Anda di halaman 1dari 7

Peperangan Rohani #01

Banyak di antara kita pada saat mendengar istilah peperangan rohani, langsung memiliki persepsi
yang khusus mengenai peperangan rohani (sebatas) yang kita kenal secara modern hari ini, tetapi itu
bukan merupakan bukti bahwa peperangan rohani yang seperti kita kenali hari-hari ini adalah makna
peperangan rohani yang esensial di hadapan Tuhan, seperti yang Tuhan Yesus maksud melalui
Firman-NYA, seperti wahyu yang diterima dan dipahami oleh Rasul Paulus dan Petrus.

Mari kita mempelajari pemahaman Rasul Paulus dan Petrus mengenai hal ini:

Efesus 6:10-13

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.


Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan
melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan
daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,
melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan
perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan
segala sesuatu.

Kuat Di Dalam Kekuatan Allah


Melalui ayat di atas kita coba pahami bahwa tujuan dari peperangan rohani yang terjadi di sekeliling
kita dan berkenaan dengan kita adalah agar kita ini kuat di dalam kekuatan Tuhan sendiri. Artinya
bahwa supaya jangan ada seorangpun yang menganggap bahwa keberhasilan dan kekuatan dirinya
terjadi dikarenakan dirinya memiliki kemampuan, yang pada kenyataan sesungguhnya manusia
tidaklah memiliki kemampuan apa-apa menghadapi kekuatan dunia ini. Bahkan manusia pada
umumnya cenderung untuk menjadi serupa dengan dunia karena dasar karakterisasi manusia adalah
belajar sesuatu dengan meniru dan mengembangkan sesuatu berdasarkan sesuatu yang ada di
sekelilingnya. Dan jangan lupa bahwa dunia ini ada di bawah kuasa si jahat.

1Yohanes 5:18-19

Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang
lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. Kita tahu,
bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.

Melalui ayat di atas kita akan belajar memahami bahwa jika kita tahu bahwa kita ini lahir dari Allah,
kita tidak perlu takut berhadapan dengan iblis atau si jahat manapun, karena Tuhan Yesus kita, pasti
melindungi kita. Ini harus dijadikan kesepakatan pertama di dalam kita mempelajari peperangan
rohani. Jika kita takut terhadap si jahat berarti kita tidak siap untuk berkemenangan dan seterusnya
akan berada di bawah kekuasaan negatif yang menguasi akal dan pikiran kita.

Kata-kata di bawah kuasa si jahat di dalam bahasa Yunani disebutkan κεῖμαι, keimai. Yang memiliki
arti terletak dan terjamah oleh sesuatu. Secara umum pengertian dari pernyataan ayat tersebut di
atas adalah bahwa kita yang terdapat atau hidup di dalam dunia ini, memiliki keadaan yang setiap
saat saat di manapun dan dalam kondisi apapun selalu ada di dalam pengaruh si jahat. Mengenai
kita benar-benar dikuasai atau sekedar sedang diusahakan untuk dipengaruhi atau kita mengambil
keputusan untuk menolak dipengaruhi itu sepenuhnya adalah keputusan kita.

Apakah kita mau untuk menjadi orang-orang yang dilahirkan oleh Allah sendiri atau
tidak. Kalau ada orang membantah kita, “Kan kita sudah lahir baru!’ Ya, itu benar,
tetapi kehidupan yang sekarang ini kita jalani apakah kehidupan orang yang sudah lahir
baru secara kontinyu atau kehidupan kita sebagai orang yang lahir baru hanya
berlangsung sebentar saja dan sekarang kita sedang ada di dalam tahap penyesuaian
kembali serupa dengan dunia ini? Atau bahkan kita sekarang ini sudah serupa dengan
dunia. Selama kita berada di dalam kehidupan yang serupa dengan dunia, maka kita
tidak dapat meng-klaim diri kita sedang hidup lahir baru.
Inilah sebabnya banyak orang yang bertanya-tanya, “Mengapa sudah menjadi orang
Kristen, tetapi iblis tidak lari dari kita, ya?” bahkan ada banyak kesaksian yang
menyatakan bahwa orang Kristen ini dan itu dirasuk oleh iblis. Jawaban yang paling
tepat untuk ini adalah... yang menakutkan bagi iblis untuk mendekati kita adalah bukan
masalah kita ini menjadi orang Kristen tetapi apakah kehidupan kita sehari-hari
mencerminkan kehidupan Kristen yang sesungguhnya. Selama kita hanya ber-akting
sebagai orang Kristen atau serupa dengan orang Kristen atau serupa dengan hamba-
hamba Tuhan saja, maka itu bukanlah sesuatu yang menakutkan bagi iblis.

KPR 19:11-16
Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, bahkan orang membawa
saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-
orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat. Juga
beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut
nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku
menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus." Mereka yang
melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang
bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku
ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?" Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa
mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari
rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka.

Banyak di antara kita mungkin akan berkata, “Aku tidak pernah seperti itu kok.” Tetapi mari kita lihat
apa yang terjadi di dalam kasus ini seringkali kita juga melakukannya. Anak-anak Skewa ini tidak
pernah menghidupi Kristen yang sesungguhnya, tetapi berlaku mirip dengan apa yang dilakukan oleh
Kristen sejati (Rasul Paulus). Selama seseorang tidak menjadi Kristen sejati dia itu bukan sesuatu
yang mengancam dan menakutkan keberadaan iblis. Tetapi malah menjadi sasaran empuk bagi iblis
untuk diserang dan dimanfaatkan. Dengan kasus ini, mari kita sadar bukankah kita sering melihat di
antara kita atau sekeliling kita banyak orang yang berlaku seperti ini. Tidak pernah menjalani
kehidupan Kristen yang sejati (mengampuni, mengasihi, lemah-lembut, rendah hati, berbuah di
dalam roh, dll) tetapi mereka menjadi orang yang aktif ke gereja, rajin beribadah, suka mendengar
firman yang dikhotbahkan di gereja atau di pertemuan-pertemuan rohani, memberi persembahan
yang besar-besar, bahkan suka tergabung di dalam pelayanan di gereja, dan segala bentuk kegiatan-
kegiatan sosial-rohani di sana-sini.

2Timotius 3:5-8

Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! Sebab di antara mereka terdapat orang-
orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan
lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu, yang walaupun
selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. Sama seperti
Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran.
Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.

Perhatikan apa yang dicatat oleh Rasul Paulus mengenai keadaan ini melalui ayat-ayat di atas.

1. Secara lahiriah rajin beribadah tapi tidak meyakini dan mengalami kuasa Allah.
2. Selalu ingin diajar tapi tidak pernah bisa mengenal kebenaran / Yesus.
3. Aktif di gereja, tetapi suka menentang dan memberontak terhadap kebenaran.
4. Aktif seperti orang Kristen yang lainnya, tetapi akalnya bobrok dan imannya tidak tahan uji,
gampang bingung dan goyah bahkan emosi pada saat berhadapan dengan situasi yang sulit.

Mari kita sadari sekarang, bahwa keadaan seperti ini memang ada di sekeliling kita, bahkan mungkin
dekat dengan kita...

Kenakanlah Seluruh Perlengkapan Senjata Allah


Pemahaman Rasul Paulus yang mendasar selain dari pada hidup di bawah anugerah Allah dengan
kekuatan Allah yang menaungi, hal penting di dalam peperangan rohani juga adalah bagaimana
sikap kita untuk selalu berawas-awas dan berjaga-jaga di dalam Allah. Mengenakan seluruh
perlengkapan senjata Allah, artinya:

1. Persenjataan itu milik Allah yang diberikan kepada kita untuk mengenakannya.
2. Mengenakan persenjataan itu berarti kita hidup dalam keadaan bersiaga setiap saat.
3. Kenakan persenjataan ilahi yang bersifat defensif (Efesus 6:14-17a) dan persenjataan ofensif
(Efesus 6:17b-18).
Dan kita sendiri mengenakan persenjataan Allah itu di dalam peperangan rohani kita yang bisa
terjadi setiap saat, dengan tujuan:

1. Agar kita dapat bertahan melawan tipu muslihat atau penyesatan yang iblis lakukan.
2. Agar kita dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat.
3. Agar kita tetap dapat berdiri setelah menyelesaikan segala sesuatu.

Melalui pemahaman di atas kita sekarang mengerti bahwa, peperangan rohani yang terjadi di
sekeliling kita ini bisa terjadi setiap saat dan tidak akan ada seorangpun yang akan menduga kapan
hal itu terjadi. Tetapi yang seharusnya kita kerjakan adalah bagaimana kita menjadi Kristen sejati di
hadapan Tuhan yang mejadikan kita selalu berkemenangan di dalam DIA.

Peperangan yang sesungguhnya adalah pada saat kita sebagai Kristen sejati mengambil keputusan
untuk menjalankan kehidupan yang benar dan sesuai dengan gaya hidup kebenaran sebagai Kristen.
Setiap keputusan yang diambil itu akan mempengaruhi alam roh di sekitar kita, mempengaruhi
stabilitas sosial dan politik iblis dan kekuasaannya atas tertitori tertentu. Pada saat seorang Kristen
yang sejati menjalani kehidupan yang benar sebagai orang yang dilahirkan dari Allah atau kehidupan
lahir baru yang menjadi gaya hidup sebenarnya, maka itu menjadikan dia tidak terkalahkan dan
selalu berkemenangan, bahkan pada saat dia masuk ke teritori iblis sekalipun, maka dia akan
menggentarkan iblis, malahan kadang-kadang tanpa perlawanan yang berarti seorang Kristen yang
sejati sudah menguasai daerah-daerah penting iblis bagi kemuliaan Tuhan. Ini terjadi karena Tuhan
kita memberikan OTORITAS besar kepada orang-orang yang tahu menjalankan kehidupan yang
benar dari kebenaran itu sendiri di dalam Tuhan Yesus.

Kapan diperlukan peperangan rohani seperti yang selama ini kita kenal? Pada saat kita mengalami
perlawanan balik dari iblis dalam bentuk apapun sehingga kita mengalami ketersendatan yang cukup
alot, ini berarti di sini iblis mulai menguji otoritas kita sebenarnya dihadapan Tuhan, maka mungkin
kita harus menyatakan eksistensi kita terhadap iblis, melalui menyerang, mengusir/menengking,
atau menghancurkan otoritas, status dan hak iblis atas sesuatu yang hendak kita rebut dari tangan
iblis.

Apakah harus menggunakan bahasa roh kita menyerang, melawan dan menghancurkan iblis? Maka
saya akan bertanya balik, “Apakah bahasa roh akan menjamin kita menang di dalam peperangan?”
Alkitab tidak pernah mencatat sekalipun bahwa bahasa roh adalah alat untuk menyerang iblis, tetapi
otoritas dan ketundukan kepada Allah adalah alat utama untuk melawan dan mengalahkan iblis itu
yang dicatat.

Yakobus 4:7

Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

Orang yang tidak pernah hidup di dalam penundukkan diri kepada Allah, jangan harap sekalipun dia
untuk memenangkan peperangan melawan iblis. Sekalipun dia berbahasa roh dengan intensitas
paling tinggi dan dengan suara paling kencang sekalipun. Karena orang yang tidak tunduk kepada
Allah, tidak akan pernah memiliki otoritas, karena tidak ada kebenaran di dalam orang itu

1Yohanes 2:4

Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia


adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.

Orang yang tidak hidup di dalam kebenaran tidak akan memiliki otoritas, karena kuasa atau otoritas
atau exousia (di dalam bahasa Yunani) hanya akan muncul di dalam seseorang jika dia mengenakan
seluruh atribut dan jubah kebenaran Allah. Dan Exousia inilah yang akan sangat berperan di dalam
peperangan rohani. Salah satunya adalah ketaatan menjalankan segala perintah Tuhan di dalam
hidupnya. Termasuk segala sesuatu yang ditugaskan Allah untuk dikerjakan di dalam hidupnya atau
selama dia hidup, untuk diselesaikan.

Sadarlah dan Berjaga-jagalah!


1Petrus 5:8-11

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan
iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia
menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang
telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan
melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu
menderita seketika lamanya. Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya!
Amin.

Rasul Petrus memiliki sebuah pengertian dan pemahaman yang khusus mengenai apa yang
diterimanya selama hidupnya berkenaan dengan peperangan rohani ini. Yaitu bahwa iblis bersiaga
setiap saat terhadap manusia, sedangkan seringkali manusia malahan tidak bersiaga penuh
menghadapi kehidupan ini. Karena itu sebagai Kristen sejati sudah seharusnya kita berjaga-jaga
setiap saat, karena iblispun melakukan hal ini, kalau kita tidak berawas-awas dan waspada setiap
saat, maka kita akan mengalami kehancuran dan fatal akibatnya, karena iblis menelan kita. Dia
bukan lagi hanya mempengaruhi kita untuk mengambil suatu keputusan tertentu, tetapi dia juga
akan menelan kita, melumat dan menghancurkan kita sehingga kita tidak lagi bangkit dan
membahayakan dirinya.

Bagi orang yang selalu sadar dan berjaga-jaga, orang seperti ini akan memiliki potensi besar untuk
melawan bahkan mengalahkan iblis. Karena Rasul Petrus mengajarkan kita untuk mengambil
tindakan ofensif untuk melawan dengan iman yang teguh.
Dan kalau kita hubungkan dengan 2Timotius 3:5-8 di atas, maka kita akan menemukan bahwa jika
kehidupan kita bukan sebagai Kristen yang sejati, atau dengan kata lain kita hanya menjadi orang
Kristen yang serupa dengan dunia ini, maka kita akan kehilangan banyak kesempatan untuk hidup
berkemenangan karena untuk menang melawan iblis atau untuk melawan iblis dengan iman yang
teguh, itu tidak pernah bisa terjadi, karena dengan kehidupannya yang sekaran ini saja, sudah
menghasilkan keadaan akal yang bobrok dan iman yang tidak tahan uji, apalagi melawan iblis,
pastilah dia akan dikalahkan dengan mudah oleh iblis.

Menjadi Kristen sejati adalah kunci untuk memiliki otoritas yang benar dan besar juga memiliki iman
yang teguh dan tahan uji.

Dipanggil Untuk Berkemenangan


Di dalam 1Petrus 5:8-10, kita temukan bahwa kita ini telah dipanggil kepada kemuliaan-NYA yang
kekal. Apa maksudnya? Artinya kita ini dipanggil ke tempat di mana Allah kita dipermuliakan dan
kemuliaan-NYA itu kekal. Di mana tempat itu? Yang menjadi pertanyaan sebenarnya bukan di mana
kemuliaan Tuhan itu berada, secara ringkas kita sudah pasti tahu, bahwa kemuliaan-NYA berada
bersama dengan jati diri-NYA sendiri, sehingga di manapun DIA berada, disitulah kemuliaan-NYA
berada. Tetapi yang menjadi pertanyaan bukanlah itu seharusnya, tetapi bagaimana Tuhan kita itu
dipermuliakan sehingga kemuliaan kekal itu ada bersama dan melekat dengan DIA?

Jawaban yang pasti adalah jika kita menyelesaikan pekerjaan kita sesuai dengan dipanggil-NYA kita
dan kita kerjakan sampai tuntas atau selesai.

Yohanes 17:4

Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan


yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.

Tuhan Yesus sendiri adalah teladan dan contoh konkrit mengenai hal ini. Demi DIA menyelesaikan
pekerjaan yang diperintahkan Bapa-NYA untuk dikerjakan, maka Bapa dipermuliakan, demikian pula
kita, kita mempermuliakan Allah dengan jalan menyelesaikan segala sesuatu yang telah
diperintahkan Allah kepada kita dengan dipanggil-NYA kita bagi pekerjaan-NYA, di saat itulah kita
bisa berbangga bahwa kita sedang berjalan menuju kepada kemuliaan kekal Allah dengan membawa
kemuliaan Allah pula.

Setiap kita yang bertahan sampai akhir untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan di dalam kita bahkan
menyelesaikannya, di situlah kita sedang memenangkan peperangan rohani melawan iblis. Kenapa?

Karena demi kita mengemban tugas dan perintah Allah di dalam hidup kita, saya pastikan pada hari
tugas dan perintah itu diberikan iblis langsung mengatur strategi demi menjatuhkan kita sehingga
kita menjadi orang yang tidak pernah menyelesaikan pekerjaan yang Allah perintahkan sehingga kita
tidak pernah memenuhi panggilan menuju kepada kemuliaan kekal Allah. Sebab dikatakan di bagian
atas, bahwa iblis setiap saat membangun suatu kesadaran dan keadaan untuk mempengaruhi
keadaan dan kehidupan kita bahkan kalau bisa untuk menguasai, memanfaatkan dan membajak kita
untuk memenuhi keinginannya dan untuk keluar dari panggilan dan perintah Allah yang telah
ditetapkan bagi kita.

Tetapi jika kita sadar bahwa Tuhan kita jauh lebih berkuasa dan DIA-lah yang memiliki kuasa tertinggi
di dunia dan atas kehidupan kita, maka seharusnya kita akan memberikan diri kita hanya untuk
tunduk kepada Allah kemudian kita lawan si iblis, maka dia akan lari dari pada kita. Jika kita percaya
dan kita mengambil keputusan yang benar, percayalah pada Tuhan, bahwa DIA akan melengkapi,
meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita, walaupun untuk seketika lamanya kita
mengalami kesulitan.

Jadi salah satu bagian terpenting di dalam peperangan rohani setiap orang percaya kepada Tuhan
Yesus, adalah pilihan dan keputusan yang diambil berkenaan dengan panggilan dan perintah Tuhan
Yesus kepada kita secara pribadi.

Pada saat kita mengambil keputusan yang benar, peperangan akan kita lalui jauh lebih mudah,
walaupun bukan berarti tanpa perlawanan dari iblis. Tetapi ketahuilah kemenangan sudah pasti
menjadi milik kita, tetapi jika kita lebih memilih untuk keluar dari panggilan kita secara pribadi, maka
bukan mustahil iblis akan menelan kita, memanfaatkan kita bahkan menggunakan kita sebagai alat
untuk melawan kerajaan Allah sendiri.

Rasul Paulus meminta kepada jemaat Tuhan di Efesus berkenaan dengan peperangan rohani ini,
untuk setiap saat juga mendukung dia di dalam doa, agar secara esensial Rasul Paulus tidak keluar
dari jalur panggilan yang telah ditetapkan sendiri oleh Allah bagi dirinya.

Efesus 6:18b-20:

... Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan
permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, juga untuk aku, supaya
kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar
dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang
dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya,
sebagaimana seharusnya aku berbicara.

Jadi di sini sekarang kita tahu bahwa salah satu area peperangan rohani yang paling intens di dalam
kekristenan kita bukanlah keributan dan keramaian kita berdoa dengan berbahasa roh demi
memenangkan peperangan dan mengusir iblis, tetapi itu adalah keputusan-keputusan penting kita di
hadapan Tuhan sendiri untuk hidup di dalam kebenaran dan di dalam panggilan-NYA untuk
menyelesaikannya sampai akhir demi Tuhan kita dipermuliakan. Dengan ketundukkan kita
dihadapan Tuhan kita itu, maka kita sedang menghidupi kebenaran dan menjalankan kebenaran,
dan orang-orang yang disebut sebagai orang yang lahir dari Allah atau keturunan-keturunan yang
benar dari Allah pasti memenangkan peperangan rohani di manapun dia berada dengan
sesederhana mungkin tindakan yang dikerjakannya iblis tetap dikalahkan.

Anda mungkin juga menyukai