Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


PADA KASUS “BRONKOPNEUMONIA”

Dosen Pembimbing:
Diah Ayu Fatmawati S.Kep.Ns, M.Kep.

Disusun Oleh :
1. Bairotut Takiyatul Ilya (7317015)
2. Dede Ri’ayatul Muamalah (7317024)

PROGAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2019

15
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya


menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang


“Penyakit Bronkopneumonia”, yang disajikan berdasarkan pembelajaran dari
berbagai sumber. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Anak, Ibu Diah Ayu
Fatmawati S.Kep.Ns, M.Kep. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima Kasih.

Jombang, 29 November 2016

Kelompok 2

16
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG.........................................................................................1
B. RUMUSAN MAKALAH....................................................................................
C.TUJUAN................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.DEFINISI BRONKOPNEUMONIA...................................................................................2
B. PATHWAY........................................................................................................................3
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................19
A. KESIMPULAN.................................................................................................................19
B. SARAN..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

17
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi

Bronchopneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagaian bawah


yang mengenai parenkim paru. Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang
mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya
bercak-bercak Infiltrat (Whalley and Wong, 1996).

Bronchopneumina adalah frekwensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang


lama,tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan
meningkat (Suzanne G. Bare, 1993).

Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru yang


disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Sylvia Anderson,
1994).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa


Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa
lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang
disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.

Pneumonia pada anak dibedakan menjadi :

1. pneumonia lobaris

2. pnuemonia intertisial

3. bronko pneumonia

Bronko pneumonia disebut juga pnuemonia lobaris, yaitu radang paru – paru yang
disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan benda – benda asing.

18
B. Etiologi

Umumnya adalah bakteri, yaitu streptococcus pneumonia dan Haemophillus


Influenza pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococus aureus sebagai
penyebab pneumonia yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortilitas
tinggi. Bronchopenomonia ada juga yang disebabkan oleh virus, yaitu Respiratory
syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik dan ada juga yang disebabkan
oleh jamur, yaitu Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices
Dermatides, Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans,
Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.

Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah daya


tahantubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP),
penyakit menahun, pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.

C. Patofisiologi

Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh


virus penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga
terjadi peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya
penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan
mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang
terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis

Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan
napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan
produksi surfaktan sebagai pelumas yang berpungsi untuk melembabkan rongga
pleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak
lanjut dari pembedahan. Atelektasis mngakibatkan peningkatan frekuensi napas,
hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan
yang akan mengakibatkan terjadinya gagal napas. Secara singkat patofisiologi
dapat digambarkan pada skema proses sebagai berikut:

Gambaran patofisiologi
19
D. Gejala Klinis

Bonkopneumonoia biasanya di dahului oleh infeksi saluraran nafas bagian atas


selama beberapa hari. Suhu biasa nya mencapai 39-40°c. Anak sangat gelisah,
dispea, pernafasan cepat dan dangkal disertai dengan pernafasan cuping hidung
dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasa nya tidak di jumpai di awal
penyakit, anak akan mendapatkan batuk setelah beberapa hari, dimna pada
awlanya berupa batuk kering kemudian menjadi batuk produktif.

E. Pemeriksaan Diagnostik.

a. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi


langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya.

b. Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000 – 40.000 / mm 3


dengan pergeseran LED meninggi.

c. pemeriksaan darah: Hb di bawah 12 gr %,

d. Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau


beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu
atau beberapa lobus.

F. Penatalaksaan medis

o Oksigen 1-2L/menit

o IVFD dekstose 10%: nad 0,9 %: 3:1 + kcl 10 mEq/500 ml cairan ,jumlah cairan
sesuai BB, kenaikan suhu ,status dehidrasi.

o jika sesk terlalu hebat ,bisa di berikan makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastrik dengan feeding drip.

o koreksi ganguan asam basa elektrolit

20
G. Komplikasi

Komplikasi dari bronkopneumonia adalah sebagai berikut:

a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps


paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.

b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga


pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.

c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.

d. Infeksi sitemik.

e. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.

f. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

21
Bronchopneumonia

 penderita yang dirawat dirs


Infeksi traktus
respiratorius bagian atas  penderita yg mengalami supresi system

 kontaminasi peralatan rs
GEJALA

 39-40 oc Gelisah, dyspnea, cepat Muntah & diare, sianosis


(mendadak/kejang/demam tinggi & dangkal, cuping hidung hidung dan mulut

Jamur, virus, bakteri,


protozoa

Kuman
Infeksi pernafasan saluran Saluran
bawah
peradangan
Infeksi pernafasan saluran Kuman berlebih
bawah Akumulasi dibronkus
secret dibronkus Proses peradangan
Dilatasi pembuluh darah

Mokus bronkus Akumulasi sekret


Masuk alveoli meningkat

Bersihan jalan nafas


Gangguan difusi gas Bau mulut tidak efektif

Gangguan pertukaran gas anoreksi Kuman terbawa


disaluran cerna
Suplai O2 dalam darah
Intake kurang
menurun
Infeksi saluran cerna

hipoksia Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Peningkatan flora
keseimbangan tubuh normal dalam usus
fatique

Peningkatan
Intoleransi aktivitas
peristaltic usus

Resiko
ketidakseimbangan diare
elektrolit
22
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Pengkajian
Proses keperawatan adalah adalah suatu proses pemecahan masalah yang
dinamis dalam usaha memperbaiki atau memelihara klien sampai ke taraf
optimal melalui pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan
membantu kebutuhan klien. (Nursalam, 2005)
Tahap – tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan satu sama
lainnya. Proses keperawatan terdiri dari 6 tahap, yaitu : Pengkajian,
perumusan diagnosa, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi yang
dilaksanakan secara berurutan dan berkaitan secara dinamis.
 Identitas
Data Identitas yang perlu di catat: Nama, umur, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku bangsa, agama, perkawinan.
 Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama.
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai
pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut.
Kadang disertai muntah dan diare.atau tinja berdarah dengan atau tanpa
lendir, anoreksia dan muntah.
b. Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan
bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat
mendadak sampai 39-40 oC dan kadang disertai kejang karena demam
yang tinggi.

23
 Riwayat penyakit sekarang dikembangkan dari keluhan utama dengan
PQRST
 P (Paliative): yaitu faktor yang memperberat dan meringankan keluhan
utama dari sesak, apa yang dapat memperberat/ meringankan keluhan
utama seperti sesak pada penderita bronkopneumonia? Aktivitas apa yang
dapat yang dilakukan saat gejala pertama dirasakan, apa ada hubungan
dengan aktivitas.
 Q (Quantity) seberapa berat gangguan yang dirasakan klien, bagaimana
gejala yang dirasakan, pada saat dikaji apa gejala ini lebih berat atau lebih
ringan dari yang sebelumnya.
 R (Regio) Dimana tempat terjadinya gangguan, apakah mengalami
penyebaran / tidak.
 S (Skala) seberapa berat sesak yang diderita klien.

Tabel Kriteria sesak napas


Tingkat Derajat Kriteria
1 Normal Tidak ada kesulitan bernapas.
2 Ringan Terdapat kesulitan bernapas. Tapi masih dapat
melakukan aktifitas tampa bantuan orang lain
3 Berat Berjalan lebih lambat dari pada orang yang
seumurnya karena sulit bernapas, atau harus
berhenti berjalan untuk bernapas.
4 Sangat berat Sangat sulit untuk bernapas,dan mengunakan otot
bantu napas.

(Hidayat, 2005)

 T (Timing) kapan keluhan mulai dirasakan? Apakah


keluhan terjadi mendadak atau bertahap, Seberapa lama keluhan
berlangsung ketika kambuh.

24
 Riwayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun
menurun.
 Riwayat kesehatan keluarga.
Dikaji riwayat kesehatan keluarga, apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit menular seperti TBC, penyakit saluran pernapasa dan
penyakit keturunan seperti asma
 Riwayat kehamilan dan kelahiran
1. Prenatal
Apakah ibu klien terdapat kelainan atau keluhan yang dapat
memperberat keadaan ibu dan anak saat proses persalinan, serta jumlah
pemeriksaan kehamilan yang dilakukan ibu klien.
2. Intra natal
Proses persalinan ditolong oleh siapa, apakah persalinan secara normal
atau memerlukan bantuan alat atau operasi, dan bagaimana keadaan
bayi saat di lahirkan (langsung menagis atau tidak)
3. Post natal
Bagaimana keadaan saat setelah lahir, apakah mendapat ASI sesuai
kebutuhan atau PASI serta bagaimana reflek menghisap dan
menelannya.
4. Riwayat imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak

Table  Keterangan pemberian imunisasi pada anak


No Vaksin Ketrangan pemberian
1 Hepatitis B HB diberikan dalam waktu 12 jam setelah
lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 3-6 bulan
2 Polio Polio diberikan pada saat kunjungan
pertama. Untuk bayi baru lahir di rumah
bersalin atau di rumah sakit diberikan pada

25
No Vaksin Ketrangan pemberian
saat bayi pulang untuk menghindari
transmisi virus kepada bayi lain
3 BCG (Bacilus Diberikan sejak lahir.
Calmet Guirtnet)
4 DPT (difteri Diberikan pada umur > 6 minggu,dan
pertusis tetanus) diberikan kembali pada umur 18 bulan,  5
tahun dan 12 tahun
5 Hib Diberikan umur 2 bulan dengan interval 2
bulan
6 Campak Campak 1 diberikan pada umur 9 bulan dan
capak 2 diberikan pada usia 6 Tahun.
7 MMR Diberikan pada 15 bulan
8 PVC Diberikan pada umur 2,4,6 bulan dan umur
1 tahun
9 Influenza Umur < 8 tahun yang mendapat vaksi
influenza pertama kali harus mendapat 2
dosis dengan interval minimal 4 minggu
10 Hepatitis A Hepatitis A diberikan pada umur 2 tahun di
beri sebanyak dua kali dengan interval 6-12
bulan
11 Tifoid Diberikan pada umur dua tahun dan diulangi
setiap tiga tahun

 Riwayat tumbuh kembang pada anak


Pertumbuhan adalah perubahan secara psikologis sebagai hasil dari
kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak
sehat dalam waktu tertentu. Contohnya bertambah tinggi. Sedangkan
perkembangan: proses kematangan fungsi-fungsi non fisik. (Sujono, 2009)

26
1. Usia 0-1 tahun
Dalam perkembangan dan pertumbuhan anak, ada beberapa hal yang
sangat dibutuhkan, yaitu faktor kesehatan dan pemberian nutrisi (gizi)
yang baik yang dimulai sejak masa kehamilan ibu, rangsangan yang
memadai baik dalam hal kualitas rangsangan maupun kuantitasnya dan
yang tak kalah pentingnya adalah kasih sayang dari ibu atau pengasuh.
2. Usia 1-3 tahun (Pada anak usia prasekolah)
a. Motorik kasar
Mengendarai sepeda roda tiga, melompat dari langkah dasar, berdiri
pada satu kaki untuk beberapa detik, menaiki tangga dengan kaki
bergantian. (Wong, 2003)
b. Motorik halus
Membangun menara dari 9 atau 10 kotak, membangun jembatan
dengan 3 kotak, secara benar masuk biji-bijian kedalam botol berleher
sempit, dalam menggambar menirukan lingkaran. (Wong, 2003)
c. Bahasa
Mempunyai perbendaharaan 900 kata, menggunakan kalimat lengkap
dari 3 sampai 4 kata, bicara tanpa henti tanpa peduli apakah seseorang
memperhatikannya.
d. Kognitif
Berada dalam fase perceptual egosentrik dalam berpikir dan
berprilaku, mulai memahami waktu, bicara tentang masa lalu dan
masa depan sebanyak masa kini.
3. Usia 4- 6 tahun
Saat memasuki usia 4 tahun, anak umumnya penuh dengan energi, lebih
banyak bertanya dan selalu rasa ingin tahu. Biasanya mental dan
emosional ibu akan teruji di masa ini, sehingga setiap hari akan menjadi
suatu tantangan baru bagi orang tua dan juga anak. (Yupi, 2004)

27
 Pola Aktivitas sehari-hari
 Nutrisi.
a) Sejak anak didalam rahim, ibu perlu memberikan nutrisi seimbang
melalui konsumsi bergizi.
b) Air susu ibu (ASI): nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi
(terutama pada 6 bulan pertama Atau asi Ekslusif)
c) Menu seimbang seperti protein, karbohidart lemak, vitamin mineral, air.
d) Makanan
Makanan yang disukai/tidak disukai apa saja makanan yang disukai dan
tidak disukai klien. Pada saat apa klien mau makan kesukaannya.
Biasanya klien menggunakan alat makan yang khusus atau tidak. Pola
makan klien bagaimana dan jam berapa saja. Bagaimana pola minum
klien, apakah klien mau makan sesukanya
 Pola tidur
Bagiamana pola tidur klien dan berapa jam sehari. Bagaimana
kebiasaan klien sebelum tidur, apakah klien perlu mainan, dibacakan
cerita, benda yang dibawa saat tidur. Apakah klien suka tidur siang atau
tidak dan berapa jam pada saat tidur siang.
 Mandi
Berapa kali klien mandi sehari, sebelum dan selama dirawat di rumah
sakit.
 Aktifitas bermain
Bagiamana aktifitas bermain klien (didalam rumah/diluar rumah dan
dengan siapa saja).
 Eliminasi
Bagaimana pola eliminasi klien (BAB/BAK berapa kali sehari) sebelum
dan selama dirawat.

 Pemeriksaan Fisik
    Pemeriksaan fisik head to toe pada anak dengan bronkopneumonia
menurut  Sujono, 2009 yaitu :
28
a. Kepala
Dikaji mengenai bentuk kepala, warna rambut distribusi rambut, adanya
lesi atau tidak, hygiene, apakah ada hematoma.
b. Mata
Pada klien dengan bronkopneumonia biasanya didapatkan
sklera berwarna merah dikarenakan adanya peningkatan suhu tubuh,
kaji reflek cahaya, konjungtiva anemis atau tidak, pergerakan bola
mata.
c. Telinga
Dikaji mengenai bentuknya simetris atau tidak, kebersihan dan tes
pendengaran.
d. Hidung
Dikaji apakah di hidung terdapat polip, nyeri tekan kebersihan
hidungnya, pernafasan cuping hidung, fungsi penciuman.
e. Mulut
Kaji warna bibir, mukosa bibir nya lembab atau tidak, biasanya
jikabronkopneumonia akibat meningkatnya suhu tubuh maka mukosa
bibir akan kering dan kaji reflek mengisap, reflek menelan.
f. Dada
 Paru – paru
Inspeksi : Irama nafas tidak teratur, pernapasan dangkal,
penggunaan otot bantu napas.
Palpasi :  Tidak ada nyeri tekan
Perkusi :  Sonor
Auskultasi : Suara paru ronchi.
 Jantung
Inspeksi :  Tidak ada pembesaran pada dada sebelah kiri
Perkusi :  Suara jantung terdengar redup
Auskultasi :  Nada S1 S2 dan lub dup
g. Abdomen
Inspeksi : Bentuk, lesi
29
Palpasi : Splenomegali, hepatomegali, nyeri tekan, nyeri
lepas, turgor kulit <3 detik
Perkusi : Suara abdomen timpani
Auskultasi : Bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)
h. Ekstremitas
Biasanya akan di dapatkan data pergerakan sendi terbatas karena terjadi
nyeri sendi, kelelahan, kelemahan dan malaise, CRT <2 detik dan
keluhan.
i. Genetalia dan anus
Kaji kelengkap (laki laki: penis, skrotum, perempuan: labia minora,
labia mayora, klitoris.), fungsi buang air besar dan fungsi buang air
kecil.
 Riwayat Psikososial
Perlu diakaji kecemasan pada orang tua sehubungan dengan penyakit yang
dialami   oleh anaknya.
 Data Spiritual
Data ini menyangkut tentang kepercayaan dan keyakinan orang tua anak
terhadap Tuhan
  Data penunjang
Berbagai pemeriksaan penunjang pada klien dengan Bronkopneumonia
menurut Ngastiyah (2002), adalah :
a. Laboratorium
Jumlah sel darah putih normal atau meningkat biasanya leukositosis
dapat mencapai 15.000-40.000 /mm3.
b. Foto thorax
Foto thorax terdapat bercak bercak infitrat pada satu atau berapa
lobus,jika pada bronkopneumonia terlihat adanya konsolidasi pada satu
atau beberapa lobus.

30
3.2 Diagnosa Keperawatan
 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan produksi sputum
 Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran kapiler-alveolar
 Intoleransi aktvitas b/d insufisiensi O2 untuk aktiviitas sehari-hari
 Risiko kekurangan volume cairan b/d demam, menurunnya intake dan
tachypnea
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kebutuhsn
metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Ketidakefektifan bersihan Status pernapasan : Manajemen jalan nafas
jalan nafas kepatenan jalan napas Definisi : fasilitasi kepatenan jalan
Definisi : Ketidakmampuan Indikator : nafas
untuk membersihkan sekresi  Frekuensi pernafasan (5) Aktivitas :
atau obstruksi dari saluran  Irama pernafasan (5) - Identifikasi kebutuhan
napas untuk mempertahankan  Kemampuan untuk aktual/potensial pasien untuk
bersihan jalan nafas. mengelurkan sekret (5) memasukkan alat untuk

 Suara nafas tambahan (5) memasukkan alat membuka jalan


Batasan karakteristik : nafas
 Dipsnea saat istirahat (5)
 Suara nafas tambahan - Masukkan alat nasopharingeal
 Akumulasi sputum (5)
 Perubahan frekuensi nafas airway (NPA) atau othoparyngeal
 Perubahan irama nafas airway (OPA), sebagaimana
 Sianosis mestinya

 Dipsnea - buang sekret dengan menyedot

 Sputum dalam jumlah lender

berlebihan - Gunakan teknik yang


menyenangkan untuk memotivasi
 Orthopnea
bernafas kepada anak-anak
 Gelisah
- Bantu dengan spirometer,
31
 Mata terbuka lebar sebagaimana mestinya
Faktor Yang Berhubungan: - Lakukan penyedotan melalui
1. Lingkungan endotrakeaatau nasotrakea,
 Perokok pasif sebagaimana mestinya

 Mengisap asap - Posisikan untuk meringankan sesak

2. Fisiologis nafas

 Jalan nafas alergik - Monitor status pernafasan dan


oksigenasi ,sebagaimana mestinya
 Asma
 Infeksi
 Disfungsi neuromuskular
3. Obstruksi jalan nafas
 Spasme jalan nafas
 Materi asing dalam jalan
nafas
 Sekresi bertahan/sisa
sekresi
 Sekresi dalam bronki
2 Gangguan Pertukaran Gas Pengetahuan : manajemen Monitor Pernafasan
Definisi : Kelebihan atau pneumonia Definisi : Sekumpulan dan analisis
defisit oksigenasi dan atau Indikator : keadaan pasien untuk memastikan
eliminasi karbon dioksida  Faktor-faktor penyebab kepatenan jalan nafas dan kecukupan
pada membran alveolar dan yang berkontribusi pertukaran gas.
kapiler. (5) Aktivitas :
 Proses penyakit tertentu - Monitor kecepatan irama,
Batasan karakteristik (5) kedalaman dan kesulitan bernafas.
 Dipsnea  Faktor resiko - Monitor suara nafas tambahan
 Gas darah arteri abnormal kekambuhan (5) seperti ngorok atau mengi
 Gelisah  Tanda dan gejala - Monitor pola nafas (misalnya.,
 Hiperkapnia perkembangan penyakit bradipneu, takipneu, hiperventilasi,

(5) pernafasan kusmaul, pernafasan


32
 Hipoksemia  Strategi mencegah 1:1, apneustik, respirasi biod dan
 Hipoksia komplikasi (5) pola ataxic)

 Nafas cuping hidung  Efek terapeutik obat (5) - Auskultasi suara nafas, nafas area

 Penurunan karbon dioksida  Sasaran untuk dimana menjadi penurunan atau


menghindaripaparan tidak adanya ventilasi dan
 Ph arteri abnormal
merokok (5) keberadaan suara nafas tambahan.
 Pola pernfasan abnormal
 Pentingnya mendapatkan - Kaji perlunya penyedotan pada
 Sianosis
vaksin pneumonia (5) jalan nafas dengan auskultasi suara
 Warna kulit abnormal
 Pentingnya mendapatkan nafas ronki di paru
Faktor yang berhubungan
vaksin influenza musiman - Monitor kemampuan batuk efektif
- Ketidakseimbangan
(5) pasien
ventilasi perfusi
 Perawatan tindak lanjut - Monitor keluhan sesak nafas
- Perubahanmembran
(5) pasien, termasuk kegiatan yang
alveolar-kapiler
meningkatkan atau memperburuk
sesak nafas tersebut
- Monitor secara ketat pasien-pasien
yang berisiko tinggi mengalami
respirasi (misalnya pada bayi baru
lahir, pasien dengan ventilasi
mekanik)

Manajemen jalan nafas


Definisi : fasilitasi kepatenan jalan
nafas
Aktivitas :
- Identifikasi kebutuhan
aktual/potensial pasien untuk
memasukkan alat untuk
memasukkan alat membuka jalan
nafas
- Masukkan alat nasopharingeal
33
airway (NPA) atau othoparyngeal
airway (OPA), sebagaimana
mestinya
- Buang sekret dengan menyedot
lender
- Gunakan teknik yang
menyenangkan untuk memotivasi
bernafas kepada anak-anak
- Bantu dengan spirometer,
sebagaimana mestinya
- Lakukan penyedotan melalui
endotrakeaatau nasotrakea,
sebagaimana mestinya
- Posisikan untuk meringankan sesak
nafas
- Monitor status pernafasan dan
oksigenasi ,sebagaimana mestinya
Intoleransi aktvitas  Energy conservation Activity theraphy
Definisi : ketidakcukupan  Activity tolerance Definisi : peresepan terkait dengan
energi psikologi atau Indikator : menggunakan bantuan aktifitas fisik,
fisiologis untuk  Tanda-tanda vital normal kognisi, sosial dan spiritual untuk
mempertahankan atau (5) meningkatkan frekuensi dan durasi dari
menyelesaikan aktivitas  Energi psikomotor (5) aktifitas kelompok
kehidupan sehari-hari yang  Mampu berpindah dengan Aktivitas :
harus atau yang ingin atau tanpa abantuan alat
- Bantu kilen untuk mengidentifikasi
dilakukan (5)
aktivitas yang mampu dilakukan
 Status kardio pulmonari
Batasan Karakteristik : adekuat (5) - Bantu untuk memilih aktivitas
 Dispnea setelah aktivitas  Sirkulasi status baik (5) konnsisten yang sesuai dengan
 Keletihan kemampuan fisik
- Monitor respon, fisik, emosi, sosial
34
 Ketidaknyamanan setelah dan spiritual
beraktivitas - Kolaborasi dengan tenaga medis
 Respon tekanan darah dala program terai yang tepat
abnormal terhadap
aktivitas
Faktor yang berhubungan :
 Gaya hidup kurang gerak
 Imobilitas
 Ketidakseimbangan antara
suplay dan kebutuhan
oksigen
 Tirah baring
kkk
Ketidakseimbangan nutrisi  Nutritional status Nutrition management
kkk
kurang dari kebutuhan  Nutritional status: food Definisi : menyediakan dan
tubuh and fluid intake meningkatkan intake nutrisi yang
Definisi : asupan nutrisi tidak Indikator : seimbang
cukup untuk memenuhi  Peningatan berat badan Aktivitas :
kebutuhan metabolik (5) - Kaji adanya alergi makanan
 Tidak ada tanda-tanda - Anjurkan pasien untuk
Batasan Karakteristik : malnutrisi (5) meningkatkan intake FE
 Bising usus hiperaktif  Mengidentifikasi - Monitor jumlah nutrisi dan
 Diare kebutuhan nutrisi (5) kandungan kalori
 Kelemahan kapiler - Berikan informasi tnytang
 Kesalahan informasi kebutuhan nutris

 Kram abdomen - Kolaborasi dengan ahli gizi

 Membran mukosa pucat


Nutrition monitoring
 Nyeri abdomen
Definisi : pengumpulan dan analisa
 Sariawan rongga mulut
data pasien yang berkaitan dengan
 Tonus otot menurun
asupan nutrisi

35
Faktor yang berhubungan Aktivitas :
 Faktor biologis - BB pasien dalam batas normal
 Faktor ekonomi - Monitor turgor kulit

 Gangguan psikososial - Monitor pertumbuhan dan

 Ketidakmampuan makan perkebangan


- Monitor kalori dan intake nutrisi
 Kurang asupan makanan
- Catat jika adanya edema hiperemik,
hipertornik.
- Catat jika lidah berwarna megenta,
scarlet
3.3 Evaluasi.   
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi
b. Gangguan pemenuhan mutrisi kurang dari kebutuhan tubuh terpenuhi
c. Nyeri akut teratasi
d. Gangguan pola istirahat tidur teratasi
e. Kurang pengetahuan terpenuhi

3.4 Discharge Planning


a. Berhenti merokok
b. Banyak minum air putih
c. Berhenti minum alkohol
d. Hindari iritan/ alergi yang dapat memperparah penyakit
e. Tingkatkan imunitas tubuh dengan makanan yang mengandung nutrisi
seimbang oalahraga dan istirahat cukup
f. Jika penyakit bertambah parah, segera konsultasi dengan dokter
(Amin, Hardi 2015)

36
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru-paru yang
biasanya berasal dari suatu infeksi.
Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi
didalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya.
(smeltzer & suzanni C 2002).
Secara umum Bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Organ normal dan
sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan
yang terdiri atas: refleks glotis dan batuk, adnya lapisan mucus, gerakan silia
yang menggerakan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.

3.2 Saran
Agar dalam memberi asuhan keperawatan menjadi lebih efektif,
sebaiknya perawat lebih mengeksplorasi pengetahuannya mengenai penyakit
bronchopneumonia sehingga diharapkan perawat dapat membantu pasien
dalam proses mencapai kesembuhan. Semoga bermanfaat.

37
DAFTAR PUSTAKA

Wong, Donna L, dkk. 2009.Buku Ajar Keprawatan Pediatrik. Jakarta., Buku


Kedokteran EGC

Soeparman, 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta., Balai Penerbit FKUI

Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV.
Jakarta., Balai Penerbit FKUI

Smeltzer, Suzanne C.(2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume


I, Jakarta : EGC

Aminn, Hardi. 2015. Nanda Jilid I. Jogjakarta. Mediaction

http://jtptunimus-gdl-fuffaedgh (29-11-2016) jam 18.00


Nursing Diagnoses Definitions And Classification. 2015/2017
Nursing Outcome Classification 2015/2017
Nursing Intervention Classification 2015/2017

38

Anda mungkin juga menyukai