P
uji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga Laporan Kinerja
(LKj) Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2019 disusun
berdasarkan surat Sekretaris Daerah atas nama Gubernur Aceh Nomor
103/22187 tanggal 20 Desember 2019, serta berpedoman pada Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) ini merupakan wujud akuntabilitas
pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Aceh dalam rangka mendukung
terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan juga merupakan alat kendali
atau alat pemacu kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan
Aceh. Didalamnya memuat gambaran pencapaian sasaran strategis tahunan yang
diukur berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Berdasarkan Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Aceh dan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 107 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Aceh, maka tugas Dinas Kesehatan Aceh adalah melaksanakan tugas
umum pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat dibidang
kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas Kesehatan Aceh berpegang pada
salah satu visi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih yaitu “Aceh Seujahtra”
yang bermakna rakyat Aceh memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas yang akan diwujudkan dalam misi ke-5 yaitu mewujudkan akses dan
pelayanan kesehatan dan kesejahteraan sosial yang mudah, berkualitas dan
terintegrasi. Misi tersebut dijabarkan dalam Rencana Strategi (Renstra) Dinas
Kesehatan Aceh Tahun 2017 - 2022 yang digunakan sebagai landasan
penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK),
Tabel 2.1 Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dinas
Kesehatan Aceh Berdasarkan Visi Aceh Hebat Tahun 2017-
2022 ............................................................................................................................... 12
Tabel 3 Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2019 ........................ 18
Tabel 3A.1 Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tercapainya
Tujuan Pembangunan Kesehatan Aceh Tahun 2019 ................................. 19
Tabel 3A.1.1 Umur harapan Hidup .............................................................................................. 20
Tabel 3A.1.2 Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) ........................................................... 21
Tabel 3A.1.3 Angka Kematian Bayi (AKB) ................................................................................ 22
Tabel 3A.1.4 Angka Kematian Anak Balita(AKABA) ............................................................. 23
Tabel 3A.1.5 Persentase Balita Stunting .................................................................................... 25
Tabel 3A.1.6 Prevalensi Balita Wasting ..................................................................................... 26
Tabel 3A.2 Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Terjaminnya
Pelayanan Kesehatan Gratis Bagi Masyarakat Miskin Aceh ................... 27
Tabel 3A.2.1 Persentase Penduduk Yang Mendapat Fasilitas JKA dan Jaminan
Kesehatan Lainnya ................................................................................................... 28
Tabel 3A.2.2 Jumlah Rakyat Aceh Yang Terjamin Kesehatannya Melalui
Program JKA ............................................................................................................... 29
Tabel 3A.3 Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya
Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kemudahan Dalam Mengakses
Pelayanan Kesehatan .............................................................................................. 30
Tabel 3A.3.1 Persentase Puskesmas Terakreditasi ............................................................. 31
Tabel 3A.3.2 Persentase Rumah Sakit Terakreditasi .......................................................... 32
Tabel 3A.3.3 Persentase Rata-rata Progres Pembangunan Rumah Sakit Rujukan
Regional di 5 Lokasi................................................................................................. 33
Tabel 3C.1 Pagu per Jenis Belanja dan Realisasi ................................................................ 36
Tabel 3C.2 Sumber Pendanaan dan Realisasi ...................................................................... 37
A. LATAR BELAKANG
Adalah suatu kewajiban bagi instansi pemerintah untuk menyampaikan
akuntabilitas baik dalam kerangka External Accountability maupun Internal
Accountability. Hal ini karena dalam perspektif External Accountability, instansi
pemerintah adalah penerima kewenangan dan pengelola keuangan yang
bersumber dari masyarakat. Dalam perspektif demikian, instansi pemerintah
sudah seharusnya menyampaikan informasi kinerjanya kepada publik.
Sedangkan Internal Accountability adalah kegiatan instansi pemerintah
berakuntabilitas dalam bingkai relasi kewenangan struktur birokrasi. Pada
perspektif ini, instansi pemerintah harus menyampaikan informasi kinerjanya
kepada Presiden atau Gubernur selaku kepala pemerintahan.
Kewajiban instansi pemerintah untuk berakuntabilitas kinerja
secara internal telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan ditindak
lanjuti dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi
atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan amanat tersebut, seluruh instansi pemerintah di tingkat
pusat dan daerah, dari entitas tertinggi (instansi) hingga unit kerja
setingkat eselon II, setiap tahun menyampaikan laporan informasi
kinerjanya kepada unit kerja yang berada pada tingkat lebih tinggi secara
berjenjang.
Dinas Kesehatan Aceh sebagai instansi pemerintah juga memiliki
kewajiban untuk menyampaikan LKj kepada Gubernur Aceh. Penyampaian LKj
Dinas Kesehatan Aceh tahun 2019 ini dimaksudkan sebagai perwujudan
BAB I Pendahuluan
Pada bagian ini dijelaskan hal-hal umum tentang oranganisasi dengan
penekanan pada aspek strategis oranganisasi serta permasalahan utama
(stategic issued) yang sedang dihadapi oranganisasi.
BAB II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini disajikan gambaran singkat mengenai Rencana Strategis
serta Penetapan Kinerja. Pada awal bab ini disajikan gambaran secara
singkat sasaran yang ingin diraih instansi pada tahun yang bersangkutan
serta kaitannya dengan capaian visi dan misi Dinas Kesehatan Aceh.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Pada bab ini diungkapkan akuntabilitas kinerja, diutamakan menitik
beratkan pada pencapaian kinerja oranganisasi. Didalamnya
disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis
akuntabilitas kinerja, termasuk didalamnya menguraikan secara
sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan
permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target-target kinerja yang
telah ditetapkan serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil
Misi 5 : Mewujudkan akses dan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan sosial yang mudah, berkualitas dan terintegrasi
1. Pemenuhan sumber daya
kesehatan meliputi: sarana
prasarana, tenaga, alat dan
Meningkatkan Meningkatnya perbekalan kesehatan
Peningkatan kualitas
derajat kualitas 2. Meningkatkan fasilitas
5.1. 5.1.1. 5.1.1.1. pelayanan kesehatan
kesehatan kesehatan pelayanan kesehatan di
masyarakat
masyarakat masyarakat tingkat dasar dan rujukan
3. Penyempurnaan Petunjuk
Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Aceh
Melaksanakan Gerakan
Pemantapan Pola Hidup
5.1.1.2. Masyarakat Hidup Bersih dan
Bersih dan Sehat.
Sehat
1. Sosialisasi Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
Peningkatan Lingkungan
5.1.1.3. 2. Mendorong penerbitan
Yang Bersih dan sehat
Qanun Kawasan Tanpa
Rokok(KTR)
1. Meningkatkan SDM tenaga
kesehatan
Peningkatan kualitas
5.1.1.4. 2. Meningkatkan pemahaman
hidup ibu dan anak
masyarakat terhadap
kesehatan ibu dan anak
Meningkatnya 1. Penyediaan Jaminan
Akses Kesehatan Aceh
Peningkatan akses
Masyarakat 2. Meningkatkan pelayanan
5.1.2. 5.1.2.1. masyarakat terhadap
Terhadap kesehatan dasar
layanan kesehatan.
Layanan (Puskesmas, Pustu,
Kesehatan Pokesdes, Posyandu)
1. Meningkatkan upaya
Pengurangan masa
promotif dan preventif
5.1.2.2. tunggu penangan pasien
2. Mempercepat
JKA+ di rumah sakit
pembangunan RS regional
Peningkatan layanan
1. Meningkatkan kualitas dan
cepat untuk pasien pada
kuantitas tenaga kesehatan
kondisi kritis dan
5.1.2.3. 2. Mendorong pembentukan
emergensi (stroke, DBD,
Public Safety Center di
Kecelakaan, Malaria, SIM
kabupaten/kota
RS, DLL)
1. Memaksimalkan fungsi
Dewan Pengawas terhadap
pelaksanaan Rencana Bisnis
Optimalisasi pengawasan
dan Anggaran BLUD
pelayanan rumah sakit
5.1.2.4. 2. Melakukan evaluasi
(Termasuk pengawasan
terhadap pencapaian SPM
SPM, BLUD)
bidang Kesehatan
Strategi :
1. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
2. Membudayakan masyarakat dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat
3. Peningkatan lingkungan bersih dan sehat
4. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
5. Penigkatan status gizi masyarakat dan pencegahan/penanganan stunting
6. Peningkatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan
7. Peningkatan pelayanan JKA Plus di fasiltas kesehatan
8. Peningkatan pelayanan pra rumah sakit untuk kasus emergensi
Arah Kebijakan :
1. Pemenuhan sumber daya kesehatan meliputi tenaga, alat dan perbekalan
kesehatan
2. Meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan di tingkat dasar dan rujukan
3. Penyempurnaan Petunjuk Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Aceh
4. Melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat
5. Mendorong peningkatan status gizi masyarakat
6. Mendorong penerbitan Qanun Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
7. Meningkatkan peranserta masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak
8. Penyediaan Jaminan Kesehatan Aceh Plus
9. Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar
10. Meningkatkan upaya promotif dan preventif
11. Mempercepat pembangunan Rumah Sakit regional
12. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan
13. Mendorong pembentukan Public Safety Center di kabupaten/kota
14. Memaksimalkan fungsi Dewan Pengawas Rumah Sakit
15. Mempercepat pencapaian Standar Pelayanan Minimal dan SDG’s bidang
Kesehatan.
TAHUN 2019
CAPAIAN TAHUN SEBELUMNYA TARGET
AKHIR
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PERSENTASE
TARGET REALISASI RENSTRA
TAHUN 2017 TAHUN 2018 REALISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
I Tercapainya Tujuan Pembangunan Kesehatan 1 Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) 69,51 Th 69,52 Th 69,60 Th 69,87 Th 100,38% 69,70 TH
Aceh Tahun 2019
2 Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan 143/100.000 LH 138/100.000 LH 137/100.000 LH 172/100.000 LH 74,45% 132/100.000 LH
3 Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) 10/1000 LH 10/1000 LH 9/1000 LH 9/1000 LH 88,88% 8/1000 LH
4 Menurunnya Angka Kematian Balita (AKABA) 11/1000 LH 9/1000 LH 9/1000 LH 9/1000 LH 100,00% 7/1000 LH
Tabel 3A.1
Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Tercapainya Tujuan Pembangunan Kesehatan Aceh
Tahun 2019
1 3 5 6 7 8
1 Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) 69,60 Th 69,87 Th 100,38% SANGAT BAIK
2 Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan 137/100.000 LH 172/100.000 LH 74,45% KURANG
3 Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) 9/1000 LH 9/1000 LH 100,00% SANGAT BAIK
4 Menurunnya Angka Kematian Balita (AKABA) 9/1000 LH 9/1000 LH 100,00% SANGAT BAIK
TAHUN TAHUN
TAHUN 2019
NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018
TAHUN TAHUN
TAHUN 2019
NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018
Tabel 3A.1.3
Angka Kematian Bayi (AKB)
TAHUN TAHUN
TAHUN 2019
NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018
Tabel 3A.1.4
Angka Kematian Anak Balita (AKABA)
TAHUN TAHUN
TAHUN 2019
NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018
Pencapaian target yang sangat optimal tersebut merupakan salah satu komitmen
Pemerintah Aceh dalam mewujudkan target SDGs, faktor penyebab
keberhasilan dipengaruhi oleh semakin membaiknya penerapan pola Prilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditingkat rumah tangga dan penguatan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Sedangkan terobosan yang telah dilakukan berupa pelaksanaan kegiatan
Promosi Kesehatan secara berkesinambungan dan terus menerus di seluruh
Kabupaten/kota.
5. Indikator kinerja “”Persentase Balita Stunting”
Indikator ini menjadi begitu populer saat ini karena sampai dengan saat ini angka
stunting di Indonesia begitu besar yaitu 27.67% dari jumlah balita yang ada.
Capaian indikator stunting di Aceh sendiri pada tahun 2019 adalah sebesar
22.55% (persentase berdasarkan jumlah balita yang di imput kedalam e-PPGBM),
sementara targetnya adalah sebesar 20%. dan hanya tercapai sebesar 87.25% atau
dengan katagori Baik. Beberapa faktor penyebab tidak tercapainya target tersebut
TAHUN TAHUN
TAHUN 2019
NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018
TAHUN TAHUN
TAHUN 2019
NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018
Tabel 3A.2
Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Terjaminnyan Pelayanan Kesehatan Gratis Masyarakat Miskin Aceh
1 3 5 6 7 8
Persentase Penduduk Yang Mendapat Fasilitas Jaminan
1 100% 100% 100% SANGAT BAIK
Kesehatan Aceh (JKA) dan Jaminan Kesehatan Lainnya
Dari hasil pengukuran sasaran strategis II pada Tabel 3A.2 diatas dapat
disimpulkan bahwa pencapaian kinerja rata-rata sebesar 99,43% atau dengan kategori
Baik, sasaran strategis ini di dukung oleh 2 (dua) indikator kinerja dengan tingkat
capaian Baik dan Sangat Baik.
Adapun uraian tingkat capaian pada setiap indikator dan perbandingan tingkat
capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya sebagai berikut:
Rakyat Aceh yang mendapat fasilitas JKA dan jaminan kesehatan lainnya
ditargetkan sebesar 100% dan capaian kinerja program ini juga sebesar 100%,
atau dengan katagori Sangat Baik. Pencapaian tahun 2019 dibandingkan dengan
tahun 2018 dan tahun 2017 sebagaimana tertera dalam tabel 3A.2.1 di bawah ini:
TAHUN TAHUN
TAHUN 2019
NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018
Target jumlah rakyat Aceh yang terjamin kesehatannya melalui progran JKA ini
adalah sebanyak 2.126.918 Jiwa, namun sampai dengan akhir tahun 2019 jumlah
yang terjamin kesehatannya berjumlah 2.102.731 jiwa, atau 98,86% dan masuk
dalam katagori Baik.
Pencapaian target yang belum optimal tersebut karena 24.187 Jiwa peserta PBI
APBN yang dinonaktifkan oleh Kementerian Sosial belum didaftarkan kembali
menjadi peserta JKA.
Pencapaian jumlah jiwa yang terjamin pada tahun 2019 dibandingkan dengan
tahun 2018 dan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 3A.2.2 dan grafik 7 di bawah
ini:
TAHUN TAHUN
TAHUN 2019
NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018
1 3 5 6 7 8
Dari tabel pengukuran sasaran strategis III pada Tabel 3A.3 diatas, dapat
disimpulkan bahwa pencapaian kinerja rata-rata sebesar 101% atau kategori
Sangat Baik. Adapun uraian tingkat capaian setiap indikator dan perbandingan
tingkat capaian kinerja tahun 2019 dengan tahun-tahun sebelumnya sebagai berikut:
TAHUN TAHUN
TAHUN 2019
NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018
TAHUN TAHUN
TAHUN 2019
NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018
Jika kita lihat dari tren capaiannya dari tahun 2017 sampai dengan 2019,
menunjukkan trend yang positif atau dengan hasil yang sangat menggembirakan,
Tabel 3A.3.3
Persentase Rata-rata Progres Pembangunan Rumah Sakit
Rujukan Regional di 5 Lokasi
TAHUN TAHUN
TAHUN 2019
NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018
Tabel 3C.1
Pagu per Jenis Belanja dan Realisasi
Tabel 3C.2
Sumber Pendanaan dan Realisasi
PAGU ANGGARAN
NO SUMBER PENDANAAN
(Rp)
1 DAU Rp 15.215.506.715
2 DAK FISIK Rp 36.946.169.000
3 DAK NON FISIK Rp 4.564.000.000
4 PAA Rp 1.231.770.000
5 OTSUS ACEH Rp 791.114.357.654
6 MIGAS ACEH Rp 400.000.000
7 MIGAS KAB/KOTA Rp 1.205.852.864
1 2 3 4 5 6(5/4*100) 7
e Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 105.000.000 105.000.000 91.328.000 86,98 100,00
f Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 1.340.000.000 1.473.975.000 1.471.655.000 99,84 100,00
g Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 50.000.000 50.000.000 41.760.000 83,52 100,00
h Penyediaan makanan dan minuman waktu pelaksanaan 410.000.000 410.000.000 275.978.000 67,31 100,00
i Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 1.200.000.000 1.200.000.000 1.140.891.292 95,07 100,00
j Penyediaan jasa dokumentasi kantor 200.000.000 200.000.000 98.317.000 49,16 100,00
i Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 320.000.000 320.000.000 171.429.092 53,57 100,00
3 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1.410.000.000 844.764.700 718.407.314 85,04 100,00
a Peyusunan laporan capain kinerja dan iktisar kinerja SKPD 712.260.000 712.260.000 517.191.333 72,61 100,00
5 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 18.044.975.000 18.026.575.000 13.586.991.808 75,37 94,00
c Pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan 928.510.000 928.510.000 766.601.837 82,56 100,00
d Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan generik esensial 1.268.300.000 1.268.300.000 930.251.139 73,35 100,00
g Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat 1.891.060.000 1.891.060.000 1.695.778.656 89,67 100,00
6 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 3.589.443.734 3.607.843.734 2.421.909.925 67,13 79,00
a Pengembangan media promosi dan imformasi sadar hidup sehat 1.300.000.000 1.318.400.000 1.217.303.500 92,33 100,00
b Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan 200.000.000 200.000.000 109.803.200 54,90 100,00
c Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan 299.999.994 299.999.994 252.353.725 84,12 100,00
d Sosialisasi informasi hukum kesehatan kepada masyarakat 319.443.740 319.443.740 - 0,00 0,00
e Peningkatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit 420.000.000 420.000.000 254.279.500 60,54 100,00
f Pengembangan sistem imformasi rumah sakit 1.050.000.000 1.050.000.000 588.170.000 56,02 75,00
c Pemberdayaan masy untuk pencapaian keluarga sadar gizi 550.000.000 550.000.000 275.220.600 50,04 80,00
c Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas 7.027.480.463 7.868.767.943 5.835.652.988 74,16 100,00
b Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit 48.131.344.823 48.131.344.823 39.743.191.935 82,57 100,00
d Pengadaan mobil ambulance/mobil jenazah/mobil jenazah 600.000.000 600.000.000 471.000.000 78,50 100,00
11 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 444.221.200.000 638.239.567.672 625.531.503.286 98,01 100,00
13 Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan 4.316.765.000 4.316.765.000 2.369.197.207 54,88 100,00
a Peningkatan diklat medis/ non medis 3.309.695.000 3.309.695.000 1.637.853.715 49,49 100,00
b Penelitian dan pengembangan medis/ non medis 1.007.070.000 1.007.070.000 731.343.492 72,62 100,00
14 Program Pelayanan Krisis Kesehatan dan Ambulance Terpadu 3.553.750.000 3.553.750.000 1.871.495.763 52,66 65,00
a Peningkatan kapasitas petugas penangulangan krisis kesehatan 1.082.830.000 1.082.830.000 674.891.683 62,33 65,00
15 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit 12.348.090.000 12.348.090.000 8.677.857.828 70,28 82,22
a Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk 2.000.000.000 2.000.000.000 1.225.225.471 61,26 80,00
b Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging 1.800.000.000 1.800.000.000 1.522.709.600 84,59 100,00
c Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah 600.000.000 600.000.000 120.195.600 20,03 30,00
d Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 1.800.000.000 1.800.000.000 1.491.351.500 82,85 100,00
e Pencegahan penularan penyakit endemik/ epidemik 2.000.000.000 2.000.000.000 1.506.140.439 75,31 100,00
h Peningkatan KIE Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 500.000.000 500.000.000 364.383.800 72,88 100,00
i Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular 1.540.890.000 1.540.890.000 1.386.044.949 89,95 100,00
a Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 3.000.000.000 2.750.000.000 2.559.199.455 93,06 100,00
b Peningkatan mutu penggunaan obat dan pembekalan kesehatan 985.000.000 985.000.000 940.026.500 95,43 100,00
b Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu 2.850.000.000 2.850.000.000 1.634.048.912 57,34 100,00
c Advokasi dan KIE tentang kes. reproduksi remaja (KRR) 1.150.000.000 1.150.000.000 709.979.500 61,74 100,00
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa porsi paling besar anggaran Dinas
Kesehatan Aceh dialokasikan untuk membiayai pembayaran premi asuransi rakyat
Aceh atau JKA+ melalui kegiatan Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.638.239.567.672,- atau sebesar 62,02% dari total anggaran yang ada di DPA Dinas
Kesehatan Aceh Tahun 2019.
5. Pelatihan PPI dasar kepada 17 Rumah Sakit Kab/Kota, tujuan dari kegiatan
ini adalah terimplementasinya Program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit.
1. Review Simtem Imformasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) dan Sistem
Informasi Rumah Sakit Online (SIRS ONLINE) di 27 Rumah Sakit.
Total anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp.
1,057,510,000,- dan terealisasi sebesar Rp. 766,175,468,- atau sebesar 72,45%.
Kegiatan ini bertujuan untuk tersedianya obat buffer stock dan vaksin yang
memenuhi standar di Puskesmas dan tersedianya obat, Jumlah anggaran
Kegiatan ini sebesar Rp. 928.510.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.766.601.837,- atau sebesar 82,56%. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
2. Rakornis Penangung Jawab ALKES dan PKRT Kab/Kota yang dihadiri oleh 46
orang dari 23 kabupaten/kota.
1. Pertemuan Evaluasi yang diikuti oleh 59 orang dari Dinkes dan RSUD
Kabupaten/kota serta Provinsi.
2. Ajang Kreatifitas dan Inovasi Promosi Kesehatan Tahun 2019, namun kegiatan
ini tidak bisa dilaksanakan karena Penempatan mata anggaran tidak sesuai
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, seharusnya di 5.2.2.03.14 tetapi
kegiatannya ditempatkan di mata anggaran 5.2.2.03.12, sehingga
mempengaruhi realisasi pada kegiatan ini.
Adapun total anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp.
200.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 109.803.200,- atau 54,90%.
Rincian dari Kegiatan ini adalah workshop dan pendampingan. Untuk workshop
tersebut diberikan kepada 69 orang petugas promosi kesehatan dari 23 Rumah
Sakit Kabupaten/Kota yang dilakukan sebanyak 2 kali. Sedangkan untuk
pendampingan terhadap petugas promosi kesehatan 23 Rumah Sakit
Kabupaten/Kota, hanya mampu dilaksanakan terhadap 10 Rumah Sakit
Kabupaten/Kota. Total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp. 420.000.000,-
realisasi sebesar Rp. 254.279.500,- atau 60,54%.
Dalam kegiatan ini hanya berfokus kepada Penguatan Surveilans Gizi bagi
Tenaga Kesehatan & Kader Posyandu di Tiga Kabupaten lokus dengan tujuan
terlatihnya 100 tenaga kesehatan dalam aplikasi e-PPGBM dan tersedianya data
balita dengan gizi buruk, gizi kurang, stunting dan wasting di Kabupaten Aceh
Tengah, Pidie dan Aceh Timur. Dengan anggaran yang dialokasikan sebesar
Rp.150.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 143.734.000 atau 95,82%.
Kegiatan ini bertujuan untuk Menurunkan Angka Stunting dan Prevalensi Balita
Kurus. Adapun rincian kegiatan yang dilaksanakan adalah berupa Pertemuan
Lintas Program dan Lintas Sektor dalam rangka Pemenuhan Gizi pada Balita di 3
Kab/Kota, Pembinaan Kader dalam rangka Pemenuhan Gizi pada Balita di 10
kab/kota dan kegiatan Pelayanan KIA dan Gizi dengan Tim Mobile di DTPK di 6
Kab/kota serta pembentukan Rumoh Gizi di 3 Kabupaten/Kota. Total anggaran
yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 5.516.200.000,- dengan realisasi Rp.
3.735.515.699,- atau 67,72%.
Kegaiatan ini untuk meningkatnya cakupan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI
Ekslusif dan Pemenuhan Gizi melalui orientasi inisiasi menyusui dini (IMD) dan
Kegiatan ini berfokus kepada Workshop Pengelolaan Limbah Medis/ Non Medis
yang diberikan kepada 53 orang petugas kesehatan lingkungan dari 23 RSUD di
Kab/Kota dan Pembinaan Pengelolaan Limbah Medis/ Non Medis di 12 Kab/Kota
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.
304.959.000,- atau 76,24%.
Fokus kegiatan ini hanya kepada Penguatan dan Pergerakan Intervensi Kualitas
Kesehatan Lingkungan di 69 Desa Lokus di Kabupaten Aceh Besar dengan tujuan
untuk merubah prilaku hygiene dan sanitasi masyarakat di Desa lokus.
b. Pembangunan Posyandu
Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit ini bertujuan untuk tersedianya alat-
alat kesehatan di 23 rumah sakit Kabupaten/Kota sehingga dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah sakit. Total anggaran yang
dialokasikan untuk kegiatan ini adalah Rp. 48.131.344.823,- dengan realisasi
sebesar Rp. 39.743.191.935,- atau 82,57%.
Program dan Kegiatan ini merupakan salah satu program unggulan dari
pemerintah Aceh saat ini yang disebut dengan Jaminan Kesehatan Aceh Plus
(JKA+) yang bersumber dari dana Otonomi Khusus Aceh untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memberikan asuransi kesehatan
kepada masyarakat. Adapun total anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini
adalah sebesar Rp. 638.239.567.672,- dengan realisasi sebesar Rp.
625.531.503.286,- atau 98,01%.
10. Pelatihan Teknis Fungsional Petugas Puskesmas bagi tenaga perawat gigi
sebanyak 40 orang.
Adapun anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp.
3.309.695.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 1.637.853.715,- atau 49,49%.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi tenaga kesehatan pasca
pelatihan dan melakukan penilaian terhadap tenaga kesehatan (Nakes Teladan)
serta memberikan penghargaan kepada Tenaga Kesehatan Teladan yang terpilih.
4. Peningkatan kapasitas Basic Life Support (BLS) supir kepada 25 orang petugas
kabupaten/kota
6. peningkatan kapasitas sdm call center PSC 119 Aceh kepada 30 orang petugas
kabupaten/kota
Kegaitan ini hanya untuk pengadaan mesin fogging, Pengadaan Jumantik KIT,
Pengadaan Refrigerator Penyimpan RDT DBD, Pengadaan ULV Elektrik
Portable dan Pengadaan APD Fogging. Dengan total anggaran sebesar Rp.
1.800.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 1.522.709.600,- atau 84,59%.
f. Peningkatan Imunisasi
Kesehatan
2. Kegiatan Fasilitasi 240 orang Kader dalam Pendampingan Ibu Hamil (Peer to
Peer)
3. Orientasi Penguatan Management Pelayanan KIA Bagi 250 orang Bidan Desa
dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
A. Prestasi / Penghargaan