Anda di halaman 1dari 18

Nama : Vicky Puja Wahanawati (2214151007)

Tantowi Gunawan (2214151049)


Rhinanda Maulaya Putri (2214151060)
Esih Zinayati (2214151072)
Kelompok: 7
Tugas : Pengantar Ekonomi Hutan

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR

Jawaban:
1. a). Pengertian: Permintaan adalah jumlah produk atau jasa yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen pada suatu tingkat harga tertentu dalam jangka waktu
tertentu. Sedangkan penawaran adalah ketersediaan produk atau jasa yang
ditawarkan oleh produsen atau penjual pada tingkat harga tertentu dalam jangka
waktu tertentu. Peningkatan harga ayam dapat mempengaruhi harga hamburger
karena hamburger biasanya dibuat dari daging sapi. Jika harga ayam naik, maka
konsumen mungkin akan beralih ke hamburger sebagai alternatif, dan
permintaan untuk hamburger akan meningkat. Ini akan menyebabkan kenaikan
harga hamburger karena ada lebih banyak orang yang bersedia membayar harga
yang lebih tinggi untuk hamburger. Kurva permintaan hamburger akan bergeser
ke kanan, dan kurva penawaran hamburger tidak akan berubah. Ketika
pendapatan meningkat, maka permintaan bensin akan meningkat juga. Kurva
permintaan bensin akan bergeser ke kanan karena pada setiap tingkat harga,
konsumen akan membeli lebih banyak bensin. Namun, ketika harga minyak
mentah naik, maka biaya produksi bensin juga akan meningkat, sehingga kurva
penawaran bensin akan bergeser ke kiri. Pada ekuilibrium baru, kuantitas bensin
yang dijual akan berkurang karena kurva penawaran bensin bergeser ke kiri dan
kurva permintaan bensin bergeser ke kanan. Harga bensin pada ekuilibrium baru
akan tergantung pada seberapa besar pergeseran kedua kurva tersebut, tetapi
secara umum harga bensin akan cenderung naik.
b). Hukum: Hukum permintaan menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu
produk atau jasa, maka semakin rendah jumlah permintaan. Sedangkan hukum
penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu produk atau jasa, maka
semakin tinggi jumlah penawaran.
c). Faktor-faktor yang mempengaruhi: Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
antara lain harga, pendapatan konsumen, preferensi konsumen, harga produk atau
jasa terkait, dan faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi dan demografi.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran antara lain harga, biaya
produksi, teknologi produksi, persediaan bahan baku, persaingan, dan faktor-
faktor lain seperti regulasi pemerintah dan kondisi ekonomi.
d). Kurvanya: Kurve permintaan menunjukkan hubungan antara harga dan jumlah
permintaan, dan cenderung menurun dari kiri ke kanan karena hukum permintaan.
Kurva penawaran menunjukkan hubungan antara harga dan jumlah penawaran,
dan cenderung meningkat dari kiri ke kanan karena hukum penawaran. Kedua
kurva ini memperlihatkan hubungan yang berbanding terbalik antara harga dan
jumlah yang diminta atau ditawarkan.

Gambar 1.Kurva Penawaran Roti Cokelat.


Gambar 2. Kurva Permintaan.

2. Perbedaannya yaitu:"Changes in quantity demanded" merujuk pada perubahan


jumlah barang atau jasa yang diminta oleh konsumen yang terjadi karena perubahan
harga produk. Perubahan ini terjadi pada titik-titik yang berbeda pada kurva
permintaan. Ketika harga suatu produk naik, maka jumlah yang diminta oleh
konsumen akan turun, dan ketika harga turun, maka jumlah yang diminta akan naik.
Perubahan ini dikenal dengan "changes in quantity demanded". Sedangkan "shift in
demand curve" terjadi ketika faktor lain selain harga yang mempengaruhi perilaku
konsumen berubah. Faktor-faktor ini dapat berupa perubahan pendapatan konsumen,
selera konsumen, harga barang pengganti, atau faktor-faktor lain yang
mempengaruhi keputusan konsumen. Jika terdapat perubahan dalam faktor-faktor
ini, maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri atau ke kanan, dan akan terjadi
perubahan jumlah yang diminta pada setiap titik harga.
Perbedaan antara "changes in quantity supplied" dan "shift in supply curve" adalah
yaitu: "Changes in quantity supplied" merujuk pada perubahan jumlah barang atau
jasa yang diproduksi oleh produsen yang terjadi karena perubahan harga produk.
Perubahan ini terjadi pada titik-titik yang berbeda pada kurva penawaran. Ketika
harga suatu produk naik, maka jumlah yang ditawarkan oleh produsen akan naik, dan
ketika harga turun, maka jumlah yang ditawarkan akan turun. Perubahan ini dikenal
dengan "changes in quantity supplied". Sedangkan "shift in supply curve" terjadi
ketika faktor lain selain harga yang mempengaruhi produksi barang atau jasa
berubah. Faktor-faktor ini dapat berupa perubahan teknologi produksi, biaya
produksi, faktor-faktor lingkungan, atau faktor-faktor lain yang mempengaruhi
keputusan produsen. Jika terdapat perubahan dalam faktor-faktor ini, maka kurva
penawaran akan bergeser ke kiri atau ke kanan, dan akan terjadi perubahan jumlah
yang ditawarkan pada setiap titik harga.

Gambar 3. Changes in quantity demanded dan shift in demand curve

Gambar 4. Changes in quantity supplied and shift supply curve.

3. Individual demand adalah jumlah produk atau layanan yang diminta oleh satu
konsumen tunggal pada suatu tingkat harga tertentu, sedangkan market demand
adalah jumlah produk atau layanan yang diminta oleh semua konsumen di pasar pada
tingkat harga tertentu.
Perbedaan antara individual demand dan market demand terlihat pada skala dan
jumlah konsumen yang terlibat. Individual demand hanya mencakup satu konsumen
tunggal, sedangkan market demand mencakup seluruh konsumen di pasar. Sementara
itu, individual supply adalah jumlah produk atau layanan yang ditawarkan oleh satu
produsen tunggal pada suatu tingkat harga tertentu, sedangkan market supply adalah
jumlah produk atau layanan yang ditawarkan oleh semua produsen di pasar pada
tingkat harga tertentu. Perbedaan antara individual supply dan market supply terlihat
pada skala dan jumlah produsen yang terlibat. Individual supply hanya mencakup
satu produsen tunggal, sedangkan market supply mencakup seluruh produsen di
pasar.

4. Anggaplah kurva permintaan dan penawaran untuk telur di Amerika Serikat


ditunjukkan dengan persamaan berikut ini:
Qd = 100 -2P
Qs = 10 + 40P
Dimana Qd = jutaan lusin telur yang akan dibeli oleh warga Amerika.
Qs = jutaan lusin telur yang akan cenderung dijual oleh pertanian AS tiap tahun
P = harga per lusin telur.
a). P = $0,5
Qd = 100-20P = 100-20. 0,5 = 100-10 = 90
Qs = 10 + 40P = 10 + 40. 0,5 = 10 +20 = 30
P = $1,00
Qd= 100-20P = 100-20. 1 = 100-20 = 80
Qs = 10 + 40P = 10 + 40. 1 = 10+40 = 50
P = $1,50
Qd = 100-20P = 100-20. 1,5 = 100-30 = 70
Qs= 10+40P = 18 +40. 1,5 = 10+60 = 70
P=2,00
Qd = 100-20P = 100-20. 2 = 100-40 = 60
Qs = 10+40P = 10+40. 2 = 10+80 = 90
P= $ 2,50
Qd = 100-20P = 100-20. 2,5 = 100-50 = 50
Qs= 10 +40P = 10 + 20. 2,5 = 10 +100 = 110
b). Dari tabel, dapat dilihat bahwa harga ekuilibrium berada pada harga $1,50 dengan
kuantitas = 70
c). Grafik kurva permintaan dan penawaran

5. Misalnya permintaan dan penawaran telur pada berbagai harga di dalam suatu pasar
adalah sebagai berikut
a). Tingkat harga berapakah keseimbangan di pasar tercapai

Chart Title
3000

2500

2000

1500

1000

500

100 120 140 160 180 200

Permintaan Penawaran

Tingkat keseimbangan pada harga $140 pada transaksi 700


b). Terjadi kelebihan permintaan (excess demand) sebanyak 500 (900-400)
c). Terjadi kelebihan penawaran (excess supply) sebanyak 1450 (1600-150)
d). Apabila pendapatn masyarakat bertambah, maka permintaan bertambah, sehingga
kurva permintaan bergeser ke kanan

6. Keseimbangan di pasar terjadi saat jumlah yang diminta konsumen sama banyaknya
dengan yang ditawarkan produsen, atau terjadi saat Qs = Qd atau Ps = Pd
Dalam soal diketahui;
- Fungsi permintaan adalah Qd = 40 - P
- fungsi penawaran adalah Qs = -50 + 4P
harga keseimbangan terjadi saat Qs = Qd, yaitu
-50 + 4P = 40 - P
4P + P = 40 + 50
5P = 90
P = 18 --> harga keseimbangan di pasar
Kemudian kita substitusikan P = 18 ke fungsi permintaan atau penawaran untuk
menemukan kuantitas keseimbangan
Q = 40 - P
Q = 40 - 18
Q = 22 --> kuantitas keseimbangan di pasar
Derngan demikian, keseimbangan di pasar terjadi saat Q = 22 dan P = 18
Berikutnya, untuk menggambarkan kondisi keseimbangan permintaan dan
penawaran dari fungsi di atas dalam grafik (secara manual) adalah dengan mencari
titik potong di sumbu datar (Q) dan di sumbu tegak (P).
Fungsi permintaan Qd = 40 - P
titik potong di sumbu Q terjadi saat P = 0, maka Q = 40. Titik koordinatnya adalah
(40, 0)

titik potong di sumbu P terjadi saat Q = 0, maka P = 40. Titik koordinatnya adalah
(0, 40)

Kita petakan dua titik koordinat di atas dalam diagram kartesius kemudian
hubungkan dengan garis lurus sehingga membentuk kurva permintaan
Fungsi Penawaran Qs = -50 + 4P
titik potong di sumbu Q terjadi saat P = 0, maka Q = -50. Titik koordinatnya adalah
(-50, 0)
titik potong di sumbu P terjadi saat Q = 0, maka P = 12,5. Titik koordinatnya adalah
(0, 12,5)
Kita petakan dua titik koordinat di atas dalam diagram kartesius kemudian
hubungkan dengan garis lurus sehingga membentuk kurva Penawaran.
Setelah kurva permintaan dan penawaran dibuat, kedua kurva tersebut akan
berpotongan saat Q = 22 dan P = 18.

7. Ilustrasikanlah hal berikut dengan kurva permintaan dan penawaran :

a). Pemerintah federal “mendukung” harga gandum dengan membayar petani untuk
tidak menanam gandum pada sebagian bidang tanah mereka. Kurva penawaran
akan bergeser ke kiri karena sebagian petani tidak akan menanam gandum,
sehingga jumlah gandum yang ditawarkan akan berkurang. Hal ini dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
b). Peningkatan harga ayam dapat mempengaruhi harga hamburger karena hamburger
biasanya dibuat dari daging sapi. Jika harga ayam naik, maka konsumen mungkin
akan beralih ke hamburger sebagai alternatif, dan permintaan untuk hamburger
akan meningkat. Ini akan menyebabkan kenaikan harga hamburger karena ada
lebih banyak orang yang bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk
hamburger. Kurva permintaan hamburger akan bergeser ke kanan, dan kurva
penawaran hamburger tidak akan berubah.

c). Ketika pendapatan meningkat, maka permintaan bensin akan meningkat juga.
Kurva permintaan bensin akan bergeser ke kanan karena pada setiap tingkat
harga, konsumen akan membeli lebih banyak bensin. Namun, ketika harga
minyak mentah naik, maka biaya produksi bensin juga akan meningkat, sehingga
kurva penawaran bensin akan bergeser ke kiri. Pada ekuilibrium baru, kuantitas
bensin yang dijual akan berkurang karena kurva penawaran bensin bergeser ke
kiri dan kurva permintaan bensin bergeser ke kanan. Harga bensin pada
ekuilibrium baru akan tergantung pada seberapa besar pergeseran kedua kurva
tersebut, tetapi secara umum harga bensin akan cenderung naik.
8. Dalam pasar beras yang bersifat kompetitif ditemui jumlah barang yang diminta dan
ditawarkan sebesar 20.000 kg dan tingkat harga pasar beras tersebut Rp 5.000,-.
a). Berdasarkan informasi tersebut, kita dapat menggambarkan keseimbangan harga
pasar beras sebagai berikut:

Keseimbangan terjadi pada titik di mana kurva permintaan dan kurva penawaran
bertemu. Dalam hal ini, kuantitas yang diminta dan ditawarkan sama besar, yaitu
20.000 kg, dan harga pasar beras tersebut adalah Rp 5.000,-.
b). Jika terjadi bencana alam yang banyak menelan korban penduduk, maka hal
tersebut dapat mengganggu pasokan beras. Jika pasokan beras berkurang, maka
kurva penawaran akan bergeser ke kiri, seperti yang ditunjukkan pada gambar di
bawah ini:

Dalam hal ini, kuantitas yang diminta akan tetap sama, tetapi kuantitas yang
ditawarkan akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan kenaikan harga pasar
beras.
c). Jika terjadi kegagalan panen, maka hal tersebut dapat mengurangi pasokan beras
secara signifikan. Jika pasokan beras menurun, kurva penawaran akan bergeser ke
kiri, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Dalam hal ini, kuantitas yang diminta akan tetap sama, tetapi kuantitas yang
ditawarkan akan berkurang drastis. Hal ini akan menyebabkan kenaikan harga
pasar beras secara signifikan. Jika kenaikan harga terlalu tinggi, maka permintaan
beras dapat turun sebagai respons atas kenaikan harga. Hal ini dapat menghasilkan
pergeseran kembali pada kurva permintaan beras.

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PENAWARAN

1. Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan


Ada lima jenis koefisien elastisitas harga pada permintaan, yaitu elastis, inelastis,
elastis uniter, elastis sempurna, dan inelastis sempurna.
1). Elastis adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar
daripada persentase perubahan harga atau jika nilai koefisien > 1, biasanya terdapat
pada barang-barang yang memiliki tingkat substitusi banyak sseperti pada barang
elektronik (televisi dan telepon seluler).
2). Inelastis adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil
daripada persentase perubahan harganya (nilai koefisien < 1), biasanya terdapat pada
barang yang tidak memiliki banyak substitusi, misalnya garam.
3). Elastis uniter adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta sama
dengan persentase perubahan harganya (nilai koefisien = 1), terdapat pada sebagian
barang elektronik, misalnya VCD player dan DVD player.
4). Elastis sempurna adalah harga tidak berubah, tetapi jumlah yang diminta berubah.
Contohnya harga garam dan harga bensin.
5). Inelastis sempurna, adalah berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan
berpengaruh terhadap jumlah barang dan jasa yang diminta, contohnya harga beras.
Jenis-Jenis Elastisitas Penawaran
Sama seperti permintaan, terdapat lima jenis koefisien elastisitas harga pada penawaran,
yaitu:
a. Elastis, jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih besar
dari pada persentase perubahan harga, atau jika nilai koefisien >1.
b. Inelastis, jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih kecil
dari pada persentase perubahan harganya (nilai koefisien < 1).
c. Elastis uniter, jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan sama
dengan persentase perubahan harganya (nilai koefisien = 1).
d. Elastis sempurna, jika harga tidak berubah sedangkan jumlah yang ditawarkan
berubah.
e. Inelastis sempurna, jika perubahan harga tidak mampu mengubah jumlah yang
ditawarkan.
Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan
a. Ketersediaan Barang Substitusi
Semakin banyak dan semakin baik barang substitusi, maka elastisitas
permintaannya akan cenderung semakin besar.
b. Jumlah Penggunaan Barang dan Jasa
Semakin besar jumlah penggunaan barang dan jasa, akan semakin besar
elastisitas permintaannya.
c. Pengeluaran atas Barang dan Jasa
Semakin besar persentase pendapatan yang digunakan untuk pengeluaran barang
dan jasa, maka elastisitas permintaannya cenderung semakin besar.
d. Intensitas Kebutuhan
Jika kebutuhan akan suatu barang dan jasa sangat besar, kenaikan harga sedikit
sekali pengaruhnya terhadap permintaan.

e. Masa Penyesuaian
Semakin lama periode yang diperlukan bagi penyesuaian jumlah barang dan jasa
yang diminta, maka permintaannya cenderung semakin elastis. Hal ini
disebabkan karena konsumen memerlukan waktu untuk mempelajari pergerakan
harga-harga baru.
f. Pendapatan konsumen
Semakin tinggi pendapatan konsumen maka, jumlah barang dan jasa yang akan
dibeli akan semakin meningkat.
Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Penawaran
a. Jumlah Persediaan
Apabila perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah besar, kurva
penawaran akan lebih elastis karena dapat segera memasoknya ke pasar jika ada
permintaan dari masyarakat.
b. Mobilitas Faktor Produksi
Faktor produksi dikatakan memiliki mobilitas yang tinggi apabila mudah
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Jika faktor produksi memiliki
mobilitas tinggi, produsen dapat menyesuaikan kapasitas produksinya (besarnya
produksi) sehingga penawaran lebih elastis.
c. Jangka Waktu Produksi
Jangka waktu berproduksi sangat memengaruhi elastisitas penawaran barang.
Penawaran barang hasil industri akan berbeda dengan hasil pertanian.
d. Daya Tahan Penyimpanan
Produk-produk yang memiliki daya tahan lebih singkat seperti makanan, hasil
pertanian, umumnya lebih inelastis. Akan tetapi, produk dengan daya tahan lebih
lama seperti kulkas, mesin jahit, kompor gas cenderung lebih elastis.
2. Nilai Ed dan Es menggunakan rumus titik tengah dengan elastisitas busur
Es = ∆𝑄 x 𝑃
∆ 𝑄
19000−3000 700
Es = 1000−700 x 3000
16000 7
Es = 300 x 30
Es = 1 - > Permintaan uniter
Ed = ∆𝑄 x 𝑃
∆ 𝑄
21000−10000 700
Ed = 1000−700 x 10000
Ed = 2,56
8000−3000 700
Es = 1000−800 x 3000
Es = 5,83
Elastisitas permintaan adalah ukuran seberapa responsifnya permintaan terhadap
perubahan harga suatu produk atau layanan. Dalam hal ini, elastisitas permintaan
menunjukkan seberapa banyak jumlah permintaan akan berubah ketika harga produk
berubah. Jika elastisitas permintaan suatu produk atau layanan lebih besar dari satu,
maka permintaan akan bersifat elastis. Artinya, ketika harga turun, permintaan akan
naik secara signifikan dan sebaliknya, ketika harga naik, permintaan akan turun
secara signifikan. Dalam hal ini, jika penjual menurunkan harga, maka jumlah
penjualan akan meningkat secara signifikan, karena permintaan yang responsif
terhadap harga. Sebaliknya, jika elastisitas permintaan suatu produk atau layanan
kurang dari satu, maka permintaan akan bersifat tidak elastis. Artinya, perubahan
harga tidak akan memiliki dampak signifikan pada jumlah permintaan. Dalam hal ini,
ketika penjual menurunkan harga, jumlah penjualan mungkin tidak akan meningkat
secara signifikan. Dengan demikian, jika elastisitas permintaan suatu produk atau
layanan lebih besar dari satu, maka ketika harga turun, permintaan naik, dan
penjualan meningkat. Namun, jika elastisitas permintaan kurang dari satu, perubahan
harga mungkin tidak memiliki dampak signifikan pada penjualan.

3. Untuk menghitung elastisitas silang permintaan, kita perlu menggunakan rumus:


Elastisitas Silang Permintaan = (Persentase Perubahan Jumlah Permintaan Barang A
/ Persentase Perubahan Harga Barang B)
Dalam kasus ini, barang A adalah daging ayam dan barang B adalah daging sapi.
Perubahan harga daging sapi = (2,75 - 2,20) / 2,20 = 0,25 atau 25%
Persentase perubahan jumlah daging ayam yang diminta = (1800-1200) / 1200 = 0,5
atau 50%. Elastisitas Silang Permintaan = 50% / 25% = 2. Dari hasil perhitungan di
atas, kita dapat mengetahui bahwa elastisitas silang permintaan antara daging sapi
dan daging ayam adalah 2. Artinya, setiap kenaikan 1% dalam harga daging sapi
akan mengakibatkan peningkatan 2% dalam jumlah permintaan daging ayam.
Interpretasi dari hasil ini adalah bahwa daging sapi dan daging ayam adalah barang
substitusi yang cukup dekat, karena ketika harga daging sapi naik, jumlah permintaan
daging ayam meningkat. Ini menunjukkan bahwa konsumen memiliki fleksibilitas
dalam memilih antara kedua barang tersebut ketika harga salah satunya berubah..
Sebagai contoh, jika harga daging sapi naik secara signifikan, maka konsumen
cenderung beralih ke daging ayam sebagai alternatif yang lebih terjangkau. Hal ini
dapat membantu menjaga stabilitas permintaan daging ayam bahkan ketika harga
daging sapi naik. Sebaliknya, jika harga daging sapi turun, maka permintaan daging
ayam mungkin akan turun karena konsumen cenderung memilih daging sapi sebagai
alternatif yang lebih terjangkau.

4 (a). Dengan menggunakan data yang diberikan, kita dapat menghitung perubahan
persentase dalam jumlah diminta dan harga sebagai berikut:
Jumlah Barang diminta:
Perubahan jumlah diminta dari 0 ke 10: ((10-0)/0,5) x 100% = 200%
Perubahan jumlah diminta dari 10 ke 20: ((20-10)/15) x 100% = 66,67%
Perubahan jumlah diminta dari 20 ke 30: ((30-20)/25) x 100% = 40%
Harga Barang:
Perubahan harga dari 6 ke 4: ((4-6)/5) x 100% = -40%
Perubahan harga dari 4 ke 2: ((2-4)/3) x 100% = -66,67%
Perubahan harga dari 2 ke 0: ((0-2)/1) x 100% = -200%
Setelah mengetahui persentase perubahan jumlah diminta dan harga, kita dapat
menggunakan rumus untuk menghitung elastisitas permintaan untuk setiap
perubahan harga:
Elastisitas permintaan dari 6 ke 4: (66,67% / -40%) = -1,67
Elastisitas permintaan dari 4 ke 2: (40% / -66,67%) = -0,6
Elastisitas permintaan dari 2 ke 0: (20% / -200%) = -0,1
(b). Hubungan antara elastisitas permintaan dan penjualan adalah sebagai berikut:
Jika elastisitas permintaan lebih besar dari -1, maka permintaan dianggap elastis
terhadap perubahan harga. Artinya, perubahan harga akan berdampak signifikan pada
permintaan barang. Dalam hal ini, jika harga naik, jumlah permintaan akan turun
secara signifikan, sehingga penjualan akan menurun. Sebaliknya, jika harga turun,
jumlah permintaan akan meningkat secara signifikan, sehingga penjualan akan
meningkat.
Jika elastisitas permintaan sama dengan -1, maka permintaan dianggap unit elastis
terhadap perubahan harga. Artinya, perubahan harga akan memiliki dampak yang
sama dengan perubahan jumlah permintaan. Dalam hal ini, jika harga naik sebesar x
%, jumlah permintaan akan turun sebesar x%, sehingga penjualan akan tetap sama.
Sebaliknya, jika harga turun sebesar x%, jumlah permintaan akan meningkat sebesar
x%, sehingga penjualan akan tetap sama.
Jika elastisitas permintaan kurang dari -1, maka permintaan dianggap inelastis
terhadap perubahan harga. Artinya, perubahan harga akan berdampak kecil pada
permintaan barang. Dalam hal ini, jika harga naik, jumlah permintaan akan turun
sedikit, sehingga penjualan akan turun sedikit. Sebaliknya, jika harga turun, jumlah
permintaan akan meningkat sedikit, sehingga penjualan akan meningkat sedikit.
Dalam kasus ini, kita dapat melihat bahwa elastisitas permintaan pada setiap
perubahan harga memiliki nilai yang berbeda. Dengan demikian, dapat diartikan
bahwa permintaan barang terhadap perubahan harga adalah elastis pada saat harga
tinggi (dari 6 ke 4), unit elastis pada saat harga sedang (dari 4 ke 2), dan inelastis
pada saat harga rendah (dari 2 ke 0).
Dalam hal penjualan, jika penjual ingin meningkatkan penjualan, maka strateginya
adalah menurunkan harga barang ketika elastisitas permintaan lebih besar dari -1
(permintaan elastis dan unit elastis). Hal ini akan memicu peningkatan permintaan
barang dan pada gilirannya meningkatkan penjualan.
Namun, jika harga sudah cukup rendah sehingga elastisitas permintaan menjadi
inelastis (kurang dari -1), maka menurunkan harga barang akan memiliki dampak
yang tidak signifikan terhadap penjualan. Dalam hal ini, strateginya adalah
meningkatkan kualitas produk atau menawarkan fitur baru yang dapat meningkatkan
nilai produk, sehingga konsumen lebih tertarik untuk membeli produk tersebut
dengan harga yang stabil.

5. (a) Untuk menghitung elastisitas harga, elastisitas silang, dan elastisitas pendapatan
dari fungsi permintaan terhadap barang X, kita dapat menggunakan rumus-rumus
berikut:
Elastisitas harga (Ep) = (% perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga)
= [(Q2 - Q1) / (Q2 + Q1) / 2] / [(P2 - P1) / (P2 + P1) / 2]
Di mana:
Q1 = 1-2Px+3PY+½M pada Px = 6, Py = 5, dan M = 4
P1 = 6
Q2 = 1-2(6 - 1%) + 3(5) + ½(4) = 3
P2 = 6 - 1% x 6 = 5.94

Maka:
Ep = [(3 - 1) / (3 + 1) / 2] / [(5.94 - 6) / (5.94 + 6) / 2]
= -1.67
Elastisitas silang (Exy) = (% perubahan kuantitas diminta X / % perubahan harga Y)
= [(Q2x - Q1x) / (Q2x + Q1x) / 2] / [(P2y - P1y) / (P2y + P1y) / 2]
Di mana:
Q1x = 1-2Px+3PY+½M pada Px = 6, Py = 5, dan M = 4
P1y = 5
Q2x = 1-2(6) + 3(5 + 1%) + ½(4) = 6.5
P2y = 5 + 1% x 5 = 5.05
Maka:
Exy = [(6.5 - 1) / (6.5 + 1) / 2] / [(5.05 - 5) / (5.05 + 5) / 2]
= 0.5
Elastisitas pendapatan (Em) = (% perubahan kuantitas diminta / % perubahan
pendapatan)
= [(Q2 - Q1) / (Q2 + Q1) / 2] / [(M2 - M1) / (M2 + M1) / 2]
Di mana:
Q1 = 1-2Px+3PY+½M pada Px = 6, Py = 5, dan M = 4
M1 = 4
Q2 = 1-2(6) + 3(5) + ½(4 + 1%) = 3.5
M2 = 4 + 1% x 4 = 4.04
Maka:
Em = [(3.5 - 1) / (3.5 + 1) / 2] / [(4.04 - 4) / (4.04 + 4) / 2]
= 0.71

(b) Koefisien elastisitas yang dihasilkan menggambarkan sensitivitas kuantitas


permintaan terhadap perubahan harga, harga barang lain, dan pendapatan. Nilai
elastisitas harga (-1.67) menunjukkan bahwa kuantitas permintaan barang X sangat
sensitif terhadap perubahan harga, yaitu dengan setiap penurunan harga sebesar 1%,
kuantitas permintaan akan meningkat sebesar 1.67%. Nilai elastisitas silang (0.5)
menunjukkan bahwa barang X dan Y adalah barang yang berkaitan, tetapi
hubungannya tidak terlalu erat. Artinya, kenaikan harga barang Y sebesar 1% hanya
akan menyebabkan penurunan kuantitas permintaan barang X sebesar 0.5%. Nilai
elastisitas pendapatan (0.71) menunjukkan bahwa barang X adalah barang normal,
karena kenaikan pendapatan sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan kuantitas
permintaan barang X sebesar 0.71%.
Dalam konteks bisnis, koefisien elastisitas yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan harus berhati-hati dalam menentukan harga, karena perubahan harga
dapat mempengaruhi penjualan secara signifikan. Koefisien elastisitas yang rendah
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak kebebasan dalam
menentukan harga, karena perubahan harga tidak akan berdampak besar pada
penjualan. Selain itu, elastisitas silang dapat memberikan informasi kepada
perusahaan tentang seberapa erat hubungan antara barang yang mereka produksi
dengan barang yang diproduksi oleh pesaing. Sedangkan elastisitas pendapatan dapat
membantu perusahaan untuk memahami bagaimana kenaikan pendapatan konsumen
dapat mempengaruhi penjualan barang mereka.

Anda mungkin juga menyukai