Anda di halaman 1dari 28

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332413271

Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Wanita Berwirausaha


(Studi Kasus Pada Pengusaha Salon Kecantikan Di Kecamatam
Medan Kota)

Article · October 2015

CITATIONS READS
2 434

2 authors, including:

Enny Segarahati
Politeknik Negeri Medan
7 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Entrepreneurship View project

Finance View project

All content following this page was uploaded by Enny Segarahati on 15 April 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Analisis Faktor- Faktor Yang Memotivasi Wanita
Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Salon
Kecantikan Di Kecamatam Medan Kota)

Enny Segarahati Barus1 & Rina Walmiaty Mardi2


1, 2
Politeknik Negeri Medan, Indonesia
ennypolmed@gmail.com

ABSTRAK
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhfaktor kemandirian,modal, pendidikan
dan emosional terhadap motivasiwanita berwirausaha, faktor mana yang paling dominan.
Objek penelitian adalah Pengusaha Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Kotadengan
menggunakan sampel 52 pengusaha salon kecantikan dari populasi 105 pengusaha salon
kecantikan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu atau kuesioner,. Metode analisis data menggunakan Metode
regresi linier berganda (multiple linier regression) dengan bantuan alat analisis spss 16.
Hasil yang diperoleh bahwa faktorkemandirian, modal, emosional dan pendidikansecara
serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi wanita memilih
berwirausaha. faktoremosionalsecara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
motivasi wanita berwirausaha karena memiliki angka signifikansi 0,072 (diatas
0.05). faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi wanita berwirausaha
adalahfaktor pendidikan 0.000 diikuti oleh faktor modal 0.010 dan faktor
kemandirian 0,02

Kata kunci : kemandirian,modal, pendidikan dan emosional, motivasi.

LATAR BELAKANG

Krisis ekonomi yang dirasakan oleh bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun
2008 lalu memberikan pelajaran berharga tentang kekuatan bangunan struktur
usaha di Indonesia. Banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak mampu
bertahan dalam menghadapi imbas krisis moneter ini. Akibat dari kurs tukar mata
uang asing yang melonjak tinggi menyebabkan banyak perusahaan tidak dapat lagi
menutupi biaya operasional perusahaan, sehingga banyak terjadi pemutusan
hubungan kerja (PHK) karyawan.
Tingkat pengangguran yang tinggi membutuhkan kreatifitas dari setiap
orang untuk tidak mengandalkan pekerjaan dari orang lain melainkan menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri yang dapat menyerap tenaga kerja yang ada dan
menghidupkan kembali roda perekonomian Indonesia. Usaha kecil dapat dijadikan
alternatif bagi masyarakat untuk dijadikan pilihan menciptakan lapangan pekerjaan
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1240
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

yang baru, karena perusahaan skala kecil mampu bertahan dari krisis global yang
melanda Indonesia.
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana,
2006:2). Sedangkan wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa
mengambil resiko artinya bermental mandiri, memanfaatkan, serta menciptakan
peluang usaha yang selalu memberi keuntungan. Jiwa kewirausahaan mendorong
minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara maksimal (Kasmir,
2009 : 15).
Dahulu wanita hanya dianggap sebagai makhluk lemah yang tidak bisa
melakukan sesuatu. Kebebasan wanita dalam melahirkan pemikiran-pemikiran dan
bekerja ataupun berusaha sangat dibatasi dengan norma-norma dan adat istiadat
yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mempercayai bahwa wanita bisa
membuat sesuatu yang luar biasa. Hampir dalam segala hal perempuan di
tempatkan sebagai subordinat atau pelengkap sedangkan laki-laki adalah superior
atau orang yang paling di utamakan.
Kesadaran resiko dan ketidakpastian dalam hidup menyadarkan wanita
untuk berbisnis. Badai krisis moneter dan kasus dalam keluarga memberi pelajaran
pada kaum ibu untuk mempersiapkan masa depan.Banyak sektor kehidupan
dimana wanita sudah dapat bebas bekerja dan bersaing dengan kaum laki-laki,
dapat disebutkan kewirausahaan (entrepreneurship), sebagai salah satu yang
menjadi pilihan bagi wanita untuk pembuktian dirinya bahwa wanita mampu
berusaha adalah menciptakan usaha kecil. Sudah sangat banyak wanita yang
menjadi pengusaha dari sejak tingkat mikro, kecil, menengah dan besar dengan
maksud untuk membantu suami mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga, untuk
faktor kemandirian atau sebagai realisasi atas pengetahuan yang didapat sewaktu
menjalani pendidikan.
Menurut (russell M. Knight, 1983) seorang wirausaha utamanya tidak
termotivasi oleh financial insentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri
dari lingkungan yang tidak sesuai, disamping guna menemukan arti baru bagi
kehidupannya. Faktor motivasi wirausaha wanita tersebut adalah the Feminist
Refugee yaitu para wanita yang merasa telah mendapatkan perlakuan diskriminatif
dibandingkan kaum laki-laki, baik dalam sistem pendidikan, lingkungan perusahaan,
maupun dalam masyarakat, akan berusaha membuktikan bahwa dirinya mampu
mendirikan perusahaan sendiri. Sedangkan faktor motivasi yang lainnya adalah the
housewife refugee yaitu para ibu rumah tangga yang pada awalnya sibuk mengurus
anak dan rumah tangganya akan mencoba membantu suaminya dalam hal
keuangan karna kebutuhan-kebutuhan anak-anak yang semakin dewasa semakin
besar. (Rambat Lupiyoadi 2004:18).
Menurut pengamatan adler haymas manurung, wanita memang sebaiknya
memilih bisnis yang disukai agar resiko kerugian bisa dikurangi. Hal ini penting
karena dalam berbisnis mereka jadi mengerti benar terhadap bidang usaha yang
1241 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

digelutinya. Adler menyarankan wanita dalam memulai bisnisnya sebaiknya


melakukan 3 (tiga) hal, yaitu berawal dari skala kecil, mau belajar pemasaran, dan
mengubah mentalitas menjadi aktif bersosialisasi. Di sisi lain, resiko dalam
mengelola bisnis adalah menyita waktu. Maka dari itu, kepandaian dalam membagi
waktu antara urusan bisnis dan keluarga harus dijaga dengan baik. Mengenai lokasi
usaha, disarankan sebaiknya tidak jauh dari tempat tinggal sehingga waktunya
tidak habis diluar dan para wanita sebaiknya memilih jenis usaha yang tidak jauh
dengan aktivitas yang disukai. (www.google.com)
Wanita cenderung memilih usaha yang sesuai dengan hobi para pengusaha
wanita untuk memulai suatu usaha. Salon kecantikan adalah salah saru alternatif
usaha yang disukai oleh para wanita, karena wanita umumnya suka merawat
rambut dan diri mereka. Fenomena ini dibuktikan dengan banyaknya salon yang
ada di jalan-jalan besar maupun digang-gang kecil.
Usaha salon kecantikan adalah suatu usaha jasa yang menyediakan jasa
menggunting rambut wanita atau pria, tata rias serta tempat untuk merawat diri.
Salon kecantikan adalah salah satu usaha dalam wujud informal. Sektor informal
sangat membantu kepentingan masyarakat dalam menyediakan lapangan
pekerjaan dengan penyerapan tenaga kerja secara mandiri atau menjadi safety belt
bagi tenaga kerja yang memasuki pasar kerja, selain untuk menyediakan kebutuhan
masyarakat golongan menengah kebawah.
Pada umumnya sektor informal sering dianggap lebih mampu bertahan
hidup (survive) dibandingkan sektor usaha lain. Hal tersebut dapat terjadi karena
sektor informal relatif lebih independent atau tidak tergantung pada pihak lain,
khususnya menyangkut permodalan dan lebih mampu beradaptasi dengan
usahanya. (www.pectra.ac.id pada 26 april 2012 pukul 21.00)Beberapa salon
kecantikan beroperasi di kecamatan Medan Kota, dimana merupakan salah satu
kecamatan yang banyak dilalui kendaraan yang melintas sepanjang hari.
Berdasarkan uraian ini, maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah
faktorpendidikan, permodalan, kemandirian dan emosional mempengaruhi
motivasi wanita berwirausaha. Sehingga penulis membuat penelitian yang berjudul
Analisis Faktor- Faktor Yang Memotivasi Wanita Berwirausaha (Studi Kasus Pada
Pengusaha Salon Kecantikan Di Kecamatam Medan Kota)

Teoritical
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan judul
penelitian “ Analisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha
kecil “ pada tahun 2006, diperoleh kesimpulan bahwa yang paling umum dijumpai
dari para wirausahawan untuk memulai usaha kecil adalah tension modalities
(modal pemaksa).
Penelitian yang dilakukan oleh Erin Karina Sitepu dengan judul penelitian “
Analisis faktor-faktor yang menghambat Women entrepreneurship dalam
berwirausaha (Studi kasus pada wanita pengusaha salon di jalan sei mencirim
Medan)” pada tahun 2008, diperoleh kesimpulan bahwa lima faktor yang dianggap
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1242
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

sebagai penghambat women entrepreneurship dalam berwirausaha, hanya empat


yang dianggap sebagai penghambat women entrepreneurship dalam berwirausaha.
Adapun faktor-faktor penghambat tersebut adalah faktor kewanitaan, faktor sosial
budaya dan adat istiadat, faktor administrasi dan faktor pendidikan. Faktor
emosional dianggap tidak menjadi penghambat dalam berwirausaha karena
seluruh responden merasa bahwa mereka selalu bersifat rasional dalam
pengambilan keputusan. Selain itu, elemen-elemen emosional yang muncul pada
saat bekerja tidak mempengaruhi hubungan dengan karyawan secar pribadi. Hal ini
yang membuat penulis mengambil kesimpulan faktor emosional bukan merupakan
faktor penghambat women entrepreneurship dalam berwirausaha.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Wanita
Berwirausaha (Ulfi P, dkk)diperoleh kesimpulan bahwaketertarikan (interest),
empowerment, dan motivasimempengaruhi keputusan wanita berwirausaha

Wirausaha
Pada dewasa ini kewirausahaan (entrepreneurship) diartikan orang yang
menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan
melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi
dalam menentukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-
potensi yang ada dalam dirinya untuk mengenali produk, mengelola, dan
menentukan cara untuk produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk,
memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.
Dari beberapa konsep, ada 6 hakikat penting kewirausahaan sebagai
berikut (Suryana, 2006 :18), yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan ( Zimmerer, 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(start-up) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang inovatif (innovative) yang bermanfaat memberi
nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
1243 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat


didefenisikan sebagai suatu kemampuan yang kreatif dan inovatif (create new and
different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nialai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian
untuk menghadapi resiko.

Berbagai macam profil wirausaha


Menurut (Zimmerer dan Scarborough, 2008 : 26), jika diperhatikan entrepneur
yang ada di masyarakat sekarang ini, maka di jumpai berbagai macam profil, yaitu:
1. Young Entrepreneur - Orang-orang muda mengambil bagian dalam memulai
bisnis. Didorong kekecewaan akan prospek pada perusahaan pemerintah dan
keinginan untuk memiliki peluang menentukan nasib mereka sendiri, banyak
generasi muda lebih memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka.
2. Women Entrepreneur - Banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis.
Alasan mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor-faktor antara
lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi
keluarga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya.
3. Minority Entreprenuer - Kaum minoritas di Negara kita Indonesia kurang
memiliki kesempatan kerja dilapangan pemerintahan sebagaimana layaknya
warga negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni
kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula para perantau dari
daerah tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka
juga berniat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis ini semakin lama semakin
maju, dan arena mereka membentuk organisasi minoritas di kota-kota
tertentu.
4. Immigrant Entrepreneur - Kaum pedagang yang memasuki suatu daerah
beiasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka
lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersikap non formal yang dimulai
dari berdagang kecil-kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat
menengah.
5. Part Time Entrepreneur - Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong
merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar . bekerja
paruh waktu tidak mengorbankan pekerjaan dibidang lain misalnya seorang
pegawai pada sebuah kantor bermaksud mengembangkan hobinya untuk
berdagang atau mengembangkan hobi yang menarik. Hobi ini akhirnya
mendapat keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih profesi,
dan berhenti menjadi pegawai dan beralih bisnis yang merupakan hobinya.
6. Home- Based entrepreneur - Ada ibu-ibu rumah tangga yang memulai
kegiatan bisnisnya dari rumah tangga misalnya ibu-ibu yang pandai membuat
kue dan aneka masakan, mengirim kue-kue ke toko eceran di tempatnya.
Akhirnya usaha makin lama makin maju. Usaha catering banyak dimulai dari
rumah tangga yang bisa masak, kemudian usaha ini berkembang melayani
pesanan untuk pesta.
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1244
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

7. Family-owned business - Sebuah keluarga dapat membuka berbagai jenis


cabang dan usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dahulu oleh
orang tua. setelah usaha orang tua ini maju dibuka cabang baru dan dikelola
ibu. Kedua perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain mungkin
jenis usahanya berbeda atau lokasinya berbeda. Masing-masing usahanya ini
bisa dikembangkan atau dipimpin oleh anak-anak mereka. Dalam keadaan
sulitnya lapangan pekerjaan pada saat ini maka kegiatan ini perlu
dikembangkan.
8. Corpreneurs - Corpreneurs adalah pasangan wirausaha yang bekerja sama-
sama sebagai pemilik bersama dari usaha mereka. Corpreneurs di buat dengan
cara menciptakan pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing-masing
orang. Orang-orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi penanggung
jawab divisi tertentu dari bisnis-bisnis yang sudah ada.

2. 4. Wirausahawan wanita (Women Entrepreneur)


Menurut (Zimmerer dan Scarborough, 2008:27), meskipun telah diperjuangkan
selama bertahun-tahun secara legislatif, wanita tetap mengalami diskriminasi di
tempat kerja. Meskipun demikian, bisnis kecil telah menjadi pelopor dalam
menawarkan peluang di bidang ekonomi baik kewirausahaan maupun kekerjaan.
Dikatakan bahwa “Kewirausahaan telah bersifat unisex seperti celana jeans,
dimana disini wanita dapat mengembangkan impian maupun harapan
terbesarnya”. Semakin banyak wanita yang menyadari bahwa menjadi wirausaha
adalah cara terbaik untuk menembus dominasi laki-laki yang menghambat
peningkatan karir waktu ke puncak organisasi melalui bisnis mereka sendiri.
Faktanya, wanita yang membuka bisnis 2,4 kali lebih banyak daripada pria.
Meskipun bisnis yang di buka oleh wanita cenderung lebih kecil dari yang di buka
pria, tetapi dampaknya sama sekali tidak kecil. Perusahaan-perusahaan yang
dimiliki wanita memperkerjakan lebih dari 15,5 juta karyawan atau 35 persen lebih
banyak dari semua karyawan fortune 500 di seluruh dunia. Wanita memiliki 36
persen dari semua bisnis. Meskipun bisnis mereka cenderung tumbuh lebih lambat
daripada perusahaan yang dimiliki pria, wanita pemilik bisnis memiliki daya hidup
lebih tinggi daripada keseluruhan bisnis. Meskipun 72 persen bisnis yang dimiliki
wanita terpusat dalam bidang eceran dan jasa, wirausahawan wanita berkembang
dalam industri yang sebelumnya dikuasai oleh laki-laki, seperti pabrik, konstruksi,
transportasi dan pertanian.

Faktor-faktor yang memotivasi wanita berwirausaha.


Faktor-faktor yang mendorong wanita memilih berwirausaha antara lain :
1. Faktor kemandirian - Sebagai seorang wanita, ada kalanya wanita ini dapat
berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini karena wanita ingin
menunjukkan jika tanpa laki-laki dia dapat bertahan hidup dengna keahlian
yang dia punya yang direalisasikan menjadi suatu usaha yang dapat
1245 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Walaupun tidak


memungkiri keahlian laki-laki dalam bekerja, tetapi wanita juga ingin
menunjukkan bahwa mereka dapat mengerjakan apapun yang dikerjakan pria.
2. Faktor modal - Dalam pembuatan usaha maka wanita biasanya melihat berapa
modal yang mereka punya untuk membuat suatu usaha, biasanya semakin
banyak modal yang mereka miliki untuk pembuatan suatu usaha maka
semakin terencana dan matanglah pemikiran untuk rencana pembuatan usaha
ini.
3. Faktor emosional - Faktor emosional yang dimiliki wanita, dapat
mempengaruhi dirinnya untuk melakukan sesuatu yang berguna baginya
maupun keluarga. Hal ini karena dalam diri seorang wanita memiliki keinginan
untuk dapat berdiri sendiri maupun untuk bisa mempraktekkan teori-teori
yang diikutinya melalui pendidikan formal maupun informal yang
diinginkannya. Selain itu wanita juga mempunyai keinginan untuk membantu
keuangan keluarga yaitu dengan membuka usaha.
4. Faktor pendidikan - Faktor pendidikan dapat menjadi salah satu faktor yang
memotivasi wanita untuk berwirausaha karena banyak wanita-wanita yang
tidak dapat pendidikan informal seperti kursus-kursus yang dapat mengasah
keterampilan mereka, sehingga ilmu yang mereka dapat di pendidikan
informal dapat mereka jadikan modal untuk membuat suatu usaha. Begitu
bagi wanita-wanita yang memiliki pendidikan tinggi, mereka akan berpikir
kembali untuk menggunakan ijazah perguruan tinggi mereka untuk bekerja
dikantor-kantor yang mempunyai waktu bekerja “from eight to five” atau dari
jam delapan hingga jam 5 sore, ini dikarenakan mereka yang tidak dapat
mereka lakukan jika mereka bekerja di kantor-kantor dari pagi hingga sore

Variabel dan indikator:

Tabel 3.1 : Definisi Operasional Variabel


Variabel Definisi Indikator Skala
Ukur
Faktor Kemampuan untuk 1. Mengandalkan Likert
Kemandirian mengandalkan diri sendiri kemampuan diri
dalam upaya menciptakan sendiri dalam
lapangan pekerjaan baru tugas
tanpa harus bergantung dari 2. Mengandalkan
orang lain. kemampuan
keuangan sendiri
3. Keberanian
menghadapi
tantangan
Faktor modal Faktor finansial pada wanita 1. Jumlah modal Likert
yang mempunyai modal yang 2. Sumber modal
cukup untuk mendirikan
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1246
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

suatu usaha
Faktor Faktor emosional yang 1.Dorongan diri Likert
Emosional mendorong untuk berwira sendiri
usaha 2. Membantu
keluarga
Faktor Faktor tingkat pendidikan 1. Tingkat Likert
Pendidikan formal dan keahlian serta pendidikan
teknik-teknik yang diperoleh 2. Pelatihan
wanita pengusaha dalam informal
memilih usaha kecil 3. Pengetahuan
bisnis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey, yaitu


penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama.
Setelah melakukan uji data maka data yang diperoleh akan dianalisa
dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu metode statistik regresi linear
berganda yang persamaannya adalah :

Y = a + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + e


Dimana :
Y = faktor yang memotivasi wanita memilih berwirausaha
X1 = faktor Kemandirian
X2 = faktor Modal
X3 = faktor Pendidikan
X4 = faktor Emosional
a = nilai konstanta
e = nilai error

selanjutnya terhadap analisis regresi tersebut dilakukan dengan pengujian berikut :

Kerangka Konseptual
Berdasarkan hasil eksplorasi dari teori dan pemikiran ilmiah yang dikembangkan
dalam penelitian ini, maka dapat diabstraksikan dalam kerangka konseptual
penelitian ini sebagaimana dalam model di bawah ini:
1247 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

Kemandirian(X1)
Modal (X2) Motivasi Wanita
Berwirausaha(Y)
Emosional (X3)

Pendidikan (X4)

Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban atau pemecahan masalah penelitian
tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan alat atau instrument yang
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tersebut. Ada dua konsep untuk
mengukur kualitas data yaitu validitas dan reliabilitas.
Suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika data kurang
reliabel dan kurang valid. Sedangkan kualitas data penelitian ditentukan oleh
kualitas instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan
kepada 30 wanita pengusahasalon kecantikan Kecamatan Medan Kota diluar
daripada responden yang dijadikan sebagai sampel. Menurut Umar (2009), sangat
disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah
minimal 30 orang ini distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal.

Uji Validitas.
Untuk mendapat data yang lebih akurat terlebih dahulu dilakukan uji validitas
internal yaitu menguji validitas setiap butir pertanyaan (Content Validity). Dalam
bidang ilmu sosial alat ukur tersebut berupa angket (kuisioner) maupun
seperangkat alat tes lain.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya atau valid
tidaknya suatu kuisioner. Kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.
Pengujian Validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan pada 30
pengusaha salon diluar responden yang dijadikan sampel.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.Validitas berarti ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur sebagai fungsi ukur. Uji validitas digunakan untuk menguji kuisioner yang
digunakan agar mendapat data yang valid dalam arti kuisioner tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1248
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Uji validitas menggunakan kisi-kisi instrumen dengan mencocokkan


veriabel, indikator, dan kusioner menjadi instrumen. Dari indikator dicocokkan
dengan isi pertanyaan pada kuisioner penelitian yang tepat dan relevan. Untuk
mempercepat perhitungan pengolahan dan pengujian data dilakukan dengan
menggunakan program SPSS versi 16
Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai
validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r table) maka
instumen tersebut dikatakan valid. Sugiono (2003) menyatakan bahwa bila validitas
setiap pertanyaan diatas atau sama dengan 0,30 maka sudah dianggap valid.
Berdasarkan pengujian validitas instumen pada penelitian ini, nilai Corrected Item-
Total Correlation untuk masing –masing faktor dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2: Hasil Uji Validitas Faktor kemandirian


Correlated Item-Total Validitas
Correlation
Kesukaan 0.881 Valid
Kemandirian Modal 0.813 Valid
Resiko 0.786 Valid
Hasil Penelitian Data Diolah

Berdasarkan pengujian validitas instumen pada pertanyaan faktor kemandirian,


nilai Corrected Item-Total Correlation bernilai diatas 0,30 maka pertanyaan-
pertanyaan tersebut sudah dianggap valid

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Faktor modal


Correlated Item-Total Validitas
Correlation
Kecukupan modal 0.816 Valid
Modal sendiri 0.692 Valid
Modal pinjaman 0.852 Valid
Hasil Penelitian Data Diolah

Berdasarkan pengujian validitas instumen pada pertanyaan faktor modal, nilai


Corrected Item-Total Correlation bernilai diatas 0,30 maka pertanyaan-pertanyaan
tersebut sudah dianggap valid

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Faktor emosional


Correlated Item-Total Validitas
Correlation
Hobbi 0.928 Valid
Diri Sendiri 0.735 Valid
Keuangan Keluarga 0.775 Valid
1249 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

Hasil Penelitian Data Diolah


Berdasarkan pengujian validitas instumen pada pertanyaan faktor emosional, nilai
Corrected Item-Total Correlation bernilai diatas 0,30 maka pertanyaan-pertanyaan
tersebut sudah dianggap valid

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Faktor pendidikan


Correlated Item-Total Validitas
Correlation
Pendidikan 0.845 Valid
Pelatihan 0.701 Valid
Pengetahuan Bisnis 0.727 Valid
Hasil Penelitian Data Diolah

Dari hasil uji validitas pada tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai Corrected
Item -Total Correlation pada setiap butir pertanyaan untuk variabel faktor
pendidikan adalah > 0,3, maka dapat dikatakan bahwa butir- butir pertanyaan
valid atau memiliki konstruk yang kuat. (Jika nilainya lebih besar dari 0.361 maka
item valid dan sebaliknya).

3.9.2. Uji Reliabilitas


Jika alat ukur sudah dikatakan valid maka selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut
diuji, hal ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban tentang
tanggapan responden.Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha.
Reliabilitas yang baik adalah yang makin mendekati 1.
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kusioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kusioner dikatakan reliable
atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu kewaktu. Reliabilitas menunjukkan bahwa sesuatu instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik. Uji reliabilitas adalah uji untuk mengetahui kelayakan kusioner
sebagai alat pengumpul data.
Menurut Ghozali (2005) pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
1. Repeated Measure atau pengukuran diulang dilakukan dengan cara
memberikan kuesioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda,
dan kemudian dilihat apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali saja
kuesioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara jawaban.

Pengujian reliabilitas kusioner dalam penelitian ini menggunakan One shot atau
pengukuran sekali saja dan untuk menguji reliabilitasnya digunakan uji
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1250
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

statistikCronbach alpha. Menurut Umar (2009) suatu konstruk atau variabel


dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach alpha> 0.70.
Hasil dari reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4 pada kolom Cronbach
alpha sebagai berikut:

Tabel 3.6 Hasil Uji ReliabilitasFaktor kemandirian


Cronbach’s Alpha If Reliabilitas
Item Deleted
Kesukaan 0.832 Reliable
Kemandirian Modal 0.886 Reliable
Resiko 0.902 Reliable
Hasil Penelitian Data Diolah

Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada setiap instrumen
variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,7, dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa setiap instrumen variabel kemandirian adalah reliabel.

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Faktor modal


Cronbach’s Alpha If Reliabilitas
Item Deleted
Kecukupan modal 0.797 Reliable
Modal sendiri 0.910 Reliable
Modal pinjaman 0.769 Reliable
Hasil Penelitian Data Diolah

Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada setiap instrumen
variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,7, dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa setiap instrumen variabel modal, adalah reliabel.

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Faktor emosional


Cronbach’s Alpha If Reliabilitas
Item Deleted
Hobbi 0.769 Reliable
Diri Sendiri 0.923 Reliable
Keuangan Keluarga 0.889 Reliable
Hasil Penelitian Data Diolah

Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada setiap instrumen
variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,70, dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa setiap instrumen variabel emosional adalah reliabel.
1251 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Faktor pendidikan

Cronbach’s Alpha If Reliabilitas


Item Deleted
Pendidikan 0.724 Reliable
Pelatihan 0.865 Reliable
Pengetahuan Bisnis 0.843 Reliable
Hasil Penelitian Data Diolah

Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada setiap instrumen
variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,70, dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa setiap instrumen variabel pendidikan adalah reliabel. Dari tabel hasil uji
validitas Reliabel diatas diperoleh nilai Cronbach alpha> 0.70, artinya seluruh
pertanyaan pada setiap variabel memenuhi kriteria reliabilitas. (Suryana, 2006:2)
(Kasmir, 2009 : 15). (russell M. Knight, 1983) . (www.google.com)
(Rambat Lupiyoadi 2004:18) (www.pectra.ac.id pada 26 april 2012 pukul 21.00)

1.2. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruhfaktor kemandirian,modal,
pendidikan dan emosional terhadap motivasiwanita berwirausaha, faktor mana
yang paling dominan.
Objektifkajian yang hendak dicapai melalui kajian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh faktorkemandirian, modal, pendidikandan emosional
terhadap motivasiwanita berwirausaha
2. Faktor apakah yang paling dominan mempengaruhi motivasi wanita
berwirausaha.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisispengaruh faktorkemandirian, modal, pendidikandan
emosional terhadap motivasiwanita berwirausaha
2. Untuk menganalisa faktor yang paling dominan mempengaruhi motivasi
wanita berwirausaha.
3. Penelitian ini dilaksanakan pada para pengusaha salon kecantikan Di
Kecamatan Medan Kota.

Cara pengumpulan data


Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara :

a. Pengumpulan data primer


Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara Random Sampling, dengan
menerbitkan daftar pertanyaan yang akan diisi/ dijawab oleh pengusaha kecil
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1252
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

b. Pengumpulan data sekunder


Mengumpulkan data dari buku–buku perpustakaan, majalah – majalah manajemen
dan hasil – hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survey. Pendekatan survey adalah


kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai fakta-fakta yang
merupakan pendukung terhadap penelitian, dengan maksud untuk mengetahui
status, gejala, menentukan kesamaan dengan cara membandingkan dengan
standard yang sudah dipilih dan atau ditentukan. (Arikunto, 2006).

Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan dari responden akan dianalisis dengan menggunakan
Metode Regresi Linier Berganda ( Multiple Linier Regression ) untuk mengetahui
pengaruh faktor-faktorpendidikan, permodalan, kemandirian dan emosional
terhadap motivasiwanita berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Salon
Kecantikan Di Kecamatan Medan Kota)”.Untuk mempermudah proses analisis
terhadap data yang terkumpul digunakan software “SPSS statistics for Windows”
versi 16

Populasi dan Sample


Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 105 pengusaha salon kecantikan di
Kecamatan Medan
Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 1998;57). Penentuan jumlah sampel menggunakan
rumus slovin sehingga diperolehsebanyak 52 pengusaha salon kecantikan dari
sejumlah 105 populasi.
Teknik sampel yang digunakan adalah cara acak sederhana (simple random
Sampling), dimana anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih
menjadi anggota sample.

Batasan Operasional Variabel


Untuk menghindari kesimpulan dalam membahas dan menganalisa permasalahan,
maka penelitian dibatasi pada faktor-faktor yang memotivasi wanita memilih untuk
berwirausaha dan dalam hal ini pengusaha salon yang berada di Kecamatan Medan
Tembung. Adapun variabel-variabel lain, yaitu :

a. Variabel independent (X), yaitu variabel yang tidak tergantung pada variabel
lain, yaitu :
1. Faktor kemandirian (X1), diukur dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri
dalam tugas, mengandalkan kemampuan keuangan sendiri, dan keberanian
menghadapi tantangan.
2. Faktor modal ( X2 ), diukur dengan jumlah modal yang digunakan untuk
membuka usaha, dan sumber modal yang didapat untuk membuka usaha.
1253 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

3. Faktor Pendidikan ( X3 ), diukur dengan tingkat pendidikan, mengikuti pelatihan


informal, dan pengetahuan bisnis yang luas.
4. Faktor emosional (X4)diukur dengandorongan dari diri sendiri dan keinginan
untuk membantu keluarga motivasiuntuk memilih wirausaha

b. Variabel dependent ( Y ), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain,


yaitu :
Y = faktor yang memotivasi wanita memilih berwirausaha.

Hasil Penelitian( Findings)

Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari usia, pendidikan, aktifitas
yang berkaitan dengan jumlah karyawan dan lama usaha salon kecantikan dibuka

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Gambaran umum responden dalam penelitian ini adalah profil wanita pengusaha
salon kecantikan berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden Jumlah


No (%)
(tahun) (orang)
1 < 20 0 0%
2 21-30 5 9.6%
3 31-40 16 30.8%
4 41 - 50 31 59.6%
5 > 50 0 0%
Jumlah 52 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Berdasarkan usia responden yang diperoleh dari hasil kuesioner penelitian pada
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa usia wanita wirausaha salon kecantikan di
Kecamatan Medan Kota yang paling dominan adalah pengusaha yang memiliki
usia41 - 50 thn yang berjumlah 31orang (59.6%), kemudian pengusaha dengan
usia 31-40yang berjumlah 16orang (30.8%), dan yang terakhir adalahwanita
pengusaha dengan usia 21-30yang berjumlah 5orang (9.6 %)
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1254
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

4.1.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Gambaran umum dari responden dalam penelitian ini berdasarkan latarbelakang


pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan


Jumlah
No Pendidikan (%)
(orang)
1 SD 0 0%
2 SMP 3 5.8%
3 SMU 29 55.8%
4 D-3 13 25%
5 S-1 7 13.4%
6 S-2 0 %
Jumlah 52 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Berdasarkan latar belakang pendidikan responden yang diperoleh dari hasil


kuesioner penelitian pada Tabel 4.2. menunjukkan bahwa latar belakang
pendidikan wanita wirausaha salon kecantikan di Kecamatan Medan Kota yang
paling dominan adalah pengusaha yang memiliki latar belakang pendidikan SMU
yang berjumlah 29 orang (55.8%), kemudian pengusaha dengan latar belakang
pendidikan Diploma tiga (D-III) yang berjumlah 13 orang (25%),dan yang terakhir
adalahwanita pengusahadengan latar belakang pendidikan Strata 1 (S1) yang
berjumlah 7 orang (13.4%),

4.1.1.3.Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah karyawan

Gambaran umum dari responden dalam penelitian ini berdasarkan Jumlah


karyawan dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah karyawan


Jumlah
No Jumlah Karyawan (%)
(orang)
1 .dibawah 03 – orang 5 9.6%
2 03- orang 23 44.2%
3 04- orang 11 21.2%
4 Diatas 05 orang 13 25%
Jumlah 52 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki responden yang diperoleh


dari hasil kuesioner penelitian pada Tabel 4.3. menunjukkan salon yang memiliki
1255 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

jumlah tenaga kerja .dibawah 03 orang sebanyak 5 salon (9.6%), kemudian


pengusaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 03 orang sebanyak 23 salon (44.2%),
pengusaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 4orang sebanyak 11 salon (21.2%)
dan pengusaha yang memiliki jumlah tenaga diatas 5 orang sebanyak 13 salon
(25%)

4.1.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkanlama usaha:


Gambaran umum dari responden dalam penelitian ini berdasarkan lama usaha
dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan lama usaha


Jumlah
No Lama Usaha (%)
(usaha)
1 dibawah 5 tahun 2 3.8%
2 5-10 tahun 29 55.8%
3 11-15 tahun 3 5.8%
5 16-20 tahun 16 30.8
4 Diatas 20 tahun 2 3.8%
Jumlah 52 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Berdasarkan lama usaha dijalankan responden yang diperoleh dari hasil kuesioner
penelitian pada Tabel 4.4. menunjukkan salon yang berusia dibawah 5 tahun
sebanyak 2 salon (3.8%), kemudian salon yang berusia 5 -10 tahun sebanyak 29
salon (55.8%), salon yang berusia 11-15 tahun sebanyak 3 salon (5.8%), salon yang
berusia antara 16-20 tahun sebanyak 16 salon (30.8%), dan salon yang berusia
diatas 20 tahun sebanyak 2 salon (3.8%)pengusaha yang memiliki jumlah tenaga
kerja 03- orang sebanyak 23 salon (44.2%), pengusaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 4orang sebanyak 11 salon (21.2%) dan pengusaha yang memiliki
jumlah tenaga diatas 5 orang sebanyak 13 salon (25%)

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian


4.2.1.Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian keputusan terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik, pengujian ini di lakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-
asumsi dalam model regresi berganda dan untuk menginterprestasikan agar data
lebih relevan dalam menganalisis.

4.2.1.1. Uji Normalitas


Grafik P-P bertujuan menguji apakah data mempunyai distribusi normal. Terlihat
pada grafik data tersebar di sekitar garis diagonal dengan demikian dapat
disimpulkan data mempunyai distribusi normal maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1256
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Histogram

Dependent Variable: keuntung

20

15

Frequency

10

Mean =-1.04E-
Std. Dev. =0.96
0 N =52
-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Residual


1257 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

Normal P-P Plot of Regression Standardized


Residual
Dependent Variable:
keuntung

1.0

Expected Cum Prob 0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

4..2.1.2. Uji Multikolinieritas


Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi
ditemukan korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
terdapat masalah multikolinearitas sehingga model regresi tidak dapat digunakan.
Suatu model regresi dikatakan bebas dari masalah multikolinieritas dengan melihat
Variance Inflation Factor (VIF) dengan pedoman sebagai berikut:

VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas, VIF < 5 maka tidak
terdapat multikolinieritas

Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolinieritas


Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Kemandirian ,946 1.057
Modal ,949 1.054
Emosional ,657 1.522
Pendidikan ,679 1.473
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1258
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Pada tabel di atas terlihat bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai
Variance Inflation Factor (VIF) yang memiliki nilai > 5, semua variabel bebas
memiliki VIF <5 , jadi dapat dinyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas antar
variabel bebas dalam model regresi pada penelitian ini.

4.2.1.3. Uji Heterokedastisitas


Uji ini dilakukan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas, tetapi jika varians berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan alat bantu SPSS versi 16 dengan mengamati pola yang terdapat pada
scatterplot.
Dari gambar scatterplot di bawah terlihat bahwa titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. hal ini
dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda dalam penelitian ini tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.

Partial Regression
Plot
Dependent Variable:
keuntung

0.5

0
keuntung
-0.5

-1

-1.5

-2

-2 -1 0 1 2
Fmandiri
Observed Cum Prob
1259 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

Partial Regression Plot

Dependent Variable: keuntung

1.
5

0.
5
keuntung
0

-
0.5

-
1

-
1.5
- - 0 1
2 1 Fmodal
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1260
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Partial Regression Plot

Dependent Variable: keuntung

keuntung
0

-1

-2

-3 -2 -1 0 1 2 3

Femosi
1261 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

Partial Regression Plot

Dependent Variable: keuntung

keuntung
0

-1

-2

-2 -1 0 1
Fpendidik

4.2.3. Pembahasan Hasil Penelitian


Jumlah wanita pengusaha salon kecantikan di Kecamatan Medan Kota sejumlah
105. Dari sejumlah pengusaha ini sampel yang di ambil sebanyak52 pengusaha,
Angket yang dilakukan kepada para pengusaha salon wanita secara random
sampling sebanyak 52 kuesioner, memperlihatkan bahwa:

Tabel. 4.1. Tabel Hasil UjiGoodness Of Fit Persamaan


b
Model Summary

Change Statistics
Adjusted Std. Error ofR Square
Model R R SquareR Squarethe EstimateChange F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,825a ,681 ,653 ,545 ,681 25,039 4 47 ,000
a.Predictors: (Constant), Fpendidik, Fmodal, Fmandiri, Femosi
b.Dependent Variable: keuntung

Model Sumary :
R= 0,825 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara kinerja keuntungan
dengan ke empat variabel independennya adalah kuat (di atas 0.5).
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1262
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Angka R square atau koefisien determinasi = 0,681, untuk jumlah variabel


independen lebih dari dua digunakan adjusted R square 0,653 artinya variasi dari
faktor-faktor yang mempengaruhi wanita untuk berwirausaha dapat dijelaskan dari
variasi ke empat variabel independen, sedangkan sisanya disebabkan oleh sebab-
sebab lain. Standatd error of estimasi adalah sebesar 0,05 (semakin rendah
semakin baik).

Tabel.4.2. Tabel Hasil Uji F Persamaan


ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 29,777 4 7,444 25,039 ,000a
Residual 13,973 47 ,297
Total 43,750 51
a. Predictors: (Constant), Fpendidik, Fmodal, Fmandiri, Femosi
b. Dependent Variable: keuntung

Setelah melakukan uji ANOVA F test , diperoleh F hitung sebesar 25,039 dengan
tingkat signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, artinya model regresi dapat
dipakai untuk memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi wanita untuk
berwirausaha.
Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap veriabel independent.
Hypotesis:
H0 = koefisien regresi tidak significant
H1= koefisien regresi significant
Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas:
Jika probabilitas › 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas ‹ 0,05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.3.Tabel Hasil Uji t Persamaan


a
Coefficients

UnstandardizedStandardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-orderPartial Part Tolerance VIF
1 (Constant)-,495 ,454 -1,091 ,281
Fmandiri ,231 ,072 ,273 3,221 ,002 ,431 ,425 ,266 ,946 1,057
Fmodal ,209 ,078 ,227 2,686 ,010 ,367 ,365 ,221 ,949 1,054
Femosi ,164 ,089 ,187 1,841 ,072 ,587 ,259 ,152 ,657 1,522
Fpendidik ,509 ,098 ,519 5,190 ,000 ,712 ,604 ,428 ,679 1,473
a.Dependent Variable: keuntung
1263 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

Keputusan:
Terlihat bahwa pada kolom sig/significance:
Variabel kemandirian mempunyai angka signifikansi 0,02 < 0,05, artinya variabel
kemandirian ini mempengaruhi motivasi berwirausaha secara signifikan.

Variabel modal mempunyai angka signifikansi 0.010 < 0,05 artinya variabel modal
mempengaruhi motivasi berwirausaha secara signifikan.

Variabel pendidikan 0,000 < 0,05 artinya variabel pendidikan mempengaruhi


motivasi berwirausaha secara signifikan.

Variabel emosi 0,072 > 0,05 artinya variabel emosi tidak mempengaruhi motivasi
berwirausaha secara signifikan.

Model regresi berganda yang terbentuk diuji signifikansinya dengan uji simultan (uji
F) dan uji parsial (uji t).
Dari hasil uji bersama diperoleh nilai F hitung adalah sebesar 25,039 sedangkan
nilai kritis F tabel dengan df1 = 4 dan n = 52 sebesar 0.000. Sehingga Fhitung >
Ftabelartinya variabel kompetensi teknis, variabel kemandirian, modal, emosional
dan pendidikan secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap
motivasi wanita memilih berwirausaha.

Model persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:


Y = -0,495 + 0,231 X1 + 0,209 X2 + 0,164 X3 + 0,509 X4+e

Dari persamaan regresi linier berganda tersebut diketahui bahwa konstanta adalah
sebesar -0,495, dimana nilai ini berarti bahwa pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi wanita memilih berwirausaha adalah sebesar 0,406 terhadap
motivasi wanita berwirausaha bila kemandirian (X1), modal (X2), emosi (X3) dan
Pendidikan (X4) adalah sebesar nol.

Besarnya koefisien regresi (b1) adalah 0,231, hal ini menunjukkan bahwa bila
kemandirian (X1) ditingkatkan sebesar satu satuan maka motivasi wanita
berwirausaha (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,231 dengan asumsi
variable X2 x3 dan X4 konstan. Sedangkan koefisien regresi (b2) sebesar 0,209
berarti jika variabel modal (X2) ditingkatkan sebesar satu satuan maka motivasi
wanita berwirausaha (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,209 dengan
asumsi variable X1, X3 dan X4 konstan. jika variabel emosi (X3) ditingkatkan
sebesar satu satuan maka Y akan meningkat sebesar 0,164 maka motivasi wanita
berwirausaha (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,164 satuan dengan
asumsi variable X1, X2 dan X4 konstan, dan jika variabel pendidikan meningkat
sebesar satu satuan maka Y akan meningkat sebesar 0,509 satuan maka motivasi
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1264
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat

wanita berwirausaha (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,509 dengan


asumsi variable X1, X2 dan x3 konstan.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah belum melihat efektifitas dalam


pengelolaan usaha dan keberlanjutan dari usaha yang dilakukan. Dharapkan pada
penelitian selanjutnyan dapat memantau exixtensi dan perkembangan ( growth)
dari pngusaha yang ada .

SIMPULAN

Dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Variabel kemandirian, modal, emosional dan pendidikan secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi wanita memilih
berwirausaha
2. Variabel kemandirian mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi
wanita memilih berwirausaha
3. Variabel modal mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi wanita
berwirausaha
4. Variabel emosional tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi wanita
berwirausaha karena memiliki angka signifikansi 0,072 (diatas 0.05)
5. Variabel pendidikan mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi wanita
berwirausaha
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi wanita berwirausaha yang terbesar
adalah padafaktor pendidikan 0.000 diikuti oleh faktor modal

SARAN

Untuk memotivasi para wanita dalam berwirausaha perlu memperhatikan dan


meningkatkan faktor-faktor dimulai dari faktoryang terpenting yaitu faktor
pendidikan, permodalan dan faktor kemandirian mereka dalam melakukan
wirausaha.

RUJUKAN

Anoraga, Pandji. 2004. Kewirausahaan dan Usaha Kecil. Jakarta : Penerbit Rineke Cipta.
Kasmir. 2009. Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo.
Kuncoro, Mudrajat. 2005. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Pertama. Jakarta :
Erlangga.
Lupiyoadi, Rambat. 2004. Enterpreneurship From Mindset To Strategy. Edisi kedua. Jakarta :
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Matondang Indra Hakim, 2006, “ Analisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan
memulai usaha kecil “,jurnal.
1265 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA

Matondang, Indra Hakim. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan


Memulai Usaha Baru (Studi Pada Gerai Handphone Jalan Letda Sujono Medan).
Medan : Perpustakaan Ekonomi USU ,jurnal (Tidak dipublikasikan).
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business : Metode Penelitian Untuk Bisnis. Buku
2. Jakarta : Salemba 4.
Sitepu, Erin Karina. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Menghambat Women Enterpreneur
Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Pada Wanita Pengusaha Salon Jalan Sei Mencirim
Medan). Medan : Perpustakaan Ekonomi USU. (Tidak dipublikasikan).
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kedelapan. Bandung : Penerbit
Alfabeta.
Sukirno, Sadono dkk. 2004. Pengantar Bisnis. Edisi Pertama. Jakarta : Penerbit Predana
Media.
Suryana. 2006. Kewirausahaan : Pedoman Praktis ; Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta.
Penerbit : Salemba Empat.
Ulfi P, dkk , 2009, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Wanita
Berwirausa, Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No. 1 Maret 2009, Email:
Siti_mujanah2003@yahoo.com
Umar, Dr. Husein S.E., MBA., MM. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Edisi Kedua. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
www.eksekutif.com. “Sekat Tumbuhnya Pengusaha Perempuan”. Di akses oleh Riska
Savitri tanggal 11 Oktober 2009 pukul 20.30 WIB.
www.google.com. “Resiko Kewirausahaan”. Di akses oleh Riska Savitri tanggal 11 Oktober
2009 pukul 21.00 WIB.
www.petra.ac.id. “Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Keberadaan Pedagang Kaki Lima”.
Th. Agung M. Harsiwi. Di akses oleh Riska Savitri tanggal 11 Oktober 2009 pukul
20.00 WIB.
Yamin, Sofyan dan Hery Kurniawan. 2009. SPSS Complete Teknik Analisis Statistik
Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta : Salemba Empat.
Zimmerer, Thomas dan Norman M. Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen
Usaha Kecil. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Sebagaibahan masukan kepada para calon wirausahawanita yang ingin
mencoba untuk berwirausaha.
2. Memberikan kontribusi untuk memperluas cakrawala berpikir khususnya
dalam bidang kewirausahaan.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai