Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CERVICAL CANCER LITERACY

PADA WANITA USIA SUBUR

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi S1 Keperawatan

Oleh

APRILIA SUCIANTI

218091

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

PPNI JAWA BARAT

BANDUNG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker adalah tumor ganas yang mematikan didunia. Kanker dapat disebabkan
karena adanya pertumbuhan sel yang tidak normal yang bisa menyebar ke organ
tubuh lainnya. Kanker serviks adalah penyakit yang ada pada organ reproduksi
wanita yang ditimbulkan oleh virus HPV (Lailla, Nisak at al, 2021). Kanker serviks
merupakan suatu penyakit keganasan yang terjadi pada leher rahim yang
mengakibatkan terjadinya pertumbuhan sel yang abnormal sehingga sel disekitarnya
tidak dapat berfungsi dengan baik, Dapat terjadinya pendarahan dan keluar cairan dari
vagina yang abnormal.(Hamdayani & Suryani, 2021). Kanker serviks merupakan
suatu penyakit yang ditandai dengan tumbuhnya sel diorgan repsoduksi (Lehe Rahim)
yang tidak normal (Ge’e, Lebuan, & Purwarini, 2021).
Di dunia kanker serviks merupakan kanker yang menempati urutan keempat
dengan jumlah mencapai 528.000 kasus kanker serviks terjadi pada setiap tahunnya,
dan kasus kematian mencapai 266.000. Sekitar 87% kasus kematian akibat kanker
serviks terjadi dinegara berkembang seperti Afrika Timur, Malaysia, Afrika Tengah
(Tiraki & Yılmaz, 2018). Menurut WHO 2019 kanker serviks menjadi masalah yang
serius didunia, Lebih dari 300.000 kasus wanita meninggal dunia setiap tahunnya.
Menurut data WHO 2018 diindonesia kasus kanker serviks mencapai 32.469 dan
sekitar 26 wanita meninggal setiap harinya. Menurut data dari kemenkes RI 2018
kanker serviks diindonesia menempati urutan kedua yang menyerang pada wanita
usia 15-44 tahun. Kasus kanker serviks mencapai 23,4 per 100.000 penduduk dengan
jumlah kematian sekitar 13,9 per 100.000 penduduk (Dewi, Purnami, & Heri, 2021).
Pada tahun 2018 Sekitar 570.000 kasus atau 6,6% dari semua kanker pada wanita.
Menurut GLOBOCON (Global Burden Of Cancer Study) dari WHO di Indonesia
pada tahun 2020 jumlah kasus kanker mencapai 396.914 dan kasus kematian
mencapai 234.511. Sedangkan kanker serviks menjadi kanker yang memiliki kasus
tertinggi kedua di Indonesia dengan jumlah kasus mencapai 36.633 atau sekitar 9,2%
(Burden & Study, 2020).
Meningkatnya kejadian kanker leher rahim di Indonesia maka perlu
dilakukannya pencegahan ataupun melakukan deteksi dini. Pencegahan kanker
serviks bisa dilakukan dengan cara tidak melakukan hubungan seksual dibawah umur
17 tahun, tidak melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan,
menjaga kebersihan alat reproduksi, deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan
dengan skrining tes Inspeksi Asam Asetat, ,melakukan vaksinasi HPV, melakukan tes
Pap smear. Kanker serviks adalah kanker yang dapat dicegah pada stadium awal
dengan melakukan skrining, pada wanita yang akrif melakukan seksual skrining harus
dilakukan setiap 3 tahun (Bazaz, Shahry, Latifi, & Araban, 2019).
Kurangnya pengetahuan terhadap kanker serviks dan ketidakikutsertaan dalam
melakukan deteksi dini menyebabkan 70% wanita mulai melakukan pemeriksaan
medis ketika kanker sudah ada di kondisi yang parah. Kesadaran wanita usia subur
dalam melakukan deteksi dini kanker serviks masih dianggap menjadi hal yang tabu,
keanyakan wus tidak melakukan deteksi dini karena merasa malu dan enggan untuk
memeriksa. Tingkat kesadaran wanita usia subur terhadap kanker serviks masih
rendah (Khulafa’ur Rosidah & Kusuma Ningrum, 2019). Wanita usia subur
merupakan perempuan yang berusia 15-49 tahun, pada usia tersebut dikategorikan
sebagai usia yang reproduktif. Wanita usia subur adalah wanita yang sudah menikah,
belum menikah, ataupun janda, sudah memiliki organ reproduksi yang berfungsi
dengan baik (Arsitasari, 2019).
Kepatuhan yang buruk atau ketidakikutsertaan wus dalam melakukan deteksi dini
kanker dikaitkan dengan rendahnya literasi kesehatan. Menurut WHO literasi
kesehatan merupakan keterampilan kognitif dan social yang menentukan motivasi
dan kemampuan individu dalam mengakses informasi untuk mempertahankan
kesehatannya.Literasi kesehatan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
meningkatkan pengetahuan agar dapat berpartisipasi lebih baik secara social ataupun
ekonomi. Literasi kesehatan kanker merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
mencari, memahami, dan mendapatkan informasi kesehatan. Seseorang yang
memiliki tingkat literasi yang kurang tidak memiliki pengetahuan tentang pencegahan
dan deteksi dini terhadap kanker (Bazaz et al., 2019). Literasi kesehatan merupakan
salah satu tingkat kemampuan seseorang dalam mendapatkan, memproses dan
memahami suatu informasi kesehatan dan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan segala keputusan yang menyangkut pada kesehatannya. Tingkat
literasi yang rendah berkaitan dengan pengetahuan yang kurang seperti tindakan
pencegahan, perawatan diri atau pengobatan. (Sahroni, Anshari, & Krianto, 2019).
Literasi kesehatan dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam membaca dan
menulis. Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang dalam mencari,
memahami dan menggunakan informasi kesehatan. Literasi kesehatan didefinisikan
dalam tiga tingkatan yaitu pertama literasi kesehatan fungsional yang merupakan
kemampuan kognitif membaca dan menulis untuk membantu seseorang dalam
memahami informasi kesehatan. Yang kedua literasi kesehatan interaktif dimana
kognitif tingkat lanjut dan keterampilan social menunjukan seseorang dapat
mengambil peran dalam membuat keputusan terhadap kesehatannya. Yang terakhir
adalah literasi kesehatan kritis yang mengacu terhadap kemampuan kognitif yang
lebih maju, seseorang dapat menilai informasi kesehatan secara kritis dan mengambil
keputusan yang tepat (Jatho, Bikaitwoha, & Mugisha, 2020).
Penelitian tentang literasi kesehatan pada saat ini di asia tenggara masih terbatas.
Negara Negara maju seperti Negara USA, Kanada, dan Australia sekarang sudah
menerapkan visi untuk meningkatkan literasi kesehatan (parnell, 2019). Penelitian
tentang literasi di Indonesia masih terbatas, namun di luar negri sudah ditemukan
hubungan antara literasi kesehatan yang rendah dengan pengetahuan. Penelitian yang
dilakukan di iran menunjukan hasil bahwa 47,2% masyarakatnya memiliki literasi
yang rendah. Dengan beberapa faktor yaitu pendidikan, pekerjaan, pendapatan. Dan
mendapatkan hasil yang signifikan antara pendapatan, waktu belajar dengan literasi
kanker serviks (Bazaz et al., 2019). Menurut penelitian yang dilakukan di Uganda
timur faktor yang mempengaruhi literasi kanker serviks adalah social budaya dan
tingkat pendidikan. Menunjukan hasil (p= 0,044<0,05) adanya pengaruh yang
signifikan antara tingkat pendidikan dengan literasi kanker serviks (Jatho et al.,
2020). Penelitian yang dilakukan (Wahyuningsih, 2019) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat menunjukan hasil adanya pengaruh usia
terhadap literasi kesehatan, adanya engaruh pendidikan terhadap literasi kesehatan,
dan adanya pengaruh pekerjaan dengan literasi kesehatan.
Berdasarkan penelitian terdahulu tentang literasi kesehatan, namun masih
terbatasnya penelitian tentang literasi kanker serviks maka peneliti tertarik untuk
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi literasi kanker serviks pada wanita usia
subur

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas berbagai factor yang mempengaruhi wanita usia
subur pada literasi kanker serviks , maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut:
Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi litersi kanker serviks pada wanita usia subur.

1.3 Tujuan penelitian


1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi literasi
kanker serviks pada wanita usia subur.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian ini :
1. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia, tingkat pendidikan,
pekerjaan, pendapatan
2. Mengetahui hubungan faktor pendukung (usia, tingkat pendidikan, pengetahuan)
dengan literasi kanker servkiks pada wanita usia subur
3. Mengetahui hubungan faktor pemungkin (akses informasi) dengan literasi kanker
serviks pada wanita usia subur
4. Mengetahui faktor yang paling mempengaruhi literasi kanker serviks pada wanita
usia subur

1.4 Manfaat penelitian


1. Manfaat akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan bagi mahasiswa atau
pembaca tentang faktor-faktor yang mempengaruhi literasi kanker serviks pada wanita
usia subur
2. Manfaat bagi praktisi
a. Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru dalam keilmuan
b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi literasi kanker serviks pada wanita usia subur.
DAFTAR PUSTAKA

Arsitasari, R. (2019). Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Iud Di Gunungbutak
Gunungkidul 2019.
Bazaz, M., Shahry, P., Latifi, S. M., & Araban, M. (2019). Cervical Cancer Literacy in Women
of Reproductive Age and Its Related Factors. Journal of Cancer Education, 34(1), 82–89.
https://doi.org/10.1007/s13187-017-1270-z
Burden, G., & Study, C. (2020). Ini Jenis Kanker yang Paling Banyak Diderita Penduduk
Indonesia.
Ge’e, M. E., Lebuan, A., & Purwarini, J. (2021). Hubungan antara Karakteristik, Pengetahuan
dengan Kejadian Kanker Serviks. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(2), 397–404.
https://doi.org/10.31539/jks.v4i2.1668
Hamdayani, D., & Suryani, U. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Kanker Serviks Pada Pasien Dengan Masalah Gynekologi Di Poliklinik Kebidanan. Jurnal
Keperawatan, 13(2), 213–226.
Jatho, A., Bikaitwoha, M. E., & Mugisha, N. M. (2020). Socio-culturally mediated factors and
lower level of education are the main influencers of functional cervical cancer literacy
among women in Mayuge, Eastern Uganda. Ecancermedicalscience, 14.
https://doi.org/10.3332/ECANCER.2020.1004
Khulafa’ur Rosidah, L., & Kusuma Ningrum, K. (2019). Hubungan Pengetahuan Wanita Usia
Subur Tentang Kanker Serviks Dengan Minat Melakukan Pap Smear Di Rt 16 Kelurahan
Blabak Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Jurnal Kebidanan, 6(2), 122–130.
https://doi.org/10.35890/jkdh.v6i2.41
Lailla, S. N., Nisak, R., Maimunah, S., Keperawatan, A., & Kabupaten, P. (2021). Hubungan
Pengetahuan dengan Perilaku Wanita Usia Subur (Wus) dalam Deteksi Dini Kanker
Serviks di Dusun Tejo Desa Keraskulon. 8(2), 80–89.
Sahroni, S., Anshari, D., & Krianto, T. (2019). Determinan Sosial Terhadap Tingkat Literasi
Kesehatan Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kota Cilegon. Faletehan Health Journal,
6(3), 111–117. https://doi.org/10.33746/fhj.v6i3.94
Tiraki, Z., & Yılmaz, M. (2018). Cervical Cancer Knowledge, Self-Efficacy, and Health Literacy
Levels of Married Women. Journal of Cancer Education, 33(6), 1270–1278.
https://doi.org/10.1007/s13187-017-1242-3
Wahyuningsih, T. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Kesehatan Masyarakat Di
Puskesmas Banguntapan I Bantul D.I.Y. Jurnal Manajemen Informasi Dan Administrasi
Kesehatan (JMIAK), 2(1), 26–31. https://doi.org/10.32585/jmiak.v2i01.447

Anda mungkin juga menyukai