Oleh:
MAKALAH SKRIPSI
Oleh:
Abstrak
Sebagai dua teknologi komunikasi selular yang terpopuler, GSM dan CDMA memiliki
karakteristik dan sifat masing-masing. Salah satu permasalah utama dalam menyediakan layanan
komunikasi selular yang baik adalah penanganan trafik. Penanganan trafik wicara pada
komunikasi selular dapat dijelaskan berdasarkan Grade of Service. Penelitian ini memaparkan
perbandingan unjuk kerja pada kedua teknologi komunikasi selular tersebut dalam menangani
trafik wicara yang ditawarkan oleh sebuah kondisi area layanan tertentu. Penelitian dibantu
dengan menggunakan perangkat lunak yang sengaja disusun untuk melakukan perbandingan
terhadap unjuk kerja penanganan trafik wicara pada kedua teknologi tersebut. Perangkat lunak
berbasis kalkulasi dengan menggunakan pemrograman LabVIEW 2009. Pendekatan untuk
mengatahui unjuk kerja penanganan trafik dilakukan dengan pemodelan matematis berdasarkan
rantai Markov. Pendekatan matematis menghasilkan grafik probabilitas penolakan sebagai acuan
perbandingan. Probabilitas penolakan memperhitungkan penolakan lembut dan kasar yang dapat
terjadi pada kedua teknologi, serta penggunaan skema prioritas pada panggilan alih tangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CDMA memiliki efisiensi spektral yang rata-rata lebih baik
dari pada GSM. Unjuk kerja CDMA lebih dipengaruhi oleh batasan kualitas isyarat. Sedangkan
unjuk kerja GSM lebih dipengaruhi oleh ketersediaan lebar pita.
Kata kunci: trafik, selular, GSM, CDMA, efisiensi spektral, kapasitas, kualitas isyarat,
probabilitas penolakan, penolakan lembut, penolakan kasar
sebagaimana dijelaskan pada persamaan berikut
(1)
Gbr. 4 - Diagram rantai Markov untuk kondisi
pertama, pemakaian sistem C + 1 ≤ j ≤ K
Probabilitas penolakan dari HC dan OC
<=2
dijelaskan dengan
Gbr. 1 - Skema penggunaan channel dan buffer pada
<>2 ∑9 "6252.
(8)
sistem
(9)
Kedua panggilan memiliki rerata waktu Rerata waktu tunggu HC dalam antrian sehingga
dilambangkan dengan
1, dan pesat kedatangan OC
pelayanan yang sama yakni Ws. Pesat kedatangan HC akhirnya berhasil terlayani oleh kanal dapat
dilambangkan dengan
2.
?@ A ∑9
"52B"
dijelaskan dengan
kedatangan panggilan adalah frekuensi dan waktu sebagai kanal komunikasi komunikasi.
(3) Sehingga untuk lebar pita senilai BW kHz, maka akan
μ 1
layanan eksponensial adalah (11)
(4) Dalam 1 ARFCN terdapat 8 TS ((time slot). TS
yang tersedia tersebut dapat dialokasikan untuk TCH
Intensitas
ntensitas trafik yang ditawarkan adalah
(Traffic Channel). Penggunaan Control Channel
μ
(5) dapat mengurangi alokasi timeslot yakni untuk
Karakteristik sistem dinotasikan sebagai keperluan pensinyalan atau disebut juga sebagai
M/M/C/K. Sebuah
ebuah model matematis dapat dibuat SCH. SCH membutuhkan paling sedikit 1 TS untuk
dengan bantuan
antuan pendekatan rantai Markov, pada digunakan pada 1 sampai 2 TRX. Timeslot lainnya
Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4. Rantai Markov yang tersedia kemudian digunakan sebagai TCH
menggambarkan j panggilan sedang berada pada sebagai kanal komunikasi.
sistem baik sedang dilayani atau sedang diantrikan. Dalam
alam satu sel dapat dipahami jumlah TCHsel dan
∑2"6252.8 ∑9
252. / /
3∑"67 ! "628 ; sel.
"!$ "!$ ! $, 2$!-,
2!$
(7)
Dengan mengasumsikan bahwa jari jari-jari sel
bernilai R, maka jarak D antara pusat satu sel
terhadap pusat sel lain terdekat yang berfrekuensi
a F b3de
sama dapat dijelaskan melalui hubungan:
(15)
Pada Gambar 5 terlihat 6 sel menginterferensi
stasiun bergerak di satu sel di tengah. Dengan asumsi
Gbr. 2 - Diagram rantai Markov untuk kondisi bahwa seluruh jarak stasiun asiun bergerak ke tiap BTS
pertama, pemakaian sistem 0 ≤ j ≤ C-Cg
-h
interferensi adalah sama [6], maka
2 g -h
f ij
(16)
Dengan menggunakan sektorisasi 60o atau 120o,
maka dapat dikatakan bahwa:
k l m 3k l
2 2
f 7f nopK
(17)
k l 6k l
2 2
f i7m f nopK
(18)
Gbr. 3 - Diagram rantai Markov untuk kondisi Jika diasumsikan bahwa operator menentukan
pertama, pemakaian sistem C-Cg + 1 ≤ j ≤ C C/Ith sebagai nilai ambang kualitas dan s sebagai
jumlah sektor tiap site, maka dapat ditentukan jari- kualitas isyarat pada sistem, sehingga kapasitas ini
jari ambang Rth dimana C/Ith terjadi, yakni disebut sebagai kapasitas lembut.
Fr
a st ∙ 6u
-h Pada keadaan aktual, secara fisik pada TRX
r
(19)
CDMA terdapat elemen kanal (channel element)
BTS yang digunakan sebagai kanal dengan jumlah yang
interferensi terhingga. Apabila semua elemen kanal terpakai,
maka panggilan baru pun akan mengalami
penolakan. Penolakan yang terjadi ini disebut sebagai
BTS yang melayani R
stasiun bergerak
penolakan kasar karena faktor ketersediaan kanal.
Untuk sistem CDMA, jumlah kanal C yang
berlaku berdasarkan ketersediaan kanal ataupun
| ; P | + :
kualitas isyarat. Sehingga dapat dijelaskan bahwa
; P |
(26)
Gbr. 5 - Interferensi kanal seragam dari 6 sel
terdekat dengan penggunaan frequency reuse
3. Hasil dan Pembahasan
Apabila jari-jari ambang interferensi Rth kurang 3.1. Penggunaan Skema Prioritas
dari jari-jari sel R, maka area diluar radius Rth sampai Berdasarkan hasil perhitungan dengan perangkat
R akan mengalami penolakan lembut. Seluruh lunak, dapat diperolah hasil perhitungan terhadap
panggilan dari pelanggan yang sedang berada skenario penggunaan skema prioritas seperti
didalam area tersebut akan tertolak. diperlihatkan pada Gambar 7, 8, 9 dan 10.
Luas area penolakan kasar LHB dapat dijelaskan
v=< 2,6 ∙ Fr
pada Gambar 6, berdasarkan hubungan
Probabilitas Blocking
(20)
Luas area yang mengalamai penolakan lembut
v
sebagai berikut
x< x<v ∙ 100%
Gbr. 7 - Probabilitas penolakan OC pada GSM
KrN
v=<
(22) dengan skema prioritas
=< v ∙ <
KrN
(23)
Probabilitas total pada satu site GSM senilai
Probabilitas Blocking
Gbr. 6 - Pembagian area penolakan, area kuning Gbr. 8 - Probabilitas penolakan HC pada GSM
penolakan kasar, area biru penolakan lembut. dengan skema prioritas
Probabilitas Blocking
3.3. Perbandingan GSM CDMA
Perbandingan pada kedua teknologi tersebut
diatas juga dapat dilakukan dengan melihat besar
efisiensi spektral pada masing-masing teknologi.
Efisiensi spektral dalam erlang/km2/ MHz [8]
ditentukan dengan persamaan
? SP
Total Offered Traffic per km2 (erlang/km2) eIdK rNeLIIpK/o
rnrIL LNMIe BKrI rNeNKI
(29)
Gbr. 10 - Probabilitas Penolakan HC pada
CDMA dengan skema prioritas Perhitungan efisiensi spektral dihitung
berdasarkan kondisi pada saat GoS dari panggilan
Dapat disimpulkan bahwa skema prioritas muasal bernilai 2% sebagai standar umum layanan.
terhadap trafik HC dapat mengurangi probabilitas Pada kedua teknologi dilakukan perhitungan efisiensi
penolakan terhadap HC. spektral dengan skenario pada Tabel 2, dengan
melakukan variasi terhadap nilai lebar pita tersedia
3.2. Penolakan Halus dan Penolakan Kasar dan toleransi Eb/I0. Dari hasil perhitungan melalui
Pada GSM penolakan kasar dan lembut dapat perangkat lunak yang dirancang, dapat diperoleh data
terjadi secara bersamaan karena dipengaruhi oleh pada Tabel 3 dan Tabel 4.
jarak radius tertentu sehingga terbagi atas luasan
penolakan halus dan lembut. Sedangkan pada Tabel 1 –Pembagian jenis penolakan GSM & CDMA
CDMA, hanya dapat terjadi penolakan lembut saja GSM CDMA
atau penolakan kasar saja.
Berdasarkan teori acuan mengenai probabilitas Probabilitas Jika toleransi C/I ≤ C/I pada tepi sel
2!$ , 2$-,
(27)
<>2 < x< =< < x< atau < =<
Probabilitas
,-,. !-,0,. ,-,. !-,0,.
5. Referensi
[1] Gudmundson B., Skold J., Ugland J.K.,
1992, A Comparison of CDMA and TDMA
Systems, Ericsson Radio Systems, Sweden
Sweden.
[2] Sarker J.H., Halme S.J., Rinne M., 2000,
Tabel 4 – Hasil perhitungan nilai
ilai efisiensi
Performance Analysis of GSM Traffic
spektral pada CDMA
Channel Capacity With(out) HSCSD, HSCSD
Helsinki University of Technology and
Nokia Research Centre, Finland
Finland.
[3] Ahmed M.H. and Mahmoud S.A., 2002, Soft
Capacity Analysis of TDMA Systems Wih
SFH and Multiple-Beam Beam Smart Antennas,
Antennas
IEEE Transactions On Vehicular
Technology Vol.51 No.4, US
[4] Iversen V.B., 2001, Teletraffic Engineering
Handbook ITU-D D SG 2/16 & ITC Draft
2001-06-20,, Technical University oof
Denmark, Denmark
[5] Setiyanto B., 2009, Rekayasa Trafik Selular
Selular,
handout, Jurusan Teknik Elektro dan
Teknologi Informasi UGM, Yogyakarta
4. Kesimpulan [6] Rappaport T.S., 1996, Wireless
Berdasarkan perancangan perangkat lunak Communication Principles and Practice,
kalkulasi dan perbandingan dengan pendekatan Prentice-Hall, New Jersey
teoritis terhadap unjuk kerja penanganan trafik [7] Kim K. and Koo I., 2005, CDMA Systems
wicara pada teknologi GSM dan CDMA, maka dapat Capacity Engineering,, Artech House,
diambil kesimpulan sebagai berikut. Norwood
1. Pada CDMA, penolakan kasar terjadi [8] Mehrotra A., 1997, GSM System
apabila kapasitas halus yang dibatasi oleh Engineering,, Artech House, Norwood.