Anda di halaman 1dari 14

Elastisitas jangka Pendek dan

Jangka Panjang
2.5 ELASTISITAS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Demand

Figure 2.13
(a)Gasoline: Kurva demand jangka
pendek (SR) dan jangka panjang (LR)

Pada jangka pendek, kenaikan harga


tidak terlalu mempengaruhi jumlah
permintaan.
- Mis: Pemakai kendaraan hanya
mengurangi jarak tanpa mengganti
tipe kendaraan

Pada jangka panjang, kenaikan harga


memberikan pengaruh yang lebih
besar terhadap konsumsi.
- Mis: pengendara mengganti
kendaraan yang lebih irit bensin.

Permintaan bensin lebih elastis pada


jangka panjang.
2.5 ELASTISITAS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Demand
Demand dan Durabilitas
Figure 2.13
(b) Otomobil: Kurva Demand jangka
pendek (SR) dan jangka panjang (LR)

Pada jangka pendek, jika harga mobil


baru naik maka awalnya konsumen
tidak akan membeli mobil baru.
Jumlah permintaan turun drastis.

Pada jangka yang lebih lama, mobil


lama sudah usang dan harus diganti,
walaupun harga mobil baru naik, tetap
ada permintaan.
Kenaikan harga tidak lagi
mempengaruhi jumlah permintaan.

Demand, tidak lagi elastis pada


jangka panjang (kebalikan kasus
bensin).
2.5 ELASTISITAS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Demand
Elastisitas akibat Pendapatan

Elastisitas demand akibat pendapatan juga berbeda pada


jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk kebanyakan barang dan jasa – makanan, minuman,
bahan bakar, hiburan, dll – elastisitas demand akibat
pendapatan secara jangka panjang akan lebih besar daripada
secara jangka pendek.

Untuk barang tahan lama berlaku kebalikannya. Elastisitas


demand akibat pendapatan secara jangka pendek lebih besar
daripada secara jangka panjang.
2.5 ELASTISITAS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Supply
Supply dan Durabilitas
Figure 2.16
Copper: Kurva Supply Jangka
Pendek (SR) dan Jangka Panjang
(LR)

Seperti barang pada


umumnya, supply bagi timah
(copper) lebih elastis pada
jangka panjang.
Jika harga naik, perusahaan
sebenarnya ingin manaikkan
produksi akan tetapi terbatas
pada sumber daya pada
jangka pendek.
Pada jangka panjang,
perusahaan dapat
meningkatkan kapasitas
produksinya dan menambah
produksi.
2.5 ELASTISITAS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Figure 2.17

Harga Kopi Brazil

Ketika terjadi
kekeringan di Brazil,
harga kopi Brazil
meningkat tajam.
Harga akan jatuh lagi
setelah beberapa
tahun, setelah terjadi
penyesuaian demand
dan supply.
2.5 ELASTISITAS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Figure 2.18

Supply dan Demand untuk Kopi

(a) Kekeringan di Brazil


menyebabkan supply
berkurang (pada semua
harga), kurva supply
bergeser ke kiri.

Pada jangka pendek supply


tidak elastis: hanya
sejumlah tertentu kopi yang
dapat dipanen.
Demand juga tidak elastis
pada jangka pendek.
Konsumen belum merubah
kebiasaan minum kopi
mereka.
Harga naik tajam dari P0 ke P1.
2.5 ELASTISITAS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Figure 2.18

Supply dan Demand Kopi

(b) Pada jangka


menengah, supply dan
demand lebih elastis
(sudah terjadi
penyesuaian)

Harga mulai turun ke P2.


2.5 ELASTISITAS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Figure 2.18

Supply dan Demand Kopi

(c) Pada jangka panjang


supply menjadi sangat
elastis, karena sudah
ada pohon kopi
tambahan yang dapat
dipanen.

Harga kembali keP0.


2.6 MEMAHAMI DAN MEMPREDIKSI EFEK DARI PERUBAHAN
KONDISI PASAR

Figure 2.19
Mencocokkan Kurva Supply dan
Demand Linier Pada data

Jika diketahui data harga dan


jumlah kesetimbangan (P* dan
Q*), demikian pula nilai
elastisitas demand dan supply
ED and ES,

Maka parameter bagi fungsi


supply dan demand dapat
ditentukan (sebagai solusi),
dan dapat digunakan untuk
menganalisis kondisi pasar.
2.6 UNDERSTANDING AND PREDICTING THE
EFFECTS OF CHANGING MARKET CONDITIONS

Demand: Q = a − bP (2.5a)

Supply: Q = c + dP (2.5b)

Step 1:

E = (P/Q)(ΔQ/ΔP)
Demand: ED = −b(P*/Q*) ↔ b= -ED(Q*/P*) (2.6a)

Supply: ES = d(P*/Q*) ↔ d= -ES(Q*/P*) (2.6b)

Step 2:
a = Q* + bP*
c=Q* − dP* (2.7)
2.7 EFEK DARI INTERVENSI PEMERINTAH
KONTROL HARGA

Figure 2.24

Efek dari Kontrol Harga

Tanpa kontrol harga, pasar


mencapai kesetimbangan pada
P0 dan Q0.

Jika harga diatur supaya tidak


boleh lebih mahal daripada
Pmax, jumlah yang ditawarkan
akan jatuh pada Q1, padahal
jumlah permintaan meningkat
di Q2, terjadi kekurangan
(shortage).
2.7 EFEK DARI INTERVENSI PEMERINTAH
KONTROL HARGA

Figure 2.25
Price of Natural Gas
2.7 EFEK DARI INTERVENSI PEMERINTAH
KONTROL HARGA

Pada pasar bebas, harga gas alam adalah $6.40 per mcf (thousand cubic
feet). Produksi dan konsumsi dari gas pada harga ini adalah 23 Tcf (trillion
cubic feet). Rata – rata harga minyak mentah (yang mempengaruh supply
dan demand gas alam) sebesar $50 per barrel.

Supply: Q = 15.90 + 0.72PG + 0.5PO


Demand: Q = – 10.35 – 0.18PG + 0.69PO
Misalkan pemerintah mengatur harga gas alam tidak boleh lebih dari $3.00
per mcf, maka dengan mensubtitusi PG di kedua persamaan dengan harga
tersebut (harga minyak PO, ditetapkan pada $50) akan diperoleh jumlah
penawaran 20.6 Tcf dan jumlah permintaan 23.6 Tcf.
Kontrol harga menimbulkan excess demand sebesar:
23.6 − 20.6 = 3.0 Tcf.

Anda mungkin juga menyukai