Anda di halaman 1dari 58

Tempat, Tanggal Bulan Tahun

PERATURAN PERUNDANGAN
TERKAIT KESELAMATAN KONSTRUKSI
Disampaikan oleh:
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi

Dalam acara:
Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
TUJUAN PENGAJARAN

Tujuan Umum
Mampu menjelaskan peraturan
perundangan dan persyaratan lainnya
terkait pelaksanaan Keselamatan
Konstruksi.

Tujuan Khusus:
• Mampu menjalankan peraturan
perundangan dan persyaratan
lainnya terkait Keselamatan
Konstruksi dengan baik.
• Mampu menerapkan Standar dan
Peraturan Perundang-undangan
dalam tahap perencanaan RKK

2
OUTLINE 01 Undang-Undang

Peraturan Pemerintah dan Peraturan


02
Presiden

Peraturan Menteri dan Peraturan Lembaga


03
Keputusan Menteri dan Instruksi Menteri

04 Surat Edaran Menteri

05 Standar
01 Undang-Undang
UNDANG-UNDANG

a. Undang-Undang No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja


b. Undang-Undang No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung
c. Undang-Undang No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan
d. Undang-Undang No. 36/2009 Tentang Kesehatan
e. Undang-Undang No. 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
f. Undang-Undang No. 02/2017 Tentang Jasa Konstruksi
g. Undang-Undang No. 11/2020 Tentang Cipta Kerja
UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak


atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
Ayat “Tempat
Pasal 1 1
mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya
Kerja” sebagaimana diperinci dalam pasal 2, termasuk tempat
kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang
berhubungan dengan tempat kerja tersebut

Orang yang mempunyai tugas memimpin langsung


Ayat
Pasal 1 2
“Pengurus” sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri
sendiri

Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar


“Ahli
Ayat Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri
Pasal 1 6
Keselamatan Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-
Kerja” undang ini.
UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

AYAT 1 AYAT 2 BAGIAN C


 dikerjakan pembangunan,
 K3 di segala tempat kerja perbaikan, perawatan,
di darat, di dalam tanah, Bab II pembersihan atau
Ruang Lingkup pembongkaran rumah,
permukaan air, di dalam gedung atau bangunan
K3 Konstruksi
air, maupun di udara lainnya termasuk bangunan
dalam wilayah Republik Pasal 2 pengairan, saluran atau
Indonesia. terowongan di bawah tanah
dan sebagainya atau di mana
dilakukan pekerjaan
persiapan.
UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Pasal 14 Pengurus diwajibkan:


Secara tertulis menempatkan semua syarat
a. keselamatan kerja (UU & semua peraturan
pelaksanaan yang berlaku)

Memasang gambar keselamatan kerja yang


b.
diwajibkan dan semua bahan pembinaan.

c. Menyediakan secara cuma-cuma semua


perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja dan menyediakan bagi setiap orang lain
yang memasuki tempat kerja.
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

KETENTUAN UMUM

“Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan


kesehatan serta kenyamanan gedung”

PELAKSANAAN TEKNIS K3

a. Kewajiban di bidang penanggulangan kebakaran


b. Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
c. Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
d. Kelengkapan sarana pengolahan limbah
e. Kelengkapan sarana kenyamanan gedung
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Persyaratan Ayat 1
Keandalan Pasal 17
Persyaratan keselamatan bangunan gedung meliputi
Bangunan Gedung persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk
mendukung beban muatan, serta kemampuan
Bagian Keempat bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.

Paragraf 2
Persyaratan
keselamatan Pasal 18 Persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk
mendukung beban muatan

Pasal
2 Pasal 19 Pengamanan terhadap bahaya kebakaran

Bangunan Gedung diselenggarakan


berlandaskan asas kemanfaatan,
keselamatan, keseimbangan, serta
keserasian bangunan gedung Pasal 20 Pengamanan terhadap bahaya petir
dengan lingkungannya
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Pasal 86

Pekerja/buruh mempunyai hak untuk


memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja.

Pasal 87
Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
BAB XII KESEHATAN KERJA
Pasal 164

Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk Pemerintah menetapkan standar


melindungi pekerja agar hidup sehat dan 5 kesehatan kerja.
1
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh
buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pengelola tempat kerja wajib menaati
standar kesehatan kerja dan menjamin
6 lingkungan kerja yang sehat serta
Upaya kesehatan kerja meliputi pekerja di sektor
2 formal dan informal. bertanggung jawab atas terjadinya
kecelakaan kerja.

Upaya kesehatan kerja berlaku bagi setiap orang Pengelola tempat kerja wajib bertanggung
3 selain pekerja yang berada di lingkungan tempat 7 jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di
kerja. lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Upaya kesehatan kerja berlaku juga bagi
kesehatan pada lingkungan tentara nasional
4
Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta
kepolisian Republik Indonesia.
UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Pasal 3
BPJS bertujuan untuk mewujudkan
terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi setiap
Peserta dan/atau anggota
Pasal 14
keluarganya.
Setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, wajib
menjadi Peserta program Jaminan
Sosial.

13
UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
Dalam menyusun Standar K4 untuk Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa
setiap produk Jasa Konstruksi, menteri dan Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
teknis terkait memperhatikan kondisi
geografis yang rawan gempa dan Ayat Pengesahan atau persetujuan atas:
kenyamanan lingkungan terbangun a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
1 perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
Ayat Ayat pembangunan kembali;
c. pelaksanaan suatu proses pembangunan,
5 2
Pasal pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;

59 d. penggunaan material, peralatan dan/atau


teknologi; dan/atau,
e. hasil layanan Jasa Konstruksi

Standar K4 PALING SEDIKIT meliputi:


Ayat Ayat a. standar mutu bahan;
4 3 b. standar mutu peralatan;
c. standar keselamatan dan kesehatan kerja;
d. standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
Standar K4 untuk setiap produk Jasa e. standar mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi;
Konstruksi diatur oleh menteri teknis f. standar operasi dan pemeliharaan;
terkait sesuai dengan kewenangannya g. pedoman perlindungan sosial tenaga kerja; dan
h. Standar pengelolaan lingkungan hidup.
UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

Pengawasan Sanksi

Pasal 80 Pasal 96
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai Setiap Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa yang tidak
dengan kewenangannya melakukan pengawasan terhadap memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,
penyelenggaraan Jasa Konstruksi meliputi: dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dikenai
• tertib usaha dan perizinan tata bangunan sesuai dengan sanksi administratif berupa:
ketentuan peraturan perundangan-undangan; dan • peringatan tertulis;
• tertib pemanfaatan dan kinerja Penyedia Jasa dalam • denda administratif;
menyelenggarakan Jasa Konstruksi. • penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
• pencantuman dalam daftar hitam;
• pembekuan izin; dan/atau pencabutan izin.
UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

Pasal 59 ayat (1)


Dalam setiap penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa wajib memenuhi
Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan.
Pasal 59 ayat (2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna
Jasa, dan Penyedia Jasa wajib memenuhi
standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

16
Peraturan Pemerintah dan
02 Peraturan Presiden
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden

a. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3

PP No. 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan


b. Kerja dan Jaminan Kematian

c. PP No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja

PP No. 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun


d. 2017 Tentang Jasa Konstruksi

PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020 Tentang


e. Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

Perpres 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perpres No 16 Tahun


f. 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
REGULASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 87 ayat (2) UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Pasal Instansi pembina sektor usaha dapat


4 mengembangkan pedoman Lampiran I:
penerapan SMK3 sesuai dengan 01 Pedoman Penerapan Sistem Manajemen
kebutuhan berdasarkan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
peraturan perundangan.

Pasal Setiap perusahaan wajib menerapkan Lampiran II:


02
5 SMK3 di perusahaannya. Pedoman Penilaian Penerapan SMK3

Pasal Instansi pembina sektor usaha dapat


19 melakukan pengawasan SMK3 Lampiran III:
03
terhadap pelaksanaan penerapan Formulir Laporan Audit SMK3
SMK3 yang dikembangkan sesuai
dgn ketentuan peraturan
perundangan.
PP No. 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian
Ayat 1
Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah manfaat berupa
uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat peserta
mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Pasal 1
Ayat 6
Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau
sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

Ayat 1
Pasal 4 Setiap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan dirinya dan
Pekerjanya sebagai Peserta dalam program JKK dan JKM kepada BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dukungan dari Kementerian PUPR
PP No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang berada di Tempat Kerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan.

MEMULIHKAN
MENANGANI setelah penanganan
MENINGKATKAN Jika terjadi gangguan gangguan kesehatan
MENCEGAH kesehatan atau pengaruh dilakukan,
Selama pekerjaan
buruk yang diakibatkan oleh selanjutnya kita
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kita wajib berlangsung, kita
pekerjaan, maka kita wajib wajib memulihkan
mencegah gangguan kesehatan dan pengaruh wajib meningkatkan
melakukan pertolongan kondisi pekerja baik
buruk akibat pekerjaan dengan cara pengetahuan,
pertama pada cedera dan pemulihan medis
mengidentifikasi dan mengendalikan potensi budaya hidup bersih
sakit, melakukan diagnosis maupun pemulihan
bahaya kesehatan, memenuhi persyaratan dan sehat, budaya
dan tata laksana penyakit; pekerjaannya.
kesehatan, melindungi kesehatan reproduksi, K3, penerapan gizi
kerja, peningkatan serta menangani kasus
memeriksa kesehatan secara berkala, menilai kegawatdaruratan medik
kelaikan bekerja, memberi imunisasi, melakukan kesehatan fisik dan
mental dan/atau rujukan.
kewaspadaan standar, dan surveilans kesehatan
kerja sesuai dengan lingkup pekerjaan masing-
masing pekerja di lapangan.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020

Pasal 84I–84AK Pasal 123A


SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK) KOMITE
KESELAMATAN
KONSTRUKSI
Integrasi K3, Mutu, dan  Pengaturan dokumen SMKK, termasuk
Lingkungan yang tertuang untuk pekerjaan sederhana Struktur
dalam dokumen RKK,  Penerapan SMKK dan kualifikasi ahli Organisasi
RMPK/Program Mutu, pada tahap prakonstruksi dan tahap Komite
RKPPL, dan RMLLP pembangunan, termasuk untuk
pekerjaan sederhana Penambahan
Penambahan kualifikasi wewenang
Tenaga Ahli dan Petugas  Biaya Penerapan SMKK, termasuk Komite
untuk pekerjaan sederhana
Keselamatan Konstruksi Penambahan
 Tugas, tanggung jawab dan wewenang
Penambahan komponen risiko proyek
Penyedia dan Pengguna Jasa
untuk dapat
biaya manajemen lalu lintas  Tata Cara Penjaminan mutu dan dipantau
dan biaya pengujian Pengendalian Mutu Pekerjaan oleh Komite
lingkungan pada komponen Konstruksi
biaya penerapan SMKK  Pelaporan Penerapan SMKK
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pasal 1 Pasal 84I
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi merupakan
Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan
pemenuhan terhadap Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,
untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam
dan Keberlanjutan (K4) dengan menjamin keselamatan keteknikan
mewujudkan pemenuhan standar keamanan,
konstruksi, keselamatan dan Kesehatan kerja, keselamatan publik,
keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan (K4)
dan keselamatan lingkungan

Integrasi Mutu dan Lingkungan dalam Keselamatan Konstruksi


pada Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Pasal 84R, S, T, U, V

PENGKAJIAN &
TAHAPAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN
PERENCANAAN
Pasal 84L Pasal 84L Pasal 84S Pasal 84T
PEMILIHAN PELAKSANAAN

RKPPL _

RMLLP _
RKK Pengawasan/
(Biaya Penerapan
(RKK Penawaran)

RKK Pelaksanaan
Rancangan Konseptual

Dok. Penawaran

Dok. Penawaran

Program Mutu
SMKK (memuat tingkat

& RMPK
Harga

SMKK)
Rancangan risiko keselamatan

Teknis
DOKUMEN

MK
Konseptual SMKK konstruksi, biaya
penerapan SMKK yang Risiko
sedang
ada di dalam EE)
& besar
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
• Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal;

01
01 • Organisasi pengelola SMKK;
• Komitmen Keselamatan Konstruksi dan partisipasi tenaga kerja;
Kepemimpinan dan dan
partisipasi tenaga • Supervisi, training, akuntabilitas, sumber daya, dan dukungan.
kerja dalam
• Identifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan pengendalian
05
keselamatan
konstruksi 02 02 risiko, dan peluang (IBPRP);
• Rencana tindakan keteknikan, manajemen dan tenaga kerja
Evaluasi kinerja Perencanaan yang tertuang dalam sasaran dan program; dan
penerapan SMKK keselamatan • pemenuhan standar dan peraturan perundangan-undangan
konstruksi Keselamatan Konstruksi.
SMKK
03 • Sumber daya (peralatan, material, dan biaya);
• Kompetensi tenaga kerja; • Manajemen Komunikasi; dan
04 03 • Kepedulian organisasi; • Informasi terdokumentasi.
Operasi Dukungan
keselamatan • Perencanaan Implementasi RKK
konstruksi
keselamatan
konstruksi
04 •

Pengendalian Operasi Keselamatan Konstruksi
Kesiapan dan tanggapan terhadap Kondisi darurat; dan
• Investigasi Kecelakaan Konstruksi.
• Pemantauan atau inspeksi;
Pasal 84L s.d. Pasal 84Q 05 • Audit; • Tinjauan Manajemen; dan
• Evaluasi; • Peningkatan Kinerja
25 Keselamatan Konstruksi.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pemutakhiran Dokumen SMKK
Pasal 84 U

RKK, RMPK/Program Mutu, dan RKPPL dapat RKK, RMPK, program mutu, dan RKPPL harus
diperbaharui dalam hal terjadi: mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
a. Perubahan instruksi kerja, prosedur kerja, Pengguna Jasa melakukan pengawasan
termasuk perubahan organisasi; pelaksanaan RKK, RMPK, program mutu, dan
b. perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru RKPPL dan mengevaluasi kinerja penerapan
serta perubahan lingkup pekerjaan pada SMKK yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
kontrak, termasuk pekerjaan Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi,
tambah/kurang; dan Pengguna Jasa dapat dibantu oleh ahli
c. kecelakaan Konstruksi yang keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi,
mengakibatkan kehilangan harta benda, ahli Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli
waktu kerja, kematian, cacat tetap yang membidangi Keselamatan Konstruksi
dan/atau kerusakan lingkungan. dan/atau petugas Keselamatan Konstruksi.

26
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Biaya Penerapan SMKK

PALING sedikit mencakup: Pasal 84 AF Pasal 84 AG

1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK); a. Pengguna Jasa harus memastikan


2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan; seluruh komponen biaya penerapan
SMKK dianggarkan dan diterapkan
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD);
oleh Penyedia Jasa.
4. Asuransi dan perizinan;
b. Biaya penerapan SMKK harus
5. Personel Keselamatan Konstruksi; disampaikan oleh Penyedia Jasa
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan; dalam dokumen penawaran sesuai
dengan komponen kegiatan
7. Rambu dan perlengkapan lalu lintas yang diperlukan
penerapan SMKK.
(manajemen lalu lintas);
c. Penyedia Jasa tidak dapat
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi; dan mengusulkan perubahan anggaran
9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko biaya penerapan SMKK berdasarkan
Keselamatan Konstruksi, termasuk biaya RKK yang telah diperbarui.
pengujian/pemeriksaan lingkungan.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020

Pembinaan Penerapan SMKK


Pasal 84 AH

Penerapan Penetapan Pemantauan Pengembangan


SMKK Kebijakan dan Evaluasi Kerja Sama

1 2 3 4

Dalam bentuk Penyusunan Norma Penilaian terhadap Meningkatkan


fasilitasi, konsultasi Standar Prosedur pelaksanaan pembinaan penerapan SMKK dalam
serta pendidikan dan Kriteria sesuai dengan dan pengawasan mewujudkan
pelatihan kewenangannya penerapan SMKK Keselamatan Konstruksi
Peraturan Menteri dan
Peraturan Lembaga
03
Keputusan Menteri dan
Instruksi Menteri
Peraturan Menteri dan
Instruksi Menteri

Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 Tentang Permen PUPR No. 8 Tahun 2021 tentang Penilai Ahli,
a Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan f Kegagalan Bangunan dan Penilaian Kegagalan Bangunan

Permenaker No. PER.04/MEN/1987 Tentang Panitia Permen PUPR No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman
b Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara g Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat h Manajemen Keselamatan Konstruksi
c Pelindung Diri
Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan i Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
d dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja Penyedia

Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 Tentang


Permen Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2020 tentang j Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
e Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
PERMENAKER NO. PER.01/MEN/1980 TENTANG
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA PADA KONSTRUKSI BANGUNAN
Pasal 3

01 02 03
Pada setiap pekerjaan konstruksi Sewaktu pekerjaan dimulai Unit K3 tersebut meliputi usaha-
bangunan harus diusahakan harus segera disusun suatu usaha terhadap: kecelakaan,
pencegahan atau dikurangi unit K3, hal tersebut harus peledakan, penyakit akibat kerja,
terjadinya kecelakaan atau sakit diberitahu kepada setiap pertolongan pertama pada
akibat kerja terhadap tenaga tenaga kerja. kecelakaan dan usaha-usaha
kerjanya. penyelamatan.
PERMENAKER NO. 4/1987 TENTANG PANITIA PEMBINA KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA SERTA TATA CARA PENUNJUKAN AHLI
KESELAMATAN KERJA P2K3 DAN PENGANGKATAN AHLI K3
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut
Pasal 1 P2K3 ialah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama
antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Pasal 2 Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3

Pasal 3 Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari perusahaan
yang bersangkutan

Pasal 4 P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah
keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlem LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.

Pasal 2 ayat 1 Lampiran


Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Petugas Keselamatan Konstruksi adalah
Pemerintah melalui Penyedia meliputi: orang atau petugas K3 Konstruksi yang
a. persiapan Pengadaan Barang/Jasa; memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh unit
b. persiapan Pemilihan Penyedia; kerja yang menangani Keselamatan
c. pelaksanaan pemilihan Penyedia melalui Konstruksi di Kementerian PUPR dan/atau
Tender/Seleksi; yang diterbitkan oleh lembaga atau
d. persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia instansiyang berwenang yang mengacu
melalui E-purchasing, Penunjukan Langsung, Standar Kompetensi Kerja Nasional
Pengadaan Langsung dan Tender Cepat; Indonesia (SKKNI) dan ketentuan
e. konsolidasi; peraturan perundang-undangan
f. pelaksanaan Kontrak;
g. serah terima; dan
h. penilaian Kinerja Penyedia.
PERMEN PUPR NO. 10 TAHUN 2021
TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pasal 2
1) Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi harus menerapkan
SMKK.
2) Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan tugas, tanggung jawab,
dan wewenang sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
3) Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penyedia
yang memberikan layanan:
a. konsultasi manajemen penyelenggaraan konstruksi;
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan;
c. Pekerjaan Konstruksi; dan
d. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
4) Selain layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia Jasa juga harus menerapkan SMKK dalam
memberikan layanan:
a. pengkajian;
b. perencanaan; dan
c. Perancangan
5) Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan.
TURUNAN PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT SMKK

UU No. 1 Tahun 1970 UU No. 13 Tahun 2003 UU No. 28 Tahun 2002 UU No. 2 Tahun 2017
tentang tentang tentang tentang
Keselamatan Kerja Ketenagakerjaan Bangunan Gedung Jasa Konstruksi

UU No. 11 Tahun 2020


tentang Cipta Kerja
PP No. 22 Tahun 2020
tentang Peraturan
Pelaksanaan UU No. 2 Tahun
2017 Tentang Jasa Konstruksi

PP No. 50/2012 PP No. 16 Tahun 2021 PP No. 14 Tahun 2021 tentang


tentang tentang Peraturan Pelaksanaan Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Penerapan Sistem Manajemen UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Tentang Bangunan Gedung Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman SMKK


Lanjutan Turunan Peraturan Perundangan terkait SMKK

PP No. 14 Tahun 2021 tentang Perubahan PP No.


UU No 2/2017 tentang Jasa Konstruksi 22/2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.
• Keamanan dan keselamatan menjadi asas 2/2017
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi • Pedoman tanggung jawab dan pemerintah pusat
• Terwujudnya keselamatan publik dan kenyamanan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
lingkungan terbangun adalah tujuan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi melalui penataan Permen PUPR No. 01 Tahun 2022 Pedoman
sistem Jasa Konstruksi Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(P3BPK PUPR)
• Perhitungan biaya untuk Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang bersifat umum dialokasikan dalam
Biaya Umum
Permen PUPR No.10/2021 tentang Pedoman Sistem
• Keperluan K3 bersifat khusus diakomodir dalam AHSP
Manajemen Keselamatan Konstruksi
Khusus K3
• Penerapan SMKK
• Komponen Kegiatan Penerapan SMKK Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
• Pembinaan dan Pengawasan Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
• Ketentuan Peralihan Pemerintah Melalui Penyedia
Komponen/Item pekerjaan penerapan SMKK
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan
besaran biaya sesuai dengan kebutuhan.
Permenaker No. 5 Tahun 2021
Permen Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

Pasal 2 Pasal 4
Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menerapkan syarat K3 Peraturan Menteri ini mengatur mengenai syarat-
Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan syarat K3 dalam:
Angkut. Syarat K3 dilaksanakan sesuai dengan standar a. perencanaan, pembuatan, pemasangan dan/atau
nasional Indonesia dan standar internasional. perakitan, pemakaian atau pengoperasian,
pemeliharaan dan perawatan, perbaikan,
perubahan atau modifikasi, serta pemeriksaan dan
Pasal 3 pengujian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
Pelaksanaan syarat K3 Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan dan
Alat Bantu Angkat dan Angkut bertujuan: b. perencanaan, pembuatan, pemakaian,
a. melindungi K3 Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di pemeliharaan dan perawatan, serta pemeriksaan
Tempat Kerja dari potensi bahaya Pesawat Angkat, dan pengujian Alat Bantu Angkat dan Angkut.
Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan Angkut;
b. menjamin dan memastikan keamanan dan keselamatan
Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat
dan Angkut; dan
c. menciptakan Tempat Kerja yang aman dan sehat untuk
meningkatkan produktivitas.
Peraturan Lain-lain

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/MEN/X/2011 Tentang


Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
• Permenaker No.3/Men/1985 Tentang K3 Pemakaian Asbes
• Permenaker No.3/Men/1986 Tentang Syarat K3 di Tempat Kerja Yang Mengelola
Pestisida
• Permenegara Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2012, Tentang Jenis Rencana Kegiatan
Yang Wajib Memiliki Amdal
• Peraturan Menteri No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua
a. Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998, Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan

b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 51/Men/1999 Tentang Faktor


Fisika di Tempat Kerja
c. Kepmenaker No.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja

Keputusan Menteri
Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
A SKEMA PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
1 2 3 4
MEMBENTUK MENYEDIAKAN MENGEDUKASI MENGUKUR SUHU
SATGAS FASILITAS SEMUA ORANG SEMUA ORANG
PENCEGAHAN PENCEGAHAN UNTUK MENJAGA SETIAP PAGI, SIANG
COVID-19 COVID-19 DIRI DARI COVID-19 DAN SORE

PENYEDIA JASA PENYEDIA JASA


PENGGUNA JASA SATUAN TUGAS
PEKERJAAN PEKERJAAN
DAN PENYEDIA JASA PROYEK
KONSTRUKSI KONSTRUKSI

7 6 5
MELAKUKAN TINDAKAN ISOLASI MENGHENTIKAN SEMENTARA MEMBUAT KERJASAMA
& PENYEMPROTAN DISINFEKTAN PEKERJAAN JIKA TERINDIKASI PENANGANAN SUSPECT
SARANA & PRASARANA KANTOR ADA TENAGA KERJA YANG COVID-19 DENGAN RS DAN
& LAPANGAN TERPAPAR COVID-19 PUSKEMAS SETEMPAT

PENGGUNA DAN/ATAU
PENYEDIA JASA PEKERJAAN PENYEDIA JASA PEKERJAAN
PENYEDIA JASA PEKERJAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal 27 Maret
2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

SATGAS PENCEGAHAN COVID-19


Tugas, tanggung jawab, dan kewenangan:
✔ Dibentuk oleh Pejabat Pembuat 1. sosialisasi;
Komitmen (PPK) proyek 2. pembelajaran (edukasi);
3. promosi teknik;
✔ Meupakan bagian dari Unit 4. metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan;
Keselamatan Konstruksi (UKK) 5. berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID-19
✔ Berjumlah paling sedikit 5 (lima) Kementerian PUPR melakukan Identifikasi Potensi Bahaya
orang yang terdiri atas: COVID-19 di lapangan;
6. pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19
1. 1 (satu) Ketua merangkap
kepada semua pekerja dan tamu proyek;
anggota; dan 7. pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian
2. 4 (empat) Anggota yang mobilisasi/demobilisasi pekerja;
mewakili Pengguna Jasa dan 8. pemberian vitamin dan nutrisi tambahanguna peningkatan
Penyedia Jasa. imunitas pekerja;
9. pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan; dan
Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi 10. melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja
dengan Satgas Penanggulangan COVID-19 yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan
Kementerian PUPR (PDP) dan merekomendasikan dilakukan penghentian
kegiatan sementara.
Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal 27 Maret
2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
PEMBERHENTIAN PEKERJAAN SEMENTARA
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan
sementara akibat Keadaaan Kahar, jika terindikasi:
Jika karena sifat dan urgensinya tetap harus
dilaksanakan, Penyelenggaraan Jasa
Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di
1 Konstruksi tersebut dapat diteruskan dengan
pusat sebaran
ketentuan:

1) Mendapatkan persetujuan dari Menteri


Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus
2 Pekerjaan Umum dan Perumahan
Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
Rakyat; dan
2) Melaksanakan protokol pencegahan
Pimpinan Kementerian/ Lembaga/Instansi/ Kepala Daerah telah COVID-19 dengan disiplin tinggi dan
3 mengeluarkan peraturan untuk menghentikan kegiatan dilaporkan secara berkala oleh Satgas
sementara akibat keadaan kahar Pencegahan COVID-19.
B Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal 27
Maret 2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
TINDAK LANJUT TERHADAP KONTRAK PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
Dalam hal Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi ditetapkan untuk diberhentikan sementara akibat keadaan
kahar maka diberlakukan ketentuan:

A MEKANISME PENGHENTIAN B MEKANISME C


KOMPENSASI UPAH
PEKERJAAN SEMENTARA PERGANTIAN SPESIFIKASI
1) Usulan penghentian sementara dapat Pergantian spesifikasi dapat diusulkan Penghentian sementara
dilakukan oleh PPK dan/atau Penyedia jika dalam Kontrak Penyelenggaraan
Jasa berdasar usulan Satgas Pencegahan
tidak melepaskan hak dan
Jasa Konstruksi memiliki kendala kewajiban Pengguna Jasa
COVID-19 setelah dilakukan Identifikasi dalam proses pengiriman material
Potensi Bahaya COVID-19 di Lapangan dan Penyedia Jasa terhadap
dan/atau peralatan dan/atau suku
2) Mendapatkan persetujuan dari cadang impor akibat barang tsb
Tenaga Kerja Konstruksi,
Kasatker/KPA dan Kabalai berasal dari negara yang ditetapkan Subkontraktor, Produsen
3) Waktu penghentian paling sedikit 14 sebagai negara terjangkit COVID-19 dan Pemasok yang terlibat
(empat belas) hari kerja atau sesuai pembatasan jalur pengadaan barang
dengan kebutuhan impor di Indonesia
Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal 27
Maret 2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

USULAN BIAYA TAMBAHAN

Dalam hal Kontrak Untuk memastikan


Penyelenggaraan Jasa Konstruksi KEWAJARAN HARGA BIAYA
TETAP DILANJUTKAN
TAMBAHAN
✔ Pelaksanaan pencegahan dan penanganan COVID-19 di
lapangan dapat diusulkan menjadi biaya tambahan Untuk memastikan kewajaran harga Biaya Tambahan
penerapan SMKK sesuai peruntukannya melalui Kabalai/Kasatker menyampaikan permohonan
kepada APIP untuk melakukan reviu usulan
Adendum Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
pemenuhan terhadap pembayaran upah Tenaga Kerja
✔ Dalam hal Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tetap Konstruksi, Subkontraktor, Produsen dan Pemasok
dilanjutkan, pemberian kompensasi biaya upah Tenaga selama masa penghentian sementara.
Kerja dan Subkontraktor/Produsen/Pemasok harus tetap
dilakanakan  Dapat diusulkan sebagai biaya tambahan
C PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PELAKSANAAN
PENGADAAN BARANG JASA KONSTRUKSI
FILOSOFI: kemudahan dan perluasan akses dalam proses pengadaan jasa konstruksi yang dapat
dilakukan secara online maupun offline tetap memperhatikan kaidah-kaidah dalam proses
pengadaan barang jasa konstruksi.

Ruang Lingkup mencakup:


A. Mekanisme Kehadiran Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Bagi Tim Pokja Pemilihan
B. Mekanisme Pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi Secara Offline dan/atau Online
C. Mekanisme Pelaksanaan Klarifikasi, Negosiasi, dan Evaluasi Kewajaran Harga
D. Mekanisme Pendampingan yang Dilaksanakan Secara Online
04 Surat Edaran Menteri
Surat Edaran Menteri

SE Menteri Kimpraswil No. Um 03.05-mn/426 tanggal 24 Agustus 2004 Hal Pencegahan Kecelakaan Kerja pada
a Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi

SE Menteri PU No. 13/SE/M/2012 Tentang Program Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Sektor Konstruksi di
b Lingkungan Kementerian PU

SE Menteri PUPR No. 18/SE/M/2020 Tentang Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal)
c dalam Penyelenggara Jasa Konstruks
Maksud:
Untuk menjadi acuan teknis bagi pelaksanaan
penanggulangan HIV dan AIDS pada sektor kontruksi di
Surat Edaran Menteri PU No 13/2012 Iingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu pada
tentang proyek-proyek konstruksi bersumber dana APBN.
Program Penanggulangan HIV dan
AIDS Tujuan:
Pada Sektor Konstruksi di Agar program penanggulangan HIV dan AIDS pada
Lingkungan Kementerian PU sektor konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan
umum dilaksanakan mengikuti langkah-langkah dan
upaya yang standar sesuai dengan Surat Edaran ini.
SURAT EDARAN MENTERI PUPR NO 18 TAHUN 2020
PELAKSANAAN TATANAN HIDUP NORMAL BARU (NEW NORMAL)
DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
MAKSUD OUTLINE PEDOMAN
Sebagai pedoman pelaksanaan tatanan
hidup normal baru (new normal) dalam 1 Protokol Umum
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi di
Kementerian PUPR 2 Protokol Pemilihan
Penyedia

TUJUAN 3 Protokol Pelaksanaan


Pekerjaan
Untuk mendukung keberlangsungan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi 4 Protokol Penyesuaian
berjalan dengan aman, efektif, dan Kontrak
efisien dengan tetap mengutamakan
upaya pencegahan penularan COVID-19
A. PROTOKOL DI
TEMPAT KERJA
▪ Tempat kerja merupakan lokus interaksi
dan berkumpulnya orang
▪ Yang dimaksud tempat kerja mencakup
lokasi perkantoran serta lokasi
1
pekerjaan konstruksi (direksi kit dan
lapangan)
PROTOKOL
UMUM
B. PROTOKOL BAGI
PENYELENGGARA
Pedoman New Normal ini berlaku bagi seluruh
pihak yang terlibat dalam penyelengaraan jasa
konstruksi (pengguna jasa, penyedia jasa
konsultansi konstruksi, penyedia jasa pekerjaan
konstruksi, tenag kerja kontruksi)
A. PROTOKOL DI TEMPAT KERJA
PROTOKOL UMUM

1 2 3 4 5

Penyediaan tempat Penerapan higiene


Penggunaan Masuk ke tempat
Pengaturan karantina/isolasi dan sanitasi
masker kerja
penerimaan tamu mandiri lingkungan kerja

6 7 8 9 10

Pencegahan Pengaturan Pengaturan tempat Pengaturan tempat


Pengaturan toilet
penularan physical distancing ibadah makan/ kantin
umum

11 12 13

Pengaturan Pengaturan Pemantauan


penyediaan penyediaan kesehatan yang
transportasi mess/barak kerja proaktif
PROTOKOL UMUM
B. PROTOKOL BAGI PENYELENGGARA

Protokol saat
Protokol pada perjalanan
Protokol Protokol
saat perjalanan Protokol saat dinas dengan
kesehatan selama di
ke/dari tempat tiba di rumah transportasi
pribadi tempat kerja
kerja darat, udara,
dan laut
1 Mekanisme Penyampaian Jaminan Penawaran

Mekanisme Kehadiran Pelaksanaan Pengadaan


2
Barang/Jasa Bagi Tim Pokja Pemilihan

2 3
Mekanisme Pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi secara
Offline dan/atau Online

PROTOKOL 4
Mekanisme Pelaksanaan Klarifikasi, Negosiasi, dan
Evaluasi Kewajaran Harga

PEMILIHAN 5
Mekanisme Pendampingan yang Dilaksanakan Secara
Online
PENYEDIA
6 Mekanisme Penyampaian Jaminan Sanggah Banding

7 Mekanisme Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia

8 Mekanisme Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak

9 Mekanisme Penandatanganan Kontrak


3 PROTOKOL 4 PROTOKOL
PENYESUAIAN KONTRAK
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Mekanisme Penyesuaian terhadap Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK)
Protokol Pelaksanaan Pemutakhiran RKK disetujui dan ditetapkan oleh PPK untuk dijadikan
Jasa Konsultansi sebagai acuan penambahan biaya penerapan SMKK
Mekanisme Penyesuaian Spesifikasi Teknis dan Kerangka
Acuan Kerja (KAK)
Protokol Pelaksanaan ▪ Kontrak Pekerjaan Konstruksi yang terkendala pengadaan material
dan/atau mobilisasi material dan/atau peralatan dan/atau suku
Pekerjaan Konstruksi cadang impor, dapat diusulkan pergantian spesifikasi teknis
▪ Kontrak Jasa Konsultansi Konstruksi yang terkendala pembatasan
pergerakan orang ataupun potensi risiko keselamatan yang tinggi,
Protokol Pelaksanaan dapat diusulkan penyesuaian KAK
Padat Karya Mekanisme Penyesuaian Harga Kontrak
Harga Kontrak Jasa Konsultansi & Pekerjaan Konstruksi dapat
disesuaikan sebagai akibat penyesuaian RKK, Spesifikasi dan KAK
Protokol Pelaksanaan Mekanisme Penyesuaian Metode Pelaksanaan
Pemantauan dan Evalusi serta Penyesuain metode kerja dapat dilaukan dengan pertimbangan
pencegahan dan pengendalian COVID-19
Investigasi Keselamatan
Mekanisme Penyesuaian Masa Pelaksanaan Kontrak
Konstruksi a. Mekanisme Penghentian Pekerjaan Sementara
b. Mekanisme Penyesuaian Masa Pelaksanaan Pekerjaan
05 Standar
Persyaratan Lainnya

SNI:

❑ SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Bahan Pedoman Konstruksi dan Bangunan Nomor 04/BM/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Semen Portland Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan.

❑ SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik ❑ Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar
tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara
2011 (PUIL 2011) kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
❑ SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem
❑ Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja
Pencahayaan Alami Pada Bangunan Rumah dan secara penuh (full-time) untuk mengurus dan menye-
Gedung lenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
❑ Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut
❑ SNI 8730 : 2019 tentang Keselamatan dan Kesehatan bersama-sama dengan panitia pembina keselamatan
Kerja pada Konstruksi dan Ereksi Gelagar Beton kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi
pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab
Pracetak Jembatan kepada pemimpin proyek.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan 12110
Gedung Utama Lantai 12

Anda mungkin juga menyukai