama his biasanya
berkisar 45-60 detik.
Keluarnya lendir bercampur darah (blood show)
Lendir berasal dari pembukaan, yang menyebabkan lepasnya lendir berasal dari
kanalis servikalis. Dengan pengeluaran darah disebabkan robeknya pembuluh darah
waktu serviks membuka.
Kadang- Kadang Ketuban Pecah Dengan Sendirinya
Sebagian ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban. Jika
ketuban sudah pecah maka diharapkan persalinan dapat berlangsung 24 jam. Namun,
apabila tidak maka persalinan harus diakhiri dengan tindakan tertentu, misal ekstraksi
vakum atau sectio caesaria.
Dilatasi dan Effacemenet
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur akibat pengaruh
his. Effacement adalah pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang semula
panjangnya 1-2 cm menjadi hilang sama sekali sehingga hanya tinggal ostium yang
tipis, seperti kertas.

Faktor-Faktor Mempengaruhi Persalinan


Passenger
Passenger atau isi kehamilan terdapat 3 faktor yang mempengaruhinya yaitu, janin,
air ketuban dan plasenta. Dimana faktor janin dipengaruhi oleh anatomi kepala janin,
ukuran badan lain, presentasi, letak janin, serta sikap janin.
Passage
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Dalam
persalinan panggul ibu ikut berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil
menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku.

Power
Power merupakan kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang mendorong
janin keluar dalam proses persalinan terdiri dari his, kontraksi otot perut, kontraksi
diafragma dan aksi dari ligament dengan kerja sama yang baik dan sempurna.
Psikis
Perubahan psikis yang mungkin terjadi pada masa persalinan bisa berupa kecemasan
dan ketakutan. Disinilah peran penolong, yaitu memantau dengan seksama dan
memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu, baik dari segi emosi atau
perasaan maupun fisik.

Pengurangan Rasa Sakit


Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus. Selama
persalinan dan kelahiran pervaginam, nyeri disebabkan oleh kontraksi rahim, dilatasi
serviks dan distensi perineum.
Teknik Pengurangan Rasa Nyeri :
Farmakologis
Berbagai obat disuntikan kepada ibu dengan tujuan untuk mengurangi rasa nyeri
ketika menghadapi persalinan.
Non Farmakologis
Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa nyeri/sakit tanpa menggunakan
obat-obatan diantaranya, seperti mendampingi persalinan, perubahan posisi,
sentuhan/massage, kompres hangat dan dingin, aromaterapi, teknik pernapasan
lamaze, hipnotis, akupuntur, musik, dll.

Tanda Bahaya Pada Masa Persalinan


Atonia Uteri
Atonia uteri adalah uterus yang gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan,
dapat disebabkan oleh beberapa sebab, antara lain :
Partus lama
Pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil, seperti kehamilan kembar,
hidramnion atau janin besar
Multiparitas
Anastesi yang dalam
Anastesi lumbal

Retensio Plasenta
Adalah plasenta atau bagiannya dapat tetap berada di dalam uterus setelah bayi lahir.
Hal ini disebabkan karena :
Plasenta belum lepas dari uterus
Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta
Plasenta merekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korealis menembus desidua
sampai miometrium – bawah peritoneum (plasenta akreta – perkreta).

Emboli Air Ketuban


Emboli air ketuban menimbulkan syok yang sangat mendadak dan biasanya berakhir
dengan kematian. Penderita menjadi gelisah, sesak napas, kejang, dan kemudia
meninggal. Emboli air ketuban terjadi pada his yang kuat dengan ketuban yang
biasanya sudah pecah. Karena his kuat, air ketuban dengan mekonium, rambut lanugo
dan vernik kaseosa masuk ke dalam sinus-sinus dalam dinding uterus dan dibawa ke
paru-paru.

Robekan Jalan Lahir


Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua paling sering dari perdarahan
postpartum. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan
postpartum dengan uterus berkontraksi dengan baik biasanya disebabkan oleh
robekan serviks atau vagina.
Kujungan Ke Empat
Hari/ Tanggal : Kamis, 27 Januari 2022
Waktu : 10.00 wib
Tempat : Puskesmas Pancoran Mas , Poli KIA
Data Subjektif
Ibu mengatakan datang untuk kunjungan ulang kehamilannya, keadaan ibu dalam
kondisi baik, tidak ada keluhan . gerakan janin aktif bergerak obat diminum setiap
hari secara teratur, nafsu makan ibu mengalami peningkatan, Ibu merasakan gerakan
janin aktif >10x/ 12 jam, ibu mengatakan vitamin habis.
Ibu telah menjaga kebersihan diri sesuai dengan anjuran yang diberikan, ibu
mengatakan tidak ada keluhan. Ibu membawa Hasil USG pada tanggal 15 Januari
2022 : janin dalam keadaan baik , Usia Kehamilan 36 mgg, Ica dan Plasenta : normal
, berat janin : 2600 g TP : 18 Februari 2022

Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaraan : Compos Mentis
Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 104/77 mmHg
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36, 7˚C
Denyut Nadi : 82 x/menit
Berat Badan : 79 Kg
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Muka : Simetris, tidak oedema, tidak pucat
Mata : Simetris, sklera tidak ikterik , konjungtiva tidak anemis
Dada dan axial
Areola : Hiperpigmentasi: (ya/ya)
Papilla mammae : Menonjol (ya/ya)
Pengeluaran : Kolostrum : (tidak/tidak)
Axilla : Tidak ada Benjolan kanan / kiri

Abdomen
Inspeksi
Pembesaran : Sesuai usia Kehamilan
Arah Pembesaran : Memanjang
Gerakan janin : Ada
Palpasi
TFU : 28 cm
Leopold I : TFU 2 jari dibawah processus xyphoideus
Teraba satu bagian lunak, bundar, tidak melenting.
Leopold II : Kanan: teraba panjang keras seperti papan
Kiri: teraba bagian kecil – kecil janin
Leopold III : teraba satu bagian keras, bulat, tidak dapat di
goyangkan
Divergent
Leopold IV : 3/5
Kontraksi : Tidak ada
Pergerakan janin : Aktif
TBJ : (28-13) x 155 = 2325 gram
Auskultasi
Frekuensi : 151 x /menit, teratur,intensitas : Kuat
Punctum maksimum : Satu jari bawah pusat sebelah kanan
Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Normal
Nyeri pinggang : tidak dirasakan
Ekstremitas atas dan bawah
Atas : simetris, tidak ada oedema
Bawah : simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises

Analisa
Ibu G3P1A1 hamil 35-36 minggu
Janin Tunggal Hidup Intrauterin Presentasi Kepala

Penatalaksanaan
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam keadaan sehat dan baik
Ev : Ibu mengetahui keadaan dirinya sehat dan janin yang dikandungnya dalam
keadaan baik
Memberitahu ibu posisi tidur yang baik pada saat hamil yaitu dengan miring ke kiri
agar transfer oksigen ke janin menjadi lancar
Ev : ibu mengerti dan akan mengikuti saran yang di berikan.
Memberitahu ibu mengosumsi makanan pencegah anemia seperti, hati ayam, daging,
buah bit, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Ev : ibu mengerti dan akan mengosumsinya
Mengevaluasi hasil cek lab terutama kadar Hb ibu
Ev : HB 11 g/dl terjadi kenaikan dari hasil sebelumnya 10 g/dl
Mengingatkan ibu untuk memantau gerakan janin dalam 12 jam jika kurang dari 10
kali atau tidak bergerak segera langsung ke pelayanan kesehatan terdekat
Ev: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
Memberitahu ibu untuk selalu menjaga personal hygiene dengan cara yang sama
seperti penjelasan yang diberikan di pertemuan sebelumnya.
Ev: ibu mengatakan akan selalu menjaga kebersihan personal hygiene.
Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan pervaginam,
pergerakan janin berkurang (<10x/ 12 jam ) atau tidak bergerak, sakit kepala/pusing
yang hebat dan kejang, sakit perut yang hebat, ketuban pecah sebelum waktunya dan
demam tinggi. Jika terdapat salah satunya agar segera kontrol ke tenaga kesehatan
Ev: Ibu mengerti dan dapat mengulang kembali tanda bahaya kehamilan.
Memberitahukan tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir bercampur darah,
mulas-mulas semakin sering dan pecah nya ketuban . jika salah satu tanda tersebut
muncul menganjurkan ibu langsung datang ke puskesmas Pancoran Mas.
Ev: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
Menanyakan kembali ibu tentang tempat dan penolong persalinan Ev : Ibu
memilih Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas sebagai tempat bersalin dan ditolong
oleh Bidan
Mengingatkan ibu untuk membawa perlengkapan yang harus dibawa saat bersalin
yaitu , baju bayi , popo, topi, sarung tangan, handuk bayi, perlengkapan mandi
(sabun, shampoo, minyak telon). Perlengkapan ibu ( baju berkancing, celana dalam ,
pembalut, sarung), serta surat-surat ( fotocopy KTP suami istri, bpjs, buku nikah )
Memberikan ibu mengkonsumsi tablet penambah darah 60 mg sebanyak 10 tablet
diminum 1x1, Kalk 500 mg sebanyak 10 tablet diminum 1x1 , vitamin c 1x1
sebanyak 10 tablet .serta memberitahu ibu untuk meminumnya secara teratur, tidak
diminum dengan air teh, dan kopi lebih baik diminum dengan air putih atau air jeruk
karena mengandung vitamin C yang membantu penyerapan FE dan sebaiknya
diminum sebelum tidur untuk mengurangi rasa mual yang ibu rasakan.
Ev: Ibu berjanji akan meminum secara teratur dan menggunakan air putih/jeruk setiap
harinya
Memberitahu ibu untuk kunjungan 1 minggu lagi pada tanggal 3 Januari 2022 atau
jika ada keluhan
Ev : Ibu mengerti dan berjanji akan kunjungan ulang sesuai jadwal ataupun jika ada
keluhan
A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan

Kala I

Hari, Tanggal : Minggu, 30 Februari 2022 Pukul : 13.30 WIB

Tempat : Puskesmas Pancoran Mas

1. Data Subjektif
Ibu datang diantar suami tanggal 30 Februari 2022 pukul 09.00 WIB, ibu
mengatakan mulas mulas sejak pukul 05.00 WIB, disertai keluar lendir
darah, belum keluar air-air, pergerakan janin >10x hari, dan tidak
merasakan nyeri saat janin bergerak.

2. Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/ menit
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 20 x/ menit

Pemeriksaan Fisik :
Kepala
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak oedema

Mata : Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis


Abdomen
Inspeksi
Membesar dengan arah memanjang, pembesaran uterus sesuai
masa kehamilan dan tidak ada bekas operasi
Palpasi
TFU : 28 cm ( Mc. Donald)

Leopold I : TFU pertengahan pusat - processus


xiphoideus
Teraba satu bagian besar lunak, kurang bulat, tidak melenting
Leopold II :
Kanan : Teraba tahanan keras memanjang
Kiri : Teraba bagian kecil – kecil janin
Leopold III : Teraba satu bagian besar keras, bulat
Leopold IV : Sejajar 3/5

TBJ : (28-12) x155 = 2.480 gram


Auskultasi
Frekuensi : 153 x/menit, teratur, intensitas : kuat

Punctum maksimum : 1 tempat, kuadran kanan bawah pusat

His : 3x10’x25”, intensitas : kuat


Ektremitas atas dan bawah
Atas : Simetris, tidak ada oedema

Bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises


Anogenital
Vulva/vagina : Tidak oedem, tidak ada varises
Pengeluaran : Belum ada pengeluaran
Portio
Arah Portio : Anterior Konsistensi :Tebal lunak

Penipisan : 30%
Pembukaan : 1 cm
Ketuban : (+) Utuh
Presentasi : Kepala
Penunjuk : Belum dapat dikaji
Penurunan : Hodge I
Molase : Belum dapat dinilai

3. Analisa

Ibu G3P1A1 hamil 37 minggu 5 hari inpartu kala I fase laten Janin
Tunggal Hidup Intrauterine Presentasi Kepala

4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan saat ini bahwa ibu
dalam masa persalinan pembukaan 1 cm
Evaluasi : Ibu dan suami sudah mengetahui hasil pemeriksaan saat ini.
Menyarankan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB
Evaluasi : Ibu tidak akan menahan BAK dan BAB
Menyarankan ibu untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum.
Evaluasi : Ibu mengangguk mengerti dan bersedia untuk makan dan minum.
Menyarankan ibu untuk mobilisasi seperti jalan-jalan, berdiri jongkok, duduk
jongkok, atau tidur miring ke kiri.
Evaluasi : Ibu tidur miring ke kiri.
Mengajarkan ibu cara relaksasi saat ada mulas/ kontraksi yaitu dengan cara menarik
nafas panjang dari hidung lalu dihembuskan melalui mulut, dan menganjurkan ibu
untuk tidur miring ke kiri untuk melancarkan peredaran oksigen dari ibu ke janin.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang sudah diberikan dan ibu telah
melakukan semua yang telah dianjurkan.
Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, tekanan darah dan kemajuan persalinan
tiap 4 jam, nadi dan DJJ tiap 1 jam, suhu dan jumlah urin minimal tiap 2 jam
Evaluasi : Jadwal pemeriksaan dalam ulang pada pukul 13.00 WIB.
Memberikan ibu support mental dengan mengajak ibu berdoa agar proses persalinan
berjalan dengan lancar
Evaluasi : Ibu melakukan yang disarankan.

Observasi Persalinan

Hari, Tanggal : Minggu, 30 Januari 2022

Pukul : 13.00 WIB


Tempat : Puskesmas Pancoran Mas

1. Data Subjektif

Ibu mengeluh mulas semakin sering, keluar lendir darah, keluar air-air
dan gerakan janin masih terasa aktif.

2. Data Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Keadaan Emosional : Stabil


Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 84 x/ menit
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 20 x/ menit

Pemeriksaan Fisik :
Abdomen
Leopold IV : Divergen 2/5
Pergerakan janin : Aktif
DJJ : 150x/menit intonasi kuat dan teratur
HIS : 3x/10’/35’’, intensitas: sedang

Anogenital
Vulva/vagina : Tidak oedem, tidak ada varises
Pengeluaran : Lendir bercampur darah dan air ketuban
Portio
Arah Portio : Anterior Konsistensi : Lunak Penipisan: 100%
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : (-) Negatif, Rembes
Presentasi : Kepala
Penurunan : Hodge III
Penunjuk : UUK Kanan depan
Molase : Tidak ada

3. Analisa

Ibu G3P1A1 hamil 37 minggu 5 hari inpartu kala I fase aktif Janin
Tunggal Hidup Intrauterine Presentasi Kepala

4. Penatalaksanaan
Memberitahukan ibu dan suami hasil pemeriksaan, saat ini ibu dalam masa
persalinan, pembukaan 10 cm, keadaan ibu dan bayi baik
Evaluasi : Ibu dan suami sudah mengetahui hasil pemeriksaan saat ini.
Memberikan Ibu Amoxicillin 500 mg per oral 1 tablet untuk mengurangi risiko
terjadinya infeksi pada ibu dan bayi.
Evaluasi : Ibu segera meminumnya.

Menyarankan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB


Evaluasi : Ibu tidak akan menahan BAK dan BAB
Menyarankan ibu untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum
Evaluasi : Ibu bersedia untuk makan dan minum.
Mengajarkan suami mengusap daerah punggung ibu saat ada his untuk mengurangi
rasa nyeri dan terus menyemangati ibu
Evaluasi : Suami mengusap punggung ibu dan memberikan semangat
Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, tekanan darah dan kemajuan persalinan
tiap 4 jam, nadi dan DJJ tiap 30 menit, suhu dan jumlah urin minimal tiap 2 jam
Evaluasi : Jadwal VT ulang pukul 18.00 WIB.
Mempersiapkan partus set, heacting set, obat-obatan dan alat kegawatdaruratan
Evaluasi : Peralatan sudah disiapkan.
Mempersiapkan perlengkapan ibu dan bayi
Evaluasi : Perlengkapan ibu dan bayi sudah disiapkan.
Mengajarkan ibu cara meneran yang benar yaitu ketika his datang rangkul kaki ibu
hingga siku, angkat kepala, lalu dagu tempelkan ke dada, mata dibuka melihat ke arah
perut, tarik nafas yang panjang dari hidung lalu mengedan yang panjang seperti ingin
BAB
Evaluasi : Ibu dapat mengulang penjelasan yang ditberikan.

Kala II
Hari, Tanggal : Minggu, 30 Januari 2022 Pukul : 16.30 WIB
Tempat : Puskesmas Pancoran Mas

1. Data Subjektif
Ibu mengeluh mulas semakin sering, keluar lendir darah, keluar air-air dan
gerakan janin masih terasa aktif.

2. Data Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis


Keadaan Emosional : Stabil

a. Tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 79 x/ menit

Suhu : 36,8oC

Pernafasan : 20 x/ menit

Pemeriksaan Fisik :
Abdomen
Leopold IV : Divergen 1/5
Pergerakan janin : Aktif
DJJ : 148x/menit, intonasi kuat dan teratur
HIS : 4x/10’/45’’, intensitas: sedang
Anogenital
Vulva/vagina : Tidak oedem, tidak ada varises
Pengeluaran : Lendir bercampur darah dan air ketuban
Portio
Arah Portio : Tidak teraba
Konsistensi : Tidak teraba
Penipisan : 100%
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : (-) Negatif
Presentasi : Kepala
Penurunan : Hodge III
Penunjuk : UUK depan
Molase : Tidak ada

3. Analisa

Ibu G3P1A1 hamil 37 minggu 5 hari Partus Kala II

Janin Tunggal Hidup Intrauterine Presentasi Belakang Kepala

4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu sudah
pembukaan lengkap dan ibu sudah boleh meneran.
Evaluasi : Ibu mulai meneran sesuai perintah yang diberikan.
b. Mendekatkan partus set, hecting set, obat-obatan, dan alat
kegawatdaruratan.
Evaluasi : Peralatan sudah didekatkan.
c. Memakai APD
Evaluasi : APD sudah dipakai.
d. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman.
Evaluasi : Ibu memilih posisi litotomi.
e. Menganjurkan ibu untuk meneran saat ada mulas
Evaluasi : Ibu mengerti dan mampu melakukannya.
f. Memberi dukungan psikis kepada ibu agar ibu lebih tenang dalam
menghadapi persalinan.
Evaluasi : Ibu berdoa sesuai keyakinan.
g. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dan minum disela-sela kontraksi.
Evaluasi : Ibu minum teh manis.
h. Mengobservasi DJJ disela-sela kontraksi.
Evaluasi : DJJ (+) terdengar 145x / menit dan tidak ada tanda gawat
janin.
i. Memberikan pertolongan persalinan.
Evaluasi : Bayi lahir spontan pukul 16.40 WIB menangis kuat, kulit
kemerahan, tonus otot baik, jenis kelamin laki-laki, A/S 9/10, tidak ada
cacat.
j. Mengeringkan bayi dan mengecek janin kedua
Evaluasi : Tidak ada janin kedua.
k. Menjepit serta memotong tali pusat bayi.
Evaluasi : Tali pusat bayi sudah dipotong.
l. Meletakkan bayi diatas dada ibu untuk IMD selama ± 1 jam
Evaluasi : IMD telah dilakukan.
Kala III

Hari, Tanggal : Minggu, 30 Januari 2022 Pukul : 16.50 WIB


Tempat : Puskesmas Pancoran Mas

1. Data Subjektif
Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya, masih merasa mulas dan
lelah

2. Data Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis


Abdomen
Palpasi : TFU : Sepusat,

Tidak ada janin kedua

Kontraksi uterus : Baik

Kandung kemih : Kosong


Anogenital
Pengeluaran pevaginam : Darah ± 100 cc

3. Analisa
Ibu P3A1 Partus Kala III
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan

4. Penatalaksanaan
a. Memberikan pujian dan selamat atas kelahiran bayi nya

Ev : ibu senang atas kelahiran bayinya


Melakukan manajemen aktif kala III
Menyuntikan oksitosin 10 UI secara IM pada 1/3 paha atas bagian luar segera setelah
bayi lahir dan diyakinkan tidak ada janin kedua.
Evaluasi : Oksitosin sudah disuntikkan
Melakukan PTT (Peregangan Tali pusat Terkendali), hingga melahirkan plasenta.
Evaluasi : Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler,
adanya semburan darah dan tali pusat bertambah panjang,
plasenta lahir pukul 16.50 WIB
Melakukan masase fundus uteri selama 15 detik.
Evaluasi : Uterus berkontraksi dengan baik
Memastikan kelengkapan plasenta.
Evaluasi : Plasenta lahir lengkap (terdapat 2 selaput lengkap korion
dan amnion , kotiledon utuh ± 20 buah, berat plasenta ± 500 gram,
tebal plasenta ± 3cm, diameter plasenta ± 18 cm, panjang tali pusat ±
50cm.
Kala IV

Hari, Tanggal : Minggu, 30 Januari 2022 Pukul : 23.50 WIB


Tempat : Puskesmas Pancoran Mas

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan sangat lega dan senang karena bayi dan plasenta sudah
lahir dan ibu merasa lemas

2. Data Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis


Tanda-tanda vital
Tekanan Darah: 110/80 mmHg
1) Nadi : 83 x/ menit
2) Suhu : 36,8oC

3) Pernafasan : 20 x/ menit
Pemeriksaan Fisik :
Abdomen :
Palpasi : 1 jari dibawah pusat
Kontraksi Uterus : Baik
Kandung Kemih : Kosong
1) Anogenital :
Pengeluaran Pervaginam : ± 100 cc
Perineum : Rupture Grade II
Plasenta telah lahir pukul 23.50 WIB
3. Analisa

Ibu P3A1 Partus Kala IV

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan

4. Penatalaksanaan
Mengeksplorasi jalan lahir ibu untuk melihat ada sisa plasenta atau robekan pada
portio.
Evaluasi : Terdapat rupture perineum grade II yaitu rupture di mukosa
vagina, kulit perineum, dan otot perineum.
Melakukan penjahitan dengan teknik jelujur dengan menggunakan benang chromic
dan anestesi lidokain.
Evaluasi : Penjahitan telah dilakukan dibagian mukosa vagina, kulit
perineum, dan otot perineum.
Mengobervasi pelaksanaan IMD.
Evaluasi : Proses IMD masih berlangsung.
Membersihkan ibu dengan air DTT, membantu mengganti pakaian dan memakaikan
pembalut.
Evaluasi : Ibu sudah berganti pakaian.
Mengajarkan ibu cara untuk masase fundus uteri agar kontraksi ibu tetap baik.
Evaluasi : Ibu mengikuti cara untuk masase fundus uteri.
Menganjurkan ibu untuk banyak makan dan minum dan tidak ada pantangan
makanan.
Evaluasi : Ibu akan segera makan dan minum.
Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kala IV seperti demam,
perdarahan, pusing, pandangan berkunang- kunang atau kabur, lemas berlebih, keluar
cairan berbau menyengat dari jalan lahir, dan nyeri panggul atau abdomen yang
hebat.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kala IV.
Melakukan pengawasan kala IV meliputi keadaan umum ibu, tanda-tanda vital, tinggi
fundus uteri, kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan pada 2 jam post partum yaitu
setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam.
Evaluasi : Hasil terlampir di partograf.
Memberikan terapi oral pada ibu, yaitu :
Amoxicillin 500 mg 3x1 sebanyak 10 tablet
Vitamin A 200.000 IU 1x1 sebanyak 2 tablet
Fe 60 mg 1x1 sebanyak 30 tablet
Paracetamol 500mg 3x1 sebanyak 10 tablet
Mendekontaminasi alat-alat dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Evaluasi : Alat-alat telah didekontaminasi.

Anda mungkin juga menyukai