BAJO
MATA KULIAH
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASIONAL AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui:
Dosen Pembimbing, Mahasiswa, Mahasiswa,
OKEY √
Andi Amran Asriadi, S.P., M.Pd, M.P. Syamsuriadi Samari
NIDN:0919038302 105961101319
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tempe merupakan makanan yang sangat populer dikalangan masyarakat
Indonesia, tempe memiliki gizi yang tinggi dan biasanya dijadikan lauk - pauk
dalam keseharian mayarakat. Tempe disukai oleh semua lapisan masyarakat,
baik lapisan masyarakat berekonomi menengah kebawah maupun masyarakat
berekonomi menengah keatas. Tempe selain harganya lebih murah dibanding
lauk-pauk lainnya, tempe juga memiliki kelebihan lain, yaitu cakupan gizi pada
tempe yang tinggi terutama dalam memenuhi kecukupan kebutuhan
protein.
Pada masa sekarang ini usaha makanan banyak digeluti oleh para
perintis usaha. Hal ini membuktikan bahwa yang sebenarnya adalah makanan
merupakan kebutuhan sehari-hari. Maka dari itu bisnis makanan membuktikan
bahwa makanan merupakan bisnis yang mumpuni dan sekarang, kebanyakan
orang memanfaatkanya sebagai bisnis.
Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi dari
narasumber. Selain itu kami juga ingin menambah pengalaman dan sebagai
bekal masa depan. Hasil pemikiran kami memutuskan untuk mewawancarai
seorang pengusaha ”TEMPE” yang berada di Desa Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu. Dengan terlaksanakanya kegiatan wawancara ini, maka
insya Allah kami telah memenuhi tugas kewirausahaan dengan harapan kami
dapat menambah pengetahuan dan bagi pembaca. Semoga hasil wawancara ini
bermanfaat bagi teman-teman.
B. RUMUSAN MASALAH PRAKTEK
1. Apa saja bahan dan alat yang diperlukan untuk membuat tempe?
2. Bagaimana saja proses pembuatan tempe?
3. Berapa biaya pengeluaran dan keuntungan dari usaha produksi tempe?
1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui bahan dan alat yang diperlukan untuk membuat tempe
2. Untuk mengetahui proses pembuatan tempe
3. Untuk mengetahui berapa biaya pengeluaran dan keuntungan dari usaha
produksi tempe.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kedelai
Kedelai (Glysine max (L) Mer.) merupakan salah satu jenis kacang-
kacangan yang mengandung protein nabati yang tinggi, sumber lemak, vitamin,
dan mineral. Apabila cukup tersedia di dalam negeri akan mampu memperbaiki
gizi masyarakat melalui konsumsi kedelai segar maupun melalui konsumsi
kedelai olahan seperti tahu, tempe, tauco, kecap, susu dan lain sebagainya
(Kerta Atmaja).
Menurut Rukmana kedudukan tanaman kedelai dalam sistemik tumbuhan
(taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polypotales
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub-famili : Papilionoideae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L) Merill. sinonim dengan G. Soya (L.) Siebdan
Zucc. Atau Soya max atau S. hispida.
Kedelai mempunyai kegunaan yang luas dalam tatanan kehidupan
manusia. Penanaman kedelai dapat meningkatkan kesuburan tanah, karena
akar-akarnya dapat mengikat Nitrogen dari udara dengan bantuan bakteri
Rhizobium sp, sehingga unsur nitrogen bagi tanaman tersedia dalam
tanah.Limbah tanaman kedelai berupa brangkasan dapat dijadikan bahan
pupukorganik penyubur tanah. Limbah dari bekas proses pengolahan
kedelai,misalnya ampas tempe, ampas kecap dan lain-lain, dapat
3
dimanfaatkanuntuk bahan makanan tambahan (konsentrat) pada pakan ternak
(Rukmana).
Pengolahan kedelai dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu
dengan fermentasi dan tanpa fermentasi. Pengolahan melalui fermentasi akan
menghasilkan kecap, oncom, tauco dan tempe. Bentuk olahan tanpa melalui
fermentasi adalah yuba, sere, susu kedelai, tahu, tauge dan tepung kedelai
(Kasryno et all)
B. Tempe
Menurut kamus besar bahasa Indonesia tempe adalah makanan yang
dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan menggunakan
kapang rhizopus ("ragi tempe"). Menurut Sarwono tempe kedelai mengandung
protein sekitar 19,5 %. Selain itu, tempe kedelai juga mengandung lemak
sekitar 4 %, karbohidrat 9,4%, vitamin B12 antara 3,9-5 mg per 100 g tempe.
Adanya kandungan vitamin B12 pada tempe, dipandang sebagai sesuatuyang
unik. Vitamin B12 diduga berasal dari kapang yang tumbuh dalam tempe, tapi
ada pula yang mengatakan berasal dari unsur lain. Menurut Curtis et all dalam
Sarwono, vitamin B12 pada tempe diproduksi oleh sejenis bakteri yaitu
klabsiella pneumoniae. Bakteri itu sebetulnya merupakan mikroba
kontaminasi. Vitamin B12 sangat berguna untukmembentuk sel-sel darah
merah dalam tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya anemia (kurang darah)
dan tempe juga banyak mengandung mineral dan fosfor.
Bahan baku utama membuat tempe adalah kacang kedelai jenis kuning.
Daya tahan tempe minim sekali, yaitu paling lama hanya dua hari. Setelah itu
membusuk. Namun, tempe yang membusuk masih dapat diolah menjadi
sayuran atau campuran bumbu sayuran. Karena bahan baku tempe adalah
kacang kedelai maka tempe mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Tempe
yang baik ialah yang tidak banyak campuran-campurannya, misalkan ampas
kedelai, onggok, dan sebagainya. Selain itu, tempe yang baik dibuat dari
kacang kedelai yang tidak busuk dan tidak banyak batu-batu kecilnya, dan
dipilah biji kedelai yang tua serta berkilat dan agak berminyak (Soedjono).
4
Soedjono menyatakan komposisi tempe yang baik adalah sebagai
berikut:
a. Kadar air : ± 66 %
b. Kadar protein : ± 20 %
c. Abu : ±0,9 %
d. Karbohidrat : ± 3,9 %
e. Lemak : ± 9,7 %
f. Warna : putih keabu-abuan.
g. Bau dan rasa : normal
h. Bahan tambahan : bahan pengikat ± 1 % zat warna negatif
Sarwono, tempe mamiliki khasiat terhadap kelangsungan kesehatan
tubuhyaitu :
a. Tempe memiliki karakteristik sebagai makanan bayi yang baik. Selain
pertumbuhan fisik, tempe juga berkhasiat menghindari diare akibat bakteri
enteropatogenik.
b. Tempe mangandung antibiotik alami yang dapat melindungi usus
danmemperbaiki sistem pencernaan yang menyebabkan diare pada anak
balita.
c. Tempe dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan dapat membuat awetmuda
karena mengandung senyawa zat isoflavin yang mempunyaidaya proteksi
terhadap sel hati dan mencegah penyakit jantung.
d. Tempe dapat melangsingkan tubuh karena dapat menghindariterjadinya
penimbunan lemak dalam rongga perut, ginjal, dan dibawahkulit perut.
e. Tempe merupakan hasil fermentasi dan mikroorganisme lain yang tidak
bersifat patogen terhadap keselamatan manusia.
5
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
6
Alamat : Desa Balla, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luw.
Agama : Islam
b. Bendahara
Bendahara dari usaha ini yaitu Ibu Nurhayati yang merupakan istri dari
Bapak Hartono.
c. Karyawan
Karyawan Pak Hartono terdiri dari 5 orang yang membantu Pak Hartono
memproduksi tempe. Karyawan tersebut merupakan masyarakat sekitar
yang memenuhi kriteria yang diinginkan oleh Pak Hartono..
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENGAMATAN PRAKTEK
LAPANG
8
k. Peram bungkusan kedelai, pemeraman apat dilakukan dengan meletakkan
tempe pada rak-rak.
l. Sesudah diperam semalaman, dilakukan penusukan dengan lidi. Tujuannya
agar udara segar dapat masuk ke dalam bahan tempe.
m. Peram lagi semalaman, keesokan harinya tempe yang dibuat telah jadi dan
siap dikonsumsi.
2. Biaya Investasi, Operasional dan Biaya Keuntungan
Biaya investasi
Biaya investasi awal yang digunakan oleh Pak Hartono dalam usaha
ini pada saat memulai usaha yaitu:
a. 1 sak kedelai (50 kg) : Rp 2500/kg = Rp 125.000
b. 3 gr ragi tempe
c. Pastik pembungkus
d. Tepung kanji
e. Arang
Untuk menghitung biaya investasi awal Pak Hartono secara rinci
tidak dapat kami lakukan karena narasumber (pemilik usaha) sudah lupa
dengan modal awal ia memulai usaha ini pada tahun 2010 silam dan harga
satuan dari bahan pun sudah berbeda jauh dengan saat ini.
Biaya Variabel
Untuk satu kali produksi per harinya pak hartoyo dapat
mengolah kacang kedelai untuk di jadikan tempe sebanyak 160 kg per
hari dan untuk biaya produksi usaha tempe ini Pak Hartono mengeluarkan
biaya produksi per harinya sebesar:
a. Kacang kedelai 160 kg X Rp 8.600/kg = Rp 1.376.000 / hari
b. ½ kg ragi tempe = Rp 16.000
c. Plastik 2 kg = Rp 60.000
d. 5 kg tepung kanji = Rp 55.000
e. Arang 1 karung = Rp 50.000
Total biaya produksi tempe per 160 kg = Rp 1.557.000/ hari
9
Jadi untuk 1 bulan maka total biaya produksi yaitu Rp 1.557.000 x 30 =
Rp 46.710.000
Biaya Tetap
Biaya upah tenaga kerja Rp. 1.000.000/orang maka total upah tenaga
kerja/karyawan sebanyak 7 orang yaitu Rp. 7.000.000 dalam 1 bulan.
Biaya makan 500.000/orang total 3.500.000.
3. Keuntungan yang Diperoleh
Untuk satu kali produksi dalam hal ini yaitu setiap hari pak hartoyo
mampu menghasilkan tempe dengan berbagai model kemasan mulai dari
ukuran kecil,menengah dan besar.
Untuk ukuran kecil biasa berisi 8 bungkus per kg ia mampu
mencetak sebanyak 50 kg berarti ia mampu menghasilkan 400 bungkus
tempe ukuran kecil yang dimana harga satuan dari tempe tersebut
yaitu dijual Rp 1500 per bungkus.
Untuk ukuran sedang biasa berisi 5 bungkus per kg,ia mampu
mencetak sebanyak kurang lebih 65 kg berarti ia mampu menghasilkan
325 bungkus tempe ukuran sedang yang dimana harga satuan dari tempe
ukuran sedang itu yaitu Rp 2.500 per bungkus.
Untuk ukuran besar biasa berisi 3 bungkus tempe per kg,ia mampu
mencetak tempe ukuran besar kurang lebih sebanyak 50 kg berarti ia
mampu menghasilkan sebanyak 150 bungkus tempe ukuran besar yang
dihargai sejumlah Rp 4.000 /bungkus.
Jadi total hasil yang diperolah yaitu :
a. Tempe kecil = Rp 1500 x 400 bungkus = Rp 600.000
b. Tempe sedang = Rp 2500 x 325 bungkus = Rp 812.500
c. Tempe besar = Rp 4000 x 150 bungkus = Rp 600.000
Total hasil yang diperoleh sejumlah Rp 2.012.500. Jad untuk 1 bulan maka
total keuntungan yaitu Rp. 60.375.000.
Untuk mengetahui hasil keuntungan bersih dari usaha tempe ini
maka harus dilakukan pengurangan yaitu total keuntungan - biaya
10
produksi – biaya tetap = Rp60.375.000 – Rp46.710.000 – Rp10.500.000 =
Rp 3.165.000/bulan.
4. Kendala Usaha Pembuatan Tempe Kedelai
Setiap usaha pasti menghadapi kendala, begitu pula dengan usaha
pembuatan tempe kedelai. Permasalahan utama yang dihadapi oleh perajin
tempe kedelai di Desa Balla adalah tingginya harga kedelai yang
digunakan sebagai bahan baku. Tingginya harga kedelai mengakibatkan
keuntungan yang akan diperoleh perajin akan berkurang, karena perajin
tidak dapat menaikkan harga jual tempe. Untuk mengatasi masalah
tersebut, maka perajin tempe akan mengurangi jumlah kedelai setiap
bungkusnya.
11
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Usaha sumber baru industri tempe sudah berdiri sejak tahun 2010 dan
kini telah berusia 12 tahun dibawah kendali Pak Hartono, SDM yang
digunakan dalam usaha ini yaitu Pak Hartono 5 orang karyawan yang
merupakan masyarakat sekitar. Usaha tempe ini sangat menjanjikan hasilnya
bisa mencapai laba sebesar Rp 455,500 per satu kali siklus produksi.
Sumber baru industri tempe milik Bapak Hartono terletak di Desa Balla,
Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu. Bahan untuk pengolahan tempe ini cukup
sederhana yaitu kacang kedelai, ragi, tepung kanji, plastik pembungkus tempe,
dan arang.
B. SARAN
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna. Maka
kedepannya penyusun akan lebih fokus dalam menjelaskan tentang laporan
diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung
jawabkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://ardiadnyana.blogspot.com/2020/07/laporan-kewirausahaan-
hasilwawancara.html
https://kwrausahaan.blogspot.com/2015/05/laporan-wawancara-dengan-
seorang.tml?m=1.
13
14
L
N
Lampiran 1
DOKUMENTASI
Lampiran 2
KUESIONER INDVIDU
Identitas Responden
Nama : Hartono
Umur : 60 Tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : Desa Balla, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu
Jumlah anggota keluarga : 4 Orang
Lama kegiatan usaha : 12 Tahun
B. PRODUKSI
1. Apakah produk yang diproduksi sudah memiliki merk kusus
Jawab: Belum
2. Mengapa anda menggunakan merk khusus
Jawab: -
3. Apaka ada perbedaan kemasan
Jawab: Tidak ada
4. Kapan perusahaan melakukan proses produksi
Jawab: Sejak Tahun 2010
5. Apaka saat hari-hari khusus anda meningkatkan atau menurunkan jumlah
produksi
Jawab: Tidak pernah
6. Berapa banyak produk yang diberikan dalam satu kali produksi
Jawab: Tempe kecil 400 bungkus, Tempe sedang, dan Tempe besar 150
bungkus.
7. Berpa banyak pengambilan bahan baku dalam setiap pemesanan
Jawab: 160 kg kedelai
8. Apa saja fasilitas yang digunakan untuk proses produksi
Jawab: bangunan, dan listrik.
9. Apaka dalam setiap proses produksi, asil produk anda selalu terjual habis
Jawab: Ya
10. Berapa bulan sekali perusaaan melakukan proses produksi
Jawab: setiap hari, kecuali saat hari raya idul fitri dan id adha.
11. Dimana lokasi produksi perusaaan
Jawab: Desa Balla, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu.
12. Mengapa anda memili lokasi tersebut
Jawab: Karena lokasi tersebut merupakan rumah saya jadi tidak perlu
untuk mengeluarkan biaya sewa bangunan.
13. Apa saja bahan baku yang digunakan untuk menciptakan produk
Jawab:
a. Kacang kedelai 160 kg X Rp 8.600/kg = Rp 1.376.000 / hari
b. ½ kg ragi tempe = Rp 16.000
c. Plastik 2 kg = Rp 60.000
d. 5 kg tepung kanji = Rp 55.000
e. Arang 1 karung = Rp 50.000
14. Dari mana anda mendapat bahan baku tersebut
Jawab: Petani kedelai dan bahan lainnya di dapatkan dari pasar
15. Apakah pernah mengalami kendala dalam mendapatkan bahan baku
Jawab: iya, terkadang bahan bakunya susah untuk didapatkan khususnya
kacang kedelai
16. Bagaimana proses produksi produk yang dihasilkan perusahaan
Jawab:
a. Agar benar-benar mendapatkan biji kedelai yang bagus, dilakukan
penyortiran. Caranya tempatkan biji kedelai pada tampah, kemudian
ditampi.
b. Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir.
c. Biji kedelai yang sudah bersih ke dalam panci berisi air, kemudian
direbus selama 30 menit atau sampai mendekati setengah matang.
d. Kedelai yang sudah direbus direndam selama semalam hingga
menghasilkan kondisi asam.
e. Keesokan harinya, kulit arinya dikupas. Caranya, kedelai dimasukkan
ke dalam mesin penggiling hingga kulit arinya terpisah dengan biji
kedelainya dan kedelai terbagi menjadi 2 keping.
f. Keping kedelai dicuci sekali lagi, dengan cara yang sama seperti
mencuci beras yang hendak ditanak.
g.Keping kedelai dimasukkan ke dalam dandang lalu ditanak, mirip
seperti menanak nasi.
h. Setelah matang, angkat, lalu dihamparkan tipis-tipis di atas tampah.
Ditunggu sampai dingin, airnya menetes habis, dan keping kedelai
mengering.
i. Proses selanjutnya adalah menambahkan ragi. Pemberian ragi dan
tepung kanji pada kedelai dicampurkan sambil diaduk hingga merata.
j. Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi
menggunakan plastik.
k. Peram bungkusan kedelai, pemeraman apat dilakukan dengan
meletakkan tempe pada rak-rak.
l. Sesudah diperam semalaman, dilakukan penusukan dengan lidi.
Tujuannya agar udara segar dapat masuk ke dalam bahan tempe.
m. Peram lagi semalaman, keesokan harinya tempe yang dibuat telah jadi
dan siap dikonsumsi.
17. Apaka pernah mengalami kegagalan dalam proses produksi
Jawab: Tidak pernah
18. Biaya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk proses produksi
Jawab:
a. Kacang kedelai 160 kg X Rp 8.600/kg = Rp 1.376.000 / hari
b. ½ kg ragi tempe = Rp 16.000
c. Plastik 2 kg = Rp 60.000
d. 5 kg tepung kanji = Rp 55.000
e. Arang 1 karung = Rp 50.000
Total biaya produksi tempe per 160 kg = Rp 1.557.000/ hari
Jadi untuk 1 bulan maka total biaya produksi yaitu Rp 1.557.000 x 30 = Rp
46.710.000
Ditambah dengan biaya pembayaran karyawan Rp. 1.000.000/karyawan,
dengan 500.000 uang konsumsi/bulan
19. Kemana saja anda menjual produk
Jawab: Pasar dan Agen serta mayarakat sekitar
20. Mengapa anda memilih pemasaran dilokasi lokasi tersebut
Jawab: karena lokasi tersebut merpakan lokasi srategis untuk melakukan
penjualan
21. Berapa harga produk yang anda tawar
Jawab
22. Jika terjadi kenaikan harga bahan baku, apa saja langka untuk
mengatasinya
Jawab: mengurangi ukuran produksi perkemasan
23. Apakah terdapat perubahan harga jual produk saat terjadi perubahan
keadaan harga bahan baku
Jawab: tidak, saya hanya mengurangi ukuran produksi tempe
perkemasannya.
24. Bagaiaman cara anda menetapkan harga produk
Jawab: berdasarkan ukuran yaitu kecil, sedang dan besar.
25. Apa saja kendala yang pernah anda adapi dalam proses produksi
Jawab: terkadang harus kedelai kurang dan kadang juga harganya
melonjak pada waktu tertentu.
26. Bagaimana anda mengatasi permasalahan tersebut
Jawab: mencari penjual kedelai lainnya melalui marketplace FB, dan untuk
ketika harga kedelai naik maka saya mengurangi ukuran tempe.