Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PLASENTA PREVIA

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas PBL Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing : Heni, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :

ANGGITA WAHIDATUN UMUL JANNAH,

S.Kep NIM 21149011006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKes YPIB MAJALENGKA

Jl. Gerakan koperasi nomer 003 Tlp./Fax (02330) 284098 Majalengka 45411

Tahun Akademik 2021/2022


SATUAN ACARA

PENYULUHAN PLASENTA

PREVIA

Pokok Bahasan : Plasenta Previa

Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Plasenta Previa

2. Penyebab Plasenta Previa

3. Klasifikasi Plasenta Previa

4. Pemeriksaan Penunjang Plasenta Previa

5. Penatalaksanaan / Terapi Spesifik Plasenta Previa

Sasaran : Ny. I dan Keluarga

Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Januari 2022

Waktu : 25 menit

Tempat : RSD Gunung Jati Ruang Melati

A. Latar Belakang
B. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan Ny. I dan keluarga


mampu memahami dan mengerti tentang plasenta previa.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang plasenta previa,
diharapkan Ny. I dan keluarga dapat :
a. Menjelaskan Pengertian Plasenta Previa
b. Menyebutkan Penyebab Plasenta Previa
c. Menjelaskan Klasifikasi Plasenta Previa
d. Menyebutkan Pemeriksaan Penunjang Plasenta Previa
e. Menyebutkan Penatalaksanaan / Terapi Spesifik Plasenta Previa

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. Media
Leaflet

G. Proses Pelaksanaan
No Kegiatan Respon Peserta Waktu Metode

1. a. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri 1. Menjawab salam
2. Menyampaikan tujuan dan 2. Memperbaiki dan 5 menit
topik dilaksanakannya menjawab Ceramah
penyuluhan pertanyaan dan tanya
3. Menggali pengetahuan jawab
sasaran
2. b. Penyajian
1. Menjelaskan Definisi 1. Mendengarkan
Plasenta Previa 2. Mengajukan
2. Menyebutkan Penyebab pertanyaan seputar
Plasenta Previa materi
3. Menjelaskan Klasifikasi
Plasenta Previa Ceramah,
4. Menyebutkan Pemeriksaan 15 menit dan Tanya
Penunjang Plasenta Previa jawab
5. Menyebutkan
Penatalaksanaan / Terapi
Spesifik Plasenta Previa
3. c. Penutup
1. Membuka waktu untuk 1. Menyampaikan
diskusi jawaban
2. Mengevaluasi hasil 2. Mendengarkan 5 menit Ceramah
penyuluhan 3. Menjawab salam
3. Memberikan umpan balik
4. Salam penutup
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Plasenta Previa


Placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim yaitu di atas dan dekat tulang cerviks dalam dan menutupi sebagian
atau seluruh ostium uteri internum. Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4
– 0,6
% dari keseluruhan persalinan.
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi
sebagian /seluruh ostium uteri internum (implantasi plasenta yang normal
adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di daerah fundus
uteri).(Yuni Kusmiyati dkk, 2009, Perawatan Ibu Hamil, hal. 158-159.
Menurut Cunningham (2006), plasenta previa merupakan implantasi
plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta
menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah Rahim.

B. Penyebab Plasenta Previa


Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai saat ini.
Tetapi berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas
luka operasi uterus, kehamilan molar, atau tumor yang menyebabkan
implantasi placenta jadi lebih rendah merupakan sebuah teori tentang
penyebab palcenta previa yang masuk akal.
Selain itu, kehamilan multiple / lebih dari satu yang memerlukan
permukaan yang lebih besar untuk implantasi placenta mungkin juga menjadi
salah satu penyebab terjadinya placenta previa. Dan juga pembuluh darah
yang sebelumnya mengalami perubahan yang mungkin mengurangi suplai
darah pada daerah itu, faktor predisposisi itu untuk implantasi rendah pada
kehamilan berikutnya.
C. Klasifikasi Plasenta Previa

Placenta previa dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu :

1. Marginal placenta previa


Plasenta tertanam pada satu tepi segmen rahim bawah dekat dengan tulang.

2. Incomplete / Parsial placenta previa


Menyiratkan penutupan tak sempurna

3. Total / Complete placenta previa


Seluruhnya tulang dalam tertutup oleh placenta, saat cervik sepenuhnya
berdilatasi

4. Implantasi rendah / low-lying implantasi


Digunakan saat placenta diposisikan pada segmen bawah rahim yang lebih
rendah tapi jauh dari tulang

D. Pemeriksaan Penunjang Plasenta Previa

1. USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah
placenta melapisi cervik tidak biasa diungkapkan

2. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-
bagian tubuh janin.

3. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnya
di dalam batas normal.

4. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda
jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik
sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan
ganda (double setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril
pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan
alat untuk efek kelahiran secara cesar.

5. Isotop Scanning
Atau lokasi penempatan placenta.

6. Amniocentesis
Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada
amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin /
spingomyelin [LS] atau kehadiran phosphatidygliserol) yang dijamin.
Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jika paru-paru fetal
sudah mature.

E. Penatalaksanaan / Terapi Spesifik Plasenta Previa


1. Terapi ekspektatif
 Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir prematur,
pasien dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melaui kanalis
servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan
klinis dilaksanakan secara ketat dan baik.
Syarat pemberian terapi ekspektatif :

a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian


berhenti.
b. Belum ada tanda-tanda in partu.
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas
normal)
d. Janin masih hidup.
 Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotik profilaksis.
 Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi placenta,
usia kehamilan, profil biofisik, letak, dan presentasi janin.
 Berikan tokolitik bila ada kontriksi :
-
MgSO4 4 gr IV dosis awal dilanjutkan 4 gr tiap 6 jam
-
Nifedipin 3 x 20 mg/hari
-
Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru
janin
 Uji pematangan paru janin dengan Tes Kocok (Bubble Test) dari test
amniosentesis.
 Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu placenta masih berada
di sekitar ostinum uteri internum, maka dugaan plasenta previa
menjadi jelas sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk
menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat.
 Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 mingu masih
lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila
rumah pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai RS lebih dari 2
jam) dengan pesan segera kembali ke RS apabila terjadi perdarahan
ulang.
2. Terapi aktif (tindakan segera)
 Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang
aktif dan banyak harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa
memandang maturitas janin.
 Untuk diagnosis placenta previa dan menentukan cara menyelesaikan
persalinan, setelah semua persyaratan dipenuhi, lakukan PDOM jika :
-
Infus / tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap
-
Kehamilan ≥ 37 minggu (BB ≥ 2500 gram) dan in partu
-
Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor (misal
: anensefali)
-
Perdarahan dengan bagian terbawah jsnin telah jauh melewati PAP
(2/5 atau 3/5 pada palpasi luar)
Cara menyelesaikan persalinan dengan placenta previa adalah :

1. Seksio Cesaria (SC)


 Prinsip utama dalam melakukan SC adalah untuk menyelamatkan
ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan
hidup tindakan ini tetap dilakukan.
 Tujuan SC antara lain :
- Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera
berkontraksi dan menghentikan perdarahan
- Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada cervik
uteri, jika janin dilahirkan pervaginam
 Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi
sehingga cervik uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan
mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi placenta sering
menjadi sumber perdarahan karena adanya perbedaan vaskularisasi
dan susunan serabut otot dengan korpus uteri.
 Siapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu
 Lakukan perawatan lanjut pascabedah termasuk pemantauan
perdarahan, infeksi, dan keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada placenta.
Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

 Amniotomi dan akselerasi


Umumnya dilakukan pada placenta previa lateralis / marginalis
dengan pembukaan > 3cm serta presentasi kepala. Dengan
memecah ketuban, placent akan mengikuti segmen bawah rahim
dan ditekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau
masih lemah akselerasi dengan infus oksitosin.
 Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Braxton Hicks adalah mengadakan
tamponade placenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton
Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup.

 Traksi dengan Cunam Willet


Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian diberi
beban secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini
kurang efektif untuk menekan placentadan seringkali menyebabkan
perdarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan
pada janin yang telah meninggal dan perdarahan yang tidak aktif.

Anda mungkin juga menyukai