Anda di halaman 1dari 4

21.

Bentuk-Bentuk Koperasi di Indonesia

1. Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi merupakan koperasi yang menyediakan berbagai barang konsumsi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tujuan koperasi konsumsi adalah memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari bagi anggota
dengan harga dan mutu yang layak.

Misalnya ada koperasi yang menyediakan sembako, peralatan sekolah, dan yang lainnya.

2. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang menyediakan layanan simpan dan pinjam.

Koperasi simpan pinjam menerima uang simpanan atau tabungan dari anggota dan uang yang
terkumpul bisa dipinjamkan pada anggota koperasi.

Peminjaman ini memiliki aturan yang tidak memberatkan anggota koperasi.

3. Koperasi Produksi

Koperasi produksi merupakan koperasi yang menyediakan bahan baku produksi dan
menyalurkan hasil produksi anggotanya.

Anggota koperasi produksi merupakan produsen atau pengusaha.

Contoh anggota koperasi seperti produsen batik, produsen tahu dan tempe, dan peternak sapi
perah.

4. Koperasi Jasa

Koperasi jasa merupakan jenis koperasi yang menyediakan layanan atau jasa tertentu bagi
anggotanya.

Contoh koperasi jasa misalnya koperasi yang menyediakan layanan angkutan umum.

5. Koperasi Serbausaha

Koperasi serbausaha merupakan operasi yang mengelola berbagai jenis usaha.Usaha yang
dikelola koperasi contohnya penyediaan barang konsumsi, simpan pinjam, penyediaan bahan
bakau, dan penyaluran hasil produksi.

22. Cara menghargai kegiatan usaha ekonomi antara lain sebagai berikut.

1. Menumbuhkan persaingan usaha yang sehat dalam kegiatan perekonomian.


2. Menghormati usaha ekonomi orang lain dengan tidak iri atas keberhasilannya.
3. Menjunjung tinggi setiap jenis pekerjaan yang dilakukan orang lain.
4. Meneladani keberhasilan orang lain dengan meniru sikap positif orang tersebut.
23. Terdapat 2 penyebab umum datangnya para penjajah ke Indonesia, yaitu faktor eksternal
dan internal. Faktor ekternal adalah kondisi yang terjadi di eropa sehingga memungkinkan
terjadinya penjajahan di Indonesia. Sedangkan faktor internal adalah kondisi dalam negeri
yang kurang menyadari persatuan dan kesatuan sehingga memungkinkan bangsa asing datang
di Indonesia.

Dari faktor ekternal meliputi :

1.      Berkembangnya kenyakinan dan kebenaran ajaran Copernicus (bahwa bumi itu bulat
tidak datar)

2.      Berlangsungnya zaman renaissance di eropa (berkembangnya zaman kebebasan)

3.      Berkembangnya kekuasaan islam di daerah afrika utara dan constatinopel.

4.      Semangat reconquesta (perang salib yaitu semangat untuk menaklukkan bangsa-bangsa


yang pernah mengalahkan mereka.

5.      Ambisi mencari kekayaan, kejayaan dan penyebaran agama nasrani (gold, glory dan
gospel).

6.      Adanya perjanjian Tordessilas (pembagian wilayah spanyol dan portugis menurut garis
khayal, sebelah barat masuk wilayah spanyol, sedangkan sebelah timur di kuasai oleh
portugis).

Dari faktor internal, meliputi :

1.      Kontak hubungan perdagangan, niat baik bangsa Indonesia di manfaatkan pihak asing
untuk mengusai perdagangan (monopoli)

2.      Penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga menjadi tempat tujuan para bangasa asing
untuk dating ke Indonesia.

3.      Belum adanya sifat persatuan dan kesatuan (kedaerahan masih kental).

24. Peranan Tokoh

1. Pangeran Diponegoro
Memimpin Perang Diponegoro. Keberanian dan jiwa kepimpinan yang tinggi.

2. Cut Nyak Dien


Perlawanan terhadap Belanda ketika meletusnya Perang Aceh.
Rela berkorban dan setia pada perjuangan.

3. Pattimura
Perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Kewibawaan dan kepandaian dalam berstrategi.

4. Tuanku Imam Bonjol


Membuat Belanda kewalahan ketika Perang Padri.
Keberanian dan tabah. meski diasingkan Belanda.

5. Sultan Hasanudin
Menentang monopoli perdagangan VOC

Keberaniaan dan kesetiaan membela Kerajaan Gowa.


Peristiwa Rengasdengklok

Kamar peristirahatan Bung Karno di rumah Djiaw Kie Siong.

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh


sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari
perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa
ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan terjadinya
kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta
Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan
dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.[1]
[2]

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian.
Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk
merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan
karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung
Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di Lapangan IKADA (yang
sekarang telah menjadi Lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.
Pegangsaan Timur No. 56. Akhirnya, dipilihlah rumah Bung Karno karena di
Lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan
diselenggarakan, sehingga tentara-tentara Jepang sudah berjaga-jaga, untuk
menghindari kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks
proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Teks
Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong. Bendera Merah
Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16
Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk
berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di
Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian
Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno,
Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan
Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan
Timur No. 56. Pada tanggal 16 Agustus tengah malam rombongan tersebut sampai
di Jakarta.
Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi
dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik
oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya
diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr.
Hermann Kandeler.[3]
Latar belakang

Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar
proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan
agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai
badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh.
Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila
kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia,
menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu
lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus.
Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala
ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan
disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno
karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.

Anda mungkin juga menyukai