ECON6098
Business Economics
Week 2
OUTLINE MATERI :
2.1.1. Penawaran
2.1.1.1. Kurva Penawaran
Jumlah penawaran (quantity supplied) adalah banyaknya barang atau jasa yang bersedia
dijual oleh penjual. Hubungan antara harga dan jumlah penawaran berhubungan positif, yaitu
jika harga tinggi, dengan faktor lain tetap (cateris paribus) maka jumlah barang ditawarkan
akan naik demikian sebaliknya jika harga rendah maka jumlah barang yang ditawarkan akan
turun. Hubungan antara jumlah penawaran dan harga ini disebut dengan hukum penawaran
(law of supply).
Tabel 2.1. menunjukkan hubungan antara harga barang dan jumlah penawaran dengan
asumsi semua hal lain yang dapat memengaruhi harga jual tetap.
Kurva Penawaran (supply curve) merupakan kurva yang menunjukkan hubungan jumlah
komoditi per satuan waktu yang akan dihasilkan dan dijual di pasar dengan harga satuan dari
komoditi tersebut. Kurva penawaran menyatakan berapa banyak produsen bersedia menjual
2.1.2. Permintaan
Jumlah permintaan (quantity demanded) adalah jumlah barang yang ingin dibeli oleh
konsumen dan ia mampu untuk membayarnya. Hukum permintaan (law of demand)
menyebutkan bahwa jumlah permintaan barang menurun ketika harga naik, dengan faktor
selain harga dianggap tetap, dan meningkat ketika harga turun. Hal ini dapat diartikan bahwa
permintaan berbanding terbalik dengan harga atau memiliki hubungan negatif. Untuk
mempermudah, dibuat daftar permintaan dalam tabel yang menunjukkan hubungan antara
harga suatu barang dengan jumlah permintaan dengan asumsi faktor lain yang memengaruhi
konsumen dalam membeli barang tersebut tidak berubah.
2.1.3. Keseimbangan
Titik keseimbangan atau equilibrium adalah situasi ketika harga telah mencapai
tingkat saat jumlah permintaan barang sama dengan jumlah penawaran. Harga pada titik ini
disebut dengan harga keseimbangan.
Gambar 2.5 menunjukkan keseimbangan permintaan dan penawaran benih rape, yaitu dengan
jumlah benih rape 7.000 ton dan harga €2.
Bagaimana jika harga pasar berada di atas atau di bawah harga keseimbangan? Hal ini
dapat dijelaskan melalui kurva permintaan penawaran seperti ditunjukkan pada Gambar
2.6.(a) dan 2.6 (b).
Gambar 2.6(a) menunjukkan harga pasar di atas harga keseimbangan sehingga terjadi surplus
dan Gambar 2.6(b) menunjukkan harga pasar berada di bawah harga keseimbangan.
- Surplus
• Ketika harga > harga Ekuilibrium, maka kuantitas yang ditawarkan> kuantitas
yang diminta
• Ada kelebihan penawaran atau surplus
- Kekurangan
• Ketika harga < harga ekuilibrium, maka kuantitas yang diminta> jumlah yang
ditawarkan
• Ada kelebihan permintaan atau kekurangan
Pemasok akan menaikkan harga karena terlalu banyak pembeli membeli terlalu sedikit
barang, sehingga bergerak ke arah ekuilibrium.
2.2. Elastisitas
Elastisitas adalah ukuran seberapa jauh para pembeli dan penjual bereaksi terhadap
perubahan-perubahan kondisi yang terjadi di pasar. Konsep elastisitas ini akan
memungkinkan kita menganalisis penawaran dan permintaan secara lebih tajam. Elastisitas
atau besar kecilnya perubahan dinyatakan dalam koefisien atau angka elastisitas dengan
symbol E.
Elastisitas harga dari penawaran mengukur kepekaan produsen terhadap perubahan harga.
Rumus :
(𝑄𝑆1 − 𝑄𝑆0 )
𝑄𝑆0 ∆𝑄 𝑃
𝐸𝑠 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 ×
(𝑃1 − 𝑃0 ) ∆𝑃 𝑄
𝑃0
Dimana
ΔQ : perubahan jumlah penawaran
ΔP : perubahan harga barang
P : harga barang mula-mula
Bisa dilihat bahwa hasil menunjukkan nilai negative (-12). Namun nilai negatif ini diabaikan
dalam menghitung koefisien elastisitas. Nilai koefisien permintaan sapu adalah 12. Artinya,
perubahan harga sebanyak 1 % menyebabkan perubahan permintaan sebanyak 12 %.
(QDX 1 − QDX 0 )
Q / Q I Q
QDX 0 EI = =
EI = atau I / I Q I
( I1 − I 0 )
I0
Barang normal terdiri dari dua kelompok barang, yaitu barang kebutuhan pokok dan barang
mewah. Barang kebutuhan pokok dan barang mewah memiliki elastisitas permintaan yang
positif. Namun, keduanya berbeda dalam hal respon terhadap perubahan pendapatan. Produk
mewah relatif lebih elastis daripada kebutuhan. Barang kebutuhan pokok relatif kurang
responsif terhadap perubahan pendapatan konsumen. Pada saat pendapatan konsumen
meningkat, permintaan untuk barang-barang ini meningkat tetapi dengan persentase yang
lebih rendah.
Sedangkan barang inferior memiliki elastisitas permintaan terhadap pendapatan bernilai
negatif, karena perubahan pendapatan dan perubahan jumlah barang yang dibeli bergerak ke
arah yang berlawanan, yaitu ketika pendapatan naik, permintaan akan turun.
Jika kenaikan harga suatu komoditi mengakibatkan kenaikan permintaan komoditi lain, maka
nilai elastisitas harga silangnya adalah positif, dan kedua komoditi tersebut bersubstitusi. Jika
kenaikan harga suatu komoditi menyebabkan penurunan permintaan komoditi yang lain,
maka nilai elastisitas harga silangnya adalah negatif, dan kedua komoditi tersebut dikatakan
memiliki hubungan komplementer.
2.3.2. Pajak
Semua pemerintahan menggunakan pajak untuk meningkatkan penerimaan dalam
membiayai berbagai fasilitas publik seperti jalan raya, sekolah, dan pertahanan nasional.
Karena pajak merupakan suatu perangkat kebijakan yang penting, dan karena pajak
memengaruhi kehidupan kita di berbagai segi.
Pajak suatu barang dapat dikenakan kepada penjual saja, pembeli saja atau kepada
keduanya, hal ini bergantung pada bagaimana kebijkan yang berlaku. Istilah yang sering
digunakan oleh para ahli dalam menunjukkan distritusi suatu beban pajak ini adalah
pembagian beban pajak (tax incidence).
Ketika suatu pajak sebesar $0,50 dipungut dari pembeli, kurva permintaan akan turun sebesar
$0,50 dari D1 ke D2. Jumlah keseimbangan turun dari 100 ke 90 dan harga keseimbangan
juga turun dari $3.00 ke $2.80. Harga yangdibayarkan pembeli (termasuk pajak) meningkat
dari $3.00 ke $3.30. Walaupun pejak dikenakan terhadap pembeli, pembeli dan penjual
berbagi beban pajak tersebut. Saat pajak dikenakan, pendapatan penjual berkurang sebesar
$0.20 untuk setiap unit produknya. Pembeli membayar harga yang lebih rendah ($2.80),
tetapi sebenarnya harga efektif termasuk pajak meningkat menjadi $3.30 maka pajak juga
menambah pembelanjaan pembeli.
Berdasarkan perbandingan dari pajak yang dikenakan terhadap penjual dan pembeli,
maka dapat diketahui bahwa pajak mempengaruhi penjual dan pembeli terlepas kepada siapa
pajak tersebut dikenakan. Pada keseimbangan baru, tampak bahwa penjual dan pembeli
sama-sama menanggung beban pajak. Perbedaannya hanyalah terletak pada siapa yang harus
membayar pajak tersebut. Mempelajari beban pajak menunjukkan bahwa pemerintah tidak
dapat dengan mudah membuat kebijakan terkait dengan distribusi beban pajak. Hal ini dapat
dilihat dari pembelajaran tentang pajak penghasilan dimana ketika pemerintah menetapkan
pajak, perusahaan harus membayar upah tenaga kerja lebih tinggi, namun pada kenyataannya,
besaran pajak yang diterima oleh tenaga kerja justru berkurang.
Reaksi perubahan harga, pendapatan, atau variabel lainnya yang dapat mempengaruhi
permintaan-penawaran dijelaskan melalui elastisitas permintaan-penawaran.
Perekonomian diatur oleh dua jenis hukum: hukum penawaran dan permintaan, dan hukum
yang ditetapkan oleh pemerintah. Pengendalian harga dan pajak merupakan hal biasa di
berbagai pasar dalam perekonomian. Kebijakan pemerintah dalam perekonomian tersebut
bertujuan untuk mempengaruhi bekerjanya mekanisme pasar, yang bertujuan mengendalikan
keseimbangan (ekuilibrium) pasar.