Sop-76 Prosedur Tanggap Darurat Kasus Flu Burung
Sop-76 Prosedur Tanggap Darurat Kasus Flu Burung
SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(SMK3)
JUDUL DOKUMEN :
Dilarang keras memperbanyak atau mengcopy Dokumen Rahasia ini tanpa izin tertulis
dari PT Insan Girimaharta
1. TUJUAN
1.1. Prosedur Tangggap Darurat ini adalah salah satu komitmen manajemen dan
karyawan untuk masalah kesehatan dan keselamatan kerja di PT. Insan
Girimaharta.
1.2. Sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah pengendalian bila terjadi
kasus penyakit flu burung pada salah satu karyawan di lingkungan PT. Insan
Girimaharta.
1.3. Sebagai dasar dalam menentukan langkah pencegahan dan pengendalian
bila telah terjadi kasus penularan penyakit flu burung antar manusia di
lingkungan PT. Insan Girimaharta.
2.5 Karyawan
Memberi informasi yang berhubungan dengan kasus flu burung yang
terjadi di lingkungan kerjanya.
2.6 HR
▪ Melakukan koordinasi dengan pihak dinas kesehatan setempat dan
Badan LITBANG DepKes.
▪ Menyampaikan informasi kepada pihak keluarga, media massa dan
instansi lain (bila diperlukan).
3. REFERENSI
3.1. Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3.2. Informasi WHO th 2005 tentang Flu Burung.
3.3. Informasi Depkes RI tentang Flu Burung
3.4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
3.5. OHSAS 18001:2007, ISO 14001:2004, ISO 9001:200
4. DEFINISI
4.1 Flu Burung (Avian Flu) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
influenza A (H5N1) yang ditularkan dari burung (unggas) ke burung, tapi
kadang dapat juga menular dari burung ke manusia dalam 1 sampai 3 hari.
5. PROSEDUR
5.1 Level 0.2 (Penularan terjadi dari unggas ke manusia, terdapat karyawan
yang diduga Flu Burung)
5.1.1 Pada level ini semua staff medik menggunakan alat pelindung diri
berupa masker kain dan sarung tangan. APD ini harus ditanggalkan
setelah bekerja dan diberi desinfektan kemudian dimasukkan kedalam
wadah sampah limbah infeksius untuk dimusnahkan.
5.1.2 Pada saat pasien datang untuk berobat maka perawat melakukan
proses triage dengan memilah pasien menjadi pasien dengan gejala
ISPA (Infeksi Saluran Napas Atas) dan pasien bukan ISPA. Proses
triage dilakukan di ruang triage. Lakukan desinfeksi ruang triage lebih
sering.
5.2.8 Bila menemukan pasien dengan gejala sesuai Flu burung yaitu:
a. Demam > 38 0 C
b. Batuk, nyeri otot (gejala ISPA)
c. Sesak Napas
d. Riwayat kontak dengan unggas dalam 1 minggu terakhir
Maka dokter klinik segera melakukan rujukan dengan mengikuti
SOP proses rujukan pasien diduga dengan flu burung.
5.2.9 Sedapat mungkin pasien dirujuk dengan menggunakan ambulans RS
rujukan namun bila tidak memungkinkan maka ambulans pabrik
dapat digunakan. Ambulans didesinfeksi setelah mengantar pasien.
Petugas medis yang mengantar menggunakan masker N95, baju
seragam tertutup, tutup kepala dan sarung tangan. Desinfeksi alat
pelindung diri bila perlu dimusnahkan.
5.2.10 Dokter klinik segera melaporkan kasus pasien yang diduga flu burung
sesuai waktu yang diinginkan dokter perusahaan.
5.2.11 Dokter perusahaan segera melakukan analisa kasus pasien dan
memberi rekomendasi pada Top Management saat berlakunya
prosedur tanggap darurat atas situasi yang terjadi di lingkungan
pabrik.
5.2.12 Top Manajement memimpin pelaksanaan prosedur tanggap darurat.
5.2.13 Health officer melakukan koordinasi dengan semua departemen
terkait dan supervisi seluruh kegiatan proses tanggap darurat
5.2.14 CR departemen melakukan investigasi internal kemungkinan sumber
penularan, memastikan program pencegahan flu burung berjalan,
melakukan health promotion.
6. DOKUMENTASI
6.1. Laporan dokter klinik termasuk log book, medical report, laporan detail
pasien, laporan rujukan, laporan hasil pemeriksaan RS rujukan, laporan
observasi teman kerja.
6.2. Laporan analisa dan rekomendasi dokter perusahaan.
6.3. Notulen meeting pertemuan team tanggap darurat.
6.4. Laporan Re assessment CR departemen.