Teks Materi 16 (Terbentuknya Jaringan NUsnatara Melalui Perdagangan)
Teks Materi 16 (Terbentuknya Jaringan NUsnatara Melalui Perdagangan)
Menurut buku The Silk Roads: Highways of Culture and Commerce (2000) karya Vadime
Elisseeff, sejak abad ke-5 Indonesia sudah dilintasi jalur perdagangan laut antara India dan
China.
Jalur perniagaan dan pelayaran yang melalui laut, dimulai dari China menuju Kalkuta, India.
Di mana jalur tersebut melalui Laut China Selatan kemudian Selat Malaka. Setelah sampai
India, kemudian berlanjut ke Teluk Persia melalui Suriah.
Indonesia, melalui Selat Malaka terlibat perdagangan dalam hal rempah-rempah. Posisi
Indonesia cukup strategis dan memiliki sumber daya alam yang berlimpah.
KEPENTINGAN EKONOMI
Jalur perdagangan yang berkembang di Nusantara ditentukan oleh kepentingan ekonomi.
Perkembangan rute perdagangan juga berbeda-beda, yang ditentukan pada masa sebagai
berikut:
1. Masa prakarsa hegemoni, pada masa tersebut budaya yang datang dari Austronesia di
Asia Tenggara Daratan.
2. Masa perkembangan Hindu-Buddha di Nusantara, China di bagian utara dan India di
bagian barat daya menjadi dua negara super power
Adanya peralihan rute membawa dampak positif bagi Nusantara. Secara langsung Indonesia
terhubung ke dalam jaringan perdagangan dunia saat itu
Selat Malaka menjadi pintu gerbang yang menghubungan pedagang-pedagang China dan
India.
JALUR SUTRA
Sebagai pintu gerbang, Selat Malaka merupakan kawasan yang cukup penting bagi pelayaran
dan perdagangan, terlebih bandar-bandar di sekitar Samudera Indonesia dan Teluk Persia.
Selat Malaka menghubungkan Arab dan India di sebelah barat laut Nusantara, dengan China
di sebelah timur laut Nusantara.
Jalur tersebut diberi nama "jalur sutra" sejak abad pertama Masehi hingga abad ke-16 Masehi.
Penamaan jalur tersebut karena China membawa komoditas sutera cukup banyak untuk dijual
di wilayah lain.
Ramainya rute pelayaran mendorong timbulnya bandar-bandar penting di sekitar jalur Selat
Malaka, yaitu Samudra Pasai, Malaka, dan Sumatera Utara
Kondisi masyarakat di sepanjang Selat Malaka mulai sejahtera dan terbuka dalam berbagai
hal, di antaranya sosial ekonomi dan pengaruh budaya luar.