Anda di halaman 1dari 52

STUDI LITERATURE : BURN OUT PERAWAT COVID-19 DI

RUMAH SAKIT WONOLANGAN PROBOLINGGO

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

Oleh :

LINSA NURUL HIDAYATI

201710420311128

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021

i
STUDI LITERATURE: BURN OUT PERAWAT COVID-19 DI
RUMAH SAKIT WONOLANGAN PROBOLINGGO

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan


(S.Kep) Pada Program Study Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

Linsa Nurul Hidayati

201710420311128

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

STUDY LITERATURE: BURN OUT PERAWAT COVID-19 DI RUMAH


SAKIT WONOLANGAN PROBOLINGGO

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh:

LINSA NURUL HIDAYATI


201710420311128

Proposal Skripsi Ini Telah Disetujui


Tanggal 26 Oktober 2020

Pembimbing

Muhammad Rosyidul ‘Ibad S.Kep., Ns., M.Kep

NIP. UMM. 1121803637

Mengetahui,

Ketua Program Study Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Nur Lailatul Masruroh, S. Kep., Ns, MNS


Nip.UMM. 112.0501.0421

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbinganNya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul’ “BURN OUT

PERAWAT COVID-19 DI RUMAH SAKIT WONOLANGAN

PROBOLINGGO”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Bersamaan ini

perkenankan saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-sebesarnya dengan hati

yang tulus kepada:

1. Bapak Faqih Ruhyanuddin, M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Dekan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2. Ibu Nur Lailatul Masruroh, S.Kep.,Ns., MNS selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Muhammad Rosyidul ‘Ibad S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen

Pembimbing Skripsi, yang telah berkenan memberikan

masukan,arahan, bimbingan, waktu, kesabaran kepada saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Sunardi, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku penguji 1 yang telah

memberikan masukan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Zahid Fikri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji 2 yang telah

memberikan masukan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

iv
6. Seluruh Dosen dan Staff pengajar Program Ilmu Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

7. Kepada orang tua saya H. Misnadik dan Hj. Tatik Hendriani, serta

seluruh keluarga besar yang selalu memberikan do’a, semangat,

motivasi, dukungan moral serta material selama menyelesaikan skripsi

ini.

8. Kepada Sahabat – sahabat saya yang telah memotivasi saya,

memberikan semangat kepada saya, dan mendukung saya sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dan untuk semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Mohon

maaf atas segala kesalahan tutur kata serta perlakuan yang kurang sopan yang

mungkin telah saya buat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap

langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugrahkan kasih sayang-

Nya untuk kita semua Aamiin.

Malang, 12 Februari 2021

Linsa Nurul Hidayati

v
SURAT PERNYATAAN

KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Linsa Nurul Hidayati

NIM : 201710420311128

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : BURN OUT PERAWAT DI RUMAH SAKIT COVID-19


WONOLANGAN PROBOLINGGO

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil kara saya sendiri, bukan merupakan pengembilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tesebut.

Malang, 12 Februari 2021

Yang Membuat Pernyataan,

Linsa Nurul Hidayati


(NIM : 201710420311128)

vi
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i

COVER....................................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................vi

DAFTAR ISI..........................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3

1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................4

1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................4

1.4.1 Manfaat Teoritis.................................................................................4

1.4.2 Manfaat Praktis..................................................................................4

1.5 Keaslian Penelitian....................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8

2.1 Konsep Burnout.........................................................................................6

2.1.1 Definisi Burnout.................................................................................6

2.1.2 Sumber Burnout.................................................................................7

vii
2.1.3 Dimensi Burnout..............................................................................10

2.1.4 Gejala Burnout.................................................................................11

2.1.5 Akibat Burnout.................................................................................13

2.2 Konsep Tenaga Kesehatan......................................................................13

2.2.1 Tenaga Kesehatan............................................................................13

2.2.2 Peran Tenaga Kesehatan..................................................................13

2.2.3 Masalah Psikologis Pada Tenaga Kesehatan...................................14

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................15

3.1 Desain Penelitian.....................................................................................15

3.2 Kerangka Kerja........................................................................................15

3.3 Identifikasi Masalah................................................................................17

3.4 Pencarian Data.........................................................................................17

3.5 Screening.................................................................................................18

3.6 Penilaian Kualitas....................................................................................18

3.7 Ekstraksi Data..........................................................................................19

3.8 Analisa Data............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

viii
DAFTAR GAMBAR

3.1 Gambar tahapan study literatur........................................................................16

ix
DAFTAR TABEL

3.1 Tabel PICO......................................................................................................17

x
DAFTAR SINGKATAN

APD : alat pelindung diri

COVID-19 : Corona virus disease

JBI : Joanna brings institute

PICO : problem, intervention, comparation, outcome

RI : Republik Indonesia

WHO : world Health Organization

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini masyarakat dunia tengah diresahkan dengan adanya wabah

Corona Virus Disease (COVID-19) yang menjadi sebuah pendemi.

Fenomena ini membuat tenaga medis khususnya perawat di seluruh dunia

sedang mendapatkan tantangan lebih dibandingkan dengan biasanya

karena sedang dihadapkan pada pandemi COVID-19 (Cotton, 2020).

Pandemi COVID-19 di Indonesia mengakibatkan peningkatan beban yang

sangat berat terhadap sistem pelayanan kesehatan di tanah air, termasuk

pada perawat. Risiko yang paling kasat mata adalah aspek keselamatan

perawat terutama di lini terdepan, yang sangat rentan terpapar COVID-19

hingga berisiko mengancam keselamatan jiwa (Pappa et al, 2020).

Selain aspek keselamatan dan perlindungan dari infeksi, risiko lain

yang juga sangat berpotensi mempengaruhi kualitas hidup dan

produktivitas pelayanan medis tenaga kesehatan kita adalah aspek

kesehatan mental termasuk risiko burnout syndrome atau keletihan mental.

Tenaga kesehatan berpotensi terpajan dengan tingkat stres yang sangat

tinggi, namun belum ada aturan atau kebijakan yang dapat melindungi

mereka dari segi kesehatan mental (Drennan & Ross, 2019).

Penelitian yang dilakukan di Rumah sakit Lebak menunjuukkan

bahwa dari 177 perawat 52,5% mengalami burnout tinggi, 28,2% perawat

2
mengalami burnout rendah dan 19,2% mengalami burnout sedang (Vera,

2020).

Berdasarkan dari data WHO pada 30 Januari 2020 telah

ditetapkanya pandemic Covid-19 dengan kasus yang terkonfirmasi Covid-

19 menunjukkan angka 54,771,888 juta di seluruh Negara dan

terkonfirmasi meninggal karena kasus Covid-19 menunjukkan angka

1,324,249 juta di seluruh Negara. (“Coronavirus Disease (COVID-19) –

World Health Organization” n.d.). Dalam peristiwa ini menyebabkan

Covid-19 diseluruh dunia sampai bulan April 2020 yang telah menginfeksi

lebih dari 210 negara di dunia. Dari data kemenkes RI di Indonesia sendiri

angka prevalensi yang terkonfirmasi Covid-19 yang di update pada

tanggal 18 November 2020 yaitu sebanyak 478,720 ribu kasus dan

terkonfirmasi meninggal sebanyak 15,503 ribu jiwa, selain itu provinsi

yang terkonfirmasi kasus covid-19 terbanyak yaitu pada provinsi Jawa

Timur sebanyak 121,818 ribu. (“Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia” 2020 n.d.). Dalam penelitian yang dilakukan oleh(Grover et al.

2020) menjelaskan bahwa protokol terkait pencegahan dilakukan dengan

cara isolasi mandiri di rumah dan tindakan pecegahan jarak sosial ketika

diluar rumah.

Kasus covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan dalam setiap

harinya. Sayangnya, peningkatantersebut tidak diiringi dengan kesiapan

tenaga medis dan fasilitasnya. Kesenjangan yang tinggi tersebut tentu akan

berpengaruh pada meningkatnya beban pada perawat. Tidak sedikit

perawat yang bekerja melebihi shift yang seharusnya. Dalam mengatasi

3
hal tersebut, banyak perawat yang dipekerjakan serta ditempatkan dalam

spesialiasi baru bahkan dengan kesulitan yang lebih tinggi daripada

sebelumnya (Maben & Bridges, 2020). Hal tersebut tentu memberikan

beban tersendiri bagi perawat tersebut. Belum lagi terkait keterbatasan

APD. Setelah lelah seharian berjuang di rumah sakit, tidak sedikit dari

mereka yang juga tidak bisa pulang dan harus rela jauh dari keluarga

akibat tuntutan pekerjaan di rumah sakit (BBC Indonesia - detikNews,

2020).

Kelelahan baik secara fisik maupun mental yang dialami oleh para

perawat tersebut menggambarkan fenomena burnout (Maharja, 2015;

Sari, 2016). Burnout merupakan kondisi dimana seseorang mengalami

kelelahan hingga ia tidak dapat melakukan fungsinya sebagai mana

mestinya akibat terlalu keras dalam bekerja (Mitchel, 2020). Berdasarkan

penelitian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Literatur

Review : Burnout Perawat COVID-19 Di Rumah sakit wonolangan

Probolinggo”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah di jelaskan di atas, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Mengetahui Burnout Perawat

COVID-19 Rumah sakit Wonolangan Probolinggo berdasarkan study

literature”.

1.3 Tujuan Penelitian

4
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui Burnout

Perawat COVID-19 Rumah sakit Wonolangan Probolinggo berdasarkan

study literature.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Pada penelitian ini di harapkan mendapatkan hasil yang dapat

meningkatkan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan terutama pada

Burnout Perawat COVID-19 Di Rumah sakit Rumah sakit Wonolangan

Probolinggo berdasarkan study literature.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi peneliti

Dalam penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana

Burnout Perawat Covid-19 Di Rumah sakit berdasarkan study literature

sehingga dapat membantu atau menambah pengetahuan dalam bidang

ilmu keperawatan.

2. Bagi profesi keperawatan

Hasil dalam penelitian ini dapat membantu profesi keperawatan untuk

mengurangi atau mengantisipasi timbulnya Burnout Perawat Covid-19

Di Rumah sakit.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat di gunakan sebagai referensi atau tambahan

informasi bagi peneliti lain untuk mengembangkan dan meninjau lebih

5
lanjut masalah yang berkaitan dengan Burnout Perawat Covid-19 Di

Rumah sakit.

1.5 Keaslian Penelitian

1.5.1 Pada penelitian yang di lakukan oleh Rizky Ananda Artiningsih (2020)

yang berjudul “Burnout Dan Komitmen Terhadap Tugas: Tantangan

Tenaga Medis Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19”. Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 01 Oktober 2020 di surabaya, desain pada

penelitian ini menggunakan literatur review. Sejumlah responden

sebanyak 20 perawat, dengan hasil yang menunjukkan bahwa pekerja

medis garis depan lebih banyak mengalami burnout.

1.5.2 Penentuan tingkat stres, depresi dan kelelahan perawat lini depan

selama pandemi COVID-19 oleh Merve Murat (2020). Penelitian ini

dilakukan pada bulan Juli 2020, desain penelitian ini menggunakan

deskriptif dengan hasil perawat mengalami burnout tingkat sedang.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Burnout

2.1. 1 Definisi Burnout

Istilah burnout sebenarnya diperkenalkan oleh Bradley pada tahun

1969, namun tokoh yang dianggap sebagai penemu dan penggagas istilah

burnout adalah Herbert Freudenberger yang menulis artikel tentang

fenomena burnout pada tahun 1974. Pada masa itu, Freudenberger yang

bekerja sebagai psikiater disalah satu klinik kecanduan obat di New York

melihat bahwa banyak tenaga sukarelawan yang semula bersemangat

7
melayani pasien kemudian mengalami penurunan motivasi dan komitmen

kerja yang disertai dengan gejala keletihan fisik dan mental secara

keseluruhan yang disebabkan oleh upaya yang berlebihan untuk mencapai

tujuan kerja yang tidak realistis dan merupakan akibat akhir dari stres kerja

(Dessler, 1992).

Pines dan Aronson (Hallman, 2003) pada tahun 1988

mendefinisikan burnout sebagai kelelahan secara fisik, emosional dan

mental yang disebabkanketerlibatan jangka panjang dalam situasi yang

penuh tuntutan emosional. Pines dan Aronson juga menyebutkan, burnout

dialami oleh seseorang yang bekerja di sektor pelayanan sosial yang cukup

lama. Pada jenis pekerjaan tersebut, seseorang menghadapi tuntutan dari

klien, tingkat keberhasilan dari pekerjaan rendah, dan kurangnya

penghargaan.

Burnout merupakan respon yang berkepanjangan terkait faktor

penyebab stres yang terus-menerus terjadi di tempat kerja di mana

hasilnya merupakan perpaduan antara pekerja dan pekerjaannya (Papalia,

2007). King (Retno, Machmuroch, Priyatama, 2014) juga menerangkan

bahwa burnout adalah keadaan stres psikologi yang sangat berat pada

seseorang yang mengalami kelelahan emosional dan sedikit motivasi

untuk bekerja. Ivancevich (dalam Retno, Machmuroch & Priyatama, 2014)

menambahkan bahwa burnout adalah suatu proses psikologis pembawaan

stres kerja yang tidak hilang, menghasilkan kelelahan emosi, perubahan

kepribadian, dan perasaan penurunan pencapaian pribadi.

8
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

burnout merupakan suatu kondisi psikis negatif individu yang tampak

dalam perilakunya, ditandai dengan tingkat kelelahan yang ekstrim,

kejenuhan dan penurunan pencapaian prestasi diri, khususnya pada

pekerjaan pelayanan kemanusiaan (human services), akibat ketidakpuasan

terhadap hasil yang diperoleh serta adanya tekanan-tekanan yang diterima

secara eksternal ataupun internal yang bersifat psikologis.

2.1. 2 Sumber Burnout

Faktor yang mempengaruhi terjadinya burnout adalah faktor

lingkungan kerja dan faktor individu (Pines dan Aronson dalam Retno,

Machmuroch, Priyatama, 2014). Menurut Baron dan Greenberg (Nugroho

& Marselius, 2012) terdapat dua faktor penyebab yang menimbulkan

terjadinya burnout, yaitu:

a. Faktor eksternal meliputi lingkungan kerja psikologis yang kurang

baik, kurangnya kesempatan untuk promosi, imbalan yang

diberikan tidak mencukupi, kurangnya dukungan sosial dari

atasan, tuntutan pekerjaan, pekerjaan yang monoton.

b. Faktor internal meliputi usia, jenis kelamin, harga diri, dan

karakteristik kepribadian.

Sumber atau penyebab burnout, sebagaimana dikemukakan oleh

Cherniss, Maslach, dan Sullivan (dalam Ema, 2004), terdiri dari empat

faktor, yaitu:

a. Faktorketerlibatan dengan penerima pelayanan. Dalam

pekerjaan pelayanan sosial (human services atau helping

9
profession), para pekerjanya memiliki keterlibatan langsung

dengan objek kerja atau kliennya.

b. Faktor lingkungan kerja. Faktor ini berkaitan dengan beban

kerja yang berlebihan, konflik peran, ambiguitas peran,

dukungan sosial dari rekan kerja yang tidak memadai,

dukungan sosial dari atasan tidak memadai, kontrol yang

rendah terhadap pekerjaan, peraturan-peraturan yang kaku,

kurangnya stimulasi dalam pekerjaan.

c. Faktor individu. Faktor ini meliputi faktor demografik (jenis

kelamin, latar belakang etnis, usia, status perkawinan, latar

belakang pendidikan), dan karakeristik kepribadian (konsep diri

rendah, kebutuhan diri yang terlalu besar, kemampuan yang

rendah dalam mengendalikan emosi, locus ofcontrol eksternal,

introvert).

d. Faktor sosial budaya. Faktor ini meliputi keseluruhan nilai

yang dianut masyarakat umum berkaitan dengan profesi

pelayan sosial.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan faktor penyebab burnout

tidak semata karena stres tetapi juga disebabkan oleh adanya karakteristik

individu, lingkungan kerja dan keterlibatan emosional dengan penerima

layanan. Akan tetapi, berdasarkan definisi burnout umumnya disebabkan

oleh stress intens berkepanjangan. Mc Ghee (dalam Sulistiyowati, 2007)

menyebutkan, burnout sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami

kelelahan fisik, mental dan emosional bersumber karena stres yang dialami

10
dalam jangka waktu yang cukup lama dalam situasi yang menuntut

keterlibatan emosional yang cukup tinggi. Disebutkan juga oleh Baron dan

Greenberg (Rosyid, 1996) bahwa burnout adalah suatu sindrom kelelahan

emosional, fisik dan mental yang ditunjang oleh perasaan rendahnya harga

diri (self esteem) dan efikasi diri (self efficacy), yang disebabkan

penderitaan stres yang intens dan berkepanjangan (Rosyid, 1996).

Efikasi diri dapat mempengaruhi reaksi individu terhadap stres

melalui persepsi kemampuannya dalam mengontrol situasi, serta mengatur

pikiran dan kondisi perasaan negatif. Persepsi terhadap kemampuan

mengontrol tersebut didasarkan pada keyakinan individu terhadap

kemampuan menguasai performansi tertentu. Maka individu dengan

efikasi diri yang tinggi mampu mengelola stres dengan mengarahkan

mereka pada usaha penyelesaian masalah. Sebaliknya, individu yang tidak

memiliki keyakinan akan mencoba untuk menghindari berurusan dengan

masalah, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Chwalisz, Altmaier, dan

Russell (Bandura, 1997). Dengan demikian jika individu memberikan

reaksi yang positif dan memanajemen stres dengan baik maka burnout

dapat terhindari.

2.1. 3 Dimensi Burnout

Menurut Maslach dan Jackson (Sarafino, 2011) Terdapat tiga

komponen yang sering digunakan untuk menjelaskan terjadinya burnout

yaitu :

a. Kelelahan Emosional. Kelelahan emosional ditandai dengan

terkurasnya sumber-sumber emosional, misalnya perasaan

11
seseorang merasa tidak mampu memberikan pelayanan secara

psikologis yang maksimal.

Kelelahan emosional ditandai dengan perasaan terkurasnya

energi yang dimiliki, berkurangnya sumber-sumber emosional

di dalam diri seperti rasa kasih, empati, perhatian, tidak

berdaya, tertekan, apatis terhadap pekerjaan dan merasa

terbelenggu oleh tugas-tugas dalam pekerjaan yang pada

akhirnya memunculkan perasaan tidak mampu lagi

memberikan pelayanan kepada orang lain.

b. Depersonalisasi. Depersonalisasi, menurut Maslach merupakan

sikap, perasaan, maupun pandangan negatif terhadap penerima

pelayanan. Reaksi negatif ini muncul dalam tingkah laku

seperti memandang rendah dan meremehkan klien, bersikap

sinis terhadap klien, kasar dan tidak manusiawi dalam

berhubungan dengan klien, serta mengabaikan kebutuhan dan

tuntutan klien. Sindrom ini merupakan akibat lebih lanjut dari

adanya upaya penarikan diri dari keterlibatan secara emosional

dengan orang lain. Sikap lainnya yang muncul adalah

kehilangan idealisme, mengurangi kontak dengan sekitarnya,

berhubungan seperlunya saja, berpendapat negatif dan bersikap

sinis terhadap sekitarnya. Secara konkret seseorang yang

sedang depersonalisasi cenderung meremehkan, memperolok,

tidak peduli dengan orang lain yang dilayani, dan bersikap

kasar.

12
c. Penurunan Pencapaian Prestasi Diri. Adapun penurunan hasrat

pencapaian prestasi diri ditandai dengan adanya kecenderungan

memberi evaluasi negatif terhadap diri sendiri, terutama

berkaitan dengan pekerjaan. Pekerja merasa dirinya tidak

kompeten, tidak efektif dan tidak adekuat, kurang puas dengan

apa yang telah dicapai dalam pekerjaan, bahkan perasaan

kegagalan dalam bekerja. Menurut Maslach, evaluasi negatif

terhadap pencapaian kerja ini berkembang dari adanya tingakan

depersonalisasi terhadap penerima pelayanan. Pandangan

maupun sikap negatif terhadap klien lama-kelamaan

menimbulkan perasaan bersalah pada diri pemberi pelayanan.

2.1. 4 Gejala Burnout

George dan Jones (2005) menjelaskan tentang gejala-gejala

burnout, yaitu:

a. Kelelahan fisik, yang ditunjukkan dengan adanya

kekurangan energi, merasa kelelahan dalam kurun waktu yang

panjang dan menunjukkan keluhan fisik seperti sakit kepala,

mual, susah tidur, dan mengalami perubahan kelelahan

makan yang diekspresikan dengan kurang bergairah dalam

bekerja, lebih banyak melakukan kesalahan, merasa sakit

padahaltidak terdapat kelainan fisik.

b. Kelelahan mental, yang ditunjukkan oleh adanya sikap sinis

terhadap orang lain, bersikap negatif terhadap orang lain,

cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan dan organisasi,

13
dan kehidupan pada umumnya diekspresikan dengan mudah

curiga terhadap orang lain, menunjukkan sikap sinis terhadap

orang lain, menunjukan sikap agresif baik dalam bentuk ucapan

maupun perbuatan, menunjukkan sikap masa bodoh terhadap

orang lain dan dengan sengaja menyakiti diri sendiri.

c. Kelelahan emosional, yang ditunjukkan oleh gejala-gejala

seperti depresi, perasaan tidak berdaya, dan merasa

terperangkap dalam pekerjaan yang diekspresikan dengan

sering merasa cemas dalam bekerja, mudah putus asa, merasa

tersiksa dalam melaksanakan pekerjaan, mengalami kebosanan

atau kejenuhan dalam bekerja.

d. Penghargaan diri yang rendah, ditandai oleh adanya

penyimpulan bahwa dirinya tidak mampu mengerjakan tugas

dengan baik dimasa lalu dan beranggapan sama untuk masa

depannya yang diekspresikan degan merasa tidak pernah

melakukan sesuatu yang bermanfaat, menganggap bahwa

pekerjaan sudah tidak mempunyai arti bagi dirinya,

menganggap baha pekerjaan sudah tidak mempunyai arti bagi

dirinya, menganggap bahwa dirinya tidak mempunyai masa

depan dalam organisasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, burnout memiliki banyak gejala

mulai dari gejala fisik, emosi, mental, dan pengharaan diri yang rendah.

2.1. 5 Akibat Burnout

14
Beberapa akibat burnout bagi individu dan organisasi (Jewell &

Siegall, 1998) antara lain:

a. Individu

Menurut Jackson akibat burnout bagi individu adalah

memburuknya kualitas hubungan rumah tangga, masalah

kesehatan dan hubungan yang buruk dengan rekan sekerja.

b. Organisasi

Akibat burnout bagi organisasi menurut Jackson adalah

pemberi pelayanan yang berkualitas rendah bagi pelanggan

(klien, pasien), merendahnya keterlibatan kerja pada bidangnya

dan meningkatnya orang yang pindah kerja.

2.2 Konsep Perawat

2.2.1 Definisi Perawat

Perawat adalah orang yang telah lulus pendidikan keperawatan,

baik di dalam maupun di luar negeri, sesuai ketentuan perundang

undangan yang berlaku (Republik Indonesia Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2001). Menurut Wardah, Febrina,

Dewi (2017) berpendapat bahwa perawat adalah tenaga yang bekerja

secara professional memiliki kemampuan, kewenangan dan

bertanggung jawab dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

2.2.2 Peran Perawat

Peran perawat dapat diartikan sebagai tingkah laku dan gerak

gerik seseorang yang diharap oleh orang lain sesuai dengan

kedudukan dalam system, tingkah laku dan gerak gerik tersebut dapat

15
dipengaruhi oleh keadaan sosial di dalam maupun di luar profesi

perawat yang bersifat konstan (Potter & Perry, 2010).

2.2.3 Fungsi Perawat

Fungsi perawat merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

perawat sesuai dengan perannya dan dapat berubah mengikuti keadaan

yang ada (Hidayat, 2008). Tindakan perawat yang bersifat mandiri tanpa

instruksi dokter dan dilakukan berdasarkan pada ilmu keperawatan

termasuk dalam fungsi independen, dalam hal ini perawat bertanggung

jawab terhadap tindakan dan akibat yang timbul pada klien yang menjadi

tugas perawatannya, sedangkan tindakan perawat yang dilaksanakan

dibawah pengawasan dan atas instruksi dokter, yang seharusnya tindakan

tersebut dilakukan dan menjadi wewenang dokter termasuk dalam fungsi

dependen (Hidayat, 2008). Menurut Kusnanto (2004), selain fungsi

dependen dan independen, perawat memiliki fungsi interdependen yaitu

perawat melakukan aktifitas yang dilaksanakan dan berhubungan dengan

pihak lain atau tenaga kesehatan lainnya.

16
BAB III

MATODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain merupakan suatu rencana, dan juga sebagai pola, potongan,

maksud, model dan tujuan.Desain penelitian yaitu suatu struktur penelitian

dalam pencapaian tujuan bersama dengan cara sebagai pengikat semua unsur

dalam satu proyek penelitian dan juga sebagai usaha dalam merencanakan

kemungkinan tertentu yang dikerjakan dalam hubungan pada masing-masing

unsur tanpa menunjukkan secara pasti apa yang dikerjakan (Paula, 2012).

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian study literatue yang

merupakan uraian yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan

kegiatan penelitian yang berisi tentang teori, temuan dan bahan penelitian

lainya (Harahap 2019). Tujuan dari literature review ini yaitu untuk

mengumpulkan sumber atau referensi dan mengumpulkan data tentang

adanya informasi mengenai Burnout Perawat Covid-19.

3.2 Kerangka Kerja

Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang akan dilakukan guna

mendapatkan hasil penelitian yang di inginkan dan dapat diakui

kredibilitasnya, berikut merupakan tahapan-tahpan yang akan dilakukan

dalam penelitian study literature.

17
Gambar 3.1 tahapan study literature

Identifikasi
masalah

Penggunaan kata kunci Pencarian data

Burnout nurse covid-19

Jurnal database Jurnal database scient Jurnal database Jurnal database


Portal Garuda 1 direct 204 result Pub Med Proquest 619
90 result result
result

kriteria inklusi
1. Jurnal Nasional dan internasional
dari protal garuda, scient direct,
pub med, proquest Hasil pencarian jurnal
2. Terbitan jurnal tahun 2019-2021 keseluruhan situs (n) =
3. Jurnal berbentuk full text
4. Keyword burnout nurse covid-19 914
Kriteria eksklusi
1. Jurnal hanya berbentuk abstrak

Screening
311 results

Penilaian kualitas data


mengguanakan instrument JBI
(Joanna Brigs institute) sesuai
Jurnal akhir yang
metode penelitisn (jurnal)
sesuai criteria
15 results

18
3.3 Indentifikasi Masalah

Identifikasi masalah meruapakan kegiatan dalam pencarian masalah

yang akan dicarikan jawaban melalui penelitian, baik masalah yang di teliti

maupun tidak diteliti semua aka nada pada objyek penelitian. Masalah yang

akan diteliti pada dasarnya merupakan variabel independent. Berdasarkan

masalah yang tengah diketahui selanjutnya akandikemukakan dengan maslah

satu dan yang lainya. (Parnawi 2020).

3.4 Pencarian data

Dalam jurnal ini untuk pencarian data yang digunakan yaitu database yang

dengan kata kunci yang dirumuskan menggunakan metode PICO berdasarkan

dengan tujuan dalam penelitian. Dalam penelitian ini untuk pencarian data

dilakukan dengan cara mengakses database seperti (Science Direct, PubMed,

Hindawi) yang sesuai dengan kata kunci pada masalah dalam penelitian yaitu

burnout nurse Covid-19

Table 3.1 Tabel PICO

Problem Intervention Comparation Outcome

Burnout perawat Pengurangan jam - Burnout rendah

COVID-19 kerja

19
Pencarian dalam penelitian ini menggunakan 4 database diantaranya yaitu

PubMed, ScientDirect, Proquest, Portal Garuda dengan kata kunci burnout nurse

Covid-19

3.5 Screening

Screening atau yang biasa disebut pemilihan data merupakan dari

pemilihan data yang mempunyai tujuan dalam memilih masalah penelitian

yang sesuai topik permasalahan yang diteliti.Dalam penelitian ini topik yang

diteliti yaitu Burnout Perawat Rumah sakit Wonolangan Probolinggo.Dalam

penelitian ini untuk pencarian data jurnal screening dilakukan sebanyak 2 kali

yaitu dilakukan dengan pencarian data dengan kata kunci dan dilakukan

dengan ketentuan kriteria inklusi yang telah ditentukan dalam penelitian ini

yaitu:

Kriteria inklusi:

1. Jurnal Nasional dan internasional dari protal garuda, scient direct, pub med,

proquest

2. Terbitan jurnal tahun 2019-2021

3. Jurnal berbentuk full text

4. Keyword burnout nurse covid-19

Kriteria eksklusi

1. Jurnal hanya berbentuk abstrak.

3.6 Penilaian Kualitas

Dalam penelitian ini dilakukan penyaringan materi yang akan dijadikan

sebagai literature dimana akan dilakukan analisis dan penilaian kualitas

20
ilmiah. Penilaian dalam penelitian ini menggunakan JBI (Joanna brings

institute critical appraisal tools), dan juga dilakukan dengan cara menentukan

kriteria inklusi terhadap junal yang akan dilakukan literature review.

Penilaian tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah artikel tersebut layak

untuk dijadikan literature dan ditelaah untuk dijadikan literature review.

3.7 Ekstraksi Data

Dalam penelitian ini ekstrasi data yang dapat dilakukan apabila semua data

sudah memenuhi syarat telah diklasifikasikan dan sudah lolos proses

screening. Hasil yang didapat dari proses tersebut dapat diketahui jumlah

awal artikel atau jurnal yang didapat hingga artikel atau jurnal yang

memenuhi syarat dapat dianalisis lebih lanjut dan relevan.

Tabel 3.2 Ekstraksi Data

Author, Count Study Quality Populat Sampl Interve Compara Outco Com
Publica ry of Desig Score ion e ntion tion me ments
tion origin n
year

3.8 Analisa Data

Analisa data merupakan proses menjadikan temuan yang antikan akan

dinformasikan pada orang lain dengan cara mencari dan menyusun data

secara sistematis yang akan diperoleh dari hasi; catatan atau bahan-bahan

yang lainya. Analisa data dilakukan dengan cara menjabarkan setiap unit,

mengelompkkan, menjadikan sintesa, memilih mana yang penting dan

disusun kedalam pola dan dipelajari sehingga dapat diceritakan kepada orang

lain (Wijaya 2018)

21
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Studi Literatur

Pada bab hasil ini, peneliti akan menjelaskan mengenai hasil penelitian

dan analisa data menggunakan jurnal yang telah didapatkan dari 4 (empat)

data base diantaranya Portal Garuda (n = 1), Jurnal database scient direct (n =

204), Jurnal database Pub Med (n = 90), dan Jurnal database Proquest (n =

619). Jurnal yang telah didapatkan kemudian akan melalui beberapa tahapan

seperti screening, eligibility, dan included yang peneliti lakukan supaya dapat

mempermudah dalam menjelaskan isi maupun informasi dalam jurnal. Uji

kualitas studi pada jurnal- jurnal dilakukan dengan menggunakan tools JBI

untuk mendapatkan jurnal-jurnal yang berkualitas dan memperoleh beberapa

literatur yang membahas topik terkait dengan rumusan masalah dalam

penelitian.

22
Pencarian jurnal dilakukan dengan menggunakan kata kunci atau

keyword seperti Burnout nurse covid-19. Untuk spesifikasi hasil temuan

jurnal. Pada tahapan skrining dilakukan setelah proses pencarian kemudian

disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan proses uji

kualitas dan didapatkan sebanyak 15 jurnal. Jurnal yang digambarkan pada

gambar di bawah ini :

Gambar 4.1 database jurnal

4.2 Tabel Ekstraksi Data

Jurnal yang sudah didapatkan oleh peneliti akan dianalisis dan


dijelaskan dalam tabel ekstraksi meliputi Author, Publication year, Country
of origin, Study Design, Quality Score, Population, Sample, Intervention,
Comparation, Outcome, dan Comments. Untuk Quality Score jurnal peneliti
memilih JBI (Joanna Briggs Institute) Checklist for Randomized Controlled
Trials dan Checklist For Quasiexperimental Studies sebagai instrumen
penilaian.

Tabel 4. 1 Ekstraksi Data


N Author, Country Study Qualit Popu Sample Inter Compar Outcom Com
Publication of vention ments
o Design y latio
n

23
year origin Score ation e

1. Ahmad Shihab india Purposiv 13/13 Pera Total 100 perawat memulai sesi mendidi Perawat -
ahmad, Effect of dari rumah sakit; pelatihan
e sample (100% wat k dapat
COVID-19 menunjukkan untuk
Pandemic on ) ruma mendidik perawat bekerja
bahwa sebagian
Psychological perawat
h besar perawat tentang dengan
Attitudes’ for tentang
Nurse Workers at sakit adalah laki-laki manajemen manaje baik
Isolation Hospitals dan pada usia (20- stres,
men untuk
in Baghdad City 29) tahun, juga bagaimana
2020 lulusan sekolah menghadapi stres, pasien
menengah masalah
bagaima
psikologis dan
keperawatan. dan
beradaptasi na
perguruan tinggi dengan situasi
keperawatan. mengha
yang berbeda.
Status psikologis dapi
perawat yang masalah
paling banyak
terkena COVID psikolog
adalah merasa is dan
cemas, stres, beradapt
depresi, dan
asi
frustasi karena
lingkungan yang dengan
kurang familiar, situasi
pengalaman yang
yang
kurang,
pengobatan yang berbeda.
tidak efektif,
berita buruk
COVID 19, waktu
kerja yang lama
dan isolasi dari
teman.

2 Effect of Spanyol This Pera Ini adalah studi mencegah Melaku Bekerja
Emotional study is a cross-sectional kemungkinan
wat kan
Intelligence and cross- yang dilakukan efek samping
Psychosocial Risks sectional pada sampel pencega
risiko
on Burnout, Job one kenyamanan 125
Satisfaction, and perawat Spanyol. psikososial han
Nurses' Health Model regresi pada perawat,
kemung
during the linier berganda khususnya
COVID-19 dihitung dengan yang terkait kinan
Pandemic mempertimbangk dengan efek
an tingkat kelelahan,
Ana Soto-Rubio kecerdasan samping
keluhan
emosional, faktor
2020 psikosomatis, risiko
tuntutan
psikososial dan kepuasan psikosos
(konflik kerja
ial pada
interpersonal,
kurangnya perawat,
keadilan khususn
organisasi, konflik
peran, dan beban ya yang
kerja), dukungan terkait
sosial dan

24
pekerjaan dengan
emosional pada
kelelaha
kelelahan,
kepuasan kerja, n,
dan kesehatan
keluhan
perawat.
Akhirnya, efek psikoso
moderasi dari
matis,
tingkat
kecerdasan dan
emosional, faktor
kepuasa
psikososial,
dukungan sosial, n kerja
dan pekerjaan
emosional pada
kelelahan,
kepuasan kerja,
dan kesehatan
perawat dihitung.
Secara
keseluruhan, data
penelitian ini
menunjukkan efek
perlindungan
kecerdasan
emosional
terhadap efek
buruk risiko
psikososial seperti
kelelahan,
keluhan
psikosomatis, dan
efek
menguntungkan
terhadap kepuasan
kerja.

3 Determination of Turki deskriptif Pera Perawatnya intervensi Mening perawat


stress, depression kebanyakan preventif dan
wat katkan bekerja
and burnout levels perempuan dan promotif
of front‐line nurses Kesehat secara
bergelar sarjana, dalam
during the
lajang dan bekerja kesehatan an maksim
COVID‐19
pandemic sebagai perawat mental harus mental al
Merve Murat, antara 1 sampai direncanakan
perawat
MSN, 10 tahun. Mereka dan
RN, Research memiliki tingkat dilaksanakan dan
Assistants,  1 Selm stres dan untuk kesejaht
in Köse, PhD,
kelelahan yang meningkatkan
RN, Assistant eraan
Professor, 1 and Se tinggi serta kesehatan
depresi sedang. mental dan perawat
vim Savaşer, PhD,
RN, Professor Mereka yang menjaga
2020 lebih muda dan kesejahteraan
memiliki perawat lini
pengalaman kerja depan selama
lebih sedikit pandemi, dan
merasa tidak untuk
memadai tentang mempersiapka
asuhan n perawat
keperawatan dan yang mungkin

25
memiliki tingkat bekerja
stres dan selama
kelelahan yang pandemi di
lebih tinggi. Lebih masa depan.
banyak kelelahan
terdeteksi pada
perawat yang
memiliki tes
COVID-19 positif
dan tidak ingin
bekerja secara
sukarela selama
pandemi.

4 The Role of Amerik deskriptif pera Prevalensi membantu Menem Perawat


Psychiatry in kelelahan di mencegah dan tidak
a wat ukan
Treating Burnout antara perawat mengobati mengala
Among Nurses serikat solusi mi
terdaftar AS krisis
During the Covid- burnout
berkisar antara 35 kelelahan untuk
19 Pandemic
David Janeway, sampai 45%. yang terus mengob
DO Dalam sebuah meningkat
ati krisis
2020 penelitian, yang
perawat memiliki menyerang burnout
tingkat depresi banyak rekan
dua kali lipat kami selama
dibandingkan pandemi
dengan Covid-19.
profesional
perawatan
kesehatan lainnya.
Akibat pandemi
Covid-19,
kelelahan menjadi
ancaman utama
bagi stabilitas
tenaga kerja di
lini depan.
Psikiatri
konsultasi-
penghubung (C /
L) dapat
memberikan
bantuan melalui
pertemuan
penghubung,
program
manajemen stres,
dan konsultasi
tepi jalan untuk
membantu
mengurangi risiko
kelelahan.
Program
pengobatan

26
naratif,
pengurangan stres
berbasis
kesadaran, dan
aplikasi meditasi
adalah sarana
tambahan untuk
mengurangi stres.

5 Burnout and its iran pera Skor stres kerja disarankan Melaku Burnout
influencing factors dan kelelahan bahwa strategi perawat
wat kan
between frontline pada kelompok yang kuat cross-
nurses and nurses Analisa sectiona
terpapar dengan dipertimbangk
from other wards l study
infeksi COVID- an untuk untuk
during the menuru
outbreak of 19 secara mengurangi mengura n
Coronavirus signifikan lebih burnout
ngi
Disease tinggi perawat agar
dibandingkan mampu penyeba
Tahere Sarboozi
Hoseinabadi,1,5 Sa pada kelompok mengendalika b
maneh tidak terpapar (p = n wabah yang
burnout
Kakhki,2,5 Gholam 0,006 dan p = sedang
heidar 0,002, masing- berlangsung
Teimori,3,5 and So masing). dan masa
mayyeh Nayyeri
Sedangkan pada depan dengan
2020
regresi linier sukses.
univariat, status
pekerjaan (p =
0,047),
pengalaman
merawat pasien
yang dikonfirmasi
atau diduga
terinfeksi
COVID-19 (p =
0,006), sumber
daya rumah sakit
(p = 0,047), dan
stres kerja (p
<0,001). )
dianggap sebagai
faktor risiko yang
signifikan untuk
kelelahan terkait
COVID-19.
Dalam analisis
regresi
multivariat, stres
kerja (p = 0,031, β
= 0,308) dianggap
sebagai satu-
satunya faktor
yang memiliki
hubungan
signifikan dengan

27
burnout terkait
COVID-19.

6 Burnout and Singapu cross- Di antara 11.286 Mengatasi dan Menem Burnout
Associated Factors sectional petugas kesehatan memperbaiki teratasi
ra ukan
Among Health study yang diundang, kelelahan di
Care Workers in upaya
3075 tanggapan antara petugas
Singapore During
yang valid kesehatan dalam
the COVID-19
Pandemic diterima, harus menjadi mengata
Benjamin Y Q Tan memberikan prioritas
si
2020 tingkat tanggapan utama untuk
keseluruhan mempertahan kelelaha
sebesar 27,2%. kan upaya n
Rata-rata skor perawatan
perawat
OLBI masing- pasien dalam
masing adalah menghadapi
2,38 dan 2,50 pandemi yang
untuk berkepanjanga
Disengagement n.
dan Exhaustion.
Ambang batas
burnout dalam
Disengagement
dan Exhaustion
dipenuhi oleh
masing-masing
79,7% dan 75,3%
responden. Pada
analisis regresi
multivariat, etnis
Tionghoa atau
Melayu, skor
kecemasan atau
depresi HADS ≥8,
shift yang
berlangsung ≥8
jam, dan
penempatan ulang
secara signifikan
terkait dengan
skor rata-rata
OLBI yang lebih
tinggi, sedangkan
skor SAQ yang
tinggi secara
signifikan
dikaitkan dengan
skor yang lebih
rendah. Di antara
petugas kesehatan
yang dipekerjakan
kembali, mereka
yang ditempatkan
kembali ke daerah

28
berisiko tinggi di
fasilitas yang
berbeda (di luar
lokasi) memiliki
skor kelelahan
yang lebih rendah
daripada mereka
yang dipekerjakan
kembali di dalam
fasilitas kerja
mereka sendiri (di
lokasi). Proporsi
petugas kesehatan
yang ditempatkan
kembali di luar
lokasi yang lebih
tinggi menilai
pelatihan mereka
baik atau lebih
baik dibandingkan
dengan petugas
yang ditempatkan
kembali di lokasi.

7 Frontline nurses’ China cross- Rata-rata, para Intervensi di Melaku Burnout


burnout, anxiety, sectional peserta masa depan di perawat
kan
depression, and study mengalami tingkat menuru
fear statuses and nasional dan pencega n
tingkat kelelahan
their associated organisasi
sedang dan han dan
factors during the diperlukan
COVID-19 tingkat ketakutan untuk mengelo
outbreak in Wuhan yang tinggi. meningkatkan
la
Deying hu, Sekitar setengah kesehatan
2020 dari perawat mental selama burnout
melaporkan pandemi ini
perawat
dengan
kelelahan kerja
mencegah dan
sedang dan tinggi, mengelola lesi
seperti yang kulit,
ditunjukkan pada membangun
kelelahan kemanjuran
emosional (n = dan ketahanan
1.218, 60.5%), diri,
memberikan
depersonalisasi (n
dukungan
= 853, 42.3%), sosial yang
dan prestasi memadai, dan
pribadi (n = memastikan
1.219, 60.6%). kesediaan
Temuan kerja garis
depan.
menunjukkan
bahwa 288
(14,3%), 217
(10,7%), dan
1.837 (91,2%)
perawat masing-
masing
melaporkan
tingkat

29
kecemasan,
depresi, dan
ketakutan sedang
dan tinggi.
Mayoritas
perawat (n =
1.910, 94.8%)
memiliki satu atau
lebih lesi kulit,
dan 1.950 (96.8%)
perawat
menyatakan
kesediaan mereka
untuk bekerja di
garis depan. Hasil
kesehatan mental
secara statistik
berkorelasi positif
dengan lesi kulit
dan berkorelasi
negatif dengan
efikasi diri,
ketahanan,
dukungan sosial,
dan kemauan
kerja garis depan.

8 Burnout levels and China cross- Skor rata-rata Perawat yang Kami Burnout
sleep quality of sectional perawat secara aktif dan
mereko
COVID‐19 heroes study dibandingkan terlibat di insomni
garis depan mendasi a
Aylin Aydin berdasarkan jenis
selama perawat
Sayilan kelamin. kan agar
gelombang menuru
Kelelahan pertama kondisi n
2020 emosional dan pandemi
kerja
skor prestasi berisiko
pribadi perawat mengalami perawat
laki-laki lebih insomnia dan
ditingka
kelelahan.
tinggi
Sangat tkan,
dibandingkan penting untuk
perawat jam
mengidentifik
perempuan. asi kelelahan kerja
Perawat lajang dan insomnia
mereka
memiliki skor pada pandemi
kelelahan dan bahwa dijadwal
tindakan
emosional dan kan
pencegahan
depersonalisasi yang sedemik
yang secara diperlukan
ian rupa
signifikan lebih harus diambil.
tinggi daripada untuk
individu yang memung
menikah. Perawat
kinkan
kebanyakan
mengalami tidur
kelelahan yang
emosional, dan cukup,
tingkat kelelahan

30
meningkat sejalan dan
dengan insomnia. bahwa
tindakan
diambil
untuk
meningk
atkan
kesehata
n mental
mereka.
Dalam
studi
masa
depan
tentang
subjek,
Program
untuk
pencega
han
insomni
a dan
kelelaha
n di
semua
profesio
nal
perawat
an
kesehata
n
mungki
n
disiapka
n dan
keefekti
fannya
dievalua
si dalam
studi
masa
depan.
9 Nurses' burnout Inggris Systemat Enam belas studi, skrining untuk Pemerin

31
and associated risk ic termasuk 18.935 penyakit tah,
factors during the Reviews perawat kesehatan
organisa
COVID‐19 memenuhi kriteria mental dan
pandemic: A intervensi si
inklusi. Prevalensi
systematic review pendukung
keseluruhan dari perawat
and meta‐analysis awal untuk
Galanis, Petros; kelelahan perawat an
Vraka, Irene; emosional adalah berisiko
kesehata
Fragkou, 34,1%, tinggi, akses
Despoina; Bilali, depersonalisasi langsung ke n, dan
Angeliki; adalah 12,6% dan layanan
pembuat
Kaitelidou, perawatan
kurangnya
Daphne. kesehatan kebijaka
2020 pencapaian mental, waktu
pribadi adalah n harus
istirahat yang
15,2%. Faktor ditentukan, bertinda
risiko utama yang dukungan
k ke
meningkatkan sosial melalui
kejenuhan kelompok arah ini
pendukung
perawat adalah untuk
rumah sakit
sebagai berikut: untuk memper
usia yang lebih mengurangi
siapkan
muda, dukungan perasaan
sosial yang terisolasi, sistem
menurun, peralatan
perawat
pelindung
kesiapan keluarga
pribadi yang an
dan kolega yang memadai
rendah untuk kesehata
untuk semua
mengatasi wabah perawat untuk n,
COVID-19, memberikan
individu
peningkatan keamanan, dll.
persepsi ancaman Karena , dan
gelombang
Covid-19, waktu perawat
kedua
kerja yang lebih pandemi untuk
lama di daerah COVID-19
respons
karantina, bekerja melanda
di lingkungan seluruh dunia yang
berisiko tinggi, dan ada lebih
bekerja di rumah prediksi untuk
gelombang baik
sakit dengan
berikutnya
bahan dan sumber terhadap
dalam waktu
daya manusia dekat, ada pandemi
yang tidak kebutuhan COVID-
memadai dan untuk
tidak mencukupi, mengurangi 19.
kelelahan
peningkatan
perawat dan
beban kerja dan meningkatkan
tingkat pelatihan kesehatan
khusus yang lebih mental
rendah terkait mereka.
COVID-19.

10 Burnout and its Iran cross- Skor stres kerja Tingkat Menuru
influencing factors sectional dan kelelahan burnout pada
nkan
between frontline study pada kelompok perawat garis
nurses and nurses depan lebih tingkat
terpapar dengan
from other wards tinggi
infeksi COVID- stress
during the dibandingkan
outbreak of 19 secara perawat perawqa

32
Coronavirus signifikan lebih lainnya, faktor t dan
Disease. tinggi yang paling
burnout
Tahere Sarboozi dibandingkan berpengaruh
Hoseinabadi; adalah stres perawat
pada kelompok
Kakhki, Samaneh; kerja.
Teimori, tidak terpapar (p = Berkenaan
Gholamheidar; 0,006 dan p = dengan efek
Nayyeri, 0,002, masing- negatif
Somayyeh. 2020 masing). burnout pada
Sedangkan pada perawat
regresi linier kesehatan
fisik dan
univariat, status
mental,
pekerjaan (p = disarankan
0,047), bahwa strategi
pengalaman yang kuat
merawat pasien dipertimbangk
yang dikonfirmasi an untuk
atau diduga mengurangi
burnout
terinfeksi
perawat agar
COVID-19 (p = mampu
0,006), sumber mengendalika
daya rumah sakit n wabah yang
(p = 0,047), dan sedang
stres kerja (p berlangsung
dan masa
<0,001). )
depan dengan
dianggap sebagai sukses.
faktor risiko yang
signifikan untuk
kelelahan terkait
COVID-19.
Dalam analisis
regresi
multivariat, stres
kerja (p = 0,031, β
= 0,308) dianggap
sebagai satu-
satunya faktor
yang memiliki
hubungan
signifikan dengan
burnout terkait
COVID-19.

11 The effect of Turki cross- Penurunan stres (p Intervensi Melaku


Emotional sectional <0,001), kelompok
kan
Freedom study kecemasan (p online singkat
Techniques on satu sesi yang pembent
<0,001), dan
nurses' stress, menggunakan
kelelahan (p ukan
anxiety, and EFT efektif
burnout levels <0,001) mencapai dalam kelompo
during the tingkat mengurangi
k online
COVID-19 signifikansi stres,
pandemic statistik yang kecemasan, untuk
tinggi untuk dan kelelahan
mengeta
Berna dincer, 2020 secara
kelompok
signifikan. hui
intervensi. Sementara
Kelompok kontrol tingkat
beberapa
tidak pertanyaan burnout

33
menunjukkan masih belum
perubahan yang terjawab,
signifikan secara seperti
seberapa
statistik pada
tahan lama
pengukuran ini manfaat ini
(p> .05). akan terbukti,
intervensi
cepat dan
mudah
diberikan, dan
dapat
diterapkan
pada perawat
yang merawat
COVID-19 di
seluruh dunia.

12 Symptoms of Amerik cross- Dari 1.606 Kekhawatiran Gejala Burnout


Anxiety, Burnout, sectional peserta, 100% dan umum perawat
a kecemas
and PTSD and study 88% masing- termasuk menuru
the Mitigation mengungkap an dan n
masing
Effect of keluarga
menanggapi kelelaha
Serologic Testing mereka dan
in Emergency survei dasar dan kesehatan n umum
Department survei lanjutan. rekan kerja
terjadi
Personnel During Pada awal, sekitar yang
the COVID-19 setengah (46%) didiagnosis di
Pandemic melaporkan gejala dengan
seluruh
COVID-19.
kelelahan
Author links open Setelah spektru
emosional dan menerima
overlay kelelahan dari m staf
hasil tes
panelRobert pekerjaan mereka, antibodi, 54% UGD
M.RodriguezMD dan 308 (19,2%, (95% CI 51,8-
selama
95% interval 56,7) agak
2020 setuju, setuju, pandemi
kepercayaan [CI]
atau sangat
17,3% hingga COVID-
setuju bahwa
21,1%) responden pengetahuan 19.
disaring positif tentang status
Seperli
untuk peningkatan kekebalan
risiko PTSD. mereka telah ma dari
Responden menurunkan
personel
kecemasan
perempuan lebih
mereka. Hasil ED
mungkin serologi
dibandingkan tampakn
positif yang
laki-laki untuk menunjukkan ya
skrining positif infeksi SARS-
berisiko
(rasio odds [OR] CoV-2
2,03, 95% CI 1,49 sebelumnya mengala
dikaitkan
hingga 2,78). mi
dengan
kemungkinan PTSD.
melaporkan Peningk
penurunan
kecemasan atan
yang lebih pemerik
tinggi (2,83,
95% CI 1,37 saan
hingga 5,83) serologi
dapat

34
memban
tu
mengura
ngi
kecemas
an
13 COVID-19 fear Brazil cross- Dari perawat Dengan Pertama
level of surgical sectional dalam penelitian wabah
, karena
nurses working in study ini, 71,3% adalah COVID-19
pandemic and yang tiba-tiba penugas
perempuan; 53%
surgical units merebak,
sudah menikah; an
sistem
51,5% memiliki perawatan kembali
Natalia Veronica
anak; 74,3% kesehatan
Giorgi 2020 perawat
memiliki gelar telah
sarjana dan terpengaruh di bedah
pendidikan tinggi; seluruh dunia,
ke unit
dan lebih jauh
91,1% bekerja
lagi, para pandemi
pada shift malam; profesional
64,9% COVID-
perawatan
sebelumnya telah kesehatan 19, kami
menerima telah
mereko
pelatihan (melalui menghadapi
pelatihan dalam tantangan mendasi
penting,
layanan, dan kan
terutama unit
berpartisipasi bedah. Semua untuk
dalam webinar) operasi elektif
melakuk
terkait dengan kecuali untuk
COVID-19. Usia kategori an
rata-rata perawat mendesak
program
dibatalkan,
adalah 35,54 ±
dan perawat di pelatiha
8,38 tahun, dan unit bedah
durasi rata-rata n on-
mulai bekerja
pengalaman di unit line
perawat adalah pandemi
yang
147,41 ± 108,03 untuk
bulan. Rata-rata merawat sesuai
pasien yang
skor ketakutan termasu
dicurigai atau
total perawat yang terinfeksi k
menerima COVID-19. informa
pelatihan terkait
COVID-19 secara si
statistik lebih terbaru
rendah daripada
terkait
yang tidak (U =
3773.500; p = COVID-
0,027) dan 19
perawat yang untuk
kehilangan pasien
karena COVID-19 menjaga
secara statistik adaptasi
lebih tinggi perawat
daripada yang
yang
tidak. yang tidak
(U = 3899.000; p sesuai.

35
= 0,004) Kedua,
untuk
memasti
kan
kesejaht
eraan
psikolog
is
perawat
bedah,
kami
mereko
mendasi
kan
untuk
mengev
aluasi
tingkat
dampak
psikolog
is
perawat
dan
mengem
bangkan
strategi
dukunga
n
psikolog
is dalam
mengura
ngi rasa
takut
mereka.
14 Evaluation of Inggris cross- Mempertimbangk Dalam studi Dalam
stress, burnout sectional an seluruh ini, stres dan
periode
and hair cortisol study populasi, kelelahan
levels in health dievaluasi yang
konsentrasi
workers at a pada petugas
kortisol rambut tidak
University kesehatan di
Hospital during berkorelasi “Hospital de terduga
COVID-19 langsung dengan Clínicas José
secara
pandemic stres yang de San
dirasakan (r = Martin” dalam historis
Author links open 0,142, p = 0,030) konteks
ini,
pandemi
overlay serta dengan EE (r
COVID-19. petugas
panelCarolinaIbar, = 0,143, p =

36
2020 0,029). Selain itu, Sepengetahua kesehata
korelasi terbalik n kami, ini
n berada
ditemukan antara adalah studi
pertama di di
konsentrasi
mana
kortisol rambut bawah
biomarker
dan usia (r = - stres seperti tingkat
0,182, p = 0,005). kortisol
stres
rambut
dievaluasi dan
dalam
kelelaha
populasi ini
dan dalam n yang
konteks ini.
lebih
Hasil kami
menunjukkan tinggi.
bahwa 40%
Mengin
dari populasi
yang diteliti gat
menunjukkan
konteks
nilai kortisol
rambut yang pandemi
berubah.
saat ini,
Selain itu,
hubungan personel
antara stres
yang
yang
dirasakan dan berhubu
tingkat
ngan
kortisol
rambut langsun
diamati,
g
terutama pada
individu dengan
dengan
pasien
tingkat
kortisol yang mengha
berubah.
dapi
Temuan ini
menyoroti peningk
kegunaan atan
pengukuran
kortisol risiko
rambut terpapar
sebagai
biomarker penyakit
yang sesuai , beban
dalam
evaluasi stres kerja
(Iglesias et al., yang
2015).
lebih
besar,
dilema
moral
selama
perawat
an, dan
ketakuta
n

37
tentang
kesehata
n
pribadi
mereka.
Dari
penelitia
n kami,
kortisol
rambut
yang
dievalua
si
dengan
metode
otomatis
memenu
hi
persyara
tan
untuk
mengev
aluasi
stres
pada
populasi
yang
rentan
ini.
15 Burnout in ICU china cross- Sebanyak 2.411 Dengan Menem
doctors and sectional peserta dari 30 demikian, ini
ukan
nurses in study provinsi terdaftar memberikan
mainland China data dasar penyeles
(Gbr. 1). Di antara
tentang
peserta, 1.122 aian
Zihan Hu, 2020 kelelahan di
(46,54%) adalah antara staf dalam
dokter, dan 1289 medis China,
masalah
(53,46%) adalah yang dapat
perawat. membantu burnout
Karakteristik dalam analisis
perawat
dan
dasar responden
interpretasi ini
ditunjukkan pada kelelahan
Tabel 1 dan Tabel selama
S1. Terdapat pandemi
perbedaan yang COVID-19.
signifikan antara Kami
dokter dan berharap fakta
yang
perawat dalam hal
mengkhawatir

38
usia, jenis kan ini akan
kelamin, penyakit mendorong
penyerta, kualitas lebih banyak
perhatian
rumah sakit, tahun
untuk
pengalaman kerja, diberikan
departemen, pada masalah
frekuensi tugas, ini dan
gelar, gelar, mendorong
jumlah anak, jam pengembanga
kerja per minggu, n strategi
untuk
jumlah pasien
membantu
yang menjadi menyelesaika
tanggung jawab n masalah ini.
responden. untuk
per hari,
pendapatan
bulanan, dan hari
libur berbayar.

BAB V

PEMBAHASAN

Analisis Burnout Perawat Covid-19

DAFTAR PUSTAKA

Andika Wijaya, 2018, Hukum Jaminan Sosial Indonesia¸ Jakarta, Sinar Grafika

39
Bandura, A. (1997). Self-efficacy: the exercise of control. New York: W.H.
Freeman and Company.

Dessler, G. 1996. Manajemen Personalia (terjemahan Agus Darma). Jakarta :


Erlangga.

Ema, A. 2004. Peranan Dimensi-Dimensi Birokrasi Terhadap Burnout Pada


Perawat Rumah Sakit Di Jakarta. Jurnal Psyche. Vol. 1 No. 1, Juli 2004.
Palembang: Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Fakhriyani, Diana Vidya.
2019. KESEHATAN MENTAL. Duta Media Publishing.

George, J.M., Jones, G.R. 2005. Understanding and Managing Organizational


Behavior (4th ed). New Jersey: Upper Saddle River

Hallman, Tina, dkk. 2003. Stress, Burnout and Coping: Differences between
Women with Coronary Hearth Disease and Healthy Matched Women.Journal of
Health Psychology.

Maben, J., & Bridges, J. (2020). Covid-19: Supporting nurses’ psychological and
mental health. Journal of Clinical Nursing, 29(10), 1423–1424.
https://doi.org/10.1111/jocn.15307

Maharja, R. (2015). Analisis Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan Beban kerja


Fisik Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya. The Indonesian
Journal of Occupational Safety and Health. 4(1), 93-102.

Jewell L.N & Siegall M. 1998. Psikologi IndustriOrganisasi Modern Edisi 2.


(terjemah : Pudjaatmaka & Meitasari). Jakarta : Penerbit Arcan

Lapau, Prof.Dr.Buchari,dr.MPH. (2012). Metode Penelitian Kesehatan Metode


Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis, dan disertai Pedoman bagi Mahasiswa S-1, S-2
dan S-3. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Nugroho, A.S Andrian, & Marselius. 2012. Studi Deskriptif Burnout dan
CopingStres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya.
Papalia, D. E.; Olds, S. W.; Feldman, R. D., 2009. Human Development:
Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

40
Retno, N.W, Machmuroch, Priyatama, A.N. 2014. Tingkat Burnout ditinjau dari
Strategi Coping dan Efikasi Diri pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Surakarta. CJ-
Vol.3 No.3. hal 197-205.

Rosyid, H.F. 1996. Karakteristik Pekerjaan, Dukungan Sosial Dan Tingkat


Burnout Pada non Human Service Corporation. Jurnal Psikologi. No.1. Hal 1-12.

Sarafino, Edward , P., Timothy, & Smith. (2011). Health Psychology :


Biopsychosocial Interaction 7th edition. NY: Wiley.

Sulistyowati, Priyatin. (2007). Hubungan Antara BurnoutPerawat Ruang Inap


RSUD Prof. Dr. MargJurnal Keperawatan Soedirman, 2, 162-167.

SEBELUM SCREENING

41
SESUDAH SCREENING

42

Anda mungkin juga menyukai