PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker serviks merupakan jenis kanker urutan ke-8 yang paling sering
ditemukan pada wanita di Australia, dengan satu dari 101 wanita mengalami
kanker serviks disepanjang usia mereka (Glass, Cluxton & Rancour, 2001
Dalam Hartono, 2006).
Lemaire (2004) Dalam Nurlelawati, Devi & Sumiati (2018)
mengatakan diseluruh dunia, kanker serviks merupakan malignasi urutan
kedua yang paling sering terjadi setelah kanker payudara. Jumlah kematian
yang disebabkan oleh kanker serviks telah menurun dalam tempo 40 tahun
terakhir dan penurunan tersebut terjadi karena penegakan diagnosis yang lebih
baik serta lebih dini melalui pemeriksaan pap smear yang dilakukan secara
luas.
Peningkatan resiko kanker serviks terlihat pada wanita berstatus
sosioekonomi rendah, wanita tersebut melakukan aktivitas seksual dini
(sebelum usia 17 tahun), berganti pasangan, mengalami infeksi human
papilloma virus, dan mempunyai kebiasan merokok (risiko semakin
meningkat dengan semakin lamanya durasi merokok, jumlah rokok yang
diisap, dan penggunaan rokok sigaret yang tidak berfilter). Kanker serviks
juga lebih sering terjadi pada wanita multipara dan mempunyai pasangan yang
tidak dikhitan (Nathan, 2003 Dalam Hartono, 2006).
Nurlelawati, Devi & Sumiati (2018) mengatakan bahwa leher rahim
atau serviks terletak di bagian atas vagina dan merupakan bagian bawah dari
rahim. Infeksi oleh virus papiloma manusia (hpv) (keluarga virus yang
menginfeksi kulit dan selaput mukosa yang melapisi tubuh) bisa menyebabkan
perubahan tidak normal pada sel-sel serviks, suatu kondisi yang disebut
dengan neoplasia intraepithelial serviks (cin). Cin bukanlah kanker, namun
ada peluang di mana cin bisa berkembang menjadi kanker.
Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak diderita perempuan
di indonesia. Menurut data WHO (2010) Setiap dua menit wanita meninggal
dunia karena kanker serviks di negara berkembang. Di indonesia, kasus baru
kanker serviks ditemukan 40-45 kasus per hari. Diperkirakan setiap satu jam,
seorang perempuan meningal karena kanker serviks. Artinya dalam waktu
sehari semalam atau 24 jam, terjadi kematian sebanyak 24 orag perempuan.
Perempuan indonesia sangat tinggi resikonya terkena kanker serviks. Hal ini
disebabkan banyak wanita indonesia yang miskin dan tidak mampu
memenuhu kebutuhan gizi sehat sehingga sistem kekebalan tubuhnya
melemah tidak ada pemeriksaan biaya diri untuk melakukan tes pap ke dokter,
banyak juga yang terjangkiti dari pihak suaminya yang sering berganti
pasangan, tingkat pengetahuan yang rendah sehingga mereka kurang
kesadaran menjaga kebersihan badan dan juga vagina yang menyebabkan
timbul dan berkembang biaknya virus. yayasan kanker indonesia
memaparkan, angka kematian kanker serviks terbanyak diantara jenis kanker
lain dikalangan perempuan diperkirakan 52 juta perempuan indonesia beresiko
terkena kanker serviks, sementara 36% perempuan dari seluruh penderita
kanker adalah pasien kanker serviks. Ada 15 ribu kasus pertahun dengan
kematian 8000 oranng/tahun (Nurwijaya, 2010).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan tentang konsep kanker serviks dan
patofisiologi disertai asuhan keperawatan pada kangker serviks
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Pengertian Kanker Serviks?
2. Mengetahui Penyebab, Gejala Dan Pencegahan Kanker Serviks?
3. Mengetahui Faktor-Faktor Kanker Serviks?
4. Mengetahui Derajat Dan Stadium Kanker Serviks?
5. Mengetahui Komplikasi,Diagnosis Dan Tindakan Kanker Serviks?
6. Mengetahui Penanganan Pada Kanker Serviks?
7. Mengetahui Patofisiologi Kanker Serviks?
8. Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Kanker Serviks?
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Untuk Istitusi Pendidikan
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang konsep dan asuhan
keperawatan kanker servik dapat dijadikan bahan bacaan terutama bagi
mahasiswa dan mahasiswi keperawatan.
1.4.2 Manfaat Untuk Mahasiswa
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang konsep dan asuhan
keperawatan kanker serviks terhadap ilmu keperawatan..
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) kanker serviks merupakan
penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari
adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal di sekitarnya.
Seperti halnya menurut Nurlelawati, Devi & Sumiati (2018) kanker
serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas
yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah
dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
Sedangkan menurut Kemenkes RI (2015) menyatakan bahwa kanker
serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks dimana tumbuhnya
sel-sel abnormal pada jaringan leher rahim. Serviks merupakan sepertiga
bagian bawah uterus, berbentuk silinder, menonjol dan berhubungan dengan
vagina melalui ostium uteri eksternum.
2.6 Pencegahan
Menurut Nurlelawati, Rafika & Sumiati (2016), ada beberapa
pencegahan kanker serviks yaitu :
1. Berhenti merokok.
2. Menjaga kebersihan diri dengan saksama. Mempraktikkan hubungan
seksual yang aman. Menggunakan kondom secara konsisten bisa
membantu mengurangi kemungkinan infeksi hpv atau penyakit hubungan
seksual menular lainnya.
3. Pemeriksaan kanker serviks secara berkala (dikenal juga sebagai "tes
pap") bisa mengurangi kemungkinan kanker serviks hingga 90%.
Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan satu kali setiap tahun dan setelah
mendapat dua hasil pemeriksaan yang normal secara berturut-turut,
pemeriksaan bisa dilakukan satu kali setiap tiga tahun setelahnya.
4. Vaksinasi kanker serviks
2.10Penanganan
Tindakan bergantung pada usia, paritas, tua kehamilan dan stadium
kanker
1. Wanita relatif muda dan hamil tua dengan kanker stadium dini, dapat
melahirkan janin secara spontan.
2. Dalam trimester I dijumpai kanker serviks, dilakukan abortus buatan,
kemudian diberikan pengobatan radiasi.
Dalam trimester II kehamilan: segera lakukan histerektomi untuk
mengeluarkan hasil konsepsi, kemudian diberikan dosis penyinaran.
A. Pengkajian
1. Identitas pasien (nama, jenis kelamin, alamat)
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai
keputihan seperti air.
Riwayat kesehatan sekarang
Pada stadium awal klien tidak merasakan kelihan yang mengganggu,
baru pada stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti: perdarahan, keputihan
dan nyeri intra serviks.
Riwayat kesehatan dahulu
Data yang perlu dikaji adalah riwayat abortus, infeksi pasca abortus,
infeksi masa nifas, riwayat operasi kandungan, serta adanya tumor.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak ada rontok.
Wajah : tidak ada odema.
Mata : konjungtivs tidak anemis.
Hidung : simetris, tidak ada sputum.
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen.
Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir
lembab, tidak terdapat lesi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada
pembesaran kelenjer getah bening
b. Dada
Inspeksi : simetris
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Palpasi : vokal fremitus simetris kanan dan kiri
Auskultasi: vesikuler
c. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis terasa
Perkusi : pekak
Auskultasi : tidak ada bising
d. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak acites
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus normal
e. Genetalia
Ada lesi, adanya pengeluaran pervagina, berbau
f. Ekstermitas
Tidak oedem
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan diagnosa kanker, takut akan rasa nyeri,
kehilangan feminitas, dan perubahan bentuk tubuh.
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas,
serta hubungan dengan pasangan dan keluarga.
3. Perubahan eliminasi urinalis berhubungan dengan trauma mekanis,
manipulasi darah, adanya edem jaringan lokal, hematoma, dan gangguan
sensorik motorik.
4. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya.
5. Kurangnya pengetahuan tentang aspek perioperatif histerektomi dan
perawatan diri.
C. Interverensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan pada klien dengan kanker
serviks adalah sebagai berikut.
1. Diagnosa 1
Ansietas berhubungan dengan diagnosa kanker, takut akan rasa nyeri,
kehilangan feminitas, dan perubahan bentuk tubuh.
Dibuktikan dengan:
a. Meningkatnya ketegangan, gemetar, ketakutan, dan gelisah.
b. Mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup.
Tujuan : menghilangkan rasa cemas.
Kreteria : menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dam berkurangnya
rasa takut.
Intervensi:
a. Tinjau ulang pengalaman klien atau orang terdekat sebelumnya dengan
kanker. Tentukan apakah dokter telah menjelaskan kepada ibu dan
apakah kesimpulan ibu telah tercapai.
Rasional:
Membantu dalam indentifikasi rasa takut dan kesalahan konsep
berdasarkan pada pengalaman pada kanker.
b. Berikan dukungan emosional untuk klien atau orang terdekat selama tes
diagnosa dan fase pengobatan.
Rasional:
Meskipun mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan efek.
Kanker atau efek samping terapi, tetapi banyak klien memerlukan
dukungan tambahan selama priode ini.
Kolaborasi
Intervensi:
a. Motivasi diskusi tentang efek kanker atau pengobatan pada peran klien
sebagai ibu rumah tangga, orang tua dan sebagainya.
Rasional:
Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi
penerimaan pengobatan atau merangsang kemajuan penyakit.
b. Akui kesulitan klien yang mungkin dialami, berikan informasi bahwa
melakukan konseling sesering mungkin karena penting dalam proses
adaptasi.
Rasional:
Memvalidasi perasaan ibu dan memberi izin untuk tindakan apa pun
perlu dilakukan untuk mengatasi apa yang terjadi.
c. Pertahankan potensi kanker tak menetap, pertahankan drainase selang
bebas lipatan.
Rasional:
Meningkatkan drainase bebas urine, menurunkan resiko stasis urine
retensi dan infeksi.
3. Diagnosa 3
Perubahan eliminasi urinalis berhubungan dengan trauma mekanis,
manipulasi darah, adanya edem jaringan lokal, hematoma, dan gangguan
sensorik motorik.
Tujuan: eliminasi kembali lancar seperti biasa
Dibuktikan dengan:
a. Sensasi kandung kemih penuh dengan tiba-tiba.
b. Frekuensi sedikit untuk berkemih atau tidak ada keluarnaya urine,
inkontenensial.
c. Aliran berlebih distensi kandung kemih.
Intervensi:
Intervensi:
D. Implementasi Keperawatan
Implimentasi merupakan tindakan yang dilakukan sesuai dengan
yang telah direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
E. Evaluasi
4.1 Kesimpulan
Setelah memahami konsep kanker serviks dan kesimpulannya kanker
serviks merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya. Salah satu penyebab kanker serviks
hpv merupaka virus penyebab kutil genitalid (kondiloma akuminata) yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya, dan
mencegah kanker serviks dengan berhenti merokok, menjaga kebersihan diri
dengan seksama. Memperaktikkan hubungan seksual yang aman
menggunakan kondom secara konsistensi bisa membantu mengurangi,
kemungkinan infeksi hpv atau penyakit hubungan seksual menular lainnya.
4.2 Saran
4.2.1 Saran bagi mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa agar daoat mengetahui berbagai penyebab
dan faktor yang mempengaruhi kanker serviks serta asuhan keperawatan
dalam menangani kanker serviks.
4.2.1 Saran bagi institusi
Dengan adanya tugas makalah ini diharapkan bagi institusi untuk
memberikan bimbingan kepada mahasiswa terkait dengan kanker serviks
agar tidak memberikan informasi yang salah kepada masyarakat.
Daftar pustaka